Anda di halaman 1dari 62

Modul 2 Pelatihan Surveilans Gizi

KONSEP DASAR DAN ALKISAH


SURVEILANS GIZI DI INDONESIA
DAN ACEH

Dinas Kesehatan Aceh


Bidang Pelayanan Kesehatan
Seksi Gizi & KIA
MATERI DASAR 02 KONSEP SEJARAH SURVEILANS
T= 1 JPL (45 menit) GIZI DI INDONESIA DAN ACEH
Deskripsi
Dalam materi ini dibahas tentang definisi umum surveilans gizi, awal mula
perkembangan surveilans gizi, pengembangan surveilans gizi di Indonesia dan
Aceh.

I. Tujuan Pembelajaran I. Metode, Media dan Alat Bantu


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): A. Metode:
Setelah mengikuti sesi ini, peserta Ceramah Tanya Jawab
mampu memahami konsep dasar dan Curah Pendapat
sejarah perkembangan surveilans gizi B. Media dan Alat Bantu:
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):  Laptop
Peserta dapat menjelaskan konsep  LCD Projector & screen
dasar dan sejarah perkembangan  Laser Pointer
Surveilans Gizi di Indonesia dan Aceh  Pedoman Surveilans GIzi
I. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Petunjuk Pelaksanaan
Bahasan Surveilans Gizi
Konsep Dasar dan Sejarah surveilans  Modul
gizi di Indonesia dan Aceh  Bahan tayang Sejarah
Perkembangan Surveilans Gizi.
PROGRAM DAN KEGIATAN GIZI DI INDONESIA
No PROGRAM KEGIATAN
A Perilaku Sadar Gizi  Pemantauan dan kajian masyarakat tentang faktor perilaku keluarga dan komitmen masyarakat
terhadap upaya perbaikan gizi
 Menyusun strategi pemberdayaan keluarga dalam peningkatan gizi
 Menyusun strategi komunikasi (KIE) gizi
 Peningkatan kemampuan daerah (capacity building) dalam pengelolaan program
 Advokasi dan sosialisasi SERTA Kampanye Gerakan Sadar Gizi
B Pencegahan dan  Menyusun strategi nasional penanggulangan gizi mikro
Penanggulangan  Advokasi dan sosialisasi strategi
Kurang Gizi Mikro  Mengembangkan prosedur deteksi dan tata laksana kasus dan program penanggulangan
 Mengembangkan prosedur penjaringan kretin
 TOT manajemen penanggulangan
C Pencegahan dan  Menyusun strategi nasional penanggulangan gizi makro
Penanggulangan  Mengembangkan prosedur tata laksana pemantauan dan promosi pertumbuhan
Kurang Gizi Makro  Mengembangkan prosedur tata laksana KEK bumil/WUS
 Pembinaan teknis pemantauan dan promosi pertumbuhan
 Pengembangan jaga mutu tata laksana gizi kurang, berat dan ringan
 TOT manajemen penanggulangan
D Peningkatan mutu  Menyusun standar peningkatan mutu MP-ASI
konsumsi pangan  Mengembangkan teknologi tepat guna MP-ASI lokal
 Pelaksanaan TOT MP-ASI dan PP-ASI
 Advokasi dan sosialisasi penerapan legislasi PP-ASI
 Pengembangan prosedur, bimtek pemantauan dan evaluasi MP-ASI dan PP-ASI dan PGS
 Pengembangan materi dan media KIE PP-ASI, MP-ASI, PGS
 Kampanye PP-ASI, MP-ASI dan PGS
 Pengembangan pengawasan mutu pangan
 Pengembangan upaya fortifikasi pangan
 Pengembangan PUGS sebagai inti dalam pendidikan gizi
 Pembinaan penyelenggaraan makanan di institusi
E Sistem Kewaspadaan  Mengembangkan panduan sistem kewaspadaan gizi
Gizi  Mengembangkan software pengolahan dan analisis data tingkat kab/kota
 Pemantauan status gizi, melalui analisa dan pengolahan lanjut
 Pengamatan dan tindak lanjut Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi
 Sistem Informasi Pangan dan Gizi
F Peningkatan SDM  Pendidikan dan pelatihan SDM Gizi khususnya di Dati II dan Puskesmas perawatan
Tenaga Gizi  Mendorong penempatan tenaga gizi D3 di Puskesmas Perawatan

G Peningkatan dan  Kerjasama Litbang Gizi dengan Direktorat Gizi Masyarakat dalam pelaksanaan program
Pengembangan
IPTEK Gizi
Peranan, fungsi dan tugas tenaga gizi di PUSKESMAS
PERANAN
1. MELAKSANAKAN UPAYA PELAYANAN GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.
2. MEMBANTU KEPALA PUSKESMAS DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI.

FUNGSI
1. MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH GIZI
2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH GIZI
3. PENYUSUNANAN DAN PEMILIHAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
4. PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
5. MONITORING DAN EVALUASI

TUGAS POKOK
1. MENEMUKAN MASALAH GIZI YG ADA DI WILKER DENGAN CARA
A. PENGAMATAN SEDERHANA (STATISTIK SEDERHANA) D. WAWANCARA POLA MAKAN
B. PENGISIAN REGISTER PUSKESMAS DAN GIZI E. MEMBACA HASIL LABORATORIUM
C. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
2. MEMBANTU PERENCANAAN INTERVENSI GIZI
A. MEMBANTU MERENCANAKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH URUTAN PRIORITAS GIZI
B. MENYAJIKAN DATA GIZI
3. MELAKSANAKAN PELAYANAN GIZI INDIVIDUAL SESUAI PERMASALAHAN
A. UNTUK PASIEN RAWAT NGINAP B. UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
4. MELAKSANAKAN PELAYANAN GIZI DI MASYARAKAT
A. PENYULUHAN GIZI MASYARAKAT C. MELATIH KADER DI POSYANDU
B. BIMBINGAN TEKNIS GIZI DAN DIITETIKA DI POSYANDU
5. MENILAI STATUS GIZI
A. PENILAIAN ANTROPOMETRI B. MENGHITUNG PREVALENSI GIZI
6. MENILAI KONSUMSI MAKANAN
A. PENGUMPULAN DATA SURVEI KONSUMSI B. PERHITUNGAN NILAI GIZI
7. MELAKUKAN PELATIHAN KADER
Alur Informasi Pencatatan Program Gizi
di Puskesmas (PWS-GIZI)
KABUPATEN/KOTA
1. Kompilasi semua data PWS-Gizi Bulanan A. LAPORKAN SITUASI DAN HASIL ANALISIS
DAN
Sajikan dalam bentuk Tabel, grafik dan Peta BERI SARAN KE PENGAMBIL KEPUTUSAN
2. Lakukan analisis hub keadaan gizi dgn Penyakit B. SUSUN RENCANA PERBAIKAN GIZI
Sajikan dlm bentuk Tabel C. UMPAN BALIK KE PUSKESMAS DLM GAFIK
PUSKESMAS
1. Kompilasi Semua data K/S, D/S, N/D’, T , BGM, A. LAPORKAN HASIL OLAHAN KE KAB/KOTA
Cakupan Vit A, besi, bumil KEK, dlm bentuk B. HASIL KONFORMASI BGM
persen dan angka mutlak menurut desa, total Kec C. GIZI BURUK DITANGGULANGI DI PUSKESMAS
Susun Dalam bentuk tabel dan grafik. PERAWATAN, ATAU DI RUJUK
2. Konfirmasi BGM D. GIZI KURANG DGN INFEKSI , OBATI, BERI
MP-ASI
E. HASIL KONFORMASI DAN TINDAK LANJUTI
KE
POSYANDU/DESA
POSKESDES (SARANA KESEHATAN TINGKAT DESA)
1. Susun K/S, N/D’, T/D’, BGM/S, Jumlah Kasus T, A. LAPORKAN KE PUSKESMAS
Kasus BGM, menurut Posyandu dan total Desa B. DUKUNG PENYULUHAN UNTUK T DI POSYANDU
2. Buat Cakupan Vit A untuk Balita dan Bufas
3. Ukur LILA bumil, kelompokan KEK dan NON KEK
4. Hitung Bumil terima pil Besi menurut Trimester
5. Hitung bayi yg ditimbang < 24 jam dan umur 7 hari

POSYANDU LAPOR
1. Catat hasil penimbangan S, K, D, N, BGM A. LAPORKAN KE DESA
2. Catat Cakupan Vit A B. TINGKATKAN PENYULUHAN UMPAN
3. Catat bayi 0-6 bln yang diberi ASI Ekslusif BALIK
ALUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PWS GIZI

DESA TERHADAP TARGET CAKUPAN BULAN INI

MENCAPAI TARGET DIBAWAH TARGET

ADA KEMAJUAN TIDAK ADA KEMAJUAN ADA KEMAJUAN TIDAK ADA KEMAJUAN
CAKUPAN BULAN INI CAKUPAN BULAN INI CAKUPAN BULAN INI CAKUPAN BULAN INI

BAIK KURANG
BAIK KURANG

PENENTUAN FAKTOR PENENTUAN FAKTOR


PENYEBAB PENYEBAB

ALTERNATIF TINDAK LANJUT ALTERNATIF TINDAK LANJUT ALTERNATIF TINDAK LANJUT ALTERNATIF TINDAK LANJUT

-. Pola yg sama diteruskan -. Peningkatan Koord. -. Evaluasi upaya yg telah


-. Pengerakan Masy. -. Analisis Sebab Akibat Lintas Sektoral dilakukan
-. Kesiapan Petugas -. Tingkatkan Promosi & -. Pengerakan Masy -. Tingkatkan promosi &
-. Koord. Lintas Sektoral Penyuluhan via TOMA Penyuluhan melalui PKK
-. Pola yg sama -. Pola yg sama di Dasawisma, Kader, Wirid
Diterapkan di desa lain Teruskan -. Pengerakan Massa oleh
Camat/Lurah
-. Pengumuman Jadual
Posyandu
Konsep dasar survailans gizi
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

FOKUS PRIORITAS DAMPAK SASARAN


PRIORITAS BIDANG

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi


dan balita
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular
serta penyakit tidak menular,
diikuti penyehatan lingkungan
4. Pengembangan sumber daya
manusia kesehatan Peningkatan
Peningkatan Peningkata Kualitas
5. Peningkatan ketersediaan, Akses dan SDM
keterjangkauan, pemerataan, n Umur (HDI,
Kualitas
keamanan, mutu dan Harapan IPKM )
Pelayanan
penggunaan obat serta Kesehatan Hidup
pengawasan obat dan makanan
6. Pengembangan sistem jaminan
pembiayaan kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan bencana dan
krisis kesehatan
8. Peningkatan pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan
tersier

8
PENGERTIAN
Survei, surveilans, assesment, evaluation

Mengumpulkan data/informasi
pada waktu tertentu

1 survey
Pengamatan secara teratur dan
terus menerus thp masalah gizi
2 SURVEILANS dlm masyarakat utk pencegahan
dan penanggulangannya

3 Assessment Pengkajian atas informasi/data


Sbg awal meneliti keadaan
secara seksama

4 Evaluation
Proses pengukuran keberhasilan
Suatu kegiatan berdasarkan
kriteria tertentu
Surveilans
(Jenis Penyelenggaraan)

Surveilans Epidemiologi

Khusus Terpadu

Analisis
Surveilans
(Jenis Penyelenggaraan)

Surveilans Epidemiologi

Pasif Aktif

Analisis
Surveilans
Surveilans Pasif : Surveilans Aktif :
• Unit surveilans • unit surveilans melakukan
epidemiologi membiarkan skreening dari rumah ke
penderita melaporkan diri rumah, sehingga tidak ada
pada klinik/RS/unit pela- satupun kasus yang lepas
yanan yang berfungsi se- dari pendataan
bagai unit-unit surveilans • Unit surveilans
terdepan dalam pengum- mendatangi setiap unit
pulan data surveilans sumber data untuk
• Unit surveilans epidemio- meminta data surveilans
logi membiarkan klinik/ epidemiologi yang
RS/unit pelayanan dibutuhkan sehingga
sebagai unit surveilans tidak ada satupun sumber
terdepan melaporkan data data yang tidak terekam
surveilans yang ada datanya
ditempatnya
Surveilans Pasif
• Adalah pasif dalam pengumpulan atau pelaporan
data surveilans epidemiologi, bukan pada analisis
maupun pada diseminasi informasi
epidemiologinya
• Data kelengkapan laporan menjadi wajib
dilakukan agar kuantitas dan kualitas datanya tetap
terjaga atau terukur
• Kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan
unit sumber data, bukan pada unit surveilans di
Kabupaten/Kota atau di Propinsi
Surveilans Rutin Terpadu (SRT)
(Jenis Penyelenggaraan)

• SRT P2M Berbasis Puskesmas


• SRT P2M Berbasis Rumah sakit
• SRT P2M Berbasis Laboratorium
• SRT P2M Berbasis Sentinel Puskesmas
• SRT P2M Berbasis Sentinel Rumah Sakit
• Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular Berbasis 60 Rumah Sakit di
Indonesia
Penelitian 
• Surveilans Berbasis Data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT)
• Surveilans Berbasis Penelitian-penelitian,
misalnya penelitian campak yang dilakukan
dengan berbagai jenis penelitian, baik
penelitian deskriptif, vaksin, efek samping
dsb.
• Surveilans KLB berdasarkan hasil-hasil
investigasi KLB penyakit - keracunan, serta
bencana.
Kelemahan Data Surveilans
• Definisi kasus tidak
sama
• Tidak representatif
• Tidak semua data
dilaporkan
• Duplikasi
• Salah tulis
1997 1998 1999 2000 • Tidak tepat waktu
Surveilans Pasif
Indikator Umum

• Kelengkapan 90 %
• Ketepatan 80 %
• Kesamaan definisi  diagnosis
• Kebenaran data yang tinggi  salah
kolom, data sebenarnya
Surveilans Pasif
Memperbesar Kelengkapan Data
• Surveilans yang sederhana
• Manfaat yang besar di tingkat
operasional
• Umpan balik yang efisien
• Supervisi dan pertemuan berkala untuk
asistensi dan validasi data
• Dukungan politik, dana dan saranan
• Perbaikan data terus menerus
Surveilans Pasif
Koreksi Data Untuk Analisis
• Penyesuaian kepada kelengkapan 100 %
• Menguji dengan data pada surveilans
sentinel
• Menguji dengan hasil penelitian
• Menguji dengan data pada surveilans aktif
• Menguji dengan data kunjungan penderita
pada sumber data
• Menguji dengan data Kabupaten/Kota/
Propinsi yang memiliki kelengkapan laporan
yang tinggi
PENGERTIAN SURVAILANS GIZI

PROSES PENGAMATAN BERBAGAI MASALAH YANG


BERKAITAN DENGAN UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
SECARA TERUS MENERUS
(DALAM SUASANA NORMAL MAUPUN DARURAT)

TUJUAN

MEMPEROLEH INFORMASI AKURAT TENTANG KEADAAN GIZI


PENDUDUK SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
SEBAGAI LANDASAN MERUMUSKAN KEBIJAKSANAAN,
MERANCANG DAN MENGELOLA PROGRAM GIZI
KEPENTINGAN SURVAILANS GIZI

1. MERUPAKAN BASIS YANG KUAT MENYUSUN SUATU PERENCANAAN


PROGRAM GIZI TERUTAMA DALAM HAL PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN  realistik
2. ALAT EVALUASI DARI SUATU PEMBERANTASAN MASALAH GIZI
3. MEMONITOR WABAH  PENGAWASAN, PENGENDALIAN &
MONITORING PROGRAM GIZI
4. MERAMALKAN TENTANG HAL-HAL YANG AKAN DATANG
 KECENDRUNGAN SUATU WABAH.
KOMPONEN PRAKTEK SURVAILANS GIZI
DI MASYARAKAT
1. UNSUR KOMPONEN SURVAILANSNYA
#. SURVAILANS
#. RISET : EPIDEMIOLOGI, LABORATORIUM, PERILAKU
#. PELAYANAN (SERVIS) GIZI KE MASYARAKAT
DAN EVALUASI PROGRAM
#. PELATIHAN
2. KOMPONEN DIATAS HARUS SALING MENUNJANG SATU SAMA LAIN.
3. DATA SURVAILANS HARUS DIGUNAKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISET DAN
KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN.
TUJUAN DATA SURVAI GIZI MENDUKUNG
SURVAILANS GIZI
1. MENILAI STATUS GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
2. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
3. MEMANTAU DAN MENGEVALUASI PROGRAM GIZI
4. MELAKSANAKAN RISET
 MENYEDIAKAN ESTIMASI KUANTITATIF BESARNYA MASALAH
 POTRET FRIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
 MENDETEKSI EPIDEMIK
 DOKUMENTASI DISTRIBUSI & PENYEBARAN SUATU PERISTIWA
5. MENGIDENTIFIKASI MASALAH GIZI
TUJUAN DATA SURVAI GIZI MENDUKUNG
SURVAILANS GIZI (lanjutan)
6. PENGUJIAN HIPOTESIS
7. MENGUKUR PENILAIAN PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN MASALAH
GIZI
8. MEMANTAU PERUBAHAN DALAM AGENT PENYAKIT GIZI
9. MENDETEKSI PERUBAHAN DALAM PRAKTEK GIZI & KESEHATAN
MASYARAKAT
10. PERENCANAAN
#. DATA JUMLAH DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK SASARAN
#. MEMBANTU PETUGAS KESEHATAN DALAM MERENCANAKAN AKTIVITAS
PELAYANAN KESEHATAN YANG TEPAT, TERKONTROL DAN PENGENDALIAN
UNTUK POPULASI YANG BARU.
Konsep dasar survailans gizi
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

FOKUS PRIORITAS DAMPAK SASARAN


PRIORITAS BIDANG

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi


dan balita
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular
serta penyakit tidak menular,
diikuti penyehatan lingkungan
4. Pengembangan sumber daya
manusia kesehatan Peningkatan
Peningkatan Peningkata Kualitas
5. Peningkatan ketersediaan, Akses dan SDM
keterjangkauan, pemerataan, n Umur (HDI,
Kualitas
keamanan, mutu dan Harapan IPKM )
Pelayanan
penggunaan obat serta Kesehatan Hidup
pengawasan obat dan makanan
6. Pengembangan sistem jaminan
pembiayaan kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan bencana dan
krisis kesehatan
8. Peningkatan pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan
tersier

26
PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI
SAAT INI
No Jenis Kegiatan Sasaran Frekuensi
1. Pemantauan pertumbuhan Anak balita Setiap bulan

2. Pemantauan status gizi Balita 1 x setahun

3. Gangguan pertumbuhan pada anak Anak sekolah dasar 5 tahun sekali


usia masuk sekolah (TBABS)
4. Pemantauan konsumsi gizi Rumah tangga 3 tahun sekali

5. Pengukuran IMT Orang dewasa 3 tahun sekali


perkotaan
6. Pemantauan konsumsi garam 1. Desa 6 bulan seklai
beryodium 2. Kabupaten Setiap tahun
(Susenas)
7. Survei GAKY Kecamatan 5 tahun sekali
Sasaran Kegiatan Pembinaan Gizi
Rencana Kerja
Pembinaan Gizi 2015-2019 RPJMN 2015-2019
Rencana Strategis
1. Balita gizi buruk yang mendapat
perawatan
Kemenkes 2015-2019 1. Menurunnya prevalensi
2. Balita ditimbang berat badannya anemia pada ibu hamil (28%)
3. Bayi usia kurang dari 6 bulan 1. Ibu hamil KEK mendapat 2. Menurunnya bayi dengan
mendapat ASI Eksklusif
4. Rumah tangga mengonsumsi garam makanan tambahan Berat Badan Lahir Rendah
beriodium (95%) (BBLR) (8%)
5. Balita 6-59 bulsn mendapat kapsul 3. Meningkatnya persentase
vitamin A
2. Ibu hamil mendapat
6. Ibu hamil mendapat TTD min 90 TTD 90 tablet selama bayi usia kurang dari 6 bulan
tablet yang mendapat ASI eksklusif
masa kehamilan (98%)
7. Ibu hamil KEK mendapat makanan (50%)
tambahan 3. Bayi usia < 6 bulan 4. Menurunnya prevalensi
8. Balita kurus mendapat makanan mendapat ASI eksklusif kekurangan gizi
tambahan
9. Remaja putri mendapat TTD (50%) (underweight) pada anak
10. Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 4. Bayi baru lahir balita (17%)
11. Bayi baru lahir mendapat IMD
12. Bayi dengan BBLR mendapat IMD (50%) 5. Menurunnya prevalensi
13. Balita mempunyi Buku KIA/KMS 5. Balita kurus yang stunting (pendek dan sangat
14. Balita ditimbang yang naik berat
mendapat makanan pendek) anak baduta (28%)
badannya 6. Prevalensi wasting (kurus
15. Balita ditimbang yang tidak naik berat tambahan (90%)
badannya (T) dan sangat kurus) anak
16. Balita ditimbang yang tidak naik berat
6. Remaja putri yang balita (9,5%)
badannya dua kali berturut-turut (2T) mendapat TTD (30%)
17. Balita BGM
18. Ibu hamil Anemia 28
SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II)

No Indikator Status Target


Awal 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak
1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 306
(SP 2010)
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012) 24

2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat


1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 28
(2013)
2. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah 10,2 8
(BBLR) (2013)
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat 38,0 50
ASI eksklusif (2013)
4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak 19,6 17
balita (persen) (2013)
5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2013) 9,5
6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada 32,9 28
anak baduta (persen) (2013)
29
RENCANA STRATEGIS PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2015-
2019

DIT. BINA GIZI MENKES WHA 2025


1. % bumil KEK yg 1. ↓ AKI per 1. ↓ proporsi balita
mendapat PMT 100.000 pendek 40%
2. % bumil yang kelahiran 2. ↓ proporsi
mendapat TTD 2. ↓ AKB per 1.000 balita kurus < 5%
3. % bayi usia s/d DITJEN GIKIA kelahiran hidup 3. ↓ BBLR 30%
6 bln yg 3. ↓ prev. anemia 4. Tidak ada
mendapat ASI 1. % persalinan di ibu hamil kenaikan
eksklusif fasyankes (PF) 4. ↓ BBLR proporsi anak gizi
4. % bayi baru 2. % kunjungan 5. ↑ bayi usia <6 lebih
lahir mendapat neonatal pertama bulan mendapat 5. ↓ proporsi ibu
IMD (KN1) ASI ekslusif usia subur
5. % balita kurus 6. ↓ prev. gizi anemia sebanyak
yg mendapat 3.% ibu hamil kurang pada 50%
makanan balita 6. ↑ % ibu yang
tambahan
KEK 7. ↓ prev. wasting memberikan ASI
6. % remaja anak balita Eksklusif selama
puteri yg 8. ↓ prev. stunting 6 bulan paling
mendapat TTD baduta kurang 50%
KEGIATAN UNGGULAN PROGRAM GIZI 2015 – 2019
PERBAIKAN GIZI
PEMBERIAN PMT – AS PADA 1000 HPK
• Promosi Gizi Seimbang • PMT Ibu Hamil KEK
• Pendidikan PHBS • Pemberian TTD
untuk Ibu Hamil
• Promosi dan
Konseling IMD
• Promosi dan
PERBAIKAN Konseling ASI
GIZI REMAJA Eksklusif
PUTERI dan • Pemantauan
CATIN Pertumbuhan
• Penundaan • Pemberian Makanan
Usia Bayi dan Anak
Perkawina • Tata Laksana Gizi
n Buruk
• Pemberian • Pemberian Vitamin A
TTD • Pemberian Taburia
• Kampanye
Gizi
Seimbang
31
DUKUNGAN KERJASAMA UNIT UTAMA
UNTUK KEGIATAN PERBAIKAN GIZI PADA 1000 HPK
1. PEMENUHAN SARANA (Permenkes 75/2014)
PEMENUHAN TENAGA DAN KOMPETENSI Posyandu kit, Antropometri Kit
1. 1 Bidan D3/Desa, 1 Petugas Gizi Puskesmas PENETAPAN 2. PUSKESMAS Terakreditasi (masukkan
(D3 Gizi), Dokter Puskesmas LOKUS persyaratan dalam akreditasi)
2. Pelatihan Penilaian Pertumbuhan, Pelatihan KERJASAMA 3. Therapeutic Feeding Center (TFC) untuk wilayah
PMBA. Pelatihan Surveilans Gizi, Pelatihan dengan prevalensi kasus gizi buruk tinggi
Konselor Laktasi
Dukungan Operasional
Puskesmas melalui BOK

KETERSEDIAAN obat gizi : TTD,


Vit. A, Mineral Mix, Taburia,
PMT Bumil KEK dan MP ASI,
Vaksin dan Alokon

Memperkuat Implementasi 1. 12 PENELITIAN INTERVENSI


Regulasi : GIZI yang cost effective
- PP 33/2012 : Pemberian 2. PENGEMBANGAN PROGRAM
ASI Eksklusif GIZI berbasis evidence
- Perpres 42/2013 : Gernas
Percepatan Perbaikan Gizi

1. SP2TP
PROMOSI ASI EKSKLUSIF
2. SIGIZI
DAN IMD melalui berbagai
3. SMS Gateway
media
4. PSG,
PROMOSI TTD
32
DUKUNGAN KERJASAMA UNIT UTAMA
UNTUK KEGIATAN PERBAIKAN GIZI REMAJA PUTERI DAN CATIN

PENETAPAN
PEMENUHAN TENAGA DAN KOMPETENSI LOKUS
1. 1 Bidan D3/Desa, 1 Petugas Gizi Puskesmas KERJASAMA
(D3 Gizi), Dokter Puskesmas
2. Pelatihan Konseling Gizi
Dukungan
Operasional
Puskesmas melalui
BOK

KETERSEDIAAN obat
gizi : TTD

Surat Ke Kemenag
PROMOSI TTD DAN GIZI
SEIMBANG
Media Promosi Gizi di KUA 1. SP2TP
2. SIGIZI 33
DUKUNGAN KERJASAMA UNIT UTAMA
UNTUK KEGIATAN PMT-AS
Pemenuhan PMT-AS dan OBAT
1. Petugas Gizi Puskesmas (D3 Gizi), PENETAPAN CACING sesuai Sasaran
Petugas Promkes, Dokter Puskesmas LOKUS Reagen untuk Hb dan Kecacingan
2. Pelatihan tenaga Gizi Puskesmas KERJASAMA

Dukungan Operasional
Puskesmas melalui BOK

PENGOPERASIONALAN
SEKRETARIAT TP UKS
Penyediaan Buku Rapor
Kesehatanku

Penelitian
Kecacingan Pada
Anak Sekolah

PROMOSI GIZI
SEIMBANG 34
PROGRAM PRIORITAS 2015-2019

• PENYELAMATAN 1000 HPK 149 KAB/
KELUARGA SEHAT • 27 Provinsi, 64 Kabupaten, 3.525 KOTA
Puskesmas

8610
PUSKESMAS
5085 27 Prov 149 Kab
PUSKESMAS,
9 Prov 203 Kab
2238
PUSKESMAS,
9 Prov 64 Kab

470 2019
1.280 NAKES
PUSKESMAS,
9 Prov 64 Kab 2018
1.200 NAKES PUSKESMAS
20 Prov 69 kab
150 PUSKESMAS

2017
1.120 NAKES
140 PUSKESMAS
19 Prov 64 kab

18 Prov 59 kab
2016
1.040 NAKES
130 PUSKESMAS
17 Prov 54 kab DTPK
960 NAKES
2015
120PUSKESMAS
DTPK
15 Prov 44 kab

• INTERVENSI BERBASIS-TIM

NUSANTARA SEHAT
35 •
di layanan kesehatan primer
15 Provinsi, 44 Kabupaten, 120
Puskesmas
IMPLEMETASI KEGIATAN GIZI
MASYARAKAT 2016

MUTU DAN KECUKUPAN PENANGGULANGAN MASALAH PENGELOLAAN KONSUMSI


KEWASPADAAN GIZI
GIZI GIZI GIZI

KEGIATAN
Penyusunan NSPK Penyusunan NSPK
Penyusunan NSPK Mutu dan Penyusunan NSPK Konsumsi
Kewaspadaan Gizi Penanggulangan Masalah
Kecukupan Gizi Gizi
Gizi

Orientasi Implementasi Mutu Orientasi Implementasi Tatalaksana Kurus dan


Surveilans Gizi Pemantauan Konsumsi gizi
Gizi sangat kurus serta Stunting

Orientasi Implementasi Implementasi Pelayanan Gizi Intervensi 1000 HPK melalui PMBA (IMD, ASI Eksklusif,
Kecukupan Gizi dalam Bencana peran Perguruan Tinggi MP-ASI)

Penetapan Mutu PMT Ibu Standar Antropometri Anemia Remaja Putri, WUS Pelayanan Gizi di
hamil dan PMT Balita Penialaian Status Gizi dan Bumil Puskesmas

Mutu dan Kecukupan Gizi


Kekurangan Vitamin A dan Penyelenggaraan Makanan
Seimbang Sasaran Umum Ketahanan Gizi
dan Khusus
Iodium 36 banyak

Suveilans Gizi dan Pemantauan Pertumbuhan Penyelenggaraan Makanan


Angka Kecukupan Gizi
Pemantauan status gizi dan Pemberian Taburia Khusus (haji, lapas, dietetik)

1. 50% ibu hamil KEK yang mendapat 5. 75% balita kurus yang mendapat
3. 41% bayi baru lahir mendapat Inisiasi
makanan tambahan makanan tambahan
Menyusu Dini (IMD)
2. 85% ibu hamil yang mendapat Tablet 6. 15% remaja puteri yang mendapat
4. 42% bayi usia kurang dari 6 bulan
Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama Tablet Tambah Darah (TTD)
yang mendapat ASI eksklusif
masa kehamilan
Kegiatan Surveilance Gizi
No Kegiatan Output
1 Pengumpulan Data Gizi tahun 2008 Trend menurut sub point
a. Form. Rek/FIII/Gizi  15 point S,K,D,N, T,O,B,S36, S36<11,5 kg,
b. Form F1 Gizi  dari kader BGT, BGM, Nifas Vit A, Nifas KEK,
c. Form f2 gizi  dari puskesmas Bumil KEP, Bumil Fe, Kader Aktif, Asi
d. Form F3 gizi  dikirim ke Dinkes Ekslusif
e. Data TBABS, IMT, St. Gizi Balita Jika taka ada olah dari yg ada
2 Pengumpulan data cakupan layanan Cakupan Fe bumil, bayi BBLR
gizi (tahun yg ada ) Vit A bayi, balita, bufas, GAKI, KEK
BGM dan gakin dapat PMT
Balita Gizi Buruk yg dirawat
3 Pengolahan dan Analisa Data Analisis Situasi
Analisis Penyebab
Analisis Alternatif Penanggulangan
Rekomendasi Penanggulangan
4 Desiminasi & umpan balik Seminarkan dgn Tim Puskesmas
terkait ttg hasil dan rencana kerja
Sejarah Surveilans Dunia

 Surveiller (Perancis) Napoleon Bonarpate


dilakukan untuk pengawasan ketat terhadap
tindakan subversi individu/kelompok
 surveillance (Inggris)  surveilans : analisis
epidemiologi penyakit yang dapat dicegah
kejadiannya
Surveilans gizi (nutrition surveillance) 
Kongres Pangan Sedunia di Roma 1974 oleh
FAO/WHO, Unicef,
Definisi dan tujuan
 Survailans gizi:
kegiatan pengamatan secara teratur dan terus
menerus terhadap status gizi masyarakat sebagai
dasar untuk membuat keputusan dalam upaya
meningkatkan status gizi masayarakat.
 Tujuan surveilans gizi:
(1) perencanaan bidang pangan dan gizi;
(2) pengelolaan dan evaluasi program gizi;
(3) peringatan dini (early warning) untuk tindakan
(respon).
Sejarah surveilans Indonesia
Publikasi Indones
“Metodologi Kewa
surveilans gizi” Panga
(FAO/WHO & Unicef, (SK
1976) periode

Kekeringan panjang
Studi berulang setiap 10
mengembangkan tahun  5 tahun
 lebih sering
“Timely Warning
Informaton and
Intervention Untuk
System (TWIIS)” akibat b
atau “Sistem kera
Isyarat Dini dan pa
Intervensi (SIDI)”
di Lombok
Metode pengembangan SIDI
(dihasilkan dari pilot proyek di lombok tengah dan boyolali 1979-1985)

METODE
Studi Riwayat
Krisis Pangan
Studi Kalender
Pertanian
Analisis indikator Penerapan
&pelaporan SIDI
Perumusan SIDI

Lokakarya daerah
Survei data dasar Persiapan SKPG Di Bali 1979
PERIODE 1986-1990 DAN 1990-1997

• SIDI diterapkan di beberapa


1986-1990 provinsi dengan metode
Lombok Tengah/Boyolali

• masalah pangan dan gizi dapat


terjadi setiap waktu,
1990-1997 tidak tergantung pada ada
tidaknya kegagalan produksi

• SIDI,
• Pemantauan Status Gizi
SKPG • Jejaring Informasi Pangan dan
Gizi (JIPG)
PERIODE 1998- 2000 an
• SKPG sudah ada di seluruh
Provinsi
• Status?: antara ADA dan TIADA 
Ada
namanya, tetapi kegiatannya
“stagnant

• PADA SAAT INDONESIA


MENGALAMI KRISIS MULTI
DIMENSI

• PERLU REVITALISASI SKPG


PERKEMBANGAN SURVAILANS GIZI DI ACEH
PERIODE 1986 - 2014
• Double Intervention Vit A and
Immunitation  6 kec. Aceh Barat
1986-1990 • SOMAVITA (Sosial Marketing Vitamin
A)

• PMT-AS  Uji Coba (1993) dan


Evaluasi (2000)
• TB-ABS  Awal (1996 dan 2003) Se.
1990-2004 Aceh Pelopor Istilah Stunting
• Penilaian Status Gizi Orang Dewasa
(2000)
• 4 tahap Survai Gizi dan Kesehatan Aceh-
Nias pasca Tsunami,
• Pemantauan Status Gizi
2005 - • Revitalisasi Posyandu (Unicef & Plan
Internasional)
sekarang • Revitalisasi Jejaring Informasi Pangan
dan Gizi (Unicef)
• Kegitatan lain-lain ?.....
KENAPA REVITALISASI SKPG?

• 1990: SKPG tidak berfungsi 


1 terjadinya krisis

• 1995: menjadi tidak waspada  gizi


2 buruk meningkat  menjelang
terjadinya krisis multidimensi

• kejadian gizi buruk balita yang


3 meningkat  tidak terdeteksi

• memperburuk keadaan  gizi


buruk lebih parah  MARASMUS,
4 KWASIORKOR, & kombinasi
keduanya
• Meningkatnya laporan kasus gizi
5 buruk dan kelaparan (“Hoenger-
Oedem”) di media massa
Sejak tahun tahun 2000-an
Surveilans gizi di Indonesia bagian
dari pengembangan SKPG.
Kementerian
Pertanian

SKPG Penanganan
Kasus Gizi
Survelians Buruk
Gizi
PSG
Kementerian
Kesehatan

Tahun 2010-an  Dewan Ketahanan Pangan


Underlying Concepts
of Food and Nutrition Security (WFS, 1996)

1. Access to Nutritional Status


adequate
S
food t Utilization
2. Care and a
Feeding b
Practices i Accesibility
3. Sanitation l
i
and t
Health y
Availability

Nutrition
Security
Food Security
an
r b it k
d it e
h
t ela
u
b uk
ai
ag
er b
B
an
r b it k
d it e
h
t ela
u
b uk
ai
ag
er b
B
52
Buku Pedoman
53
Modul Pelatihan Surveilans Gizi
1. Tahun 2014 telah disusun : Modul Peserta dan Modul
Pelatih
2. Tahun 2015 akandigunakan untuk Pelatihan Calon
Pelatih (ToT) dan Pelatihan Petugas Surveilans Gizi.
B er b ag
ai P er t
e m ua n
telah d Teknis
ilakuka
n
STRATEGI
OPERASIONAL
SURVEILANS GIZI
1) Melaksanakan surveilans gizi rutin.
2) Melaksanakan surveilans gizi khusus.
3) Melaksanakan surveilans gizi
darurat/bencana.
4) Mengintegrasikan surveilans gizi dengan
surveilans Kesehatan lainnya
POKOK-POKOK KEGIATAN
SURVEILANS GIZI
 Pengumpulan data gizi dan faktor terkait secara terus-menerus
dan teratur, termasuk pelacakan balita gizi buruk.
 Analisis data tentang keadaan gizi masyarakat baik yang
bersifat kewilayahan (pemetaan), kecenderungan keadaan
(trend), faktor-faktor penyebab, dan faktor-faktor lain yang
terkait.
 Menyajikan hasil analisis data dalam forum lintas sektor terkait.
 Diseminasi informasi melalui Sosialisasi dan advokasi kepada
para pengambil keputusan
RUANG LINGKUP SURVEILANS GIZI

Penyediaan
Informasi
- Penyajian informasi
- Diseminasi
- Advokasi - Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan)

- Perumusan kebijakan dan Strategi


- Pengambilan keputusan
- Kerja sama pemangku kepentingan

Tindakan (kegiatan) intervensi:


- Darurat
Ketahanan Gizi - Jangka pendek
- Jangka panjang
(Pemanfaatan Informasi)
Sumber Data Surveilans Gizi

DATA RUTIN DATA SURVEI

 Laporan pengelola program perbaikan


• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
gizi masyarakat, baik yang rutin
(bulanan, tahunan) atau yangtidak • Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes)
rutin, seperti: • Survei Pemantatuan Status Gizi
 Pemantauan pertumbuhan balita: (PSG)
 Jumlah balita gizi buruk yang • Survei Pemantauan Konsumsi Gizi
ditemukan dan ditangani (PKG)
 Cakupan balita yang memperoleh
• Survei bulan penimbangan balita
vitamin A,
 Ibu hamil yang memperoleh tablet • Survei Gangguan Akibat
tambah darah, Kekurangan Iodium
 Bayi yang mendapat ASI ekslusif, • Survei pemantauan kadar iodium
jumlah balita gizi dalam garam
 Sebaran posyandu berdasarkan jumlah • Survei masalah defisiensi Vitamin A
kader gizi yang aktif , Terlatih dan
• Survei masalah anemia gizi
kelengkapannya
KENAPA
SURVEILANS GIZI
PENTING ??
1. Masalah gizi di Indonesia masih tinggi dan diperlukan
peningkatan upaya perbaikan gizi masyarakat secara
terus menerus
2. Pemenuhan kebutuhan informasi perkembangan Status Gizi dan
kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat dari tahun ke tahun
berbasis komunitas secara nasional maupun regional
3. Informasi dari hasil surveilans diperlukan untuk: evaluasi
kinerja program pembinaan gizi masyarakat, perumusan
atau modifikasi kebijakan, dan perencanaan tahunan
program perbaikan gizi masyarakat
4. Survei-survei besar (nasional) yang ada hanya memberikan
informasi gizi dalam selang sekitar 3-5 tahun sekali (Riskesdas,
Rifaskes, SDT, SDKI, Susenas, dsb)
MANFAAT
SURVEILANS
GIZI
1. Memenuhi kebutuhan daerah akan data dan informasi
berbasis bukti dan spesifik wilayah

2. Pengambilan tindakan intervensi sebagai respon


terhadap informasi yang dihasilkan, baik tindakan
segera (quick response) maupun tindakan rutin.

3. Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan


secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan untuk
perencanaan, penentuan 60kebijakan dan evaluasi.
Kendala pada Petugas lapangan yang sering terjadi

BELUM MEMAHAMI kaidah &


hakikat surveilans gizi.
“UNDER PRESSURE”, shg cenderung
apatis dan tidak menunjukkan kreatifitas
Sering terbawa situasi politik
 kegamangan berkarya
Dokumentasi informasi hanya utk
kepentingan pelaporan rutin sbg
kewajiban bawahan kpd atasan
Indah Sulianti, SKM Menyusun Menu Gizi Seimbang 62

Anda mungkin juga menyukai