Anda di halaman 1dari 9

KEPEMIMPINAN PERUBAHAN BIDANG PENDIDIKAN

PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.


Oleh
Ali Afandi, Ali Imron, Imron Arifin
Prodi Manajemen Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email. Ali.smpisabilillah@gmail.com

Abstrak
Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran ganda yaitu sebagai educational leader dan
manager of school. Memasuki era revolusi industri 4.0 telah terjadi perubahan orientasi
pembelajaran yang dibasiskan pada penggunaan teknologi dan digitali. Pemimpin perubahan
memiliki visi ke depan untuk mengubah tuntutan era jaman dengan potensi dan sumber daya
yang dimilikinya. Kepemimpinan perubahan yang efektif sangat mementingkan pertumbuhan
keterampilan sumber daya manusia dengan menekankan pada soft skill yaitu technical skill
dengan knowledge product dan communication skill; kebutuhan keterbentukan soft skill
pada sumber daya manusia; lingkungan kerja modern yang membutuhkan soft skill,
collaboration, networking, interaction dan suasana yang mendukung kreatifitas dan
inovasi; layanan pada customer yang memuaskan dan profesional; dan penggunaan
teknologi sesuai era digital.

Katakunci: Kepemimpinan perubahan, pendidikan, revolusi industri 4.0.

Pendahuluan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang efektif hanya melalui pendidikan yang
bermutu. Sekolah merupakan satuan pendidikan formal sebagai tempat pengembangan
penggemblengan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada generasi muda dalam
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki dalam menghadapi kehidupan di era global ini.
Pendidikan akan menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh
beberapa komponen pendidikan, diantaranya pengelolaan dan kepemimpinan sekolah yang baik.
Ujung tombak keberhasilan pendidikan sangat ditentukan kinerja guru dalam proses
pembelajaran di sekolah, dan kinerja guru yang optimal sangat dipengaruhi oleh kinerja
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komponen penting dari
organisasi yang sukses dan kontribusi terhadap lingkungan organisasi (Derue, Nahrgang, Wellman,
& Humphrey, 2011).
Kepemimpinan kepala sekolah mutlak sangat dibutuhkan, karena dengan kinerja
kepemimpinan yang baik akan mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas guru dan tenaga
kependidikan secara efektif untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Kepala sekolah

1
yang hebat adalah kepala sekolah yang mampu sebagai pemimpin dan manager yang hebat, dan
begitu pula sebaliknya. Tugas kepala sekolah adalah membangun komunitas diantara siswa,
guru, orang tua dan staf untuk mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah harus mampu
membangun koneksitas dan komunitas untuk menjalankan ide-ide dalam mencapai tujuan
sekolah.
Pendidikan akan berhasil bilamana dikelola dengan baik yang memiliki arah, tujuan,
target yang jelas, sehingga akan melahirkan lulusan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu
dalam pengelolaan pendidikan tersebut dibutuhkan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
yang profesional, yang dapat mengemban dan merealisasikan visi, misi, serta tujuan yang akan
dicapai (Vembu, 2016). Terlaksana atau tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau
tidak tujuan pendidikan sangat tergantung kepada kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan.
Dengan kepemimpinan yang efektif yang dapat diperankan oleh kepala sekolah,
lembaga/satuan pendidikan akan menjadi lebih mandiri, kompetitif dan kreatif dalam
menyelenggarakan pembelajaran dan pembentukan karakter religius, serta karakter bangsa yang
kuat. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menghadapi tantangan dan mampu
menemukan cara-cara baru dalam meraih kesuksesan yang berkelanjutan (Petrick, 2014).
Dengan demikian betapa pentingnya kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang
memegang peranan sangat penting untuk melahirkan generasi bangsa yang berkualitas Namun
dalam kenyataannya masih banyak persoalan-persoalan yang tidak sesuai harapan, sekolah-
sekolah kita belum menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan yang baik dan kalah bersaing
dengan negara-negara atau bangsa lain, yaitu Singapura, Korea Selatan, dan Jepang. Hal
tersebut dikarenakan masih terjadinya permasalahan yang sering terjadi di lapangan,
diantaranya: (1) kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan kurang fokus terhadap
peningkatan mutu pendidikan, cenderung fokus menangani hal yang bersifat administratif, (2)
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan kurang mendorong dan memberdayakan semua
komponen pendidikan dan cenderung melakukan hal yang rutinitas, dan (3) kepala sekolah
belum menjadi inspirasi yang mendorong warga sekolah untuk selalu kreatif dan inovatif untuk
kemajuan pendidikan di sekolah.
A. Konsep Kepemimpinan Pendidikan

2
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, atau memberdayakan orang lain
untuk berprilaku sesuai yang dikehendaki. Dikatakan pemimpin yang berhasil yaitu pemimpin
yang mampu mendistribusikan kekuasaan kepada orang lain untuk dicapai bersama (Arifin. M.,
2010). Asumsi sebagian besar mengartikan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang
dirancang dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain dalam
membimbing, memfasilitasi, dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Kepemimpinan
berfokus pada sifat dan pengalaman yang membedakan antara kinerja yang efektif dan kinerja
yang tidak efektif oleh para pemimpin (Hersey & Blanchard, 2012).
Pemimpin pendidikan adalah pemimpin lembaga/satuan pendidikan. Kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan yang mendorong, memberdayakan, dan membawahi atau
mengendalikan guru, tenaga kependidikan, warga sekolah lainnya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Bebarapa unsur pokok kepemimpinan yang efektif, yaitu
diantaranya: memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan), kemampuan
mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok, adanya unsur kerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Kemampuan menjalin komunikasi dan hubungan yang
baik terhadap anggota kelompok maupun di luar kelompok.
Seorang pemimpin yang efektif di samping memiliki kompetensi pada bidang yang
dipimpinnya, juga harus senantiasa memiliki energi positif yang didasarkan pada keikhlasan
untuk medukung kesuksesan anggotanya serta membangun kerjasama yang baik dengan tim
ataupun di luar organisasinya. Pemimpin harus dapat membangun rasa saling percaya dan
semangat bersama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping itu seorang pemimpin
harus memiliki jiwa pembelajar dan selalu berupaya mengembangkan diri secara
berkesinambungan.
Dengan demikian kepemimpinan pendidikan dapat dipahami bahwa tugas utama seorang
pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya harus mampu mempengaruhi dan
memberdayakan seluruh guru, tenaga kependidikan, warga sekolah untuk berperan aktif
memberikan kontribusi yang positif dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

B. Kepemimpinan Perubahan
Kepemimpinan perubahan adalah kepemimpinan yang mampu mengubah anggotanya
untuk memiliki peta mental yang mengubah tujuan sekolah. Hal strategis yang dilakukan kepala

3
sekolah sebagai pemimpin adalah merubah peta mental indidvidu (guru, tenaga kependidikan,
warga sekolah) terlebih dahulu disusul dengan perubahan organisasional (Supriyanto, 2009).
Perubahan individu dimulai dari adanya kesadaran bahwa pada dasarnya setiap orang di dalam
benaknya telah memiliki “peta mental”, tentang bagaimana mereka melihat organisasi dan
pekerjaan mereka. Peta mental tersebut mengarahkan perilaku orang dalam kehidupan
organisasi. Jika seorang pemimpin perubahan tidak mampu mengubah peta mental individu
tersebut, mereka tidak akan dapat mengubah tujuan organisasi.
Keberhasilan suatu perubahan strategis perlu memfokuskan pada individu dengan
melakukan penggambaran ulang peta mental mereka. jika tidak dilakukan pemetaan kembali apa
yang ada dalam benak seseorang, maka tidak akan dapat memecahkan brain barrier, suatu
rintangan yang tertanam dalam otak seseorang. Oleh karena itu, sesuai apa yang dikemukakan
oleh Wibowo (2006) bahwa seorang pemimpin perubahan strategis harus mampu menjadi map
maker atau pembuat peta mental yang efektif.
Pemimpin perubahan harus mampu mempengaruhi seluruh organisasi dengan pola pikir
bahwa perubahan adalah peluang/tantangan dan bukan hambatan. Seorang pemimpin perubahan
tidak harus selalu menjalankan pekerjaannya sendiri, tetapi dapat menunjuk orang yang dapat di
percaya untuk menerima pelimpahan tugas guna menjalankan sebagian dari kekuasaan dan
kewenangan yang tidak menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri. Peran seorang pemimpin
sangatlah luas dan berat. Pemimpin harus mencapai hasil yang diharapkan organisasi,
mengembangkan lingkungan yang dihadapi dan sekaligus lebih memperhatikan kepentingan
orang lain. Pemimpin sebaiknya mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) menciptakan
hubungan kerja efektif, (2) pergeseran fungsi manajer, (3) memimpin dengan contoh, (4)
memengaruhi orang lain, (5) mengembangkan team work, (6) melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan, (7) menjadikan pemberdayaan sebagai Way of Life, dan (8) membangun
Komitmen (Wibowo, 2006).
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting, terlaksana atau
tidaknya suatu program pendidikan dan tercapai atau tidak tujuan pendidikan sangat tergantung
kepada kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Keberhasilan kepala sekolah
sangat ditentukan oleh kemampuan dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri.
Disamping itu kepala sekolah juga harus memiliki keuletan dalam berusaha dan daya dukung
manajerial yang baik. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki jiwa pantang

4
menyerah dengan keadaan, tidak bergantung kepada pihak lain, inovatif dan kompetitif, mampu
memberdayakan semua sumber daya lebih-lebih sumberdaya manusia yang ada di sekolah serta
mampu menjadi inspirasi bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan
di sekolah. Hal ini dipertegas oleh Zekana et al (2012) bahwa kepemimpinan adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk menginspirasi, membimbing bawahannya secara efektif, dan
melaksanakan program yang telah ditetapkan bersama dalam memajukan pendidikan menjadi
pendidikan sekolah yang berkualitas dan bersinergi untuk berinovasi.

C. Tantangan Kepemimpinan Pendidikan di Era Revolusi Industri ke - IV


Pada era revolusi industri ini, bahwa kehidupam manusia selalu mengandalkan basis
teknologi informasi. Kehidupan manusia tanpa ada batas dengan penggunaan daya komputeriasi
dan data yang dapat diakses tidak terbatas, hal ini karena dipengaruhi oleh perkembangan
internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas
manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas kehidupan manusia,
termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tantangan revolusi industri ke IV harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh
pemimpin pendidikan agar mampu mengantisipasi meningkatnya daya saing bangsa Indonesia di
tengah persaingan global. Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari
kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan perangkat software
teknologi dan inovasi. Paradigma kepemimpinan pendidikan di era ini, meningkatkan kualitas
sekolah menjadi lebih baik dari kinerja sebelumnya adalah hal yang sangat sulit dan telah lama
menjadi minat penelitian di tingkat internasional. Tantangan pimpinan sekolah dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa akan selalu menjadi focus penelitian pendidikan yang
menarik.
Dalam pengembangan kepemimpinan tidak hanya cukup belajar dan paham konsep
kepemimpinan namun harus juga menguasai berbagai teknik atau tools soft-skill yang relevan,
disesuaikan dengan posisi, situasi dan tantangan yang dihadapi. Setiap orang memiliki potensi
kepemimpinan dalam dirinya, namun untuk menghadapi konteks dan tantangan yang semakin
meningkat perlu pengembangan yang lebih, artinya kebutuhan dan kemauan belajar harus datang
dari dalam diri seseorang pemimpin.

5
Pengembangan kepemimpinan secara individual sudah tidak cukup, namun diperlukan
lingkungan yang menumbuh suburkan kepemimpinan yaitu pengembangan kepemimpinan yang
kolektif dalam sekolah. Pemahaman tentang apa itu kepemimpinan dapat di lihat dari interaksi ke
tiga hal: Sosok pemimpin, pengikut dan konteks. Sehingga definisinya bisa di lihat dari sisi sifat-
sifat seorang pemimpin, perilaku pemimpin, atau interaksi antara pemimpin dengan pengikut
pada konteks tertentu. Sedemikian luasnya definisi kepemimpinan, pada sesi ini hanya akan di
bahas pemimpin dalam konteks organisasi.
Pemahaman kepemimpinan dimasa lalu sudah tidak memadai lagi, perlu peningkatan
kapabilitas yang lebih tinggi. Pada Era revolusi industri IV, pengaruh global, makro maupun
mikro, situasi semakin compleks, semakin sulit diprediksi dan berubah dengan cepat.
Kepemimpinan adalah tantangan terbesar bagi banyak organisasi dalam situasi saat ini dan
dimasa depan. Analisis banyak kepemimpinan yang tidak efektif, berdasarkan riset akar
masalahnya ada dua faktor, yaitu (1) lemahnya kemampuan kepemimpinan (tidak dididik
kepemimpinan sebelum promosi atau lupa dididik setelah duduk di posisi), dan (2) Lemahnya
kemampuan Soft-skill (belajar konsep kepemimpinan namun tidak dilengkapi dengan tools
kepemimpinan seperti Influencing, Persuasive, Assertive ommunication skill, Coaching skill,
People Skill etc).
Berdasarkan tren digital yang semakin meningkat saat ini, ada lima hal mengapa soft
skill semakin penting, yaitu: (1) teknikal skill tanpa soft skill menjadi kurang bermanfaat
Produk Knowlegde hebat menjadi tidak berarti tanpa communication skill, (2) Soft skill lebih
sulit dipelajari. Teknikal skill lebih mudah dipelajari dan cepat terlihat hasilnya, harus sadar
kemampuan soft skill saat ini masih rendah dan butuh, (3) Lingkungan kerja modern yang
membutuhkan Soft Skill. Kolaborasi, networking, interaksi dan suasana yang mendukung
kreatifitas dan inovasi, (4) Customer membutuhkan soft skill. Bersaing di Keunggulan produk
dan harga mudah di tiru, kedekatan hubungan, trust, pelayanan yang jadi pembeda, dan (5) Era
digital semakin membutuhkan soft skill. Akan semakin banyak manual menjadi otomatis,
perkerjaan diambil alih oleh teknologi, Soft– skill lah yang membedakannya.
Dengan demikian kepemimpinan perubahan seyogyanya mampu mendorong agar
kepemimpinan organisasi pendidikan memiliki kekuatan dan prakarsa menuju ke arah yang lebih
baik dan menjadi solusi dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri ke IV. Seorang

6
pemimpin yang visioner dan strategis akan mampu berkompetisi dan atau memiliki daya saing
dalam kepemimpinannya.

Kesimpulan
Kepemimpinan perubahan adalah kepemimpinan yang diharapkan mampu
mempengaruhi seluruh organisasi dengan pola pikir bahwa perubahan adalah peluang/tantangan
dan bukan hambatan. Seorang pemimpin perubahan akan mampu mengubah organisasi bila
mana mampu mengubah peta mental individu di dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan
tantangan di era revolusi industri ke IV yang harus direspon cepat dan tepat, kepala sekolah
sebagai pemimpin perubahan yang akan dan harus mampu mengantisipasi dan menjawab
tantangan meningkatnya daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin M. 2010, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja, Yogyakarta: Teras, Cet ke I

Derue, D. S., Nahrgang, J. D., Wellman, N., & Humphrey, S. E. (2011). Trait and
behavioral theories of leadership: an integration of meta-analytic test of their
relative validity. Personnel Psychology, 64(1), 7-52. Retrieved from http://search.
proquest. com/docview/858833828?accountid=34899
Hersey, P., & Blanchard, K. H. (2012). Management of organizational behavior (10th
ed.).Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. ISBN-10: 0132556405

Petrick, I. (2014). Executing into the future. Research Technology Management, 57(6), 56-57.
Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1644455207?accountid=34899
Supriyanto, A. 2009. Manajemen Perubahan: Bahan Ajar Berbasis Benchmarking. Malang: FIP
UM
Vembu. K & Sivanesan G. 2016. A Study on Leadership Behavior and Job Satisfac-tion
among Hospital Employees in Tiruchirappalli. International Journal of Management,
7(2), 2016, pp. 716-720. http://www.iaeme.com/ijm/index.asp
Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan: Edisi Kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Zekana, S.B. Peronjab, I. & Russo, A. (2012). Linking theory with practice: Students
perceptions of leaders and leadership characteristics. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 41. 237 – 242

7
KEPEMIMPINAN PERUBAHAN DI SEKOLAH DALAM REVOLUSI INDUSTRI KE VI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Desain Penelitian dan Analisis Data
Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Imron Arifin, M.Pd

8
Oleh
Ali Afandi
180132945504/DMPD 105002

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA (PPS)
PROGRAM STUDI S3 MANAJEMEN PENDIDIKAN
Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai