Abstrak
Lembaga pendidikan memerlukan arah ke depan yang lebih jelas bagi semua anggota
organisasi. Organisasi memerlukan orang yang mampu menetapkan arah ke depan,
menyebarkannya kepada seluruh anggota organisasi, mengarahkan orang-orang untuk
mencapai tujuan, membangun jaringan dengan lembaga lain, memberikan insentif,
memotivasi dan memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi. Orang
yang mampu melakukan hal-hal yang demikian dinamakan pemimpin yang visioner.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kepemimpinan
visioner dalam memajukan lembaga pendidikan, sehingga dapat menghasilkan manusia
paripurna yang bisa menjawab tantangan setiap zaman. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research. Sumber data
diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, jurnal, ataupun informasi ilmiah terkait
dengan strategi kepemimpinan visioner. Hasil penelitian diperoleh bahwa
Kepemimpinan visioner dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak bagi lembaga
pendidikan, supaya mampu mewujudkan lembaga pendidikan yang berkemajuan serta
menjadi pusat perhatian dan harapan masyarakat luas. Pimpinan dengan pola visioner
memiliki visi kepemimpinannya secara realistis, dapat meyakinkan serta menuntun
organisasi mencapai suatu cita-cita masa depan yang lebih baik dari kondisi masa kini.
Kepemimpinan visioner selalu konsisten dan fokus terhadap pencapaian visi,
prakteknya tidak kaku dalam menghadapi tantangan dan peluang organisasi.
Pendahuluan
Keberadaan pemimpin di lembaga pendidikan dirasakan penting, bahkan
mencapai tingkat yang urgen. Pemimpin sebagai subyek yang diharapkan banyak orang,
khususnya bawahan, agar mampu mendorong demi kemajuan lembaga pendidikan,
selalu muncul harapan-harapan besar bahwa kehadiran pemimpin yang baru dengan
pola kepemimpinan yang baru juga mampu membawa kepada kemajuan lembaga
pendidikan. Kepemimpinan visioner ini sebagai salah satu model kepemimpinan yang
sangat diharapkan mewarnai lembaga pendidikan supaya mengalami akselerasi dalam
merealisasikan kemajuan sehingga mampu bersaing dengan pendidikan umum. Rivai
dan Arifin (2009) menyatakan bahwa pemimpin visioner memiliki arah dan wujud masa
depan yang jelas sebagai gambaran masa depan yang telah disepakati dengan rasa
kebersamaan serta memiliki komitmen yang tinggi dalam mewujudkannya.
Kepemimpinan visioner ini mengajarkan budaya untuk meningkatkan kinerja
dalam menyongsong demi kemajuan dengan penuh rasa optimis, meskipun menghadapi
tantangan yang sulit dan berat. Kepemimpinan visioner memotivasi keberanian
menghadapi resiko sebagai kenyataan yang mesti diselesaikan dan di diatur secara
maksimal, bukan dimakzulkan. Sebab, tidak mungkin resiko dimusnahkan mengingat
semua pilihan tindakan maupun perilaku selalu menimbulkan resiko yang harus
dihadapi. Tindakan apapun yang kita lakukan pasti menimbulkan resiko yang harus
diselesaikan dengan cara bertanggungjawab. Pemecahan masalah yang memiliki dasar
yang jelas dalam pemikirannya, alasan yang rasional, dan strategi yang tepat sasaran
serta tepat tujuan sehingga mampu menumbuhkan kesepakatan dari orang lain secara
obyektif.
Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik yang membedakan dengan
karakteristik model-model kepemimpinan lainnya. Istilah kepemimpinan visioner
mengekspresikan ciri-ciri khusus yang mewarnai penampilan kepemimpinannya
sehingga membentuk identitas yang mencerminkan subtansinya. Visi yang menjadi
pusat perhatian dalam kepemimpinan visioner merupakan mimpi indah yang akan
diwujudkan di masa yang akan datang sehingga visi umumnya mengandung harapan
pencapaian prestasi yang ideal. Komariah & Triatna (2010) mengungkapkan bahwa
kekuatan visi pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan. Semangat merealisasi
keunggulan pendidikan, menumbuhkan kinerja, bahkan merealisasikan prestasi
pendidikan. Visi menyimpan berbagai kekuatan yang bisa dirangsang untuk
menggerakkan semangat dan kesadaran bekerja keras guna mencapai prestasi lembaga
pendidikan yang cemerlang dan mampu mengungguli lembaga-lembaga pendidikan
lainnya yang telah berhasil mencapai kemajuan terlebih dahulu.
Robert (2014) menjelaskan bahwa visi yang baik memiliki tujuan utama yakni, (1)
memperjelas arah perubahan kebijakan organisasi secara umum, (2) mendorong
karyawan untuk melakukan sesuatu berdasarkan arah yang benar, (3) membantu proses
koordinasi tindakan tertentu dari orang-orang yang berbeda-beda. Untuk itulah
kepemimpinan visioner memiliki penglihatan yang tajam dalam melihat peluang-
peluang di masa akan datang yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak kemajuan
lembaga pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, kepemimpinan perlu
dipahami berasal dari kualitas diri yang baik dan unggul yang dikenali dan dirasakan
oleh orang lain, sehingga mampu menggerakkan orang lain dengan rela dan bersedia
untuk dipimpin (Utomo, 2020).
Kepemimpinan visioner sangat dibutuhkan untuk membuka gerbang pencapaian
kemajuan dan kesiapan bersaing dengan lembaga lain. Seluruh pegawai dalam lembaga
pendidikan perlu dihadapkan pada tantangan di masa depan supaya memiliki kesadaran
untuk meningkatkan kinerjanya demi mengejar kualitas pendidikan. Dengan
memandang ke depan, seluruh pegawai diajak berlari mengejar, serta jika
memungkinkan mereka juga memiliki visi melampaui kemajuan lembaga pendidikan
lainnya (Maimun, 2010).
Melalui Hal inilah, sering menjadi alasan unik menghadirkan pemimpin yang mau
dan mampu menggerakkan organisasi pendidikan ke depan. Jika organisasi pendidikan
dipimpin oleh seorang yang visioner, berarti organisasi itu sedang bergiat
mengembankan investasi dan menabung untuk masa depan. Di bawah kepemimpinan
visioner akan mampu membalikkan kecenderungan ini ke arah perubahan yang
bermakna. Dengan adanya kepemimpinan visioner, kepala lembaga pendidikan selaku
pemimpin di lembaga pendidikan tidak memiliki pemikiran yang asal-asalan dalam
memanusiakan anak bangsa. Situasi perubahan lingkungan yang kurang pasti,
diperlukan kepala lembaga pendidikan yang mampu memandang dan mengelola
perubahan dengan efektif dan efesien.
Lembaga pendidikan memerlukan arah ke depan yang lebih jelas bagi semua
anggota organisasi. Organisasi memerlukan orang yang mampu menetapkan arah ke
depan, menyebarkannya kepada seluruh anggota organisasi, mengarahkan orang-orang
untuk mencapai tujuan, membangun jaringan dengan lembaga lain, memberikan
insentif, memotivasi dan memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi.
Orang yang mampu melakukan hal-hal yang demikian dinamakan pemimpin yang
visioner. Dengan adanya arah ke depan yang jelas diharapkan seluruh anggota
organisasi akan lebih termotivasi untuk mencapai visi. Terkait pemimpin yang paling
efektif melalui keterampilan, pendidikan, nilai dan budaya. Karena pendidikan akan
diperoleh dengan rasionalitas, martabat, etika dan estetika (Sonhadji, 2014).
Realitas di lapangan menunjukkkan bahwa masih terdapat penilaian umum bahwa
pemimpin pendidikan (khususnya di tingkat satuan pendidikan) belum menjalankan
fungsi kepemimpinannya apalagi Visionary leadership sebagai tuntutan perubahan
organisasional. Belum optimalnya fungsi kepemimpinan akan berpengaruh kuat
terhadap penciptaan, pembentukkan, dan eksistensi budaya pendidikan baik pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan, karena budaya menjadi representasi kepemimpinan dari
seorang pemimpin pendidikan.
Raihani (2010) menyebutkan dalam penelitiannya menemukan bahwa
kebanyakan kepala sekolah di Indonesia tidak memperoleh pendidikan yang layak
sebagai kepala sekolah, khususnya di pedesaan. Pengetahuan tentang kepemimpinan
sekolah khususnya kepemimpinan visioner di Indonesia yang berbasis riset masih
sangat kurang. Di antara literatur tentang pendidikan di Indonesia yang dapat diakses,
hanya sedikit yang diarahkan pada kepemimpinan lembaga pendidikan di Indonesia.
Sebagian besar literatur tentang pendidikan di Indonesia yang dapat diakses, hanya
berupa artikel-artikel dan buku-buku berbasis opini, mayoritas difokuskan pada
pendidikan secara umum, atau pada persoalan-persoalan manajemen kurikulum.
Rendahnya kemampuan kepemimpinan organisasi lembaga pendidikan lebih
banyak disebabkan oleh kurangnya keahlian manajemen lembaga pendidikan yang
merefleksikan pada kepemimpinan lembaga pendidikan dari tingkat konsep maupun
praktis. Sedangkan komponen kehidupan di luar organisasi lembaga pendidikan telah
berkembang pesat dan menuntut sikap responsif, akomodatif, apresiatif dalam
menjawab tantangan zaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang dalam
menganalisis kelemahan serta ancaman, sehingga menjadi suatu kekuatan dalam visi
pendidikan nasional. Untuk itu perlu menganalisis strategi kepemimpinan visioner
dalam memajukan sebuah lembaga pendidikan, sehingga dapat menghasilkan manusia
paripurna yang bisa menghadapi persaingan global.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library
research. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan studi analisis kritis tehadap
data penelitian, dengan cara mengidentifikasi tema khusus yaitu strategi kepemimpinan
visioner. Sumber data diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, jurnal, ataupun
informasi ilmiah terkait dengan strategi kepemimpinan visioner.
Pembahasan
Memahami Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang efektif dan berhasil, biasanya dapat dilihat dari
bergeraknya semua komponen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-
masing dengan penuh kesadaran. Adanya kesadaran dari semua pihak tentang
pentingnya mewujudkan tujuan bersama merupakan keberhasilan pemimpin dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggotanya. Visi menuntut pengorbanan dan
investasi emosional dari para anggota organisasi, yang akan timbul karena daya tarik
yang melekat pada visi tersebut. Untuk mencapai visi, seorang pemimpin perlu
membudayakan apa yang menjadi cita-cita organisasi.
Kantabura (2010) menyebutkan bahwa terkait dengan visi pemimpin diperlukan
kreatif, bertanggung jawab dalam membuat visi. Adapun langkah-langkahnya;
Pertama,mengkomunikasikan dan mempromosikan visi untuk menyelaraskan supaya
mendukung sistem, termasuk sistem merekrut dan kerjasama tim. Kedua,
memberdayakan orang-orang untuk bertindak konsisten dengan visi baru dan membantu
mempertahankan komitmen. Ketiga, memotivasi semua stakeholders untuk bekerja
menuju visi yang diinginkan atau inspiratif.
Pemimpin yang visioner khususnya dalam bidang pendidikan mempuyai konsep
tentang; 1) bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang
produktif, 2) menjadikan dirinya sebagai agen perubahan, 3) memposisikan sebagai
penentu arah organisasi, 4) pelatih atau pembimbing yang profesional dan 5) mampu
menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pegalaman profesional dan
pendidikannya. Visi menawarkan arah dan peta ke masa depan dan menjadi
panduan/petunjuk bagi seluruh organisasi dalam mencapai tujuan. Visi sangat penting di
dalam sebuah organisasi, untuk mewujudkan organisasi yang efektif, efisien dan
kompetitif (Makawimbang, 2012).
Wahyudi (2012) menyatakan setiap pemimpin memiliki strategi yang berbeda
untuk menciptakan visi sesuai dengan cara masing-asing. Terkadang secara obyektif
dan rasional, akan tetapi terkadang bersifat intuitif dan subjektif. Jadi tidak harus
diperdebatkan apakah visi terlebih dahulu baru misi, ataukah misinya terlebih dahulu
baru visi, karena semuanya disesuaikan dengan konteksnya. Dengan visi yang jelas dan
dipahami oleh semua elemen dalam organisasi, maka akan tercapailah apa yang menjadi
cita-cita organisasi.Visi pemimpin mengimplikasikan pemahaman tentang masa lalu,
masa sekarang dan masa akan depan.
Kepemimpinan visioner merupakan budaya untuk meningkatkan kinerja dalam
menyongsong lembaga pendidikan yang lebih maju dan bisa direalisasikan dengan
penuh rasa optimistis, meskipun menghadapi berbagai tantangan berat.Kepemimpinan
visioner memotivasi keberanian menghadapi risiko sebagai kenyataan yang mesti
dipecahkan dan dikelola secara optimal, bukan ditiadakan. Sebab tidak mungkin risiko
dimusnahkan mengingat semua pilihan tindakan maupun perilaku selalu menimbulkan
resiko yang harus dihadapi.
Pemecahan masalah yang memiliki dasar pemikiran yang jelas, argumentasi yang
rasional, dan strategi yang tepat sasaran dan tepat tujuan sehingga mampu
menumbuhkan persetujuan dari orang lain secara objektif. Kepemimpinan visioner
memiliki karakteristik yang membedakan dengan karakteristik kepemimpinan lainnya.
Istilah kepemimpinan visioner mengekspresikan ciri-ciri khusus yang mewarnai
penampilan kepemimpinannya. Sehingga membentuk identitas yang merefleksikan
substansinya. Karakteristik itu membantu kita dalam memahami kepemimpinannya,
walaupun terkadang terdapat titik-titik kesamaan maupun perbedaannya sangat tipis
dengan kepemimpinan tertentu lainnya.
Nanus (1992) menyatakan bahwa pemimpin visioner merupakan pemimpin yang
efektif berdasarkan karakteristik yaitu; 1) senantiasa memiliki rencana, 2) berorientasi
penuh pada hasil, 3) mengangkat visi-visi baru yang menantang, menjadi kebutuhan dan
terjangkau, 4) mengkomunikasikan visi, 5) mempengaruhi orang lain untuk
memperoleh dukungan, 6) bersemangat memanfaatkan sumber daya untuk mewujudkan
visi.
Pemimpin visioner memiliki tiga karakteristik Pertama, berpikir ke masa depan.
Pemimpin visioner memfokuskan kerja pokoknya pada rekayasa masa depan yang
penuh tantangan, mampu dalam menyiasati masa depan untuk memikirkan dan
menyiapkan diri atas perubahan yang terjadi akibat globalisasi. Kedua, membangun dan
menggambarkan visi secara jelas mengembangkan strategi untuk mencapai visi tersebut.
Pemimpin visioner memiliki visi yang jelas, inspiratif, dan menggugah karena ia adalah
pemikir strategis. Ketiga, terlibat bersama orang lain dalam mencari dukungan untuk
visi. Pemimpin visioner selalu memberdayakan orang lain dan mempengaruhi mereka
untuk medapat dukungan dalam mewujudkan visi (Timothy, 2011)
Komariah & Triatna (2010) menyatakan bahwa pemimpin visioner memiliki
karakteristik; 1) fokus ke masa depan yang penuh tantangan dan mampu menyiasatinya,
2) menjadi agen perubahan yang unggul, 3) menjadi penentu arah organisasi yang
memahami prioritas, 4) menjadi pelatih profesional, 5) membimbing orang ke arah
profesionalisme kerja yang diharapkan. Visi yang menjadi pusat perhatian
kepemimpinan visioner merupakan mimpi-mimpi indah yang akan diwujudkan di masa
mendatang, sehingga visi lazimnya mengandung harapan pencapaian prestasi yang
ideal.
Visi menyimpan berbagai kekuatan yang bisa dirangsang untuk menggerakkan
semangat dan kesadaran bekerja keras guna mencapai prestasi yang cemerlang. Nanus
(1992) menyatakan bahwa bagi kepemimpinan visioner, visi yang benar memiliki
kekuatan strategis, yaitu 1) akan menghasilkan komitmen dan memotivasi orang-orang
dalam organisasi, 2) memberi arti bagi kehidupan para karyawan, 3) menentukan
standar-standar keberhasilan, 4) menjembatani masa sekarang dan akan datang.
Karakteristik pemimpin memiliki visi yang mampu memandu dalam mengelola
organisasi pendidikan secara terus-menerus. Visioner menghadirkan dunia masa depan
yang perlu direspon agar impian lembaga dapat diwujudkan. Visioner dapat
memberikan inspirasi, menggugah emosi positif, membangkitkan antusiasme, dan
memberikan motivasi. Motivasi individu maupun kelompok pada arah yang ditempuh.
Visioner memiliki penekanan pada ketidakpuasan terhadap realitas faktual masa kini
yang mencakup, 1) adanya pemahaman mengenai suatu konteks, situasi dan kondisi
nyata, 2) pemahaman itu berdasarkan fakta-fakta empiris dan data-data, 3) pemahaman
itu menimbulkan constructive discontent. Artinya suatu bentuk ketidakpuasan yang
tidak dirasuki oleh dendam dan sakit hati, tetapi lebih oleh kesadaran terhadap besarnya
potensi yang belum teraktualisasikan dengan baik.
Kesimpulan
Strategi kepemimpinan visioner dalam memajukan lembaga pendidikan diantaranya,
pertama, kepemimpinannya selalu menekankan pentingnya hubungan yang solid antar
warga sekolah, sehingga organisasi sekolah seperti keluarga yang harmonis untuk
mencapai tujuan sekolah. Kedua, kepemimpinan visioner di sekolah selalu
memudahkan dalam merelokasikan sumber daya serta mengatur kegiatan yang akan
direlokasikan sebagai proses berkelanjutan dalam segala aktivitas. Ketiga,
Kepemimpinan visioner memberikan arahan atau komando tentang visi, menyelaraskan
aktivitas lembaga pendidikan, agar organisasi berjalan dengan efektif.
Daftar Rujukan