Anda di halaman 1dari 13

Strategi Kepemimpinan Visioner dalam Memajukan Lembaga Pendidikan

Abstrak

Lembaga pendidikan memerlukan arah ke depan yang lebih jelas bagi semua anggota
organisasi. Organisasi memerlukan orang yang mampu menetapkan arah ke depan,
menyebarkannya kepada seluruh anggota organisasi, mengarahkan orang-orang untuk
mencapai tujuan, membangun jaringan dengan lembaga lain, memberikan insentif,
memotivasi dan memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi. Orang
yang mampu melakukan hal-hal yang demikian dinamakan pemimpin yang visioner.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kepemimpinan
visioner dalam memajukan lembaga pendidikan, sehingga dapat menghasilkan manusia
paripurna yang bisa menjawab tantangan setiap zaman. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research. Sumber data
diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, jurnal, ataupun informasi ilmiah terkait
dengan strategi kepemimpinan visioner. Hasil penelitian diperoleh bahwa
Kepemimpinan visioner dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak bagi lembaga
pendidikan, supaya mampu mewujudkan lembaga pendidikan yang berkemajuan serta
menjadi pusat perhatian dan harapan masyarakat luas. Pimpinan dengan pola visioner
memiliki visi kepemimpinannya secara realistis, dapat meyakinkan serta menuntun
organisasi mencapai suatu cita-cita masa depan yang lebih baik dari kondisi masa kini.
Kepemimpinan visioner selalu konsisten dan fokus terhadap pencapaian visi,
prakteknya tidak kaku dalam menghadapi tantangan dan peluang organisasi.

Kata Kunci: Strategi, Kepemimpinan, Visioner, Organisasi, Pendidikan

Pendahuluan
Keberadaan pemimpin di lembaga pendidikan dirasakan penting, bahkan
mencapai tingkat yang urgen. Pemimpin sebagai subyek yang diharapkan banyak orang,
khususnya bawahan, agar mampu mendorong demi kemajuan lembaga pendidikan,
selalu muncul harapan-harapan besar bahwa kehadiran pemimpin yang baru dengan
pola kepemimpinan yang baru juga mampu membawa kepada kemajuan lembaga
pendidikan. Kepemimpinan visioner ini sebagai salah satu model kepemimpinan yang
sangat diharapkan mewarnai lembaga pendidikan supaya mengalami akselerasi dalam
merealisasikan kemajuan sehingga mampu bersaing dengan pendidikan umum. Rivai
dan Arifin (2009) menyatakan bahwa pemimpin visioner memiliki arah dan wujud masa
depan yang jelas sebagai gambaran masa depan yang telah disepakati dengan rasa
kebersamaan serta memiliki komitmen yang tinggi dalam mewujudkannya.
Kepemimpinan visioner ini mengajarkan budaya untuk meningkatkan kinerja
dalam menyongsong demi kemajuan dengan penuh rasa optimis, meskipun menghadapi
tantangan yang sulit dan berat. Kepemimpinan visioner memotivasi keberanian
menghadapi resiko sebagai kenyataan yang mesti diselesaikan dan di diatur secara
maksimal, bukan dimakzulkan. Sebab, tidak mungkin resiko dimusnahkan mengingat
semua pilihan tindakan maupun perilaku selalu menimbulkan resiko yang harus
dihadapi. Tindakan apapun yang kita lakukan pasti menimbulkan resiko yang harus
diselesaikan dengan cara bertanggungjawab. Pemecahan masalah yang memiliki dasar
yang jelas dalam pemikirannya, alasan yang rasional, dan strategi yang tepat sasaran
serta tepat tujuan sehingga mampu menumbuhkan kesepakatan dari orang lain secara
obyektif.
Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik yang membedakan dengan
karakteristik model-model kepemimpinan lainnya. Istilah kepemimpinan visioner
mengekspresikan ciri-ciri khusus yang mewarnai penampilan kepemimpinannya
sehingga membentuk identitas yang mencerminkan subtansinya. Visi yang menjadi
pusat perhatian dalam kepemimpinan visioner merupakan mimpi indah yang akan
diwujudkan di masa yang akan datang sehingga visi umumnya mengandung harapan
pencapaian prestasi yang ideal. Komariah & Triatna (2010) mengungkapkan bahwa
kekuatan visi pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan. Semangat merealisasi
keunggulan pendidikan, menumbuhkan kinerja, bahkan merealisasikan prestasi
pendidikan. Visi menyimpan berbagai kekuatan yang bisa dirangsang untuk
menggerakkan semangat dan kesadaran bekerja keras guna mencapai prestasi lembaga
pendidikan yang cemerlang dan mampu mengungguli lembaga-lembaga pendidikan
lainnya yang telah berhasil mencapai kemajuan terlebih dahulu.
Robert (2014) menjelaskan bahwa visi yang baik memiliki tujuan utama yakni, (1)
memperjelas arah perubahan kebijakan organisasi secara umum, (2) mendorong
karyawan untuk melakukan sesuatu berdasarkan arah yang benar, (3) membantu proses
koordinasi tindakan tertentu dari orang-orang yang berbeda-beda. Untuk itulah
kepemimpinan visioner memiliki penglihatan yang tajam dalam melihat peluang-
peluang di masa akan datang yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak kemajuan
lembaga pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, kepemimpinan perlu
dipahami berasal dari kualitas diri yang baik dan unggul yang dikenali dan dirasakan
oleh orang lain, sehingga mampu menggerakkan orang lain dengan rela dan bersedia
untuk dipimpin (Utomo, 2020).
Kepemimpinan visioner sangat dibutuhkan untuk membuka gerbang pencapaian
kemajuan dan kesiapan bersaing dengan lembaga lain. Seluruh pegawai dalam lembaga
pendidikan perlu dihadapkan pada tantangan di masa depan supaya memiliki kesadaran
untuk meningkatkan kinerjanya demi mengejar kualitas pendidikan. Dengan
memandang ke depan, seluruh pegawai diajak berlari mengejar, serta jika
memungkinkan mereka juga memiliki visi melampaui kemajuan lembaga pendidikan
lainnya (Maimun, 2010).
Melalui Hal inilah, sering menjadi alasan unik menghadirkan pemimpin yang mau
dan mampu menggerakkan organisasi pendidikan ke depan. Jika organisasi pendidikan
dipimpin oleh seorang yang visioner, berarti organisasi itu sedang bergiat
mengembankan investasi dan menabung untuk masa depan. Di bawah kepemimpinan
visioner akan mampu membalikkan kecenderungan ini ke arah perubahan yang
bermakna. Dengan adanya kepemimpinan visioner, kepala lembaga pendidikan selaku
pemimpin di lembaga pendidikan tidak memiliki pemikiran yang asal-asalan dalam
memanusiakan anak bangsa. Situasi perubahan lingkungan yang kurang pasti,
diperlukan kepala lembaga pendidikan yang mampu memandang dan mengelola
perubahan dengan efektif dan efesien.
Lembaga pendidikan memerlukan arah ke depan yang lebih jelas bagi semua
anggota organisasi. Organisasi memerlukan orang yang mampu menetapkan arah ke
depan, menyebarkannya kepada seluruh anggota organisasi, mengarahkan orang-orang
untuk mencapai tujuan, membangun jaringan dengan lembaga lain, memberikan
insentif, memotivasi dan memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi.
Orang yang mampu melakukan hal-hal yang demikian dinamakan pemimpin yang
visioner. Dengan adanya arah ke depan yang jelas diharapkan seluruh anggota
organisasi akan lebih termotivasi untuk mencapai visi. Terkait pemimpin yang paling
efektif melalui keterampilan, pendidikan, nilai dan budaya. Karena pendidikan akan
diperoleh dengan rasionalitas, martabat, etika dan estetika (Sonhadji, 2014).
Realitas di lapangan menunjukkkan bahwa masih terdapat penilaian umum bahwa
pemimpin pendidikan (khususnya di tingkat satuan pendidikan) belum menjalankan
fungsi kepemimpinannya apalagi Visionary leadership sebagai tuntutan perubahan
organisasional. Belum optimalnya fungsi kepemimpinan akan berpengaruh kuat
terhadap penciptaan, pembentukkan, dan eksistensi budaya pendidikan baik pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan, karena budaya menjadi representasi kepemimpinan dari
seorang pemimpin pendidikan.
Raihani (2010) menyebutkan dalam penelitiannya menemukan bahwa
kebanyakan kepala sekolah di Indonesia tidak memperoleh pendidikan yang layak
sebagai kepala sekolah, khususnya di pedesaan. Pengetahuan tentang kepemimpinan
sekolah khususnya kepemimpinan visioner di Indonesia yang berbasis riset masih
sangat kurang. Di antara literatur tentang pendidikan di Indonesia yang dapat diakses,
hanya sedikit yang diarahkan pada kepemimpinan lembaga pendidikan di Indonesia.
Sebagian besar literatur tentang pendidikan di Indonesia yang dapat diakses, hanya
berupa artikel-artikel dan buku-buku berbasis opini, mayoritas difokuskan pada
pendidikan secara umum, atau pada persoalan-persoalan manajemen kurikulum.
Rendahnya kemampuan kepemimpinan organisasi lembaga pendidikan lebih
banyak disebabkan oleh kurangnya keahlian manajemen lembaga pendidikan yang
merefleksikan pada kepemimpinan lembaga pendidikan dari tingkat konsep maupun
praktis. Sedangkan komponen kehidupan di luar organisasi lembaga pendidikan telah
berkembang pesat dan menuntut sikap responsif, akomodatif, apresiatif dalam
menjawab tantangan zaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang dalam
menganalisis kelemahan serta ancaman, sehingga menjadi suatu kekuatan dalam visi
pendidikan nasional. Untuk itu perlu menganalisis strategi kepemimpinan visioner
dalam memajukan sebuah lembaga pendidikan, sehingga dapat menghasilkan manusia
paripurna yang bisa menghadapi persaingan global.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library
research. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan studi analisis kritis tehadap
data penelitian, dengan cara mengidentifikasi tema khusus yaitu strategi kepemimpinan
visioner. Sumber data diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, jurnal, ataupun
informasi ilmiah terkait dengan strategi kepemimpinan visioner.

Pembahasan
Memahami Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang efektif dan berhasil, biasanya dapat dilihat dari
bergeraknya semua komponen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-
masing dengan penuh kesadaran. Adanya kesadaran dari semua pihak tentang
pentingnya mewujudkan tujuan bersama merupakan keberhasilan pemimpin dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggotanya. Visi menuntut pengorbanan dan
investasi emosional dari para anggota organisasi, yang akan timbul karena daya tarik
yang melekat pada visi tersebut. Untuk mencapai visi, seorang pemimpin perlu
membudayakan apa yang menjadi cita-cita organisasi.
Kantabura (2010) menyebutkan bahwa terkait dengan visi pemimpin diperlukan
kreatif, bertanggung jawab dalam membuat visi. Adapun langkah-langkahnya;
Pertama,mengkomunikasikan dan mempromosikan visi untuk menyelaraskan supaya
mendukung sistem, termasuk sistem merekrut dan kerjasama tim. Kedua,
memberdayakan orang-orang untuk bertindak konsisten dengan visi baru dan membantu
mempertahankan komitmen. Ketiga, memotivasi semua stakeholders untuk bekerja
menuju visi yang diinginkan atau inspiratif.
Pemimpin yang visioner khususnya dalam bidang pendidikan mempuyai konsep
tentang; 1) bagaimana merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang
produktif, 2) menjadikan dirinya sebagai agen perubahan, 3) memposisikan sebagai
penentu arah organisasi, 4) pelatih atau pembimbing yang profesional dan 5) mampu
menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pegalaman profesional dan
pendidikannya. Visi menawarkan arah dan peta ke masa depan dan menjadi
panduan/petunjuk bagi seluruh organisasi dalam mencapai tujuan. Visi sangat penting di
dalam sebuah organisasi, untuk mewujudkan organisasi yang efektif, efisien dan
kompetitif (Makawimbang, 2012).
Wahyudi (2012) menyatakan setiap pemimpin memiliki strategi yang berbeda
untuk menciptakan visi sesuai dengan cara masing-asing. Terkadang secara obyektif
dan rasional, akan tetapi terkadang bersifat intuitif dan subjektif. Jadi tidak harus
diperdebatkan apakah visi terlebih dahulu baru misi, ataukah misinya terlebih dahulu
baru visi, karena semuanya disesuaikan dengan konteksnya. Dengan visi yang jelas dan
dipahami oleh semua elemen dalam organisasi, maka akan tercapailah apa yang menjadi
cita-cita organisasi.Visi pemimpin mengimplikasikan pemahaman tentang masa lalu,
masa sekarang dan masa akan depan.
Kepemimpinan visioner merupakan budaya untuk meningkatkan kinerja dalam
menyongsong lembaga pendidikan yang lebih maju dan bisa direalisasikan dengan
penuh rasa optimistis, meskipun menghadapi berbagai tantangan berat.Kepemimpinan
visioner memotivasi keberanian menghadapi risiko sebagai kenyataan yang mesti
dipecahkan dan dikelola secara optimal, bukan ditiadakan. Sebab tidak mungkin risiko
dimusnahkan mengingat semua pilihan tindakan maupun perilaku selalu menimbulkan
resiko yang harus dihadapi.
Pemecahan masalah yang memiliki dasar pemikiran yang jelas, argumentasi yang
rasional, dan strategi yang tepat sasaran dan tepat tujuan sehingga mampu
menumbuhkan persetujuan dari orang lain secara objektif. Kepemimpinan visioner
memiliki karakteristik yang membedakan dengan karakteristik kepemimpinan lainnya.
Istilah kepemimpinan visioner mengekspresikan ciri-ciri khusus yang mewarnai
penampilan kepemimpinannya. Sehingga membentuk identitas yang merefleksikan
substansinya. Karakteristik itu membantu kita dalam memahami kepemimpinannya,
walaupun terkadang terdapat titik-titik kesamaan maupun perbedaannya sangat tipis
dengan kepemimpinan tertentu lainnya.
Nanus (1992) menyatakan bahwa pemimpin visioner merupakan pemimpin yang
efektif berdasarkan karakteristik yaitu; 1) senantiasa memiliki rencana, 2) berorientasi
penuh pada hasil, 3) mengangkat visi-visi baru yang menantang, menjadi kebutuhan dan
terjangkau, 4) mengkomunikasikan visi, 5) mempengaruhi orang lain untuk
memperoleh dukungan, 6) bersemangat memanfaatkan sumber daya untuk mewujudkan
visi.
Pemimpin visioner memiliki tiga karakteristik Pertama, berpikir ke masa depan.
Pemimpin visioner memfokuskan kerja pokoknya pada rekayasa masa depan yang
penuh tantangan, mampu dalam menyiasati masa depan untuk memikirkan dan
menyiapkan diri atas perubahan yang terjadi akibat globalisasi. Kedua, membangun dan
menggambarkan visi secara jelas mengembangkan strategi untuk mencapai visi tersebut.
Pemimpin visioner memiliki visi yang jelas, inspiratif, dan menggugah karena ia adalah
pemikir strategis. Ketiga, terlibat bersama orang lain dalam mencari dukungan untuk
visi. Pemimpin visioner selalu memberdayakan orang lain dan mempengaruhi mereka
untuk medapat dukungan dalam mewujudkan visi (Timothy, 2011)
Komariah & Triatna (2010) menyatakan bahwa pemimpin visioner memiliki
karakteristik; 1) fokus ke masa depan yang penuh tantangan dan mampu menyiasatinya,
2) menjadi agen perubahan yang unggul, 3) menjadi penentu arah organisasi yang
memahami prioritas, 4) menjadi pelatih profesional, 5) membimbing orang ke arah
profesionalisme kerja yang diharapkan. Visi yang menjadi pusat perhatian
kepemimpinan visioner merupakan mimpi-mimpi indah yang akan diwujudkan di masa
mendatang, sehingga visi lazimnya mengandung harapan pencapaian prestasi yang
ideal.
Visi menyimpan berbagai kekuatan yang bisa dirangsang untuk menggerakkan
semangat dan kesadaran bekerja keras guna mencapai prestasi yang cemerlang. Nanus
(1992) menyatakan bahwa bagi kepemimpinan visioner, visi yang benar memiliki
kekuatan strategis, yaitu 1) akan menghasilkan komitmen dan memotivasi orang-orang
dalam organisasi, 2) memberi arti bagi kehidupan para karyawan, 3) menentukan
standar-standar keberhasilan, 4) menjembatani masa sekarang dan akan datang.
Karakteristik pemimpin memiliki visi yang mampu memandu dalam mengelola
organisasi pendidikan secara terus-menerus. Visioner menghadirkan dunia masa depan
yang perlu direspon agar impian lembaga dapat diwujudkan. Visioner dapat
memberikan inspirasi, menggugah emosi positif, membangkitkan antusiasme, dan
memberikan motivasi. Motivasi individu maupun kelompok pada arah yang ditempuh.
Visioner memiliki penekanan pada ketidakpuasan terhadap realitas faktual masa kini
yang mencakup, 1) adanya pemahaman mengenai suatu konteks, situasi dan kondisi
nyata, 2) pemahaman itu berdasarkan fakta-fakta empiris dan data-data, 3) pemahaman
itu menimbulkan constructive discontent. Artinya suatu bentuk ketidakpuasan yang
tidak dirasuki oleh dendam dan sakit hati, tetapi lebih oleh kesadaran terhadap besarnya
potensi yang belum teraktualisasikan dengan baik.

Strategi Kepemimpinan Visioner dalam Memajukan Lembaga Pendidikan


Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, yang berarti tentara, sedang ‘ago’
berarti memimpin. Strategi mula-mula digunakan pada dunia kemiliteran untuk
mendapat kemenangan dalam pertempuran melawan musuh (Suriansyah, 2015). Istilah
strategi tidak hanya digunakan dalam militer tetapi telah merambah pada berbagai
organisasi dan lembaga sosial maupun pendidikan. Poster (2008) menyatakan bahwa
strategi sebagai kemampuan memanfaatkan segala potensi yang ada dengan metode
yang paling cocok untuk mencapai target-target yang diharapkan. Strategi satu kesatuan
rencana organisasi yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi (Belás, 2013).
Abedallat (2013) mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka
panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya
alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi
harapan pihak yang berkepentingan. Sedangkan Zarazu (2016) menyimpulkan strategi
merupakan pendekatan umum yang bersifat jangka panjang. Sebaliknya, taktik adalah
pendekatan khusus yang bersifat jangka pendek. Glenn dan Guerrera (2011)
menyatakan bahwa strategi dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu: (1) strategi tingkat
perusahaan (corporate strategy), (2) strategi tingkat bisnis (business strategy), (3)
strategi tingkat fungsional (functional strategy). Dengan begitu, visi menjadi pusat
perhatian bagi kepemimpinan visioner. Visi yang baik bisa diturunkan dan
dikembangkan menjadi misi-misi strategis, dan kondusif merealisasikan visi, bisa
dirancang sejumlah program kegiatan yang strategis, bisa disiapkan faisilitas-fasilitas
yang dibutuhkan. Kepemimpinan visioner itu memiliki penglihatan yang tajam dalam
melihat peluang-peluang di masa akan datang yang bisa dimanfaatkan guna
mendongkrak kemajuan organisasi.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan atau organisasi non profit, maka kepala
sekolah juga harus mempunyai strategi kepemimpinan yang diarahkan untuk
mengembangkan dan memajukan madrasah dengan berorientasi pada kepuasan
melayani kepentingan sosial. Dengan demikian untuk memajukan sekolah, kepala
sekolah seharusnya memiliki kepemimpinan yang baik dan visioner. Cheng (2011)
menyebutkan bahwa strategi kepemimpinan sebagai teknik atau kiat seorang pemimpin
dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga pendidikan. Jadi strategi kepemimpinan
merupakan kiat secara sistematis, terkoordinasi yang dilakukan pemimpin dalam
memengaruhi dan mengarahkan seluruh sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan
lembaga. Sedangkan tindakan kepemimpinan visioner yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai pengelola untuk mencapai dan mewujudkan kualitas pendidikan di
masa depan.
Nanus (1992) menjelaskan bahwa strategi kepemimpinan visioner bekerja dalam
enam strategi di antaranya:
1. Merancang strategi, kemampuan pemimpin adalah memiliki rencana serta
menerjemahkan pada kenyataan dan sasaran yang menarik, sehingga pemimpin
melibatkan stakeholder untuk membantu menyusunnya. Visi dapat memuat sasaran
dalam pencapaian di masa depan yang akan dicapai
2. Memotivasi inspirasi. Visioner menghadirkan mimpi masa depan yang perlu
direspon agar impian organisasi dapat diwujudkan. Visioner dapat memberikan
inspirasi, menggugah emosi, membangkitkan antusiasme, dan menyuntikkan
motivasi. Motivasi inidividu maupun kelompok dapat menimbulkan sense of
direction, menunjukkan arah yang perlu ditempuh. Sejalan dengan karakteristik
integritas adalah memiliki semangat beradaptasi terhadap tuntutan pendidikan.
Motivasi inspirasi merupakan kemampuan pemimpin berinisiatif menangkap
hambatan menjadi peluang.
3. Agen perubahan. Perubahan merupakan alat utama bagi organisasi serta mampu
mengatasi tuntutan-tuntutan baru yang berbeda. Perubahan sebagai sebagai proses
yang akan memberi dampak pada bagian dalam organisasi, kemampuan berubah dan
terus berubah merupakan esensi dari inovasi organisasi. Implikasi perubahan
merupakan proses penentu pertama serta memperkuat dorongan untuk
melakukannya. Tekanan masyarakat untuk melakukan perubahan akan memperkuat
terjadinya perubahan.
4. Pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan sebuah konstruk penting dalam proses
kepemimpinan visioner. Bawahan diberikan keleluasaan untuk mengembangkan dan
merealisasikan potensi yang ada dalam individu. Bawahan akan lebih mampu
mengerjakan tugas yang menantang, bahkan dapat menghasilkan komitmen yang
kuat.
5. Menjalin kerjasama. Melibatkan dukungan komunitas mulai internal maupun
eksternal, dan sumber daya komunitas lainnya akan menjadikan perubahan berlanjut.
Dalam mengimplikasikan strategi dalam menjalin kerjasama, lingkungan organisasi
dapat menciptakan kondisi yang mendorong terlaksananya kegiatan individu dan
kelompok untuk mendukung pencapaian tujuan dengan lebih efektif dan efesien.
6. Menjadi suri tauladan. Memberi contoh yang baik dalam kegiatan sehari-hari,
dengan bersikap obyektif dalam memberikan penilaian terhadap bawahan.

Suharsaputra (2016) menyebutkan bahwa kepemimpinan visioner dalam


pengembangan organisasi pendidikan menuntut perluasan peran dan pemberdayaan
guru, tidak hanya sebagai pendidik/pengajar di kelas, namun juga memiliki peran dalam
perubahan organisasi sekolah, karena di samping sebagai pengajar, guru juga anggota
organisasi sekolah yang bertanggungjawab pada kemajuan organisasinya. Dengan
pengembangan dan pemberdayaan tersebut,kepala sekolah bersinergi dengan
stakeholders untuk pengintegrasian pembelajaran dengan visi sekolah, supaya
pemberdayaan semua warga sekolah khususnya guru dapat berkembang dan semakin
kuat.
Moynihan & Wright (2012) menyatakan strategi kepemimpinan visioner
merupakan tindakan yang dilakukan, dan diharapkan untuk mewujdkan kualitas dimasa
depan. Adapun cita-cita pemimpin sangat variasi dalam organisasi, karena adanya faktor
non strategis seperti; kecerdasan, percaya diri, ketepatan keputusan, dan mempunyai
integritas pribadi yang tinggi. Proses kepemimpinannya, kepala sekolah selalu
mengkomunikasikan dengan Bahasa yang sederhana tentang filosofis dan visi, serta
keterkaitannya dengan visi sekolah kepada stakeholders. Ini semua bertujuan untuk
menumbuhkan rasa saling membutuhkan dan berkepentingan, kreatif dalam
menggerakkan orang untuk mendukung visinya.
Strategi kepemimpinan yang visioner menekankan hubungan saling
ketergantungan, dan saling membutuhkan antara sekolah dengan guru, dan staf
administratif lainnya. Peluang strategis dan visi saling berhubungan dalam suatu
manajemen, strategi dalam kepemimpinan visioner merupakan perilaku untuk bertindak
yang terbaik, hal ini dirancang untuk mencapai hasil yang cepat dan tepat. Strategi dan
visi bisa diatur baik dalam keadaan tertentu, organisasi akan dikenal dengan sempurna,
jika peluang perubahan organisasi dimanfaatkan dengan baik. Manajemen strategi
dibutuhkan oleh seorang pemimpin visioner, baik itu keuntungan dan pertumbuhan dari
peluang tersebut.
Manajemen visioner proaktif untuk menentukan daerah organisasi yaitu;
pengembangan organisasi, pengetahuan dan keterampilan. Manajemen visioner
memperbaharui pilihan strategis dan posisi organisasi di masa depan dengan
meningkatkan peluang jangka panjang. Manajemen strategi dalam kepemimpinan
visioner diperlukan untuk mengatasi perubahan yang tak terduga. Sejak akhir perang
dingin dunia sedang dibentuk dengan kekuatan baru, seperti globalisasi dan
perkembangan teknologi yang belum terjadi sebelumnya. Perubahan tersebut telah
terjadi dengan kuat secara global, Perubahan sudah diprediksi bahwa manajemen
peluang, manajemen visioner, manajemen strategis sangat dibutuhkan dalam
mengambil keputusan oleh seorang pemimpin (Kate, 2014).
Baker (2009) menyatakan organisasi dianggap sukses apabila pemimpin
visioner mempunyai; (1) strategi dalam memimpin harus sesuai visi untuk kemajuan
lembaga, (2) kerjasama tim dalam dalam membuat program madrasah, (3)
memberikan pelayanan dalam menjaga keseimbangan kehidupan kerja di sekolah.
Strategi kepemimpinan visioner dalam organisasi sebagai, pertama, setiap individu
memliki bakat dan berkemampuan tinggi. Buat kontribusi produktif melalui bakat, ilmu,
keterampilan dan kebiasaan bekerja dengan baik. Kedua, kontribusi kemampuan
individual demi pencapaian tujuan kelompok dengan bekerja kelompok secara efektif
secara efisien dengan kelompok beregu lainnya. Ketiga,tenaga dalam organisasi efektif
dan efisien untuk menyelesaikan tujuan-tujuan sebelumnya dalam rangka mencapai
tujuan selanjutnya. Keempat, memiliki komitmen dan ketegasan untuk menemukan
kejelasan visi, dan mendorong penampilan standar yang lebih tinggi. Kelima,untuk
mewujudkan visi ke depan, pemimpin visioner dengan professional dan kerendahan hati
(low profile) membangun komunikasi dan kerjasama dengan anggota organisasi.
Granit (2012) menyebutkan strategi kepemimpinan visioner yaitu; 1)
kepemimpinan visioner menolak kepemimpinan status quo organisasi, status quo
menjauhkan dan menghilangkan keinginan untuk memajukan lembaga untuk jangka
panjang. 2) strategi dalam memenuhi tuntutan untuk menjadi lembaga yang unggul,
maka kepemimpinan visioner mencoba menyatukan visi. 3) dikatakan kepemimpinan
visioner yang berhasil, yaitu pemimpin yang bisa membuat strategi untuk mengelola,
eksperimen dan berinovasi.
Hasil penelitian Chaijukul (2010) menunjukkan bahwa self-leadership memiliki
efek langsung pada psikologis pemberdayaan, self-efficacy, dan kepuasan kerja serta
akhirnya pada prestasi kerja menunjukkan pentingnya kepemimpinan diri pada
mekanisme peningkatan kinerja karyawan. Fungsi pengembangan sumber daya manusia
berlaku pada strategi kepemimpinan diri untuk merancang pengembangan kinerja
karyawan dalam organisasi, terutama pengembangan kelompok kerja.
Rachmat (2014) menyatakan empat pilar dalam strategi kepemimpinan visoner
diantaranya; (1) Kepemimpinannya selalu mendorong dalam aspek hubungan antar
manusia dalam suatu organisasi. Dikomunikasikan langsung terhadap orang-orang
terbaik, cepat memahami dan cakap untuk menerapkannya. Anggota organisasi dapat
menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan pengetahuan baru, sehingga kemurnian visi
terjaga. (2) Berhubungan dengan aspek konseptual organisasi. Memudahkan dalam
merelokasikan sumber daya serta mengatur kegiatan yang akan direlokasikan sebagai
proses berkelanjutan dalam segala aktivitas. (3) Memberikan arahan atau komando
tentang visi, menyelaraskan aktivitas organisasi, agar organisasi berjalan dengan efektif.
Kepemimpinannya selalu memberikan motivasi untuk melakukan pekerjaan yang
terbaik dalam seluruh mata rantai proses pekerjaaan. Motivasi yang diterapkan oleh
kepemimpinan selalu berorientasi pada masa depan. Pemimpin secara terus- menerus
berupaya mengembangkan dirinya ataupun para pengikutnya. Pemimpin menggerakan
anggota organisasi, bawahan, sumber daya manusia pendidikan dari berbagai strategi
yang tepat dan sistematis, menginternalisasikan nilai-nilai utama yang menjadi dasar
utama. Untuk mendukung prinsip pendidikan, pemimpin dan seluruh pemangku
kepentingan anggota organisasi memiliki komitmen bersama demi mewujudkan
organisasi yang maju, sehingga madrasah mampu menjadi tempat yang baik, bermutu,
dan kondusif.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpin sebagai strategi untuk menjadi
lembaga pendidikan berkualitas, maka kepemimpinan sekolah juga perlu terbuka pada
perubahan dan menjadikannya sebagai pemicu untuk terus mengembangkan dan
meningkatkan kapasitas organisasi. Hewitt dan Lashley (2014) berpendapat perlunya
memperluas pengertian pemimpin sebagai agen perubahan di antaranya: (1)
menggerakan yang lain untuk mencapai tujuan sekolah dengan prinsip pendidikan untuk
semua, (2) memfasilitasi pengembangan visi strategis sekolah yang didukung bersama,
(3) sebagai agen perubahan, dan (4) membangun kapasitas sekolah untuk dperbaiki.
Tindakan pemimpin diarahkan oleh motif-motif untuk menyempurnakan dirinya.
Pemimpin cenderung aktif mencari feedback yang akurat dari para stakeholder
(pengikut, teman, mentor, pelanggan) tidak hanya untuk menginformasi pandangan
pribadi, tetapi juga mengenali kesenjangan antara kondisi nyata dengan pandangan
pribadinya. (4) pengendalian agar roda dalam menjalankan organisasi dapat berjalan
dengan efisien (Rachmat, 2014).
Strategi yang digunakan oleh kepemimpinan visioner untuk membangun
kerjasama dan keunggulan bersaing dalam suatu kebutuhan di organisasi. Strategi
diintegrasikan dan digunakan sesuai kebutuhan yang konkrit dan efisien. Di organisasi
terdapat potensi pertumbuhan yang baik dan tidak terlalu diperhatikan oleh anggota
organisasi dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi kepemimpinan visioner ini
akan menjadi efektif, jika semua stakeholder bergerak dan berkonsentrasi untuk
memajukan serta menyukseskan organisasi atau lembaga pendidikan di masa depan
(Angelo, 2008).
Kepemimpinan visioner muncul sebagai karakteristik unggul dari kepala sekolah
unggul. Berg dan Mangin (2013) menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki visi yang
luas, jelas, aktif, ambisius, dan berorientasi kinerja. Karakteristik ini menunjukkan
kepala lembaga pendidikan efektif menciptakan kondisi untuk merealisasikan visi
tersebut. Pentingnya visi sebagai aspek yang krusial bagi efektivitas organisasi,
sehingga menjadi kekuatan dan mimpi yang realisasinya secara terus-menerus
diperjuangkan oleh kepemimpinan kepala lembaga pendidikan dalam membentuk
lembaga pendidikan, individu dan organisasi.
Terlepas dari pentingnya kepemimpinan di atas, para ahli menunjukkan bahwa
kepemimpinan visioner dalam pendidikan di Indonesia kurang mendapat perhatian.
Sebab kepemimpinan bukan merupakan salah satu masalah utama manjemen sekolah
yang diteliti di Indonesia. Bahkan, tidak terdapat persyaratan formal kepemimpinan bagi
orang-orang yang berniat menjadi kepala lembaga pendidikan.
Hidayah (2016) menyatakan bahwa kepemimpinan visioner dirasakan sebagai
kebutuhan yang mendesak bagi lembaga pendidikan, supaya mampu mewujudkan
lembaga pendidikan yang berkemajuan serta menjadi pusat perhatian dan harapan
masyarakat luas. Kedudukan kepemimpinan visioner merupakan penajaman dari
perspektif transformasional. Kepemimpinan visioner lebih fokus pada penekanan arti
pentingnya penetapan visi dalam mengantisipasi kemungkinan perubahan ke depan.
Perubahan perilaku yang diinginkan akan langgeng bila visi yang ditetapkan oleh
pemimpin organisasi dapat meyakinkan dan diterima sepenuh hati oleh anggotanya
(Juhana, 2012).
Untuk menciptakan lembaga pendidikan yang efektif, dan berkualitas
diindikasikan pada keefektifan organisasi, budaya dan produktivitas semua komponen
yang ada. Pimpinan dengan pola visioner memiliki visi kepemimpinannya secara
realistis, dapat meyakinkan serta menuntun organisasi mencapai suatu cita-cita masa
depan yang lebih baik dari kondisi masa kini. Kepemimpinan visioner selalu konsisten
dan fokus terhadap pencapaian visi, prakteknya tidak kaku dalam menghadapi tantangan
dan peluang organisasi.

Kesimpulan
Strategi kepemimpinan visioner dalam memajukan lembaga pendidikan diantaranya,
pertama, kepemimpinannya selalu menekankan pentingnya hubungan yang solid antar
warga sekolah, sehingga organisasi sekolah seperti keluarga yang harmonis untuk
mencapai tujuan sekolah. Kedua, kepemimpinan visioner di sekolah selalu
memudahkan dalam merelokasikan sumber daya serta mengatur kegiatan yang akan
direlokasikan sebagai proses berkelanjutan dalam segala aktivitas. Ketiga,
Kepemimpinan visioner memberikan arahan atau komando tentang visi, menyelaraskan
aktivitas lembaga pendidikan, agar organisasi berjalan dengan efektif.

Daftar Rujukan

Abedallat. 2013. The Effect of Quality Management Practices on Organizational


Performance in Jordan: An Empirical Study. Journal of Financial Research.
Vol. 4, No.1
Angelo, K. 2008. Organizational Behavior: Key Concepts, Skill & Best Pactices :
New York. McGraHill
Baker, J. 2009. Special School Headship in Times of Change: impossible
challenges or golden opportunities. British Journal of Special
Education36(4): 191-197
Belás, J. 2013. The Leadership Style and the Productivenessof Employees in the
Banking Sector in Slovakia. Journal of Competitiveness. Vol. 5, Issue 1, pp. 39-52
Berg, J.H., & Mangin, M.M. 2013. Teacher Leader Model Standards: Implications for
Preparation, Policy, and Practice. Journal of Researchon Leadership
Education.August 2014 No. 9: 195-217.
Chaijukul, Y. 2010. An Examination of Self-Leadership Performance Mechanism
Model in Thai Private Organization. The Journal of Behavioral Science, 5 (1).
Cheng, A. 2011. Startegis and policies for Hong Kong’s higher education in Asian
markets. Lessons from the United Kingdom, Autralia, and Singapura. International
Journal of Educational Management, Vol. 25 Iss: 2 pp. 144-163
Glenn,W & Guerrera , L.2011. Cases in Leadership.Thousand Oaks. New York: SAGE
Publication
Granit, A. B. 2012. Visionary leadership in business schools: an institutional
framework. Journal of Management Development, Vol. 31 Iss 4 pp. 431 – 440
Hewitt, K. K., & Lashley, C. 2014. Transformational and Transformative Leadership in
a Research Informed Leadership Preporation Program. Journal of Research on
LeadershipEducation. Vol.09, 225-253
Hidayah, N. 2016. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jakarta: Ar ruzz Media
Juhana, D. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Visioner dan Pengembangan Karier
terhadap Kepuasan Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Pegawai Dinas
Pertambangan dan Energi Porinsi Jawa Barat.Jurnal Ekonomi, Bisnis &
Entrepreneurship.Vol.6,No.1
Kantabura, S. 2010. Visions Effects: a critical gap in educational leadership
research.International Journal of Educational Management. Vol. 24
Kate. C, 2014. Visionary leadership and its relationship to organizational effectiveness.
Leadership & Organization Development Journal, Vol. 35
Komariah, A & Triatna. 2010. Visionary Leadership; Menuju Sekolah Aktif. Jakarta:
Bumi Aksara
Maimun, A. 2010. Madrasah Unggulan, Lembaga Pendidikan Alternatif di Era
Kompetitif. Malang: UIN Maliki. Press.
Makawimbang, J. H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang bermutu. Bandung:
ALfabeta
Moynihan, D. P., & Wright, B. E. 2012. Setting the Table: How Transformational
Leadership Fosters Performance Information Use. Journal of Public Administration
Research and Theory, 22 (1): 143-164.
Nanus, B. 1992.Visionary Leadership: Creating a Compelling Sense of Direction for
Your Organization, Jossey-Bass, San Francisco, CA.
Poster, C. 2008. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul. Jakarta: Lembaga Indonesia
Adidaya
Rachmat. 2014. Manajemen Startegik.Bandung: Pustaka Setia
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta: LKiS
Rivai, V & Arifin, A. 2009. Islamic Leadership Membangun Superleadership Melalui
Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Bumi Aksara
Robert. 2014. The influence of effective leadership on teaching and learning. Journal of
research Intitatives. Vol.01. Iss.02
Sonhadji, A., & Huda, A.Y. M. 2014. Asesmen Kebutuhan, Pengambilan Keputusan,
dan Perencanaan: Matarantai dalam Manajemen Pendidikan. Malang: UM Press
Suharsaputra, U. 2016. Kepemimpinan Inovasi Pendidikan (Mengembangkan Spirit
Entrepreneurship Menuju Learning School). Bandung: Refika Aditama.
Suriansyah. 2015. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, &
Masyarakat dalam membentuk Karakter Siswa. Jurnal Cakrawala. No.2
Timothy, O. 2011. Efkcts of Leadership Style Organizational Performance: A Survey of
Selected Small Scale Enterprises in Ikosi Ketu Council Development Area of Lagos
State Nigeria. Australian Journal of Business and Management Research. Vol. 1.
No. 7, pp. 100-106
Utomo, Bimo Setyo. 2020. “Karakteristik Kepemimpinan Hamba Yesus Kristus
Menurut Filipi 2:5-8.” DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika 3(2):107–19.
Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran
(Learning Organisation). Bandung: Alfabeta
Zarazu, A. 2016. Educational policy, and development. International Journal of
Educational Development, 48,1-8

Anda mungkin juga menyukai