Anda di halaman 1dari 6

SARJANA.

ID SARJANA SIAP KERJA SEBAGAI INOVASI MANAJEMEN


PENDIDIKAN DIGITAL INDUSTRI 5.0 GUNA MENCIPTAKAN
LULUSAN BERKUALITAS DENGAN PEKERJAAN YANG LINIER
SEBAGAI BUKTI IMPLEMENTASI PENGENTAHUAN KE PRAKTEK
DUNIA KERJA

Oleh ……
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Mahasiswa merupakan bagian dari anggota civitas akademika yang tergolong
dalam golongan intelektual yang akan menjadi calon sarjana yang diharapkan dapat
berguna dan bermanfaat bagi negara dan masyarakat. Mahasiswa di era 5.0 diharapkan
dapat melek akan teknologi sebagai ruang keilmuan serta mempersiapkan diri menjadi
seorang yang memiliki kemampuan yang baik sebagai persiapan menuju dunia kerja.
Trobosan teknologi baru diharapkan dapat mempermudah mahasiswa maupun sarjana
yang baru di wisuda untuk mempersiapkan karirnya dengan cara mencari informasi
mengenai pekerjaan yang diinginkan, mengikuti pelatihan soft skill untuk menunjang
kemampuan dan program magang untuk menambah pengalaman sebelum memasuki
dunia pekerjaan.
Setiap mahasiswa pasti memiliki pandangan terhadap dunia kerja yang berbeda
dan keinginan yang berbeda untuk bekerja di institusi atau tempat kerja manapun agar
berhasil di masa depan dan tidak menyandang gelar sebagai pengangguran. Tingginya
angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi tetapi juga masalah
sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial. Data status ketenagakerjaan merupakan
salah satu data kunci yang mewakili keadaan ekonomi dan sosial, serta tingkat
kesejahteraan penduduk pada waktu atau periode tertentu di suatu wilayah. Masalah
ketenagakerjaan adalah masalah multifaset, global, dan nasional dengan implikasi
politik.1
Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Februari tahun 2022 untuk pengangguran di
kalangan intelektual berpendidikan untuk lulusan Sarjana sebanyak 10.53% atau
sebanyak 884.769 orang dari total pengangguran keseluruhan di Indonesia sebanyak
8.402.153 orang. Dari data tersebut menunjukan bahwa masih banyaknya pengangguran
bagi sarjana muda di Indonesia dalam mencari pekerjaan. Sedangkan untuk
1
Ali Muhson, Daru Wahyuni,..dkk, ANALISIS RELEVANSI LULUSAN PERGURUAN TINGGI DENGAN
DUNIA KERJA, Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012.
pengangguran pada lulusan diploma sebanyak 235.359 orang atau sebanyak 2.8% dari
jumlah keseluruhan pengangguran di Indonesia.2
Pasar kerja global yang ditandai dengan terintegrasinya tenaga kerja antar negara
juga disertai dengan munculnya ragam atau jenis pekerjaan baru seiring dengan inovasi
sains-teknologi maupun meningkatnya kreativitas untuk menjawab kompetisi yang
semakin ketat. Mahasiswa berinisiatif untuk menjalani magang lintas jurusan dikarenakan
kurang adanya relevansi jurusan yang mereka ambil dengan pekerjaan yang diinginkan di
masa depan atau karena merasa salah mengambil jurusan.
Magang lintas jurusan dilatarbelakangi karena kesalahan mengambil jurusan
pada saat awal akan memasuki bangku perkuliahan. Sehingga mahasiswa menjalani
perkuliahan tidak sesuai dengan Passion atau kemampuan dan minat yang dimiliki.
Banyak sekali mahasiswa maupun Fresh Graduate yang menjalani magang lintas jurusan
untuk menunjang dan menjembatani masa depan mereka karena di rasa jurusan yang
mereka ambil tidak banyak yang melirik.
Kesalahan saat pemilihan jurusan menyebabkan banyak mahasiswa yang pada
akhirnya melakukan drop out. Isu–isu pendidikan seperti drop-out harus dikelola oleh
negara berkembang, karena hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia di negara
tersebut. Berdasarkan Survei Sosioekonomi Nasional Indonesia ( SUSENAS ) 2012,
tingkat drop-out di pendidikan tinggi mencapai 30,62%. Angka tersebut begitu
mencengangkan karena bisa mengindikasikan bahwa satu dari lima mahasiswa di
Indonesia dinyatakan drop-out dari program studi yang sedang ditempuhnya. Kementrian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam Statistik Pendidikan
Tinggi 2018 mencatat persentase mahasiswa drop – out pada 2018 yaitu 3 %. Dari sekitar
6.95 juta mahasiswa yang diakui kementerian itu, sebanyak 239.498 mahasiswa drop-out.
Mahasiswa yang drop-out itu terdiri atas mahasiswa dikeluarkan, mengundurkan diri, dan
putus kuliah. 3
Banyak mahasiswa yang pada akhirnya melakukan pengulangan tes untuk masuk
jurusan karena ingin berkuliah sesuai dengan bidang dan passion yang diminati dan

2
Data Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (Orang), Badan pusat statistic, di
akses melalui www.bps.go.ig
3
Fahmi, M. & Fadila, H, Drop Out From Higher Education: A Case of Indonesia. Energy Procedia. The 23rd
Pacific Conference of the Religional Science Association International (RSAI) and the 4th Indonesian Regional
Science Association (IRSA) Institute, 2011.
dimiliki. Menurut Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF)
Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia salah mengambil
jurusan padahal salah jurusan bisa memicu pada pengangguran, sehingga untuk menekan
angka pengangguran diharapkan mahasiswa tidak salah dalam mengambil jurusan.4 Ada
beberapa mahasiswa yang pada akhirnya memutuskan untuk bekerja paruh waktu
dikarenakan untuk mendapatkan pendapatan diluar jam perkuliahan untuk memenuhi
kebutuhan perkuliahan atau bahkan untuk melakukan tes ulang karena merasa salah
jurusan.
Kuliah sambil bekerja banyak memberi dampak bagi mahasiswa baik positif
maupun negatif. Dampak positif yang diperoleh oleh mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja adalah memiliki pengalaman diluar kelas, memperoleh keterampilan,
pengetahuan tentang berbagai macam pekerjaan, dan bertanggung jawab atas pekerjaan.
Dampak negatif yang diwaspadai oleh mahasiswa sambil bekerja adalah kesulitan
membagi kesulitan membagi antara waktu dan konsentrasi saat kuliah dan bekerja, lebih
mementingkan pekerjaan daripada kuliah.
Seperti yang kemukakan oleh Daulay , bahwa mahasiswa yang kerja paruh
waktu (part time) dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi, mengisi waktu luang, hidup
mandiri dan mencari pengalaman.5 Pekerjaan paruh waktu juga yang mendasari seorang
mahasiswa untuk bekerja diantaranya adalah kebutuhan finansial, kebutuhan sosial
relasional, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Sehingga memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan minat sangatlah penting.
Hal ini dikarenakan minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Dengan memilih jurusan yang sesuai dengan minat
maka mereka akan dapat menjalaninya dengan penuh rasa suka dan antusias. Sebaliknya,
penentuan jurusan yang salah dapat menjadi academic stressor bagi mahasiswa.
Academic stersor ini dapat mimicu reaksi terhadap pikiran, perilaku, reaksi tubuh dan
perasaan mahasiswa. Reaksi yang muncul pada perasaan mahasiswa yang umum terjadi
adalah munculnya perasaan cemas, murung dan putus asa. Salah dalam memilih jurusan

4
Marshela Dinda Amalia, LalangErawan, Penerapan Algoritma Apriori Untuk Membantu Calon Mahasiswa Dalam
Memilih Program Studi Di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, JOINS, Vol.02 No.02,Nopember
2017,206-212.
5
Daulay, S.F. 2009. “Perbedaan Self regulated Learning antara Mahasiswa yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja”,
Skripsi. Dipublikasikan: Universitas Sumatera Utara, hlm. 1
juga dapat menghambat mahasiswa atau fresh graduate dalam mencari pekerjaan
sehingga akan menambah angka pengangguran.
Besarnya pengangguran pemuda berpendidikan, berkaitan juga dengan persoalan
relevansi pendidikan dengan dunia kerja, khususnya perguruan tinggi, menurut studi
Bank Dunia (2014) tentang sistem pendidikan tinggi, menunjukkan bahwa Perguruan
Tinggi tidak dengan sendirinya merespon tuntutan akan tenaga terampil dalam pasar
tenaga kerja. Ini merupakan salah satu diskoneksi utama yang lazim teridentifikasi
disebagian besar negara-negara Asia.
Disamping karena tidak adanya relevansi jurusan dengan pekerjaan yang akan
diambil karena kurangnya pengalaman menjadi faktor selanjurnya karena adanya
pengangguran dan penolakan dari berbagai perusahaan atau instansi yang akan dilamar
oleh para fresh graduate. Selain pendidikan formal yang harus dimiliki, mahasiswa juga
perlu memiliki pengalaman melalui tahapan masa kerja, serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya dalam organisasi, untuk meniti karir dan pengembangan potensinya.
Pengalaman kerja yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi berbeda-beda,
dikarenakan setiap individu memiliki latar belakang pekerjaan dan bidang kerja yang
juga beragam.
Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas, penyusun merasa tertarik untuk
mengambil judul “SARJANA.ID SARJANA SIAP KERJA SEBAGAI INOVASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN DIGITAL INDUSTRI 5.0 GUNA MENCIPTAKAN
LULUSAN BERKUALITAS DENGAN PEKERJAAN YANG LINIER SEBAGAI
BUKTI IMPLEMENTASI PENGENTAHUAN KE PRAKTEK DUNIA KERJA”.

2. Rumusan masalah
1. Bagaimana pentingnya sistem magang untuk menciptakan lulusan berkualitas dan
pekerjaan yang linier di masa depan untuk mahasiswa?
2. Bagaimana Implementasi Sarjana.ID sebagai produk digital industri 5.0 untuk
menciptakan lulusan berkualitas dan linear?
3. Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui pentingnya sistem magang untuk menciptakan lulusan berkualitas
dan mendapatkan pekerjaan yang linier di masa depan.
2. Untuk mengetahui implementasi Sarjana.ID sebagai produk digital industri 5.0 untuk
menciptakan lulusan berkualitas dan linear

Anda mungkin juga menyukai