Anda di halaman 1dari 5

LOMBA ESSAY NASIONAL

COMPETITION OF PUBLIC HEALTH STUDENT REPRESENTATIVE


COUNCIL

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

Disusun oleh:

Ni Putu Alit Febrianti

Akuntansi/ 2021

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
“THRUST ME” CURHAT ZAMAN NOW KAMPUS MERDEKA:
PROGRAM INOVATIF UNTUK MEMPERBAIKI PROBLEMATIKA
PROGRAM KAMPUS MERDEKA BERBASISKAN PENDEKATAN
PSIKOLOGI

Mahasiswa merupakan sosok generasi muda yang memiliki tanggung


jawab besar terhadap kemajuan bangsa dan negaranya. Untuk mewujudkan hal itu
mahasiswa sebagai peserta didik di perguruan tinggi memberikan bekal untuk
mengasah intelektualitasnya serta skill yang memadai. Mahasiswa tidak seperti
siswa tingkat dibawahnya yang hanya belajar sebagai penerima ilmu dari guru.
Lebih dari itu, mahasiswa dituntut sebagai pembawa, penyebar nilai-nilai dan
penyampai ilmu yang sudah dipelajari. Setidaknya ada tiga aspek penting yang
perlu ditekuni oleh mahasiswa, yaitu pendidikan, keterampilan, dan juga moral.

Perlu diingat bahwa pendidikan bukan merupakan satu-satunya kunci


kesuksesan, tetapi melalui pendidikan dapat menuntun individu untuk membuka
salah satu pintu menuju kesuksesan. Pendidikan adalah aspek penting dalam
penentu masa depan individu. Namun, pendidikan akan menjadi hal yang percuma
jika tidak dapat diimplementasikan dengan keterampilan yang memadai serta
moral yang baik. Sayangnya, peran dan tanggung jawab seorang mahasiswa
banyak yang luntur. Banyak yang menjadi mahasiswa karena faktor popularitas,
karena tuntutan orangtua, ingin mendapatkan gelar ijazah dan masih banyak lagi
yang semakin berambigu. Tak sedikit juga mahasiswa yang berhenti ditengah
jalan karena merasa tidak mendapatkan manfaat yang nyata untuk terjun ke dunia
pekerjaan jadi kuliah dianggap hanya untuk membuang uang dan waktu serta
menghilangkan kesempatan untuk menggali pengalaman kerja langsung. Banyak
mahasiswa tidak benar-benar dalam menunutut ilmu apalagi dalam
mengaplikasikan keterampilannya sehingga sulit beradaptasi saat terjun lapangan
pekerjaan. Akibatnya, banyak lulusan yang sudah lulus dari perguruan tinggi yang
masih menganggur. Terlebih lagi, COVID-19 membuat banyak mahasiswa
memanjakan waktunya yang seharusnya dipergunakan untuk meng-upgrade diri,
justru digunakan untuk bermalas-malasan karena kehilangan motivasi ditengah
pembelajaran daring. Seakan-akan, perguruan tinggi hanyalah suatu wadah bagi
mahasiswa untuk menunda status menjadi pengangguran.
Pengangguran adalah indicator ketenagakerjaan yang menggambarkan
keadaan angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum
mendapatkannya. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik pada Februari
2022, terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak
COVID-19 yang terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,96 juta orang),
Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,55 juta orang), sementara
tidak bekerja karena COVID-19 (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang
mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (9,44 juta orang). Angka
yang tergolong tinggi ini menunjukkan bahwa permasalahan pengangguran di
Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera dicarikan
solusinya.

Di era new normal ini, isu terkait permasalahan mahasiswa, seperti


peningkatan intelektual, keterampilan, dan moral yang berdampak pada tingkat
pengangguran ini menjadi permasalahan yang serius. Dibutuhkan individu yang
tak hanya berpendidikan, tetapi juga dapat mengatasi permasalahan di lapangan
melalui keterampilan pada bidangnya dan didukung oleh moral yang baik.
Perguruan tinggi dirancang sebagai wadah untuk mengembangkan aspek-aspek
yang dibutuhkan di dunia pekerjaan nantinya. Ditambah lagi, mahasiswa dituntut
untuk melihat profesi manjanjikan yang menjadi peluang di masa mendatang.
Salah satu program yang masih menjadi focus di dunia pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi Indonesia saat ini yaitu Program Kampus Merdeka.

Program Kampus Merdeka adalah salah satu program merdeka belajar


yang diluncurkan oleh Kemendikbud untuk mempersiapkan mahasiswa di dunia
karier. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk praktik
dengan mengeksplorasi ilmu dan keterampilan di mitra berkualitas dan terkemuka
yang akan dikonversikan menjadi SKS selama lebih dari satu semester, tak luput
juga dalam memperluas jangkauan relasi. Namun, dalam prakteknya masih
banyak mahasiswa yang masih belum update informasi dan bingung karena
kurangnya tuntunan dari kampus dalam mengurus keperluan dalam
mempersiapkan diri untuk turut serta dalam mengikuti program ini. Ditambah lagi
dengan artian “Merdeka” yaitu mahasiswa dapat memilih program yang mungkin
tidak linear dengan program studinya, asalkan masih memiliki korelasi. Hal ini
membuat mahasiswa masih bingun terkait program apa yang akan dipilih,
khususnya dibidang apa mengingat program ini menyediakan delapan program.
Tak hanya dengan itu, problematika lain terkait program ini adalah masih
banyaknya mahasiswa yang mengakui bahwa program ini banyak hambatan.
Salah satu program inovatif yang dapat dijadikan pendekatan untuk mengatasi
permasalahan kebingungan dan penilaian program kinerja kampus merdeka ini
adalah “Thrust Me” Curhat Zaman Now Kampus Merdeka.

“Thrust Me” Curhat Zaman Now Kampus Merdeka adalah program


inovatif untuk memperbaiki problematika program kampus merdeka berbasiskan
pendekatan psikologi. “Thrust Me” merupakan salah satu konseling dan penilaian
yang provokatif untuk mencapai tujuan kampus merdeka. Metode ini dikatakan
provokatif karena memengaruhi psikologis mahasiswa sehingga dapat dapat
meyakinkan persiapan peserta. Pada program “Thrust Me” Curhat Zaman Now
Kampus Merdeka ini bertujuan untuk memberikan edukasi juga berupa konseling
pada kemampuan dan keinginan mahasiswa terkait pilihan program kampus
merdeka yang tepat agar tetap memiliki korelasi dengan program studinnya serta
program ini juga memberikan gambaran bagaimanakah review dari mahasiswa
terdahulu terkait pelaksanaan dimasing-masing cabangg program. Hal yang
menjadi fokus pada program ini adalah peran aktif serta keterlibatan dari
mahasiswa yang sudah melewati atau sedang mengikuti program kampus
merdeka. Selain itu, pesan dalam program ini adalah bahwa memilih kampus
merdeka tidak hanya untuk dapat bebas dalam mata kuliah di kampus melalui
konversi SKS, tetapi juga bagaimana ilmu, tenaga, dan waktu kita dapat kita
luangkan untuk menambah pengalaman, relasi, kebermanfaatan, dan penghasilan.

Teknis pelaksanaan program “Thrust Me” Curhat Zaman Now Kampus


Merdeka ini terdiri dari beberapa kegiatan. Setiap mahasiswa akan diberikan
kesempatan untuk mengetahui dan mengikuti 1) persiapan program kampus
merdeka; 2) test kepribadian; 3) konseling hambatan; 4) rekomendasi bidang yang
berkorelasi dengan program studi; 5) cara mengolah waktu yang baik; 6)
mengulas program kampus merdeka. Program ini dapat dapat diakses setiap hari
melalui aplikasi dimana untuk konseling akan dipandu oleh dosen masing-masing
kampus sesuai bidangnya sedangkan untuk ulasan akan dihubungkan secara
umum dari mana saja agar dapat memberikan transparansi penilaian yang jujur
dan dapat digunakan sebagai perbaikan dari program kampus merdeka.

“Thrust Me” Curhat Zaman Now Kampus Merdeka memiliki banyak


manfaat. Selain memberikan edukasi dan konsultasi sebagai persiapan dalam
memilih program Kampus Merdeka, program ini juga dapat memberikan
transparansi penilaian yang dapat terus dijadikan perbaikan dan tolak ukur terkait
efesiensi kinerja program Kampus Merdeka. Sesi konsultasi disertai diskusi
mahasiswa yang difasilitasi pihak kampus menekankan obrolan yang dapat
memberikan solusi. Penilaian pro kontra yang mungkin muncul atau yang sudah
ditimbulkan dari program kampus merdeka juga dapat dijadikan acuan dalam
menimbang resiko ketika pengambilan keputusan oleh mahasiswa.

Program pendidikan yang efektif adalah program yang dapat diterima serta
dapat berjalan secara berkesinambungan. Oleh sebaab itu, diperlukan kerja sama
dari berbagai pihak untuk menciptakan program “Thrust Me” Curhat Zaman Now
Kampus Merdeka yang efektif.

Program “Thrust Me” Curhat Zaman Now Kampus Merdeka memiliiki


banyak manfaat serta potensial untuk diimplementasikan dalam rangka
mempersiapkan mahasiswa untuk turut serta aktif dalam program Kampus
Merdeka terutama di era New Normal saat ini. Pendekatan psikologis yang
digunakan dalam program ini dapat membantu mahasiswa untuk meyakinkan
pilihan dan perilaku dalam mempersiapkan diri ke arah yang lebih baik, sehingga
mahasiswa tidak hanya sekadar menjalankannya dengan motif ‘ikut-ikutan’, tetapi
agar tujuan dari program Kampus Merdeka dapat dicapai dengan nyata. Kerja
sama dari berbagai pihak, terutama pemerintah dan pihak kampus sangat
diperlukan agar program ini dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan.
Apabila program ini dapat dicapai dengan baik, masalah keambiguan tujuan
kuliah oleh mahasiswa yang menimbulkan peluang pengangguran yang tinggi dan
berdampak kompleks niscaya perlahan dapat teratasi untuk generasi masa depan
Indonesia yang memiliki kecerdasan tidak hanya intelektual, tetapi juga secara
keterampilan dan emosional.

Anda mungkin juga menyukai