KAMPUS MERDEKA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu:
Dr. Halim Purnomo, M.Pd.I
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalahini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Halim Purnomo, M.Pd.I
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Fatih Rahmatullah
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Generasi penerus bangsa diharapkan memiliki kecakapan yang baik untuk melanjutkan
pembangunan melalui pendidikan. Tujuan pendidikan nasional ialah untuk meningkatkan
kemampuan murid agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, memiliki akhlak mulia, sehat, berilmu, terampil, inventif, independen, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, menurut UU No. 20 Tahun
2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan tersebut menempatkan
pendidikan menjadi suatu hal yang sangat bernilai bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Salah satu usaha pemerintah dalm meningkatkan mutu Pendidikan ialah denga
adanya Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB- KM).
Merdeka belajar adalah ide yang memberikan kebebasan kepada guru dan siswa dalam
memilih sistem pembelajaran (Ainia, 2020). Merdeka belajar sendiri memiliki esensi yaitu
peserta didik mempunyai kebebasan dalam berfikir secara individu maupun secara
kelompok, sehingga di masa yang akan datang dapat membentuk peserta didik yang kritis,
cakap, kreatif, kolaboratif, serta partisipatif. Kebijakan program MB-KM juga dicanangkan
untuk pada perguruan tinggi. Menurut Suhartoyo dkk (2020) hal tersebut diperlukan untuk
meningkatkan kompetensi soft skills dan hard skills agar lebih siap dan sesuai dengan
tuntutan zaman sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Terdapat berbagai macam program yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, difasilitasi
oleh PT, dan diikuti oleh mahasiswa.
Salah satu dari dari program MB-KM adalah Kampus Mengajar. Program KK
bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan potensi diri dengan
aktivitas di luar bangku perkuliahan. Pada program KM, mahasiswa ditempatkan di SD
wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). Mahasiswa berkontribusi dalam hal membantu
pengajaran do kelas, membantu adaptasi teknologi, serta membantu administrasi
(Kemdikbud, 2021:3).
Perlunya kegiatan pengabdian tentang program Kampus Mengajar (KM) karena untuk
meningkatkan partisipasi mahasiswa untuk mengikuti program KM. Kedua, memberikan
gambaran dan manfaat program KM.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini ialah untuk memberikan informasi
terkait program KM kepada peserta, sehingga mereka dapat memiliki wawasan terkiat KM.
Selain itu, peserta dapat termotibvasi untuk mengikuti program KM Angkatan selanjutnya.
METODE PENELITAIN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. metode kualitatif digolongkan sebagai
metode artistik karena proses penelitiannya kurang terpola dan digolongkan sebagai metode
interpretative karena data yang dihasilkan dalam suatu penelitian cenderung berhubungan dengan
interpretasi data yang dikumpulkan di lapangan. Penelitian kualitatif adalah proses mengumpulkan
data secara alamiah atau natural untuk maksud menafsirkan, menganalisis fenomena, ketika peneliti
berada pada posisi sebagai instrumen utama. Dalam penelitian kualitatif data tidak dicari melalui cara
statistik atau metode pengukuran kuantitatif yang lainnya.
Sedangkan metode deskriptif menurut Sugiyono (2016) ialah metode yang digunakan untuk
menganalisis atau menjelaskan temuan, namun tidak digunakan untuk menarik kesimpulan yang luas.
Metode deskriptif kualitatif ini merupakan metode penelitian dengan cara mendeskripsikan,
memaparkan, serta menganalisis objek dari suatu keadaan dari semua data yang didapat selama
kegiatan lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ialah wawancara dan observasi.
Wawancara digambarkan sebagai serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi secara tepat dan akurat. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2016) observasi mendasari
semua ilmu, karena setiap ilmuwan dapat bekerja atas dasar data, yaitu fakta tentang kenyataan yang
diperoleh melalui pengamatan. Unsur-unsur yang menjadi objek dalam penelitian kualitataif dengan
mengguanakan teknik observasi ialah tempat, pelaku, dan aktivitas. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini yang dimaksud tempat adalah sekolah, pelakunya adalah peserta didik, dan aktivitasnya adalah
kegiatan belajar atau kegiatan peserta didik selama jam di sekolah.
PEMBAHASAN
Wujud bhakti pada negri salah satunya adalah dengan melaksanakan program
Pendidikan dengan kegiatan mengajar, sebagi mana program pemerintah yaitu Kegiatan
mengajar termasuk kegiatan yang paling sering dilaksanakan selama pelaksanaan Program
Kampus Mengajar. Berbagai jenis kegiatan mengajar yang dilaksanakan dalam rangka untuk
membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, agar pembelajaran bisa tetap maksimal.
1.Tujuan Pendidikan Indonesia
Berdasarkan UU nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.
“Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”, dan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat
1 dijelaskan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya”. Kedua ayat di atas merupakan dasar hukum lainnya yang membahas
tentang pendidikan. Berdasar pembukaan UUD 45 alinea empat pemerintah akan
mengusahakan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan pernyataan-pernyataan
di atas, apakah tujuan tersebut telah tercapai? Jawabannya belum, mutu pendidikan di
Indonesia masih terbilang rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kualitas pendidikan di
Indonesia masih rendah dikarenakan beberapa hal; petama, kurangnya sarana dan prasarana
yang menjadi penunjang pembelajaran (Wardani, 2019). Misalnya, kurangnya gedung kelas
pada suatu sekolah yang menyebabkan jumlah murid disetiap melebihi kapasitas. Kedua,
tenaga pendidik yang kurang profesional. Contohnya, guru yang disetiap masuk ke kelas
hanya memberikan catatan kepada siswa dan tidak memberikan penjelasan yang rinci
mengenai materi (Hakim, 2019). Dan masih banyak lainnya seperti, kurangnya percaya diri
dalam menjawab soal saat ujian sehingga para siswa lebih menyontek, tidak cocoknya
pendidikan di Indonesia dengan kebutuhan pasar dunia kerja, biaya pendidikan yang mahal,
pendidikan yang belum merata antar daerah. Sebagai negara yang memiliki wilayah yang
luas, belum adanya akses ke polosok-pelosok menyebabkan pemerataan terhadap pendidikan
untuk semua masyarakat kurang efektif, pendidikan mempunyai andil besar dalam
peningkatan mutu SDM. Kualitas pendidikan yang baik, akan membuat bangsa semakin maju
danberkembang. (Kusumawati, 2021).
Melihat kekurangan tersebut upaya yang perlu dilakukan ialah mengadakan supervisi
akademik. Mengembangkan proses belajar mengajar akan lebih baik dengan dilakukannya
pembinaan kepada tenaga pendidik, hal ini merupakan tujuan dari supervisi akademik
menurut pendapat Yushak Baharuddin, selaku supervisi pendidikan. Untuk meningkatkan
profesi mengajarnya seperti : meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan mengajar;
menjamin berjalannya kegiatan sekolah secara optimal sesuai dengan ketentuan yg
telah ditetapkan; memperbaiki kesalahan dengan memberikan bimbingan langsung.
Teknik supervisi, budaya organisasi pembelajaran dan pelatihan merupakan salah satu upaya
meningkatkan profesionalitas seorang supervisor dengan seorang guru. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendekatan tersebut harus dilakukan secara bersama, direktif dan
mempertimbangkan tingkat kematangan konseptual serta komitmen semua guru. Pendekatan
budaya organisasi dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk ikut dan aktif dalam
berorganisasi terutama organisasi yang diselenggarakan oleh sekolah.
3.Asistensi Mengajar
Kegiatan yang dilakukan untuk membantu guru kelas memberikan pemahaman yang lebih
detail kepada siswa-siswa yang sulit atau kurang memahami pelajaran yang telah diberikan. Ketika
guru kelas menyampaikan materi kepada siswa, peneliti menyimak dan mendengarkan terlebih
dahulu, kemudian berkeliling dan mendatangi setiap tempat duduk siswa untuk melihat kemampuan
siswa ketika mempelajari materi dan mengerjakan soal-soal sesuai dengan materi yang telah
disampaikan. Sehingga jika terdapat siswa yang kesulitan, peneliti mencoba untuk menjelaskan ulang
materi tersebut. Fokus materinya yaitu pelajaran matematika, karena sebagaimana hasil analisis awal,
bahwa siswa kelas 6 sangat kurang dalam kemampuan berhitung. Peneliti juga memberi kesempatan
bagi semua siswa yang ingin bertanya tentang materi tersebut, baik kepada peneliti ataupun guru
kelas. Langkah-langkah kegiatan seperti ini juga bertujuan untuk menumbuhkan keberanian siswa
saat bertanya atau berpendapat. Di samping itu, penliti terkadang mengajarkan materi kepada siswa
untuk membantu guru kelas. Adapun materi yang dipelajarinya ialah pembahasan soal-soal ujian
untuk mata pelajaran PPKn, PAI, BahasaIndonesia, dan Matematika. Hasil dari kegiatan ini membuat
siswa merasa senang karena diberi perlakuan yang dapat membantu meningkatkan pemahaman
mereka terhadap materi yang dipelajari, siswa juga diberi perhatian yang lebih, sehingga ketika siswa
perasaan senang telah tumbuh ketika pembelajaran, maka motivasi dan semangat belajar mereka akan
lebih meningkat. Salah seorang siswa menyampaikan pendapatnya bahwa mereka tidak senang jika
diperintah untuk mengerjakan tugas dan diminta untuk segera dikumpulkan sebagai nilai tugas,
tetapi mereka belum paham akan materi tersebut. Dari pernyataan siswa tersebut, saya menyimpulkan
bahwa sebelum memberi tugas, alangkah lebih baik untuk memastikan terlebih dahulu pemahaman
siswa terhadap materi, kemudian berilah soal latihan untuk melihat kemampuan siswa, setelah itu
berikan tugas untuk memperoleh nilai sebagai hasil belajar siswa pada hari itu, dan jangan lupa untuk
selalu melatih keberanian siswa dalam bertanya, karena ditemukan beberapa siswa yang belum paham
tapi tidak berani untuk bertanya, baik itu karena merasa malu atau segan dengan gurunya. Kemudian,
Mulyono & Hapizah (2018) menyebutkan bahwa seorang pengajar juga perlu memperhatikan
keefektifan dalam pembelajaran agar pemahaman konsep oleh siswa dapat tercapai. Selain itu,
menurut Krisbiantoro Dwi (2017) ketika pembelajaran matematika diajarkan oleh guru secara
monoton, siswa bisa menjadi bosan dan akhirnya malas. Oleh akrena itu, kehadiran teknologi
multimedia menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa danmembantu mereka memahami
pembelajaran.
KESIMPULAN
Program Kampus Mengajar dapat memberikan wawasan dan praktik baik bagi peserta
programProgram Kampus Mengajar dapat memberikan wawasan dan praktik baik bagi
peserta program.
Menyimpulkan dari artikel “Kualitas Pendidikan di Indonesia” bahwa kurangnya
kemampuan matematika, sains, dan membaca di Indonesia merupakan salah satu faktor
kenapa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Adapun faktor lain yang
mempengaruhi input proses meningkatkan mutu Pendidikan diantaranya yaitu, fasilitas untuk
menunjang pendidikan, kemampuan para pengajar dalam menggali potensi murid, kurikulum
yang kurang sesuai dengan keadaan saat itu, dan kurangnya kesejahteraan Pemerataan
pendidikan sangat krusial dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agar dapat
menghasilkan output yang berkualitas. Salah satu upaya untuk mengubah kualitas atau mutu
pendidikan di Indonesia adalah mengadakan supervise akademik, meratakan fasilitas sekolah
sesuai standar dan kemajuan teknologi di setiap wilayah, memberikan sosialisasi atau
pelatihan kepada pengajar agar dapat menggali potensi murid secara maksimal, mengajak
peserta didik untuk ikut dan aktif dalam berorganisasi agar tercipta budaya berorganisasi
yang dapat menunjang baik softskill maupun hardskillnya, memprogram ulang kurikulum
sesuai berjalannya zaman dan menyesuaikan keadaan pelajar saat ini, serta memberikan
insentif atau upah lebih kepada para pengajar sebagai bentuk apresiasi karena telah mendidik
para penerus bangsa. Dengan begitu tujuan untuk lebih memahami kualitas atau mutu
pendidikan di Indonesia bisa terpecahkan. Menurut pendapat penulis, pada era seperti
sekarang, bangsa Indonesia butuh melakukan perbaikan di semua bidang. Adapun bidang
dasar yang penting seperti pendidikan. Hal tersebut perlu dikerjakan agar perubahan
nantinya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Admin (2021, November 23). Program Pemerintah Dalam Memperbaiki Kualitas Pendidikan.
Diambil dari: https://manajemen.uma.ac.id/2021/11/p rogram-pemerintah-dalam-
memperbaiki-kualitas-pendidikan.
Ainia, Della Kurnia. (2020). Merdeka Belajar Dalam Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara
Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat
Indonesia, 3(3).
Francis School. (2020). suatu pendidikan memiliki kualitas baik apabilla? Bagaimana Sebuah
Proses Pendidikan Dinilai Baik?
Lindawati, R. (2021). Extensive Reading Untuk Pembelajar Bahasa Inggris. Jurnal Abdidas,
2(4),889-893.Https://Doi.Org/10.31004/Abdidas.V2i4.386.