Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka)


Makalah ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Keterampilan Mengajar yang dibina
oleh Dr. H. Syaiful Mustofa, M.Pd

Disusun oleh:
Sofwan Hadianto Prasetyo (210104110028)
Zabrina Aprilia RD (210104110098)
Zhafira Putri Fatihati (210104110112)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGIRUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kampus Merdeka merupakan salah kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim yang memberikan kebijakan Perguruan Tinggi untuk
memberikan hak belajar selama tiga semester di luar program studi. Kampus merdeka
pada dasarnya menjadi sebuah konsep baru yang membiarkan mahasiswa mendapatkan
kemerdekaan belajar di perguruan tinggi (Leuwol et al., 2020; Muhsin, 2021; Wijayanto,
2021). Konsep ini menjadi lanjutan dari konsep sebelumnya yaitu Merdeka Belajar.
Perencanaan konsep Kampus Merdeka ini pada dasarnya merupakan inovasi
pembelajaran untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang berkualitas.Pendidikan itu
salah satu faktor terpenting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dan
kemajuan sebuah bangsa. Proses pendidikan mampu melahirkan ide-ide yang kreatif,
inovatif dalam dinamika perkembangan zaman.
Pengembangan kurikulum merupakan instrumen untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Kebijakan pendidikan yang benar akan tampak melalui implementasi
kurikulum yang diterapkan karena “kurikulum merupakan jantung pendidikan” yang
menentukan berlangsungnya Pendidikan (Munandar, 2017). Menurut UU No.20 tahun
(2003) “kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang berkaitan dengan
tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan dan dijadikan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan
nasional”. “Di Indonesia pengimplementasian kurikulum telah mengalami berbagai
perubahan dan penyempurnaan yaitu tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1973,
tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), tahun 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan), dan pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional
mengganti kembali menjadi kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi
menjadi Kurtilas Revisi” (Ulinniam et al., 2021). Pada saat ini hadirlah sebuah kurikulum
baru yaitu kurikulum merdeka. Di mana kurikulum merdeka dimaknai sebagai desain
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan tenang,
santai, menyenangkan, bebas stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat
alaminya.
Merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif. Salah satu
program yang dipaparkan oleh Kemendikbud dalam peluncuran merdeka belajar ialah
dimulainya program sekolah penggerak. Program sekolah ini dirancang untuk
mendukung setiap sekolah dalam menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang
berkepribadian sebagai siswa pelajar Pancasila. Untuk keberhasilan semua it dibutuhkan
peran seorang guru. Di mana sejalan dengan pendapat (Ainia, 2020) “Guru sebagai
subjek utama yang berperan diharapkan mampu menjadi penggerak untuk mengambil
tindakan yang memberikan hal-hal positif kepada peserta didik”. Dengan adanya
kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia yang mana (Yamin & Syahrir, 2020) “mengemukakan bahwa pernyataan
tersebut dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat
menyesuaikan perubahan zaman”. Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri
Pendidikan Nadiem Makarim bahwa “reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan semata-
mata menggunakan administrasi approach, melainkan harus melakukan culture
transformation” (Satriawan et al., 2021). Sejalan juga dengan pendapat bahwa “konsep
merdeka belajar ini kemudian dapat diterima mengingat visi misi Pendidikan Indonesia
kedepan demi terciptanya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai
bidang kehidupan” (Sibagariang et al., 2021). Dengan adanya kurikulum Merdeka
diharapkan siswa dapat berkembang sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki karena
dengan kurikulum merdeka mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif,
aplikatif, variative dan progresif. “Serta adanya perubahan kurikulum baru ini diperlukan
kerjasama, komitmen yang kuat, kesungguhan dan implementasi nyata dari semua pihak,
sehingga profil pelajar pancasila dapat tertanam pada peserta didik” (Fetra Bonita Sari,
Risda Amini, 2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu MBKM (Merdeka Belajar Kampu Merdeka)?
2. Apa itu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)?
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas tujuan makalah iin untuk:
1. Mengetahui MBKM (Merdeka Belajar Kamps Merdeka)
2. Mengetahui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
BAB II
PEMBAHASAN

A. MBKM di Universitas
MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah program yang dicanangkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk
menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan sebuah implementasi dari visi misi yang
dimiliki oleh Presiden Joko Widodo guna menciptakan adanya SDM yang lebih unggul.
Perencanaan pada konsep kampus merdeka ini pada dasarnya hanya perlu untuk
mengubah peraturan menteri saja. Konsep kampus yang merdeka rencananya akan segera
dilangsungkan untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang lebih berkualitas. Dalam
penerapannya, lewat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa
mendapatkan kesempatan untuk 1 (satu) semester (setara dengan 20 SKS) menempuh
pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama; dan paling lama 2
semester atau setara dengan 40 SKS menempuh pembelajaran pada program studi yang
sama di perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda
di perguruan tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tingginya.
Jadi, mahasiswa nantinya secara tidak langsung akan diajak untuk belajar caranya hidup
di lingkungan masyarakat. Pada dasarnya kebijakan tersebut bertujuan untuk dapat
mengenalkan adanya dunia kerja pada mahasiswa sejak dini. Sehingga kemudian
mahasiswa akan jauh lebih siap kerja setelah nantinya lulus dari sebuah perguruan tinggi
yang tersedia.
Berikut ini daftar program-program yang ada di Kampus Merdeka yang bisa
dipilih mahasiswa:

1. Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Program ini ditujukan untuk


memberikan mahasiswa kesempatan belajar mengenai keragaman nusantara
dan memperluas jaringan akademik antar mahasiswa. Program ini bisa
dikatakan sebagai sarana belajar lintas kampus. Bagi mahasiswa yang
mengikuti program ini akan menerima konversi 20 sks. Beberapa persyaratan
yang perlu dipenuhi untuk bisa mengikuti program ini seperti memiliki IPK
minimal 2,75, terdaftar sebagai mahasiswa aktif, tidak pernah mendapatkan
sanksi akademik dan non akademik, dsb.
2. Magang Bersertifikat Program magang ini bisa diikuti selama 1-3 semester.
Sama seperti program sebelumnya, program magang bersertifikat memiliki
bobot setara 20 sks. Di program ini mahasiswa bisa belajar langsung di tempat
kerja mitra sehingga dapat memperluas jaringan dan hubungan dengan
industri terkait. Mahasiswa akan mendapatkan ilmu yang relevan untuk
diterapkan di dunia kerja nanti. Mitra program ini sangat beragam seperti
Tokopedia, Gojek, Glints, Narasi dan lainnya.
3. Indonesian International Student Mobility (IISMA) IISMA adalah program
mobilitas internasional yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar di
perguruan tinggi luar negeri. Mahasiswa yang lolos seleksi berkesempatan
untuk kuliah selama 1 semester di perguruan tinggi terpilih. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan dan memperkaya wawasan maupun
kompetensi mahasiswa baik yang berhubungan dengan minat maupun
pemahaman lintas budaya. Program ini juga memiliki bobot 20 sks.
4. Studi Independen Bersertifikat Program ini cocok bagi mahasiswa yang
memiliki ide inovatif dan memiliki minat untuk melakukan riset. Durasi
program studi independen berkisar 1-2 semester. Program studi independen ini
memiliki bobot 20 sks. Menariknya pilihan studi tidak harus sesuai dengan
bidang atau jurusan kuliah. Jadi mahasiswa bisa melakukan lintas disiplin
keilmuan selama memenuhi syarat yang ada.
5. Proyek Kemanusiaan Program ini melibatkan mahasiswa untuk membantu
mengatasi bencana. Dengan adanya proyek kemanusiaan mahasiswa
diharapkan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Selain itu mahasiswa
diharapkan juga dapat meningkatkan kepekaan sosial dan memberikan solusi
sesuai dengan keahliannya.
6. Riset atau Penelitian Program ini cocok untuk mahasiswa yang memiliki
minat menjadi seorang peneliti. Dalam program ini mahasiswa bisa belajar di
laboratorium pusat riset. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
penelitian mahasiswa serta ekosistem dan kualitas riset di Indonesia
7. Membangun Desa (KKN Tematik) Program ini akan memberikan pengalaman
untuk hidup di tengah masyarakat diluar kampus. Bersama dengan masyarakat
setempat, mahasiswa diharapkan mengidentifikasi potensi dan memberikan
solusi sehingga kedatangan mahasiswa akan bisa mengembangkan potensi
desa atau daerah tersebut. KKN juga diharapkan dapat mengasah ilmu,
softskill dan leadership mahasiswa bersangkutan.
8. Program Kampus Mengajar Program ini memberi kesempatan untuk melatih
skill mengajar sekaligus mengembangkan diri. Dalam program ini mahasiswa
akan menjadi mitra guru dalam pembelajaran literasi, numerasi dan adaptasi
teknologi untuk jenjang SD dan SMP. Program Kampus Mengajar
berlangsung selama 1 semester dan akan mendapat pengakuan hingga 20 sks.
9. Program Wirausaha Selama program ini berlangsung, mahasiswa akan
mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi kewirausahaan, menyusun
proposal wirausaha, menjalankan kegiatan wirausaha dibawah bimbingan
dosen atau mentor kewirausahaan. Program ini memiliki tujuan utama untuk
memperkuat kemandirian ekonomi nasional dan mendukung percepatan
ekonomi digital.

Konsep kampus merdeka belajar, mahasiswa disiapkan untuk benar-benar siap


menghadapi tantangan kedepannya yang mungkin akan terjadi, dalam arti di lapangan
kerja dan di lingkungan masyarakat. Sehinga dengan kampus merdeka belajar mahasiswa
akan selalu siap serta sigap dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang
lebih menantang, contohnya metode diskusi, strategi pembelajaran berbasis masalah,
yang mana ini mahasiswa akan terbiasa tanggap dengan keadaan yang terjadi di
lingkungan masyarakat dan didukung dengan adanya kegiatan praktek di lapangan seperti
magang, mengerjakan proyek desa, dan bakti sosial sebagaimana yang diungkap
Mendikbud.

Landasan hukum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah sebagai


berikut:

1. Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.


2. Permendikbud No. 4 tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri
menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum.
3. Permendikbud No. 5 tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi.
4. Permendikbud No. 6 tahun 2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Sarjana pada Perguruan Tinggi.
5. Permendikbud No. 7 tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan,Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian Perubahan dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta.
Adapun landasan hukum terkait dengan pelaksanaan program kebijakan Hak
Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa.
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pendampingan Masyarakat
Desa
B. Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Kurikulum di Indonesia bersifat dinamis, artinya bisa sewaktu-waktu mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dan yang terbaru yang
akan digunakan di dunia pendidikan adalah kurikulum merdeka belajar. Kurikulum
merdeka belajar merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai upaya mengembangkan kurikulum
dari yang sudah ada sebelumnya. Lahirnya kurikulum ini adalah hasil dari fenomena
pandemi COVID-19 yang menyebabkan proses pembelajaran mengalami banyak kendala
sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan bagi satuan pendidikan.
Menurut Buku Saku Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka Belajar adalah
kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten belajar
akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan
kompetensi. Pada pelaksanaannya, guru lebih memiliki keleluasaan dalam memilih
perangkat mengajar sehingga proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
belajar dan minat peserta didik. Selain itu, pendapat lain menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan, pengertian Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang dalam
proses pembelajarannya mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Artinya para peserta
didik bisa memilih pelajaran apa saja yang diinginkan sesuai dengan bakat dan minatnya.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk evaluasi perbaikan Kurikulum
2013.

Pengembangan kurikulum merdeka belajar dilakukan dengan lebih fleksibel dan


berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter peserta didik. Oleh karena itu,
terdapat karakteristik khusus yang digunakan dalam kurikulum merdeka belajar, antara
lain:
1. Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan
karakter sesuai profil belajar Pancasila.
2. Berfokus pada materi esensial sehingga tersedia waktu yang cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru dalam melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.
Pengimplementasian kurikulum merdeka belajar tidak serta merta dilaksanakan
secara penuh dan serentak. Sesuai dengan kebijakan Kemendikbudristek, diberikan
keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar ini.
Bagi satuan pendidikan yang memilih menggunakan kurikulum merdeka belajar, terdapat
3 pilihan kategori dalam mengimplementasikan kurikulum ini, di antaranya:
1. Kategori Mandiri Belajar
Kategori ini memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan
beberapa bagian dan prinsip kurikulum merdeka belajar, dengan tetap menggunakan
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2013 atau kurikulum 2013 yang
disederhanakan/kurikulum darurat.
2. Kategori Mandiri Berubah
Pada tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan mulai menerapkan kurikulum
merdeka belajar, menggunakan perangkat ajar yang disediakan dalam PMM sesuai
jenjang satuan pendidikan yaitu perangkat ajar untuk PAUD, kelas I, kelas IV, kelas,
VII, dan kelas IX.
3. Kategori Mandiri Berbagi
Satuan pendidikan dipersilakan untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar diikuti
dengan pengembangan mandiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan anak
usia dini (PAUD), kelas I, kelas IV, kelas VII, dan kelas IX mulai tahun ajaran
2022/2023.
Dilansir dari Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, keunggulan yang
didapatkan dengan menggunakan kurikulum merdeka belajar antara lain sebagai berikut:
1. Materi yang disampaikan dan dipelajari menjadi lebih sederhana, mendalam, dan
berfokus pada materi yang esensial. Hal ini tentu membuat peserta didik dapat belajar
secara lebih dalam tanpa diburu-buru oleh waktu.
2. Guru lebih merdeka karena bisa mengajar sesuai dengan tahap capaian dan
perkembangan peserta didik.
3. Sekolah memiliki hak dan wewenang dalam mengembangkan kurikulum sesuai
dengan satuan pendidikan dan peserta didik.
4. Karena bersifat lebih relevan dan interaktif, proses pembelajaran lebih memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan dapat mengeksplorasi isu-isu
aktual. Sebagai bentuk nyata implementasi dari kurikulum merdeka belajar, salah
satunya adalah kegiatan presentasi yang bisa melatih rasa percaya diri dan
kemampuan berbicara di depan umum bagi siswa. Nah, untuk bisa menciptakan
presentasi yang menarik dan informatif, peserta didik mungkin memerlukan template
power point gratis yang akan membuat suasana presentasi semakin hidup dan
interaktif. Selain itu tentu persiapan memahami materi merupakan hal utama yang
harus diperhatikan.
C. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
a. Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah inisiatif yang bertujuan
untuk menggali, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari para pelajar. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hanya semata-
mata sebagai teori, tetapi juga sebagai panduan moral yang harus tercermin dalam sikap,
tindakan, dan keputusan setiap individu. P5 berfokus pada penguatan karakter siswa,
seperti semangat gotong royong, toleransi, integritas, dan tanggung jawab sosial. Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek guna
mencapai kompetensi pembelajaran dan karakteristik siswa agar sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Pembuatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan. Dari segi muatan, kegiatan pembelajaran, dan waktu
pelaksanaannya, kegiatan ini akan dilaksanakan secara fleksibel. Dalam penerapannya,
projek penguatan profil pelajar Pancasila ini dirancang terpisah dari intrakulikuler.
Profil Pelajar Pancasila atau biasa disebut sebagai P5 adalah gambaran dari
pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki sikap
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun
tujuan dari dibentuknya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini yaitu untuk
membantu guru dalam mengamati dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada
di lingkungan sekitar. Bisa dikatakan bahwa P5 ini adalah pembelajaran lintas disiplin
ilmu yang sangat penting untuk siswa. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi lingkungan
sekitarnya. Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang
menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta Pendidikan Dasar dan
Menengah terdiri atas kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Sementara pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran
kelompok umum serta program pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar
Pancasila. Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana
yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Projek
penguatan profil pelajar
Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan
memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan
berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Berdasarkan Kemendikbudristek
No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan
kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan,
dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi
pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia
kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
b. Prinsip-Prinsip Projek Pneguatan Profil Pelajar Pancasila
Prinsip-prinsip Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila, antara lain:
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial
atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan projek penguatan profil pelajar
Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema
secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu
secara mendalam. Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan
merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun
lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan
secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk
dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek
profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas
kehidupan sehari-hari
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik
dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan
sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan
sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan
bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan
pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh
dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan
mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan masalah nyata yang
dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat
mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan
pemahaman dan kemampuannya
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola
proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan
mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat
mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan
banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya
menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta
didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat
mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan
daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi
proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang
terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya
projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi
pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun
demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat
merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat
memudahkan pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong
peran projek profil untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah
peserta didik dapatkan dalam program intrakurikuler.

c. Manfaat Projek Pengauatan Profil Pelajar Pancasila


Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan ruang bagi semua komunitas
satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan profil pelajar Pancasila
Untuk Satuan Pendidikan, adapun manfaat dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
antara lain:
1. Untuk Satuan Pendidikan
- Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
- Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya
2. Untuk Pendidik
- Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
- Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
- Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran
3. Untuk peserta didik
- Mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter profil pelajar Pancasila
untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
- Mengasah inisiatif dan partisipasi untuk merencanakan pembelajaran secara aktif
dan berkelanjutan.
- Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu tertentu.
- Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
- Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di lingkungan
sekitar sebagai salah satu bentuk hasil belajar.
- Mengasah daya belajar dan kepemimpinan peserta didik dalam proses
pembelajaran

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada anak didik untuk mengekspor
kemampuan dan minatnya. Dengan menggunakan kurikulum merdeka perubahan sangat terasa di
sekolah ataupun di universitas. Pendidik lebih fleksibel untuk berkreasi dalam mengajar
semaksimal mungkin, serta lebih mengetahui minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan anak
didik. Proses pembelajaran kurikulum merdeka pada sekolah ataupun universitas mengacu pada
profil pelajar pancasila yang bertujuan menghasilkan lulusan yang mampu berkompeten dan
menjunjung tinggi nilai-nilai karakter. Dalam menerapkan kurikulum merdeka di di sekolah
ataupun di universitas tidak semudah membalikan telapak tangan banyak sekali hambatan-
hambatan yang dilalui terutama menanamkan minat dari anggota sekolah untuk mau bergerak
maju menuju perubahan.

Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2023. Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbud.

Fadhol. Apa Itu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)?. Surabaya: 2020

Itk, Humas. Yuk Mengenal Apa Itu Program Kampus "Merdeka Belajar". Balikpapan: 2021

Kurikulum Merdeka Belajar: Apa dan Bagaimana Penerapannya?. Tanpa Tahun.


https://ujione.id/kurikulum-merdeka-belajar/
Rahayu, Restu dkk. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar du Sekolah Penggerak.
Jurnal BASICEDU. 6(4)

Rustono, Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Semarang: 2020

Smantas. Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka Belajar: Kurikulum Merdeka Sebagai Opsi
Sekolah Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Dikarenakan Pandemik. Bogor: 2022.

Sopiansyah, Deni dkk. (2021). Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar
Kampus Merdeka). Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4 (1), 34-41.

Vhalery, Rendika dkk. (2022). Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Sebuah Kajian
Literatur. Research and Development Journal of Education, 8(1), 185-201.

Wahdah, Nurul dkk. Pedoman Pelaksaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya. 2021.

Anda mungkin juga menyukai