Anda di halaman 1dari 69

0

PENGARUH EFIKASI DIRI, MOTIVASI, LINGKUNGAN KELUARGA


DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA BARAT ANGKATAN 2017

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

PITRIA RAMADANI
14090288

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah Negara yang besar dengan jumlah penduduk

yang padat, menurut sumber CIAW or ld Factbook 2004 Indonesia merupakan

Negara nomor empat terbesar di dunia dalam hal jumlah penduduk dengan jumlah

populasi 265.015.300 jiwa dengan posisi pertama diduduki oleh Tiongkok dengan

jumlah populasi 1.397.360.000 jiwa, kedua India dengan jumlah penduduk

1.343.970.000 dan diposisi ketiga diduduki oleh Negara Amerika Serikat dengan

jumlah 331.137.000 jiwa. Jumlah penduduk yang besar merupakan penyebab

timbulnya banyak permasalahan salah satunya pengangguran.

Pengangguran menjadi masalah serius di Indonesia yang masih sulit di

atasi. Program pemerintah untuk mengurangi pengangguran belum mampu

mengurangi pengangguran secara signifikan. Pengangguran umumnya terjadi

karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan dan

jumlah angkatan kerja yang mampu menyerapnya atau disebabkan keengganan

menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Apabila seseorang mampu mencitpakan lapangan pekerjaan untuk dirinya

sendiri akan berdampak positif untuk orang lain juga. Banyak lulusan perguruan

tinggi yang belum mampu berwirausaha, sedangkan sebuah Negara agar bias

maju idealnya memiliki wirausahawan sebanyak 5% dari total penduduknya yang

dapat menjadi keunggulan daya saing bangsa.

1
2

Pengangguran itu bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja,

melainkan akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-

kota besar. Berikut data pengangguran yang di Indonesia sebagai berikut:

Tabel 1. Data PengangguranTerdidik di Indonesia Tahun 2014-2016


Tahun
No Pendidikan
2014 2015 2016
1 SD 1.302.237 1.162.676,5 1.127.343
2 SLTP 1.630.020,5 1.512.153 1.304.149
3 SLTAUmum/SMU 1.928.147,5 2.021.220 1.748.663
4 SLTAKejuruan/SMK 1.089.943 1.372.028 1.434.438
5 Akademi/Diploma 194.387,5 252.926,5 234.549
6 Universitas 446.720,5 609.494 631.269,5
Total 6.593.470 6.932.513 6.482.427,5
Sumber:https://www.bps.go.idakses15 Februari2019

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2016

menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka 6.482.427,5

juta jiwa dan mereka yang berpendidikan Diploma atau Akademi berjumlah

234.549 dan lulusan Perguruan Tinggi 631.269,5 jadi kedua jenjang pendidikan

tersebut menyumbang angka pengangguran sebesar 865.818,5 jiwa dari jumlah

pengangguran tahun 2016. Dari data di atas juga terlihat bahwa dari tahun 2014

sampai tahun 2016 pertumbuhan pengangguran semakin meningkat dikalangan

akademi/diploma dan universitas. Kondisi ini akan semakin diperburuk dengan

persaingan global yang akan mempertemukan lulusan perguruan tinggi Indonesia

bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi negara lain.

Perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan

masyarakat yang dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan tinggi

diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal

sehingga mampu memberikan dorongan masyarakat, khususnya mahasiswa untuk


3

berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik sebagai

harapan dapat membuka lapangan pekerjaan, dengan menumbuhkan minat

menjadi entrepreneur.

Sumatera Barat memiliki beberapa perguruan tinggi, dimana jiwa

entrepreneur ditanamkan oleh setiap kampus kepada mahasiswa, salah satunya

adalah mahasiswa pendidikan ekonomi. Dimana mahasiswa pendidikan ekonomi

bukan hanya dilatih untuk menjadi pendidik namun juga dituntut memiliki jiwa

entrepreneur melalui ilmu-ilmu ekonomi yang dimiliki. Berikut data mahasiswa

pendidikan ekonomi di Sumatera Barat.

Tabel 2. Data Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Perguruan Tinggi


Sumatera Barat Tahun 2017
Jumlah Persentase
No Nama Perguruan Tinggi
Mahasiswa %
1 Universitas Negeri Padang 500 30
2 Universitas Eka Sakti 100 6
3 STKIP PGRI Sumbar 913 56
Universitas Maha Muh.Yamin 5
4. 81
Solok
5. STKIP Nasional Padang Pariaman 48 3
Total 1.642 100
Sumber: https://forlap.ristekdikti.go.id akses15 Februari2019
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat lebih banyak

dibandingkan perguruan tinggi lainya yang memiliki program studi yang sama

yaitu sebanyak 913 orang atau 56%, Universitas Negeri Padang sebesar 30%,

Universitas Eka Sakti sebesar 6%, Universitas Maha Muh. Yamin Solok sebesar

5%dan terakhir STKIP Nasional sebesar 3%.

STKIP PGRI Sumatera Barat sebagai salah satu wadah pendidikan yang

ada di Sumatera Barat telah cukup lama membekali para mahasiswanya untuk
4

menjadi wirausaha dengan mata kuliah entrepreneurship, khususnya para

mahasiswa yang mengambil Program Studi Pendidikan Ekonomi, bukan hanya

mata kuliah entrepreneurship namun mahasiswa diajarkan juga mata kuliah yang

dapat menunjang kegiaan berwirausaha untuk para mahasiswanya. Meskipun

sudah dibekali ilmu yang mendukung namun pada kenyataannya minat

berwirausaha mahasiswa STKIP PGRI Sumbar masih sangat rendah. Minat

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi yang masih rendah dapat dilihat

dari data dibawah ini:

Tabel 3. Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi


LulusanTahun 2014-2016 Yang Sudah Bekerja
Pekerjaan
Tahun Jumlah
Perushaan Instansi
Lulus Mahasiswa Wirausaha Guru
Swasta Pemerintahan
2014 31 20 3 6 2
2015 104 82 6 2 1
2016 100 33 33 11 24
Total 235 135 42 19 33
Sumber: UNAKERSTKIP PGRI Sumatera Barat Tahun 2019 9
Berdasarkan fenomena di atas, minat alumni Program Studi Pendidikan

Ekonomi untuk berwirausaha masih rendah dapat dilihat dari jumlah mahasiswa

yang menjadi wirausaha hanya 19 orang mahasiswa dari 235 orang atau hanya

sebesar 19% yang memiliki usaha sendiri.

Menurut (Slameto, 2013:180) “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Dengan

demikian minat memiliki pengaruh untuk melakukan apa yang menjadi keinginan

pada obyek tertentu. Rendahnya minat wirausaha dikalangan mahasiswa dan

pemuda perlu dikhawatirkan dan sekarang inilah kesempatan kita untuk


5

mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mulai mengenali dan membuka

usaha atau menumbuhkan minat berwirausaha.

Menurut (Suhartini, 2011:44) Minat merupakan sesuatu hal yang sangat

menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada

diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan

berkembang sesuai dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya.

a. Faktor Intrinsik, adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh

rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri.

Pendapatan, adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa

uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh

pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha.

2) Harga Diri. Berwiraswasta digunakan untuk meningkatkan harga diri

seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,

menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain.

3) Perasaan Senang. Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa

kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat

hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan senang

berwiraswasta akan memunculkan minat berwiraswasta(Sirod Hantoro,2005).

b Faktor Ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu

karena pengaruh rangsangan dari luar. 1) Lingkungan Keluarga, adalah kelompok

masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang

lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan


6

anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya

kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini

mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orangtua adalah

pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsure

kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga

memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas

sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun

tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat

menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula

2) Lingkungan Masyarakat, merupakan lingkungan di luar lingkungan

keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun dikawasan lain. Misalnya :

seseorang yang tinggal didaerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering

bergaul dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat

berwirausaha bidang elektronika.

3) Peluang, merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk

melakukan apa yang dinginkannya atau menjadi harapannya. Misalnya: seseorang

yang melihat suatu daerah yang jarang adanya usaha di bidang elektronika atau

bahkan tidak ada usaha jasa dibidang tersebut, kemudian dia memanfaatkan

peluang tersebut dengan membuka usaha bengkel service di tempat tersebut.

4) Pendidikan,pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal

dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat

selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek (Sutanto,Adi,2002)


7

Dalam menumbuhkan minat, didalam diri seseorang harus terdapat

keyakinan didirinya. Efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap

sesuatu hal yang dipercaya. Membuka sebuah usaha memerlukan kepercayaan

terhadap kemampuan diri sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang

akan memotivasi seseorang untuk berani memulai suatu usaha. Apabila seseorang

tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut

akan berminat dalam berwirausaha.

Bandura (Fitriani Rahayu, 2019) menyatakan self efficacy sebagai juggment

seseorang atas kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang

mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dengan kata lain, self efficacy adalah

keyakinan terhadap diri sendiri berkenan dengan kompetensi seseorang untuk sukses

dalam tugas-tugasnya. Keyakinan self efficacy merupakan faktor kunci dari tindakan

manusia. “Apa yang dipikirkan, dipercaya, dan dirasakan orang dapat mempengaruhi

bagaimana mereka bertindak”. Individu yang memiliki efikasi tinggi berfokus

pada peluang yang layak dikejar dan melihat rintangan sebagai hal yang dapat di

atasi. Individu dengan efikasi diri tinggi pasti akan mengharapkan keberhasilan

dan mendapatkan yang diinginkan dan insentif hasil yang positif.

Menurut (Wulandari, 2013) mekanisme pembentukan efikasi diri ini

merujuk pada penguasaan pengalaman aktual seperti, pengalaman langsung,

kinerja aktual, dan tingkat pencapaian. Berdasarkan hal demikian pengalaman

kerja dan tingkat pencapaian tersebut merupakan tolak ukur dalam tercapainya

minat berwirausaha.
8

Berdasarkan proses pembelajaran kewirausahaan terlihat pengalaman

kerja dan tingkat pencapaiannya dalam berusaha yaitu dengan mengaplikasikan

teori yang didapatkan dengan praktek secara langsung. Berikut data nilai

mahasiswa dalam praktek kewirausahaan.

Tabel4. Nilai Entrepreneurship Mahasiswa Program Studi Pendidikan


Ekonomi BP 2014.
JUMLAH MAHASISWA (orang)
Nilai
0914A 0914B 0914C 0914D 0914E 0914F 0914G
A 29 30 23 31 26 34 29
B 11 7 16 9 12 3 6
C 0 0 0 0 0 2 0
D 0 0 0 0 0 0 0
E 1 0 0 0 2 0 1
Jumlah 41 37 39 40 40 39 36
Sumber: ICTSTKIP PGRI Sumatera Barat Tahun 2019

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai mahasiswa cukup tinggi dan

yang paling rendah. Banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai cukup tinggi,

artinya tingkat pencapaian teori dalam praktek berwirausaha bagus. Namun,

dalam mengaplikasikannya secara terus-menerus mahasiswa masih cukup

canggung dalam penerapannya. Hal ini terlihat jelas dari kebanyakan mahasiswa

yang hanya melakukan wirausaha hanya sekedar mencari nilai, namun tidak lagi

mempraktekkannya secara menerus. Dari data di atas juga terlihat nilai rendah

yang didapat mahasiswa tidak diartikan sebagai mereka yang tidak paham dan

gagal dalam mata kuliah entrepreneurship, bisa jadi mahasiswa tersebut

terkendala oleh masalah tertentu.

Selain dari efikasi diri, motivasi juga dibutuhkan dalam menumbuhkan

minat seseorang. Menurut Ahmadi dalam (Suryana, 2013) motivasi merupakan

dorongan yang telah terikat pada suatu tujuan. Motivasi merupakan hubungan
9

sistematik antara suatu respons atau suatu himpunan respons dan keadaan

dorongan tertentu. Selain itu menurut (Uno, 2008) mengemukakan “Motivasi

adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan

ini ada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang

sesuai dengan dorongan dalam dirinya”

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat berwirausaha

seseorang adalah adanya motivasi berprestasi. McCllelland (Rahmania, Efendi, &

Si, 2016) menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang

berhasil dalam bisnis dan industry adalah orang yang berhasil menyelesaikan

segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu: 1) Penggabungan, 2)

Kekuatan, 3) Prestasi. Di STKIP PGRI Sumbar juga sudah memiliki beberapa

prestasi dan kegiatan dibidang kewirausahaan yang diraih oleh mahasiswanya,

berikut daftar prestasi dan kegiatan kewirausahaan mahasiswa:

Tabel5. Prestasi Dan Kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa STKIP PGRI


Sumatera Barat 3 TahunTerakhir
No. Prestasi/Kegiatan Peserta Pelaksanaan
1. Internship Kewirausahaan Dosen dan Mahasiswa 13 Maret-13
Mahasiswa dan Dosen STKIP PGRI Program Studi Ekonomi Mei2017
Sumbar di UKM Malaysia dan Program Studi
Geografi
2. Juara I dan Harapan III Bisnis Plan 18 Desember
Bidang Binsis Plan, Juara II dan 1. Zelvi Septia Riyadi 2017
HarapanVI bidang Usaha Berjalan (JuaraI)
dalam Entrepreneurship Award I 2. Jepri Bima Asrul
Perguruan Tinggi Swasta Zendra (Harapan III)
Usaha Berjalan
1. Arif Setiawan
(JuaraII)
2. Nari Mardiani
(Harapan VI)
3. ExpoKewirausahaan MahasiswaSTKIP 4-5 Januari
STKIPPGRI Sumbar PGRISumbar 2019
10

4. Harapan VI bidang Bisnis Bisnis Plan 26 Oktober


Plan dan Harapan II Usaha Berjalan 1.Gebi Arika Putra 2018
EntrepreneurshipAward II (Harapan VI)
Perguruan Tinggi Swasta Usaha Berjalan
a.Rahmat Zanova
(Harapan II)
5. Expo Kewirausahaan Mahasiswa STKIP 3-4 Juli 2019
STKIP PGRI Sumbar PGRI Sumatera Barat
Sumber: https://www.Stkip-pgri-sumbar.ac.id Akses Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 5 di atas kegiatan yang pernah dilakukan STKIP PGRI

Sumbar yaitu Internship kewirausahaan mahasiswa dan dosen yang berasal dari

program studi pendidikan ekonomi dan pendidikan geografi di UKM Malaysia

tahun 2017 dan prestasi yang pernah diraih dalam bidang kewirausahaan yakni

Juara I dan Harapan III bidang bisnis plan, Juara II dan Harapan VI dibidang

usaha berjalan dalam Entrepreneurship AwardI tingkat perguruan tinggi swasta

bulan November 2017. Diajang lomba yang Tahun 2018 mahasiswa STKIP PGRI

Sumbar meraih Harapan VI bidang bisnis plan dan Harapan II bidang usaha

berjalan. Kegiatan Expo Kewirausahaan STKIP PGRI Sumbar diikuti mahasiswa

STKIP PGRI Sumbar yang diadakan di setiap semester untuk memenuhi kriteria

mata kuliah entrepreneurship. Dengan adanya prestasi dan kegiatan dibidang

kewirausahaan ini akan memotivasi mahasiswa lain untuk melakukan kegiatan di

bidang yang sama bahkan bisa lebih meningkat dari yang telah dilakukan

sebelumnya baik itu prestasi dan kegiatan-kegiatan kewirausahaan.

Selain dari efikasi diri, dan motivasi, lingkungan keluarga juga

berpengaruh pada minat mahasiswa program studi pendidikan ekonomi untuk

berwirausaha. Menurut (Yusuf, 2012) lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya. Lingkungan keluarga terdiri


11

dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam menentukan masa

depanya misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang

wirausaha tidak lepas dari dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga

memberi dukungan serta pengaruh positif terhadap minat berwirausaha maka

seseorang akan memiliki minat berwirausaha, namun apabila keluarga tidak

mendukung seseorang untuk berwirausaha maka minat berwirausaha akan

semakin kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha

Tabel 6. Data Pekerjaan Orang Tua Mahasiswa Program Studi


Pendidikan Ekonomi BP 2015.
No Pekerjaan Orang Tua Jumlah Persentase
1 Petani 97 47%
2 Pegawai swasta 8 4%
3 Wiraswasta 51 25%
4 Buruh 13 6%
5 Nelayan 5 2%
6. Pegawai negeri 8 4%
7. Lain-Lain 27 12%
Total 209 100%
Sumber: ICTSTKIP PGRI Sumatera Barat Tahun 2019

Berdasarkan table 6 di atas mayoritas pekerjaan orang tua ialah sebagai

petani dengan presentase 47% dan minoritas pekerjaan orangtua ialah sebagai

nelayan dengan presentase 2%. Dari data di atas kemungkinan ada pekerjaan

orang tua sebagai wirausaha akan tetapi tidak terdapat saat pendataan mahasiswa.

Dengan begitu lingkungan keluarga kurang memberikan kontribusi yang

maksimal dalam meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Oleh sebab

itu, banyak mahasiswa yang walaupun memiliki minat untuk berwirausaha yang

tinggi, namun kurang mendapat dorongan dan dukungan dari keluarga.


12

Pengetahuan akan ilmu kewirausahaan juga harus dimiliki mahasiswa agar

memiliki minat menjadi seorang wirausaha, salah satunya dengan mengikuti

pendidikan kewirausahaan. Menurut Sutanto (Suhartini, 2011) pendidikan

kewirausahaan adalah proses pembelajaran untuk mengubah mindset seseorang

untuk berwirausaha dan memberikan pengalaman berbisnis secara nyata, dinilai

lebih efektif untuk menumbuhkan jiwa dan kemampuan berwirausaha di kalangan

mahasiswa. Pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar

yang digunakan untuk berwirausaha, juga keterampilan yang didapat selama

diperkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek.

Selain seminar atau kegiatan kewirausahaan, mata kuliah

entrepreneurship merupakan salah satu pendidikan kewirausahaan. Mata kuliah

ini wajib diterapkan diseluruh perguruan tinggi untuk pemantapan pendidikan

kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2010 yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan tinggi antara lain adalah

membentuk insan yang kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan berjiwa

wirausaha. STKIP PGRI Sumatera Barat salah satu perguruan tinggi yang

menerapkan mata kuliah entrepreneurship terutama program studi pendidikan

ekonomi.

Tabel 7. Rata-Rata Nilai Entrepreneurship Mahasiswa Program Studi


Pendidikan Ekonomi BP 2013 dan BP 2014
No. ProgramStudi Rata-Rata
1 BP2013 71,42
2. BP2014 80,56
.
Sumber: ICTSTKIP PGRI Sumatera BaratTahun 2019
Berdasarkan data tabel 7 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa seluruh

Program Studi pendidikan ekonom isu dah melaksanakan mata kuliah


13

entrepreneurship dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai

entrepreneurship yang meningkat cukup tinggi antara mahasiswa BP 2013 dan

BP 2014, artinya mahasiswa sudah mempunyai bekal pendidikan kewirausahaan

untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, mandiri dan

percaya diri. Namun dalam pengaplikasiannya dari hasil pengamatan yang

dilakukan hanya sedikit mahasiswa yang berminat menjadi wirausahawan.

Dari fenomena di atas menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi tidak terlalu berminat dalam berwirausaha dan masih

rendahnya pengetahuan mahasiswa dalam praktek kewirausahaan secara

langsung. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka penulis sangat tertarik

akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi,

Lingkungan Keluarga dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat Angkatan 2017”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Minat berwirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi masih rendah dilihat

dari data lulusan pendidikan ekonomi yang sudah bekerja

2. Nilai yang tinggi dalam pelajaran kewirausahaan belum bisa menentukan

minat mahasiswa dalam berwirausaha.

3. Motivasi yang diberikan dalam pengajaran serta penerapannya dalam

praktek wirausaha masih rendah.


14

4. Lingkungan keluarga dari mahasiswa Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI

Sumatera Barat belum dapat mendorong anaknya untuk berwirausaha

5. Mata kuliah entrepreneurship belum dapat mengubah mindset Mahasiswa

untuk berwirausaha.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan penjelasan dilatar belakang dan identifikasi masalah di atas,

peneliti hanya membatasi masalah yang ada. Permasalahan yang diambil dalam

penelitian ini hanya terfokus pada “Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi,

Lingkungan Keluargadan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat Angkatan 2017”.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat?

2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera

Barat?
15

4. Bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera

Barat?

5. Bagaimanaefikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga dan pendidikan

kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat?

E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas dapat diketahui tujuan penelitian

ini adalah untuk:

1. Menganalisis efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat.

2. Menganalisis motivasi berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat.

3. Menganalisis lingkungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat.

4. Menganalisis pendidikan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap

minat berwirausaha mahasiswa Program StudiPendidikan Ekonomi STKIP

PGRI Sumatera Barat.


16

5. Menganalisis efikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga dan pendidikan

kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

STKIP PGRI Sumatera Bara

F.Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai maka penelitian ini mempunyai

beberapa manfaat, yaitu:

1.Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi secara

teoritis sebagai bahan pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya, khususnya penelitian yang terkait dengan pengaruh minat

berwirausaha.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil

pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu

yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi.

b. Bagi kampus STKIP PGRI Sumatera Barat penelitian ini diharapkan

memberi informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan

dalam peningkatan minat berwirausaha mahasiswa.

c. Bagi mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat dapat digunakan

sebagai motivasi dans ebagai bahan pertimbangan serta menambah


17

pemahaman akan pentingnya aspek wirausaha dimasa yang akan

datang.

d. Bagi peneliti selanjutnya hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebagai acuan bagi rekan peneliti lain dalam penelitian selanjutnya

yang mengambil topik faktor-faktor yang mempengaruhi minat

berwirausaha
18

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Minat Berwirausaha

a. Pengertian Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan untuk menjadi seorang

wirausaha yang bersedia untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai

kemajuan usahanya. Minat berwirausaha terdiri dari dua kata, yaitu minat dan

berwirausaha. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di

luar diri. (Slameto, 2013)) menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Menurut (Syah, 2008) secara sederhana minat berarti

kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar tehadap

sesuatu.

Sedangkan (Djamarah, 2011), minat berarti kecendrungan yang

menenetap dan mengenang beberapa akivitas. Seseorang yang berminat

terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan

rasa senang. (Hurlock, 2010), minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

bebas memilih.

18
19

(Winkel, 2004) menyatakan minat diartikan sebagai kecenderungan

subyek yang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat momentan ialah

perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk

itu kerap digunakan istilah “perhatian”. Perhatian dalam arti “minat

momentan”, perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”,

sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan senang terhadap

hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang

berperasaan tidak senang, akan kurang berminat, dan sebaliknya.

Sementara (Sujanto, 2004), minat adalah suatu pemusatan perhatian

yang secara tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung

dari bakat dan lingkunganya. Minat tidak akan lepas dari perasaan senang

seseorang terhadap sesuatu, karena apabila seseorang berminat terhadap

sesuatu maka akan mencurahkan segala rasa senang kepada sesuatu tersebut.

Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama

yaitu seberapa kuat upaya seseorang untuk berani mencoba melakukan

aktivitas kewirausahaan dan seberapa banyak upaya yang direncanakan

seseorang untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam

mengelola waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). (Suryana, 2013),

mendefinisikan entrepreneur sebagai seseorang yang memiliki kreativitas

suatu bisnis baru dengan berani menanggung risiko dan ketidakpastian yang

bertujuan untuk mencari laba dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi


20

peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber serta memodali

peluang ini.

Sedangkan menurut (Hendro, 2011), kewirausahaan adalah

kemampuan yang ada pada diri seseorang agar bisa dimanfaatkan secara

optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup. Menurut (Kasmir, 2011),

wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil

resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa

takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Schhumper dalam

(Alma, 2011) wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang

ada dengan memperkenalkan barang atau jasa yang baru, dengan menciptakan

bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Menurut (Suryana, 2013) dari segi karakteristik, wirausaha adalah

mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan

perusahaan milik sendiri. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu

peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Dengan demikian

kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap

dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha

yang melembaga, produktif, dan inovatif.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

berwirausaha tidak selalu dibawa sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan

dengan pendidikan dan pelatihan. Minat merupakan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas dan merasa senang melakukanya. Rasa ketertarikan
21

tersebut bukan karena paksaan tetapi karena keinginan yang tinggi untuk

mencapai tujuannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal yang ada di luar dirinya.

Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha

Faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave (Alma,

2011) yaitu:

1) Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:

a) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang

b) Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain

c) Dorongan karena faktor usia

d) Keberanian menaggung resiko

e) Komitmen/minat tinggi pada bisnis

2) Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik

a) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

b) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal,

tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis

c) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis

d) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi berusaha,

fasilitas kredit dan bimbingan usaha.

3) Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan

sebagainya

a) Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain


22

b) Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha

c) Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha

d) Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan

e) Adanya pengalaman bisnis sebelumnya

(Leonardus, 2009) menyatakan faktor yang mempengaruhi seseorang

untuk berwirausaha yaitu laba (laba atau pendapatan yang tinggi sesuai

harapan yang dikehendaki seseorang), kebebas (bebas mengatur semua

pekerjaan), impian personal (bebas mencapai standar hidup yang diharapkan),

dan kemandirian (memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dari berbagai

hal).

Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan

kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi

wirausaha juga dapat berperan dalam masyarakat, karena dengan berwirausaha

dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup

masyarakat sekitar.

c. Indikator Minat Wirausaha

Indikator minat berwirausaha menurut (Suryana, 2013) yaitu:

1) Perasaan Senang

Dengan adanya perasaan senang pada sesuatu akan

menimbulkan minat yang lebih kuat jika dibandingkan dengan rasa

tertarik belaka. Perasaan senang akan membawa dampak positif bagi

individu untuk memperbesar minat dan mewujudkannya.


23

2) Perhatian

Perhatian sebagai pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa

tertentu pada objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai

aktivitas. Memiliki perhatian pada objek tertentu akan sangat

membantu meraih kesuksesan dan prestasi pada bidang yang

ditekuni.

3) Kesadaran

Kedaran merupakan unsur yang penting dalam menumbuhkan

minat, maka seseorang akan menumbuhkan minat akan kebutuhan

tersebut

4) Kemauan

Minat akan tumbuh jika seseorang memiliki kemauan untuk

mewujudkan sesuatu yang menjadi sumber keterkaitannya.

Keamanan menjadi indikasi bahwa seseorang berminat akan sesuatu

dan berusaha menjadikannya kenyataan.

2. Efikasi Diri

a. Pengertian Efikasi Diri

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran

sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang

sangat lambat (Uno, 2008). Oleh karena itu, mereka sering kali harus

menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau

pelajaran yang sama. Cara belajar yang dimiliki seserorang sering disebut

dengan efikasi diri atau modalitas belajar. (DePorter, 2002) menyatakan


24

efikasi diri merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi. Dunn & Dunn dalam

(Sugihartono, 2007) bahwa efikasi diri merupakan kumpulan karakteristik

pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan

tidak efektif untuk orang lain. Keefe dalam (Sugihartono, 2007) menyatakan

bahwa efikasi diri berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar

yang disukai. (Nasution, 2003) menyatakan efikasi diri adalah cara yang

konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau

informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal.

Dari beberapa definisi efikasi diri di atas dapat disimpulkan bahwa

efikasi diri adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang

meliputi bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang

diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.

b. Indikator Efikasi Diri

Indikator efikasi diri menurut (Sari, 2017) sebagai berikut:

1) Kepercayaan diri

Kepercayaan diri bisa dikatakan sebagai sikap yang positif,

dimana seseorang mampu atau memampukan dirinya untuk

mengembangkan penlaian yang positif baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan ataupun situasi yang dihadapinya.

2) Memiliki jiwa kepemimpinan


25

Jiwa kepemimpinan dibangun dengan tujuan agar dapa focus

untuk mencapai tujuannya, menjadi bahan evaluasi diri agar mampu

untuk menguasai diri.

3) Kematangan mental

Seseorang yang mampu memikirkan apa yang yang

diinginkannya secara matang dan dengan penuh perhitungan dan

persiapan yang matang akan mudah dalam menggapai tujuannya.

c. Pengaruh efikasi diri terhadap Minat Berwirausaha

Berwirausaha tentunya memerlukan efikasi diri. Efikasi diri

ditemukan memiliki pengaruh langsungan mediasi pada niat berwirausaha.

Menurut (Anggraeni & Nurcaya, 2016), mengklarifikasi perbedaan yang

ada dengan meneliti apakah efikasi diri dapat berperan sebagai mediasi

pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha mahasiswa

S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dengan melakukan

kajian komprehensif mahasiswa yang telah lulus mata kuliah kewirausahaan

dan memiliki niat berwirausaha.

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata “motion”

yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari kata motif itu

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat diperlukan. (Ngalim, 2008) berpendapat,


26

bahwa setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita.

Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula

motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan

seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu adalah:

1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu

berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan

energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

2) Motif itu menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang

harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu,

makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan

itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.

(Soemanto, 2008) mendifinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga

di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Dan indikator seseorang

termotivasi ditandai 3 hal, yakni:

1) Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.

2) Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif.

3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.

(Syah, 2008) mengemukakan bahwa motivasi ialah keadaan internal

organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk


27

berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya

(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. (Uno, 2008)

mendefinisikan bahwa motivasi sebagai kekuatan baik dari dalam maupun

dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang

ditetapkan sebelumnya. Maka membuat motivasi belajar agar tujuan belajar

siswa dapat tercapai sangat diperlukan.

Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2018), motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1)

bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi

seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri

individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk

melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau

keinginan.

b. Indikator Motivasi

Menurut (Wibowo, 2011), indikator motivasi adalah: 1) Kebutuhan

untuk berprestasi, 2) Kebutuhan memperluas pergaulan dan 3) Kebutuhan

untuk menguasai sesuatu pekerjaan.

c. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha


28

Banyak yang memotivasi seseorang menjadi wirausaha salah satunya

adalah memahami apa yang orang butuhkan. Studi yang dilakukan oleh

Russell M. Knaight di Kanada (Lupiyoadi) menyimpulkan bahwa seorang

wirausaha utamanya tidak dimotivasi oleh financial Incentive tetapi oleh

keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai

disamping guna menemukan arti baru kehidupannya.

4. Lingkungan Keluarga

a. Pengertian Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga sebagai lembaga yang pertama dan utama

dalam pendidikan anak, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan dan

berkembang menjadi dewasa. Cara orang tua mendidik akan selalu

mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan

kepribadian tiap-tiap manusia.

Menurut (Semiawan, 2019) lingkungan keluarga adalah media

pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam

perkembangan anak. Lingkungan keluarga merupakan kelompok terkecil di

masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainya.

Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan penting dalam

perkembangan dan pertumbuhan anak. Orang tua juga berperan sebagai

pengarah bagi masa depanya, artinya secara tidak langsung orang tua juga

dapat mempengaruhi minat anaknya dalam memilih pekerjaan termasuk

dalam hal menjadi wirausaha.


29

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh (Soemanto, 2008)

bahwa orang tua atau keluarga merupakan peletak dasar bagi persiapan

anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang

efektif. Menurut (Yusuf, 2012), lingkungan adalah keseluruhan fenomena

(peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi

atau dipengaruhi perkembangan individu..

Dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial dimana seorang anak

pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja

sama, saling membantu, disini anak belajar memegang peranan sebagai

makhluk sosial yang mempunyai norma dan kecakapan-kecakapan tertentu

dalam pergaulanya dengan orang lain (Yusuf, 2012: 23). Secara umum ciri

khas suatu keluarga adalah adanya hubungan berpasangan dalam ikatan

pernikahan, adanya pengakuan terhadap adanya anak yang dilahirkan, dan

adanya kehidupan ekonomis dalam kehidupan berumah tangga.

(Alma, 2011) mengungkapkan bahwa ada pengaruh dari orang tua

yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri memiliki kecenderung

anaknya akan menjadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi

inspirasi pada anak sejak kecil. Anak yang memiliki orang tua seorang

pengusaha atau hidup dalam lingkungan keluarga wirausahawan akan

menerima pengetahuan pada masa-masa awal sehingga membentuk sikap

dan persepsi mengenai kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan

keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat dan merupakan


30

lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku

anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang,

dorongan, bimbingan dan keteladanan oleh orang tua untuk dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki demi perkembangan dimasa datang.

Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh sangat besar terhadap

perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang anak dan pengaruh

orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga.

b. Indikator Lingkungan keluarga

Indikator lingkungan keluarga menurut (Indriyani, 2018) sebagai

berikut: (1) cara orang tua mendidik; (2) relasi antar anggota keluarga; (3)

suasana rumah; (4) keadaan ekonomi keluarga; (5) pengertian orang tua; (6)

latar belakang kebudayaan

c. Pengaruh Lingkungan keluarga terhadap Minat Berwirausaha

(Wardana, 2016) meyatakan bahwa minat berwirausaha juga

didukung oleh faktor lingkungan keluarga sebagai faktor eksternal yang

pengaruhnya paling dekat dengan seorang individu. Dorongan dari orang

tua dapat momotivasi timbulnya niat berwirausaha seseorang khususnya

fresh gradulate yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya.

Selanjutnya (Sarwoko, 2011) mengemukakan mahasiswa yang latar

belakang keluarga atau saudaranya memiliki usaha ternyata memiliki

tingkat intensi kewirausahaan yang lebih besar dibanding- kan mahasiswa

yang keluarga atau saudaranya tidak memiliki usaha, artinya mahasiswa

yang keluarganya memiliki usaha telah memiliki pengalaman untung dan


31

ruginya berwirausaha, sehingga dapat merencanakan karir berwirausaha di

masa depan, sebagai pilihan hidup.

5. Pendidikan Kewirausahaan

a. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

(Mudyaharjo, 2012), pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar

sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa

yang akan datang. Pendidikan yang dimiliki seseorang memiliki pengaruh

terhadap pengetahuan dan keahlian seseorang. Menurut (Notoatmodjo,

2003), pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

(Saroni, 2012) pendidikan kewirausahaan adalah suatu program

pendidikan yang menggarap aspek kewirausahaan sebagai bagian penting

dalam pembekalan kompetensi peserta didik. Menurut (Lestari & Wijaya,

2012), Pendidikan kewirausahaan yang dimaksudkan adalah proses

pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap

pilihan karier berwirausaha. Dengan demikian mahasiswa yang telah

menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai hakiki dan


32

karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta

kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan.

Menurut (Alma, 2011), pendidikan dan pelatihan kewirausahaan

bertumbuh pesat di Eropa dan Amerika Serikat baik ditingkat kursus-kursus

ataupun di Universitas. Mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam bentuk

kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa

mata kuliah yang diberikan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1) Mengerti apa peran perusahaan dalam sistem perekonomian.

2) Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan.

3) Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan

4) Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk

5) Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas

serta membentuk organisasi kerjasama

6) Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber

7) Mengerti dasar-dasar marketing, financial, organisasi, produksi

8) Mampu memimpin bisnis dan menghadapi tantangan masa depan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

kewirausahaan adalah bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah

sikap dan pola pikir seseorang agar berminat untuk menjadi wirausaha.

Selain pendidikan kewirausahaan, diperlukan pelatihan kewirausahaan

seperti seminar wirausaha dan praktik berwirausaha karena dengan seminar

tersebut yang mengundang pengusaha-pengusaha sukses akan memberikan


33

motivasi tersendiri bagi seseorang untuk berwirausaha sedangkan praktek

berwirausaha akan memberikan pengalaman dan bisa menjadi pendorong

minat berwirausaha. Tingginya minat berwirausaha akan semakin

melahirkan entrepreneur muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam

berbagai bidang

b. Indikator Pendidikan Kewirausahaan

Indikator pendidikan kewirausahaan menurut (Saroni, 2012) yaitu:

1) Pengetahuan (Knowlage)

Kemampuan seseoraang untuk menghasilkan sesuatu yang baru

melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat

menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan

kewirausahaan.

2) Kemampuan (Skill)

Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitas

dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih

bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan

tersebut.

c. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap Minat


Berwirausaha

(Rahmania et al., 2016) mengemukakan bahwa menurut para ahli

faktor munculnya minat berwirausaha berasal dari faktor internal atau

faktor dari dalam diri sendiri dan faktor ekternal atau faktor dari luar diri.

Faktor Pendidikan Kewirausahaan merupakan salah satu faktor ekternal


34

yang mempengaruhi munculnya minat berwirausaha, hal ini telah

dinyatakan.

Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan

teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku,

dan pola fikir (minset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Pendidikan

kewirausahaan juga dapat meningkatkan minat para mahasiswa untuk

memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihn karir selain pilihan karir

menjadi pegawai swasta, PNS, atau pegawai BUMN dimana secara

sigifikan dapat mengarahkan sikap, perilaku dan minat kearah

kewirausahaa.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan merupakan uraian tentang pendapat atau hasil

penelitian yang terahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

pada penelitian selanjutnya. Penulis mengacu pada penelitian yang telah ada

sebelumnya berkaitan dengan pengaruh efikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga

dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, seperti tabel berikut:

Tabel 8. Penelitian Terdahulu


Penelitian Terdahulu
No
1 Nama Peneliti : Adam, E. R., Lengkong, V. P., & Uhing, Y
Tahun : 2020
Judul Penelitian : Pengaruh Sikap, Motivasi, dan Efikasi Diri
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa FEB
Unsrat (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Manajemen)
Nama Jurnal : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi
Volume : 8
Nomor : 1
35

Penerbit : Jurusan Manajemen FE Unsrat


Kota Terbit : Manado
ISSN/doi : https://doi.org/10.35794/emba.v8i1.28012
Hasil Penelitian : Sikap, Motivasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap minat berwirausaha, tetapi efikasi diri
berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha.
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, efikasi diri,
motivasi
Perbedaan : Variabel lingkungan keluarga dan pendidikan
kewirausahaan
2 Nama Peneliti : Ramadhani, N. T., & Nurnida, I.
Tahun : 2017
Judul Penelitian : Pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa
Nama Jurnal : Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis,
Volume : 1
Nomor : 1
Penerbit : Universitas Telkom
Kota Terbit : Bandung
ISSN/doi : https://doi.org/10.31311/jeco.v1i1.1515
Hasil Penelitian : 1) materi yang di sampaikan secara langsung
berpengaruh terhadap minat berwirausaha. 2)
Cara penyampaian materi tidak berpengaruh
secara langsung terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, pendidikan
kewirausahaan
Perbedaan : Variabel efikasi diri, motivasi, lingkungan
keluarga
3 Nama Peneliti : Ni Luh PutriW. W
Tahun : 2017
Judul Penelitian : Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap
Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha Pada
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
Volume : 9
Nomor : 1
Penerbit : Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas
Pendidikan Ganesha
Kota Terbit : Singaraja
ISSN/doi : http://dx.doi.org/10.23887/jjpe.v9i1.19998
36

Hasil Penelitian : (1) pendidikan kewiraushaaan berpengaruh


terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,628.
Memiliki pengaruh positif dan signifikan, (2)
dan besarnya pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap minat mahasiswa untuk
berwirausaha sebesar 39,5% sedangkan sisanya
sebasar 60,5 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, pendidikan
kewirausahaan
Perbedaan : Variabel efikasi diri, motivasi, lingkungan
keluarga
4 Nama Peneliti : Jailani, M., Rusdarti, R., & Sudarma, K.
Tahun : 2017
Judul Penelitian : Pengaruh kewirausahaan, motivasi belajar, sosial
ekonomi orang tua dan self efficacy terhadap
minat berwirausaha siswa
Nama Jurnal : Journal of Economic Education
Volume : 6
Nomor : 1
Penerbit : Pascasarjana Unnes
Kota Terbit : Semarang
ISSN : https://doi.org/10.15294/jeec.v6i1.14701
Hasil Penelitian : Ada pengaruh signifikan pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha dan
ada pengaruh tidak langsung pengetahuan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
melalui self efficacy sebesar 17,2%, (2) Ada
pengaruh signifikan Motivasi belajar terhadap
minat berwirausaha dan ada pengaruh tidak
langsung motivasi belajar terhadap minat
berwirausaha melalui self efficacy sebesar 15,3%
(3) Ada pengaruh signifikan status sosial
ekonomi orang tua terhadap minat berwirausaha
dan ada pengaruh tidak langsung status sosial
ekonomi orang tua terhadap minat berwirausaha
melalui self efficay sebesar 16,8% (4) Ada
pengaruh signifikan self efficacy terhadap minat
berwirausaha.

Persamaan : Variabel minat berwirausaha, efikasi diri,


motivasi
Perbedaan : Variabel lingkungan keluarga dan pendidikan
37

kewirausahaan
5 Nama Peneliti : Zuhrina Aidha
Tahun : 2017
Judul Penelitian : Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Nama Jurnal : JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian
Kesehatan)
Volume : 1
Nomor : 1
Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
Kota Terbit : Medan
ISSN : http://dx.doi.org/10.30829/jumantik.v1i1.1015
Hasil Penelitian : Motivasi berwirausaha mahasiswa FKM UIN-
SU tinggi berdasarkan indikator pada dimensi
Ambition for freedom, Self Realisation, dan
Pushing Factors. Minat berwirausaha mahasiswa
FKM UIN-SU tinggi dilihat dari rencana
berwirausaha yang akan mereka lakukan setelah
lulus dari bangku perkuliahan dengan minat yang
berbeda-beda pula. Dimensi Ambition for
freedom merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya terhadap minat berwirausaha
mahasiswa FKM UIN-SU.
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, motivasi
Perbedaan : Variabel efikasi diri, lingkungan keluarga dan
pendidikan kewirausahaan
6 Nama Peneliti : Indriyani, L., & Margunani, M.
Tahun : 2018
Judul Penelitian : Pengaruh Kepribadian, Pendidikan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Berwirausaha.
Nama Jurnal : Economic Education Analysis Journal
Volume : 7
Nomor : 3
Penerbit : Jurusan Pendidikan Ekonomi Unnes
Kota Terbit : Semarang
ISSN/doi : https://doi.org/10.15294/eeaj.v7i3.28315
Hasil Penelitian : Kepribadian, pendidikan kewirausahaan, dan
lingkungan berpengaruh signifikan secara
simultan. Kepribadian secara parsial
berpengaruh signifikan, pendidikan
kewirausahaan secara parsial berpengaruh
signifikan, dan lingkungan keluarga secara
parsial berpengaruh signifikan. Kesimpulan dari
38

penelitian ini adalah kepribadian, pendidikan


kewirausahaan, dan lingkungan keluarga
berpengaruh signifikan baik secara simultan
maupun secara parsial
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, pendidikan
kewirausahaan, lingkungan keluarga
Perbedaan : Varianel efikasi diri, motivasi
7 Nama Peneliti : Dorahman, B.
Tahun : 2020
Judul Penelitian : Pengaruh Efikasi Diri dan Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa pada Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan di Universitas Muhamadiyah
Tangerang
Nama Jurnal : Indonesian Journal of Elementary Education
Volume : 01
Nomor : 01
Penerbit : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Kota Terbit : Tangerang
ISSN/doi : http://dx.doi.org/10.31000/ijoee.v1i1.2566.g1683
Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh positif signifikan pendidikan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha,
terdapat pengaruh positif signifikan efikasi diri
terhadap minat berwirausaha mahasiswa,
variabel pendidikan kewirausahaan dan efikasi
diri secara simultan memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
Persamaan : Variabel minat berwirausaha, efikasi diri,
pendidikan kewirausahaan
Perbedaan : Variabel motivasi, lingkungan keluarga

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teori di atas, bahwa minat berwirausaha dipengaruhi

oleh efikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan

pada mahsiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Dalam penelitian ini yang akan menjadi variabel bebas adalah efikasi diri (X1),

motivasi (X2), lingkungan keluarga (X3) dan pendidikan kewirausahaan (X4),

sedangkan variabel terikatnya adalah minat berwirausaha (Y).


39

Pengaruh efikasi diri (X1) terhadap minat berwirausaha (Y) diduga positif,

semakin baik efikasi diri seorang mahasiswa maka mahasiswa akan akan memiliki

minat berwirausaha. Kaitan antara motivasi (X2) dengan minat berwirausaha (Y)

jika mahasiswa tidak memiliki motivasi yang baik maka akan memiliki minat

berwirausaha. Kaitan lingkungan keluarga (X3) dengan minat berwirausaha (Y)

semakin baik lingkungan keluarga maka akan tinggi minat mahasiswa

berwirausaha. Kaitan pendidikan kewirausahaan (X4) dengan minat berwirausaha

(Y) semakin baik pendidikan kewirausahaanmahasiswa maka akan semakin tingi

minat untuk berwirausaha.

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti bagaimana dan sejauh mana

pengaruh efikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga dan pendidikan

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2017, secara

sistematis dilihat dibawah ini:

Efikasi diri ( X 1 )

Motivasi ( X 2 )

Lingkungan keluarga ( X 3 ) minat berwirausaha


(Y)

Pendidikan kewirausahaan( X 4
)

Gambar 1: Kerangka konseptual


40

D. Hipotesis

1. Ho : β1 = 0, diduga tidak terdapat pengaruh signifikan efikasi diri terhadap

minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.

Ha : β1 ≠ 0, diduga terdapat pengaruh efikasi diri terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Ho : β2 = 0, diduga tidak terdapat pengaruh signifikan motivasi terhadap

minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat

Ha : β2 ≠ 0, diduga terdapat pengaruh motivasi terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat

3. Ho : β3 = 0, diduga tidak terdapat pengaruh signifikan lingkungan keluarga

terhadap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat

Ha : β3 ≠ 0, diduga terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat

4. Ho : β3 = 0, diduga tidak terdapat pengaruh signifikan pendidikan

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat


41

Ha : β3 ≠ 0, diduga terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap

minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat

5. Ho : β1 = β2 = β3 = 0, diduga tidak terdapat pengaruh efikasi diri, motivasi,

lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, Diduga terdapat pengaruh efikasi diri, motivasi,

lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.


42

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis peneliti ini adalah deskriftif dan asosiatif. Penelitian deskriftif

adalah peneliti yang bertujuan memberikan gambaran dari data yang telah

dikumpulkan untuk disajikan dalam bentuk tabel, grafik, sentral tendensi dan

persentase (Sugiyono, 2014). Selanjutnya (Arikunto, 2010) menyatakan

penelitin asosiatif peneliti yang menguji ada tidaknya hubungan atau

pengaruh antara satu variabel dan varibel lainnya.

Peneliti ini termasuk deskriptif asosiatif karena bertujuan untu

mengetahui pengaruh efikasi diri, motivasi, lingkungan keluarga dan

pendidikan kewirausahaanterhadap minat berwirausaha mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.

B. Tempat dan Waktu Peneliti

Penelitian ini akan dilaksanakan di STKIP PGRI Sumatera Barat pada

tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel Penelitia

1. Populasi

Populasi menurut (Arikunto, 2010) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi menurut (Sugiyono, 2014) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

42
43

seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI

Sumatera Barat angkatan 2017 sebanyak 142 orang, dengan data sebagai

berikut:

Tabel 9. Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi


STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2017
No Sesi/Kelas Jumlah
1 2017 A 36
2 2017 B 36
3 2017 C 36
4 2017 D 35
Jumlah 142
Sumber : Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2. Sampel

Menurut (Arikunto, 2010) sampel adalah sebagian atau wakil popolasi

yang diteliti. Menurut (Sugiyono, 2014) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan besar

sampelnya dengan dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan,

2009) sebagai berikut.

N
n= 2
Nd + 1

keterangan:

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi atau batas toleransi kesalahan pengambilan sampel
(0,05)
Penggunaan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel, yakni sebagai

berikut:
44

142
= =107
142( 0. 05 )2 +1

Kemudian dilakukan penentuan sampel pada masing-masing kelas

yang sampel area dengan menentukan proporsinya sesuai dengan jumlah

mahasiswa pada kelas tersebut. Jumlah sampel setiap kelas didapatkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n
= x 107
N s

dimana :
N = ukuran sampel tiap kelas
S = Jumlah total populasi
n = jumlah populasi tiap kelas

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

36
x 107
Angkatan 2017 A, ni = 142

= 27

36
x 107
Angkatan 2017 B, ni = 142

= 27

36
x 107
Angkatan 2017 C, ni = 142

= 27

35
x 107
Angkatan 2017 D, ni = 142

= 26
45

Untuk lebih jelasnya sebaran sampel penelitian dapat dilihat pada

tabel 10 dibawah ini :

Tabel 10 Sampel Penelitian mahasiswa Program Studi Pendidikan


Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2017
No Angkatan Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 2017 A 36 orang 27 orang
2 2017 B 36 orang 27 orang
3 2017 C 36 orang 27 orang
4 2017 D 35 orang 26 orang
Jumlah 142 orang 107 orang

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini dapat dapat digolongkan menjadi duajenis

data yaitu:

a. Data primer, merupakan data yang langsung diperoleh dari subjek

peneliti dengan cara menyebarkan angket kepada responden. Data yang

diperoleh adalah berupa karateristik responden dan tanggapan terhadap

pertanyaan yang diajukan mengenai efikasi diri, motivasi, lingkungan

keluarga dan pendidikan kewirausahaan dan minat berwirausaha .

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari pihak kedua yang

diperoleh secara tidak langsung dari objek peneliti yang dijadikan

populasi dalam penelitian yaitu data absensi mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2017.

2. Sumber data
46

Sumber data penelitian ini adalah seluruh data yang berkaitan dengan

variabel yang diteliti diperoleh dari mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2017.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini adalah

1. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan cara membuat daftar pertnyaan untuk

memperoleh data primer yang didapat langsung dari objek penelitian atau

responden yang telah ditemukan sebelumnya. Kemudian hasil tersebut

diolah, data yang diolah adalah tentang pengaruh efikasi diri, motivasi,

lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan

2017 STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Teknik dokumentasi

Mengumpulkan data data yang berhubungan dengan permasalahan

peneliti berupa data jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Obervasi

Menurut (Riduwan, 2009) observasi adalah melakukan pengamatan

secara langsung ke objek peneliti untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan.

4. Wawancara
47

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dimana sang

pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang

yang diwawancarai.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014). Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari

variabel dependen dan variabel independen diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Yang menjadi variabel terikat

dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha mahasiswa (Y).

2. Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

2014).Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Efikasi diri (X1)


48

b) Motivasi (X2)
c) Lingkungan Keluarga (X3)
d) Pendidikan Kewirausahaan (X4)

G. Defenisi Operasional Variabel

1. Minat Berwirausaha Mahasiswa (Y)

Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan

untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara

maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut

dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari

kegagalan.

Indikator minat berwirausaha menurut (Suryana, 2013) adalah

sebagai berikut:

a. Perasaan senang

b. Perhatian

c. Kesadaran

d. kemauan

2. Efikasi diri (X1)

Efikasi diri adalah kepercayaan dalam diri sesorang untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Menurut (Sari, 2017)

Indikator Efikasi Diri sebagai berikut:

a. Kepercayaan diri

b. Memiliki jiwa kepemimpinan


49

c. Kematangan mental

3. Motivasi (X2)

Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu

perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan,

perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya

tujuan, kebutuhan atau keinginan

Indikator motivasi menurut (Wibowo, 2011) sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk berprestasi,

b. Kebutuhan memperluas pergaulan

c. Kebutuhan untuk menguasai sesuatu pekerjaan.

4. Lingkungan keluarga (X3)

Lingkungan keluarga adalah merupakan perasaan senang dan

tertarik pada suatu obyek, dan menjadi sumber motivasi yang mendorong

orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan rasa senang.

Indikator lingkungan keluarga menurut (Indriyani, 2018) sebagai berikut:

a. Cara orang tua mendidik anaknya

b. Relasi atau hubungan antara hubungan berkeluarga

c. Suasana keluarga yang dirasakan

d. Keadaan ekonomi keluarga

e. Perhatian orang tua terhadap anak

f. Latar belakang kebudayaan

5. Pendidikan kewirausahaan(X4)
50

Pendidikan kewirausahaan adalah pemberian wawasan seputar

kewirausahaan kepada individu melalui pendidikan formal maupun

seminar dan praktik kewirausahaan. Indikator yang digunakan menurut

Saroni (2014:20) yaitu:

a. Pengetahuan

b. Keterampilan

H. Instrumen Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2014) “Instrumen penelitian adalah adalah suatu alat

yang dapat digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yng

diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup. Penskoran jawaban yang

kuesioner menggunakan Skala likert. Menurut (Riduwan, 2009) “Skala likert”

digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon seseorang atau sekelompok

tentang objek sosial.

Tabel 11. Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Indikator Skala Sumber


Minat a. Perasaan senang Likert Suryana
berwirausaha b. Perhatian (2013)22)
(Y) c. Kesadaran
d. Kemauan
Efikasi diri a. Kepercayaan diri Likert Sari (2014)
(X1) b. Memiliki jiwa kepemimpinan
c. Kematangan mental
Motivasi (X2) a. Kebutuhan untuk berprestasi, Likert Wibowo
b. Kebutuhan memperluas (2011: 62)
pergaulan
c. Kebutuhan untuk menguasai
51

sesuatu pekerjaan.
Lingkungan a. Cara orang tua mendidik Likert Indiyani
keluarga (X3) b. Relasi antara anggota (2018)
keluarga
c. Suasana keluarga
d. Keadaan ekonomi keluarga
e. Perhatian orang tua
f. Latar belakang kebudayaan
Pendidikan a. Pengahuan (Knowlage) Saroni,(2012:
kewirausahaan b. Kemampuan (Skill) 23)
(X4)
Sumber : Olahan Data Primer
Berdasarkan pendapat tersebut disiapkan jawaban dengan bobot yang

berbeda pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Daftar Bobot Penilaian Kuesioner

Pernyataan Skor Penilaian Skor Penilaian


Positif Negatif
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Jarang (JR) 3 3
Kadang-kadang (KD) 2 4
Tidak PernahTP) 1 5
Sumber : Riduwan (2012:20).

I. Pengujian Instrumen

Menurut (Siregar, 2013) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginterprestasikan

informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan

menggunakan pola ukur yang sama. Data dalam penelitian ini menggunakan
52

data primer yang berasal dari kuesioner, sehingga diperlukan pengujian

validitas dan reliabilitas terhadap pertanyaan/pernyataan pada kuesioner.

1. Uji Validitas

Menurut (Arikunto, 2010) validitas adalah suatu ukuran yang

menujukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang

tinggi.Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

penelitian. Pertanyaaan dinyatakan valid jika corrected item–total

correlation > 0,36.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

konstruk (construct validity) merupakan validitas yang berkaitan dengan

kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep

yang diukurnya (Siregar, 2013). Rumus yang digunakan untuk uji validitas

konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu:

N ∑ XY −(∑ x )(∑ Y )
rxy:
√ {N ∑ X 2−( ∑ X )² }{N ∑ Y 2−(∑ Y )² }
Dimana:

rxy = Koefisien korelasi satu item dengan total item


N = Jumlah responden
∑x = Jumlah skor seluruh item
∑y = Jumlah skor setiap item
∑xy = Jumlah skor hasil kali skor x dengan skor y
Suatu angket dikatakan valid apabila pernyataan dalam angket tersebut

mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut, untuk

menguji tingkat validitas, dapat dilihat tampilan SPSS dengan kriteria:

Jika r hitung ≥ r tabel: berarti instrumen valid


53

Jika r hitung < r tabel: berarti instrumen tidak valid

Hasil uji angket kemudian dilakukan pengujian validitas instrumen,

dimana penulis mengunakan bantuan proses SPSS versi 18.0.

2. Uji Rehabilitas

Uji reliabilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui kekonsistenan jawaban seseorang terhadap pernyataan dari

waktu ke waktu. Untuk mengetahui reliabilitas variabel digunakan nilai

Cronbach’s alpha minimal 0,70, semakin dekat koefisien keandalan

dengan 1,0 semakin baik (Arikunto, 2010).

[ ]
2
k Σσ b
r ❑= [1− 2 ]
k−1 σ t

Dimana:
r❑ = keterandalan dalam angket
K = banyaknya butir item
2
Σσ b = jumlah varians item
Σ2t = varians total

Kriteria keputusan adalah jika r11 ≥ rtabel atau - r11 < rtabel = valid,

sebaliknya jika r11 < rtabel atau - r11 ≥ rtabel = tidak valid. Ujicoba instrument

akan dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP

PGRI Sumatera Barat dengan meganmbil sampel sebanyak 30 orang

mahasiswa.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian dikumpulkan, data tersebut diolah

dengan teknik dan tahapan sebagai berikut:


54

1. Analisis Deskriptif

Menurut (Ghozali, 2013) statistik deskriptif memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi). Analisis data bertujuan untuk menggambarkan apa

yang ditemukan pada hasil penelitian setelah dipersentasikan dan

memberikan informasi sesuai dengan yang diperoleh dari lapangan. Dihitung

persentasenya rata-rata deviasi skor dan koefisien variasi untuk mencari

persentase jawaban angket dari respoden, digunakan rumus.

f
p= x 100 %
n

Keterangan :

P = persentase hasil yang diperoleh


F = frekuensi hasil yang diperoleh
N = jumlah siswa yang dijadikan sampel
100% = angka tetapan untuk persentase

Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan Tingkat Pencapaian (TP).


Skor rata-rata
TP = x 100%
Skor maksimal ideal

Untuk menghitung nilai rata-rata skor masing-masing pernyataan

digunakan rumus sebagai berikut :

Pernyataan positif :

( 5 SL ) + ( 4 SR )+ ( 3 KD ) + ( 2 JR ) +(1 TP)
Rata-rata =
n

Pernyataan negatif :
55

( 1 SL ) + ( 2 SR ) + ( 3 KD ) + ( 4 JR )+(5 TP)
Rata-rata =
n
Untuk mencapai tingkat ketercapaian responden (TCR) digunakan

rumus Menurut (Arikunto, 2010) sebagai berikut:

TCR= ❑ × 100 %
5

Keterangan:

TCR = Tingkat Capaian Responden


X = Rata-rata skor jawaban responden

Menurut (Arikunto, 2010:196) pengkategorian nilai pencapaian

responden digunakan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 13. Tingkat Capaian Responden (TCR)


No Rentang Skala Pencapaian
1 0% - 54% Tidak baik
2 55% - 64% Kurang baik
3 65% - 79% Cukup
4 80% - 89% Baik
5 90% - 100% Sangat baik

2. Analisis Induktif

a. Uji Kelayakan Model

Pengujian regresi berganda dapat dilakukan setelah penelitian ini

lolos dari uji kelayakan model, penelitian harus memenuhi syarat-syarat

untuk diuji apakah model mengandung kesalahan. Syarat yang harus

dipenuhi adalah data tersebut harus diuji melalu metode Maximum

Likelihood dan uji Ramsey. Untuk itu sebelum melakukan pengujian

regresi linear berganda perlu dilakukan model yaitu:

1) Uji Likelihood Ratio (LR)


56

Fungsi likelihood didefinisikan sebagai fungsi densitas

peluang bersama dari n variabel acak X1, Xn yang dipandang


…..,

sebagai fungsi θ . Jika X1, ….,Xn sampel acak dengan fungsi densitas

peluang f ( x;θ ), maka fungsi likelihood dapat L (θ ) didefinisi

sebagai:

L (θ ) = f ( X1,θ )… f ( Xn,θ )

Untuk mengilustrasikan metode maximum likelihood, kita

mengasumsikan bahwa populasi tersebut memilki suatu fungsi

kepadatan yang mengandung suatu parameter populasi, misalnya θ

yang harus ditentukan dengan menggunakan suatu statistik tertentu.

Kemudian fungsi kepadatan dapat dilambangkan sebagai f ( x;θ ).

Dengan mengasumsikan terdapat n pengamatan yang independen x 1,

…, xn. Fungsi likelihood untuk pengamatan- pengamatan ini adalah :

L (θ ) = f ( X1,θ ) . f ( X2,θ ) . … f ( Xn,θ )

Estimator maximum likelihood dapat diperoleh dengan

menentukan turunan dari L terhadap θ dan menyatakannya sama

d
dengan nol atau dapat ditulis sebagai L ( θ ) =0. Dalam hal ini akan

lebih mudah untuk terlebih dahulu menghitung logaritma dan

kemudian menentukan turunnya:

d
∈L ( θ ) =0.

a) Untuk Pengurangan Variabel


57

Deteksi adanya masalah variabel yang tidak penting dalam

model bias dilakukan dengan uji Likelihood Ratio (LR) karena

tidak dapat membuat batasan didalam persamaan, uji statistika LR

menggunakan bantuan program Eviews. Uji LR ini mengikuti

distribusi Chi Square ( X 2 ) dengan degree of freedom (df) sebesar

jumlah variabel yang dihilangkan. Jika nilai hitung statistik X 2 lebih

besar dari nilai kritisnya, maka kita menolak hipotesis nol yang

berarti penghilangan salah satu variabel yang dibenarkan.

b) Untuk Penambahan Variabel

Uji LR juga bisa digunakan untuk penambahan variabel

yang relevan didalam sebuah model regresi. Uji statistik LR

dihitung dengan menggunkan bantuan program Eviews. Uji LR ini

mengikuti distribusi Chi Square ( X 2 ) dengan degree of freedom

(df) sebesar jumlah variabel yang ditambahkan dalam model. Jika

nilai hitung statistic X 2 lebih besar dari nilai kritisnya, maka

signifikan. Berarti kita menerima memasukkan salah satu variabel

lainnya dalam model. Sebaliknya, jika nilai hitung statistik X 2

lebih kecil dari nilai kritisnya maka tidak signifikan yang berarti

kita tidak memerlukan penambahan variabel didalam model.

2) Uji Ramsey RESET

Uji ini dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969.

Berkaitan dengan masalah spesifikasi kesalahan, Ramsey


58

menyarankan suatu uji yang disebut dengan general test of

spesification error/RESET. Untuk menerapkan uji kita harus membuat

suatu asumsi atau keyakina bahwa fungsi yang benar adalah fungsi

liner

Yt = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3 +Ut.

Untuk menerapkan uji RESET ada beberapa langkah yang

harus ditempuh yaitu:

a) Lakukan regresi dengan menggunaan persamaan di atas untuk

mendapatkan nilai fitted dari variabel tak bebas (Fyt).

b) Lakukan regresi dengan memasukkan nilai fitted Yt, Fyt sebagai

variabel tambahan variabel bebas dengan model persamaan regresi

sebagai berikut:

Yt = β0 + β1X1 + β2X2+ β3Fyt2+Ut.

Dimana FYRT adalah nilai fitted dari Yt

c) Dapatkan nilai R2 dari persamaan (2) yang selanjutnya diberi nama

R2 new dan dapatkan nilai R2 dari persamaan (2) yang selanjutnya

diberi nama R2old. Setelah nilai R2 kedua persamaan tersebut

ditemukan kemudian hitunglah nilai Fhitung atau Ftes


2 2
(R new−R old )/m
F=
(1−R 2 new) /(n−k )

Dimana:

n = jumlah variabel bebas yang baru masuk


m = jumlah data/observasi
k = banyaknya parameter dalam persamaan baru

b. Uji Asumsi Klasik


59

1) Uji Normalitas

Menurut (Ansofino, 2016) menjelaskan dalam software Eviews

normalitas sebuah data dapat diketahui dengan membandingkan nilai

Jarque-Bera (JR) dengan nilai Chi Square tabel. Nilai Chi-Square

didapat dengan melihat jumlah variabel independen yang dipakai. Uji

JB didapat dari histogram normality normality yang akan dibahas

dibawah ini:

a) Ho: data berdistribusi normal

b) H1: data tidak berdistribusi normal

Jika nilai Jarque-Bera (JB) hitung > Chi Square tabel, maka

Ho ditolak

Jika nilai Jarque-Bera (JB) hitung < Chi Square tabel, maka

Ho diterima

2) Uji Multikolinearitas

Menurut (Ansofino, 2016) pada uji korelasi, kita menguji

multikolinieritas hanya dengan melihat hubungan secara individual

antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lain.

Dalam penelitian ini menggunakan uji multikolinearitas dengan TOL

(Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Faktor). Uji multikolinearias

dapat dilakukan dengan melihat TOL (Tolerance) dan VIF (Variance

Inflation Faktor) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan

tidak terdapat gejala multikolinearitas.


60

Dimana jika nilai VIF dibawah 10 maka tidak ada gejala

multikolineariras. Nilai VIF dapat dicari dengan rumus :

1
VIF=
1−R 2

Keterangan :

VIF =Variance Inflation Factor


R2 = Koefisien Korelasi

3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ansofino, 2016) bahwa agar kita bisa mengetahui

apakah pola variabel ganggungan mengandng heterokedastisitas atau

tidak, maka Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai

absolute residual dengan variabel independen.

Prosedur uji Glejser yaitu:

a) lakukan regresi tahap model dengan metode OLS, kemudian

didapatkan residualnya

b) dapatkan nilai absolute residualnya

c) lakukan regresi nilai absolute residual dengan variabel

independen (X)

d) jika nilai statistik t hitung kecil dari t tabel, maka tidak

mengandung masalah heteroskedastisitas, demikian

sebaliknya.

4) Uji Autokorelasi

Menurut (Ansofino, 2016) uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara


61

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Uji statistik yang

digunakan untuk menguji autokorelasi adalah uji Durbin-Watson

(DW) dengan rumus sebagai berikut:


n

∑ (et −e t−1 )2
t =2
DW = n
¿
∑ et 2 ¿
t =2

Bila DW ≥ du (dengan df n-k-1), k adalah banyaknya variabel

bebas yang digunakan. Ho diterima jadi ρ = 0 berarti tidak ada

autokorelasi pada model tersebut. Apabila (4 – DW) ≥ d u : Ho diterima

jadi, ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi

c. Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan ada satu variabel

terikat. Maka model yang digunakan adalah dengan pendekatan regresi

berganda. Menurut (Ansofino, 2016) analisis regresi berganda adalah

suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih

terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan

fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan

suatu variabel terikat. Analisis ini dipakai untuk mengetahui signifikan

antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang diformulasikan

dalam model persamaan berikut:

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3+ b 4 X 4 + e

Keterangan :
62

Y = variabel terikat (minat berwirausaha)


a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi X 1
b2 = Koefisien regresi X 2
b3 = koefisien regresi X 3
b4 = koefisien regresi X 3
X1 = efikasi diri belajar
X2 = motivasi keluarga
X4 = lingkungan keluarga
X5 = pendidikan kewirausahaan
= Kesalahan pengganggu
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS.

d. Koefesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Koefisien determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan

dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin

tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

(Ghozali 2013:97).

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Rumus mencari R2 :


63

b ₁ ∑ x ₁ y+ b ₂ ∑ x y
2

R² =
∑2
y

Keterangan :

b 1b 2 = koefisien rekresi x1, x2 dan x3

dimana R² terletak diantara 0 dan 1,0 ≤ R².

1. Bila R² = 1 : Berarti ada pengaruh yang signifikan antara

perubahan tidak bebas dengan perubahan bebas

2. Bila R² = 0 : Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

perubahan tidak bebas dengan perubah bebas.

Jadi semakin tinggi nilai R² atau semakin mendekati 1, maka

semakin baik model yang digunakan.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik t (Parsial)

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Uji t bertujuan untuk menentukan pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, dengan rumus

menurut Irianto (2010:204) adalah:

bi
tk =
s bi
64

Keterangan :

b i= Koefisien regresi ke i sbi = Simpangan baku koefisien b yang ke i

Dimana :


S y .1.2 .3 … … … … .. k
si=
( ∑ X 2t )−(1−R2i )
Keterangan : R2i = adanya korelasi antara X i dengan variabel bebas

lainnya.Untuk analisis data digunakan bantuan program SPSS, dengan

kriteria pengujian : Hipotesis yang akan diuji dengan uji t ini kriterianya

sebagai berikut:

Jika t hitung≥ t tabel atau sig ≤a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

berarti secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat.

Jika t hitung<t tabel atau sig >a= 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

secara bersama-sama variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat.

Dalam penelitian ini uji statistik t dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS.

2. Uji F (Simultan)

Ghozali (2013:98) mengemukakan uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Uji F bertujuan untuk melihat keberartian

akan pengaruh variabel independen ( X 1 , X 2dan X 3 ) secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Untuk


65

menguji hipotesis digunakan rumus uji F menurut Irianto (2010:207)

adalah:
2
R /k
F= 2
(1−R )/(n−k−1)

Dimana:
F : Uji F
2
R : Koefisien determinasi
: Jumlah variabel bebas
n : Jumlah sampel

Hipotesis yang akan diuji dengan uji F ini kriterianya sebagai

berikut, jika F hitung> F tabel atau sig <a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima berarti secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi

variabel terikat. Jika F hitung< F tabel atau sig >a= 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini uji statistik F

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2011). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Anggraeni, D., & Nurcaya, I. (2016). Peran Efikasi Diri Dalam Memediasi
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat Berwirausaha. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 5(4), 241653.

Ansofino, D. (2016). Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublisher.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Bumi Aksara.

DePorter, B. & M. H. (2002). Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman


dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
66

Fitriani Rahayu. (2019). EFEKTIVITAS SELF EFFICACY DALAM


MENGOPTIMALKAN KECERDASANDAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 2(9), 66–74.

Ghozali, I. (2013). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hari Wibowo, Y. (2011). Kewirausahaan Kuatu Pengantar Membangun Karakter


Positif Melalui Pembentukan Minset Usaha. Bandung: Widya Padjajaran.

Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. . (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Alih Bahasa: Istiwidayanti dan
Soejarwo). Jakarta: Erlangga.

Indriyani, L. (2018). Pengaruh Kepribadian, Pendidikan Kewirausahaan, dan


Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha. Economic Education
Analysis Journal, 7(3), 848–862.

Kasmir. (2011). Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Leonardus, S. (2009). Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta:


Salemba Empat.

Lestari, R., & Wijaya, T. (2012). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap


Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE
MUSI. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, 1(2),
112–119.

Mudyaharjo, R. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ngalim, P. (2008). Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Rahmania, M., Efendi, Z. M., & Si, M. (2016). Pengaruh Pengetahuan


Kewirausahaan, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Minat Berwirausaha
Siswa Kelas Xii Kompetensi Keahlian Pemasaran Smk Negeri Bisnis Dan
Manajemen Kota Padang. Economica, 4(1), 75–86.
https://doi.org/10.22202/economica.2015.4.1.331

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.
67

S, N. (2003). Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sardiman. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali


Press.

Sari, D. (2017). SISWA SMK NEGERI NGRAHO Diyah Chandra Kartika Sari
Setya Chendra Wibawa. IT-EDU, 2., 2.

Saroni. (2012). Mendidik dan Melatih Enterpreneur Muda Membuka Kesadaran


Atas Pentingnya Kewirausahaan bagi Anak didik. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.

Sarwoko, E. (2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention MahasiswaSarwoko,


E. (2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa. Jurnal
Ekonomi Bisnis, 16(2), 126–135. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2), 126–135.

Semiawan, C. (2019). Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta:


Prehallindo.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perhitungan


Manual & SPSS. Edisi Pertama. Cetakan ke 1. Jakarta: Kencana Prenada
Media.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Soemanto, W. (2008). Pendidikan Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugihartono, D. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.


Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Suhartini, Y. (2011). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat


Mahasiswa Dalam Berwiraswasta (Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI
Yogyakarta). Akmenika Upy, 7(2), 39–59.

Sujanto, A. (2004). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, Y. (2013). Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.

Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Jakarta:


Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.


68

Uno, H. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Wardana, P. Y. dan I. M. (2016). PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN


EKSTERNAL TERHADAP MINAT Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana ( Unud ), Bali. Unud, E-Jurnal Manajemen, 5(8),
5215–5242.

Winkel, S. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Wulandari, S. (2013). Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Pada


Siswa Kelas XII Di SMK Negeri Surabaya. Fakultas Ekonomi, Unesa,
Kampus Ketintang Surabaya, 1(1), 1–20. Retrieved from
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jptn/article/viewFile/
1902/5311

Yusuf, S. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai