Anda di halaman 1dari 39

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

DITINJAU DARI TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN


MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BATIK 2
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada


Program Studi Pendidikan Akuntansi

Diajukan Oleh:
Isna Ardyani Putri
A210150009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MARET, 2019
Proposal Skripsi

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI


DITINJAU DARI TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN
MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BATIK 2
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

Diajukan Oleh:
Isna Ardyani Putri
A210150009

Proposal skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dilanjutkan menjadi
skripsi.

Surakarta, 11 April 2019

Drs. Sudarto , M.M


NIDN.0017045201
A. JUDUL SKRIPSI
MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
DITINJAU DARI TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN MOTIVASI
BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BATIK 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan
kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab pendidikan
merupakan salah satu instrumen yang membebaskan manusia dari
keterbelakangan. Pendidikan mampu menanamkan kapasitas baru dalam
mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh
manusia yang produktif. Dengan kemampuan inilah manusia terus membuat
perubahan untuk mengembangkan hidup dan kehidupan dirinya sebagai
manusia.
Pendidikan yang tinggi memang bukan suatu syarat untuk mencapai
kesuksesan. Tetapi, paling tidak pendidikan dapat memberikan jaminan bagi
kehidupan seseorang. Perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, institute,
sekolah tinggi, politeknik, dan akademi. Minat untuk melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi hendaknya diberi arahan sejak siswa memasuki Sekolah
Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena
pada dasarnya minat itu akan tumbuh melalui berbagai cara misalnya, dengan
cara memberikan informasi yang terkait dengan perguruan tinggi, menciptakan
siswa agar minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan
kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan
seseorang untuk menjadi anggota masyarakat yang benar-benar professional di
bidangnya dan mampu terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang di
perolehnya.
Serangkaian usaha yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan
pendidikan, salah satunya dengan pengembangan lembaga pendidikan tinggi
yaitu lembaga Perguruan Tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta.
Menurut Markum (2007: 19) “perguruan tinggi dapat diartikan sebagai satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, yaitu pendidikan diatas
jenjang pendidikan menengah, yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis dan doktor”.
Pada hakekatnya setiap siswa memiliki suatu kecenderungan atau minta
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, karena mereka ingin
mengembangkan ilmu dan pengetahuan. Menurut Slameto (2013: 180) “minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”.
Berdasarkan wawancara beberapa orang yang melaksanakan observasi
awal magang 2 dan 3 di SMA Batik 2 Surakarta, menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa masih kurang. Motivasi belajar siswa yang kurang maksimal
menyebabkan belum optimalnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dilihat dari kurangnya respon
dan antusias peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pada
saat pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak memperhatikan penjelasan
guru, mereka terlalu asyik mengobrol dengan teman lainya, bermain
handphone secara diam-diam dan suasana yang ramai dan tidak kondusif. Hal-
hal tersebut menunjukan motivasi belajar masih rendah dan belum maksimal.
Maslow sebagai tokoh motivasi dalam buku Uno (2011 : 7) mengatakan
bahwa “Motivasi memiliki suatu konsep motivasi instrinsik yang
mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap
sesuatu dalam melakukan aktivitas atau kegiatan”. Motivasi juga dikatakan
sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.
Motivasi sebagai kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sangat berbeda dengan orang tua yang kurang mampu pendapatannya,
meskipun mempunyai keinginan agar anaknya mencapai pendidikan yang
tinggi, namun tidak cukup untuk membiayai anaknya melanjutkan studinya
kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini yang menjadikan siswa
mempertimbangkan langkah yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya.
Tingkat pendapatan orang tua menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang
lebih tinggi. Menurut Maftukhah dalam Nurasiyah (2011:9) “pendapatan orang
tua adalah penghasilan orang tua siswa berupa uang yang diterima sebagai
balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal selama satu bulan
dalam satuan rupiah”.
Di era yang semakin modern ini banyak tersedianya sarana atau tempat
melanjutkan studi keperguruan tinggi. Banyak pilihan pendidikan seperti saat
ini menyebabkan siswa lebih selektif untuk memilih pendidikan mana yang
sesuai dengan kemampuan diri dan yang sesuai dengan tingkat pendapatan
orang tua. Namun demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan
biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang
menjadi suatu kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang
mampu. Banyak dari mereka terpaksa putus sekolah, atau tidak dapat
melanjutkan studi jenjang pendidikan yang lebih tinggi, karena keterbatasan
biaya.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui minat siswa melanjutkan studi di SMA Batik 2
Surakarta. Penelitian ini berjudul “Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke
Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Motivasi
Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran
2018/2019”.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka masalah-
masalah yang teridentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Kurang optimalnya minat siswa kelas XI IPS SMA Batik 2 Surakarta
dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
b. Adanya anggapan bahwa kuliah di perguruan tinggi tidak langsung
mendapatkan pekerjaan.
c. Motivasi belajar siswa yang masih belum optimal.

3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan
masalah. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperjelas masalah yang diteliti,
agar lebih terfokus dan mendalam mengingat luasnya permasalahan yang ada.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Sesuai dengan judul yang diajukan, penelitian ini hanya membahas tentang
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, tingkat pendapatan
orang tua, dan motivasi belajar siswa.
b. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
c. Tingkat pendapatan orang tua adalah tingkat penghasilan orang tua siswa
berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor
formal dan informal selama satu bulan dalam satuan rupiah.
d. Obyek penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas XI IPS SMA Batik 2
Surakarta.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebagian yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Adakah pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA Batik
2 Surakarta tahun ajaran 2018/2019?
b. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 2 Surakarta tahun
ajaran 2018/2019?
c. Adakah pengaruh tingkat pendapatan orang tua dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2018/2019?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA
Batik 2 Surakarta tahuna ajaran 2018/2019.
b. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA Batik
2 Surakarta tahun ajaran 2018/2019.
c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan orang tua dan motivasi
belajar secara bersama-sama terhadap minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 2 Surakarta tahun
ajaran 2018/2019.

6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi baru mengenai minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua dan motivasi
belajar.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
a) Sebagai gambaran siswa dalam menentukan pilihan melanjutkan
studi ke pendidikan yang lebih tinggi walaupun terkadang
terkendala oleh tingkat pendapatan orang tua yang rendah.
b) Memberikan kontribusi petunjuk dan paduan yang dapat
meningkatkan motivasinya untuk minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
c) Memberikan wawasan dan harapan serta cita-cita sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
2) Bagi Sekolah
a) Sebagai bahan pertimbangan untuk mengarahkan siswa kelas XI
dalam memilih perguruan tinggi.
b) Sebagai masukan yang bersangkutan dengan usaha sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
c) Sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah dalam
kegiatan belajar mengajar.
3) Bagi Peneliti
Memperoleh informasi lebih luas dan dapat mengetahui secara
mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua dan
motivasi belajar.
4) Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
1) Pengertian Minat
Minat merupakan pencapaian suatu tujuan, dengan dilihat dari
adanya kecenderungan untuk memperhatikan beberapa hal dari kegiatan
yang diminati seseorang dengan rasa senang. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia “minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Menurut Slameto (2013: 180) “minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh”. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa minat
sebagai kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu
obyek atau menyenangi suatu obyek, semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukan
melalui pernyataan yang menunjukan lebih menyukai suatu hal dan dapat
dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang
diminatinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa indikator dari minat antara lain
adanya perasaan senang, usaha, kecenderungan, dan perhatian. Jadi,
minat siswa melanjutkan ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan
mengandung unsur perasaan senang, usaha, perhatian untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus sekolah menengah,
yaitu Perguruan Tinggi.
Apabila seseorang siswa tertarik pada perguruan tinggi maka siswa
akan dengan sendirinya memberikan perhatian terhadap perguruan tinggi
dan tentu saja disertai dengan usaha yang kuat untuk dapat
mewujudkannya. Jadi seorang siswa yang berminat untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi akan memberikan perhatian pada perguruan
tinggi. Hal ini dilakukan karena merasa bahwa perguruan tinggi sesuai
dengan kebutuhannya.
2) Perguruan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademi atau professional yang
menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Tinggi Pasal 19, dinyatakan: “Perguruan Tinggi adalah satuan
pendidikan formal yang mengelola pendidikan tinggi berupa perguruan
tinggi negeri yang didirikan dan diselenggarakan oleh pemerintah serta
perguruan tinggi swasta yang didirikan dan diselenggarakan oleh
masyarakat”.
Sebagai satu sistem tersendiri, meskipun bagian dari sistem
pendidikan nasional yang cakupannya lebih luas. Perguruan tinggi di
Indonesia harus merupakan sistem dengan mudah mampu menyesuaikan
diri dengan kebutuhan masyarakat, bangsa dan Negara yang senantiasa
mengalami suatu perkembangan, terlebih lagi sebagai perwujudan
pembangunan nasional. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa “Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat” (UU Sisdiknas: 2003). Menurut jenisnya perguruan
tinggi dibagi dua, yaitu:
a) Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaannya
dilakukan oleh Negara.
b) Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaanya
dilakukan oleh swasta.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2007: 5) pergurusn tinggi menurut
macamnya dibagi menjadi lima, yaitu:
a) Universitas adalah jenis perguruan tinggi yang memiliki jenis
program studi yang beragam, baik ilmu pendidikan , ekonomi,
bahasa, kesenian, hukum, psikologi, tekhnik, dll.
b) Institut adalah jenis perguruan tinggi yang khusus menyelenggarakan
program ilmu sejenis.
c) Sekolah tinggi adalah jenis perguruan tinggi yang hanya
menyelenggarakan satu bidang atau program studi.
d) Akademi adalah perguruan tinggi yang memberi porsi ketrampilan
lebih banyak dibanding teori. Dan waktu yang ditempuh relatif lebih
singkat. Satu sampai tiga tahun (D1, D2, D3)
e) Politeknik merupakan perguruan tinggi yang hampir sama dengan
akademi, hanya mengkhususkan dalam mencetak tenaga professional
dibidang tekhnik.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan
tinggi
Menurut Dimyati (2009: 165) mengatakan bahwa “Minat seseorang
dipengaruhi oleh keadaan jasmani, status mental, dan perasannya serta
lingkungan sosialnya”. Berikut uraiannya:
a) Faktor Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani yang sehat dan kuat mempunyai
kecenderungan minat terhadap segala sesuatu lebih tinggi dibanding
keadaan jasmani yang lemah dan kurang sehat, serta jasmani yang
cacat dan dapat disembuhkan.
b) Faktor Status Mental
Mental yang berhubungan dengan batin, perasaan dan pikiran.
Seseorang yang pikirannya kacau, menghadapi masalah yang tak
terpecahkan akan mempengaruhi minat pada hal-hal yang
sebenarnya menjadi kesenangannya.
c) Faktor Perasaan
Perasaan sebenarnya didefinisikan sebagai gejala psikis yang
bersifat subyektif, seseorang yang perasaannya sedang terganggu,
misalnya hatinya sedang sedih minatnya akan berkurang atau hilang
terhadap hal-hal yang ketika dia dalam keadaan suasana senang.
d) Faktor Lingkungan Sosial
Seseorang yang mempunyai minat terhadap bidang tertentu yang
sifatnya positif dan bermanfaat maka orang tersebut harus dapat
menjaga keadaan jasmani, status sosial, perasaan dan lingkungan
sosialnya.
Berdasarkan faktor minat melanjutkan ke perguruan tinggi, motivasi
belajar dan tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Seperti contoh di atas motivasi belajar
yang tinggi dapat mendorong seseorang mempunyai minat untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan tingkat pendapatan juga
berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Jika
tingkat pendapatannya tinggi, seseorang mempunyai keinginan utuk
melanjutkan ke perguruan tinggi sedangkan tingkat pendapatannya
rendah, orang tua akan memungkinkan si anak belajar seadanya dan ada
pula fasilitas belajar anak juga sangat rendah.

4) Indikator Minat Siswa Melanjutkan ke Perguruan Tinggi


Menurut Syah (2009: 175) “Minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih
perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang
ditandai dengan perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan
dan kemauan, kebutuhan dan harapan”. Adapun indikator tersebut
sebagai berikut:
a) Adanya perasaan senang.
Seseorang yang memiliki minat untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi, maka seseorang akan meras asenang apabila
diterima di perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.
b) Adanya keinginan
Hasrat dan niat yang tumbuh dari dalam diri seseorang. Hasrat
yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi sesuai
dengan keinginan.
c) Adanya perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi seseorang terhadap apa yang
diamati. Seseorang yang melakukan usaha untuk mencari dan
memperoleh informasi dengan mengesampingkan yang lain sehingga
meningkatkan belajarnya.
d) Adanya dorongan dan kemauan
Dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang disertai
dengan kemauan.
e) Adanya kebutuhan dan harapan
Kebutuhan seseorang akan tuntutan dunia kerja dan masa depan.
Sehingga memiliki harapan mendapatkan pekerjaan yang layak
setelah melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Tingkat Pendapatan Orang Tua


1) Pengertian Tingkat Pendapatan Orang Tua
Menurut Kadariyah (1981: 26) berpendapat bahwa “Pendapatan
seseorang terdiri dari penghasilan berupa upah atau gaji, bunga sewa,
dividend, keuntungan dan merupakan suatu arus uang yang diukur dalam
suatu jangka waktu, umpamanya seminggu, sebulan, atau setahun”.
Menurut Maftukhah dalam Nurasiyah (2011:9) “pendapatan orang
tua adalah penghasilan orang tua siswa berupa uang yang diterima
sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal
selama satu bulan dalam satuan rupiah”. Besar kecilnya pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk akan berbeda antara satu dengan yang lain,
hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam
melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari.
Menurut Sumardi (2007: 24) mengemukakan bahwa “Pendapatan
yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang ditempuh”. Dengan pendidikan yang tinggi akan dapat memperoleh
kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk
yang berpendidikan rendah akan mendapatkan pekerjaan dengan
pendapatan yang kecil.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan
suatu hasil yang diperoleh berupa uang atau barang dengan
mengorbankan sesuatu yang dilakukan dalam waktu tertentu yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarganya.

2) Fungsi Pendapatan
a) Bidang Ekonomi
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan esensial yang semampu
mungkin harus dipenuhi oleh suatu rumah tangga agar mereka bisa
hidup dengan wajar. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi dua
yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer
adalah kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan hidup,
seperti minuman, makanan, pakaian dan perumahan. Sedangkan
kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
melengkapi kebutuhan primer.
b) Sosial
Dalam masalah sosial, fungsi pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan sosial dalam masyarakat. Sebagai contoh dimasyarakat
tempat tinggal kita, sekarang ini terdapat pembangunan masjid atau
tempat ibadah, maka sebagai makhluk sosial yang tinggal
dilingkungan tersebut, mau tidak mau kita harus ikut membantu
memberikan sumbangan demi suksesnya pembangunan tersebut.
Yang kedua dari fungsi pendapatan yaitu menaikkan status sosial
dalam masyarakat. Dimana dalam masyarakat pada umumnya secara
tidak disadari terdapat penggolongan status sosial, yaitu mereka yang
berpendapatan tinggi atau kaya mempunyai status sosial yang lebih
tinggi dalam masyarakat, begitu pula sebaliknya mereka yang
berpendapatan rendah mempunyai status sosial yang rendah pula.
Selain itu pada umumnya mereka yang berpendapatan tinggi
cenderung lebih dihormati dan disegani dalam masyarakat daripada
mereka yang berpendapatan rendah.
c) Pendidikan
Mereka yang berpendapatan tinggi mempunyai kesempatan yang
lebih besar untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, memang
tidak selalu bahwa yang berpendapatan tinggi saja yang mempunyai
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi,
akan tetapi kalau kita bandingkan mereka yang berpendapatan tinggi
dan yang berpendapatan rendah, maka kita akan mendapatkan bahwa
mereka yang berpendapatan tinggi, pada umumnya lebih mempunyai
kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke pendidikan tinggi
dari pada mereka yang berpendapatan rendah.

3) Indikator Pendapatan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik BPS (2008: 25), pendapatan
dibagi menjadi 4 golongan antara lain:
a) Pendapatan sangat tinggi yaitu ≥ Rp. 3.500.000 perbulan.
b) Pendapatan tinggi yaitu antara Rp. 2.500.000 s/d Rp 3.500.000
perbulan.
c) Pendapatan sedang yaitu antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000
perbulan.
d) Pendapatan rendah yaitu < Rp. 1.500.000 per bulan.

c. Motivasi Belajar Siswa


1) Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang terarah
kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Oemar Hamalik
(2004: 158), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan”. Sedangkan Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23)
“hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung”.
Motivasi belajar ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
pengertian motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak atau
dorongan di dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang
ditandai perubahan energi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
2) Peranan Motivasi Belajar
Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal
tersebut Sardiman A.M (2011: 85) menyebutkan ada tiga fungsi
motivasi, yaitu:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, yang akan menjadi penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah yang hendak dicapai.
c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan, dengan
mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27) ada bebarapa peranan
penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain dalam:
a) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
b) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
c) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar.
d) Menentukan ketekunan dalam belajar.
Dengan demikian peran motivasi dalam belajar yaitu sebagai
pendorong siswa untuk berbuat ke arah tujuan yang hendak dicapai
dengan menyeleksi perbuatan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan
tersebut, sehingga ketekunan dalam belajar akan terjadi.

3) Indikator Motivasi Belajar


Hamzah B. Uno (2011: 23) menyebutkan indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa yakni:
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai
materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap
kegiatan belajar.
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Siswa yang mempunyai harapan dan cita-cita masa depan akan
melakukan segala sesuatu agar dapat mencapainya.
d) Adanya penghargaan dalam belajar
Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari guru
atau orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang ia
capai.
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Siswa akan lebih termotivasi dan semangat dalam pembelajaran
dengan kegiatan yang menarik dalam belajar.
f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Siswa dengan lingkungan belajar yang kondusif akan membuat
belajar lebih nyaman, lebih konsentrasi, dan mudah memahami
materi.

4) Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar


Menurut Sardiman A.M (2011: 92-95) mengungkapkan ada beberapa
bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah, yaitu:
a) Memberi Angka
Angka ini berkaitan dengan nilai yang diberikan guru dari
kegiatan belajarnya. Siswa tentunya sangat terpikat dengan nilai-nilai
ulangan atau raport yang tinggi. Nilai-nilai yang baik itu akan
menjadikan motivasi yang kuat bagi para siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
b) Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi bagi para siswa.
Baik hadiah tersebut berasal dari sekolah kepada siswa yang
berprestasi, maupun dari orang tua atau keluarga.
c) Saingan/ Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan individu maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Misalnya persaingan antara teman sebangku, jika si A mendapat nilai
lebih baik dari pada si B, biasanya si B akan terdorong untuk dapat
mengungguli si A.
d) Ego-involvement
Bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri merupakan
salah satu bentuk motivasi. Seseorang akan berusaha keras untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Para
siswa akan belajar dengan keras untuk menjaga harga dirinya.
e) Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu, ulangan merupakan salah satu motivasi siswa untuk
belajar. Jadi guru harus terbuka memberitahukan kepada siswanya
jika akan mengadakan ulangan.
f) Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya
terus meningkat.
g) Pujian
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana
menyenangkan dan mempertinggi semangat belajar serta sekaligus
akan membangkitkan harga diri.
h) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak akan dapat menjadi alat motivasi. Jadi guru
harus mampu menerapkan prinsip-prinsip pemberian hukuman secara
tepat.
i) Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada unsur
kesengajaan dan maksud belajar, sehingga hasil belajar yang disertai
tujuan belajar pasti hasilnya akan lebih baik.
j) Minat
Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat
terhadap pelajaran tersebut.
k) Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
menjadi motivasi yang penting. Sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai, akan dirasa sangat berguna dan menguntungkan,
sehingga akan timbul motivasi untuk terus belajar.

2. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Hasil-hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
a) Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Damarjati (2018) dengan judul
“Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari
Tingkat Pendapatan Orang Tua Dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XII
IPS SMA Negeri 1 Andong Tahun Ajaran 2016/2017”. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan orang tua dan motivasi belajar
berpengaruh positif terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Hal ini dibuktikan pada variabel tingkat pendapatan orang tua
sebesar 7,24% dan variabel motivasi belajar sebesar 32,72% dengan
koefisien determinasi sebesar 0,400 / 40,0% sedangkan 60,0% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain.
b) Penelitian yang dilakukan oleh Nita Fatmasari (2018) dengan judul “Minat
Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Persepsi
Peluang Kerja Dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri
1 Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018”. Hasil penelitian diperoleh
perhitungan R2 sebesar 9,5%. Artinya variabel persepsi peluang kerja dan
motivasi belajar memberikan pengaruh sebesar 9,5% terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sisanya 90,5% dipengaruhi variabel
lain.
c) Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2013) yang berjudul “Minat
Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ditinjau dari Prestasi Belajar,
Motivasi Belajar dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua pada Siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil uji
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,686 menunjukkan bahwa variabel
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh variabel
prestasi belajar, motivasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua adalah
68,6%, dimana kontribusi yang diberikan oleh variabel prestasi belajar
sebesar 27,6%, variabel motivasi belajar sebesar 18,9%, sedangkan utnuk
variabel status sosial ekonomi orang tua sebesar 22,1%, sisanya sebesar
31,4% dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain yang tidak ikut dalam
penelitian ini.

3. Kerangka Berpikir
a. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi
Tingkat pendapatan orang tua memegang peranan yang sangat penting
dalam mengarahkan, membimbing, mendidik dan menumbuhkan minat
siswa. Menurut Boeree (2010: 128) menyebutkan tingkatan-tingkatan
ekonomi dalam masyarakat, setiap tingkatan diisi oleh kelompok tertentu.
Orang tua dengan tingkatan pendidikan tinggi biasanya dapat memenuhi
kebutuhan yang diperlukan anaknya, sebaliknya orang tua dengan tingkat
pendapatan rendah cenderung tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya.
b. Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dan
berkaitan dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Menurut Oemar Hamalik (2004: 158) berpendapat bahwa “Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Maka dari itu untuk
memotivasi siswa dibutuhkan kesabaran, perhatian yang besar dengan
memberikan pengarahan, petunjuk, dan dukungan dalam belajar serta
menggerakkan usahanya agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa
dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Munculnya minat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan keadaan,
diantaranya adalah tingkat pendapatan orang tua dan motivasi belajar. Siswa
yang mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi harus
mempunyai motivasi belajar yang kuat dan tinggi dalam dirinya sekaligus
didukung pendapatan orang tua yang baik. Tingkat pendapatan orang tua
mempunyai hubungan terhadap keputusan untuk melanjutkan atau tidaknya
siswa ke perguruan tinggi sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan
dengan pendidikan akan menghabiskan biaya yang cukup tinggi. Sesuai
dengan pendapat Sadulloh (2010: 191) menyatakan bahwa “Salah satu fungsi
keluarga adalah fungsi ekonomi, fungsi tersebut memberikan pemenuhan
kebutuhan ekonomi, fisik, dan material”. Apabila status sosial ekonomi
orang tua tinggi maka peluang minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi semakin besar karena adanya dukungan materi serta perhatian yang
penuh dari orang tua siswa.
Agar lebih mudah memahami kerangka berpikir diatas, maka penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

Tingkat Pendapatan
Orang Tua (X1)
Minat Siswa Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi (Y)
Motivasi Belajar Siswa
(X2)

Gambar 1. Kerangka Berpikir


Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa , tingkat
pendapatan Orang tua (X1) mempunyai pengaruh terhadap minat Siswa
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi (Y). Begitu juga pada Motivasi Belajar
Siswa (X2) mempunyai pengaruh terhadap minat Siswa Melanjutkan Studi ke
Perguruan Tinggi (Y). Serta Tingkat Pendapatan Orang Tua (X1) dan Motivasi
Belajar Siswa (X2) mempunyai pengaruh terhadap Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi (Y).

4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H1 : Tingkat Pendapatan Orang Tua berpengauh terhadap Minat Siswa
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
H2 : Motivasi Belajar Siswa berpengaruh terhadap Minat Siswa
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
H3 : Tingkat Pendapatan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa
berpengaruh terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan
Tinggi.

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Arikunto (2012: 12) menyatakan bahwa “penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
hasilnya”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
tingkat pendapatan orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Batik 2 Surakarta yang
beralamat di Jl. Samratulangi No. 86, Kerten, Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS tahun
ajaran 2018/2019.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai
dengan selesai.

3. Populasi, Sampel, dan Sampling


a. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 115) mengatakan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian
diatas maka populasi penelitian yang akan dilakukan adalah siswa kelas
XI IPS di SMA Batik 2 Surakarta berjumlah 129 siswa. Berikut jumlah
siswa masing-masing kelas disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel Data Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Populasi Tiap Kelas
1 XI IPS 1 33 Siswa
2 XI IPS 2 32 Siswa
3 XI IPS 3 32 Siswa
4 XI IPS 4 32 Siswa
Jumlah 129 Siswa

b. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 91) mengatakan bahwa “Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Apabila populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPS SMA Batik 2 Surakarta dengan jumlah siswa 129 dengan taraf
kesalahan 5%, maka sampelnya sebanyak 95 siswa kelas XI IPS SMA
Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2018/2019. Berikut contoh tabel
penentuan jumlah sampel:
Tabel Krecjie
N 1% 5% 10%
110 94 84 78
120 102 89 83
130 109 95 88
140 116 100 92

c. Sampling
Menurut Sugiyono (2010:118), “Sampling adalah teknik
pengambilan sampel”. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian terdapat teknik sampling yang digunakan agar diperoleh
sampel yang tepat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Proportional Random Sampling dengan cara
undian. Dalam random sampling setiap kelas dalam populasi memiliki
kesempatan untuk menjadi sampel. Proporsional digunakan untuk
menentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas. Rumus yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi adalah sebagai
berikut:
𝑛
Rumus: 𝑘 𝑥 jumlah sampel
Keterangan:
n = jumlah siswa tiap kelas
k = jumlah seluruh siswa (populasi)
Distribusi sampel dengan menggunakan Proportional Random
Sampling yaitu:
Tabel Distribusi sampel dengan menggunakan Proportional Random
Sampling
No Kelas Distribusi dan Jumlah Sampel
1 XI-IPS 1 33
𝑥 95 = 24,3
129
2 XI-IPS 2 32
𝑥 95 = 23,6
129
3 XI-IPS 3 32
129
𝑥 95 = 23,6

4 XI-IPS 4 32
𝑥 95 = 23,6
129
Jumlah 95

Berdasarkan tabel Krejcie diatas jumlah populasi adalah 129 dengan


menggunakan taraf kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% maka
populasi berada diantara 130 dan sampel yang didapat adalah 95 siswa. Jadi
dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 95 siswa kelas XI IPS SMA
Batik 2 Surakarta.

4. Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu berupa variabel bebas
dan variabel terikat. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:
a. Variabel bebas (Independent variable)
Menurut Sugiyono (2010: 59) mengatakan bahwa “Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel
bebas data penelitian ini yaitu:
1) Tingkat pendapatan orang tua adalah seluruh penghasilan yang
diperoleh orang tua berupa uang yang diterima dari pemanfaatan
faktor-faktor produksi barang dan jasa selama satu bulan dalam
satuan rupiah yang terdiri atas beberapa tingkatan yaitu Pendapatan
sangat tinggi, pendapatan tinggi, pendapatan sedang, pendapatan
rendah, dan pendapatan sangat rendah.
2) Motivasi belajar adalah perubahan energy pada seseorang yang
berupa dorongan untuk melakukan aktivitas belajar sehingga mampu
mencapai tujuan belajar berupa ilmu pengetahuan.
b. Variabel terikat (Dependent variable)
Menurut Sugiyono (2010: 59) mengatakan bahwa “Variabel Terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel terikat yang
digunakan adalah:
1) Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi merupakan rasa
ketertarikan seorang siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi demi masa depan.

5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data angket
dan dokumentasi, yaitu:
1) Angket atau kuisioner
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket
atau kuesioner. Menurut Sugiyono (2010: 199) berpendapat bahwa
“angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
2) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 202) menyatakan “Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal yang beupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya”. Metode
dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan
sumber data yang ada di sekolah.

b. Instrumen Pengumpulan Data


Uji angket dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan
hasil penelitian yang valid dan reliabel. Tahap pertama dalam menyusun
angket yaitu:
1) Kisi – kisi angket
Menurut Sugiyono (2010: 199) berpendapat bahwa “angket atau
kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Dalam memperoleh data tentang hubungan tingkat pendapatan
orang tua (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) digunakan instrumen
penelitian berupa angket. Angket yang digunakan merupakan angket
tertutup, secara langsung dengan menggunakan skala pengukuran
Thurstone dalam bentuk check list. Menurut Ridwan (2010: 22)
mengatakan bahwa “Skala Thurstone adalah skala yang disusun
dengan memilih butir yang berbentuk skala interval antara satu
sampai dengan sepuluh tetapi nilainya tidak diketahui responden”.
Interval skala Thurstone digambarkan sebagai berikut:
Garis perhitungan skala Thurstone
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Selalu Tidak pernah
Skala tersebut digunakan untuk option pernyataan yang sifatnya
positif, untuk butir 10 dapat dinyatakan dengan rating selalu dan
butir 1 dinyatakan tidak pernah. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dan motivasi belajar siswa.
Adapun kisi-kisi angket dari setiap variabel penelitian adalah:
Variabel Indikator Deskriptor No. Item
Tingkat Pendapatan orang tua a. Pendapatan 1
pendapatan perbulan Ayah
orang tua a. Pendapatan sangat perbulan
(X1) tinggi lebih dari Rp b. Pendapatan 2
3.500.000/bulan Ibu perbulan
b. Pendapatan tinggi
antara Rp 2.500.000
s/d Rp
3.500.000/bulan
c. Pendapatan sedang
antara Rp 1.500.000
s/d Rp
2.500.000/bulan
d. Pendapatan rendah
kurang dari Rp
1.500.000/bulan
a. Pendapatan 3
dari
pekerjaan
sampingan
Pendapatan pekerjaan Ayah
sampingan orang tua b. Pendapatan 4
dari
pekerjaan
sampingan
Ibu
Motivasi a. Tingkat 1,2
belajar (X2) keinginan
untuk
Hasrat dan keinginan
berhasil
berhasil
b. Kemampuan 3,4
cara belajar
yang baik
Dorongan dalam belajar a. Kemampuan 5,6,7
belajar yang
baik
b. Semangat 8,9
dalam
mengikuti
pembelajaran
a. Tingkat 10,11
keinginan
untuk masa
depan
Cita-cita masa depan
b. Tingkat 12,13
keinginan
untuk
berprestasi
a. Perhatian 14,15
orang tua
Penghargaan dalam
b. Dorongan 16,17
belajar
dari orang
lain
Kegiatan
Kegiatan menarik
pembelajaran 18,19
dalam pembelajaran
yang berbeda
Ketenangan dan
Lingkungan belajar kenyamanan
20
yang kondusif dalam
pembelajaran
Minat siswa a. Perasaan 1,2
melanjutkan terdorong
studi ke dalam belajar
perguruan b. Tidak mudah 3,4
Perasaan senang untuk
tinggi (Y) bosan
terus belajar
c. Tidak ada 5,6
paksaan atas
kemauan
sendiri
a. Rasa ingin 7,8
tahu
b. Perhatian 9,10
Perhatian siswa
terhadap
terhadap pendidikan
tugas
c. Ketenganan 11
dalam kelas
a. Selalu 12,13
bertanya
materi yang
belum jelas
Rasa ingin tahu tentang b. Senang 14,15
ilmu pengetahuan membaca
buku
c. Mencari 16,17
materi dari
sumber lain

2) Uji Validitas Instrumen


Menurut Arikunto (2016: 145) menyatakan bahwa “validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kelebihan suatu instrument”. Validitas alat ukur uji dengan
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir
pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur
tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Momen Person.
𝑁.∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
Rumus rxy =
√{(𝑁.∑ 𝑋2 )− (∑ 𝑋)2 }{(𝑁.∑ 𝑌2 )− (∑ 𝑌)2 }

Dimana:
Rxy = korelasi product moment pearson item dengan soal
𝜎𝑥 = total nilai keseluruhan subjek per item
𝜎𝑦 = total nilai per subjek
𝑁 = jumlah subjek
3) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran
dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan
dengan menggunakan rumus:
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = [ ] [1 − ]
𝑘−1 𝜎𝑡 2
Dimana:
r11 = reabilitas instrument
k = Banyaknya item pertanyaan
2
∑ 𝜎𝑏 = Jumlah varian butir
𝜎𝑡 2 = Varian total

6. Teknik Analisis Data


a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini akan menggunakan
teknik lilliefors.
2) Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah
antara setiap variable bebas dan variable terikat bersifat linier atau
tidak. Menurut Sudjana (2003: 331) berpendapat bahwa “Uji
linieritas dimaksudkan untuk menguji linier tidaknya data yang
dianalisis”. Uji linier menggunakan uji F test, dengan rumus sebagai
berikut:
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔
𝐹𝑟𝑒𝑔 =
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Keterangan:
Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi
RKres = Rerata kuadrat residu
Dapat dikatakan linier apabila F hitung lebih kecil dari F tabel.
Sebaliknya, jika F hitung lebih besar dari F tabel maka data
dikatakan tidak linier dengan taraf signifikansi 5%.
3) Uji Multikolinearitas
Sutrisno Hadi (2004: 213) mengatakan bahwa “Uji
multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
multikolinearitas antara tingkat pendapatan orang tua dengan
motivasi belajar atau tidak”. Untuk itu digunakan menggunakan
rumus korelasi Product Momen Person.
𝑁.∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
Rumus rxy =
√{(𝑁.∑ 𝑋 )− (∑ 𝑋)2 }{(𝑁.∑ 𝑌2 )− (∑ 𝑌)2 }
2

Dimana:
Rxy = korelasi product moment pearson item dengan soal
∑𝑥 = total nilai keseluruhan subjek per item (x)
∑𝑦 = total nilai per subjek (y)
∑𝑥2 = total nilai kuadrat variabel x
∑𝑦2 = total nilai kuadrat variabel y
𝑁 = jumlah subjek
b. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Sederhana
a) Membuat persamaan garis regresi satu preditor
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 1) rumus yang digunakan analisis
regresi satu preditor yaitu:
𝑌 =𝑎𝑋+𝑘
Keterangan:
Y = Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
a = Bilangan koefisien
X = Tingkat pendapatan orang tua / Motivasi belajar
K = Bilangan konstanta
b) Mencari koefisien korelasi antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 4) rumus yang digunakan untuk
mencari koefisien korelasi antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y
yaitu:
∑𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑𝑥2 ) (∑𝑦2 )

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
X = Tingkat pendapatan orang tua / Motivasi belajar
Y = Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
∑𝑥2 = total nilai kuadrat variabel x
∑𝑦2 = total nilai kuadrat variabel y
∑xy = total antara X dan Y
Telah diketahui bahwa:
(∑𝑥)(∑𝑦)
∑xy = ∑xy - 𝑁

(∑𝑥)2
∑𝑥2 = ∑𝑥2 −
𝑁
(∑𝑦)2
∑𝑦2 = ∑𝑦2 −
𝑁
c) Mencari Koefisien Determinasi (R2) antara variabel bebas (X1 dan
X2) dengan variabel Y. Rumus:
𝑅2 = (𝑅)2
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi ganda
Menurut Darwyan Syah (2009: 94) menyatakan bahwa:
Jika hubungan variabel bebas (X1 dan X2) dengan variabel
terikat (Y) sebesar kuadrat koefisien korelasi ganda. Selanjutnya
hasil koefisien determinasi dikalikan 100% untuk mengetahui
tingkat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam
bentuk persentase.
d) Menguji signifikan dengan uji t
Menurut Sugiyono (2010: 259) “Uji t digunakan untuk menguji
signifikansi antar variabel”. Rumus yang digunakan yaitu:
𝑟 (√𝑛 − 2)
𝑡=
(√1 − 𝑟 2 )
Keterangan:
t = t hitung
r = koefidien korelasi
n = jumlah responden
r2= koefisien korelasi kuadrat

2) Analisis Regresi Berganda


Regresi linier berganda digunakan untuk mencari hubungan dua atau
lebih variabel bebas (predictor) atau untuk mencari hubungan fungsional
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Analisis ini
digunakan untuk menguji hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang
Tua (X1) dan Motivasi Belajar (X2) terhadap Minat Melanjutkan Studi ke
Perguruan Tinggi (Y). Langkah-langkah dalam regresi linier berganda
adalah sebagai berikut:
a) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 18) rumus yang digunakan yaitu:
𝑌 = 𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + 𝐾
Keterangan:
Y = Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
𝑎1 𝑎2 = Bilangan koefisien X1 dan X2

X1X2 = Tingkat Pendapatan Orang Tua / Motivasi Belajar

K = Bilangan Konstanta

b) Mencari koefisien korelasi ganda antara variabel bebas (X1 dan X2)
dengan variabel terikat (Y). Menurut Sutrisno Hadi (2004: 22) rumus
yang digunakan:
𝑎1 ∑𝑥1 𝑦 + 𝑎2 ∑𝑥2 𝑦
𝑅𝑦(1,2) = √
∑𝑦2

Keterangan:

Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Minat Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi dengan Tingkat Pendapatan Orang Tua /

Motivasi Belajar.

𝑎1 = Koefisien Tingkat Pendapatan Orang Tua

𝑎2 = Koefisien Motivasi Belajar

∑𝑥1 𝑦 = Jumlah produk antara X1 dan Y

∑𝑥2 𝑦 = Jumlah produk antara X2 dan Y

∑𝑦 2 = Jumlah kuadrat Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan

Tinggi

c) Mencari Koefisien Determinasi (R2) antara variabel bebas (X1 dan


X2) dengan variabel Y. Rumus:
𝑅2 = (𝑅)2
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi ganda
Menurut Darwyan Syah (2009: 94) menyatakan bahwa:
Jika hubungan variabel bebas (X1 dan X2) dengan variabel
terikat (Y) sebesar kuadrat koefisien korelasi ganda. Selanjutnya
hasil koefisien determinasi dikalikan 100% untuk mengetahui
tingkat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam
bentuk persentase.
d) Mencari signifikansi regresi ganda dengan Uji F
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 23) rumus yang digunakan yaitu:
R2 (N − m − 1)
𝐹𝑟𝑒𝑔 =
m (1 − R2 )
Keterangan:

Freg = Harga F garis regresi

N = Cacah kasus

M = Cacah prediktor

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor

e) Mencari Sumbangan Relatif


Menurut Sutrisno Hadi (2004: 37) mengatakan bahwa “Sumbangan
relatif adalah persentase perbandingan yang diberikan oleh suatu
variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel bebas
yang lain. Sumbangan relatif menunjukkan seberapa besarnya
sumbangan secara relatif setiap prediktor terhadap kriteria untuk
keperluan prediksi”.
Rumus:
𝑎1 ∑𝑥1 𝑦
𝑆𝑅% 𝑋1 = 𝑥 100%
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔
𝑎2 ∑𝑥2 𝑦
𝑆𝑅% 𝑋2 = 𝑥 100%
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔
Dengan JKreg = 𝑎1 ∑𝑥1 𝑦 + 𝑎2 ∑𝑥2 𝑦
Keterangan:
SR%X1 = Sumbangan relatif prediktor X1
SR%X2 = Sumbangan relatif prediktor X2
𝑎1 = Koefisien prediktor X1
𝑎2 = Koefisien prediktor X2
∑𝑥1 𝑦 = Jumlah produk antara X1 dan Y
∑𝑥2 𝑦 = Jumlah produk antara X2 dan Y
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
f) Sumbangan Efektif (SE)
Menurut Sutrisno Hadi (2004: 38) menyatakan bahwa “Sumbangan
efektif adalah perbandingan efektifitas yang diberikan suatu variabel
bebas kepada satu variabel terikat dengan variabel bebas lain yang
diteliti maupun tidak diteliti”.
Rumus:
SE % X1 = SR % X1 x R2
SE % X2 = SR % X2 x R2
Keterangan:
SE % X1 = Sumbangan Efektif X1
SE % X2 = Sumbangan Efektif X2
SR % X1 = Sumbangan relatif X1
SR % X2 = Sumbangan relatif X2
R = Koefisien determinasi
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta.

B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksana.

Badan Pusat Statistik. 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun
2008. Jakarta.

Boeree. C Goerge. 2010. Psikologi Sosial. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Damarjati, Wisnu. 2018. “Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Pergruan Tinggi


Ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua dan Motivasi Belajar Pada
Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Andong Tahun Ajaran 2016/2017”.
Skripsi. UMS Surakarta.

Fatmasari, Nita. 2018. “ Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi


Ditinjau Dari Persepsi Peluang Kerja Dan Motivasi Belajar Pada Siswa
Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018”. Skripsi.
UMS Surakarta.

Hadi, Sutrisno. 2009. Analisis Regresi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Kadariyah. 1981. Analisa Pendapatan Nasional. Jakarta: Bina Aksara

Markum, M Enoch. 2007. Pendidikan Tinggi. Jakarta:Universitas Indonesia

Rahayu, Sri. 2015. “Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau
dari Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan Status Sosial Ekonomi Orang
Tua Pada Siswa Keela XI IPS SMA Negeri Jumapolo Tahun Ajaran
2012/2013”. Skripsi. UMS Surakarta

RI. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: Sinar Grafika

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta

Sardiman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka cipta.

Sudjana. 2003. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tri Wahyuni, Endah. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua
Terhadap Kemandirian Siswa Kelas IV di SD Negeri I Donorojo Tahun
Ajaran 2014/2015. Skripsi. UMS Surakarta.

Winarni, Wiwin. 2012. “Minat Melajutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau dari
Prestasi Belajar dan Status Ekonomi Orang Tua pada Kelas XII SMA
Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi, Surakarta:
FKIP.UMS.

Windarti. 2014. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Pendapatan Orang
Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri Tawang Rejo 01 Tahun
Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. UMS Surakarta.

Wulandari, Fitri. 2014. “Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Pergruan Tinggi


Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas XII SMA Negeri I Girimarto Tahun Ajaran 2012/2013”.
Skripsi. UMS Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai