Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) TERHADAP

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK


KELAS XI SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2020/2021

(Proposal)

OLEH
AISYAH JESSICA LOLITA MARA
17110008

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kerja keras yang penulis lakukan

sehingga penulis dapat menyelesaiakan proposal ini yang berjudul: “Pengaruh

Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) Terhadap Peningkatasn motivasi belajar peserta

didik kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2020/2021”.

Dalam menyusun proposal ini,banyak mengalami hambatan,tetapi berkat rahmat-

Nya dan bantuan serta bimbingan dari segala pihak hingga penulis proposal ini

dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu dengan rasa penuh rendah hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan Proposal ini.

Bandar Lampung, 04 Mei 2021


Penulis,

Aisyah Jessica Lolita Mara

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Identifikasi masalah ...................................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................7
1.4 Perumusan Masalah ...................................................................................7
1.5 Tujuan dan kegunaan penelitian ................................................................7
1.5.1 Tujuan Penelitian .............................................................................7
1.5.2 Kegunaan Penelitian ........................................................................8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................8
1.6.1 Objek Penelitian ..............................................................................8
1.6.2 Subjek Penelitian .............................................................................8
1.6.3 Waktu Penelitian ..............................................................................8
1.6.4 Tempat Penelitian ............................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................9


2. 1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................9
2.1.1 Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh .........................................................9
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh ............................................9
2.1.1.2. Kelebihan Kelemahan Dari Pembelajaran Jarak Jauh..................11
2.1.1.3 Karakteristik pendidikan jarak jauh ..............................................14
2.1.1.4 Sasaran Pembelajaran Jarak Jauh .................................................18
2.1.1.5 Tujuan Pembelajaran jarak jauh ...................................................19
2.1.1.6 Prinsip – Prinsip Pembelajaran jarak jauh ...................................20
2.1.1.7Prinsip – Prinsip Program Pembelajaran jarak jauh ......................24
2.1.1.8 Prinsip – Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ..............25
2.1.2 Motivasi Belajar ......................................................................................26
2.1.2.1. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................26
2.1.2.2 . Fungsi Motivasi Dalam Belajar...................................................29
2.1.2.3 . Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar............................30
2.1.2.4 Sifat Motivasi................................................................................34
2.1.2.5. Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa..........................35
2.1.2.6. Kedudukan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran........................36
2.2. Kerangka Berfikir .....................................................................................40
2.3 Hipotesis ....................................................................................................41

BAB III METODE PENELITIAN................................................................42


3.1 Metode Penelitian.......................................................................................42
3.2 Variabel Penelitian .....................................................................................42
3.2.1 Definisi Operasional Variabel .........................................................43

iii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................43
3.3.1 Populasi ...........................................................................................43
3.3.2 Sampel .............................................................................................44
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................45
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana perkembangan pendidikan

dari bangsa itu. Pendidikan merupakan tindakan sadar dan terencana yang dapat

mencerdaskan serta mengembangkan potensi yang dimiliki dari siswa. Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional SISDIKNAS (2003) menyatakan bahwa pendidikan ialah usaha

sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan

keterampilan yang nantinya akan diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan

negara. Pendidikan mempunyai sebuah peran dalam melahirkan sebuah sumber daya

yang memiliki kualitas yang bagus serta memiliki sikap yang baik. Pendidikan

sekolah dasar adalah pendidikan awal dari anak untuk mengembangkan pengetahuan.

(Muhroji & Yusrina, 2018:1). Pembelajaran adalah langkah dalam membantu siswa

ke sebuah proses belajar dan mereka mendapatkan dari tujuan belajar yang sesuai

dengan apa yang diinginkan.Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu proses dimana

guru bersama siswa berinteraksi satu sama lain yang akan ada hubungan timbal balik

1
yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi. Proses kegiatan belajar dapat diartikan

sebagai sebuah interaksi antar individu dengan lingkungan, lingkungan dalam artian

merupakan tempat yang dapat menjadikan individu untuk memperoleh pengalaman,

pengalaman yang pernah didapatkan atau ditemui dapat menyebabkan perhatian bagi

setiap individu sehingga dapat menjadi sebuah interaksi (Aunurrahman, 2013:36).

Menurut Fathoni & Suyahman, (2018:175) menjelaskan belajar adalah sebuah proses

terencana, terarah, terprogram dan yang berkelanjutan. Pembelajaran yaitu adanya

interaksi dari pendidik dengan peserta didik (Rahmawati et al., 2014:72).

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang mengatur, mengarahkan,

mengorganisasi tempat di sekitar yang dapat meningkatkan serta mendorong peserta

didik untuk proses 3 belajar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berpusat kepada

siswa atau student centered. Memasuki abad 21 ini peserta didik dituntut agar mampu

meguasai kecakapan yaitu 4C meliputi; Communication, Collaboration, Critical

Thinking and problem solving dan Creative and Innovative (Rozi & Hanum, 2019:7).

Maka dari itu perlu adanya pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman baru

yang bersifat menyenangkan serta lebih bermakna yang akan membuat peserta didik

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diterapkan. Di tahun 2020 ini seluruh

dunia mengalami wabah yaitu pandemi covid-19. Menurut Vergoulis et al., (2020:1)

Covid-19 merupakan penyakit yang menular disebabkan oleh coronavirus SARS-

CoV-2 pneumonia virus yang dapat menyebabkan kegagalan pada multiorgan.

Pandemi ini berdampak pada berbagai bidang, dan salah satunya di bidang

pendidikan. Banyak Negara yang sementara sudah menutup sekolah, perguruan tinggi

2
selama masa pandemic covid-19. Setiap Negara membuat kebijakan-kebijakan untuk

mengatasi permasalahan yang sedang terjadi. Untuk mengatasi wabah pandemic

Covid -19 semua negara menerapkan sebuah tindakan salah satunya dengan

melakukan gerakan social distancing yaitu jarak sosial yang telah dibuat untuk

meminimalisir terjadinya interaksi dalam jumlah yang lebih banyak (Wilder-Smith &

Freedman, 2020:2). Dengan adanya social distancing maka pembelajaran di sekolah

menjadi terhambat dan tidak bisa dilakukan secara langsung hal ini juga juga

berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan pendidikan.

Dengan adanya pandemi covid-19 maka perlu adanya perubahan pada desain model

kegiatan belajar mengajar untuk menghindari pembelajaran dengan tatap muka

sebagai upaya untuk pencehagan penyebaran wabah virus covid-19. Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan surat edaran No 4 tahun 2020 yang berisi

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus

disease (Covid-19) yang salah satu isinya adalah belajar dari rumah dengan kegiatan

pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Maka selama pandemi covid-19

berlangsung setiap sekolah melaksanakan kegiatan pendidikan dengan cara

pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Jarak Jauh dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak

memperhitungkan ruang dan waktu pembelajaran dan memiliki sifat mandiri untuk

proses pengembangan peserta didik menggunakan metode maupun media dalam

kegiatan pembelajaran (Kor et al, 2014:854). Pendidikan jarak jauh menjadi sistem

3
yang paling efektif dan berprespektif dalam sebuah sistem pendidikan. (Lenar et al,

2014:111)

Di Indonesia pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan sesuatu yang baru, karena

pendidikan dengan teknologi berkesinambungan satu sama lain.

Menurut Varshneya (2017:7) menyebutkan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) adalah istilah yang meliputi komunikasi perangkat atau aplikasi, yang meliputi:

radio, televisi, telepon seluler, komputer, dan perangkat keras jaringan dan perangkat

lunak, system satelit, serta beragamnya layanan dan aplikasi yang berhubungan,

seperti konferensi video dan pembelajaran daring.

Dewi (2020:56) menyatakan bahwa dengan kegiatan pembelajaran daring siswa dapat

memiliki waktu yang lebih ketika belajar, dapat belajar dengan fleksibel. Siswa dapat

berkomunikasi dengan guru menggunakan berbagai aplikasi seperti classroom, video

converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Dengan

adanya teknologi maka pembelajaran dapat berjalan dan dilaksanakan secara daring.

Sekolah telah mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh karena selain untuk

mengurangi penyebaran virus, pembelajaran harus tetap dilaksanakan agar peserta

didik tetap dapat memperoleh materi pelajaran selagi masa pandemi tengah

berlangsung. SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung menggunakan pembelajaran

jarak jauh. Para guru menggunakan aplikasi-aplikasi untuk menunjang proses

pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh dapat menjadi pilihan yang paling

tepat selama masa pandemic Covid-19 karena pendidikan harus tetap berjalan.

4
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk

menyelengarakan pendidikan bagi warga masyarakat.Pendidikan dinegara kita perlu

terus ditingkatkan kualitasnya, maju dan mundurnya peradaban masyarakat atau

bangsa akan terlihat dari tingkat pendidikan. Tahun 2020 awal bulan maret telah

terjadinya wabah yang mendunia yaitu covid- 19 ( corona ) menyebarnya virus

tersebut sangat cepat dan memakan banyak korban, saat ini belum adanya obat untuk

menyembuhkan virus tersebut. untuk menghindari virus yaitu dengan dilakukanya

lockdown yaitu melakukan semua aktivitas dari rumah. Dengan adanya lock down

( karantina ) semua masyarakat indonesia melakukan semua kegiatan dari rumah.

Baik pekerjaan maupun kegiatan sekolah yang dilakukan secara daring .

Pendidikan jarak jauh (distance education) adalah pendidikan formal berbasis

lembaga yang peserta dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga

memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan

berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Suatu bentuk pembelajaran

mandiri yang dirancang secara tersusun dalam pemberian materi pembelajaran, dan

memantau suatu keberhasilan belajar dilakukan oleh tenaga pengajar yang harus

memiliki tanggung jawab.

Dengan adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) tentunya ada pengaruh besar terhadap

belajar siswa baik peningkatan maupun penurunan dikarenakan siswa yang belum

terbiasa melakukan daring, luring dan blended.

5
Jarak rumah, Jaringan internet, paket internet dan kepemilikan handpone merupakan

suata hal yang diperlukan dan berpengaruh dalam proses belajar dan Pembelajaran

jarak jauh sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar karena jarak dan

komunikasi melalui handpone membuat siswa menjadi kurang semangat dalam

belajar.Serta membuat siswa malas dikarenakan bosan dengan daring.

Motivasi belajar artinya dorongan dari siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya

pemahaman materi atau pengembangan belajar. Dengan adanya motivasi,siswa akan

senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.Motivasi belajar juga sangat penting dalam belajar mengajar karna tanpa

adanya motivasi, belajar tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.

Berdasarkan uraian dia atas maka penulis tertarik untuk menulis proposal skripsi

dengan judul “ Pengaruh pembelajaran jarak jauh terhadap peningkatan motivasi

belajar peserta didik kelas XI SMA AL –AZHAR 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2020/2021

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Pengaruh pembelajaran jarak jauh membuat siswa belum terbiasa melakukan

daring,luring dan blended

2) Kurangnya aktivitas dikarenakan daring sehingga membuat siswa merasa bosan

dan kaku

6
3) Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap peningkatan belajar siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas maka dalam penelitian

ini, peneliti membatasi masalah pada pengaruh pembelajaran jarak jauh terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2020/2021 siswa di sekolah.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Kenapa pembelajaran jarak jauh ( PJJ) berpengaruh terhadap peningkatan

motivasi belajar siswa kelas XI di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung

2) Bagaimana Cara meningkatkan motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran

jarak jauh ( PJJ ) di kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung

1. 5 Tujuan dan kegunaan penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran jarak jauh (PJJ) Terhadap Peningkatan

Motivasi belajar Peserta didik Kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar lampung

Tahun Pembelajaran 2020/2021

2) Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar siswa pada saat

pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) di kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung

7
1.5.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai :

1) Sebagai salah satu sumbangan pemikiran penelitian dalam dunia pendidikan

khususnya bidang studi bimbingan dan konseling.

2) Sebagai bahan peneliti untuk menambah wawasan dalam dunia pendidikan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :

1.6.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam skripsi ini pengaruh pembelajaran jarak jauh terhadap

peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas XI SMA AL-AZHAR 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2020/2021

1.6.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah siswa

1.6.3 Waktu Penelitian

Pada saat siswa duduk di kelas XI Tahun Pelajaran 2020/2021

1.6.4 Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut( Moore,1973). Suatu metode pembelajaran dimana proses pengajaran terjadi

secara terpisah dari proses belajar sehingga komunikasi antara tenaga pengajar dan

siswa harus difasilitasi dengan bahan cetak,media elektronik dan media media yang

lain.

Menurut (Peters,1973) Suatu metode untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dikelola berdasarkan pada penerapan konsep berjalan’

(division of labor), prinsip prinsip organisasi dan pemanfaatan media secara ekstensif

terutama dalam reproduksi bahan ajar sehingga memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran pada siswa dalam jumlah yang banyak pada saat yang bersamaan

dimanapun mereka mereka berada. Merupakan suatu bentuk industri dari belajar Dan

pengajaran.

Menurut (Holmberg,1977). Suatu bentuk pendidikan yang meliputi beragam bentuk

pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan yang terjadi tanpa adanya penyediaan

9
tutor secara langsung/ dan terus menerus terhadap siswa dalam satu lokasi yang sama,

namun memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, dan pemantauan dari suatu

organisasi pendidikan serta penyediaan proses pembimbingan dan tutorial baik dalam

bentuk langsung (real conversation) maupun simulasi (simulated conversation )

Menurut (Dohmen,1967). Suatu bentuk pembelajaran mandiri yang terorganisasi

secara sistematis dimana konseling, penyajian materi pembelajaran dan penyediaan

dan pemantauan keberhasilan siswa dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang

memiliki tanggung jawab yang saling berbeda. Pembelajaran jarak jauh dengan

menggunakan bantuan media.kebalikan dari sistem pendidikan secara langsung atau

tatap muka, suatu sistem pembelajaran terjadi karena adanya kontak langsung antara

tenaga pengajar dan siswa.

Mackenzie, Christensen, dan Rigby mengatakan pendidikan jarak jauh merupakan

metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk

berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan

jarak jauh adalah Sekolah Korespondensi. Korenspondensi merupakan metode

pembelajaran menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara

pembelajar dengan pengajar. Karakteristiknya antara lain pembelajar dan pengajar

bekerja secara terpisah, namun keduanya dipersatukan dengan korespondensi.

Korespondensi diperlukan agar terjadi interaksi antara pembelajar dan pengajar.

Menurut mereka karakteristik pembelajaran jarak jauh adalah pembelajar dan

pengajar bekerja secara terpisah, pembelajar dan pengajar dipersatukan melalui

korespondensi, dan perlu adanya interaksi antara pembelajar dan pengajar.

10
Pendidikan jarak jauh itu merupakan bentuk pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada pembelajarnya untuk belajar secara terpisah dari pengajarnya.

Namun ada kemungkinan untuk acara pertemuan antara pengajar dan pembelajar

hanya dilakukan kalau ada peristiwa yang istimewa atau untuk melakukan tugas-

tugas tertentu saja.

Dari beberapa pengertian diatas jika diperhatikan secara seksama, maka dari beragam

definisi sistem pendidikan jarak jauh terlihat adanya persamaan maupun perbedaan.

Masing masing definisi mencerminkan hal-hal atau konsep-konsep yang menjadi

landasan pemikiran masing masing ahli. Definisi yang diberikan (Peters,1973)

memiliki konsep utama proses industrialisasi industrialisasi pendidikan,sedangkan

definisi dari Moore(1973) mengemukakan transaction distance dan otonomi siswa

sebagai konsep utama.sementara itu definisi dari Holmberg (1997) memiliki konsep

utama otonomi siswa,komunikasi yang tidak terus menerus (non-contigious) dan

guided didactic conversation, sedangkan Keegan (1980) lebih menekankan adanya

itegrasi kegiatan belajar dan mengajar sebagai konsep utama dalam batasan yang

diberikan.

2.1.1.2. Kelebihan Kelemahan Dari Pembelajaran Jarak Jauh:

Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh

1. Pembelajaran jadwal terbuka memungkinkan lebih banyak fleksibilitas, tidak

hanya dari segi lokasi belajar, namun juga waktu belajar,sehingga bagi

mereka yang suka bermain punya waktu saat belajar bisa memperoleh

manfaat dari pembelajarn jarak jauh dengan kata lain pembelajaran jarak jauh

11
dapat lebih dimungkinkan karena peserta didik dapat menyesuaikan mata

pelajaran sambil bermain atau santai

2. Dari segi biaya; mata pelajaran atau pembelajaran secara online cenderung

lebih murah daripada sekolah secara offline yg bertempatan disekolah karena

memerlukan sumber daya dan prasarana yang lebih sedikit.pengguna

teknologi komunikasi dan informasi sebagai media pembelajaran

menimbulkan biaya yang lebih rendah baik bagi penyelenggara pendidikan

jarak jauh maupun peserta didik.

3. Mata pembelajaran atau pembelajaran jarak jauh terkadang memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengejar pembelajaran atau kualifikasi yang

mungkin tidak tersedia di daerah setempat, karena kita bisa belajar dari mana

saja diseluruh dunia tanpa perlu meninggalkan rumah

4. Mengurangi pengeluaran tambahan, seperti untuk ruang kelas dan staf

pengajar

5. Peserta didik dapat mengontrol kapan mereka belajar dan pada tahapan apa

6. Materi baahan ajar dan berbagai interaksi dalam bentuk tulisan yang dikemas

secara digital memungkinkan peserta didik untuk dapat membaca kembali

berulang-ulang informasi yang tercatat didalamnya

7. Peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih mandiri dalam proses belajar

mengajar.

8. Peserta didik dapat mengakses atau mereview bahan pembelajaran setiap saat.

12
Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh

1. Disiplin dapat menjadi masalah bagi pendidik saat melakukan pembelajaran

jarak jauh. Jenis kenakalan kenakalan yang biasa terjadi di ruang kelas juga

akan dialami saat melakukan panggilan konferensi, bedanya lebih sulit untuk

mengendalikanya dari jarak jauh.

2. Saat siswa belajar dari rumah,mereka mungkin dikelilingi oleh lebih banyak

gangguan daripada saat belajar di sekolah, siswa yang mengobrol selama

pelajaran juga mungkin lebih sulit diawasi dan dicegah.

3. Minimnya kontak langsung antara pengajar dan peserta didik memperlambat

proses terbangunnya relasi social dan nilai- nilai yang menjadi tujuan dasar

dari pendidikan

4. Keterbatasan teknologi komunikasi dan informasi yang tidak dapat

menggantikansepenuhnya proses komunikasi dan interaksi secara langsung

yang terjadi dalam pendidikan konvensional

5. Tidak semua siswa siswa dibekali dengan gadjet pribadi.banyak dari mereka

yang masih memakai perangkat milik orang tuanya untuk pembelajaran

daring, sedangkan orang tuanya bekerja dari pagi hingga sore, ini

mengakibatkan siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran daring.

6. Metode pembelajaran daring yang bersifat satu arah membuat kurangnya

interaksi antara guru dan siswa, sehingga guru kesulitan mengontrol siswanya.

7. Tingkat pemahaman yang berbeda- beda,tergantung kepada kemampuan si

siswa membuat ada saja yang tertinggal dalam memahami materi yang

diberikan.

13
8. Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring

membuat siswa kadang kehilangan focus.dengan adanya kemudahan

akses,beberapa siswa cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu

kesadaran diri sendiri agar proses pembelajaran daring menjadi terarah dan

mencapai tujuan

Diantara sekian banyaknya kelebihan dan kekurangan pembelajrana jarak jauh, ada

baiknya kita terus berusaha meningkatkan kualitas diri, baik sebagai guru atau orang

tua siswa dan siswa

Usaha terbaik kita adalah memenuhi kebutuhan anak selama diperlukan pembelajaran

jarak jauh agar mereka juga makin semangat dalam belajarhingga tiba saatnya

kembali kesekolah

2.1.1.3 Karakteristik pendidikan jarak jauh

Pendidikan jarak jauh memiliki beberapa karakteristik dasar yaitu:

1. Pengajar dan peserta didik tidak berada dalam satu ruang yang saat proses

belajar mengajar berlangsung.

2. Penyampaian materi ajar dan proses pembelajaran dilakukukan dengan

memanfaatkan media komunikasi dan informasi,sehingga peran teknologi

dalam pendidikan sangat penting saat pjj

3. Menekankan pada cara belajar mandiri namun ada lembaga yang

mengaturnya, meskipun terdapat lembaga yang mengatur, pembelajaran jarak

jauh membebaskan guru untuk belajar lebih mandiri. Hal ini juga sesuai

14
dengan arti merdeka belajar dari nadiem anwar makarim, yang merupakan

menteri pendidikan dan kebudayaan,

4. Keterbatasan pada pertemuan tatap muka, biasanya pertemuan tatap muka

dilakukan secara periodik antara peserta didik dengan pengajar atau tutor.

5. Fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain masing masing

peserta didik dapat mengatur waktu belajarnya sendiri sesuai dengan

ketersedian waktu dan kesiapannya.

6. Program disusun dengan jenjang, jenis dan sifat pendidikan. Waktu yang

digunakannya pun sesuai dengan program tersebut. Tujuan program adalah

untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan, dan sikap pembelajaran untuk

mengetahui keberhasilan pencapai tujuan program tersebut dilakukan

penilaian sendiri (self evaluation)

7. Dalam proses pembelajaran tidak ada pertemuan langsung secara tatap muka

antara pengajar dan pembelajar. Pertemuan antara pengajar dan pembelajaran

hanya dilakukan kalau adaa peristiwa tertentu yang dianggap penting sekali

atau untuk membahas tugas tugas tertentu saja.

8. Pembelajar dan pengajar terpisah sepanjang proses pembelajaran itu karena

tidak ada tatap muka seperti hal nya dapat belajar secara mandiri. Bantuan

belajar yang diperoleh dari orang lain sangat terbatas.

9. Adanya lembaga pendidikan yang mengatur pembelajaran untuk menjadi

mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah system pendidikan yang menekankan

pada cara belajar mandiri ( self study ). Untuk itu, cara belajar mandiri perlu

dikelola secara sistematis. Penyajian materi pembelajaran, pemberian

15
bimbingan kepada pembelajar, dan pengawasan serta jaminan keberhasilan

pembelajar dilakukan oleh pengajar.

10. Lembaga pendidikan merancang dan menyiapkan materi pembelajaran, serta

memberikan pelayanan bantuan belajar kepada pembelajar. Adanya lembaga

pendidikan ini membedakan system pendidikan jarak jauh dari proses belajar

sendiri ( private study ) atau teach yourself progammers

11. Materi pembelajaran disampaikan melalui media pembelajaran, seperti

computer dengan internetnya atau dengan program e-learning.misalnya

pembelajaran tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap disampaikannya

kepada pembelajaran melalui media audio visual seperti computer, tv, radio,

mediacetak, dan sebagainya, media ini berfungsi sebagai alat untuk

menyampaikan materi pembelajaran,alat penghubung atau alat komunikasi

antara pembelajar dan pengajar. Materi pembelajaran bersifat mandiri untuk

dipelajari,sehingga dalam proses pembelajarannya bisa menggunakan media

bantuan seperti computer, sehingga dapat diakses oleh pengajar dan

pembelajar kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan

memperlukaanya, kendati pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi banyak digunakan,namun ada beberapa

kendala yang dihadapinya,antara lain keterbatasan fasilitas teknologi,seperti

tidak ada/kurangnya computer dibandingkan dengan jumlah pembelajar yang

akan menggunakannya, terbatasnya telepon sebagai alat komunikasi atau

terbatasnya listrik di daerah tertentu.kendala ini menyebabkan berkurangnya

pengguna teknologi,seperti computer dengan internetnya

16
12. Melalui media pembelajaran tersebut,akan terjadi komunikasi dua arah

( interaktif ) antara pembelajar dengan pembelajar lain, atau pembelajar

dengan lembaga penyelenggara pembelajaran jarak jauh. Inisiatif untuk

berkomunikasi dating dari pembelajar atau dari segi pengajar.

13. Tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa

belajarnya,karena itu pembelajar menerima pembelajaran secara individual

bukannya secara kelompok. Sedangkan jia ada waktu untuk

melakukanpertemuan kelompok pembelajar akan mempelajari mata pelajaran

yang samauntuk membicarakan hal hal yang berkaitan dengan pembelajaran

atau sekedar untuk bersosialisasi.

14. Paradigma baru yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh adalah peran

pengajar yang lebih bersifat fasilitator yang memberikan bantuan atau

kemudahan kepada pembelajar untuk belajar. Dan pembelajar sebagai peserta

dalam proses pembelajara. Karena itu, pengajar dituntut untuk menciptakan

teknik pengajar yang baik, menyajikan materi pembelajaran yang

menarik,sementara pembelajar dituntut untukaktif berpartisi dalam proses

belajar.

15. Pembelajar dituntut aktif, interaktif, dan partisipatif dalam proses belajar,

karena system belajarnya secara mandiri yang sedikit sekali mendapatkan

bantuan dari pengajar atau pihak lainya,pembelajaran yang kurang aktif akan

lebih mudah gagal dalam proses belajarnya.

16. Sumber belajar adalah bahan bahan yang dikembagkan secara sengaja sesuai

kebutuhan dengan tetap berdasarkan kurikukum.

17
17. Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung jika ada suatu

pertemuan. Bisa pula secara tidak langsung dengan bantuan tutor dalam forum

tutorial atau pengajar.

Dari karakter karakter pembelajaran jarak jauh diatas dapat saya simpulkan bahwa

guru walaupun tidak secara tatap muka tapi tetap memberikan pembelajaran

sepertinya seperti sekolah seperti biasa dan siswa disini harus lebih aktif dan lebih

mandiri terutama bagi orang tua perlu adanya pengawasan anak dalam menggunakan

gadjet biar tidak adanya penyimpangan dalam menggunakan teknologi sedangkan

lembaga pendidikan merancang dan menyiapkan materi pembelajaran, serta

memberikan pelayanan bantuan belajar kepada pembelajar.

materi pembelajaran disampaikan melalui media pembelajaran, seperti computer

dengan internetnya atau dengan program e-learning.misalnya pembelajaran tentang

pengetahuan,keterampilan,dan siakp disampaikannya kepada pembelajar melalaui

media audio visual seperti computer, tv, radio, mediacetak, dan sebagainya, media ini

berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran,alat penghubung

atau alat komunikasi antara pembelajar dan pengajar.

2.1.1.4 Sasaran Pembelajaran Jarak Jauh

Sasaran pembelajaran jarak jauh adalah

1. Memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum mengikuti

pendidikan yang lebih tinggi,seperti pembelajaran yang putus sekolah pada

tingkat pendidikan dasar atau pendidikan menengah.

18
2. Memberikan kesempatan kepada para pengajar untuk meningkatkan kualitas

kemampu/ kompentensinya, seperti berkaitan dengan kemampuan

didaktik,metodik dan paedogogik dengan mengikuti pendidikan

tinggi,misalnya bagi para pengajar yang mempunyai keinginan dan minat

untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,misalnya bagi para

pengajar yang mempunyai keinginan dan minat untuk melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi namun memiliki keterbatasan waktu,tempat

pendidikan tinggi yang jauh,atau keterbatasan dana ditambah lagi pengajar

tidak mungkin meninggalkan proses pembelajaran disekolah sebagai tugas

rutinnya sehari- hari sehingga cita cita untuk melanjutkan ke pendidikan yang

lebih tinggi belum tercapai. Dengan pembelajaran jarak jauh ini, tanpa harus

meninggalkan tempat mengajarnya para pengajar yang tempat bertugasnya di

daerah terpencil, di pedalaman, di pegunungan yang terbatas oleh berbagaihal,

seper. Dengan pembelajaran jarak jauh ini, tanpa harus meninggalkan tempat

mengajarnya para pengajar yang tempat bertugasnya di daerah terpencil, di

pedalaman, di pegunungan yang terbatas oleh berbagaihal, seperti

transportasi, ,dapat mengikuti pembelajaran,pembelajaran dilakukan dengan

memanfaatkan computer beserta internetnya atau materi pembelajaran

terctak,seperti modul atau buku buku.

2.1.1.5 Tujuan Pembelajaran jarak jauh

1. Mencegah penularan Covid-19

2. Pemenuhan hak belajar murid

19
3. Pemenuhan dukungan psikososial

4. Melindungi dari dampak buruk Covid-19

Pembelajaran jarak jauh memungkinkan pembelajar untuk memperoleh pendidikan

pada semua jenis, jalur, dan jenjang secara mandiri dengan menggunakan berbagai

sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik,

kebutuhan, dan kondisinya. Pembelajaran jarak jauh menyediakan berbagai pola dan

program Pembelajaran jarak jauh untuk melayani kebutuhan masyarakat dan

mengembangkan dan mendorong terjadinya inovasi berbagai proses pembelajaran

dengan berbagai sumber belajar. 27 Pembelajaran jarak jauh diharapkan dapat

mengatasi masalah kesenjangan pemerataan kesempatan, peningkatan mutu,

relevansi, dan efisiensi dalam bidang pendidikan yang disebabkan oleh berbagai

hambatan seperti jarak, tempat, dan waktu. Untuk itu, penyelenggaraan pembelajaran

jarak jauh harus sesuai dengan karakteristik pembelajar, tujuan pembelajaran dan

proses pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran jarak jauh adalah untuk

memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak dapat

mengikuti pembelajaran konvensional secara tatap muka.

2.1.1.6 Prinsip – Prinsip Pembelajaran jarak jauh

1. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan

terukur untuk mengubah perilaku peserta didik.

2. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan

kebutuhan peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.

20
3. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya

meningkatkan mutu pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai

dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.

4. Efisiensi dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam

penggunaan biaya, tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan

hal-hal yang tersedia.

5. Efektivitas Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya

terhadap program dan terhadap masyarakat.

6. Pemerataan Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan

belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal

karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.

7. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun

dalam kegiatan belajar.

8. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai

aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.

9. Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan

sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.

Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh Pembelajaran jarak jauh mencakup upaya yang

ditempuh pembelajar untuk mewujudkan sistem pendidikan sepanjang hayat, dengan

prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian,

mobilitas, dan efisiensi. Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar bagi pengambil

keputusan dalam bidang pendidikan untuk menyediakan berbagai fasilitas

21
pembelajaran jarak jauh. Prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh tersebut sebagai

berikut: Prinsip kebebasan artinya sistem pendidikan sifatnya demokratis karena

dirancang agar bebas bisa diikuti oleh siapa saja. Apalagi pembelajar sifatnya

heterogen baik dalam kondisi atau karakteristiknya yang meliputi motivasi,

kecerdasan, latar belakang pendidikan, kesempatan maupun waktu untuk belajar.

Oleh karena itu, isi program pendidikan, cara penyajian program, dan proses

pembelajaran dirancang secara khusus, yaitu tidak terbatas pada materi pembelajaran

yang telah ditentukan sebelumnya, tempat, jarak, waktu, usia, jender dan persyaratan

non akademik lainnya. Prinsip kemandirian diwujudkan dengan adanya kurikulum

atau program pendidikan yang dapat dipelajari secara mandiri (independent learning),

belajar perorangan atau belajar kelompok. Pengajar hanya sebagai fasilitator yang

memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar untuk belajar, sehingga

bantuan yang diberikan pengajar seminimal mungkin atau tidak dominan disesuaikan

dengan keadaan pembelajar tersebut. Materi pembelajaran pun dirancang agar

pembelajar dapat belajar mandiri seperti disediakannya paket-paket pembelajaran

yang dapat dipelajari sendiri, adanya program tutorial untuk memberikan bimbingan,

dan rancangan ujian dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Peranan

materi pembelajaran dalam proses pembelajaran jarak jauh sangat penting, maka

perlu mengembangkan materi pembelajaran yang pjj berbasis online dan web 28

pembelajaran jarak jauh berbasis tik . baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Oleh

karena itu sudah seharusnya dilakukan suatu kajian atau evaluasi terhadap materi

pembelajaran sehingga mempunyai standar yang sama. Hasil kajian ini sebagai bahan

masukan untuk perbaikan dalam pengembangan materi pembelajaran yang baru.

22
Prinsip keluwesan memungkinkan pembelajar untuk fleksibel mengatur jadwal dan

kegiatan belajar, mengikuti ujian atau penilaian kemajuan belajar, dan mengakses

sumber belajar sesuai dengan kemampuan pembelajar. Prinsip kesesuaian

menunjukkan pada program belajar yang relevan dengan kebutuhan pembelajar

sendiri, tuntutan lapangan kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau

perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pembelajar belajar sesuai dengan

keinginan, minat, kemampuan, dan pengalamannya sendiri. Prinsip mobilitas

memungkinkan pembelajar belajar dengan cara berpindah tempat sesuai dengan

keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya proses pembelajaran. Pembelajar pun

dapat belajar dengan jenis, jalur, dan jenjang yang setara atau dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku.

Prinsip efisiensi adalah memberdayakan berbagai macam sumber daya, seperti

sumber daya manusia atau teknologi yang tersedia dengan seoptimal mungkin agar

pembelajar bisa belajar.

Untuk dapat mengatasi tantangannya, Bapak dan Ibu guru dapat meninjau kembali

tujuan dan prinsip Pembelajaran Jarak Jauh sebagaimana yang telah dijelaskan dalam

Panduan Pembelajaran Jarak Jauh.

Perlu mengingat kembali bahwa PJJ dilakukan agar setiap peserta didik mendapatkan

haknya untuk tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19, serta memastikan

pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orangtua/wali.

Selain untuk tetap melindungi seluruh warga satuan pendidikan dari penularan dan

penyebaran wabah Covid-19.

23
Prinsip-prinsip PJJ juga perlu ditekankan kembali. Terutama prinsip mengenai

pemberian pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, serta prinsip

pendidikan yang berfokus pada pendidikan kecakapan hidup.

2.1.1.7Prinsip – Prinsip Program Pembelajaran jarak jauh

Prinsip-prinsip Program Pembelajaran Jarak Jauh

a. Bertujuan meningkatkan mutu kemampuan para pembelajar sesuai dengan

bidang kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing agar lebih mampu

meningkatkan kualitas dirinya sendiri.

b. Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para

pembelajar khususnya agar yang tidak punya waktu atau jarak yang terlampau

jauh dari lembaga pendidikan.

c. Meningkatkan efistiensi dalam sistem penyampaian melalui media modular dan

dengan bantuan media elektronik seperti komputer, radio pendidikan, film, video,

dan sebagainya.

d. Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan.

e. Berdasarkan kesadaran dan keinginan pembelajar dan menekankan pada belajar

mandiri yang berdasar pada aktualisasi diri, percaya diri dengan bergantung pada

kemampuan sendiri agar berhasil dalam belajarnya.

f. Dikembangkan dalam paket terpadu, dilaksanakan secara terpadu pada tingkat

kelembagaan.

24
2.1.1.8 Prinsip – Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh

Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh a. Tujuan yang jelas Perumusan tujuan

harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar b.

Relevan dengan kebutuhan Program pembelajaran jarak jauh relevan dengan

kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan. Mutu

pendidikan Pengembangan program pembelajaran jarak jauh merupakan upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan

proses pembelajaran yang lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif. Efisien

dan efektivitas program Pengembangan program pembelajaran jarak jauh harus

mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan ekfektivitas produk program. Efisien

mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, sedapat

mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia. Efektifitas memperhatikan hasil-hasil

yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat e.

Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar. Pemerataan dan perluasan kesempatan

belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena jauh

atau sibuk bekerja. Itulah sebabnya pembelajaran jarak jauh memberikan kemudahan

bagi pembelajar untuk belajar mandiri yang belajarnya tidak terikat dengan ruangan

kelas dan waktu. Pjj berbasis online dan web 30 pembelajaran jarak jauh berbasistik .

Kemandirian Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, dan kegiatan

belajar. Keterpaduan Keterpaduan, yaitu mengharuskan adanya keterpaduan berbagai

aspek seperti ketepaduan mata kuliah atau mata pelajaran secara multi disipliner.

Kesinambungan Tugas tutor memberikan bantuan kepada pembelajar secara berkala

ketika pembelajar menghadapi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran,

25
mengerjakan tugas, latihan, atau soal. Bantuan yang diberikan adalah membimbing

untuk memahami tujuan yang akan dicapai, cara dan teknik mempelajari materi

pembelajaran, penerapan metode belajar, dan bantuan lainnya yang dapat

mengkondisikan pembelajar untuk belajar dan mencapai hasilnya secara optimal.

2.1.2 Motivasi Belajar

2.1.2.1. Pengertian Motivasi Belajar

Wina Sanjaya (2010:249) mengatakan bahwa proses pembelajaran motivasi

merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang

kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi

dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk

mengarahkan segala kemampuannya. Dalam proses pembelajaran tradisional yang

menggunakan pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh

guru. Guru seakan-akan memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya.

Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara optimal

yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal. Pandangan moderen

tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi sebagai salah satu aspek penting

dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan sesuatu

keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk

melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu perubahan

energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)

26
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai

dengan adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak.

Menurut Woodwort (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:250) bahwa suatu motive

adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat

menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan

tertentu sangat tergantung dari motive yang dimiliknya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arden (1957) dalam Wina Sanjaya (2010:250)

bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk

mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motive yang dimiliki orang

tersebut.

Para ahli yang menganut paham bahavior mengatakan bahwa motivasi berawal dari

situasi, kondisi dan objek yang menyenangkan. Jika hal ini memberi kepuasan yang

berkelanjutan maka akan menimbulkan tingkah laku yang siap untuk melakukan

sesuatu. Kaum paham kognitif mengatakan bahwa yang mempengaruhi perilaku

individu adalah proses pemikiran, karena penganut paham kognitif memfokuskan

pada bagaimana individu memproses informasi dan memberikan penafsiran untuk

situasi khusus. Penganut paham humanis mengatakan bahwa manusia bertindak

dalam situasi lingkungan dan membuat pilihan mengenai apa yang dilakukan, tetapi

27
mereka lebih menaruh perhatian pada jalanumum perkembangan seseorang, aktivitas

dari potensi dan menghilangkan gangguangangguan pada pertumbuhan seseorang.

Dari Koeswara mengatakan bahwa dalam disiplin ilmu psikologi, motivasi

merupakan konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang ada

dan bekerja pada diri organisme atau individu yang menjadi penggerak dan pengarah

tingkah laku individu tersebut. Para teoritikus motivasi dalam menyusun konsepsi

teori mengenai motivasi bisa dikategorikan dalam tiga pendekatan yang utama, yakni:

(1) pendekatan biologis,

(2) pendekatan behavioristik, dan

(3) pendekatan kognitif.

Teeven dan Smith dalam Martaniah menyatakan bahwa motivasi adalah konstruk dan

pengaktifan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang

berhubungan dengan tipe-perilaku tertentu disebut motif. Motif merupakan faktor

penggerak yang menyebabkan timbulnya perilaku tertentu, sedangkan motivasi

struktur dari berbagai motif yang timbul pada diri seseorang.

Kemudian Smith dan Sarason memberikan pengertian motivasi berasal dari kata latin

move yang berarti dorongan atau menggerakkan, dengan demikian motivasi diartikan

sebagai daya bergerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

demi mencapai suatu tujuan. Senada dengan di atas Terry dan Franklin menjelaskan

bahwa di dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk melakukan tindakan

untuk mencapai tujuan tertentu.

28
Dari beberapa teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Motivasi adalah

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu, sehingga seseorang

mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat

dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.

Lingkungan merupakan salah faktor dari luar yang dapat menumbuhkan motivasi

dalam diri seseorang untuk belajar.

2.1.2.2 . Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Guru

selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan. Dua

fungsi motivasi dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya

(2010: 251-252) yaitu: 1. Mendorong siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang

disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi.

Besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar

kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa

memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. 2. Sebagai pengarah Tingkah laku yang

ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya

atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian Motivasi

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang

baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Selanjutnya menurut Winarsih

(2009:111) ada tiga fungsi motivasi yaitu:

29
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang dilakukan.

2. Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian

motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan guna mencapai tujuan,

Jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan yang akan

dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Fungsi

motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi, karena seseorang

melakukan usaha harus mendorong keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya

kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat menyeleksi

perbuatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan

yang hendak dicapainya

2.1.2.3 . Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi

oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya

adalah adanya motivasi yang tinggi dari para peserta didik. Peserta didik yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap pembelajaran maka mereka akan

tergerak atau tergugah untuk memiliki keinginan melakukan sesuatu yang dapat

memperoleh hasil atau tujuan tertentu.

30
Menurut Kompri (2016:232) motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang

mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam

belajar yaitu:

1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa

baik intrinsik maupun ekstrinsik.

2. Kemampuan Siswa Keingnan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuaan

dan kecakapan dalam pencapaiannya.

3. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang

siswa yang sedang sakit akan menggangu perhatian dalam belajar

4. Kondisi Lingkungan Siswa. Lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam,

lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.

Selain itu Darsono (2000: 65) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar antara lain:

1. Cita-cita/aspirasi siswa

2. Kemampuan siswa

3. Kondisi siswa dan lingkungan

4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Menurut Slameto (1991:57) Seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau

motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa

faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

31
1. Faktor Individual Seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,

motivasi, dan faktor pribadi.

2. Faktor sosial Seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara

mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial. Faktor lain yang

dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto (1991:91) yaitu:

3. Faktor-faktor intern: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

4. Faktor ekstern: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian

motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar

dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang

dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar terhadap munculnya motivasi

instrinsik pada diri siswa.

32
Gambar 1. Factor factor yang mempengaruhi belajar

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


MOTIVASI SISWA

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EXTERNAL

UNSUR DALAM DIRI SISWA LUAR SISWA

ASPEK Faktor
Metode
FISIOLOGI Lingkungan
Mengajar dan
ASPEK Siswa
*KESEHATAN Belajar
PSIKOLOGI
*FUNGSI2
Intelegensi
JASMANI
Bakat Minat
PENGLIHATAN
Motivasi
PENDENGARA
N dll

Lingkungan Non Sosial


Lingkungan Sosial Siswa Keluargga, Orang tua,
Saudara Sekolah, Guru, Teman Masyarakat, Suhu, Cuaca. Iklim Tempat
Tetangga, Teman Bermain dll belajar Sarana Belajar

33
2.1.2.4 Sifat Motivasi

Menurut Wina Sanjaya (2010:256) dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan

antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi

yang muncul dari dalam diri idividu misalkan siswa belajar karena didorong oleh

keinginannya sendiri menambah pengetahuan; atau seseorang berolah raga tenis

karena memang ia mencintai olah raga tersebut. Jadi dengan demikian, dalam

motivasi intrinsik tujuan yang ingin dicapai ada dalam kegiatan itu sendiri. Motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri.

Misalkan siswa belajar dengan penuh semangat karena ingin mendapatkan nilai yang

bagus; seseorang berolah raga karena ingin menjadi juara dalam suatu turnamen.

Dengan demikian dalam motivasi ekstrinsik tujuan yang ingin dicapai berada di luar

kegiatan itu. Dalam proses pembelajaran, motivasi intrinsik sulit untuk diciptakan

karena motivasi ini datangnya dari dalam diri siswa. Kita tidak akan tahu seberapa

besar motivasi intrinsik yang menyertai perbuatan siswa. Hal yang mungkin dapat

dilakukan adalah dengan mengembangkan motivasi ekstrinsik untuk menambah

dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar.

Namun demikian menurut Oemar Hamalik (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:256)

munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1. Tingkat kesadaran siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah

laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya.

34
2. Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang siswa berbuat

kearah tujuan yang jelas dan bermakna akan menumbuhkan sifat intrinsik. Akan

tetapi bila guru lebih menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka

sifat ekstrinsik akan lebih dominan.

3. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka

motivasinya cenderung ke arah ekstrinsik.

4. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada motivasi

belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggungjawab akan lebih merangsang

munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan

paksaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menumbuhkan motivasi belajar peran

guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru harus bisa menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memotivasi siswa untuk belajar.

2.1.2.5. Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa

Tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai keberhasilan dengan prestasi yang

optimal. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dituntut kreativitas guru dalam

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa sebagaimana yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2010: 261-263)

yaitu:

1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat

menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Semakin jelas tujuan yang ingin

35
dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu guru

perlu menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai sebelum proses

pembelajaran dimulai.

2. Membangkitkan minat siswa. Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala

mereka memiliki minat untuk belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk menumbuhkan minat siswa diantaranya:

1) Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan

siswa.

2) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan

kemampuan siswa.

3) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi.

3. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar

4. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa

5. Berikan penilaian

6. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.

7. Ciptakan persaingan dan kerjasama. Berbagai upaya perlu dilakukan guru

agar proses pembelajaran berhasil.

8. Guru harus kreatif dan inovatif dalam melakukan tugas pembelajaran.

2.1.2.6. Kedudukan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran

Menurut Kompri (2016:233) Kedudukan motivasi dalam belajar tidak hanya

memberikan arah kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi

seseorang akan mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatan belajar.

36
Motivasi merupakan hal yang sangat penting sebagai berikut:

1. Motivasi memberikan semangat seorang pelajar dalam kegiatan-kegiatan

belajarnya.

2. Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku. Kompri (2016:234)

mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran motivasi baik bagi guru dan

siswa adalah sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar sesuai

tujuan yang diharapkan.

Adapun pentingnya motivasi bagi guru adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar

sampai berhasil.

2. Mengetahui dan memahami keragaman motivasi di kelas.

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih keragaman peran seperti

sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi atau pendidik.

4. Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis.

Varia Winarsih (2009:114) mengatakan bahwa pentingnya motivasi bagi siswa adalah

sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan

teman sebaya.

3. Mengarahkan kegiatan belajar.

4. Membesarkan semangat dalam belajar.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang

berkesinambungan. Membangun motivasi instrinsik pada diri siswa akan lebih

37
baik dari pada motivasi ekstrinsik. Dengan motivasi instrinsik siswa belajar

karena keikhlasan hatinya, sehingga akan muncul hasil positif dan hasil usaha

belajar yang dilakukannya.

Gage dan Berliner dalam Winarsih (2009:114) menyarankan sejumlah cara

meningkatkan motivasi peserta didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara

besar-besaran, yaitu:

1. Pergunakan pujian

2. Pergunakan tes

3. Bangkitkan rasa ingin tahu dan keinginannya mengadakan eksplorasi

4. Untuk tetap mendapat perhatian

5. Merangsang hasrat peserta didik untuk belajar

6. Mempergunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh agar

peserta didik lebih mudah memahami bahan pengajaran.

7. Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan

luar biasa agar peserta didik lebih terlibat

8. Minta kepada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari

sebelumnya

9. Pergunakan simulasi dan permainan

10. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan

11. Perkecil konsekuensi yang tidak menyenangkan dari keterlibatan siswa

12. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan

sekolah

38
13. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara pendidik dan peserta

didik.

Sejumlah cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan pada saat

pembelajaran. Guru harus benar-benar memahami siswa sehingga tindakan dalam

memotivasi siswa dapat dilakukan dengan benar.

Menurut Sardiman (2006:21) Proses pembelajaran akan mencapai keberhasilan

apabila siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Guru sebagai pendidik dan

motivator harus memotivasi siswa untuk belajar demi tercapainya tujuan dan tingkah

laku yang diinginkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ciri–ciri siswa yang

memiliki motivasi belajar sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan

dorongan luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan

prestasi yang telah dicapainya)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah: “untuk orang

dewasa” (misalnya: masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,

pemberantasan korupsi, pemberantasan segala tindak kriminal, amoral dan

sebagainya).

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-

ulang begitu saja sehingga kurang kreatif)

39
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi

dalam belajar akan melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa dicapai.

2.2. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapatdipahami

(PJJ) Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu metode dimana proses pengajarannya

terjadi secara terpisah dari proses belajar, sehingga komunikasi antara tenaga

pengajar dan siswa harus difasilitasi dengan bahan cetak media elektronik, dan

media-media lainya.

Karena sebuah jarak dan factor penghambat lainya seperti tidak mempunyai gadjet,

dan sinyal serta keterbatasanya kuota yg ada pada siswa itu dapat memicu terjadinya

kemenurunan semangat belajar siswa.

Ketika siswa memiliki motivasi yang tinggi dan banyak serta diikuti dengan kaidah

atau cara yang baik dalam mengejar prestasinya maka disitu terdapat pengaruh antara

pembelajaran jarak jauh terhadap motivasi belajar siswa .

Sehingga motivasi belajar tersebut benar benar sebuah usaha pribadi dalam mencapai

peningkatan dalam kesuksesan belajar. Karena pendidikan jarak jauh bukanlah alas

40
an untuk membuat siswa menjadi malas sehingga kurang semangatnya dalam belajar

karena sebuah program baru dalam pemerintah tersebut.

SMA 3 AL- AZHAR Bandar Lampung sebagai salah satunya sekolah yang

melakukan pembelajaran jarak jauh. Dimana siswa dan guru melakukan pembelajaran

secara virtual karena adanya sebuah larangan dari pemerintah soaln masalah wabah

pandemi covid 19.

Diagram Kerangka Berpikir

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Motivasi Belajar

(X) (Y)

2.3 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis akan diuji didalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik

selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya. Berdasarkan kerangka teori

dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Pembelajaran Jarak Jauh denga peningkatan


movivasi belajar siswa kelas XI SMA 3 AL –AZHAR
BANDAR LAMPUNG 2020/2021
Ha : Terdapat pengaruh antara Pembelajaran Jarak Jauh denga peningkatan
movivasi belajar siswa kelas XI SMA 3 AL –AZHAR

BANDAR LAMPUNG 2020/2021

41
BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskritif

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi yaitu gambaran atau

lukisan secara sistematis,factual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat- sifat serta

hubungan diselidiki. Sedangkan kuantitatif merupakan metode penelitian yang

berlandaskan pada populasi atau sempel tertentu,teknik pengambilan pada umumnya

dilakukan secara random,pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.jadi dapat disimpulkan metode deskriptif kuantitatif

adalah metode yang menggambarkan atau melukiskan secara sistematis mengenai

fakta yang diselidiki dengan menggukan instrument penelitian dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi,atau apa yang menjadi

titik,perhatian suatu penelitian.jadi dapat dijelaskan bahwa variabel adalah suatu

objek pengamatan penelitian yang dikontrol dan diteliti oleh peneliti. Adapun

variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adlah sebagai berikut :

42
1. Varibel bebas yaitu variabel yang cenderung mempengaruhi, dalam hal ini yang

menjadi variabel bebasnya adalah pengaruh pembelajaran jarak jauh (X)

2. Variabel terkait yaitu variabel yang cenderung dapat dipengaruhi oleh variabel

bebas,dalam hal ini menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar (Y)

3.2.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioprasionalkan dan dapat

diukur, Agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur maka perlu dibuat

definisi operasional variabelnya sebagai berikut :

1) Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ) adalah proses pembelajaran antara guru dan

siswa melalaui sebuah telekomunikasi namun tidak dalam satu ruangan

2) Motivasi belajar merupakan suatu dorongan baik secara fisik maupun mental

yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan keterampilan

dalam diri dalam kegiatan pembelajaran.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80) populasi merupakan wilayah generalis yang terdiri atas

subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung tahun

ajaran 2020 / 2021 sebanyak 108 Siswa.

Menurut Usman dan Akbar (2009 : 181) tujuan di adakan nya populasi adalah agar

peneliti dapat menentukan besarnya anggota sampel yang di ambil dari anggota

43
populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. Dengan kata lain tujuan

pengambilan populasi ini adalah agar penelitian yang akan di laksanakan dapat secara

jelas membatasi subjek yang akan di teliti.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah

untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian

suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau

berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian

rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus

representatif (mewakili).

Berdasarkan karekteristik yang telah dijelaskan, maka pemilihan sampel digunakan

dengan teknik acak sederhana (simple random sampling). Lebih lanjut Arikunto

(dalam Dwi Umi Novitasari, 2015) yang menyatakan bahwa jika subjek kurang dari

100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi dan jika populasinya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25% atau

lebih. Pada penelitian ini , peneliti mengambil 15 % untuk ukuran jumlah sampel dari

total populasi 108 siswa, sehingga jumlah sampel nya sebanyak 17 orang siswa.

Sampel tersebut di peroleh dengan alasan bahwa jumlah yang di ambil tersebut

dianggap dapat mewakili populasi.

44
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:401) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Fetti Halimah, 2012) dokumentasi berasal dari

sebuah kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Metode dokumentasi ini

digunakan sebagai metode untuk menyelidiki atau mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yang berupa data terkait sekolah, catatan harian siswa

dan sebagainya.

2. Kuisioner ( Angket )

Menurut Sugiyono (2013:142) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

kuisioner tertutup di mana pertanyaan-pertanyaan yang ditulis peneliti telah

disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari

jawaban yang disediakan.

Kuisioner dibuat dengan skala linkert yaitu kuisioner yang jawabannya dalam bentuk

pertanyaan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) serta memiliki

empat alternatif jawaban yang masing-masing diberi skore. Dalam menyusun skala

45
ini penulis menggunakan 4 alternatif jawaban, subyek memilih salah satu nya dengan

cara memberi tanda check list (√) pada kotak yang telah di sediakan.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif

yang berfungsi untuk mendeskripsikan dan memberi gambaran terhadap obyek yang

diteliti melalui data yang ada. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisis

statistic korelasional.

Statistic korelasional berfungsi utuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dihitung koefesien korelasi. korelasi

Pearson Product Moment (r) yang di temukan oleh Karl Person (dalam Dwi Umi

Novitasari, 2012) adalah sebagai berikut :

n ∑ xy−( ∑ x )( ∑ y )
rxy =
√¿ ¿ ¿

Keterangan :

rxy = Koefesien korelasi antara variabel X dan Y


x = Skor variabel X
y = Skor variabel Y
∑x = Jumlah skor variabel X
∑y = Jumlah skor variabel Y
2
∑x = Jumlah kuadrat skor variabel X
2
∑y = Jumlah kuadrat skor variabel Y
n = jumlah sampel

46
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arsyad, Azhar.


(2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Darsono. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Semarang Press. Hosnan, M.
(2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelaajran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Rosda Karya.
Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja.
Sardiman, AM. (2006). Integrasi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. (2010). Kurikulum dan pembelajaran, Teori dan praktek
Pengembangan
Kurikulum KTSP. Jakarta: Kencana. Winarsih, Varia. (2009) Psikologi Pendidikan.
Medan: Latansa Pers.

47

Anda mungkin juga menyukai