PENDAHULUAN
dan utama bagi anak. Hal ini dikarenakan dalam lingkup keluarga anak mulai
diajarkan segala sesuatu dengan tujuan agar mereka menjadi tahu dan mengerti.
orang tua (ayah dan ibu). Orang tua memegang peran sangat penting bagi
Pendidikan dan kehidupan anaknya. Pendidikan orang tua kepada anak akan
membentuk karakter dan perilaku anak. Melalui pendidikan ini diharapkan orang
perkembangan anak melalui interaksi dan komunikasi antara orang tua dengan
Namun, di era modernitas ini peranan orang tua sebagai pendidik yang
pertama bagi anak nampak semakin terabaikan di masyarakat kita. Beragam faktor
kesibukan, dan sebagainya. Hal ini menjadi penyebab kurang adanya kedekatan
antara orang tua dengan anak-anaknya. Kondisi demikianlah yang apabila tidak
antara orang tua dengan anak-anaknya, tentunya ini akan mengganggu interaksi
harmonis antara
1
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Gunung Agung,
1973), 35.
1
2
diperparah dengan pengalihkan tanggung jawab orang tua kepada asisten rumah
tangga. Fenomena ini menyebabkan anak lebih dekat dan terbuka dengan ART
daripada orang tua. Hal ini dikarenakan anak lebih sering berinteraksi dan
berkomunkasi dengan ART ketimbang orang tua. Keadaan ini berdampak pada
kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Pada akhirnya tanpa disadari akan
berdampak pada hubungan orang tua dengan anak menjadi merenggang, sehingga
dipelihara terus sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya sampai mereka
dewasa. Biasanya orang tua menjadi lengah akan komunikasi dengan anaknya,
justru pada saat mereka meningkat dewasa. Fenomena ini dikarenakan pada saat
itu karir orang tua tengah menanjak, sehingga perhatian orang tua banyak
Selain itu ada pula orang tua yang percaya sepenuhnya kepada anak, karena
biasanya tidak disadari orang tua, namun sangat dirasakan oleh anak-anak. Pada
waktu orang tua menyadari kekurangan ini, keadaan sudah terlanjur parah untuk
pentingnya komunikasi
3
pendapat orang lain, maka pendapatnya akan lebih mudah didengar atau dengan
kata lain anak-anak akan lebih tebuka untuk menerima pendapat orang yang tua,
bila orang yang tua sendiri mau mendengar pendapatnya terlebih dahulu.3
harapan bagi setiap anggota keluarga. Sebab setiap individu harus tertanam dalam
individu yang lain. Oleh karena itu, adanya komunikasi yang lancar dan harmonis
dalam keluarga sangat didambakan oleh setiap anggota keluarga agar terus
berlangsung dengan baik dan intensif. Komunikasi yang baik dalam sebuah
keluarga tidak terlepas dari peran kedua orang tua, karena keduanya mempunyai
berupa suri tauladan kepada anak-anaknya agar mereka hidup selamat dan
sejahtera.
ْ ُ َ ما ُي ْؤ َم ُر ْو َن
َ َ َي ْع ُ ه َ مآْ َا َم
وي َفعل
ْو َن ص ّٰل َرهُ ْم
ْو ل
َ َن ا
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah SWT memerintahkan kepada
orang-orang yang beriman untuk selalu menjaga diri dan keluarganya dari
demikian orang tua memeliki peran yang penting dalam keluarga yang harus
4
selalu
2
Alex Sobur, Anak Masa Depan (Bandung: Angkasa, 1986), 228.
3
Alex Sobur, Pembinaan Anak Dalam Keluarga, cet. ke-2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1988), 59.
5
mampu menjaga, membimbing, mendidik, menjadi teladan yang baik kepada anak
agar berperilaku baik dan tidak melakukan suatu hal yang dapat menjerumuskan
Menurut pendapat Imam Al-Ghazali; “Melatih anak adalah suatu hal yang
sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak
suci bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran serta gambaran, ia
dapat atau mampu menerima segala yang diukirkan atasnya dan condong kepada
segala yang dicondongkan padanya. Maka bila ia dibiasakan ke arah kebaikan dan
diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagia dunia akhirat, sebaliknya jika
dibiasakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan rusaklah ia”. 4
karakter anak, baru akan terlihat ketika tidak ada jurang pemisah antara orang tua
dengan anak. Di sini orang tua harus mampu menjembatani agar komunikasi
(interaksi) tetap berjalan dan tercipta dengan baik dan harmonis dalam keluarga.
tentunya anak akan merasa dirinya dihargai, dicinta, diperhatikan oleh orang
tuanya dan sebagai orang tua, mereka akan tahu bagaimana cara memahami,
nantinya akan menjadi generasi yang dapat menentukan maju dan mundurnya
4
H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, cet. ke-4 (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 80.
6
serta akan timbul adanya sikap saling pengertian antara keduanya, tentu saja
tentunya yang sesuai dengan tuntutan ajaran islam, baik di rumah maupun di
sekolah. Dan akan sangat terlihat berbeda sekali dengan adanya komunikasi yang
tertutup atau tidak sejajar dalam sebuah keluarga karena hanya akan membuat
anak menjadi tertutup, takut, tidak dihargai, kurang mendapatkan perhatian dari
kedua orang tuanya, dan komunikasi pun tidak akan menjadi proses belajar yang
tersebut akan menjanjikan komunikasi antara orang tua dengan anak yang
memiliki kontribusi luar biasa bagi peluang perkembangan perilaku yang positif.
Jelasnya, tujuan dari komunikasi antara orang tua dengan anak yang baik ialah
bersama orang tua. Namun dalam hal ini banyak orang tua yang merasa
kesulitan dalam memahami perilaku anak-anaknya yang sering kali terlihat tidak
logis dan tidak sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak,
5
Maurice Balson, Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik, cet. ke-2 (Jakarta: Bumi
Askara, 1996), 13 – 14.
7
terbentuk. Dan fakta pun menunjukkan bahwa karena kesibukan atau banyaknya
masalah yang dihadapi orang tua, sehingga perhatian terhadap anaknya menjadi
berkurang dan menyebabkan komunikasi orang tua dan anak menjadi sedikit
terhambat pula. Agar komunikasi senantiasa bebas dan terbuka, maka pandangan
orang tua terhadap anak harus pula bertambah sesuai dengan perkembangan
anak.6 Berkatitan dengan fenomena ini peneliti tertarik untuk melihat pengaruh
komunikasi orang tua dengan anak terhadap karakter anak di lingkungan Masjid
Timur. Berdasarkan informasi yang peneliti dapat bahwa warga yang berdomisili
tidak sesuai dengan harapan orang tua yang menginginkan anaknya memiliki
karakter yang baik. Beberapa contoh karakter anak yang tidak baik adalah seperti:
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui apakah karakter anak dapat dingaruhi
oleh
6
Alex Sobur, Pembinaan Anak, cet. ke-2 (Jakarta: Gunung Mulia, 1988), 57.
8
B. Definisi Operasional
istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis akan
berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda)
juga dikatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu
benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan
mendefinisikan pengaruh sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu,
baik orang maupun benda dan sebagainya, yang berkuasa atau yang
dorongan atau bujukan yang bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.9
Adapun Badudu dan Zain berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang
sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuasaan
7
KBBI Online. Diakses pada Rabu, 20 September 2023.
8
W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. ke-16, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1999), 731.
9
Hugiono dan Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah, (Jakarta: PT Bina Aksara, 2000), 47.
9
efek yang muncul dan membentuk terhadap pikiran dan perilaku manusia,
adalah reaksi, baik berupa ide atau tindakan, yang muncul pada sesuatu
sebagai akibat dari dorongan dari sesuatu yang lain untuk berubah kea rah
yang lebih baik. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perngaruh
anaknya.
2. Komunikasi
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami.12
harus memiliki satu persepsi yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
10
Babadu, J.S. dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2001), 131.
11
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Depok: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,
2000), 171.
12
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. ke-1,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1988), 454.
10
adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non-verbal yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.14 Andrew E. Sikula berpendapat bahwa
komunikasi adalah
proses transfer atau penyampaian pesan yang berupa ide, gagasan, pemikiran
pemahaman yang sama. tujuan dari transfer atau penyampaian pesan tersebut
komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi antara orang tua dengan
anaknya.
3. Orang Tua
adalah ayah dan ibu kandung seorang anak. Orang tua adalah pria dan wanita
yang terikat dalam status perkawinan dan siap sedia untuk bertanggung jawab
13
Agus M. Hardjana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2016), 3.
14
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, (Remaja Rosdakarya,
1990), 2.
15
Andrew E. Sikula, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Erlangga, 2011), 10.
11
sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. 16 Dapat juga di
katakan orang tua adalah ayah dan ibu baik kandung (biologis) ataupun tidak
kandung (orang tua angkat, orang tua asuh dan orang tua tiri) yang
dan ibu dengan seorang anak yang dimaksud dapat berupa hubungan secara
orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak yang memikul tanggung jawab
terhadap anak tersebut. Ayah dan ibu yang dimaksud bisa jadi adalah ayah
dan ibu kandung maupun angkat. Adapun yang dimaksud dengan orang tua
dalam penelitian ini adalah para orang tua yang tinggal di sekitar wilayah
penelitian ini, maka peneliti membatasi responden (orang tua) yang berada di
wilayah RT. 21, RT. 22, RT. 23, RT. 44, dan RT 45, Kelurahan Margomulyo,
4. Karakter
sifat kejiwaan, kepribadian, akhlak, dan budi pekerti. Dalam Kamus Besar
Bahasa
16
KBBI Online. Diakses pada Rabu, 20 September 2023.
17
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya:
Pustaka Progresif, 1997), 1580.
18
A. H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, (Surabaya: t.p., 1984), 155.
12
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.19 Menurut
W.
karakter adalah sifat nyata serta tidak sinkron yang ditunjukkan tiap individu,
sejumlah atribut yang bisa diamati pada tiap individu. 20 Adapun menurut
serta diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-
hari.21
adalah sifat, sikap, karakter, atau watak yang ada dalam tiap diri individu,
atau kualitas diri individu tersebut. Karakter seorang individu dapat dibentuk
ini, yang dimaksud dengan karakter adalah karakter anak yang tinggal di
5. Masjid
19
KBBI Online. Diakses pada Rabu, 20 September 2023.
20
Maemonah, Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah/Sekolah, Al-Bidayah: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, Vol. 7, No. 1, Tahun 2015, 43.
21
Muchlas Samami, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2016), 43.
13
masjid memiliki peran yang vital dan makna yang besar dalam kehidupan,
secara lahir maupun batin. Masjid merupakan satu bentuk kepatuhan umat
Islam kepada Allah swt dengan melakukan salat, di mana salah satu Gerakan
salat adalah sujud. Sujud adalah ibadah yang paling mulia dalam Islam karena
Masjid Nursalikin salah satu masjid yang terletak di Jl. Gunung Empat, RT.
Kalimantan Timur.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
dengan anak dan pengaruhnya terhadap karakter anak. Kedua, secara praktis
22
Wikipedia. Diakses pada Rabu, 20 September 2023.
14
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan acuan bagi orang tua
saat melakukan komunikasi dengan anak dan pengetahuan tentang karakter anak.
Begitu juga penelitian ini tidak terlepas dari penelitian sebelumnya yang saling
persamaan dan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan penulis
yang digunakan.
Orang Tua dan Guru terhadap Kreativitas Siswa yang terbit dalam Proceeding of
ICECRS, Vol. 1 tahun 2016. Artikel ini meneliti tentang peran orang tua di rumah
dan guru di sekolah bagi Pendidikan anak. Orang tua dan guru memiliki peran
komnikasi yang baik antara orang tua dan guru dengan anak menjadi kunci utama.
Pola komunikasi yang dilakukan dapat terjadi satu arah atau dua arah. Hasil
sikap saling percaya antara orang tua dan guru. Persemaan penelitian Anis dengan
keduanya adalah
15
karakter anak.
Orang Tua terhadap Perilaku Agresif Verbal Anak Usia 5- 6 Tahun yang terbit di
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 5, No. 2, Tahun 2021.
Penelitian ini ingin mengetahui bentuk agresif verbal anak 5-6 tahun, bentuk
komunikasi orang tua anak yang cenderung berperilaku verbal, dan perbedaan
perilaku agresif verbal anak dilihat berdasarkan komunikasi orang tua pada anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; bentuk agresif verbal anak usia 5-6
tahun adalah respon anak dalam bentuk kata-kata kasar, bentuk komunikasi anak
Persamaan penelitian Yusri dkk dengan penelitian yang akan penulis lakukan
adalah sama- sama pengaruh komunikasi orang tua terhadap anak. Adapun
perilaku agresif verbal anak, sedangkan penulis fokus pada pengaruh komunikasi
bahwa pengawasan dan komunikasi orang tua yang baik sevara langsung
Skripsi karya Hilmi Mufidah dengan judul Komunikasi antara Orang Tua
dengan Anak dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus di SMP
Islam al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.
anatar orang tua dengan anak terhadap perilaku anak. Lokasi penelitian Hilmi
bertempat di SMP Islam al-Azhar 2 Pejaten, Jakarta Selatan. Hasil penelitian ini
terhadap perilaku anak. Persamaan penelitian Hilmi dengan penelitian yang akan
penulis lakukan adalah ingin mengetahui pengaruh komunikasi orang tua dengan
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini penulis bagi ke dalam lima bab yang terdiri
dari:
Orang Tua dan Anak, Pengolahan Data, Analisis Data dan Interoretasi Data
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
ini diukur, sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
wawancara
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD, (Bandung: Alfabeta, 2011),
7.
2
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran, Terj. Achmad Fawaid dan Rianayati Kusmini Pancasari, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2016), 5.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif,dan RnD,(Bandung : Alfabeta, 2021),14.
44
45
diteliti dan menggali informasi yang lebih mendalam dari responden. 4 Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Hasil
Menurut Nazir yang dimaksud dengan populasi adalah sekumpulan dari individu
yang memiliki ciri khusus, kualitas, dan juga karakteristik yang dibutuhkan oleh
yang menjadi pusat perhatian peneliti dan berada dalam lingkup ruang dan
Kalimantan Timur berjumlah 390 keluarga. Dalam penelitian ini yang menjadi
yakni di wilayah di RT 21, RT 22, RT 23, RT 45, dan RT 47 yang total berjumlah
615 keluarga.
4
Ibid, 137.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 108.
6
Moh. Nazir, MetodePenelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 271.
7
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 118.
46
dapat dijangkau dan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. 8 Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random
memudahkan perolehan data yang diambil dari lokasi penelitian. Adapun untuk
menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk
diketahui secara pasti. Jumlah sampel penelitian dengan rumus Slovin ditentukan
melalui nilai tingkat kesalahan, maksudnya adalah bahwa semakin besar tingkat
kesalahan yang digunakan, maka semakin kecil jumlah sampel yang diambil.
N
n=
1 + N e2
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
E : Persen Kelonggaran ketidak telitian karena
kesalahan Penarikan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.
Jumlah populasi yang ada berjumlah 615 keluarga yang tinggal di sekitar
8
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2012), 85
47
615
n=
(1 + 615 x (0,10)2)
615
n=
1 + (615 x 0,01)
615
n=
1 + 6,15
615
n=
7,15
n = 86,013986
ada. Pembagian jumlah sampel yang akan diambil datanya dapat dilihat dalam
1. Instrumen Penelitian
a. Definisi Konseptual
berupa teori. Teori adalah konsep yang dikemukakan oleh seorang pakar
variabel adalah suatu atribut, sifat ataupun nilai dari seseorang atau
9
Zaki Mubarak, Penelitian Kuantitatif dan Statistik Pendidikan: Cara Praktis Meneliti
Berbasis Contoh Aplikatif dengan SPSS, (Tasikmalaya: CV. Pustaka Turats Press, 2021), 41.
10
Sugiyono, Metode Penelitian…….,38
11
Ibid, 39.
49
b. Definisi Operasional
komunikasi orang tua dan anak, yakni proses transfer informasi dan
pesan antar individu dalam satu keluarga, di mana orang tua memiliki
tanggung jawab dalam mendidik anak dengan efek umpan balik secara
Akses.
dalam sikap dan perbuatannya. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari
skala karakter anak, maka semakin tinggi baik karakter anak. Begitu juga
sebaliknya.
c. Kisi-kisi Instrumen
berikut:
12
Fausiah Nurlan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (t.tp.: CV. Pilar Nusantara, 2019), 32.
50
No.
No Variabel Indikator Jumlah
Item
A. Intensitas Komunikasi
Terjadi komunikasi antara orang tua
1
dan anak setiap hari
Orang tua menanyakan permasalahan
2 3
yang dihadapi anak
Adanya waktu luang untuk santai
3
bersama orang tua dan anak
B. Efektivitas Komunikasi
Anak merespon / menanggapi
dengan baik jika orang tua mengajak 4
berbicara
Orang tua merespon / menanggapi
dengan baik jika anak sedang 5 3
menceritakan permasalahannya
Komunikasi Orang tua memberi teguran /
orang tua nasehat, ketika anak berkata 6
dengan anak kurang baik terhadap siapa saja
1 sebagai C. Tingkat Pemahaman Pesan
variabel Orang tua selalu mencari
Independen kesepahaman apabila terjadi 7
(X) perbedaan pendapat dengan
anak
Anak mendengarkan / 3
memperhatikan saat orang tua 8
berbicara
Orang tua menjadi teman curhat
yang menyenangkan bagi anak 9
dan
keluarga di rumah
D. Kemudahan Akses
Terjadi komunikasi langsung / tatap
10
muka antara orang tua dan anak
Adanya alat komunikasi untuk
berbicara saat orang tua berjauhan 11 3
dengan anak
Anak mudah menghubungi orang tua
12
jika membutuhkan bantuan
A. Religius
Selalu melaksanakan shalat 5 waktu 13
Karakter Merasa terpaksa dalam
14
anak sebagai melaksanakan shalat 3
2 Anda bersabar dan ikhlas saat
variabel 15
dependen (Y) mendapat ujian/cobaan dari Allah
B. Nasionalis
Hafal Pancasila 16 3
51
a. Validitas Instrumen
valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang
tidak valid dan apabila r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan
valid.14 Adapun
13
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif;Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual
& SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), 25.
14
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 37.
52
angka kesalahan (α) yaitu 0,05 (5%). Kriteria dalam pengujian menurut
yaitu :
dianggap valid.
b. Reliabilitas Instrumen
relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang
15
Ibid.
53
normal atau tidak. Untuk mengetahui sebaran tiap variabel normal atau
tidak, rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah rumus
variabel lebih besar dari 0,05 maka berarti sebaran datanya normal.
Sedangkan jika kurang dari 0,05 maka distribusi datanya tidak normal.
b. Uji Linieritas
bantuan
16
Imam Ghozali, Desain Penelitian Kuantitatif Kualitatif: Untuk Akuntansi Bisnis,Dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Semarang: Yoga Pratama, 2016), 47
54
c. Uji Multikolineritas
dari model dan diteliti. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
secara statistik (a), jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan
multikolinearitas.
17
Ibid.
55
2) Nilai variance inflation factor (VIF) jika nilai VIF lebih besar dari
d. Uji Heterokesdastisitas
varian tidak konstan. Modal regresi yang baik apabila varian dari
2. Uji Hipotesis
nilai data yang tidak diketahui dengan menggunakan nilai data lain
yang tidak diketahui atau tergantung dan variabel yang dikenal atau
Y= β0 x X + β1 + ε
koeefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
c. Uji T
d. Uji F
Karakter Anak.
Karakter Anak.
2) Jika signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak artinya tidak ada
Karakter Anak.
BAB IV
Empat, RT. 21, No. 01, Kelurahan Margomulyo. Wilayah yang termasuk dalam
radius Masjid Nursalikin adalah RT 21, RT 02, RT 23, RT 45, dan RT 47. Total
jumlah Kepala Keluarga yang mencakup 5 wilayah tersebut adalah 615 KK.
di bawah ini:
1. RT 21 123 18
2. RT 22 148 18
3. RT 23 107 18
4. RT 45 107 18
5. RT 47 130 18
TOTAL 615 90
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diolah dengan bantuan
program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS versi 20.0 for
Terakhir,
59
60
Tabel 4.1
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
hal ini adalah seorang ibu lebih banyak daripada responden berjenis kelamin
laki-laki, yakni seorang ayah. Bisa diasumsikan bahwa sosok seorang ibu
adalah orang tua yang paling dekat dengan anak, sehingga seorang anak tidak
ragu dan lebih nyaman jika berkomunikasi dengan ibu daripada ayah.
Tabel 4.2
Komposisi Responden Berdasarkan Rentang Usia
berjumlah
36 orang (40%), usia 51 – 60 tahun 24 orang (27%). Usia yang dominan dalam
tabel tersebut adalah di 40 tahhun ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa orang
61
hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk memberikan nasihat dann mottivasi
kepada anak.
Table 4.3
Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Table 4.4
Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Total 90 100%
Diploma
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Komunikasi Orang Tua dengan Anak (X)
kesepahaman
apabila terjadi
perbedaan
pendapat dengan
anak
Anak
mendengarkan /
memperhatikan 65 72,2 25 27,8 0 0 0 0 0 0 4,72
saat orang tua
berbicara
Orang tua menjadi
teman curhat yang
menyenangkan 66 73,3 24 26,7 0 0 0 0 0 0 4,73
bagi anak dan
keluarga di rumah
Rata-rata Indikator Tingkat Pemahaman Pesan (X.3) 4,71
Kemudahan Akses (X.4)
Terjadi
komunikasi
langsung / tatap 69 76,7 21 23,3 0 0 0 0 0 0 4,76
muka antara orang
tua dan anak
Adanya alat
komunikasi untuk
berbicara saat
72 80,0 18 20,0 0 0 0 0 0 0 4,8
orang tua
berjauhan dengan
anak
Anak mudah
menghubungi
orang tua jika 64 71,1 26 28,9 0 0 0 0 0 0 4,71
membutuhkan
bantuan
Rata-rata Indikator Kemudahan Akses (X.4) 4,75
Rata-rata Variabel Komunikasi Orang Tua dengan Anak (X) 4,7
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Variabel Karakter Anak (Y)
hal
Anda menjadi
contoh/teladan
yang baik bagi 3 3,3 17 18,9 60 66,7 10 11,1 0 0 3,14
orang-orang di
sekitar anda
Rata-rata Indikator Integritas (Y.3) 3,16
Mandiri (Y.4)
Manghadapi
masalah yang 4 4,4 17 18,9 64 71,1 5 5,6 0 0 3,22
dihadapi
Percaya diri
tampil di depan 5 5,6 14 15,6 62 68,9 9 10,0 0 0 3,16
umum
Disiplin dalam
4 4,4 20 22,2 59 65,6 7 7,8 0 0 3,23
setiap hal
Rata-rata Indikator Mandiri (Y.4) 3,20
Gotong Royong (Y.5)
Mampu
bekerja sama
2 2,2 23 25,6 61 67,8 4 4,4 0 0 3,25
dalam
kelompok
Memiliki
empati pada
teman /
2 2,2 21 23,3 61 67,8 6 6,7 0 0 3,21
saudara yang
terkena
musibah
Menolong
orang lain saat 2 2,2 21 23,3 61 67,8 6 6,7 0 0 3,21
dibutuhkan
Rata-rata Indikator I Gotong Royong (Y.5) 3,22
Rata-rata Variabel Karakter Anak (Y) 3,59
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
digunakan untuk
67
mengetahui apakah normal atau tidak suatu sebaran yaitu jika p > 0.05
jika p < 0.05 sebaran itu dapat dinyatakan tidak normal. Hal tersebut
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 5,63615929
Most Extreme Differences Absolute ,143
Positive ,143
Negative -,083
Test Statistic ,143
Asymp. Sig. (2-tailed) ,098c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
adalah 0,98 lebih besar dari 0,05 (0,98 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa uji tes normalitas pada penelitian ini dinyatakan memiliki distribusi
yang normal.
68
b. Uji Linieritas
Tabel 4.8
Hasil Uji Linieritas
Deviation from Lineariry dari kedua variabel lebih besar dari pada
0,05. Maka dari itu terdapat hubungan yang linier dari variabel
komunikasi orang tua dengan anak (X) terhadap karakter anak (Y).
c. Heteroskadastisitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskadastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coeficients
d. Multikolinieritas
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas
mana nilai tersebut lebih kecil dari 10 (1,381 < 10,00), dan
3. Uji Hipotesis
Tabel 4.11
Hasil Analisis Uji Linier Sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Beta
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 53,018 2,883 18,388 ,000
70
1) Konstanta (a) = 53,018 hal ini berarti harga konstan, jika variabel
Anak
= 53,018
Tua dengan Anak (1) sebesar 1%, maka keputusan memilih juga
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,128a ,016 ,005 5,66809
a. Predictors: (Constant), TotalX
b. Dependent Variable: totally
Besarnya angka dari R Square (R2) yaitu 0,016 ini bisa dilihat
c. Uji T
variabel bebas dengan taraf singnifikansi > 0,05. Uji yang dilakukan
Tabel 4.13
Hasil Uji T (parsial)
Coefficientsa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Beta
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 53,018 2,883 18,388 ,000
TOTALY ,064 ,053 ,128 1,206 ,231
a. Dependent Variable: Total
ttabel sebesar 1,989, serta nilai signifikansi 0,010 < 0,05, artinya ada
orang tua dengan anak terhadap karakter anak yaitu sebesar 0,208
atau 20,8%.
d. Uji F
benar ataupun salah, dibutuhkan uji hipotesis (Uji F). Uji hipotesis
Tabel 4.14
Hasil Uji F
ANOVAa
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11,786 1 11,786 1,455 ,231b
Residual 712,670 88 8,099
Total 724,456 89
a. Dependent Variable: Total
b. Predictors: (Constant), TOTALY
telah ditemukan bahwa Fhitung sebesar 22.220 > F tabel sebesar 2,32
oleh sebab itu, uji koefisien determinasi di atas sudah layak dan
diteliti.
karakter anak.
D. Pembahasan
Pada pelaksanaannya seluruh proses penelitian berjalan dengan baik dan sesuai
dengan rencana serta rancangan yang peneliti telah buat. Penelitian ini
diketahui ketepatan hasil pengujian pada tiap data yang dilakukan oleh peneliti.
komunikasi orang tua terhadap anak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
karakter anak di wilayah sekitar Masjid Nursalikin Margomulyo. Hal ini dibuktikan
dengan melihat nilai signifikansi pada uji regresi berganda yang lebih kecil dari
taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,010 dan nilai thitung lebih besar dari t hitung, yaitu
memberikann efek atau pengaruh.1 Maka dari teori Hasil penelitian tersebut
1
Zachary S. Sapienza, Narayanan Iyer, dan Aaron S. Veenstra, Reading Lasswell’s Model
of Communication Backward: Three Scholarly Misconceptions, Mass Communication and
Society, Vol. 18, Tahun 2015, 602
75
karakter anak. Dengan demikian dapat difahami bahwasanya karakter anak dapat
diengaruhi oleh komunikasi yang dibangun oleh orang tua. Jika komunikasi orang
tua dengan anak berjalan dengan baik dan intens maka karakter anak akan semakin
baik. Sebaliknya jika komunikasi orang tua dengan anak tidak berjalan baik dann
Komunikasi yang baik yang dibangun oleh orang tua dengan intensitas yang tinggi
akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut
bahwa komunikasi orang tua dengan anak memiliki 4 indikator yakni: Intensitas
Akses. Dari empat indikator tersebut ditemukan hasil dengan indikator dengan
nilai rata-rata tertinggi yaitu intensitas komunikasi dengan nilai rata-rata sebesar
3,54%, yang mana indikator ini didefiniskan sebagai nilai dari sebuah komunikasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
signifikan secara parsial dari komunikasi orang tua terhadap karakter anak. Ini berarti
intensitas komunikasi yang semakin tinggi antara orang tua dengan anak maka
karakter anak tersebut akan semakin baik. Adapun besar pengaruhnya adalah 44,5%
dan sisanya, yakni 55,5% dipengaruhi dari variabel lain di luar dari variabel
penelitian ini.
B. Saran
Saran yang peneliti ajukan untuk pihak orang tua adalah untuk terus
Adakalanya seorang anak malu atau takut untuk menyampaikan sesuatu pada orang
tua karena khawatir jika orang tua akan marah. Oleh sebab itu orang tua harus aktif
Tujuannya agar anak berani mengungkap dan menyampaikan yang ada dalam hati
76
77
DAFTAR PUSTAKA
Sobur, Alex. 1988. Pembinaan Anak Dalam Keluarga. cet. ke-2. (Jakarta: BPK
Gunung Mulia)
Balson, Maurice. 1996. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Baik. cet. ke-2
(Jakarta: Bumi Askara).
Babadu, J.S. dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001)
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 1993),
Suhendy, Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Kesantunan, (t.tp.: Kencana
Indah, 2001)
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-pengertian-nilai-
dan- implementasinya. Diakses pada Senin, 16 Oktober 2023.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007)