Anda di halaman 1dari 9

BAB I

KERAJAAN MATARAM KUNO

A. SUMBER SEJARAH
Kerajaan Mataram Kuno adalah kelanjutan dari kerajaan Kalingga. Disebut
kerajaan Mataram Kuno adalah untuk membedakannya dengan kerajaan Mataram islam.
Kerajaan Mataram Kuno ini berdiri pada abad IV sampai abad V. Kerajaan Mataram Kuno
ini terletak di pedalaman Jawa Tengah, di sekitar daerah yang banyak dialiri sungai, seperti
sungai Progo, Bogowonto, dan Bengawan Solo. Sumber tertulis kerajaan Mataram Kuno
ini yaitu Prasasti Canggal(732M) dan Prasasti Mantyasih.

B. ASPEK POLITIK
1. SANJAYA
Sanjaya adalah putra dari Sanaha yaitu saudara perempuan dari raja Sanna yang
beragama siwa(hindu). Sanjaya memerintah Mataram Kuno ini pada 732-760 M, Ia
melanjutkan kekuasaan raja Sanna. Sanjaya kemudian melakukan penaklukan
terhadap raja-raja kecil bawahan raja Sanna yang melepaskan diri. Di pemerintahan
Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno menjadi tenteram, aman, dan makmur karena
Sanjaya bersikap arif dan adil dalam pemerintahan serta memiliki pengetahuan
yang luas.
2. RAKAI PANANGKARAN
Rakai Panangkaran adalah putra dari raja Sanjaya. Ia mendukung berkembangnya
agama budha karena mendapat pengaruh dari Dinasti Syailendra dari
Sumatera(kerajaan Sriwijaya). Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran ini
banyak banyak bangunan-bangunan bercorak budha seperti candi Kalasan. Raja
Panangkaran ini dikenal sebagai penakluk yang gagah dan berani bagi musuh-
musuh kerajaan sehingga daerah kerajaannya makin luas.
3. DHARANINDRA/INDRA
Dharanindra/Indra adalah raja Mataram Kuno ketiga yang berasal dari Wangsa
Syailendra. Ia peduli terhadap siklus waktu dan menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan. Agar dapat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, ia membuat catur
guru yang terdiri atas: guru sudarma(orang tua), guru swadaya(tuhan), guru

1
wisesa(pemerintah pembuat undang-undang), dan guru surasa(bapak dan ibu guru
di sekolah).
4. SAMARAGRAWIRA
Samaragrawira atau Sri Maharaja Rakai Warak adalah raja keempat di kerajaan
Mataram Kuno. Ia berkuasa sekitar tahun 802 M. Ia adalah anak dari raja
Dharanindra. Ia mempunyai dua orang putra bernama Samaratungga dan
Balaputradewa.
5. SAMARATUNGGA
Samaratungga adalah raja kelima di kerajaan Mataram Kuno yang merupakan putra
dari raja Samaragrawira. Pada pemerintahannya, dibangun candi terkenal yaitu
candi Borobudur. Ia menikah dengan putri raja Dhamasetu dari Sriwijaya dan
melahirkan seorang Pramodawardhani.
6. RAKAI PIKATAN
Setelah Samaratungga meninggal, terjadi perebutan kekuasaan antara
Pramodawardhani dan Rakai Pikatan dengan Balaputradewa. Balaputradewa kalah
lalu pergi ke Sumatera(Sriwijaya) dan Rakai Pikatan jadi raja keenam di kerajaan
Mataram Kuno. Pada pemerintahannya, kekuasaan Mataram Kuno meluas sampai
ke seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta kebudayaan hindu dihidupkan
kembali yang ditandai dengan dibangunnya candi Prambanan.

C. ASPEK EKONOMI
Perekonomian kerajaan Mataram Kuno bertumpu pada sektor pertanian karena
letaknya yang cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki tanah yang subur.
Berikutnya, Mataram Kuno mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi
pada pemerintahan Dyah Balitung yang memanfaatkan sungai Begawan Solo sebagai lalu
lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.

D. SOSIAL BUDAYA
Kehidupan sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat
dari sikap gotong royong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleransi diantara
masyarakat sangat baik terbukti dengan adanya dua aliran yang berbeda tetapi mereka
tetap bisa bersosialisasi.
Dalam bidang kebudayaan, Mataram Kuno banyak menghasilkan candi. Pada masa
pemerintahan raja Sanjaya, telah dibangun beberapa candi seperti candi Arjuna, candi

2
Bima, dan candi Nakula. Pada masa Rakai Pikatan, dibangun candi Prambanan. Candi-
candi lain yang dibangun pada masa Mataram Kuno antara lain candi Borobudur, candi
Gedongsongo, candi Sambisari, dan candi Ratu Raka.

E. PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO


Peninggalan kerajaan ini berupa beberapa prasasti dan beberapa candi.
Peninggalan berupa prasasti seperti prasasti Kalasan, prasasti Kedu(Mantyasih), prasasti
Ratu Boko, prasasti Canggal, prasasti Klurak, dan prasasti Sojomerto. Peninggalan berupa
candi seperti candi Pawon, candi Sewu, candi Mendut, candi Bima, candi Arjuna, candi
Borobudur, candi Semar, candi Puntadewa, dan candi Srikandi.

F RUNTUHNYA KERAJAAN MATARAM KUNO


Runtuhnya kerajaan Mataram Kuno ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,
disebabkan oleh letusan gunung merapi yang mengeluarkan lahar, kemudian lahar tersebut
menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan ini sehingga candi-candi tersebut
rusak. Kedua, disebabkan oleh krisis politik yang terjadi pada tahun 927-929 M. Ketiga,
dikarenakan pertimbangan ekonomi. Dari daerah Jawa Tengah yang tanahnya kurang
subur dan tempatnya kurang strategis lalu dipindahkan ke Jawa Timur yang tanahnya lebih
subur dan letaknya lebih strategis.

3
BAB II
KERAJAAN MEDANG KAMULAN

A. SUMBER SEJARAH
Kerajaan bercorak Hindu ini merupakan kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno.
Pada abad X, kerajaan ini dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur, karena itulah
kerajaan ini disebut juga kerajaan Medang periode Jawa Timur. Sumber sejarah tentang
kerajaan ini adalah prasasti Parandah(943 M) dan prasasti Anjukladang(973 M). Keduanya
menyebutkan nama ibu kota kerajaan Medang yakni Watugaluh, sekarang menjadi sebuah
desa di dekat Jombang di tepi aliran sungai Brantas.

B. ASPEK POLITIK
1. MPU SINDOK
Mpu Sindok memerintah bersama-sama dengan permaisurinya. Beberapa prasasti
menyebutkan pada masa pemerintahannya, negara menjadi aman dan tenteram.
Meskipun menganut Hindu aliran Siwa, ia tetap menaruh toleransi yang besar
terhadap agama lain. Misalnya , ia menganugerahkan Desa Wanjang sebagai
hadiah kepada seorang pujangga bernama Sri Sambhara Suryawarana, yang telah
berjasa menulis kitab Budha aliran Tantrayana berjudul Sang Hyang
Kamahayanikan.
2. DHARMAWANGSA TEGUH
Setelah Mpu Sindok, penguasah selanjutnya di kerajaan ini yaitu Dharmawangsa
Teguh. Ia memimpin kerajaan ini dari 990-1016 M. Dharmawangsa sendiri adalah
cucu dari Mpu Sindok. Pada masa pemerintahannya, penetrasi cukup besar
dilakukan pada bidang pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, penetrasi ini
dihalangi oleh kerajaan Sriwijaya, maka kemudian kerajaan Medang Kamulan
melakukan penyerangan ke kerajaan Sriwijaya. Namun kerajaan ini kalah dan
membuat Dharmawangsa gugur.
3. AIRLANGGA
Sepeninggal Dharmawangsa, raja selanjutnya adalah Airlangga. Ia adalah putra raja
Bali Udayana dan Mahendradatta yang merupakan saudari Dharmawangsa Teguh.
Saat ia menikah, terjadi Paralayang Medang yang kemudian membuat Airlangga
melarikan diri ke hutan Wonogiri. Kemudian pada tahun 1019 M ia dinobatkan

4
sebagai raja Kamulan selanjutnya. Kekuasaan Airlangga cukup lama yaitu mulai
tahun 1019-1042 M dan pada masa ini Airlangga berhasil memulihkan
kewibawaan kerajaan Medang Kamulan.

C. ASPEK EKONOMI
Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaan Medang Kamulan di tepi sungai
Brantas dengan tujuan menjadikan daerahnya sebagai pusat pelayaran perdagangan di
daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktivitas
perdagangan bukan saja di Jawa Timur tetapi berkembang ke luar Jawa Timur. Dibawah
pemerintahan Dharmawangsa, kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat aktivitas
pelayaran perdagangan di Indonesia Timur. Namun akibat serangan dari kerajaan
Wurawari, segala perekonomian kerajaan Medang Kamulan menjadi hancur.

D. SOSIAL BUDAYA
Dalam bidang toleransi dan sastra. Hal yang membuktikan toleransi di kerajaan
ini yaitu Mpu sindok yang menginginkan penyusunan kitab suci agama Budha padahal ia
sendiri beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Airlangga, tercipta karya sastra
Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang
dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabarata, yang ditulis
ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa.

E. PENINGGALAN KERAJAAN MEDANG KAMULAN


Peninggalan di kerajaan ini berupa beberapa prasasti seperti prasasti
Tangeran(933 M), prasasti Bangil, prasasti Lor(939 M), dan prasasti Kalkuta.
Selain prasasti, juga terdapat beberapa candi seperti candi Plaosan, candi Prambanan,
candi Sewu, candi Mendut, candi Pawon, candi Sambisari, candi Sari, candi Kedulan,
candi Ijo, candi Barong, candi Sajiwan, dan candi Borobudur.

F. RUNTUHNYA KERAJAAN MEDANG KAMULAN


Raja terakhir kerajaan Medang Kamulan adalah Dharmawangsa Teguh. Suatu
hari ketika Dharmawangsa mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang
diserang oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu kerajaan
Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut kerajaan Medang hancur dan raja Dharmawangsa
tewas.
5
BAB III
KERAJAAN KEDIRI

A. SUMBER SEJARAH
Kerajaan Kediri berdiri pada abad XI . Wilayah kerajaan Kediri atau kerajaan
Jenggala meliputi daerah Malang dan Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan meliputi
Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Adapun wilayah Kediri meliputi Kediri dan Madiun.

B. ASPEK POLITIK
1. SAMARAWIJAYA
Samarawijaya adalah putra dari Airlangga, yaitu seorang raja pertama sekaligus
pendiri kerajaan Kediri. Tidak diketahui dengan pasti berlangsung berapa lama
pemerintahannya. Kemungkinan besar sekitar tahun 1042 yang sama dengan tahun
yang tertulis di prasasti Pamwatan.
2. JAYASWARA
Raja kedua kerajaan Kediri adalah Sri Jayaswara yang disebut dalam prasasti Sirah
Keting(1104). Ia merupakan raja yang sangat giat memajukan sastra sehingga ia
dikenal dengan gelar Sastra Prabu(Raja Sastra).
3. BAMESWARA
Setelah Jayaswara, raja selanjutnya di kerajaan Kediri yaitu Bameswara. Di masa
pemerintahannya terdapat beberapa prasasti seperti prasasti Pandlegan(1116 M),
prasasti Panumbangan(1120 M), prasasti Geneng(1130 M), dan prasasti
Tangkilan(1130 M).

C. ASPEK EKONOMI
Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di pedalaman Kediri cukup
melimpah karena memiliki tanah yang subur. Sedangkan masyarakat di daerah pesisir
hidup dari perdagangan dan pelayaran.

D. SOSIAL BUDAYA
Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain
sampai dibawah lutut, rambut di urai , serta rumahnya bersih dan rapi. Perhatian raja

6
terhadap rakyatnya sangat tinggi. Saat ini, tinggi rendahnya martabat seseorang bukan
berdasarkan harta dan pangkat melainkan berdasarkan moral dan tingkah laku. Pada masa
ini, karya sastra berkembang sangat pesat seperti kitab Wertasancaya, kitab Smaradhana,
dan kitab Lubdaka.

E. PENINGGALAN KERAJAAN KEDIRI


Beberapa candi seperti candi Tondowongso, candi Panataran, candi Gurah, candi
Mirigambar, dan candi Tuban
Beberapa prasasti seperti prasasti Kamulan, prasasti Galunggung, prasasti Jaring, prasasti
Panumbangan, prasasti Talan, prasasti Sirah Keting, dan prasasti Kertosono.

F. RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI


Jayakatwang memberontak terhadap Singasari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena
dendam masa lalu dimana leluhurnya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil
membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali kerajaan kediri namun hanya
bertahan satu tahun karena serangan yang dilakukan oleh pasukan Mongol.

7
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendapat mengenai masuknya masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia yaitu hipotesis waisya, ksatria, brahmana, dan arus balik. Masuk dan
berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia membawa pengaruh besar di
berbagai bidang seperti dibangunnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha di
Indonesia seperti kerajaan Mataram Kuno, Medang Kamulan, dan Kediri.

B. SARAN
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca.
namun terlepas dari itu, , makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. 1SEJARAH INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS X


HASPARI RATNA DAN M ADIL
PENERBIT ERLANGGA
JULI 2016

2. SEJARAH INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS X


GUNAWAN RESTU, AMURWANI DWI LESTARININGSIH, DAN
SARDIMAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN, BALITBANG, KEMENDIKBUD
JANUARI 2016

3. SEJARAH UNTUK SMA/MA KELAS XI


HASPARI RATNA DAN M ADIL
PENERBIT ERLANGGA
JULI 2016

Anda mungkin juga menyukai