Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan medang kemulan

Dinasti isyana merupakan kelanjutan dari dinasti Sanjaya, kerajaan Mataram kuno. Nama Isyana berasal dari Sri
IsyanaWikramadharmottunggadewa, yaitu gelar MpuSindok setelah menjadi raja Medang. Dinasti ini menganut agama
Hindu aliran Siwa. Pada tahun 929 M, pendiri dinasti ini, Mpu Sendok, memindahkan kerajaan Mataram Kuno dari Jawa
tengah ke Jawa timur dan menamainya dengan kerajaan Medang Kamulan. “Kamulan” berarti “permulaan”, sehingga
“Medang Kamulan” dapat diartikan sebagai “pra-Medang”. Mpu Sendok memerintah dari tahun 929-947 M. Kerajaan ini
terletak di muara sungai Brantas dengan ibukota Watan Mas, Watu Galuh (sekarang kira-kira wilayah Kabupaten
Jombang).

Pemindahan kerajaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Meletusnya gunung berapi

2. Menghindari serangan dari kerajaan Sriwijaya

3. Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran

4. Lokasi di Jawa Timur berdekatan dengan jalur perdagangan utama yaitu jalur perdagangan rempah-rempah dari
Maluku ke Malaka

5. Adanya sungai-sungai besar di Jawa Timur sehingga sangat mudah jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun ingin mengetahui:

1. Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?

2. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?

3. Bagaimana kehidupan agama masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?

C. TUJUAN

Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas Sejarah serta

1. Memahami kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?

2. Memahami kehidupan sosial masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?

3. Memahami kehidupan agama masyarakat kerajaan Medang Kamulan Dinasti Isyana?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN INTI

1. Kehidupan Sosial

Masa pemerintahan MpuSindok lalu Sri IsanaTunggawijaya, merupakan masa yang damai. Namun, sejak pemerintahan
Dharmawangsa Teguh, politik Kerajaan cenderung mengarah ke luar negeri. Tujuannya adalah untuk merebut dominasi
perdagangan di perairan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, yang ketika itu dikuasai Sriwijaya. Untuk keperluan ini,
Dharmawangsa Teguh membangun armada militer yang tangguh. Dengan kekuatan militer ini, Medang Kamulan
menaklukkan Bali, lalu mendirikan semacam koloni di Kalimantan Barat. Dengan armada ini pula, Medang Kamulan
kemudian menyerang Sriwijaya, walaupun tidak menang.

Dharmawangsa pun mengembangkan pelabuhan Hujung Galuh di selatan Surabaya dan Kembang Putih (Tuban) sebagai
tempat para pedagang bertemu. Ketika Airlangga berkuasa, kerajaan menjaga hubungan damai dengan kerajaan-
kerajaan tetangga demi kesejahteraan rakyat. Ini diperlihatkan dengan mengadakan perjanjian damai dengan Sriwijaya.
Kerajaan pun memperlakukan umat Hindu dan Buddha sederajat..

2. Kehidupan Ekonomi

Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat Mataram terletak di pedalaman, bukan di
pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu, penduduk di desa
(disebutwanua) memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka
juga berdagang dan menjadi pengrajin.

Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diadakan
setiap hari melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar
diadakan di pusat kota. Pada hari I Mani satau legi, pasar diadakan di desa bagian timur. Pada hari Paking (Pahing), pasar
diadakan di desa sebelah selatan. Pada hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar diadakan
di desa sebelah utara.

3. Kehidupan Agama

Berdasarkan garis keturunannya, MpuSindok merupakan keturunan Sanjaya, dimana Sanjaya merupakan penganut
agama Hindu Siwa. Sehingga dapat diketahui bahwa MpuSindok juga merupakan penganut agama Hindu aliran Siwa.
Dengan demikian dapat diketahui pula bahwa kerajaan yang dipimpin Mpu Sendok juga beralirkan Hindu Siwa.
Agama yang berkembang pada masa pemerintahan Airlangga adalah agama Hindu Waisnawa. Hal ini Nampak pada
candi belahan di mana Airlangga diwujudkan sebagai sebuah arca sebagai Wisnu menaiki garuda. Untuk mengenang
jerih payah Airlangga mempersatukan kerajaan yang porak-poranda disusunlah kitab Arjuna Wiwaha oleh MpuKanwa
1030. Inilah hasil sastra zaman Airlangga yang sampai pada kita. Sementara Airlangga sendiri sebelum mengundurkan
diri jadi pertapa, ia telah membangunkan sebuah pertapaan bagi anaknya Sangramawijaya di Pucangan (gunung
penanggungan).

B. PEMBAHASAN TAMBAHAN

1. Kehidupan Politik

BerdasarkanprasastiKalkutta, berikut merupakan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Medang Kamulan

a. MpuSindok ( 929 M – 947 M )

Merupakan raja pertama yang memerintah selama 20 tahun. MpuSindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri
IsyanaWikramaDharmatunggadewa.Dan dalam pemerintahannya di bantu oleh permaisurinya yang bernama Sri
WardhaniPuKbin. Kekuasaan dia jalani dengan penuhrasa adil dan bijaksana.Kebijakan:

· Membangun bendungan/tanggul untuk pengairan

· Melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna pelestarian sumber daya alam

MpuSindok memperhatikan usaha pengubahan kitab budhamahayana menjadi kitab sang hyangkamahayanikan

b. Sri IsyanaTunggawijaya, memerintah bersama Sri Lokapala (947-9xx)

c. Sri Makutawangsawardhana (9xx-985)

d. Dharmawangsa Teguh ( 990M-1016M)

Menjadi raja karena menjadi cucu MpuSindok.

Memiliki tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya.

Kebijakan:

· Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan tetapi terhalang
kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya
dapat membalas melalui Kerajaan Wurawari ,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang. Pada peristiwa itu,
Dharmawangsa gugur

e. Airlangga (1019M-1042 M)

Airlangga adalah putera dari Raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan
dengan putri Dharmawangsa Teguh. Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang. Tetapi Airlangga dapat melarikan
diri ke hutan Wonogiri hingga pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja. Kebijakan Airlangga:

· Memperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di Kali Brantas

· Membangun waduk waringinsapta guna mencegah banjir

· Membangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan

Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran.

2. Sumber Sejarah
Sumber sejarah Kerajaan Medang Kamulan berasal dari peninggalan-peninggalan berupa berita asing dan beberapa
prasasti, diantaranya:

a. Berita dari India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola
untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja
Dharmawangsa.

b. Berita dari Cina yang berasal dari catatan zaman Dinasti Sung menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di
Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M),
terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah
meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. Di samping itu,
tahun 992 M tercatat pada catatan-catatan negeri Cina tentang datangnya duta persahabatan dari Jawa.

c. PrasastidariMpuSindok, dariDesaTangeran (daerahJombang) tahun 933 M menyatakanbahwa Raja


MpuSindokmemerintahbersamapermaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.

d. Prasasti MpuSindok dari daerah Bangil menyatakan bahwa Raja MpuSindok memerintah pembuatan satu candi
sebagai tempat pendharmaan ayahnya dari permaisurinya yang bernama Rakryan Bawang.

e. Prasasti MpuSindok dari Lor (dekat Nganjuk) tahun 939 M menyatakan bahwa Raja MpuSindok memerintah
pembuatan candi yang bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di Desa AnyokLodang.

f. Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah keturunan dari Raja.

3. Peninggalan Kerajaan

Berikut merupakan peninggalan peninggalan Kerajaan Medang Kamulandisamping prasasti yang telah disebutkan di atas
sebagai sumber sejarah,

a.

Pertapaan Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan, terdapat sebuah prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Jawa
Kuno, merupakan prasasti peninggalan zaman pemerintahan Airlangga yang menjelaskan tentang beberapa peristiwa
serta silsilah keluarga raja secara berurutan. Prasasti ini disebut juga dengan Calcutta Stone, karena sekarang prasasti ini
disimpan di Museum India di Kolkata (Calcutta),India.

b.

Candi Lor (Anjuk Ladang),terletak di Brebek, Nganjuk, menyatakan bahwa MpuSindok, memerintahkan
RakaiHinuSahasra, RakaiBaliswara serta RakaiKanuruhan pada tahun 937 untuk membangun sebuah bangunan suci
bernama Srijayamerta sebagai pertanda penetapan area Anjuk

Ladang (sekarang disebut Nganjuk) sebagai area swatantra atas jasa warga Anjuk Ladang dalam peperangan.

Di situs ini ditemukan pula prasasti Anjuk Ladang yang sekarang disimpan di Museum Anjuk Ladang

c.

Candi Gunung Gangsir, terletak di di Bangil, dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yaitu sekitar abat ke-11
M. Candi Gunung Gangsir dibangun menggunakan bahan batu bata, bukan batu andesit.

d.
Candi Songgoriti, terletak di Batu Malang, satu-satunya peninggalan MpuSindok di Kota Batu. Menurut sejarahnya, kisah
Candi Songgoriti ini berawal dari keinginan MpuSindok yang ingin membangun tempat peristirahatan bagi keluarga
kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air.

Seorang petinggi kerajaan bernama MpuSupo diperintah MpuSindok untuk membangun tempat tersebut. Dengan
upaya yang keras, akhirnya MpuSupo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata
Songgoriti. Atas persetujuan Raja, MpuSupo mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan
keluarga kerajaan.

e.

Candi Belahan, dibangun oleh Raja Airlangga. Candi Belahan adalah sebuah pemandian bersejarah dari abad ke 11, di
masa kerajaan Airlangga. Petirtaan Belahan terletak di sisi timur gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan
Jowo, Wonosunyo, Kecamatan Gempol. Menurut sejarah, selain sebagai tempat pertapaan Prabu Airlangga, petirtaan
ini juga di fungsikan sebagai pemandian selir-selir Prabu Airlangga. Oleh karena itu, sebagai bentuk pengabdian
dibangunlah 2 patung permaisuri Prabu

Airlanga, yaitu Dewei Laksmi dan Dewi Sri. Pada dua patung tersebut, mengalir aliran air dari bentuk Payudara patung,
dan karenanya, petirtaan ini terkadang di sebut sebagai Sumber Tetek

f.

Temuan Wonoboyo adalah salah satu temuan arkeologi terpenting di Indonesia. Selain nilai tinggi logam mulia emas
dan perak, temuan ini juga penting untuk mengungkapkan kekayaan, ekonomi, serta pencapaian seni budaya pada masa
Kerajaan Medang di abad ke-9.

Temuan emas ini menampilkan kesenian yang halus serta memamerkan keahlian teknik dan pencapaian estetika pandai
emas Jawa kuno. Pada permukaan koin emas terukir huruf "ta", singkatan dari "tail" atau "tahil" unit mata uang Jawa
kuno. Ditemukan juga tulisan "Saragi Diah Bunga" dalam bahasa Kawi

Anda mungkin juga menyukai