KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
Wangsa / Dinasti Isyana adalah sebuah dinasti penerus dari dinasti
Sanjaya. Pendirinya adalah Mpu Sindok yang bergelar Sri Maharaja
Rakai Hino sri Isyana Wikramadharmattunggadewa. Ia menjadi raja
Mataram dari tahun 929-947 M. Mpu sindok adalah Raja dari
keturunan dinasti Sanjaya yang memindahkan kekuasaan dari Jawa
tengah ke Jawa Timur. Perpindahan inilah yang membuat berakhirnya
dinasti Sanjaya dan lahirlah Dinasti Isyana.
SUMBER SEJARAH
KERAJAANDINASTI ISYANA
Prasasti
1. Prasasti dari Mpu Sindok, dari Desa
Tangeran (daerah Jombang) tahun 933 M
menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah
bersama permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.
2. Prasasti Mpu Sindok dari daerah Bangil
menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah
pembuatan satu candi sebagai tempat
pendharmaan ayahnya dari permaisurinya yang
bernama Rakryan Bawang.
3. Prasasti Mpu Sindok dari Lor (dekat
Nganjuk) tahun 939 M menyatakan bahwa Raja
Mpu Sindok memerintah pembuatan candi yang
bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu
kemenangan) di Desa Anyok Lodang.
4. Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga
yang menyebutkan silsilah keturunan dari Raja
Mpu Sindok.
Kehidupan Politik
Kehidupan Politik
Kehidupan Ekonomi
Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana. Hal ini bisa dilihat dari usahausaha
yang ia lakukan, seperti Mpu Sindok banyak membangun bendungan dan
memberikan hadiah-hadiah tanah untuk pemeliharaan bangunan suci untuk
meningkatkan kehidupan rakyatnya. Begitu pula pada masa pemerintahan
Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai
Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir. Sementara
itu dibidang sastra, pada masa pemerintahannya telah tercipta satu hasil
karya sastra yang terkenal, yaitu karya Mpu Kanwa yang berhasil menyusun
kitab Arjuna Wiwaha. Pada masa Kerajaan Kediri banyak informasi dari sumber
kronik Cina yang menyatakan tentang Kediri yang menyebutkan Kediri banyak
menghasilkan beras, perdagangan yang ramai di Kediri dengan barang yang
diperdagangkan seperti emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Dari
keterangan tersebut, kita dapat menilai bahwa masyarakat pada umumnya
hidup dari pertanian dan perdagangan.