Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok:

1. Cahyaningtas A.P (09)


2. Nur Afifah (35)
3. Sherly Nor Laili (35)
4. Wiji Rizki Astutik (39)
5. Zulianti Novika N. (42)4.
KESULTANAN TERNATE
Asal-usul
Kerajaan ternate juga
dikenal luas dengan nama
kesultanan Ternate. Juga
dikategorikan sebagai salah
satu kerajaan islam tertua di
Indonesia didaerah maluku

Ternate berkembang cukup pesat jika dibandingkan


dengan kerajaan di Maluku lainnya. Hal ini
dilatarbelakangi oleh armada militernya yang kuat dan
kayanya Ternate dengan sumber rempah-rempahan
berharga.
Letak dan Pendiri Kerajaan Ternate
• Secara geografis, Kerajaan Ternate terletak di Kepulauan
Maluku. Lebih tepatnya berada di antara Pulau Irian Jaya
dan Sulawesi. Di masa lalu, Kepulauan Maluku terkenal
sebagai “The Spicy Island”. Julukan ini diberikan lantaran
predikat penghasil rempah terbesar di Indonesia
• Pada masa tersebut, rempah-rempahan memiliki nilai
yang lebih tinggi daripada emas. Sehingga jalur
perdagangan di Kepulauan Maluku juga disisipi oleh
penyebaran agama Islam.
• Kerajaan Ternate sendiri didirikan pada abad ke 12.
Pendiri kerajaan ini adalah Baab Mashur Malamo yang
memimpin kerajaan sejak tahun 1257 hingga tahun 1272.
Puncak Kejayaan Kerajaan Ternate

• Puncak kejayaan Kerajaan Ternate berlangsung ketika


kesultanan dipimpin oleh Babullah Datu Syah (1570 –
1583). Babullah Datu Syah atau yang juga dikenal dengan
Sultan Babullah merupakan sultan ke 24 dari Kesultanan
Ternate. Pada masa pemerintahannya, wilayah Ternate
mengalami perluasan di Sulawesi, Filipina, hingga Marshal.
• Bahkan tercatat sebanyak 72 pulau kecil berpenghuni juga
berhasil dikuasai oleh Sultan Babullah. Tak hanya itu,
perang berkepanjangan dengan Portugis pun berhasil
diatasi oleh Sultan Babullah. Kegiatan dagang rempah-
rempah pun memasuki puncaknya hingga Ternate
memperoleh predikat sebagai perdagangan jalur sutra
yang mengalahkan jalur sutra Eropa.
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Ternate
• 1. Keunggulan Ternate yang menimbulkan kecemburuan
kerajaan lain
• Pada awalnya terdapat empat kerajaan di Kepulauan
Maluku. Keempat kerajaan tersebut antaranya Ternate,
Bacan, Obi, dan Jailolo. Dari keempat kerajaan tersebut
Kerajaan Ternate merupakan satu-satunya kerajaan yang
unggul baik dari segi ekonomi maupun segi pemerintahan.
• 2. Politik Adu Domba
• Sebagai daerah penghasil rempah-rempah terbesar, Maluku
juga dipenuhi dengan bangsa negara asing yang datang
untuk berdagang. Namun, ternyata bangsa Portugis dan
Spanyol yang berdagang disana bertujuan untuk
memonopoli hasil rempah-rempahan dari Maluku.
• 3. Perseteruan Ternate Tidore
• Perseteruan yang terjadi antara Ternate dan Tidore
berlangsung cukup lama. Perseteruan terjadi
lantaran masing-masing daerah berambisi
mengusai sektor lajur perdagangan rempah di
Kepulauan Maluku. Konflik diantara keduanya pun
sempat berakhir sementara dengan diadakannya
perjanjian damai di Pulau Mortir.
Silsilah Raja-Raja Kerajaan Ternate
Berikut adalah silsilah Kolano dan Sultan Ternate
hingga sekarang:

Baab Mashur Malamo (1257-1277)


Jamin Qadrat (1277-1284)
Komala Abu Said (1284-1298)
Bakuku (1298-1304)
Ngara Malama (1304-1317)
Patsaranga Malamo (1317-1322)
Cili Aiya (1322-1331)
Panji Malamo (1343-1332)
Syah Alam (1332-1343)
Tulu Malamo (1343-1347)
Kie Mabiji (1347-1350)
Ngolo Macahaya (1350-1357)
Momole (1357-1359)
Gapi Malamo I (1359-1372)
Gapi Baguna I (1372-1377)
Komala Putu (1377-1432)
Marhum (1432-1438)
Zainal Abidin (1486-1500)
Sultan Bayanullah (1500-1522)
Hidayatullah (1522-1529)
Abu HayaT ii (1529-1533)
Tabariji (1533-1534)
Khairun Jamil (1535-1570)
Babullah Datu Syah (1570-1583)
Barakat Syah (1583-1606)
Mudaffar Syah I (1607-1627)
Hamzah (1627 -1648)
Handarsyah (1655 -1675)
Manila (1650 -1655)
Mandarsyah (1655-1675)
Sibori (1675 -1689)
Said Fatahullah (1689-1714)
Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714-1751)
Ayan Syah (1751 - 1754)
Syah Mardan (1755 - 1763)
Jalaluddin (1774 - 1781)
Harunsyah (1774 - 1781)
Muhammad Yasin (1796 - 1801)
Muhammad Ali (1807 - 1821)
Muhammad Sarmoli (1821 - 1823)
Muhammad Zain (1823 - 1859)
Muhammad Arsyad (1859 - 1876)
Ayanhar (1879 - 1900)
Muhammad Ilham (1900 - 1902)
Haji Muhammad Usman Syah (1902 - 1915)
Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929 - 1975)
Haju Mudaffar Syah (1975 hingga sekarang)

Anda mungkin juga menyukai