Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya
kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam kimia,
pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam
larutan (Saputra, 2013).
Dalam dunia analis atau penelitian, pengenceran larutan sudah sangat familiar dan mudah untuk di
lakukan. Tapi dimana ada kemudahan pasti ada kesusahan, masih banyak yang baru memasuki dunia
tersebut sehingga masih belum mengerti mengenai teknik pengenceran. Baik caranya maupun
perhitungannya (Krisnadwi, 2013). Untuk membuat suatu larutan dalam laboratorium maka diperlukan
cara-cara tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-
orang yang telah bekerja di suatu instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi
semua orang (Seran, 2010). Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam
larutan. Selain itu, pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi
dan volume larutan yang akan dibuat. Di dalam pengenceran suatu larutan berlaku rumus V1M1=V2M2
(Ferdinan, 2013).
Telah diketahui bahwa banyak endapan menunjukkan peningkatan kelarutan apabila garam yang tidak
mengandung ion yang sama dengan endapan ada di dalam larutan. Pengaruh ini dinyatakan dengan
bermacam-macam nama seperti pengaruh ion-aneka ragam, garam netral, atau aktivitas.
- Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut organik, air mempunyai
momen dwikutub besar dan tertarik kedua kation dan anion untuk membentuk ion terhidrat. Kita telah
menunjukkan misalnya bahwa ion hidrogen dalam air terhidrasi sempurna, dengan membentuk ion
H3O+. Semua ion pasti terhidrasikan sampai beberapa jauh dalam larutan berair, dan energi yang
dilepaskan oleh interaksi ion dan pelarut membantu mengatasi gaya tarik yang mencoba menahan ion-
ion di dalam kisi padatan.
- Suhu
Kebanyakan garam anorganik yang kita minati, bertambah kelarutannya apabila suhu dinaikkan.
Biasanya menguntungkan untuk melakukan proses pengendapan titrasi, dan pencucian dengan larutan
panas. Partikel besar dapat dihasilkan, penyaringan lebih cepat, dan kotoran terlarut lebih mudah.
Kelarutan suatu garam yang sedikit larut juga tergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk
kompleks dengan kation garam. Hasil hidrolisa seperti dikatakan di atas merupakan suatu contoh yang
pereaksi pembentuk kompleksnya adalah ion hidroksida. Pereaksi pembentuk kompleks yang biasa
ditinjau di bawah kepala judul seperti ini adalah molekul netral dan anion, keduanya tidak sama dan
sama dengan endapan.
- Pengaruh hidrolisa
Dalam bab terdahulu kita membatasi pembicaraan kita pada larutan-larutan dengan keasaman cukup
tinggi, sedemikian rupa hingga anion asam lemah tidak merubah pH secara nyata.
- Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Beberapa contoh yang lebih penting dari
garam-garam demikian dalam kimia analitik ialah oksalat sulfida, hidroksida, karbonat, dan fosfat. Ion
hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan
kelarutan garam (Underwood, 1981).
Rumus Pengenceran:
V1 × M1 = V2 × M2 (1.1.)
(Istifany, 2010).
Larutan standar disiapkan dengan menimbang reagen murni secara tepat, karena tidak semua standar
tersedia dalam keadaan murni. Oleh karena itu dikenal standar primer, yaitu zat yang tersedia dalam
komposisi kimia yang jelas dan murni. Larutan tersebut hanya bereaksi pada kondisi titrasi dan tidak
melakukan reaksi sampingan (Khopkar, 1990).
Dalam pengenceran dipakai larutan pengemban atau larutan Carrier yang sesuai. Bentuk kimia dan
larutan pengemban sama dengan zat radioaktif atau laruatan asam. Tujuan dari penggunaan Carrier
adalah untuk menghindari perubahan jumlah radiokatif larutan yaitu dengan mengikat atom-atom aktif
didalam larutan (Hermawan).
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi,
misalnya ketika ibu sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan
ternyata terlampui asin, maka ibu kembali menambahkan air ke dalam sayur
tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air teh manis, kadangkadang yang kita persiapkan
terlampau manis sehingga kita akan
menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita persiapkan
(Zulfikar, 2009).
kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran dan umumnya tersedia zat padat
atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat kemurnian
konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapat
dalam larutan sehingga, mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat
Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air
atau aqueos. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak
disebut larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan disebut larutan
yang terlarut ditambahkan sejumlah pelarut hingga mencapai batas leher pada
labu ukur. Sedangkan untuk mengencerkan zat kuat pekat dan reaktif terhadap
air seperti H2SO4 dengan meletakkan terlebih dahulu zat pelarut baru sedikit
pengenceran adalah
V1 . N1 = V2 . N2
sebanyak 10 ml dan H2SO4 pekat 96% sebanyak 3 ml. Asam klorida atau HCl
merupakan asam kuat karena ia terionisasi sempurna dalam air. Asam klorida
adalah zat atau larutan yang sangat korosif (Anonim, 2011). HCl akan
korosif, bereaksi dengan jaringan tubuh dan berbahaya bila kontak dengan
kulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas
(eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik.
menambahkan zat pelarut yang dalam hal ini adalah aquades. Ketika HCl
H3O
H
+
hydrogen pada H2O sehingga konsentrasi dari HCl akan turun. Selain
dihasilkan H3O
Setelah itu, barulah H2SO4 dituangkan secara perlahan melalui dinding labu.
Asam sulfat seperti halnya asam nitrat adalah oksidator kuat. Reaksi
hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambahkan ke
asam sulfat pekat akan langsung mendidih. Hal ini dikarenakan perbedaan
(g)+ 2H3O
(aq)
berat jenis kedua cairan. Berat jenis air lebih kecil dibandingkan dengan asam
(H3O+
oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat
larut dalam air. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+
keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa
larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi
kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air, yang berperan
sebagai basa,
HA + H2O ↔ A-
+ H3O
(Petrucci, 1987)
Dalam asam sulfat yang dilarutkan dengan air, terjadi reaksi pembentukan ion
hidronium, yaitu:
H3O
dan HSO4
konsentrasi dari H2SO4 akan berkurang menjadi tidak lebih pekat. Pada
(aq) + HSO4
–
(aq)
peristiwa swa-ionisasi air, proton dipindah dari suatu molekul air ke molekul
dan OH-
lemah ionisasi asam dan basa tidak terjadi sempurna (Petrucci, 1987).
Selain keadaan H2SO4 yang menjadi lebih encer dari 96% menjadi
28,8%, perubahan juga terjadi terhadap suhu system. Pada awalnya suhu
system normal. Akan tetapi, setelah terjadi reaksi antara asam sulfat pekat
96% dengan air, suhu dari system berubah menjadi lebih panas. Seperti
penjelasan di atas, hal ini dikarenakan karena sifat asam sulfat yang
eksotermik. Perbedaan berat jenis kedua cairan ini pula yang membuat