Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu
zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium)[1].
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap.
Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya
penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang
diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya,
pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks[2].
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil
atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel
makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas,
mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
dengan 96%.
5. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan[3].
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat
dan bersih “baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan analisis
makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di
laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat
ekstraksi zoxhlet, sampai yang paling rumi, berupa alat “counter current craig”.
Untuk keperluan analisis kimia angka banding distribusi (D) akan lebih bermakna dari
pada koefisien distribusi (Kd). Pada kondisi ideal dan tidak terjadi asosiasi, disosisi atau
polimerisasi, maka harga Kd sama dengan D. Harga D tidak konstan, karena tidak tergantung
kondisi reaksi, antara lain PH fasa air, konsentrasi pengkompleks.
Penyarian senyawa tunggal dari satu pelarut ke pelarut lainnya merupakan hal yang
mudah. Kegunaan yang besar dari penyarian adalah kemungkinan pemisahan dua senyawa atau
lebih berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya. Jika suatu senyawa terlarut mempunyai
koefisien distribusinya mendekati satu, penyarian sekali akan menghasilkan pemisahan hampir
sempurna.
Dengan adanya ekstraksi pelarut atau penyarian ini maka kita akan mencoba untuk
mempelajari bagaimana proses dari ekstraksi ini khususnya ekstrasi cair-cair dan mencoba untuk
menemukan sendiri kekurangan dan kelebihan dari masing –masing ekstraksi yang telah ada.
Berdasarkan teori-teori yang ada, maka kami melakukan percobaan Ekstraksi Pelarut untuk
membuktikan teori-teori tersebut[4].
Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion
logam tersebut dari ion logam lainnya, yang akan mengganggu identifikasi dan penentuan
kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu
pelarut organik setelah membentuk senyawa kompleks. secara umum, ekstraksi ialah proses
penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat
bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya
dengan menggunakan pelarut.
Prinsip dasar ekstraksi adalah distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yg tidak bercampur.
• Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyarian yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyarian akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
• Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh.
• Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia
dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke
labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi
.• Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul- molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu
alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat[5].
D. Alat dan bahan
- Alat
Iod
Konsentrasi iod
F. Hasil pengamatan
Perhitungan
gr
1, 59
= mL
153 ,82 gr /mol
= 0,00001 mol/L
Massa jenis
4. [H2O] = ×100%
Mr
1 gr /mL
= ×100%
18 g /mol
= 0,000055 mol/L
Corg 0,00001 mol/ L
5. D = = = 0,8
Cair 0,000055 mol/ L
Vair n
6. A1 = [I2]
D. Vorg+Vair
30 mL
= 0.00065
0 ,18.30+ 30 mL
= 0,000546 mol/L
Vair n
A2 = [I2]
D. Vorg+Vair
30 mL
= 0.00065
0 ,18.30+ 30 mL
= 0,00045864 mol/L
G. Pembahasan
Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan yaitu menimbang 0.005 gr Iod
dengan seksama dalam timbangan neraca analitik, Iod ini berupa butiran berwarna
merah kehitaman. Kemudian mengukur 30 mL aquadest dan memasukkan ke dalam
corong pisah. Iod yang sudah ditimbang tadi dimasukkan kedalam corong pisah yang
sudah berisi air. Pada penambahan ini, Iod larut dalam aquadest dan larutan tetap
berwarna orange. Selanjutnya mengukur 30 mL CCl4 dan menambahkannya kedalam
corong pisah yang berisi aquadest dan iod. Pada penambahan ini iod larut dan
terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna merah jambu, dan lapisan atas berwarna
orange. Iod larut pada penambahan CCl4 ini menandakakn bahwa Iod tersebut
merupakan larutan yang non polar karena CCl4 merupakan larutan yang non polar. Pada
saat pencampuran ini Iod membentuk senyawa kompleks dengan senyawa organic.
Kemudian mengocok campuran selama beberapa menit hingga terbentuk dua
cairan yang tidak saling bercampur. Pada saat pengocokan, sesekali membuka kran
agar gas yang terbentuk bisa keluar. Pada saat membuka kran jangan menghadapkan
lubang kran corong pisah ke wajah kita, karena kemungkinan gas yang dihasilkan dari
larutan tersebut berbahaya. Setelah pengocokan, terbentuk dua lapisan dalam corong
pisah yang merupakan fasa organic dan fasa air.
Pada pengocokan tersebut terbentuk lapisan atas dan lapisan bawah yang
merupakan fasa organik dan fasa air. Pada lapisan bawah terdapat fasa organik karena
massa jenis pelarut organik (rorg = 1,59 kg/L) dan fasa air berada pada lapisan atas
karena massa jenisnya adalah (rair =1 kg/L), sehingga fasa organic berada pada lapisan
bawah dan fasa air berada pada lapisan air karena massa jenis CCl4 yang merupakan
pelarut organic lebih besar dari pelarut air. Lapisan bawah (pelarut organik) berwarna
merah jambu dikarenakan iod telah larut dalam pelarut organic, pada lapisan atas (air)
berwarna bening tetapi ada warna merah mudah pada permukaan air dikarenakan iod
juga terdistribusi pada fasa air tersebut. Selanjutkan dilakukan penyarian pertama
dengan memisahkan lapisan bawah (fasa organic) dan lapisan atas (fasa air) dengan
membuka kran perlahan-lahan dan hati-hati sampai larutan tepisahkan dan menampung
lapisan bawah (fasa organic) dalam Erlenmeyer sedangkan lapisan atas (fasa air) masih
tetap dalam corong pisah.