Anda di halaman 1dari 15

A.

Judul
Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
B. Tujuan
1. Memahami pengertian Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
2. Mengamati perbedaan Reaksi yang bersifat Eksoterm dan Endoterm
C. Dasar Teori
Di dalam kimia, salah satu sumber energi yang penting adalah
kalor yang dihasilkan atau diserap selama reaksi berlangsung. Studi
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia dinamakan termokimia.
Termokimia mengenal sistem dan lingkungan (Sunarya, 2010:136).
Sistem adalah bagian tertentu dari alam yang menjadi pusat
perhatian untuk dipelajari. Disamping itu ada sistem lingkungan.
Lingkungan adalah seuatu yang berada diluar sistem jika ingin
mempelajari reaksi kimia dalam tabung reaksi, maka zat kimia yang ada di
dalam tabung disebut sistem. Sedangkan di luar zat kimiatermasuk tabung
dan udara di atas permukaannya adalah lingkungan (Syukri, 1999:70).
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan
energi khususnya perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan penafsiran
perubahan kalor. Perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Jumlah
perubahan kalor reaksi hasil kimia dapat diukur dengan alat yang bernama
kalorimeter. Alat ini mengukur perubahan temperatur yang terjadi selama
reaksi kimia berlangsung (Basri, 2002:52).
Di dalam termokimia terdapat tiga jenis sistem antara lain sitem
terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi
a) Sistem terbuka yaitu sistem dimana dapat terjadi terjadi pertukaran
energi dan massa dengan lingkungannya. Komposisi suatu sistem
terbuka tidak tetap.
b) Sistem tertutup yaitu sistem dimana hanya terjadi perubahan energi
dengan lingkungannya, massa tidak berubah.

1
c) Sistem terisolasi yaitu keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran energi maupun massa dengan lingkungannya. Sistem jenis
ini mempunyai energi tetap (Atkins, 1994:124).
Dalam hukum pertama Termodinamika, dinyatakan bahwa energi
tidak dapat dimusnahkan. Pernyataan ini dikenal dengan sebutan Hukum
Kekekalan Energi. Energi hanya dapat berubah dari suatu bentuk ke
bentuk lain (Kitti, 2010:31).
Menurut panas atau kalor atau energi yang dihasilkan,suatu reaksi
kimia dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi
dikatakan reaksi eksoterm bila proses reaksi tersebut menghasilkan panas
atau kalor (Raymond, 2005:15).
1. Reaksi Eksoterm,yaitu reaksi yang membebaskan panas pada reaksi
eksoterm terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan,
sehingga suhu lingkungan naik. Contohnya, kapur sirih bila
dimasukkan kedalam air, maka air akan mendidih (Kitti,2010:40).
Contoh reaksi Eksoterm:
Raksi pembakaran Karbon C(s)+O2(g) CO2(g)
Reaksi Penetralan NaOH(aq) +HCl(aq) NaCl(aq)+H2O(aq)
Reaksi Pelarutan NaOH(s)+H2O(l) NaOH(aq)+H2O(l)
Selain itu, contoh reaksi eksoterm dikehidupan sehari-hari adalah
membakar minyak tanah dikompor minyak dan nyala api unggun
(Dogra, 2009:24).
2. Reaksi Endoterm adalah reaksi perpindahan kalor dari lingkungan
kesistem. Jadi, dalam reaksi endoterm sistem menyerap kalor dari
lingkungan (Retnowati, 2007:23).
Pada reaksi kimia, reaksi endoterm ditandai dengan penurunan
suhu. Oleh karena itu,entalpi sistem akan bertambah artinya entalpi
produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya,perubahan entalpinya (ΔH) bertanda positif. Reaksi
endoterm: ΔH = Hp-Hr > 0 (positif)

2
Energi yang menyertai reaksi kimia lebih lazim dinyatakan dalam
bentuk entalpi, sebab banyak reaksi-reaksi kimia yang dilakukan pada
tekanan tetap, bukan pada volume tetap. Perubahan entalpi molar
standar di lambangkan dengan, yang menyatakan perubahan entalpi,
jika satu mol pereaksi di ubah menjadi produk pada keadaan standar
(Sunarya, 2010:136).

Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat


dinyatakan dengan diagram tingkat energi. Pada reaksi endoterm terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan kesistem atau pada reaksi tersebut
dibutuhkan panas. Banyak reaksi yang berlangsung serta merta begitu
zat pereaksi dicampurkan, tetapi banyak juga yang memerlukan
pemanasan supaya menjadi reaksi (Putri, 2015:204).

Perubahan entalpi standar suatu reaksi dapat digolongkan menurut


jenis reaksinya seperti entalpi pembentukan standar, entalpi penguraian
standar. Oleh karena itu, entalphi merupakan fungsi keadaan, maka
sangat penting untuk menerapkan keadaan sistem ada saat entalphi
diukur, terutama suhu dan tekanan sistem. Tapi pada dasarnya semua
jenis perubahan entalphi standar, kadang-kadang digolongkan sebagai
entalphi reaksi. Sebab, baik reaksi pembentukan, reaksi penguraian,
maupun reaksi pembakaran, semua tergolong reaksi kimia. Dengan
demikian, tidak salah jika dikatakan sebagai perubahan entalphi reaksi.
Secara numerik, Δµ sama dengan kalor yang diserap oleh sistem jika
proses dilakukan pada volume tetap (Sunarya, 2010:149).

3
D. Alat Dan Bahan
1. Alat

No Nama alat Kategor Gambar Fungsi


i
1 Gelas kimia 1 Sebagai tempat
atau wadah
menampung atau
menyimpan bahan
kimia.

2 Tabung 1 Sebagai tempat


reaksi untuk mereaksikan
bahan kimia,untuk
melakukan reaksi
kimia dalam skala
kecil.
3 Rak tabung 1 Sebagai tempat
reaksi tabung reaksi di
keringkan dan
tempat menyimpan
tabung reaksi agar
tidak berjamur.
4 Neraca 1 Untuk mengukur
analitik atau menimbang
bahan kimia .

5 Gelas ukur 1 Untuk mengukur


volume larutan.

4
6 Termometer 1 Untuk mengukur
suhu atau pun
perubahan suhu
dari setiap
percobaan.
7 Pipet tetes 1 Untuk
memindahkan
larutan dalam
skala kecil dari
gelas kimia ke
gelas ukur
8 Spatula 1 Untuk mengambil
serbuk dan
memindahkannya
ke tabung reaksi

9 Kaca arloji 1 Sebagai tempat


untuk menyimpan
bahan yang akan
ditimbang.

10 Batang 1 Untuk mengaduk


pengaduk atau
mencampurkan
bahan kimia untuk
keperluan

5
percobaan

2. Bahan

No Nama Kategor Sifat fisik Sifat kimia


bahan i
1. Asam Khusus 1. Titik leleh 100C. 1. HCl akan berasap
klorida 2. Berbau tajam. tebal diudara
3. Massa jenis lembab.
3,21 g/cm3. 2. Dapat larut dalam
4. Energi ionisasi alkali hidroksida,
1250 kj/mol kloroform, dan
eter.
3. Merupakan
oksidator kuat.
4. gasnya berwarna
kuning kehijauan.
2. Serbuk Khusus 1. Cukup keras 1. Logam yang
magnesium dan berwarna cukup aktif.
(Mg) keperakan 2. Bereaksi lambat

6
2. Mudah dibentuk dengan air dingin
3. Paling ringan dan lebih cepat
dari semua dengan air panas.
logam struktural 3. Pembakaran
4. Titik leleh logam ini
6510C (17000C). menghasilkan
5. Titik didih cahaya putih
11000C menyilau pada
(20000F) suhu yang lebih
tinggi.
3. CaO Khusus 1. Tidak berbau 1. Jika disiram
2. Titik didh dengan air maka
28500C 312 k. cao akan
3. Serbuk putih menghasilkan
sampai kuning panas dan
pucat/coklat berubah menjadi
kapur padat.
2. Larut jika
dicampurkan
dengan gliserol
4 Amonium Khusus 1. Bentuk bubuk, 1. Berat molekul
Klorida kristal padat. 53,49 g/mol.
(NH4Cl) 2. Warna putih. 2. Mudah larut
3. Berbau dalam air dingin,
air panas, dan
aseton.
5 Natrium Khusus 1. Massa molar 1. Berwarna putih.
hidroksida 39,9971 g/mol. 2. Berbentuk pilet
(NaOH) 2. Titik lebur serpihan atau
3180c (591 k). batang atau
3. Titik didih bentik lain.
(19900c(1663 3. Sangat basah dan

7
k). mudah terionisasi
membentuk ion
natrium
hidroksida.
4. Bila dibiarkan
diudara akan
cepat menyerap
co2 dan lembap.
5. Naoh membentuk
basa kuat bila
dilarutkan dalam
air.
6. Urea Khusus 1. Berat molekul 1. Jika dibuat dan
(Co(NH2)2 60,06 g/mol. hidrolisis parsial
2. Titik lebur 133- cyanamido.
1350C. 2. Urea dihasilkan
dari reaksi antara
amonia dengan
karbonhidrat .
3. Urea dapat
bereaksi dengn
format dehid.
7 Aquades Umum 1. Berat molekul 1. Tidak dapat
18.02g/mol. terbakar.
2. Densitas 100 2. Tidak beracun.
kg/m3 cair. 3. PH 7 (netral).

E. Prosedur Kerja
1. Percobaan I

HCl 1 M

Memasukkan 3 ml HCl ke dalam tabung reaksi


8
Mengukur suhu HCl sebagai suhu awal

Menambahkan 1 sendok spatula serbuk magnesium


(Mg)

Mengukur suhu campuran sebagai suhu akhir

Mengamati perubahan yang terjadi terutama perubahan


suhu.

Perubahan suhu dari


280C menjadi 320 C

2. Percobaan II
Aquades

Memasukkan 7 ml aquades ke dalam tabung reaksi

Mengukur suhu aquades sebagai suhu awal

Menambahkan 1 sendok spatula serbuk CaO

Mengukur suhu campuran sebagai suhu akhir

Mengamati perubahan yang terjadi terutama perubahan


suhu.

Perubahan suhu dari


0
3.28Percobaan 290 C
C menjadiIII
Aquades

Memasukkan 7 ml aquades ke dalam tabung reaksi

Mengukur suhu aquades sebagai suhu awal


9
Menambahkan 1 sendok spatula serbuk NaOH

Mengukur suhu campuran sebagai suhu akhir

Mengamati perubahan yang terjadi terutama perubahan


suhu

Perubahan suhu dari


280C menjadi 320 C

4. Percobaan IV
Aquades

Memasukkan 7 ml aquades ke dalam tabung reaksi

Mengukur suhu aquades sebagai suhu awal

Menambahkan 1 sendok spatula serbuk CO(NH2)2

Mengukur suhu campuran sebagai suhu akhir

Mengamati perubahan yang terjadi terutama perubahan


suhu

Perubahan suhu dari


280C menjadi 270 C

5. Percobaan V
Aquades

Memasukkan 7 ml aquades ke dalam tabung reaksi

10
Mengukur suhu aquades sebagai suhu awal

Menambahkan 1 sendok spatula serbuk NH4Cl

Mengukur suhu campuran sebagai suhu akhir

Mengamati perubahan yang terjadi terutama perubahan


suhu

Perubahan suhu dari


280C menjadi 270 C

11
F. Hasil Pengamatan

No Persamaan reaksi Suhu Jenis reaksi


. Awal Akhir
1. 2HCl(aq ) + Mg(s) MgCl(aq) + H2(g) 29˚C 33˚C Eksoterm
2. CaO(S) + H2O(aq) Ca(OH)2 29˚C 32˚C Eksoterm
3. NaOH + H2O Na+ + OH- + H2O 29˚C 31˚C Eksoterm
4. CO(NH2)2(S) + H2O(aq) Co(NH2)2 29˚C 29˚C Endoterm
5. NH4Cl(s) + H2O NH4+ + Cl- + H2O 29˚C 30˚C Endoterm

12
G. Pembahasan
Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan
energi. Berdasarkan adanya perpindahan energi dari sistem ke lingkungan
atau sebaliknya, reaksi termokimia di kelompokkan menjadi reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm.
Reaksi ensoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan dan reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
Pada percobaan yang dilakukan kita dapat menentukan perubahan
suhu dari beberapa reaksi sebagai berikut:
a. Percobaan I (Penentuan suhu HCI dan Mg).
Pada percobaan ini yaitu mencampurkan larutan HCl dengan
pita magnesium (mg). Suhu awal mula-mula 28˚C naik menjadi
32˚C, menghasilkan gelembung-gelembung gas serta permukaan
tabung terasa panas. dari data ini kita dapat melihat bahwa
campuran HCI dengan pita magnesium mengalami reaksi
eksotrem, karena melepaskan kalor sehingga suhunya naik. Berikut
persamaan reaksinya :
2HCl(ag) + Mg(s) MgCl(aq) + H2(g)
b. Percobaan II (Penentuan suhu Aquades dan CaO).
Pada percobaan ini yaitu mencampurkan aquades dengan 1
sendok spatula serbuk CaO, dimana pada saat CaO dimasukkan
terjadi perubahan suhu yang mula-mula 28˚C naik menjadi 29˚C,
dari data ini kita dapat melihat bahwa campuran aquades dengan
CaO mengalami reaksi eksoterm karena melepas kalor sehingga
suhunya naik. Berikut persamaan reaksinya :
CaO(S) + H2O(aq) Ca(OH)2(aq)
c. Percobaan III (Penentuan suhu Aquades dan NaOH).
Pada percobaan ini yaitu, mencampurkan aquades dengan 1
sendok spatula serbuk NaOH. Setelah dicampurkan terjadi
perubahan suhu yang mula-mula 28˚C menjadi 32˚C dan terbentuk

13
endapan yang berwarna putih. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa campuran aquades dengan 1 sendok spatula serbuk NaOH
mengalami reaksi eksoterm karena melepas kalor dengan
dibuktikan dengan adanya perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan. Berikut persamaan reaksinya:
NaOH + H2O Na+ + OH- + H2O
d. Percobaan IV (Penentuan suhu Aquades dan CO(NH2)2)

Pada percobaan ini yaitu, mencampurkan aquades dengan 1


sendok spatula kristal urea (CO(NH2)2). Setelah dicampurkan
terjadi penurunan suhu yang mula-mula 28˚C menjadi 27˚C. Hal
ini menunjukkan bahwa larutan urea (CO(NH 2)2) mengalami reaksi
endoterm, yaitu reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor dari
lingkungannya. Berikut persamaannya:

CO(NH2)2 + H2O CO2 + 2NH3

e. Percobaan V (Penentuan suhu Aquades dan NH4Cl)


Pada percobaan ini yaitu, mencampurkan aquades dengan satu
sendok spatula serbuk NH4Cl yang menyebabkan terjadinya
perubahan Suhu yang mula-mula 28˚C menjadi 27˚C. Hal ini
menunjukkan bahwa percobaan ini mengalami reaksi endoterm
yang ditandai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
Berikut persamaannya:
NH4Cl + H2O NH4+ + Cl-

14
H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa reaksi eksoterm


adalah reaksi yang melepas kalor contohnya ditandai dengan kenaikan suhu,
sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor yang ditandai
dengan adanya penurunan suhu.

Dari percobaan ini reaksi-reaksi eksoterm dapat dibedakan. Dilihat dari


hasil pengamatan, campuran yang mengalami reaksi eksoterm yaitu campuran
HCl dengan magnesium, campuran aquades dengan CaO , campuran aquades
dengan NaOH. Hal ini ditandai dengan kenaikan suhu yang dialami oleh
campuran larutan tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa campuran
mengalami reaksi eksoterm. Sedangkan untuk reaksi endoterm terjadi pada
campuran CO(NH2)2 dengan air dan campuran NH4Cl dengan air yang
ditandai dengan adanya penurunan suhu yang dialami oleh campuran larutan
tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai