2. Gelas Ukur 1
Untuk mengukur volume
larutan
3. Kaca Arloji 1 Sebagai tempat kemiri pada
proses penimbangan
No Perlakuan Pengamatan
1 Merangkai alat soxhletasi Alat siap digunakan
2 Menimbang sebanyak 25 gram bubuk Bubuk kunyit sebanyak 25 gr
kunyit dan membungkus dengan kertas
saring
3 Memasukkan kedalam ekstraktor Sampel berada dalam ekstraktor
soxhlet soxhlet
4 Menimbang labu alas bulat Berat labu= 107,9177 gram
5 Memasukkan 250 ml methanol dan
batu didih kedalam labu alas bulat
6 Mengalirkan pendingin dan
memanaskan labu las bulat
7 Melakukan ekstraksi selama 3 jam Sirkulasi 1 = 19 : 01
Sirkulasi 2 = 25 : 32
Sirkulasi 3 = 33 : 18
Sirkulasi 4 = 41 : 57
Sirkulasi 5 = 50 : 06
Sirkulasi 6 = 01 : 05 : 31
Sirkulasi 7 = 01 : 12 : 34
Sirkulasi 8 = 01 : 20 : 57
Sirkulasi 9 = 01 : 27 : 55
Sirkulasi 10 = 01 : 35 : 55
Sirkulasi 11 = 01 : 43 : 35
Sirkulasi 12 = 01: 52 : 14
Sirkulasi 13 = 02 : 02 : 03
Sirkulasi 14 = 02 : 14 : 34
Sirkulasi 15 = 02 : 39 : 14
Sirkulasi 16 = 02 : 47 : 02
Sirkulasi 17 = 02 : 52 : 03
8 Melakukan evaporasi Ekstrak terpisah dari pelarutnya dan
ekstrak berwarna merah kecoklatan
9 Menimbang labu alas bulat dengan Berat = 174,7689 gram
ekstrak
10 Menimbang botol vial kosong Berat = 29,774 gram
11 Mengeluarkan hasil ekstrak dari labu
alas bulat dan memasukkan kedalam
botol vial
12 Menimbang botol vial terekstrak Berat = 36,1351 gram
2. Perhitungan
Diketahui = berat sampel = 25 gram
Berat botol vial = 29,774 gram
Berat botol vial terekstrak minyak = 36,1351 gram
Berat minyak kunyit yang terekstrak = 6,3611 gram
Ditanya = presentase minyak kunyit dalam bubuk kunyit ?
Penyelesaian=
berat minyak kunyit dalam bubuk kunyit
% zat aktif dalam kunyit= x 100%
berat sampel
6 , 3611gram
= x 100 %
25 gram
= 25,4444 %
F. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi
komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila
padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
sampel. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk
ke dalam pelarut.Percobaan kali ini, kita mengekstraksi kemiri untuk memisahkan minyak dari
kemiri. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri kita menggunakan metode ekstraksi soxhlet.
Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan, pelarut dipanaskan
hingga menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin
(kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Dalam proses ekstraksi,
pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi
hasil yang akan didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih
pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula.
Pada percobaan kali ini kita akan mengekstraksi minyak temulawak dari padatan
temulawak yang sudah dihaluskan dengan metode soxhletasi. Digunakan soxhletasi karena
lebih efisien, pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali, waktu yang digunakan lebih efisien, pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan
metoda maserasi atau perkolasi.
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air
oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
Pada percobaan ini digunakan metanol sebagai cairan penyari karena metanol bersifat
nonpolar sama dengan minyak yang akan diekstraksi. Seperti telah diketahui bahwa senyawa
nonpolar hanya akan larut dalam larutan nonpolar sehingga minyak dari temulawak dapat
dipisahkan.
Hal pertama yang dilakukan adalah merangkai alat destilasi tersebut sesuai dengan
prosedur. Merangkai alat yang baik dan benar akan memudahkan kita untuk mencapai hasil
yang baik dalam pelaksanaan praktikum. Merangkai alat yang baik dan benar juga dapat
mencegah dari kerusakan alat. Dalam menghubungkan labu alas bulat, klonsong, dan
kondensor menggunakan vaselin. Vaselin barupa perekat yang dapat mempermudah saat
memisahkan alat-alat tersebut setelah melakukan percobaan.
Selanjutnya yang dilakukan adalah menimbang sampel. Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah 5 gram temulawak yang telah dihaluskan dan dikeringkan. Tujuan
penghalusan sampell ini adalah untuk memperkecil luas permukaan sampel, sehingga akan
mempercepat interaksii dengan pelarut dalam proses penyarian, sedangkan tujuan
pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam temulawak tersebut,
agar nantinya akan memudahkan proses ekstraksi. Kemudian dibungkus dengan kertas saring
yang bertujuan agar sampel tidak menyumbat pipa kapiler yang berada pada alat soxhletasi.
kemudian pada bagian atas dan bawahnya diikat menggunakan benang wol yang disebut
sebagai simplisia.Cara membungkus sampel harus hati-hati, terlebih dahulu kertas saring
digulung sesuai dengan diameter klonsong (tetapi tidak menyentuh dinding klonsong), dan
tingginya sesuai dengan siphon. Untuk mengikatnya juga diperlukan kecermatan agar kertas
saring tidak hancur dan harus disisahkan benang untuk pengikatan yang bagian atas, hal ini
berfungsi agar sampel bisa kita keluarkan dengan cara menariknya lewat benang tersebut.
Gambar 1. Simplisia
Selanjutnya memasukkan simplisia kedalam klonsong atau tempat ekstraktor
soxhlet.Dimana, benang wol yang diikatkan pada bagian atas simplisia digunakan untuk
menggantungkan simplisia.Simplisia ini harus dalam keadaan padat, agar sarinya akan
terekstrak secara keseluruhan dalam proses soxhletasi nanti. Proses soxhletasi ini berbeda
dengan ekstraksi padat-cair yang lainnya. Proses ekstraksi padat-cair seperti maserasi,
perkolasi, dan refluks itu simplisia dan pelarutnya kontak langsung, namun soxhlatasi berbeda
karena simplisia dan pelarut berada ditempat yang berbeda.