Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM I

2.1 Pengertian Alat Laboratorium IPA


Alat laboratorium IPA merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium IPA yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat laboratorium IPA:
pinset, pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong
dan mikroskop. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan
alat bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan
Pertama
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat,
terjadinya kecelakaan kerja. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara
tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan

2.2 Pengenalan Alat Gelas, porselen, Plastik dan Logam


Peralatan laboratorium terdiri dari berbagai macam bahan, ada yang terbuat dari
bahan gelas, porselen, plastik dan logam.
a. Bahan gelas
Alat laboratorium yang terbuat dari bahan gelas mempunyai karakteristik khusus
misalnya tahan panas, yang ditandai dengan Pyrex. Selain itu, gelas borosilakat mempunyai
sifat tahan terhadap kenaikan suhu yang mendadak, gelas soda lime dapat dipanasi pada api
Bunsen tanpa menjadi kusam. Kedua macam bahan gelas tadi memiliki sifat tahan senyawa
kimia, borosilikat sedikit kurang tahan terhadap senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap
senyawa asam daripada bahan soda lime.
Alat-alat laboratorium yang terbuat dari bahan gelas diantaranya sebagai berikut
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Labu takar Digunakan untuk menakar volume zat
kimia dalam bentuk cair pada proses
preparasi larutan. Alat ini tersedia
berbagai macam ukuran.

2 Gelas ukur Digunakan untuk mengukur volume


zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-
macam ukuran. Tidak boleh
digunakan untuk mengukur
larutan/pelarut dalam kondisi panas.
Perhatikan meniscus pada saat
pembacaan skala.

3 Gelas beker Alat ini bukan alat pengukur


(walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan
untuk tempat larutan dan dapat juga
untuk memanaskan larutan kimia.
Untuk menguapkan solven/pelarut
atau untuk memekatkan.

4 Pengaduk gelas Digunakan untuk mengaduk suatu


campuran atau larutan kimia pada
waktu melakukan reaksi kimia.
Digunakan juga untuk menolong pada
waktu menuangkan/mendekantir
cairan dalam proses penyaringan
5 Corong Biasanya terbuat dari gelas namun ada
juga yang terbuat dari plastic.
Digunakan untuk menolong pada saat
memasukkan cairan ke dalam suatu
wadah dengan mulut sempit, seperti :
botol, labu ukur, buret dan
sebagainya.

6 Erlenmeyer Alat ini bukan alat pengukur,


walaupun terdapat skala pada alat
gelas tersebut (ralat cukup besar).
Digunakan untuk tempat zat yang
akan dititrasi. Kadang-kadang boleh
juga digunakan untuk memanaskan
larutan.

7 Tabung reaksi Sebagai tempat untuk mereaksikan


bahan kimia, untuk melakukan reaksi
kimia dalam skala kecil dan wadah
untuk perkembangbiakkan mikroba

8 Kuvet Digunakan sebagai tempat sample


untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh
dipanaskan.
9 Gelas arloji Digunakan untuk tempat zat yang
akan ditimbang

10 Pipet tetes Digunakan untuk mengambil bahan


berbentuk larutan dalam jumlah yang
kecil

11 Pipet ukur Digunakan untuk mengambil larutan


dengan volume tertentu. Gunakan
propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan, jangan dihisap
dengan mulut.

12 Pipet gondok Digunkan untuk mengambil larutan


dengan volume tepat sesuai dengan
label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan
propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
13 Buret Digunakan untuk melakukan titrasi.
Zat yang digunakan untuk menitrasi
(titran) ditempatkan dalam buret, dan
dikeluarkan sedikit demi sedikit
melalui kran. Volume dari zat yang
dipakai dapat dilihat pada skala.
14 Labu destilasi Digunakan sebagai bagian perangkat
alat penyuling

15 Corong pisah Untuk memisahkan campuran larutan


yang memiliki kelarutan yang berbeda
(berdasarkan berat jenis). Biasanya
digunakan dalam proses ekstraksi

16 Bejana pewarnaan Digunakan untuk proses pewarnaan


(staining jar) dalam pembuatan preparat
mikroskopis

17 Botol pereaksi Berfungsi untuk menyimpan pereaksi

18 Desikator Tempat menyimpan sampel yang


harus bebas air, mengeringkan
padatan dan proses penghampaan
19 Labu didih Untuk memanaskan larutan dan
menyimpan larutan

20 Botol timbang Biasanya digunakan di dalam


menentukan kadar air suatu bahan.
selain itu digunakan untuk
menyimpan bahan yang akan
ditimbang terutama untuk bahan cair
dan pasta.

21 Kondensor Digunakan sebagai pendingin uap


panas, biasanya digunakan dalam
proses destilasi

b. Bahan Porselen
Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai keunggulan tahan
(resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat terbuat dari porselen biasanya diupam
(glazir), sehingga bahan porselen tidak tembus sinar.
Alat-alat laboratorium yang terbuat dari bahan porselen diantaranya sebagai berikut

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Krusibel Digunakan untuk membuat preparat
abu (Glazier)
2 Lumpang dan alu Berfungsi untuk menggerus dan
menghaluskan

4 Pelat tetes Berfungsi untuk menguji bahan


dengan pereaksi

5 Segitiga porselen Sebagai dasar pemanasan yang


diletakkan di atas kaki tiga

c. Bahan Plastik
Bahan plastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergantung dari
bahan penyusunnya. Bahan penyusun plastik dapat berupa PTFE (Teflon), Polipropilena,
TPX (polimetilpentana), Polistirena, Politena (HD), Politena (LD), PVC (polivinilklorida),
Nilon dan polikarbonat. Untuk karakterisitik dari bahan penyusun plastic tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Bahan Plastik

Suhu Terhadap Reagen Pelarut


Penampi
Bahan Plastik tertinggi Asam Basa organic yang
Lan
(oC) Lemah Kuat Lemah Kuat menyerang
PTFE (Teflon) B 250 –300 st st st St Tidak ada
Polipropilena T dan ½ T 120 – 130 st t* st St 2
TPX (polimetilpentana) T 170 – 180 st t* st St 1;2
Polistirena T 85 st at st St Umumnya
Politena (HD) ½ T dan B 100 – 110 st t* st St 2
Politena (LD) ½T 80 – 90 t t* st St 1;2
PVC (polivinilklorida) T dan B 50 – 70 t at t T 2 ; 3; 4
Nilon ½ T dan B 120 t Tt t At Tidak ada
Polikarbonat T 120 – 130 t Tt at Tt Umumnya
Keterangan :
B = buram; T = tembus pandang; ½ T = setengah tembus pandang
st = sangat tahan; at = agak tahan; t = tahan; t* = tahan (kecuali ada oksidastor); tt = tak tahan
1 = hidrokarbon; 2 = klorohidrokarbon; 3 = keton; 4 = etersiklik

Alat-alat laboratorium yang terbuat dari bahan plastik diantaranya sebagai berikut

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Gelas ukur plastik Untuk mengukur volume cairan
sesuai dengan kebutuhan

2 Pipet plastic Digunakan untuk mengambil bahan


berbentuk larutan dalam jumlah yang
kecil
3 Kuvet plastik Digunakan sebagai tempat sample
untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh
dipanaskan

4 Mikropipet Untuk memipet cairan berukuran


kurang lebih atau sama dengan 1000
ul (1 ml)

5 Syringe Sebagai alat injeksi

d. Bahan logam
Alat-alat laboratorium logam terbuat dari bahan besi atau kuningan. Khusus bahan
besi yang digunakan biasanya terbuat dari besi cor. Agar tidak cepat berkarat alat
laboratorium juga ada yang terbuat dari besi yang dilapisi dengan nikel atau krom. Selain itu
terdapat alat yang bahannya terbuat lebih dari satu bahan, misalnya besi dan porselen.
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum, karena tidak mungkin semua
fungsi diutarakan, dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam
memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar
supaya alat-alat laboratorium dapat digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan
baik, perlu pemeliharan dan penyimpanan yang memadai.
Alat-alat laboratorium yang terbuat dari bahan logam diantaranya sebagai berikut
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Kasa asbes Berfungsi untuk dasar pemanasan

2 Klem Berfungsi untuk menjepit tabung


reaksi atau labu Erlenmeyer kecil

3 Pembakar Bunsen Berfungsi sebagai alat pembakar

4 Statif dan batang Berfungsi untuk memasang klem


statif

5 Tang krusibel Berfungsi untuk menjepit krusibel


6 Kaki tiga (Tripod) Berfungsi sebagai dasar pemanasan
yang diletakkan di atas kaki tiga

2.3 Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat laboratorium


Alat-alat laboratorium setelah digunakan, perlu diusahakan adanya pemeliharaan dan
penyimpanan yang sesuai. Perlakuan terhadap setiap jenis alat berbeda satu dengan lainnya.
Penangan terhadap alat dari gelas tentu berbeda dengan alat dari logam. Beberapa ketentuan
yang harus diperhatikan untuk dipatuhi pada pemeliharaan alat antara lain :
a. Alat dari gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan menggunakan sikat yang
sesuai., misalnya buret dengan menggunakan sikat yang panjang.
b. Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi basah, membentuk
semacam lapisan film yang tipis. Bila alat tersebut belum bersih akan tampak kumpulan
air pada permukaan alat.
c. Minyak atau kerak yang tertinggal pada gelas dapat dibersihkan dengan merendam gelas
selama semalam pada larutan pembersih, misalnya asam sulfat (pekat) 1 bagian dan
kalium kromat (3% aq) 9 bagian. Setelah gelas direndam kemudian dicuci dengan air
mengalir.
d. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak pengering
sebelum disimpan
e. Alat dari plastik dibersihkan dengan menggunakan spons agar tidak tergores.
f. Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun detergen dan kemudian dikeringkan sebelum
disimpan.
Setelah alat-alat dibersihkan maka alat-alat tersebut perlu disimpan dengan rapid an
siap untuk digunakan pada kegiatan laboratorium selanjutnya. Beberapa ketentuan dalam
penyimpanan alat adalah sebagai berikut.
a. Penyimpanan alat dari gelas harus terpisah dengan alat dari logam.
b. Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet, atau buret dapat ditempatkan pada rak khusus
atau pada kotak yang telah disediakan.
c. Termometer bila telah digunakan dan basah, terlebih dahulu dikeringkan, simapan
beberapa lama di ruang terbuka pada suhu ruangan dan selanjutnya disimpan di tempat
yang telah disediakan.
d. Alat logam, misalnya statif, batang statif tidakperlu dilepas dari dasar statif dan diletakkan
di atas meja.
e. Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan diusahakan agar tetap
dalam keadaan kering.
f. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang
g. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
h. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang
boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan
pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding.
Contoh alat yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah kaki tiga, asbes dengan kasa
dan tabung reaksi.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat sehingga fungsinya
berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat harus memperhitungkan sumber kerusakan alat
dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :
a. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.
b. Air dan asam – basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya.
c. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
d. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan
mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat.
e. Cahaya
Secara umum alat sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung.
Penyimpanan bagi alat yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya
disimpan dalam lemari tertutup.
f. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat laboratorium harus memperhatikan komponen
yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengenalan Alat Gelas. (http://labkd.blog.ugm.ac.id/2008/11/25/pengenalan-alat-
gelas/)

Anonim. Cara Memperlakukan Alat dan Bahan Di Laboratorium IPA. (http://www.e-


dukasi.net/mapok/mp_files/mp_402/materi03.html)

Rochmatsalim. …..Alat-Alat Lab IPA. (http://guruiler.wordpress.com/2009/06/10/alat-alat-


lab-ipa/)

HAM, Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta : Bumi Aksara
Wirjosoemarto, Koesmadji, dkk. ------. Teknik Laboratorium. Bandung : UPI.

Anda mungkin juga menyukai