Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM II

7.1 Identifikasi Alat-Alat Listrik


Dalam kegiatan laboratorium sering alat diperlukan sebagai penunjang agar
mahasiswa memahami materi perkuliahan atau untuk keperluan penelitian. Namun, demikian
apabila prinsip kerja alat tidak dipahami maka penggunaan alat tidak optimal, bahkan
mungkinmenimbulkan kerusakan atau kecelakaan. Tujuan dari mengenali alat adalah agar
pemakai memahami mengenai prinsip kerj, guna alat sehingga dapat mengoptimalkan alat
dalam batas-batas peruntukannya.
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-
alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik
dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-
data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Namun demikian untuk
mengenali alat secara rinci satu persatu tidaklah memungkinkan sehubungan dengan
keterbatasan ruang dan waktu. Pengenalan alat secara umum mencakup data teknis atau
spesifikasi alat, prinsip kerja dan kegunaan alat.
a. Nama Alat
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat yang berfungsi mengkur biasanya diakhiri
dengan kata “meter”, misalnya thermometer, hygrometer, spectrophotometer dan lain-lain.
Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis biasanya diberi tambahan “graph”
seperti thermograph, barograph dan lain sebagainya.
Peralatan yang berguna untuk kegiatan amalisis biasanya mempergunakan kata-kata
“analyzer”, seperti chromatography gas analyzer. Peralatan yang berfungsi mengendalikan
suatu kondisi yang dikehendaki biasanya disertai dengan kata “controller”, sperti pH
controller. Peralatan lain yang menunjukan peran dari alat tersebut, seperti homogenizer,
heater, stirrer dan recorder. Alat yang berfungsi untuk menghitung disertai dengan kata
“counter”, seperti colony counter.
Dari uraian di atas tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat atau menggambarkan mekanisme prinsip kerja dari alat yang bersangkutan.
1
Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan khsusus. Peralatan umum biasa
digunakan untuk suatu kegiatan preparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran dan atau penentuan. Oleh karena itu sebenarnya sangat
sulit mengelompokkan alat dengan menggunakan dasar tertentu. Bagi para pemakai alat yang
penting bukan pengelompokannya melainkan dari nama alat tersebut kita bias
menghubungkan suatu kegunaan dan mendaftarkan manfaat dari alat.
b. Prinsip Kerja Alat
Pada dasarnya setiap alat bekerja berdasarkan penerapan suatu prinsip dasar tertentu.
Memahami prinsip kerja alat merupakan pengetahuan yang sangat penting. Pemahamn
tersebut dapat membantu memecahkan masalah sehubungan dengan penggunaan dan kinerja
alat. Pemahaman mengenai prinsip kerja alat juga sangat membantu terhadap interpretasi data
atau perlakuan sehubungan dengan penggunaan alat. Selain itu memahami prinsip alat kerja
juga dapat membantu untuk mengembangkan daya guna dan kalau mungkin melakukan
rekayasa alat. Oleh karena itu dengan memahami prinsip kerja alat maka penggunaan alat
sebenarnya sangat luas dari pada sekedar nama alatnya. Namun demikian setiap alat memiliki
spesifikasi tertentu yang juga akan membatasi keleluasaan penggunaannya.
c. Sumber Daya Alat
Beberapa alat laboratorium menggunakan tenaga listrik, semua alat yang bersifat
elektrik memanfaatkan sumber daya dari luar. Sumber daya tersebut dapat berasal dari
jaringan listrik arus bolak balik (AC, jaringan PLN atau generator) atau dari seumber daya
listrik searah (DC, baterai atau akumulator). Pengetahuan mengenai ssumber daya suatu alat
sangat membantu dalam menjaga keselmatan alat dan pemakai serta hasil dan penggunaan
alat.
Peralatan akan mengalami kerusakan bila diberi sumber tegangan yang lebih tinggi
dari pada yang tercantumn dalam spesifikasi alat. Kelalaian yang diakibatkan oleh
ketidakcocokan tegangan dengan alat dapat merusak system elektronik pada alat sehingga
fungsi-fungsi pengukuran atau program dari alat tidak bekerja. Meskipun pada alat
dilengkapi dengan komponen pengaman (fuse atau relay), komponen tersebut kadang bekerja
lebih lamban daripada kerusakan yang terjadi, sehingga kadang-kadang fuse memutus arus
setelah terjadi kerusakan bukan sebelumnya.
Pada umumnya peralatan membutuhkan daya besar dan ini dapat dilihat pada
spesifikasi alat, apabila tidak tertulis dapat dihitung dengan cara mengalikan kuat arus (A =
ampere) dan tegangan yang dibutuhkan (V = volt). Pentingnya mengetahui ini sehubungan
dengan kapasitas daya pada jaringan listrik yang tersedia.
2
Pada perlatan yang menggunakan baterai perlu diperhatikan mengenai kesegaran
baterai yang dipergunakan. Suatu alat ukur dapat menghasilan pengukuran yang tidak akurat
apabila menggunakan baterai yang sudah lemah energy potensialnya. Untuk menghindari hal
tersebut, maka sebaiknya sebelum alat yang dipergunakan kondisi baterai diperiksa
berdasarkan indicator atau skala kesegaran yang terdapat pada alat. Indikator kesegaran
baterai biasanya terdapat pada bagian tampilan monitor alat. Oleh karena itu peralatan yang
menggunakan sumber daya baterai kering harus dikeluarkan baterainya pada saat disimpan
dalam waktu yang cukup lama, karena dapat mengakibatkan kerusakan alat. Kerusakan alat
disebabkan karena bocornya sel-sel baterai.
d. Kemampuan Alat
Setiap alat memiliki kapasitas tertentu. Kapasitas alat menggambarkan kemampuan
alat untuk menampung, mengukur, meyatakan kadar atau menentukan sesuatu. Oleh karena
itu kapasitas dapat dinyatakan dengan satuan volume, berat, kadar, kuat arus, derajat dan
sebagainya tergantung pada jenis alatnya.
Pada alat ukur rentang kemampuan alat biasanya berhubungan dengan tingkat
ketelitian. Peralatan yang memiliki rentang kemampuan yang besar biasanya memiliki skala
yang besar pula. Konsekuensinya alat yang memiliki rentang yang besar tingkat ketelitiannya
rendah. Sebaliknya alat dengan rentang skala sempit memiliki ukuran skala yang lebih kecil
namun memiliki tingkat ketelitian yang sanat tinggi.
Semakin tinggi ketelitian suatu alat makin peka dalam respon sehingga spesifik dalam
peruntukannya. Alat demikian peka terhadap perubahan berbgai factor lingkungan oleh
karena itu memerlukan perawatan dan penyimpana yang sesuai. Selain factor itu adalah
jangan menggunakan alat di luar kemampuan batas ukurnya, karena hasilnya tidak akurat
serta dapat mengakibatkan kerusakan pada alat.
e. Sistem Pengamanan Alat
Alat-alat yang berdasarkan prinsip kerja mekanis atau fisik jarang sekali
menggunakan system pengamanan, tetapi demikian pada perlatan yang menggunakan aliran
listrik. Sistem pengaman yang paling sederhana adalah sekering (fuse). Komponen ini bekerja
memutuskan arus dengan terbakarnya kawat penghubung di dalam komponen tersebut
apabila terjadi kelebihan beban.
Pengaman alat ada yang menggunakan bimetal. Beberapa perlatan sangat sensitive
terhadap peningkatan suhu dan pengaruh peningkatan suhu dapat merusak alat. Bimetal
merupakan dua logam yang berbeda dalam koefisien muai karena perubahan suhu.

3
Komponen ini memutuskan arus bila alat mengalami kenaikan suhu yang berlebihan atau di
atas toleransi yang diperbolehkan.
Pengaman yang lain adalah system elektronik dengan relay. Komponen ini akan
memutuskan arus listrik bila alat mengalami kelebihan beban atau terjadi hubungan singkat.
Peralatan yang menggunakan relay biasanya disertai dengan tombol untuk me-reset ulang
agar alat dapat dipergunakan kembali setelah terjadi suatu kasus.
f. Waktu Konstan
Di laboratorium alat-alat tertentu memerlukan waktu untuk mencapai konstan. Waktu
konstan merupakan lama waktu yang diperlukan untuk berfungsinya alat sesuai dengan
peruntukannya. Adanya waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan konstan terjadi
karena sebagian komponen dari system peralatan memerlukan suhu tertentu untuk dapat
bekerja. Waktu konstan berbeda untuk setiap alat atau produk pabrik. Oleh karena itu
pemakai hendaknya menyadari adanya keperluan waktu konstan untuk alat.
g. Waktu Respon
Waktu respon atau response time adalah merupakan lama waktu yang diperlukan
untuk memberikan data mengenai hasil pengukuran sehubungan dengan waktu kontak yang
diperlukan probe atau sensor. Pada umumnya waktu respon ini dotentukan oleh jenis probe
yang digunakan misalnya alat thermohygrometers yang dikeluarkan oleh Cole-Parmer
Instrument Company diperoleh spesifikasi alat sebagai berikut.
Mode Humadity Temperatur
Range 25 To 95% RH (From 59 to 104 F) 32 to 1122 F (0 to 50 C)
Resolution 1% RH 1 F (1 C)
Sensor type Resitive Thermistor
Accuracy +5% RH from 40 to 80% RH +2 F (+1 C) from 32 to 104 F
Response time I second 8 second
Display 2 digit LCD 2,5 digit LCD
Power Two 1,5 V AAA batteries
Battery life One year

h. Tampilan Alat
Beberapa informasi sehubungan dengan penggunaan peralatan dapat terbaca pada
bagian depan alat. Informasi dapat berupa keterangan mengenai fungsi dari tombol-tombol
atau indicator mengenai suatu peringatan atau hasil pengukuran. Tombol utama yang terdapat

4
pada alat laboratorium yang menggunakan energy lsitrik biasanya merupakan saklar on-off.
Saklar ini dapat berupa saklar tekan (push on), saklar geser atau saklar putar. Selain tombol
yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus, juga terdapat tombol lain yang
berfungsi sesuai untuk peruntukannya. Tombol-tombol putar pada umumnya memiliki skala
tertentu. Skala tersebut pada umumnya tidak menunjukan nilai yang sebenarnya, melainkan
suatu perkiraan. Pada alat yang demikian penggunaannya harus disesuaikan (dikalibrasi)
dengan perlatan yang memiliki skala baku.
Pada alat selain tombol-tombol juga terdapat indikator, berupa lampu yang
akanbmenyatakan suatu alat sedang bekerja atau menyatakan suatu peringatan tertentu.
Indikator juga merupakan suatu display yang memberikan informasi beruapa satuanatau
besaran yang sesuai dengan guna alat. Pada perlatan pengukur memiliki informasi yang dapat
terbaca dalam bentuk analog atau digital. Peralatan dengan display analog umumnya
menunjukkan besaran dengan jarum penunjuk pada suatu pita atau busur skala tertentu.
Sedangkan display yang digital menunjukan hasil pengukuran dengan angka.
7.2 Penggunaan Alat
a. Mikroskop
Mikroskop merupkan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium biologi. Dapat
dipastikan bahwa tanpa mikroskop, tidak ada kegiatan laboratorium yang berarti bagi kita
semua, hampir semua matakuliah Biologi memerlukan mikroskop dalam kegiatan
laboratoriumnya. Dengan macam mikroskop yang semakin canggiuh, kegiatan laboratorium
semakin menarik.
Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana untuk keperluan
sekolah menengah sampai dengan yang cukup canggih untuk keperluan penelitian. Ciri utama
dari keragaman antara lain dari mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan
miring, penggunaan dua okuler (binokuler) atau tiga (trinokuler), kekuatan lensa yang
dipakai, sumber sinar (pengunaan lampu yang dipasang), bahkan dapat dipasangkan kamera
(kamera diam atau video) pada mikroskop trinokuler dan dapat disambungkan dengan
monitor TV. Mikroskop yang digunakan untuk melihat secara tiga dimensi mempunyai
okuler 2 buah, misalnya untuk mengamati lalat buah.
Cara Pengunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila akan menggunakan mikroskop adalah:
1. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop dan yang
satu lagi memegang lengan mikroskop. Bila menggunakan preparat basah, tabung
mikroskop selalalu dalam keadaan tegak, berarti pula meja dalam keadaan datar. Ini
5
berlaku untuk mikroskop dengan tabung tegak/lurus, tidak berlaku untuk mikroskop
dengan tabung miring, karena pada mikroskop macamm terakhir ini kedudukan meja
selalu datar.
2. Preparat basah harus selalau ditutup dengan gelas penutup pada saat dilihat di bawah
mikroskop.
3. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
4. Bila ada bagian mikroskop tidak berkerja dengan baik atau hilang, laporkan segera pada
penanggung jawab praktikum atau laboran untuk mendapatkan perbaikan atau diganti
dengan mikroskop lain yang masih baik.
5. Tidak dibenarkan untuk melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
6. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa obyektif pembesaran paling
rendah pada kedudukan lurus ke bawah.
Cara melihat suatu obyek atau preparat dengan mikroskop.
1. Meja preparat dalam keadaan datar (untuk mikroskop dengan tabung tegak) dan lensa
obyektif pembesaran rendah (misalnya 10 X) dipasang pada kedudukan segaris sumbu
dengan lensa okuler.
2. Melihat melalui lensa okuler dengan satu mata (dua mata untuk mikroskop binokuler),
untuk melihat apakah sinar sudah masuk ke dalam sitsem. Sesuaikan cermin agar sinar
cukup tersedia atau nyalakan lampu serta sesuaikan jumlah sinar yang diperlukan.
Sesuaikan lubang diafragma sehingga yang diterima mata optimal, tidak terlalu redup
atau terang.
3. Jauhkan lensa obyektif dari meja dengan cara memutar pengatur ke atas. Letakkan
preparat di bawah obyektif. Dengan melihat dari samping mikroskop, sesuaikan lensa
obyektif pembesaran rendah pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat. Lihat lagi melalui
okuler dan naikkan tabung mikroskop dengan memutar pengatur kasar perlahan-lahan
kearah belakang (kearah badan anda), sampai preparat tampak jelas fokus atau
menurunkan meja dengan pengatur kasar pada jenis mikroskop yang mejanya dapat
dinaik-turunkan.
4. Sesuaikan sinar yang masuk dengan mengatur lubang diafragma dan kondensor untuk
memperoleh pencahayaan yang sesuai dan memutar pengatur halus sehingga preparat
tampk jelas.fokus.
5. Lihat lagi dari arah samping mikroskop dan dengan hati-hati putarlah lensa obyektif
pembesaran lebih tinggi (misalnya 45 X) pada kedudukannya.

6
6. Amati preparat dan bila perlu digambar. Satu mata melihat melalui okuler (pada
mikroskop monokuler) dan mata lainnya untuk melihat gambar.
7. Bila pengamatan telah selesai, putarlah lensa obyektif pembesaran tinggi dan ganti
dengan pembesaran rendah.
8. Naikkan tabung mikroskop (atau turunkan meja preparat) dengan menggunakan pengatur
kasardan setelah itu ambil preparat dari meja preparat.
9. Bila akan mengamati preparat bakteri perlu perlakuan khusus, yaitu menggunakan
mimyak imersi yang ditetesi di atas preparat. Setelah langkah 5 jauhkan lensa obyektif
dari preparat dan kemudian teteskan setetes minyak imersi pada preparat. Putar atau
pasang lensa obyektif dengan pembesaran 100 X dan turunkan lensa tersebut sampai
menyentuh minyak imersi. Minyak imersi berfungsi untuk menaikkan indeks bias cahaya
sehingga obyek dapat terlihat dengan jelas.
Untuk menentukan kemampuan pembesaran total suatu mikroskop, yaitu kalikan
pembesaran lensa okuler dengan pembesaran lensa obyektif. Contoh jika diketahui
pembesaran lensa okuler = 10 X dan pembesaran lensa obyektif = 45 X maka pembesaran
total adalah perkalian antara pembesaran lensa okuler dan pembesaran lensa obyektif, (10 X)
(45 X) = 450 X.
b. Neraca
Salah satu yang perlu keterampilan dan kecermatan adalah menimbang bahan yang
akan digunakan di dalam penelitian atau praktikum, atau menimbang hasil penelitian untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Untuk mengukur massa suatu benda dipergunakan
bermacam-macam alat ukur massa diantarnya adalah neraca kasar (Ohaus) dan neraca halus
(analitik), dapat dilihat pada Gambar 1. Neraca Ohaus adalah suatu alat untuk menentukan
berat suatu benda dengan kapasitas 100 gram namun kerang teliti dengan tingkat ketelitian 1
gram sedangkan timbangan analitik alat untuk mengukur dengan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi dengan mencapai 0,00001 gram.
Neraca analitik baik digunakan dalam mengambil zat yang disalakanya memerlukan
pengukuran yang lebih tepat, sedangkan neraca ohaus digunakan dalam menimbang zat-zat
25 gram terlarut. Skala analitik skalnya dapat dibaca secara otomatis sedangkan neraca ohaus
sklanya dapat dibaca pada batang skala.
1. Cara Pengunaan Neraca Ohaus
Menimbang dengan neraca ohaus dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Bersihkan neraca terutama piring neraca harus bersih dari sisa bahan

7
b) Setimbangkan neraca sehingga jarum menunjukkan skala nol dengan cara menggeser
skrup pengatur.
c) Timbang tempat bahan, botol, kaca arloji atau alas lain dengan meletakkan pada piring
timbangan dan catat beban berat dari tempat bahan tersebut.
d) Masukkan bahan yang akan ditimbang ke dalam tempat atau wadah yang sudah
ditimbang tadi. Pasang beban timbangan seberat tempat atau wadah bahan yang ditambah
dengan berat bahan yang diperlukan. Timbanglah sampai benar seimbang.
e) Jika selesai menimbang kembalikan semuanya pada posisi awal, yaitu skala beban pada
skala nol dan penahan piring neraca dinaikkan agar piring neraca tidak bergoyang,
kemudian bersihkan kembali.
2. Cara Pengunaan Neraca Analitik
Karena tingkat ketelitian neraca analitik cukup tinggi, untuk itu kita harus berhati-hati
dan memahami betul penggunaan neraca Analitik ini. Cara-car penggunaannnya adalah
sebagai berikut:
a) Bersihkan piringan neraca dari sisa-sisa bahan.
b) Sambungkan neraca dengan arus listrik, hidupkan dengan tombol on/off.
c) Setelah neraca hidup, stabilkan neraca pada tombol reset, yaitu pada keadaan 0,000 gram.
d) Wadah atau kertas tempat bahan kita masukkan terlebih dahulu, kemudian segera ditutup
agar udara tidak masuk yang akan mempengaruhi ukuran timbangan, kemudian
distabilkan kembali dengan menekan tombol reset.
e) Masukkan bahan yang akan ditimbang ke dalam tempat atau wadah yang sudah berada di
atas neraca tadi. Neraca ditutup kembali, biarkan sampaikan angka menunjukkan massa
yang diperlukan, apabila angka yang ditunjukkan lebih dari yang diperlukan maka bahan
dikeluarkan sedikit demi sedikit sampai yang ukuran yag diperlukan demikian juga bila
sebaliknya bila angka yang ditunjukkan kurang dari berat bahan yang diperlukan maka
tambah bahan sedikit demi sedikit.
f) Setelah digunakan matikan dengan menekan tombol on/of, kemudian cabut saklar
sehingga aliran listrik terputus dari neraca.
g) Neraca dibersihkan kembali dari sisa-sisa bahan.
c. Destilator
Destilator adalah alat yang digunakan di laboratorium biologi untuk mendapatkan air
murni atau yang biasa disebut dengan aquades. Air aquades hampir digunakan pada semua
praktikum yang ada di laboratorioum biologi.
Cara Pengunaan Alat Destilator
8
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila akan menggunakan destilaor adalah:
1. Pertama-tama adalah membuka kran air terlebih dahulu sebelum Destilator dihubungkan
dengan arus listrik. Posisi air dalam tabung harus melewati hiternya atau kurang lebih
setengah tabung.
2. Sambungkan Destilator dengan arus listrik, sehingga terjadi pemanasan dari kumparan
yang berada di dalam tabung. Air yang di dalam tabung akan menjadi panas dan
mendidih sehingga menghasilkan uap air dan uap air hasil pentulingan itu ditampung
dalam gelas kimia yang berukuran 1000-3000 ml.
3. Dalam waktu satu jam proses penyulingan dapat menghasilkan aquades kurang lebih
1500 ml.
4. Apabila telah selesai, maka yang terlebih dahulu dilakukan adalah mencabut Destilator
dari arus listreik baru kemudian kran air ditutup.
d. Inkubator
Inkubator sesuai dengan namanya alat ini berfungsi sebagai alat untuk inkubasi
(pengeraman, penetasan telur) lihat Gambar 2. Bentuk alat ini merupakan suatu kabinet yang
memiliki dua lapis dinding yang terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lapisan dinding
bagian dsalam membentuk ruang untuk menyimpan bahan. Diantara dinding terdapat lapisan
serat tahan fiberglass yang berfungsi menahan panas supaya suhu dalam ruang inkubator
tidak mudah berubah.
Cara Kerja Inkubator
Menggunakan inkubator tidak memerlukan latihan secara khusus karena perangkat ini
sangat mudah dioperasikan, tetapi harus dengan dengan urutan yang benar, yaitu:
1. Periksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya inkubator 110 atau 220 volt.
Apabila sudah cocok dengan jaringan listrik di laboratorium masukkan kabel penghubung
inkubator pada terminal listrik yang tersedia.
2. Tekan saklar power sehingga indikator lampu (warna hijau) menyala.
3. Atur suhu dalam ruangan inkubator yang diinginkan dengan cara memutar/menekan
pengatur suhu, sampai suhu yang diinginkan.
4. Objek yang akan diinkubasi dapat dimasukkan ke dalam inkubator sebelum suhu yang
ditetapkan tercapai atau pada saat suhu yang ditetapkan sudah tercapai, tergantung pada
keperluan dan pertimbangan tertentu. Objek sebaiknya ditempatkan pada wadah yang
terbuat dari gelas atau porselen, jangan menggunakan wadah dari bahan plastik.

9
5. Perhatikan indikator suhu. Secara perlahan skala indikator akan meningkat sampai suhu
yang diinginkan. Apabila indikator suhu merupakan angka (digital ) maka akan terjadi
perrubahan secara bertahap.
6. Apabila selama proses inkubasi disertai dengan pengamatan maka proses pengamatan
harus dilakukan secara hati-hati dengan membuka sedikit celah pintu. Jangan membuka
pintu secara lebar dan tiba-tiba karena hal ini akan mengakibatkan perubahan suhu secara
tiba-tiba pula, sehingga mengakibatkan terganggunya objek yang sedang diinkubasi.
7. Bila telah selesai keluarkan objek dari ruang inkubator dan bersihkan sisa-sisa objek yang
tercecer. Pintu inkubator ditutup kembali dan kabel penghubung dilepas dan terninal
listrik
e. Vortex
Vortex adalah alat yang berbentuk seperti bagian mesin blender yang dilengkapi
dengan karet kecil untuk meletakkan tabung reaksi yang di dalam tabung reaksi tersebut
berisi bahan makanan atau bahan yang akan diteliti dengan larutan pencampurnya (aquades
atau NaCl), untuk dihomogenkan.

Cara Kerja Vortex


1. Periksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya inkubator 110 atau 220 volt.
Apabila sudah cocok dengan jaringan listrik di laboratorium masukkan kabel
penghubung inkubator pada terminal listrik yang tersedia.
2. Tekan saklar power sehingga indikator lampu (warna hijau) menyala.
3. Tekan tombol pengunaan vortex ke atas untuk mendapatkan homogenisasi dengan
ditekan dengan tangan baru vortex bergerak atau tekan kebawah untuk mendapatkan
getaran vortex yang otomatis sehingga tabung reaksi tidak usah ditekan pada karet yang
berada di vortex.
4. Bila telah selesai keluarkan tabung rekasi dari votex dan bersihkan apabila terdapat sisa-
sisa larutan yang tercecer. Saklar power matikan kembali dan kabel penghubung dilepas
dari terminal listrik
f. Hotplate Strirrer
Pada hotplate strirrer atau magnetic stirrer untuk pengadukkannya digunakan sebuah
stir bar (batang pengaduk) yang terbuat dari magnet atau besi yang dibungkus dengan plastik.
Stir bar dimasukkan pada wadah (beaker glass) cairan yang akan diaduk, diletakkan di atas
lempengan (plate). Stir bar yang terdapat dalam wadah akan berputar mengikuti peputaran
magnet yang terdapat dalam rotor.
10
Cara Kerja Hotplate Stirrer
1. Periksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya inkubator 110 atau 220 volt.
Apabila sudah cocok dengan jaringan listrik di laboratorium masukkan kabel penghubung
inkubator pada terminal listrik yang tersedia.
2. Putar saklar power sebelah kiri sehingga indikator lampu (warna merah) menyala, putar
sampai panas yang diinginkan (tertulis angka dari 1-10).
3. Letakkan beaker glass yang sudah diletakkan stir bar (batang pengaduk) yang berisi
cairan yang akan dipanaskan.
4. Putar tombol sebelah kanan untuk menghidupkan stirer (pemutar) sampai kecepatan
putaran yang diinginkan.
5. Setelah mendidih, putar semua tombol, seperti dalam keadaan semula (dalam keadaan
mati).
g. Laminar Air Flow
Laminar berfungsi untuk tempat untuk mengisolasi bakteri atau tempat menuangkan
media, agar tidak terjadi kontaminasi dengan bakteri yang tidak diinginkan, karena laminar
yang sudak disinari sinar UV selama 24 jam, dan pada saat kerja menggunakan blowwer
yang arahnya keluar dari laminar, sehingga bakteri kemungkinan tidak masuk ke tempat kita
bekerja
Cara Kerja Laminar
1. Periksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya laminar 110 atau 220 volt. Apabila
sudah cocok dengan jaringan listrik dilaboratorium masukkan kabel penghubung
inkubator pada terminal listrik yang tersedia.
2. Terdapat tiga saklar dibagian atas kanan laminar. Saklar sebelah kanan untuk
menghidupkan blowwer, yang tengah untuk lampu sinar UV dan yang sebelah kiri untuk
lampu neon..
3. Sebelum laminar digunakan hidupkan lampu sinar UV selama 24 jam agar laminar dalam
keadaan steril. Tutup laminar dengan kertas coklat.
4. Saat mengisolasi bakteri atau menuangkan media gunakan lampu neon dan blowwer.
Jangan mengunakan lampu UV saat bekerja karena akan terjadi menyebabkan radiasi.
Setelah selesai kembalikan laminar seperti semula dan kabel penghubung dilepas dari
terminal listrik
h. Colony Counter

11
Colony counter berfungsi untuk menghitung koloni bakteri atau jamur dengan
menggunakan lampu dari bawah dan kaca pembesar dari atas, koloni akan nampak jelas dan
menghitung dengan colony counter kemungkinan kesalahan menghitung dapat diperkecil.
Cara Kerja Colony Counter
1. Periksa tegangan yang diperlukan untuk beroperasinya colony counter 110 atau 220 volt.
Apabila sudah cocok dengan jaringan listrik di laboratorium masukkan kabel penghubung
inkubator pada terminal listrik yang tersedia.
2. Tekan tombol disebelah kanan bawah pada posisi ON untuk menghidupkan unit.
3. Untuk menghitung koloni bakteri dalam satu cawan petri, letakkan cawan petri ditempat
yang sudah disediakan, lihat dari kaca pembesar mulai berhitung dengan menekan dengan
tangan kiri tombol untuk menjumlah, sampai semua koloni terhitung.
4. Untuk menghitung cawan berikutnya tekan tombol dibagian atas untuk meng-nol kan
kembali dari hitungan sebelumnya..
5. Setelah pengunaan colony counter, tombol power matikan kembali dan kabel penghubung
dilepas dari terminal listrik.
i. Waterbath
Waterbath merupakan suatu wadah untuk menampung air yang memiliki pemanas
sehingga air dalam wadah dapat diatur konstan dalam waktu beberapa jam hingga beberapa
hari. Waterbath sangat berguna untuk keperluan eksperimen yang memerlukan suhu konstan.
Prinsip kerja waterbath pada dasarnya sama dengan prinsip kerja inkubator dan oven
yaitu merubah energi listrik menjadi panas. Arus listrik dari jala-jala dialirkan melalui kawat
nikelin yang dilapisi isolator asbes atau keramik, kemudian ditutup hingga kedap air dan
selanjutnya dilapisi metal agar dapat bekerja ketika direndam dalam air dan berfungsi sebagai
pemanas (heater). Agar suhu air dalam bak konstan maka pada rangkaian sistem pemanas
dilengkapi juga dengan thermostat. Seperti halnya pada inkubator thermostat berfungsi
sebagai penyambung atau memutus arus mengalir pada pemanas. Dengan demikian suhu air
dalam bak dapat dipertahankan konstan.
Cara Kerja Waterbath
1. Isi air pada tangki/bath hingga tinggi yang dianjurkan, diusahan air menutup elemen
pemanas. Kira-kira ¼ dari tinggi bath.
2. Putar tombol kiri pada posisi ON untuk menghidupkan unit.
3. Putor tombol kanan untuk mengatur suhu yang diinginkan sehingga lampu indikator
menyala. Pemanasan dimulai.

12
4. Tunggu air mencapai panas yang diinginkan, jika bath sudah panas, termostat akan
bekerja otomatis dan mematikan pemanas. Pemanas akan hidup kembali jika suhu turun
hingga maksimal toleransi yang telah diatur oleh termostat.
5. Taruh beaker sesuai dengan ring yang ada.
Setelah pengunaan waterbath, tobol power matikan kembali dan kabel penghubung
dilepas dari terminal listrik.
j. Autoclave
Autoklaf terbuat dari logam tahan karat yang terdiri dari ruangan bawah untuk tempat
air, angsang, sebagai pembatas ruangan bawah dan atas, ruang atas untuk meletakkan bahan
dan tutup yang dilengkapi dengan termometer, lubang peluit dan pengukur tekananAlat
tersebut dipakai untuk mensterilisasikan semua bahan dan media yang tahan terhadap
temperatur tinggi dan tekanan dengan jangka waktu tertentu. Misalnya : bahan-bahan gelas,
nutrien agar, nutrien cair, taoge agar atau taoge cair yang tahan terhadap temperatur tinggi.
Autoklaf meliputi berbagai tipe, yakni autoklaf dengan alat pemanas listrik dan autoklaf
dengan alat pemanas kompor biasa. Kedua tipe alat tersebut pada prinsipnya mempunyai
mekanisme dan cara kerja yang sama, yaitu menggunakan uap panas bertekanan.
Cara Kerja Autoklaf
1. Mula-mula ruangan bawah otoklaf diisi air sampai batas angsang, kemudian pemanas
dihidupkan atau dinyalakan.
2. Sambil menunggu otoklaf tersebut panas, alat-alat atau bahan-bahan yang akan
disterilisasii disiapkan terlebih dahulu, ditempatkan dalam suatu wadah dan ditutup.
3. Untuk pipet dan cawan petri dibungkus dengan kertas sampul atau dimasukkkan kedalam
tempat aluminium. Kemudian alat atau bahan-bahan tersebut diletakkan diatas angsang.
4. Autoklaf ditutup rapat dengan maksud untuk mencegah uap air keluar. Setelah air
mendidih uap air yang terbentuk akan mendesak semua udara yang ada diruangan
tersebut keluar.
5. Untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam otoklaf, kran udara yang ada dipermukaan
tutup dibuka. Setelah pemanasan, temperatur dan tekanan akan naik, temperatur dan
tekanan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pada umunya temperatur otoklaf diatur sampai
1210C dengan tekanan sekitar 1 atmosfer. Keadaan tersebut dipertahankan selama 15-30
menit. Sterilisasi dinyatakan selesai, ditandai dengan bunyi peluit.
6. Setelah terdengar bunyi peluit, pemanasan atau aliran listrik segera dihentikan.
7. Autoklaf dibiarkan mendingin, selama pendinginan tekanan di dalam otoklaf turun
sampai nol, kemudian tutup otoklaf dibuka dengan hati-hati.
13
8. Bahan dan alat yang telah steril diambil, dipindahkan dan dikeringkan di dalam oven
(150oC) (hot air sterilizer). Untuk media yang masih panas dapat disimpan pada
temperatur kamar

14

Anda mungkin juga menyukai