TITIK SUNARNI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
DEFINISI
EKSTRAKSI / PENYARIAN :
• pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan.
Dipengaruhi
oleh :
• Derajat perbedaan
konsentrasi
• Tebal lapisan batas
• Koefisien difusi
KLASIFIKASI EKSTRAKSI
BENTUK/WUJUD PROSES
SUHU / ENERGI
BAHAN PELAKSANAAN
DIBEDAKAN DALAM 2 CARA :
1.Ekstraksi padat-cair
• Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk
padatan
EKSTRAKSI • Rafinat padat – ekstraktan cair
• Banyak dilakukan dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang
BERDASARKAN terkandung dalam bahan alam (steroid, hormon, antibiotik,
lipida pada biji-bijian)
BENTUK
BAHAN
2.Ekstraksi cair-cair
• Zat yang diekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk cair
• Rafinat cair – ekstraktan cair
DIBEDAKAN DALAM 2 CARA :
1. Cara dingin
• Untuk senyawa yang tidak tahan panas,
EKSTRAKSI senyawa dalam simplisia yang belum diketahui,
BERDASARKAN simplisia dari jaringan yang lunak
ENERGI/SUHU • Contoh : maserasi, perkolasi
2. Cara panas
• Untuk senyawa yang tahan panas, simplisia dari
jaringan yang keras
• Contoh : digesti, sokhlet, refluk
Dibedakan menjadi 2 kelompok
1. Ekstraksi bertahap (batch)
• Setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut
EKSTRAKSI yang baru sampai proses ekstraksi selesai
BERDASARKAN • Volume pelarut awal selalu bertambah
PROSES • Contoh : Maserasi
PELAKSANAANNY 2. Ekstraksi kontinyu (Continues extraction)
A • pelarut yang sama digunakan secara
berulang-ulang sampai proses ekstraksi
selesai
• Volume pelarut relatif konstan dari awal
sampai akhir
• Contoh : sokhletasi
PEMILIHAN METODE EKSTRAKSI
PROSES PEMBUATAN
EKSTRAK PENGUAPAN
1. Drying and grinding of plant material or homogenizing fresh plant parts (leaves, flowers,
etc.) or maceration of total plant parts with a solvent.
2. Choice of solvents
a. Polar extraction: water, ethanol, methanol (MeOH), and so on.
b. Medium polarity extraction: ethyl acetate (EtOAc), dichloromethane
(DCM), and so on.
c. Nonpolar: n-hexane, pet-ether, chloroform (CHCl3), and so on.
3. Choice of extraction method
a. Maceration.
b. Boiling.
c. Soxhlet.
d. Supercritical fluid extraction.
e. Sublimation.
f. Steam distillation etc.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMILIHAN METODE EKSTRAKSI
BAHAN TANAMAN
2. SKALA 3. SIFAT
PEKERJAAN SENYAWA
1. TARGET
EKSTRAKSI
EKSTRAKSI 4. SIFAT
7. TUJUAN PELARUT
PENGGUNAAN
EKSTRAK
5. SIFAT
6. SIFAT ZAT SIMPLISIA
PENYERTA/
PENGOTOR
www.thmemgallery.com Company Logo
1. TARGET DARI EKSTRAKSI
METODE MASERASI
EKSTRAKSI PERKOLASI
PADAT
CAIR SOKHLETASI
REFLUK
1. INFUNDASI
Menggunakan panci infus yang terdiri
dari 2 panic :
A. Panci dalam berisi bahan dan air,
B. Panci luar berisi air sebagai penangas
Cara ekstraksi :
Pemanasan 15 menit dihitung dari
penangas mulai mendidih
Syarat bahan :
-Kandungan kimia larut air dingin/panas
-Kandungan kimia tahan pemanasan
INFUNDASI
Infusa :
sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia mengunakan air pada
suhu 90⁰C selama 15’.
Dekokta?
• Digunakan untuk menyari zat yang larut air dengan pemanasan tak langsung
• Sesuai untuk senyawa yang tahan panas
• Kadar bahan? Umumnya 10% 🡪 termasuk ekstrak encer
• Air yang menguap dapat ditambah
• Untuk penelitian dg penggunaan yg sesuai di masyarakat (diseduh).
• Beda infusa dengan decocta?
• Ekstrak yang dihasilkan tidak stabil, mudah terkontaminasi dg jamur / kapang
(tidak boleh disimpan > 24 jam)
• Jika dibuat ekstrak kering 🡪 perlu penguapan lama
Metode pembuatan Infus (Depkes 1986)
• Membasahi bahan baku dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4
kali bobot, untuk karangen 10 kali bobot.
• Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan 15 menit pada suhu 90
– 98 C (dihitung 15 menit setelah penangas mendidih)
• Umumnya dilakukan untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan.
• Penyaringan dilakukan saat panas, kecuali jika bahan mengandung
bahan yang mudah menguap.
Derajat halus :
Simplisia yang digunakan dalam pembuatan infus mempunyai derajat halus tertentu
a. Derajat halus (2/3) : daun kumis kucing, dauh sirih, akar manis
b. Derajat halus (3/6) : rimpang jaringau, akar kelembak
c. Derajat halus (6/8) : Rimpang lengkuas, temulawak, jahe
d. Derajat halus (8/24) : kulit kina
MASERASI
• Merupakan cara penyarian dengan merendam pada suhu kamar
• Dapat menggunakan bermacam pelarut, setelah disaring, sisa
dapat dimaserasi kembali.
• Perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi
larutan diluar butir serbu simplisia / meniadakan lapisan batas.
• Kelebihan : cara pengerjaan mudah, alat sederhana dan mudah
diusahakan, Dibanding perkolasi, waktu lebih cepat.
• Kelemahan : prosesnya lama, penyarian kurang sempurna
2. Maserasi
1. Digesti dengan mesin
pengaduk
4. Maserasi
3. Remaserasi
melingkar
5. Maserasi
melingkar
bertingkat
DIGESTI MASERASI DG MESIN REMASERASI
▪ Maserasi dengan PENGADUK • Cairan penyari (CP) dibagi 2
pemanasan rendah (40 – • Menggunakan mesin • Seluruh serbuk simplisia
50⁰C pengaduk yang berputar dimaserasi dg CP pertama
▪ Dilakukan untuk simplisia terus menerus
• Dienap tuangkan dan
dg kandungan tahan Keuntungan : diperas
pemanasan
• Meniadakan lapisan • Ampas dimaserasi lagi dg
▪ Jika cairan penyari mudah batas terus menerus CP ke-2
menguap perlu pending
balik • Waktu maserasi dapat Keuntungan :
dipersingkat menjadi 6 –
Keuntungan : 24 jam • Meniadakan lapisan batas
terus menerus
▪ Kekentalan pelarut turun
▪ Daya larut zat kandungan
meningkat
MASERASI MELINGKAR (MM) MASERASI MELINGKAR BERTINGKAT
• CP selalu bergerak, menyebar dan membasahi • Untuk mengatasi kelemahan MM
seluruh butir serbuk simplisia • CP dibagi menjadi 3 bagian
• Penyari mengalir terus menerus melalui
serbuk simplisia dan turun ke bawah • Bejana A diisi simplisia dan dialiri cairan
melarutkan zat kandungan. penyari 1, 2, 3 -> masuk ke E1, E2, E3.
Keuntungan : • Serbuk dibuang (telah 3 x ekstraksi)
• Mengurangi lapisan batas dan memperkecil • Bejana A diisi kembali serbuk dan dialiri
kepekatan setempat • E1 🡪 masuk pejana penguap
• Waktu lebih cepat • E2 🡪 masuk E1,
• E3 🡪 masuk E2
• CP baru 🡪 masuk ke E3 dst
PERKOLASI
• penyarian pada temperatur kamar dg pelarut yang terus menerus
baru. Cairan penyari dialirkan melalui serbuk simplisia yg telah
dibasahi.
• CP akan melarutkan Zat kandungan pd sel yang dilalui sampai
keadaan jenuh
• Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung
menahannya.
• Tidak perlu langkah tambahan untuk penyaringan.
• Proses 🡪 3 tahapan yi tahap pengembangan, tahap maserasi antara,
tahap perkolasi (pengaliran).
Kelebihan :
• penyarian sempurna/habis. Perkolasi lebih baik dari maserasi :
Kelemahan : Adanya aliran CP
• Waktu penyarian lama maka terjadi pergantian larutan dengan konsentrasi
• Volume cairan penyari banyak yg lebih rendah 🡪 meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.
Cara Perkolasi : Kecepatan aliran :
• membasahi 10 bagian simplisia dg 2,5-5 • 1 ml per menit : lambat
bagian CP, dimasukkan dlm bejana tertutup • 1 – 3 ml per menit : sedang
> 3 jam. Massa dipindah sedikit-sedikit
dalam perkolator sambil ditekan dan • 3 – 5 ml per menit : lambat
dituangi CP sampai menetes & diatas SS
tertinggal selapis cairan, perkolator ditutup Penetesan :
dibiarkan 24 jam kmd dibiarkan menetes terlalu cepat 🡪 penyarian tak sempurna
dengan kecepatan 1 ml per menit.
terlalu lambat 🡪 membuang waktu
3 macam bentuk Perkolator :
1. Perkolator tabung
🡪 pembuatan ekstrak cair (ZA sulit larut)
2. Perkolator paruh
🡪 pembuatan ekstrak/tinctur dg kadar
tinggi (simplisia mengandung ZA sulit larut)
3. Perkolator corong
🡪 pembuatan ekstrak/tinctur kadar rendah
Modifikasi perkolasi :
1. Reperkolasi
• Pada perkolasi dilakukan pemekatan dengan pemanasan sedangkan pada
reperkolasi tidak dilakukan pemekatan dg pemanasan karena penyarian berulang.
• simplisia dibagi dalam beberapa perkolator. Hasil perkolator pertama dipisah
menjadi perkolat I dan sari selanjutnya sebagai susulan II. Susulan II digunakan
untuk menyari perkolator II, dipisahkan menjadi perkolat II dan susulan II, diulang
sampai diperoleh perkolat pekat.
2. Perkolasi bertingkat
• Untuk memperbaiki kerja perkolasi biasa
• yang menghasilkan perkolat pekat pada tetesan pertama dan perkolat encer pada
tetesan terakhir.
• Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang disari dengan CP
baru, sebaliknya serbuk yg baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh.
• Perkolator pada cara ini diatur agar perkolat dari suatu perkolator dapat dialirkan
ke perkolator lainnya dan ampas mudah dikeluarkan.
SOKHLETASI
Kelemahan :
Dapat terjadi kejenuhan, sehingga ekstraksi harus diulang beberapa kali.
Kelebihan :
Waktu ekstraksi singkat
TUGAS PRESENTASI FITOKIMIA
37