Oleh:
Nama : Faiza Fatikatus Solehah
Kelompok : V (lima)
Kelas : II-B
Disusun oleh:
Nama : Faiza Fatikatus Solehah
Kelompok : V (lima)
Kelas : II-B
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Kepala Laboratorium Kimia Dasar
Disusun oleh:
Nama : Faiza Fatikatus Solehah
Kelompok : V (lima)
Kelas : II-B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
kekuatan serta kemampuan kepada penulis dan orang orang disekelilingnya,
sehingga laporan akhir ini dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Syarifuddin Oko, S.Si., selaku Kepala Laboratorium Kimia Dasar.
2. Yuli Patmawati, ST., selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Orang tua penulis yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan
penulisan laporan ini
4. Teman - teman penulis yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar
laporan akhir ini menjadi lebih baik dan berguna di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini, mampu memberikan
manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Ekstraksi
Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar
sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis.
Misalnya karena komponennya sering bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas, beda sifat sifat fisis yang terlalu kecil atau tersedia
dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal ini semacam itu
seringkali ekstraksi adalah satu satunya proses yang dapat digunakan
atau yang mungkin paling ekonomis.
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa komponen bahan dari
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas
dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen komponen dalam
campuran. Istilah istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik
ekstraksi:
- Bahan ekstraksi : Campuran bahan yang akan diekstraksi.
- Pelarut : Cairan yang digunakan untuk mengekstraksi.
- Ekstrak : Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi.
- Larutan ekstrak : Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak.
- Rafinat : Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya.
- Ekstraktor : Alat ekstraksi.
- Ekstraksi Padat Cair : Ekstraksi dari bahan padat.
- Ekstraksi Cair Cair : Ekstraksi dari bahan cair.
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan yang akan
diperoleh melainkan mula mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak.
Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap tahap berikut:
1. Mencampurkan larutan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya
saling berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara
difusi pada bidang antar muka bahan yang sebenarnya, yaitu pelarut
ekstrak.
2. Memisahkan larutan ekstraksi dari rafinat, kebanyakan dengan cara
penjernihan atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstraksi dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali
pelarut, umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal
hal tertentu, ekstrak dapat langsung diolah lebih lanjut atau diolah
telah dipekatkan.
Pencampuran
Pemisahan
Larutan Ekstrak Residu Ekstrak
Isolasi
Pelarut Ekstrak
2.3.1. Persiapan
3.3. Pembahasan
Pada praktikum ekstraksi asam benzoat dari pelarut organik, metode
yang digunakan adalah ekstraksi cair cair bertahap. Alat pemisah yang
digunakan adalah corong pisah. Caranya, yaitu cukup dengan menambahkan
pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan palarut semula,
kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah terbentuk
dua lapisan, campuran dipisahkan untuk dianalisis kandungan konsentrasi
zat terlarut tersebut. Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada banyaknya
ekstraksi yang dilakukan, semakin banyak zat terlarut terdistribusi pada
salah satu pelarut dan semakin sempurna proses pemisahannya.
Langkah pertama adalah mempersiapkan larutan asam benzoat
toluena. Langkah berikutnya, memipet larutan asam benzoat toluena ke
dalam corong pisah kemudian menambahkan larutan NaOH 10% ke dalam
corong pisah. Ketika dimasukkan ke dalam corong pisah, kedua fasa
tersebut tidak saling larut. Campuran kemudian dikocok. Pada saat
pencampuran, terjadi perpindahan massa yaitu ekstrak (benzoat)
meninggalkan pelarut yang pertama / media pembawa (toluena) dan masuk
dalam pelarut kedua / media ekstraksi (NaOH). Fungsi pengocokan di sini
untuk memperbesar luas permukaan untuk membantu proses distribusi asam
benzoat pada kedua fasa (fasa organik fasa air).
Setelah tercapai kesetimbangan pada corong pisah, campuran kemudian
didiamkan dan terbentuk dua lapisan. Asam benzoat yang larut dalam NaOH
berada di lapisan bawah, sedangkan asam benzoat yang larut dalam toluena
berada di lapisan atas. Hal ini terjadi karena perbedaan berat jenis pelarut
NaOH dengan berat jenis toluena. Berat jenis NaOH (2,1 g/ml) lebih besar
disbanding berat jenis toluena (0,8669 g/ml).
Pada penambahan larutan NaOH 10% terjadi reaksi berikut:
4.1. Kesimpulan
a. Teknik ekstraksi asam benzoat dari pelarut organik didasarkan pada
metode ekstraksi cair cair bertahap.
b. Kristal asam benzoat yang dihasilkan sebanyak 2,534 gram.
c. Rendamen yang diperoleh sebesar 31,675 %.
4.2. Saran
a. Saat proses penyaringan, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk
menyaring ekstrak sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.
b. Teknik pengocokan merupakan factor penting dalam distribusi zat
terlarut dalam terlarut dalam pelarut, sehingga dalam pengocokan
pastikan zat terlarut tercampur sempurna.
c. Semua praktikan harus memakai APD.
DAFTAR PUSTAKA
http://annisanfushie.wordpress.com
LAMPIRAN
Perhitungan
Massa awal asam benzoate = 8 gram
Massa asam benzoate hasil ekstraksi = (3,751 1,217)
gram
= 2,534 gram
Gambar Alat
Gelas Kimia