1. Penambahan massa pelarut untuk dicampur dengan sampel melalui proses difusi.
2. Zat terlarut terpisah dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel.
Teknik pemisahan campuran secara ekstraksi banyak digunakan dala industri farmasi,
industri makanan, dan juga penelitian lingkungan. Salah satu contoh ekstraksi dalam
kehidupan sehari-hari adalah pada proses pembuatan teh. Pembuatan teh dilakukan
dengan mencampurkan daun teh dengan pelarut (air) pada suhu tinggi.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekstraksi
Jenis Pelarut
Lama Pengadukan
Pengadukan
Ukuran partikel
Rasio pelarut dan bahan
baku
Pemilihan pelarut
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut, antara lain:
1. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut harus dapat melarutkan
komponen yang diinginkan sebanyak mungkin dan sesedikit mungkin melarutkan bahan
pengotor.
2. Bersifat inert terhadap bahan baku, sehingga tidak bereaksi dengan komponen yang akan
diekstrak.
3. Reaktivitas. Pelarut tidak menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.
4. Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi.
5. Tidak korosif..
6. Tidak beracun.
7. Tidak mudah terbakar.
8. Stabil secara kimia dan termal.
9. Tidak berbahaya bagi lingkungan.
10. Memiliki viskositas yang rendah, sehingga mudah untuk dialirkan.
11. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar.
12. Memiliki titik didih yang cukup rendah agar mudah diuapkan.
13. Memiliki tegangan permukaan yang cukup rendah.
Ekstraksi Padat Cair
Pemisahan komponen dari satu komponen (padat)
menggunakan pelarut cair sebagai pemisah.
• Tahapan Proses
- Evaporasi
- Kondensasi
- Pengestraksian (melarutkan)