Anda di halaman 1dari 34

PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN BAHAN KIMIA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
- Dapat mengenal, menggunakan dan mengetahui fungsi beberapa alat
laboratorium.
- Mampu mengidentifikasi bahan-bahan kimia.
- Mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan kimia
padat maupun cair.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan


percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi,
dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. (Sukarso, 2005).
Fungsi Laboratorium adalah sebagai berikut: a) Sebagai tempat untuk berlatih
mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan,
pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam; b) Mengembangkan keterampilan
motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran; c) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
(Sukarso, 2005).

Alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum kimia dapt


dikelompokan berdasarkan sifat-sifatnya, keadaanya (bentuknya), fungsi dan
penggunaanya. Penggolongan alat-alat Laboratorium kimia dibedakan
menjadi 4 golongan yaitu; a). Alat-alat ukur (neraca tenis, neraca analitik,
oven, slide projektor, dll); b). Alat-alat gelas (erlenmeyer, labu ukur, gelas
arloji, corong gelas, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, pipet gondok
dan buret,); c). Alat pemanas (lampu bursen, dan cawan porselin); dan d).
Alat bantu (kaki tiga, satif, penjepit buret, krus porselin, rak tabung reaksi).
(Idang, 2012).

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 1


Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting
dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan
kimia (Laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas,
menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia itu dalam pekerjaan
tertentu. Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan
kimia berwujud padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN,
atau bersifat mudah menguap/menyublim seperti I2, (NH4)2CO3,
C10H8(naphthalene), atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4,
AgNO3,atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau bersifat peka
terhadap udara/oksigen seperti fosfor. Bahan kimia berwujud cairan dapat
bersifat mudah menguap seperti CHCl3, CH3COCH3 (acetone), HCl, atau
mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan bahan kimia
berwujud gas seperti gas H, He, N2. Sifat bahan kimia terbagi sifat fisis dan
sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi wujud, warna, bau, berat jenis, titik didih,
titik lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis, kelarutan dalam air,
rumus molekul, dsb.Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi
lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak,
korosif, racun, merusak organ tubuh, atau meracuni organisme. Bahan kimia
yang diperdagangkan sering disertai dengan simbol tertentu pada label
kemasan, dimaksudkan untuk mengetahui potensi bahaya atau akibat yang
dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut. Beberapa simbol yang sering
dijumpai pada bahan kimia yang diperdagangkan sebagai berikut:
1. HARMFUL
Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit,
dihirup atau ditelan.

2. TOXIC
Bahan kimia bersifat racun, dapat menyebabkan kematian atau sakit
yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup
uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 2


3. CORROSIVE
Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan
kulit mengelupas.

4. FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.

5. EXPLOSIVE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan.

6. OXIDISING
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik,
bahan pereduksi, dan lain-lain.

7. NATURE POLLUTING
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
dalam lingkungan kehidupan. (Chemistry6623, 2012).

Larutan yaitu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat. Di
dalam larutan zat yang jumlahnya sedikit disebut dengan solut atau zat
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya banyak daripada zat yang lainnya
disebut dengan solven atau pelarut. Di dalam larutan komposisi zat yang
terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat yang terlarut dengan zat pelarut membentuk larutan
disebut degnan solvasi atau pelarutan. (Anonim, 2015).
konsentrasi adalah ukuran yang menggambarkan banyaknya zat di dalam
suatu campuran dibagi dengan volume total campuran tersebut. Terdapat
empat macam deskripsi kuantitatif konsentrasi, yaitu konsentrasi massa,
konsentrasi molar, konsentrasi jumlah, dan konsentrasi volume. (Wikipedia).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan
dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan
kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara
tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 3


untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat,
persen volume, atau sebagainya.(Ceengineermu.2011)
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kdang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran
asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air di tambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan mnyebabkan asam sulfat memercik . jika kita berada di
dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Praktikum Pengenalan Alat-alat Laboratorium dan Bahan Kimia
di laksanakan di Laboratorium Universitas Sembilanbelas November
Kolaka pada hari Rabu, tanggal 19 Desember 2018 Pukul 10.00-12.00
WITA.

b. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang pengaduk,
labu ukur, gelas kimia , gelas ukur, botol semprot, pipet tetes, spatula,
dan timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu padatan
KMnO4 dan aquades.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 4


IV. PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan Larutan
1. Membuat larutan KMnO4, 0,025M sebanyak 50 mL

Padatan KMnO4

 dihitung massa KMnO4


 dihitung padatan KMnO4 sebanyak 0,20
gram
 dimasukan kedalam gelas kimia
 ditambahkan aquades 50 mL
 diaduk hingga larut
 ditambahkan aquades sampai tanda batas
 dikocok sampai larut

Larutan KMnO4, 0,025 M


Dalam larutan 50 mL air

2. Pengenceran larutan KMnO4, 0,01 M sebanyak 50 mL

Pengenceran KMnO4

 dihitung volume larutan yang akan diambil


 dipipet larutan KMnO4, 0,025 M sebanyak 20 mL
 dimasukan ke dalam labu ukur 50 mL yang telah
berisi aquades
 ditambahkan aquades bila masih panas
 ditambahkan air murni sampai tanda batas
 dikocok sampai larutan homogen

Larutan KMnO4, 0,1 M


Dalam 50 mL air

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 5


V. HASIL PRAKTIKUM
a. Alat-alat laboratorium
Tabel pengamatan alat-alat kimia :

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1. Batang pengaduk Untuk
mengocok atau
mengaduk suatu
larutan.

2. Labu ukur 50 ml Untuk membuat,


menyimpan dan
mengencerkan
larutan dengan
ketelitian yang
tinggi.
3. Gelas kimia Sebagai tempat
untuk
menyimpan dan
melarutkan
larutan.
4. Gelas ukur Untuk mengukur
volume larutan

5. Botol semprot Di gunakan


untuk
menyimpan
Aquades dan di
gunakan untuk
membilas bahan
yang tidak larut
dalam air.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 6


6. Pipet tetes untuk
mengambil
larutan yang
jumlahnya kecil
dari satu tempat
ke tempat lain.
7. Spatula Untuk
mengambil
bahan-bahan
kimia dalam
berupa padat
atau bubuk.
8. Timbangan Tempat untuk
analitik menimbang zat-
zat yang yang
akan di timbang
dengan skala
yang kecil.
9. Erlenmeyer Sebagai wadah
1. untuk
mereaksikan
suatu zat kimia
dalam skala
yang besar dan
sebagai wadah
dalam titrasi.
10. Pengukur pH Untuk
mengetahui
besar atau
ukuran suatu
larutan apakah
besifat asam atau
basa

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 7


11. Indikator Mengetahui
universal kadar asam atau
basa suatu
larutan

12. Filler Untuk


menghisap
larutan yang
akan di ambil
dari botol
larutan.
13. Pipet volume Digunakan
untuk mengukur
volume larutan

14. Statif dan klem Sebagai penjepit


soklet dan
sebagai penjepit
burret sekaligus
untuk menjepit
kondensor

15. Burret Di gunakan


untuk titrasi, tapi
pada keadaan
tertentu dapat
pula di gunakan
untuk mengukur
volume suatu
larutan.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 8


Tabel pengamatan bahan kimia :
No Nama bahan MSDS
1 Padatan KMnO4 Bentuk : Solid/padat
(Kalium
Bau : Berbau
permanganat)
Rasanya : Manis, astringen.
Titik lebur : 240 °C (464 °F; 513 K)
Massa molar : 158.034 g/mol
Warna: Ungu (Dark)
Melting Point : Terurai
Spesifik Gravity : 2,7 @ 15 C (Air = 1)
Kelarutan: Mudah larut dalam metanol, aseton.
Sebagian larut dalam air dingin, air panas. Larut
dalam Asam Sulfat.
2 Aquades Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol
Titik beku : 0 °C (273.15 K) (32 °F)
Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa.
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap.
Kegunaan : Zat pelarut

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 9


b. Analisis data
Pembuatan larutan dari bahan kimia padat dan cair.
Perhitungan:
a. Membuat larutan KMnO4 sebanyak 50 mL
Dik : mol = 0,1
V = 50 mL
Mr KMnO4 = 158 gr/mol
Dit : gr = .....?
Penye :
gr = M x V x Mr
1000
= 0,1 mol/ml x 50 ml x 158 gr/mol
1000
= 790 gr
1000
= 0,79 gr
b. Membuat larutan KMnO4 0,04 M sebanyak 50 mL
M1 x V1 = M2 x V2
0,04 M x 50 Ml = 0,1 x V2
V2 = 0,04 M x 50 mL
0,1 M
V2 = 20 mL

No Prosedur Hasil pengamatan


1 Bahan padat 0,79 gr KMnO4 + Larutan KMnO4 0,1
aquades 10 mL M
2 Bahan cair 20 mL KMnO4 + aquades Larutan KMnO4 M
10 mL

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 10


VI. PEMBAHASAN

Didalam laboratorium/lab untuk melakukan praktikum atau


percobaan kita harus menggunakan alat-alat laboratorium/kimia. Alat-alat
tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Alat-alat kimia
tersebut biasanya terbuat dari bahan kaca walaupun sebagian ada yang
terbuat dari bahan plastik, keramik, dan besi.
Dalam praktikum/ percobaan ini, alat-alat kimia yang digunaka n
hanya beberapa saja, alat yang digunakan yaitu batang pengaduk, labu ukur,
gelas kimia, gelas ukur, botol semprot, pipet tetes, spatula, dan timbangan
analitik. Selain alat yang digunakan dalam percobaan masih banyak lagi
alat-alat kimia yang sering digunakan didalam laboratorium seperti tabung
reaksi, erlenmeyer, buret, pipet ukur, gelas arloji, penjepit, dan lain
sebagainya.
Bahan kimia yang digunakan adalah padatan KMnO4. Padatan
KMnO4 berbentuk kristal berwarna hitam, solid/padat, dan tak berbau.
Kalium permanganat (KMnO4) merupakan zat pengoksidasi yang kuat
dan dapat dipakai tanpa penambahan indikator karena ia dapat bertindak
sebagai indikator (autoindikator). Larutan KMnO4 dibuat dengan cara
melarutkan padatannya dengan aqua DM kemudian dilakukan pemanasan
hingga 30 menit. Pemanasan selama 30 menit bertujuan untuk mempercepat
reaksi antar MnO4- dengan zat pengotor organik yang terdapat dalam
pelarut. Di dalam air KMnO4 mengalami reduksi menjadi padatan MnO2
yang berwarna coklat. Kemudian dilakukan pendiaman agar MnO2 tersebut
mengendap setelah itu diambil 0,20 gr dan dilarutkan kedalam air
(Aquades) sebanyak 10 ml.. Setelah padatan KMnO4 dilarutkan kemudian
dilakukan pengenceran dan pada saat pengenceran larutan diberikan atau
ditambahkan air sebanyak 20 ml.
Adapun fungsi dari KMnO4 yaitu :
1. Antiseptik

Sebagai oksidan, kalium permanganat dapat bertindak


sebagai antiseptik. Misalnya, larutan encer senyawa ini digunakan untuk
mengobati sariawan (radang), desinfektan untuk tangan dan pengobatan

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 11


untuk pomfoliks, dermatitis, dan infeksi jamur pada tangan atau kaki yang
sifatnya ringan.
2. Pengolahan air

Kalium permanganat digunakan secara luas dalam industri pengolahan


air. Hal ini digunakan sebagai bahan kimia regenerasi untuk
menghilangkan besi dan hidrogen sulfida (bau telur busuk) dari air
sumur melalui Filter "Manganese Greensand". "Pot-Perm" juga dapat
diperoleh di toko peralatan kolam dan digunakan sebagai tambahan untuk
menangani air limbah. Dalam sejarahnya ia digunakan untuk
mensterilkan air minum. Saat ini senyawa ini menemukan penerapannya
dalam pengendalian organisme pengganggu seperti kerang zebra dalam
pengumpulan dan pengolahan sistem air tawar.Selain penggunaannya dalam
pengolahan air, aplikasi utama lainnya dari KMnO4 adalah sebagai pereaksi
untuk sintesis senyawa organik. Jumlah yang signifikan diperlukan untuk
sintesis asam askorbat, kloramfenikol, sakarin, asam isonikotinat, dan asam
pirazinoat.
Adapun fungsi air pada percobaan ini yaitu sebagai pelarut atau
pelebur KMnO4 dan untuk mempercepat reaksi KMnO4.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 12


VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
praktikum ataupun percobaan yang dilakukan didalam maupun diluar
laboratorium baik itu menggunakan alat-alat kimia maupun tidak
menggunakan alat-alat kimia, terlebih dahulu kita harus mengetahui nama
dan fungsinya. Karena dengan mengetahui nama dan fungsi alat tersebut
dapat mempermudahkan kita dalam melakukan praktikum. Dalam
laboratorium alat alat yang digunakan adalah tabung reaksi, erlenmeyer,
buret, pipet ukur, gelas arloji, penjepit, batang pengaduk, spatula, gelas ukur,
gelas kimia, botol semprot, pipt tetes, labu ukur dan masih banyak lagi. Alat-
alat tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Saat didalam laboratorium
kita juga harus selalu menjaga keselamatan, karena dalam praktikan bahan-
bahan kimia selalu digunakan. Maka dari itu kita juga harus mengetahui
karakteristik dari bahan-bahan kimia yang akan digunakan dalam percobaan
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya bahaya yang mungkin akan
terjadi.
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan
larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk
menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang
digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas,
persen berat, persen volume, atau sebagainya.Proses pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambah pelarut
agar diperoleh volume yang lebih besar.
Pada saat melakukan percobaan senyawa yang kita gunakan yaitu KMnO4.
Kemudian senyawa tersebut dilarutkan dan menghasilkan 0,025 M, serta
pengenceran yang dihasilkan setelah melakukan praktikum 0,05 M. Setelah
itu maka terjadi pengendapan KmnO4 sebanyak 0,20 gr.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 13


Laporan Praktikum Kimia Dasar I 14
PERCOBAAN II
PENENTUAN pH LARUTAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu menentukan berbagai pH larutan dengan menggunakan
indikator universal dan mengukur pH larutan.

II. TEORI DASAR


solute terlarut Lambang pH dambil dari bahasa prancis yaitu “pouvair
hidrogane” artinya “ kekuatan hidrogen” menuju eksponsial. Dalam larutan
netral atau air murni pH = POH = 7,00 , jika pH<7 artimya larutan bersifat
asam, dan jika pH>7 artinya larutan bersifat basa. Kegunaan praktis dari pH
adalah untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan suatu larutan. Nilai pH
suatu larutan dapat diukur secara akurat menggunakan pH meter. Instrumen
initerdiri dari elektroda yang dibuat dari bahan khusus dan dicelupkan ke
dalam larutan yang akan di ukur. Suatu potensial yang bergantung pada nlai
pH dibangkitkan diantara elektroda-elektroda dan dibaca pada meter yang
telah dikalibrasi langsung kedalam satuan pH. Walawpun tidak begitu tepat,
indikator asam basa sering dgunakan untuk mengukur pH, sebab indikator
tersebut biasanya berubah warna dalam rentang nilai pH tertentu
(Hendayana. 1994).

pH adalah derajat keasaman untuk menyatakan tingkat keasaman atau


kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan ph didefinisikan sebagai inus
logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan. pH merupakan kuantitas
tak berdimensi. pH umunya diukur menggunakan elektroda gelas yang
mengukur perbedaan potensial antara elektron yang sensitif dengan aktivitas
ion hidrogen dengan elektroda referensi(charles, 1984)

Menurut Arrhenius asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam


airterionisasi menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Sedangkan basa
adalah zatyang bila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion OH-.
Menurut lewis,asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan
elektron bebas(akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 15


adalah suatu spesiesyang dapat memberikan pasangan elektron bebas (donor
pasangan elektron) (Stacy, 2003).

Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat


yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat
menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan
minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai
keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan
kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru (Svante, 1887).

Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan
basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan
ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung
gugus hidroksida (OH-) di dalamnya. Penjelasan tentang asam dan basa
menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang
sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air.
Misalnya asam asetat akan bersifat asam bila dilarutkan kedalam air tetapi
ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene.
Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara
terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam
dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau Proton (Sudarmo, 2006).

Sifat asam basa suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator


kertas lakmus yaitu melalui indikator warna yang aka menunjjukan sifat dari
suatu larutan misalnya lakmus ,akan berwarna merah dalam larutan yang
brsifat asam dan akan berubah menjadi biru dalam larutan yang bersifat
basa, sifat asam basa juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan indikator yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan bas memiliki pH
lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH = 7 (Ralp H Petrucci,
1987).

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 16


Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan alam,seperti
tumbuh-tumbuhan.Indikator tersebut dapat terbuat dari bumbu
dapur,bunga,dan bbuah-buahan yang harus dibuat dalam bentuk larutan
dengan cara mengekstraknya,kemudian diteteskan pada larutan asam atau
basa.Perubahan warna yang terjadi pada setiap indikator tidak
sama.(Anonim, 2014)

Ada 2 jenis kertas lakmus, yaitu:


 Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa
danpada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
 Kertas lakmus biruberubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam
danpada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru).

Larutan indikator universal yang sering digunakan adalah


fenolftalein,metil jingga,metil merah dan bromtimol biru.Jika kita
meneteskan larutan asam atau basa kedalam larutan indikator universal ,kita
dapat melihat perubahan warna larutan indikator.(Anonim, 2014)

Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada


tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen
memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari
hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan skala pH.
Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:
pH= -log [H+]
Analog dengan diatas, maka :
pOH= -log [OH–]
sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah:
Kw= [H+] [OH–]
pKw= pH + pOH
pada suhu 250C, pKw= pH + pOH=14
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.
2. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
3. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 17


Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif,
maka makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan
dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar
n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n. (Keenan, 1984).

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih


zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil
solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana (Baroroh, 2004).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


a. Tempat dan Waktu
Praktikum Penentuan pH Larutan di laksanakan di Laboratorium
Universitas Sembilanbelas November Kolaka pada hari Rabu, tanggal 26
Desember 2018 Pukul 10.00-12.00 WITA.

b. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas kimia, sendok
pengaduk, kertas lakmus, indikator universal, dan gunting. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu air laut, jeruk manis, jeruk nipis, aquades, air
sumur, air sabun, dan padatan NaOH.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 18


IV. PROSEDUR KERJA

Larutan Air sumur

Dimasukkan kedalam gelas kimia secukupnya

Dimasukkan kertas lakmus

Dimasukkan indikator universal

Diamati perubahan warna pada kertas lakmus dan


indikator universal

Asam pH 5

Larutan Air laut

Dimasukkan kedalam gelas kimia


secukupnya
Dimasukkan kertas lakmus

Dimasukkan indikator universal

Diamati perubahan warna pada kertas lakmus dan


indikator universal

Netral pH 7

Larutan Air jeruk manis

dikupas dan peras jeruk manis

Dimasukkan air perasan jeruk kedalam gelas


kimia
Diaduk hingga merata
Dimasukkan kertas lakmus dan indikator universal

Diamati perubahan warna pada kertas lakmus


dan indikator universal

Asam pH 4
Air jeruk nipis
Laporan Praktikum Kimia Dasar I 19
diiris dan peras jeruk nipis

Dimasukkan air perasan kedalam gelas kimia


Air sabun

diambil sabun secukupnya

Dimasukkan kedalam gelas kimia dan


tambahkan sedikit air

Diaduk hingga merata

Dimasukkan kertas lakmus dan indikator universal

Diamati perubahan warna pada kertas lakmus dan


indikator universal

Netral pH 4

Larutan NaOH

diambil satu butir NaOH seberat 0,2 gr

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 20


Dimasukkan kedalam gelas kimia

Ditambahkan air sebanyak 100 mL


V. HASIL PRAKTIKUM
Dari percobaan diatas didapat :

Nama larutan pH Sifat


pH Meter Perubahan warna
universal
pada lakmus
Larutan Air laut 6 7,3 Tidak berubah Netral
Larutan Jeruk 3 2,6 Merah Asam
manis
Larutan Jeruk nipis 2 1,9 Merah Asam

Aquades 7 6,9 Tidak berubah Netral


Larutan Air sumur 6 6,9 Merah Asam
Larutan Air sabun 6 6,7 Tidak berubah Asam
Larutan NaOH 13 11,9 Tidak berubah Basa

VI. PEMBAHASAN

pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan


tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan.Asam adalah zat yang
bertindak sebagai akseptor elektron/penerima elektron dari basa yang

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 21


mempunyai nilai pH yaitu <7 sedangkan basa adalah zat yang bertindak
sebagai pendonor/pemberi elektron kepada asam yang mempunyai nilai
pH >7.

Kertas lakmus adalah kertas yang mengandung campuran zat


pewarna berbeda yang larut dalam air. Kertas ini dari bahan kimia yang
akan berubah warna jika di celupkan ke dalam larutan asam atau basa.
Warnanya sangat di pengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada.
Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan untuk penentuan sifat asam
basa larutan, yaitu dengan indicator universal dan pH meter.

Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan kita dapat menentukan


sifat dari larutan-larutan tersebut. Pada larutan jeruk nipis, jeruk manis, air
sumur dan air sabun, saat dimasukkan indikator universal ternyata bersifat
asam. Dapat dilihat pada tabel diatas, terlihat pH dari keempat sampel
larutan tersebut memiliki pH dibawah dari 7. Sesuai dengan teori yang ada
bahwa suatu larutan di katakan bersifat asam jika pH < 7, maka larutan
bersifat asam atau nilai pH-nya kurang dari 7.

Sedangkan pada sampel larutan air laut dan aquades, setelah


dimasukkan indikator universal kedalam larutannya ternyata larutan
tersebut bersifat netral. Karena berada pada angka 7 ataupun mendekati
angka tujuh. Sesuai dengan teori yang ada bahwa suatu larutan di katakan
bersifat netral jika pH = 7, maka larutan bersifat netral.

Pada saat indikator kertas lakmus dimasukkan kedalam larutan


NaOH, indikator tersebut berubah warna. Warna indikator tersebut
menunjukkan bahwa larutan NaOH bersifat basa karena memiliki pH 13
Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa suatu larutan di katakan
bersifat basa jika pH >7, maka larutan bersifat basa atau nilai pH-nya lebih
dari 7. Dan larutan NaOH juga bersifat basa karena NaOH merupakan
senyawa hasil reaksi Na+ + OH- maka bersifat basa.

Air sabun mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari indicator pH


universal 6 dan kertas lakmusnya berwarna merah (asam). Ternyata air
sabun bersifat asam karena memiliki pH < 7.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 22


Aquades mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari indicator pH
universal 7 dan kertas lakmusnya berwarna biru (netral). Ternyata aquades
bersifat netral karena memiliki pH =7.

Air sumur mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari indicator pH


universal 6 dan kertas lakmusnya berwarna merah (asam). Ternyata air
sumur bersifat asam karena memiliki pH < 7.

Air jeruk nipis mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari pH


indicator universal 2 dan kertas lakmusnya berwarna merah (asam).
Ternyata air jeruknipisbersifat asam karena memiliki pH < 7.

Air jeruk manis mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari pH


indicator universal 3 dan kertas lakmusnya berwarna merah (asam).
Ternyata air jeruk manis bersifat asam karena memiliki pH< 7.

Air laut mendapatkan hasil pengukuran yaitu dari indicator pH


universal 6 dan kertas lakmusnya berwarna biru (netral). Ternyata air laut
bersifat netral karena memiliki pH =7.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa dalam penentuan pH
larutan dilakukan menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal.
pH sebuah larutan berbeda-beda berdasarkan larutannya masing-masing.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 23


Berdasarkan hasil percobaan dapat membedakan sifat larutan baik asam
maupun basa. Larutan yang bersifat asam yaitu jeruk nipis, jeruk manis, air
sabun, air sumur dan memiliki pH < 7, sedangkan yang bersifat basa yaitu
NaOH dan memiliki pH > 7dan netral yaitu air laut dan aquades dan
memiliki pH = 7.

PERCOBAAN III
REAKSI ASAM BASA

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 24


Untuk menentukan konsentrasi CH3COOH dalam larutan cuka melalui
titrasi.

II. TEORI DASAR


Menurut Arrhenius asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam
airterionisasi menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Sedangkan basa adalah
zatyang bila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan ion OH-Menurut
lewis,asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron
bebas(akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah
suatu spesiesyang dapat memberikan pasangan elektron bebas (donor
pasangan elektron) (Stacy, 2003).

Basa adalah senyawa yang terdiri dari unsur logam dan gugus hidroksil.
Gugus hidroksil merupakan ion poliatom (diatom) yang terdapat dalam
kesatuan yang memberi ciri basa, sehingga gugus hidroksil satu unsur
elektronegatif. Meskipun sebenarnya basa dianggap tergolong senyawa terner
karena terdiri dari tiga jenis unsur, tetapi dalam penamaannya basa
dimasukkan dan diperlakukan sebagai senyawa biner. Jika logam bervalensi
tetap dalam arti hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, basa diberi nama
dengan menyebutkan nama logam diikuti dengan kata hidroksida (Martono,
1987 : 201).

Titrasi atau titimetri adalah analisa kimia kualitatif yang dilakukan dengan
menetapkan volume suatu zat larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kualitatif dengan larutan zat
yang akan dianalisis (Keenan, 1992).

Titrasi asam basa adalah proses penentuan banyaknya larutan dengan


konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Prosedur analitis yang
melibatkan titrasi dengan larutan - larutan yang konsentrasinya diketahui
disebut titrasi volumetri. Dalam titrasi asam basa, titrasi melibatkan
pengukuran yang seksama volume - volume suatu asam dan suastu basa yang
tepat saling menetralkan. Titik akhir titrasi adalah titik dimana indikator
berubah warna, dengan memilih indikator secara seksama, titik akhir itu akan
tepat berimpit dengan titik kesetaraan (Keenan, 1984).

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 25


Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang
perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan
sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk
memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih
indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator
disebut sebagai “titik akhir titrasi” (Gunawan, 2004).
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam
ditetesi dengan larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen
(asam dan basa tepat habis bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan (asam
atau basa) diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan.
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik,
sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan
akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam
dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S,
yang pada titik tengahnya merupakan titik ekuivalen (Purba, 1997).
Menentukan titik ekuivalen dalam suatu titrasi, kita harus mengetahui
dengan tepat berapa volume basa yang ditambahkan dari biuret ke asam
dengan menambahkan beberapa tetes indikator asam-basa. Indikator biasanya
ialah suatu asam atau basa organik yang lemah yang menunjukkan warna
yang berbeda antara terionisasi dan tidak terionisasi, kedua bentuk ini
berikatan dengan pH larutan. Namun tidak semua indikator berubah warna
pada pH yang sama. pH asam kurang dari 7 sementara pH basa lebih besar
dari 7 (Chang, 2004).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


a. Tempat dan Waktu

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 26


Praktikum Reaksi Asam Basa di laksanakan di Laboratorium
Universitas Sembilanbelas November Kolaka pada hari Rabu, tanggal 26
Desember 2018 Pukul 13.00-15.00 WITA.

b. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu labu erlenmeyer,
buret, gelas ukur, pipet tetes, batang pengaduk, statif dan klem, botol
semprot, corong kecil, dan filler. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
aquades, asam asetat (CH3COOH), Natrium hidroksida (NaOH), dan
Indikator Fenolftalein (PP).

IV. PROSEDUR KERJA


NaOH CH3COOH/ cuka
 Di pipet sebanyak 1,8 mL
 Ditimbang sebanyak 0,2 gram
Laporan Praktikum Kimia Dasar I  Di masukkan ke dalam Labu27
 Dimasukkan kedalam gelas
takar (ukur) 100 mL
kimia.
 Ditambahkan aquades
 Ditambahkan aquades sebanyak
sampai mencapai tanda batas
 Di pipet sebanyak 10 mL
 Di masukkan ke dalam labu
 Diencerkan dengan aquades
erlenmeer 250 mL
sampai tanda tera / tanda batas
 Ditambahkan 4-5 tetes larutan
 Dibersihkan dinding labu ukur
indikator Fenolftalein (larutan
bagian atas dengan tissue
titrat)
 Di kocok

 Di masukkan ke dalam buret


(larutan titran)
 Di atur batas miniskus larutan
sehingga tepat nol pada buret

 Larutan titrat dititrasi dengan larutan titran setetes demi


setetes
 Diamati perubahan pada larutan titrat
 Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna pada
larutan titrat
 Dicatat perubahan warna, waktu dan volume larutan
titran yang digunakan
 Proses titrasi dilakukan 3 kali

Merah lembayung
V. HASIL PRAKTIKUM
a. Data Pengamatan
V cuka = 1,8 mL
V pengenceran cuka = 100 mL

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 28


Vt cuka = 10 mL
[NaOH] = 0,05 M
V1 NaOH = 12,5 mL
V2 NaOH = 13,5 mL
V3 NaOH = 11,2 mL
[V1+V2+V3]NaOH
Vtn NaOH =
3
(12,5+13,5+11,2) mL
=
3
37,2
= mL
3
= 12,4 mL
Perlakuan warna
CH3COOH/cuka Bening
CH3COOH/cuka + indikator pp Bening
CH3COOH/cuka + indikator pp + NaOH Bening (proses titrasi)
Merah lembayung
CH3COOH/cuka + indikator pp + NaOH berlebih
(titik akhir titrasi)

a. Analisis data

[NaOH] = 0,05 M
Vtn NaOH = 12,4 mL
Vt cuka = 10 mL
Rumus pengenceran
M1 . V1 = M2 . V2
[CH3COOH]p Vt cuka = [NaOH] Vtn NaOH
[NaOH] Vtn NaOH
[CH3COOH]p =
Vt cuka
0,05 M x 12,4 mL
=
10 mL
0,62 M
=
10

= 0,062 M
Untuk mencari konsentrasi CH3COOH dalam cuka sebelum diencerkan
yaitu :

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 29


[CH3COOH] x V pengenceran cuka
[CH3COOH] =
V cuka
0,062 M x 100 mL
=
1,8 mL

= 3,44 M

Reaksi yang terjadi


- Proses titrasi
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

- Titik akhir titrasi


Indikator pp + NaOH senyawa kompleks (Merah lembayung)

VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar CH3COOH.
Dalam sampel, dimana CH3COOH. Dilarutkan dengan akuades dalam labu
ukur, kemudian dipipet, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan
indikator fenolftalein. Pada percobaan ini indikator fenolftalein berfungsi
untuk memberikan perubahan warna saat dilakukan titrasi jika telah terjadi
titik akhir titrasi.

Pada percobaan diatas proses titrasi larutan NaOH 0,05 M dimasukkan


kedalam buret setelah di larutkan didalam gelas kimia. NaOH adalah bahan
utama yang digunakan dalam proses titrasi. Untuk larutan yang akan dititrasi
adalah 10 mL CH3COOH. Larutan CH3COOH dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer lalu ditetesi dengan indikator fenolftalein sebanyak 3 kali.
Kemudian, labu erlenmeyer diletakkan dibawah buret yang telah diisi dengan
larutan NaOH 0,05 M. Pada saat larutan NaOH diteteskan ke dalam
erlenmeyer, secara perlahan larutan CH3COOH akan mengalami perubahan
warna dari bening menjadi berwarna merah muda/merah lembayung.
Perubahan warna terjadi karena adanya penambahan indikator fenolftalein
tadi, hal ini menunjukkan bahwa seluruh larutan CH3COOH tepat bereaksi.

Titrasi di lakukan sebnayak 3 kali agar mendapat data yang akurat. Hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut : pada titrasi pertama, warna larutan
CH3COOH berubah menjadi merah lembayung ketika NaOH Penitrasi yang

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 30


di gunaka sebanyak 12,5 mL. pada titrasi kedua, dengan indicator yang sama,
13,5 mL. pada titrasi ketiga, volume NaOH yang diperlukan sebanyak 11,2
mL. sehingga di peroleh volume rata-ratanya 12,4 mL. Titrasi di lakukan
sebanyak 3 kali untuk meminimalisir kesalahan. Apabila jarak volume titrasi
semakin jauh maka data yang di peroleh tidak akurat/terjadi kesalahan, tetapi
jika jarak titrasi semakin dekat maka data yang di peroleh akurat. Fenolftalein
biasanya digunakan sebagai indikator keadaan suatu zat yang bersifat lebih
asam atau lebih basa. Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam
metode titrasi. Fenolftalein cocok untuk digunakan sebagai indikator untuk
proses titrasi HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna (bening)
dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan
dalam keadaan zat yang basa. Tepatnya pada titik pH di bawah 8,3
fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka warna
merah muda yang semakin kemerahan akan muncul.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil konsentrasi CH3COOH dalam larutan cuka sesudah
pengenceran 0,062 M dan sebelum diencerkan 3,44 M. Setelah terjadi
perubahan warna pada CH3COOH yang diteteskan fenolftalein sebanyak 3
tetes titrasi harus dihentikan.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 31


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Anonim, 2018. Fenolftalein(online).


https://id.wikipedia.org/wiki/Fenolftalein. diakses pada tanggal 30
desember 2018 pukul 09. 56 Wita

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 32


Awan, M. 2011. pengertian dan fungsi Laboratorium. (online)
https://wanmustafa/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/.
Diakses pada 20 Desember 2018
Baroroh, U. L. U., 2004. Diklat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.

Brady, J.E., 2000. Kimia Univerasitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Ceengineermu, 2011. Pembuatan Larutan.(online)


http://ceengineermu.weebly.com/2011/embuatan-larutan.html

Chang, R., 2004. Titrasi Asam Basa. Erlangga. Jakarta

Chemistry6623, 2012. Mengenal Bhana Kimia Dan Simbol Bahaya (online)


http://chemistry6623.blogspot.com/2012/07/mengenal-bahan-kimia-dan-
simbol-bahaya.html. Diakses pada 20 Desember 2018.

Gunawan, A., 2004.Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.


Hendayana, 1994.Kimia Dasar I. Bandung . Gramedia
Idang, 2012. Peralatan laboratorium dan fungsi. (online)
(http://idang12. com). Diakses 21desember 2018

Keenan, C.W. dan W. Kleinfelter., 1984. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi ke-
6.TerjemahanAloysius Hadyana Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
________________., 1992. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta
Martono, 1987. Penuntun Penamaan Zat Kimia. Sinar Harapan. Jakarta
Maulana, Puri., 2013. Cara Menentukan pH dan pOH Larutan. (online)
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/016/cara-menentukan-
menghitung-ph-dan-poh.html. 22/11/2014. 13.00

Petrucci, R.H. dan Suminar., 1987. Kimia Dasar edisi empat jilid II. Erlangga.
Jakarta.
Purba, M., 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia Untuk SMU kelas 2. Erlangga. Jakarta

Stacy, 2003. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta

Sudarmo,U., 2006.Kimia Kelas XI. Erlangga. Jakarta

Sukarso. 2005. Pengertian dan Fungsi Laboratorium.


http://wanmustafa/2011/06/12/pengertiandanfungsi-laboratorium/,
diakses 21 desember 2018\

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 33


Svante . 1887.Pengertian Asam. Erlangga. Jakarta

Laporan Praktikum Kimia Dasar I 34

Anda mungkin juga menyukai