I. TUJUAN PRAKTIKUM
- Dapat mengenal, menggunakan dan mengetahui fungsi beberapa alat
laboratorium.
- Mampu mengidentifikasi bahan-bahan kimia.
- Mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan kimia
padat maupun cair.
2. TOXIC
Bahan kimia bersifat racun, dapat menyebabkan kematian atau sakit
yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup
uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.
4. FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
5. EXPLOSIVE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan.
6. OXIDISING
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik,
bahan pereduksi, dan lain-lain.
7. NATURE POLLUTING
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
dalam lingkungan kehidupan. (Chemistry6623, 2012).
Larutan yaitu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat. Di
dalam larutan zat yang jumlahnya sedikit disebut dengan solut atau zat
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya banyak daripada zat yang lainnya
disebut dengan solven atau pelarut. Di dalam larutan komposisi zat yang
terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat yang terlarut dengan zat pelarut membentuk larutan
disebut degnan solvasi atau pelarutan. (Anonim, 2015).
konsentrasi adalah ukuran yang menggambarkan banyaknya zat di dalam
suatu campuran dibagi dengan volume total campuran tersebut. Terdapat
empat macam deskripsi kuantitatif konsentrasi, yaitu konsentrasi massa,
konsentrasi molar, konsentrasi jumlah, dan konsentrasi volume. (Wikipedia).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan
dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan
kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara
tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan
Padatan KMnO4
Pengenceran KMnO4
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu menentukan berbagai pH larutan dengan menggunakan
indikator universal dan mengukur pH larutan.
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan
basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan
ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung
gugus hidroksida (OH-) di dalamnya. Penjelasan tentang asam dan basa
menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang
sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air.
Misalnya asam asetat akan bersifat asam bila dilarutkan kedalam air tetapi
ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene.
Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara
terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam
dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau Proton (Sudarmo, 2006).
Asam pH 5
Netral pH 7
Asam pH 4
Air jeruk nipis
Laporan Praktikum Kimia Dasar I 19
diiris dan peras jeruk nipis
Netral pH 4
Larutan NaOH
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa dalam penentuan pH
larutan dilakukan menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal.
pH sebuah larutan berbeda-beda berdasarkan larutannya masing-masing.
PERCOBAAN III
REAKSI ASAM BASA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Basa adalah senyawa yang terdiri dari unsur logam dan gugus hidroksil.
Gugus hidroksil merupakan ion poliatom (diatom) yang terdapat dalam
kesatuan yang memberi ciri basa, sehingga gugus hidroksil satu unsur
elektronegatif. Meskipun sebenarnya basa dianggap tergolong senyawa terner
karena terdiri dari tiga jenis unsur, tetapi dalam penamaannya basa
dimasukkan dan diperlakukan sebagai senyawa biner. Jika logam bervalensi
tetap dalam arti hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, basa diberi nama
dengan menyebutkan nama logam diikuti dengan kata hidroksida (Martono,
1987 : 201).
Titrasi atau titimetri adalah analisa kimia kualitatif yang dilakukan dengan
menetapkan volume suatu zat larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kualitatif dengan larutan zat
yang akan dianalisis (Keenan, 1992).
Merah lembayung
V. HASIL PRAKTIKUM
a. Data Pengamatan
V cuka = 1,8 mL
V pengenceran cuka = 100 mL
a. Analisis data
[NaOH] = 0,05 M
Vtn NaOH = 12,4 mL
Vt cuka = 10 mL
Rumus pengenceran
M1 . V1 = M2 . V2
[CH3COOH]p Vt cuka = [NaOH] Vtn NaOH
[NaOH] Vtn NaOH
[CH3COOH]p =
Vt cuka
0,05 M x 12,4 mL
=
10 mL
0,62 M
=
10
= 0,062 M
Untuk mencari konsentrasi CH3COOH dalam cuka sebelum diencerkan
yaitu :
= 3,44 M
VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar CH3COOH.
Dalam sampel, dimana CH3COOH. Dilarutkan dengan akuades dalam labu
ukur, kemudian dipipet, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan
indikator fenolftalein. Pada percobaan ini indikator fenolftalein berfungsi
untuk memberikan perubahan warna saat dilakukan titrasi jika telah terjadi
titik akhir titrasi.
Titrasi di lakukan sebnayak 3 kali agar mendapat data yang akurat. Hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut : pada titrasi pertama, warna larutan
CH3COOH berubah menjadi merah lembayung ketika NaOH Penitrasi yang
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa hasil konsentrasi CH3COOH dalam larutan cuka sesudah
pengenceran 0,062 M dan sebelum diencerkan 3,44 M. Setelah terjadi
perubahan warna pada CH3COOH yang diteteskan fenolftalein sebanyak 3
tetes titrasi harus dihentikan.
Brady, J.E., 2000. Kimia Univerasitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.
Keenan, C.W. dan W. Kleinfelter., 1984. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi ke-
6.TerjemahanAloysius Hadyana Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
________________., 1992. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta
Martono, 1987. Penuntun Penamaan Zat Kimia. Sinar Harapan. Jakarta
Maulana, Puri., 2013. Cara Menentukan pH dan pOH Larutan. (online)
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/016/cara-menentukan-
menghitung-ph-dan-poh.html. 22/11/2014. 13.00
Petrucci, R.H. dan Suminar., 1987. Kimia Dasar edisi empat jilid II. Erlangga.
Jakarta.
Purba, M., 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia Untuk SMU kelas 2. Erlangga. Jakarta
Stacy, 2003. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta