Anda di halaman 1dari 42

MODUL

PRAKTIKUM TEKNIK INSTRUMENTASI


(INSTRUMENTASI)

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN


ELEKTRONIKA

Oleh :

Erna Utami, S.S.T., M.T.


dan Tim Laboratorium

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS
Cepu
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Instrumentasi Program Studi Pemasaran
dan Niaga tingkat 2 dapat terselesaikan. Modul ini dimaksudkan untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum sehingga dapat memahami teori yang
telah diberikan di kelas.
Modul praktikum ini terdiri dari 5 (lima) pokok bahasan proses variabel,
yaitu Modul Temperatur Transmitter (Sensor Termokopel dan RTD), Modul
Pressure Transmitter, Modul Level Measurement, dan Modul Flow Measurement
(Pitot Tube, Venturi, Orifice) dan Air Instrument System. Masing – masing pokok
bahasan diuraikan dalam bentuk tutorial dan lembar kerja. Dengan demikian,
setelah melaksanakan praktikum diharapkan mahasiswa tidak saja dapat
melaksanakan pengujian – pengujian tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan
karakterisasi masing – masing percobaan. Tiap pokok bahasan tersebut
dilaksanakan dalam satu kali praktikum dan 2 kali kegiatan asistensi.
Tentunya Modul Praktikum ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab
itu, penyusun sangat berterimakasih apabila pembaca berkenan memberi kritik
maupun saran agar Modul Praktikum ini semakin sempurna dan berkualitas.
Akhir kata, penulis berharap agar Modul Praktikum ini dapat bermanfaat
dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan membantu mahasiswa
dalam melaksanakan praktikum.

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................. 3
PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN
LABORATORIUM.................................................................................................4
TERMOKOPEL .................................................................................................. 6
PRESSURE TRANSMITTER ........................................................................... 11
TEMPERATUR TRANSMITTER..................................................................... 20
ORIFICE METER ............................................................................................. 25
LEVEL MEASUREMENT ................................................................................ 32
I. PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN
PERALATAN LABORATORIUM

KESELAMATAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi
seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan
demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan
sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.
BAHAYA LISTRIK
• Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐kontak dan
circuit breaker) dan cara menyala‐matikannya. Jika melihat ada kerusakan
yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala‐jala
yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiriatau orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air
wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik. Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu
terjadi:
 Jangan panik
 Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐
masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik
• Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari
sumber listrik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar
andatentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH
• Jangan membawa benda‐benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke
dalam ruangpraktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau
panas yang berlebihan
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas
berlebih pada diri sendiri atau orang lain
• Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas praktikum
Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya
api atau panas berlebih:
• Jangan panik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
• Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing‐
masing Menjauh dari ruang praktikum

BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM


• Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang
praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
• Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
• Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat
melukai
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri
atau orang lain
LAIN-LAIN
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
TERMOKOPEL

1. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
a. Mampu membaca suhu yang terukur dengan termokopel jenis K yang
dirubah menjadi tegangan pada tiap perubahan suhu
b. Membandingkan suhu pengukuran dengan alat standar (dalam hal ini
digunakan thermometer gelas) dan termokopel.

2. Bahan/Reagen
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan) yaitu sebagai
berikut :

No. Bahan/Reagen Volume Satuan


1. Minyak pelumas 500 ml

3. Peralatan

a. Termokopel jenis K

b. Multimeter
c. Breaker Glass
d. Hot Plate
e. Handler Stand
f. Alat Ukur Suhu ruangan
g. Termometer Gelas (sebagai Standar)
4. Keselamatan Kerja
a. Gunakan APD yang sesuai
b. Berhati-hati dalam melaksanakan praktikum ini karena menggunakan fluida
yang dipanaskan.

5. Dasar Teori
Pengukuran temperatur dengan metode elektrik yang paling banyak adalah
menggunakan termokopel. Prinsip kerja dari sensor ini ditemukan oleh Seebeck
tahun 1821, yang terdiri dari dua kawat logam yang tidak sejenis dan kedua
ujungnya disambung menjadi satu. Termokopel jenisnya bervariasi dari jenis
yang terbuat dari logam mahal atau yang paling umum digunakan pada
aplikasi - aplikasi industri.

Output termokopel :

Jenis – jenis Termokople


Termokopel jenis K adalah kombinasi dari chromel-alumel dimana kaki negatif
adalah alumel dan kaki positif adalah chromel. Pada kawat extention di beri
tanda dengan konektor kuning dan isolasi kuning. Konduktor-konduktor kawat
ext yang berdiri sendiri dibungkus dengan isolasi kuning, untuk kawat ext
positif, dan isolasi merah untuk kaki negatif.

6. Langkah Kerja
a. Menyiapkan peralatan kerja.
b. Merangkai peralatan sesuai dengan gambar percobaan.

c. Mengamati dan catat suhu ruangan pada termometer saat percobaan


dimulai, dan pada titik-titik pengukuran
d. Menghidupkan hot plate untuk memanaskan pelumas yang berada dalam
breaker glass.
e. Mengamati besar perubahan temperatur pada termometer dan tegangan
yang terjadi melalui multimeter dari suhu 50 oC sampai 100 oC pada setiap
kenaikan 10 oC
f. Mematikan hot plate untuk menurunkan suhu.
g. Mengamati besar perubahan temperatur pada termometer dan tegangan
yang terjadi melalui multimeter dari suhu 100 oC C sampai dengan 50 oC
pada setiap penurunan 10 oC.
h. Membandingkan data hasil pengamatan dan perhitungan (dengan
menggunakan table termokopel).

7. Pehitungan
a. Dengan menggunakan tabel termokopel, ubah titik-titik pengukuran
ke dalam milivolt dan masukkan ke dalam tabel.
b. Suhu ruang yang tercatat diubah ke dalam milivolt dan masukkan ke tabel
c. Nilai standar = milivolt titik pengukuran – suhu ruang (sebagai reference
junction)
d. Hitung deviasi (error) = data hasil pengukuran – nilai standar.

8. Tugas:
a. Mencatat data hasil percobaan dan memasukkan ke dalam tabel
b. Membuat grafik hubungan antara termokopel dan termometer gelas

9. Data hasil praktikum


Pembacaan
Titik Pengukuran Suhu Nilai Error
Thermocouple
Standart (oC) Ruang Percobaan (mV)
(mV)
(1) (2) (3) (4) (5)
Rata-
Naik Turun mV Naik Turun (oC) mV (4) = (2) – (3) (5) = (4)- (1)
Rata
50 50
60 60
70 70
80 80
90 90
100 100
10. Tabel Termokopel
PRESSURE TRANSMITTER

1. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum Pressure Transmitter, Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran tekanan
b. Menyebutkan tujuan pengukuran tekanan pada proses
c. Menyebutkan jenis alat-alat ukur tekanan elektronik
d. Menggambar skema alat ukur transmitter tekanan.
e. Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing alat ukur transmitter tekanan.
f. Menjelaskan faktor-faktor yang merusak penampilan alat ukur tekanan
dan cara mengatasinya.

2. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan) yaitu
sebagai berikut:
No. Nama Barang Volume Satuan
1. Tubing plastik 5 Meter
2. Fitting plastik 10 Pcs
3. Majun 0,2 Kg
4. Seal tape 2 Buah

3. Peralatan :

No. Nama Barang Volume Satuan


1. Pressure Transmitter 2 Unit
2. Multifunction Calibrator 1 1
3. Multi meter 1 Unit
4. Tools 1 Set
5. Sumber listrik - -
Gambar 1. Electronic Pressure Transmitter

4. Keselamatan Kerja :

a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik (workshop), mahasiswa


wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik, jika menggunakan
sumber tegangan listrik, lakukan dengan hati-hati dan perhatikan indikasi
yang ada pada sumber listrik tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatan-peralatan yang digunakan
dilakukan dengan hati-hati (sesuai dengan SOP) peralatan itu sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik, sebelum
dikoneksikan peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan dengan hati -hati, baik dan jangan bergurau.

5. Dasar Teori
Beda tekanan yang dihasilkan oleh sisi tekanan rendah (low) dengan sisi
tekanan tinggi (high) dideteksi oleh sensor diaphragm capsule melalui cairan
perantara (filling liquid) yang terdapat di dalamnya. Gerakan sensor diaphragm
capsule sebanding dengan beda tekanan yang berasal dari kedua sisi tersebut.
Sensor diaphragm capsule berfungsi sebagai electrode bergerak (moving
electrode) yang di dalamnya terdapat dua buah capasitor yang berbeda.
Perbedaan nilai kapasitansi antara kedua sisi kapasitor oleh unit amplifier
diubah menjadi signal 4 ~ 20 mA DC atau 10 ~ 50 mA DC untuk kemudian
dikirim ke alat penerima (receiver).

Gambar 4. Konstruksi Diaphragm Capsule

Gerakan yang terjadi di pusat diaphragm sebanding dengan perubahan beda


tekanan yang diterimanya dan dapat diformulasikan sebagai berikut :
x = A . (PH – PL)..............................................................................(1.1)

dimana:
x = gerakan (pergeseran) pusat diaphragma
A = constanta
PH = sisi tekanan tinggi diaphragma
PL = sisi tekanan rendah diaphragma

Jarak antara pusat fixed electrode (dH) dengan pusat moving electrode (dL)
masing-masing adalah :
dH = d0 + x
dL = d0 - x
d0 = jarak antara sensing diaphragma dengan fixed electrode pada saat tidak
terjadi pergeseran.

Capasitance antara moving electrode (CH) dengan masing-masing fixed


electrode (CL) adalah:
S S
CH =  ......................................................................(1.2)
dH d0  x

S S
CH =  .......................................................................(1.3)
dL d0  x

di mana :
 = dielectric constant
S = electrode surface area
Arus yang mengalir pada masing-masing capasitance adalah:
iH =  CH eD
iL =  CL Ed

dimana :
 = angular frequency
eD = exciting voltage

Pada saat iL + iH (=IC) constant terhadap eD, iL - iH (=Iout) adalah:

iL + iH =  eD (CL + CH) = IC ………. Constant


IC
 eD =
CL  CH

CL - CH
Iout = iL - iH =  eD (CL - CH) =  IC .........................................(1.4)
CL  CH

Apabila formula (1.1), (1.2), (1.3) dan (1.4) digabungkan, maka akan didapat:

x A  IC
Iout =  IC = (PH – PL)............................................................(1.5)
d0 d0
Disini terlihat bahwa Iout (output) adalah sebanding dengan beda tekanan (P H –
PL)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut:

Gambar 5. Prinsip Operasi Diaphragm Capsule

Dari sinyal yang dihasilkan oleh sensor capasitif didalam pressure transmiiter
kemudian data tersebut diolah oleh signal conditioning sehingga sinyal atau
data yang dihasilkan berupa sinyal standar dan diantara tipe elektronik pressure
transmitter ada dua tipe signal conditioning diantaranya adalah :
Gambar 6. smart transmitter dan analog tranmitter signal conditioning

Hampir Presure Transmitter dan Differential Pressure Transmitter yang ada


dalam industri tidak memiliki perbedaan, tapi perbedaan itu dapat terlihat
seperti gambar berikut :

Gambar 7. Perbedaan Pressure Transmitter

Untuk mengukur tekanan label H “high” yang digunakan untuk mengukur tetapi
pada L “low” connection seperti ditutup rapat sebenarnya apabila kita lihat
lebih jauh ada bagian sensor yang tetap terhubung dengan tekanan ambient
(atmospheric).

6. Langkah Kerja
Peralatan di rangkai untuk dilakukan pengukuran dan kalibrasi, seperti
rangkaian berikut.

Gambar 8. Rangkaian Kalibrasi Pressure Transmitter

Keterangan :
a. Pada saat membuat rangkaian Pengukuran dan Kalibrasi Pressure
Transmitter Elektronik, dipastikan semua peralatan dalam kondisi OFF.
b. Rangkaian instalasi Pressure Transmitter Elektronik dilakukan dengan
cermat,dan benar, karena jika sampai terjadi kesalahan akan merusak
peralatan yang digunakan. Sebelum melakukan kalibrasi alangkah baiknya
dimengerti masing-masing peralatan yang digunakan :
1) Multifunction Calibrator, merupakan perangkat yang
membangkitkan tekanan yang dibutuhkan oleh Pressure Transmitter.
Multifunction Calibrator dapat di set sesuai dengan
kebutuhan/disesuaikan dengan Input Pressure Transmitter.
2) Pressure Transmitter Elektronic, merupakan equipment yang akan di
kalibrasi, dan Pressure Transmitter Elektronik mempunyai batasan
pengukuran sesuai dengan plat tag transmitter dan output 4 – 20 mA dan
Pressure Transmitter Elektronik ini juga dilengkapi dengan display.
Sehingga apabila input tekanan yang diberikan dapat ditampilkan di
display tersebut.
3) Multimeter, merupakan alat ukur standard dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, penunjukkan di display Pressure Transmitter
Elektronik harusnya sesuai dengan penunjukkan di Multimeter
c. Setelah rangkaian pengukuran dan kalibrasi pressure transmitter
elektronik dan perangkat lainnya diyakinkan sudah benar, maka
langkah pengukuran dilakukan, pertama perhatikan range ukur transmitter
yang sebelumnya telah terkalibrasi dan lakukan pemetaan terhadap range
yang ada dalam transmitter seperti tabel pengambilan data dibawah.
d. Berikan input udara bertekanan ke dalam Junction upstream transmitter
berlabel H “high” secara bertahap sesuai pemetaan range awal. Setelah itu
perhatikan pula current output yang dihasilkan transmistter dan lakukan
pengambilan data sesuai dengan tabel dibawah

7. Pehitungan
Formula yang digunakan sebagai berikut :

Output= (Imax - Imin ). ((Ref.Pressure - Min.Pressure) / (Max.Pressure -


Min.Pressure))+ (Imin )

Keterangan :
- Nilai (I max) = Maximum Range dari Pressure Transmitter
- Nilai (I min) = Minimum Range dari Pressure Transmitter
- Ref. Pressure = Pembacaan actual saat pengukuran
- Min. Pressure = Minimum Range Pressure Transmitter
- Max. Pressure = Maximum Range Pressure Transmitter

8. Laporan Sementara
a. Menyelesaikan perhitungan manual
b. Membandingkan hasil perhitungan manual dengan data yang didapat
dari kalibrasi.
c. Membuat laporan hasil perhitungan dengan data hasil kalibrasi.
9. Data hasil praktikum
Data hasil praktikum sebagai berikut :

a. Sebelum Adjustment :
Nilai Perhitungan Hasil Percobaan
Nilai Operasi
Multimeter Tekanan Error
(%) Arus (mA)
(mA) (bar/Psi, etc)
Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun
0 100
25 75
50 50
75 25
100 100

b. Setelah Adjustment :
Nilai Perhitungan Hasil Percobaan
Nilai Operasi
Multimeter Tekanan Error
(%) Arus (mA)
(mA) (bar/Psi, etc)
Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun
0 100
25 75
50 50
75 25
100 0

10. Pembahasan dan Kesimpulan


TEMPERATUR TRANSMITTER

1. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
a. Melakukan kalibrasi Temperatur Transmitter dengan cara membandingkan
suhu pengukuran dengan alat standar (dalam hal ini termometer gelas)
dan sinyal standar dan output standart elektronik.
b. Membandingkan perubahan arus yang terjadi dengan perubahan suhu

2. Bahan/Reagen
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan) yaitu sebagai
berikut :
No. Bahan/Reagen Volume Satuan
1. Minyak pelumas 500 Ml
2. Air suling 500 ml

3. Peralatan
a. Sensor Temperatur : RTD & Thermocouple
b. Mulltimeter
c. Breaker Glass
d. Hot Plate
e. Handler Stand
f. Thermometer Gelas (sebagai Standart)
g. Temperature Transmitter
Gambar 1. Temperature Transmitter

4. Keselamatan Kerja
a. Gunakan APD yang sesuai
b. Berhati-hati dalam melaksanakan praktikum ini karena menggunakan fluida
yang dipanaskan

5. Dasar Teori

“Smart” Temperature Transmitter Analog Temperrature Transmitter

Apply temperature here Apply temperature here


6. Langkah Kerja
Peralatan dirangkai untuk dilakukan pengukuran dan kalibrasi, seperti
rangkaian berikut.

a. Terminal
b. Input

7. Pehitungan
Formula yang digunakan sebagai berikut :
Output= (Imax - Imin ) . ((Ref.Temp - Min.Temp) / (Max.Temp - Min.Temp))
+ (Imin )

Keterangan :
- Nilai (Imax) = Maximum Range dari Temperatur Transmitter
- Nilai (Imin) = Minimum Range dari Temperatur Transmitter
- Ref. Temp = Pembacaan actual saat pengukuran
- Min. Temp = Minimum Range Temperatur Transmitter
- Max. Temp = Maximum Range Temperatur Transmitter

8. Tugas
a. Membandingkan hasil perhitungan manual dengan data yang didapat
dari kalibrasi.
b. Membuat laporan hasil perhitungan dengan data hasil kalibrasi.
9. Data hasil praktikum
Data hasil praktikum sebagai berikut :

Nilai Perhitungan Hasil Percobaan


Nilai Operasi
Multimeter Temperatur Error
(oC) Arus (mA)
(mA) (oC, etc)
Turu Turu Turu
Naik Turun Naik Turun Naik Naik Naik
n n n
40 90
50 80
60 70
70 60
80 50
90 40

10. Pembahasan dan Kesimpulan


FLOW MEASUREMENT (ORIFICE METER)

1. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum Flow Measurement ini, Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran aliran fluida
b. Menyebutkan tujuan pengukuran laju aliran fluida dan laju alir massa fluida
pada Orifice meter
c. Menjelaskan faktor-faktor yang terjadi dalam pengukuran laju aliran
fluida.

2. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan) yaitu
sebagai berikut:
No. Nama Barang Volume Satuan
1. Tubing plastik 5 Meter
2. Fitting plastik 10 Pcs
3. Majun 0,2 Kg
4. Seal tape 2 Buah

3. Peralatan :

No. Nama Barang Volume Satuan


1. Simulasi RT 390 1 Unit
2. Digital Pressure Gauge 2 Unit
3. DP Transmitter 1 1
4. Jangka Sorong 1 Unit
5. Tools 1 Set
6. Sumber listrik - -
Gambar 1. Simulator RT 390

4. Keselamatan Kerja :

a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik (workshop), mahasiswa


wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik, jika menggunakan
sumber tegangan listrik, lakukan dengan hati-hati dan perhatikan indikasi
yang ada pada sumber listrik tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatan-peralatan yang digunakan
dilakukan dengan hati-hati (sesuai dengan SOP) peralatan itu sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik, sebelum
dikoneksikan peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan dengan hati -hati, baik dan jangan bergurau.

5. Dasar Teori
Persamaan laju alir untuk pengukuran fluida yang mengalir dalam pipa
menggunakan meter orifice terdiri dari dua yaitu persamaan teoritis dan praktis
atau sering dikenaal dengan industrial praktis. Untuk memahami persamaan laju
alir dapat melihat skmea fluida gambar dibawah ini.
P1 P2

h1 D d h2
V2
V1

Gambar 1. Skema Aliran Fluida pada Orifice


Keterangan :
P1 = Tekanan upstream Pengukuran
P2 = Tekanan downstream Pengukuran
D = Diamater dalam pipa (m)
d = Diameter Orifice (m)
V1 = Kecepatan fluida pada sisi hulu (m/s)
V2 = Kecepatan fluida pada sisi hilir (m/s)
h1 = Tinggi pipa pada sisi hulu
h2 = Tinggi pipa pada sisi hilir

Sizing Plat Orifice


Sizing plat orifice yang dimaksdu adalah mendesain lubang (bore) diameter dari
plat orifice yang sesuai dengan kebutuhan dari penggukuran minimum, normal
dan maksimum dari fluida yang melewati Orifice Meter tersebut. Desain orifice
didapat setelah data – data proses seperti tekanan, spesifikasi gas, temperature
dan lainnya telah ditetapkan pada saat awal desai. Jika ada perubahan dari data
proses maka perubahan lubang ukuran dapat berubah. Berdasarkan engineering
standar (ISO 5167 dan ASME MFC – 3M) besar lubang (bore) diameter plat
orifice ditentukan pada nilai beta ratio () orifice meter sebesar 0,1<<0,75.

Gambar 2. Geometri Plat Oriffice


(sumber : ISO 5167 Part 2 : Oriffice Plate)

Keterangan :
d = Diameter Oriffice (m)
D = Diamater dalam Pipa (m)
E = Ketebalan plate oriffice (mm), ketebalan antara e dan 0,005D
e = Ketebalan bore plate oriffice (mm), ketebalan antara 0,005D dan
0,002D
 = sudut bevel orifice sebesar 45o

Jenis Oriffice Plate


6. Langkah Kerja
a. Buka mur baut pada oriffice plate dan flange dengan urutan sebagai berikut
:
b. Ukur bagian D : diamater dalam pipa (m) dan d : Diameter Orifice (m),
dengan menggunakan jangka sorong.
c. Kencangkan kembali mur baut pada oriffice plate dan flange dengan urutan
seperti semula
d. Peralatan pada percobaaan ini dirangkai, seperti gambar dibawah ini :

e. Usahakan fluida yang ada didalam tubing plastik adalah fluida yang akan
diukur.
f. Lakulah pengamatan Flowrate, P1, P2 pada simulator RT 390 dan P1, P2 pada
pressure gauge dan atur flowrate dengan menggunakan valve no. 6
(adjustment of flowrate).

7. Tugas
a. Menghitung diameter plate orifice
b. Membuat laporan hasil pengamatan dari flowrate refference.
8. Data hasil praktikum

9. Pembahasan dan Kesimpulan


LEVEL MEASUREMENT

1. Tujuan :
Setelah mengikuti praktikum Level Measurement ini, Mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan metoda pengukuran level
b. Menyebutkan tujuan pengukuran level pada proses
c. Menjelaskan faktor-faktor yang terjadi dalam pengukuran aliran fluida.

2. Bahan/Reagen :
Kebutuhan bahan untuk satu kali praktikum (5 orang praktikan) yaitu
sebagai berikut:
No. Nama Barang Volume Satuan
1. Tubing plastik 5 Meter
2. Fitting plastik 10 Pcs
3. Majun 0,2 Kg
4. Seal tape 2 Buah

3. Peralatan :

No. Nama Barang Volume Satuan


Modular Process Control
1. 1 Unit
Plant
2. Level control module 2 Unit
3. DP Transmitter 1 1
4. Tools 1 Set
5. Sumber listrik - -
Gambar 1. Simulator Modular Process Control

4. Keselamatan Kerja :

a. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik (workshop), mahasiswa


wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Pada saat melakukan praktikum di ruang praktik, jika menggunakan
sumber tegangan listrik, lakukan dengan hati-hati dan perhatikan indikasi
yang ada pada sumber listrik tersebut.
c. Pada saat melakukan koneksi antara peralatan-peralatan yang digunakan
dilakukan dengan hati-hati (sesuai dengan SOP) peralatan itu sendiri.
d. Pastikan peralatan yang menggunakan sumber listrik, sebelum
dikoneksikan peralatan tersebut dalam kondisi OFF.
e. Lakukan percobaan dengan hati -hati, baik dan jangan bergurau.

5. Dasar Teori
Salah satu parameter yang diukur hampir di setiap proses industri adalah level,
ada banyak cara mengukurannya, salah satunya adalah menggunakan metode
hydrostatic pressure.
Setiap zat cair yang menempati sebuah bejana/vessel/tangki, akan memiliki
tekanan hidrostatik yang besarnya sebanding dengan level zat cair tersebut,
dengan asusmsi masa jenis (sg=specific gravity)-nya tetap.

P1 P1 P1 P1

P2

Gambar 2. Tekanan dalam media tanki kolom

Gambar di atas adalah sebuah tangki terbuka (permukaannya terhubung ke


atmosfer), dimana disitu akan bekerja tekanan P1 sebesar tekanan atmosfer,
yang kemudian akan kita abaikan karena kita akan mengukur tekanan “gauge”.
Tekanan hidrostatik (P2) yang dihasilkan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
P =  x g h...........................................................................................(1)

Dimana :
 = massa jenis air, kg/m3
g = gaya gravitasi bumi, m/s2
h = ketinggian air dasar tanki, m

Perhitungan range transmitter pada pengukuran level dengan tangki tertutup


dibedakan pada metode instalasinya, yaitu Dry Outside Leg dan Wet Outside
Leg dimana masing-masing metode mempunyai cara perhitungan range yang
berbeda-beda.
Dry Outside Leg :
Perhitungan range dengan menggunakan Dry Outside Leg baik pada tangki
terbuka maupun tangki tertutup adalah :

H = x.GL

e = d.GL + z.Gs

Range = e s.d (e+H)

Dimana :
X = jarak vertikal antara minimum terhadap maksimum level yang
diukur (in.)
Y = jarak vertikal antara tapping pressure transmitter terhadap level
minimum yang diukur (in.)
GL = specific gravity fluida yang diukur.
GS = specific gravity fill liquid.
H = maximum head pressure yang diukur (inchec H2O)
h = jarak antara process tapping point dengan transmitter (inch)
e (zero suppression) = head pressure yang dihasilkan oleh Y (inches H2O).

Gambar 3. Zero Suppresion

Wet Outside Leg :


Perhitungan range dengan menggunakan Wet Outside Leg adalah :
h = (X)(GL)
e = (Y)(GL)
s = (z)(Gs)

Range = e –s s.d h + e –s.

Dimana :
X = jarak vertikal antara minimum terhadap maksimum level yang
diukur (in.)
Y = jarak vertikal antara tapping pressure transmitter terhadap level
minimum yang diukur (in.)
z = jarak vertikal antara wet leg bagian atas terhadap tapping pressure
transmitter (in.)
GL = specific gravity cairan fluida yang diukur.
GS = specific gravity fill liquid pada wet leg
H = maximum head pressure yang diukur (inches H2O).
h = jarak antara process tapping point dengan transmitter = 40 inch.

e (zero suppression) = head pressure yang dihasilkan oleh Y (inches H2O)


s (zero elevation) = head pressure yang dihasilkan oleh z (inches H2O).

Gambar 4. Zero elevation

6. Langkah Kerja
a. Rangkai alat dengan skema sebagai berikut :

b. Usahakan cairan yang ada pada sisi upstream transmitter terisi dengan
fluida yang akan diukur.
c. Tunggu instruksi dari instruktur laboratorium untuk menetapkan LRV dan
URV dari pengukuran level tersebut, kemudian ukur bagian level yang
dibutuhkan.
d. Lakukan perhitungan sesuai dengan persamaan diatas, dan masukan hasil
perhitungan LRV dan URV kedalam DP transmitter.
e. Lakulah pengamatan tekanan yang tertampil di transmitter.

7. Pehitungan
Mampu membaca level pada sebuah tangki dengan merubah bukaan valve dan
mengetahui karakteristik dari komponen tersebut.

8. Tugas
a. Menetukan nilai LRV dan URV
b. Menghitung level dengan pembanding tekanan.

9. Data hasil praktikum


10. Pembahasan dan Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan praktikum terdiri dari dua yaitu :

Setiap praktikan wajib membuat laporan sementara dan laporan lengkap secara
perorangan.

1. Laporan praktikum sementara:


Form laporan sementara lihat pada lampiran.
Setiap selesai praktikum laporan sementara harus mendapat acc. dari instruktur
atau dosen.

2. Laporan lengkap
Laporan Praktikum judul ditentukan oleh dosen Koordinator Praktikum.
Laporan ditulis tangan menggunakan kertas A4, tidak perlu dipaksakan
memperbanyak halaman. Mutu laporan tidak ditentukan hanya oleh jumlah
halaman. Laporan praktikum ditulis dengan mengikuti kaidah – kaidah Bahasa
Indonesia baku, terdiri atas bagian – bagian:

a. Judul. & Lembar Pengesahan

Judul Laporan sama dengan judul praktikum dilengkapi dengan lembar


pengesahan yang telah ditanda tangani oleh Kepala Laboratorium dan
Instruktur Praktikum. Setiap modul diberikan sampul halaman modul.

b. Teori Dasar

Berisi mengenai teori dari percobaan yang praktikan lakukan. Sangat tidak
dianjurkan menulis kembali teori yang tertulis pada buku petunjuk
praktikum. Gunakan bahasa Praktikan sendiri. Rumus – rumus yang ditulis
harus disebutkan referensinya.

c. Bahan dan Peralatan

Berisi mengenai bahan dan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan


praktikum.
d. Langkah Kerja

Uraikan dengan singkat langkah – langkah percobaan.

e. Hasil Pengamatan dan Analisis

- Di bagian ini cukup ditunjukkan data pengamatan serta hasil analisis


dalam bentuk grafik/tabel. (jika mungkin).
- Bandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang terdapat di dalam
literatur dan berilah pendapat saudara. Laporan sementara diletakkan
sebelum hasil pengamatan dan Analisis laporan akhir.

f. Simpulan dan Saran

Tuliskan simpulan dan saran hasil pengamatan sesuai dengan tujuan


percobaan.

g. Daftar pustaka.

Tulislah buku referensi yang digunakan untuk menulis laporan ini.


Penulisan referensi meliputi nama pengarang, tahun terbit, judul buku,
penerbit, tempat/kota penerbit.

h. Laporan menggunakan kertas HVS A4, 70 gram, dengan ukuran:


- Top : 4 cm
- Left : 4 cm
- Right : 3 cm
- Bottom: 3 cm
LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM .....................................
LABORATORIUM ..........................

Nama : .....................................
No. Mahasiswa : .....................................
Kelompok : .....................................

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA


MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS
Cepu
Tahun
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIKUM
.................................................

PROGRAM STUDI
...........................................

Disusun Oleh :

Nama : .....................................
No. Mahasiswa : .....................................
Kelompok : .....................................
Tanggal Percobaan 1 : .....................................
Tanggal Percobaan 2 : .....................................
Tanggal Percobaan 3 : .....................................
Tanggal Percobaan 4 : .....................................
Tanggal Percobaan 5 : ………………………………….

Cepu, ……….………
Menyetujui,
Instruktur Praktikum

..............................................
NIP.

Anda mungkin juga menyukai