aProdi
Fisika, FMIPA UniversitasTanjungpura,
*Email :parnasarri@gmail.com
(Diterima 19 April 2022; Disetujui 29 April 2022; Dipublikasi 30 April 2022)
Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang studi kapasitansi dan konstanta dielektrik pada karbon aktif tandan
kosong kelapa sawit. Karakteristik kelistrikan yang diamati yaitu kapasitansi dan konstanta dielektrik
serta mengetahui pengaruh variasi nilai frekuensi terhadap nilai konstanta dielektrik. Pengukuran nilai
konstanta dielektrik menggunakan kapasitor keping sejajar dengan ukuran 9,74 cm × 2 cm berjarak 0,505
cm, ditengahnya diletakkan karbon aktif tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan dielektrik dan
dihubungkan dengan sumber tegangan AC dari frekuensi 100 – 2000 Hz. Nilai konstanta dielektrik pada
suhu aktivasi 700oC memiliki nilai konstanta paling tinggi dibandingkan suhu aktivasi 600 oC dan 500oC.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karbon aktif yang diaktivasi pada suhu 500oC nilai konstanta
dielektrik tertinggi pada frekuensi 400 Hz yaitu (0,539 ± 0,034) dan nilai konstanta dielektrik terendah
pada frekuensi 2000 Hz yaitu (0,421 ± 0,026). Pada suhu aktivasi 600 oC nilai konstanta dielektrik
tertinggi pada frekuensi 100 Hz yaitu (1,168 ± 0,0759) dan nilai konstanta dielektrik terendah pada
frekuensi 400 Hz yaitu (0,959 ± 0,0657). Sedang pada suhu aktivasi 700 oC memiliki nilai konstanta
dielektrik tertinggi pada frekuensi 700 Hz yaitu (2,104 ± 0,0248) dan nilai konstanta dielektrik terendah
pada frekuensi 2000 Hz yaitu (1,658 ± 0,0195). Pada frekuensi rendah nilai konstanta dielektrik
mengalami fluktuasi sehingga nilainya sedikit acak. Bahan dielektrik seperti karbon, dalam rentang
frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai konstanta
dielektriknya.
98
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit Alat-alat yang digunakan dalam
yang menghasilkan produk sampingan atau penelitian ini adalah ayakan 200 mesh, furnace
limbah yang belum dimanfaatkan secara (carbolite), gelas porselin, gelas beaker, hot
maksimal, salah satunya TKKS. Pada TKKS, plate, magnetic stirrer, penggiling/penumbuk,
kandungan lignin mencapai 60%, selulosa 27% timbangan digital, function generator, kabel
dan sisanya adalah kandungan lain (Hambali, tunggal, Printed circuit board (PCB) tembaga,
dkk., 2007). Bahan yang mengandung unsur pemotong PCB, timah, solder, termometer
lignoselulosa sangat baik dijadikan karbon aktif. ruang, dan lem perkat. Bahan yang digunakan
Karbon aktif adalah karbon berpori hasil dari pada penelitian ini adalah akuades, asam fosfat
pirolisis bahan yang mengandung unsur karbon (H3PO4), kertas saring, potasium klorida (KCl)
(Waluyo, 2017). dan TKKS.
Pada penelitian sebelumnya, telah
dilakukan pengukuran kapasitansi karbon aktif 2.2. Preparasi Karbon Aktif TKKS
TKKS pada prototipe baterai. Waluyo (2017), Limbah TKKS yang diperoleh dari
dalam penelitiannya memvariasikan konsentrasi pabrik dibersihkan dari material lain.
larutan aktivator H3PO4 sebesar 5%, 10%, 15%, Dibersihkan dengan mencuci TKKS
20%, dan 25%, dengan suhu aktivasi sebesar menggunakan air bersih kemudian ditiriskan
700oC selama 1 jam. Seiring bertambahnya dan potong menjadi bagian kecil. Kemudian
konsentrasi aktivator, akan bertambah pula ditimbang massa awalnya dengan menggunakan
ukuran pori karbon aktif tersebut. Ukuran pori neraca digital. Proses dehidrasi yang dilakukan
terbaik diperoleh untuk konsentrasi 25% yaitu dengan cara menjemur potongan kecil TKKS di
sebesar 5,43µm dengan kapasitansi sebesar bawah terik sinar matahari selama 6 hari.
5,88mF/g. Namun, penelitian tersebut hanya Setelah dikeringkan TKKS kemudian
mengukur nilai kapasitansi kapasitor. Hasil dari dikarbonisasi dengan suhu 400oC selama 1 jam.
penelitian tersebut berpotensi untuk karbon hasil pirolisis ini kemudian diaktivasi
dilanjutkan ke studi tentang konstanta menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4)
dielektrik pada karbon aktif TKKS sebagai bahan dengan konsentrasi 25%. Proses aktivasi ini
dielektrik. Oleh sebab itu, pada penelitian ini didiamkan selama 24 jam kemudian karbon
dilakukan pengukuran konstanta dielektrik yang telah teraktivasi dinormalkan pH-nya
karbon aktif dari TKKS menggunakan kapasitor hingga netral. Karbon yang telah dicuci
keping sejajar. dikeringkan kembali menggunakan furnace pada
Kapasitor keping sejajar merupakan 105oC selama 3 jam. Karbon aktif yang telah
kapasitor yang terdiri dari dua buah keping kering dikalsinasi kembali menggunakan
logam yang disusun secara paralel dan furnace pada variasi suhu 500oC, 600oC, dan
dipisahkan oleh jarak sebesar d (Guntoro, 2013). 700oC selama 1 jam. Karbon aktif yang telah
Kapasitor keping sejajar telah digunakan untuk dikalsinasi disintesis menggunakan KCl diaduk
mengukur karakteristik kelistrikan lemak sapi menggunakan magnetic stirrer pada suhu 40oC
dan lemak babi pada frekuensi tegangan selama 15 menit. Karbon aktif yang dihasilkan
masukan 800 – 2000 Hz (Nuzula et al, 2014). dikarakterisasi sifat kelistrikannya.
Pada penelitian tersebut, ditemukan bahwa
semakin tinggi nilai frekuensi yang diberikan, 2.3. Pembuatan Plat Kapasitor
maka semakin rendah nilai kapasitansi dan Keping kapasitor terbuat dari PCB
konstanta dielektrik pada bahan. Penelitian tembaga yang dipotong menggunakan
yang dilakukan oleh Rimafatin (2019) pemotong PCB dengan ukuran 9,74 cm × 2 cm
mengukur konstanta dielektrik pada lemak berjarak 0,505 cm.
hewani menggunakan frekuensi 1 – 20 kHz.
2.4. Pengambilan Data
Seiring dengan bertambahnya frekuensi, nilai
Pengujian pada sistem yang bertujuan
konstanta dielektrik pada bahan semakin
untuk mengetahui keakuratan dari sistem
menurun. Dari beberapa penelitian tersebut,
pengukuran. Pemgujian sistem dilakukan
dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin
dengan cara merangkai seperti pada gambar 4.
tinggi frekuensi yang diberikan, semakin rendah
Nilai konstanta dielektrik yang didapatkan
nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik.
kemudian dibandingkan dengan nilai konstanta
Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka
dielektrik udara pada refrensi yaitu sebesar
dilakukan penelitian mengenai sifat listrik pada
1,00054. Jika nilai konstanta dielektrik udara
karbon aktif limbah TKKS pada frekuensi 100 –
yang didapatkan berdasarkan hasil pengukuran
2000 Hz menggunakan kapasitor pelat sejajar.
mendekati nilai konstanta dielektrik udara pada
2. Metodologi referensi, maka alat kapasitor keping sejajar
2.1. Alat dan Bahan tersebut dapat digunakan pada penelitian ini.
99
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
2.5
Konstanta Dielektrik
1.5
0.5
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)
Gambar 2. Rangkaian kapasitor Gambar 3. Grafik hubungan frekuensi terhadap
konstanta dielektrik udara
Berdasarkan gambar 2 besar tegangan yang
terukur setelah melewati kapasitor dihitung Dari Gambar 3, dapat dilihat bahwa
berdasarkan persamaan di bawah ini: pada rentang frekuensi 0 hingga 2000 Hz nilai
100
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
konstanta dielektrik udara relatif konstan yang diaktivasi menggunakan suhu 500oC dapat
dengan sedikit fluktuasi. Bahan dielektrik dilihat pada Gambar 5.
seperti udara, dalam rentang frekuensi sumber
tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu 0.56
Konstanta Dielektrik
0.52
dielektriknya. Hasil dari pengukuran konstanta 0.5
yang telah dilakukan, nilai yang paling Gambar 5. Grafik hubungan nilai frekuensi
mendekati adalah konstanta dielektrik udara sumber tegangan terhadap nilai konstanta
pada frekuensi 1000 Hz yaitu (0,85 ± 0,098). dielektrikkarbon aktif TKKS pada suhu
Selisih nilai konstanta dielektrik antara hasil aktivasi 500oC (k1)
penelitian dan referensi adalah sebesar 0,14729.
Dari hasil pengukuran konstanta dielektrik Gambar 5 menunjukkan hubungan nilai
udara yang telah dilakukan, dapat dikatakan konstanta dielektrik terhadap frekuensi sumber
bahwa alat dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang diberikan. Nilai konstanta
karakteristik kelistrikan pada karbon aktif dielektrik diperoleh dari perhitungan dengan
TKKS. menggunakan persamaan (3.8). Nilai konstanta
dielektrik karbon aktif TKKS yang diaktivasi
3.3. Karakteristik Karbon Aktif TKKS pada suhu 500oC dapat dilihat pada Gambar 5
Berbagai Frekuensi bahwa pada rentang frekuensi 0 hingga 2000 Hz
Pengukuran data kapasitansi dilakukan pada nilai konstanta dielektrik karbon aktif TKKS
suhu ruang (29°C – 30°C). Sebelum wadah relatif konstan dengan sedikit fluktuasi. Bahan
kapasitor diisi dengan bahan dielektrik karbon dielektrik seperti karbon, dalam rentang
aktif TKKS, terlebih dahulu dilakukan frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz
pengukuran kapasitansi dengan bahan tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai
dielektrik udara. konstanta dielektriknya.
8 Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, hubungan frekuensi sumber
Sampel1
7 Sampel2
2
1.2
1
Konstanta Dielektrik
1.15
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz) 1.1
101
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
102
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
Pada bahan dielektrik yang bersifat cair penelitian Waluyo, (2017) yang menyatakan
dalam rentang frekuensi sumber tegangan 100 – bahwa semakin tinggi suhu aktivasi yang
2000 Hz nilai konstanta dielektrik sudah diberikan, semakin besar ukuran pori sehingga
menunjukkan perubahan pada nilai konstanta nilai kapasitansi pada karbon aktif TKKS
dielektriknya. Muatan-muatan yang terkandung semakin besar dan nilai konstanta dielektrik
dalam bahan cair tersebut lebih mudah bergerak juga besar. Hal ini dikarenakan nilai kapasitasi
sehingga nilai konstanta dielektriknya sudah berbanding lurus dengan nilai konstanta
menunjukkan perubahan pada rentang dielektrik (Sucipto, 2016).
frekuensi tersebut (Widodo, 2014). Sedangkan
pada bahan dielektrik yang bersifat padat pada 4. Kesimpulan
rentang frekuensi sumber tegangan 100 – 2000 Nilai konstanta dielektrik karbon aktif
Hz tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai TKKS pada suhu aktivasi 700oC memiliki nilai
konstanta dielektriknya. Muatan-muatan yang konstanta dielektrik yang paling tinggi
ada pada bahan tidak mudah bergerak pada dibandingkan suhu aktivasi 600oC dan 500oC.
rentang frekuensi tersebut. Rentang frekuensi Pada suhu aktivasi 500oC nilai konstanta
yang cukup tinggi dibutuhkan untuk melihat dielektrik tertinggi pada frekuensi 400 Hz yaitu
perubahan frekuensi pada bahan dielektrik yang (0,539 ± 0,034) dan nilai konstanta dielektrik
bersifat padat (Rimafatin, 2019). terendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu (0,421 ±
0,026). Pada suhu aktivasi 600oC nilai konstanta
3.4. Hasil Pengukuran Nilai Konstanta dielektrik tertinggi pada frekuensi 100 Hz yaitu
Dielektrik Karbon Aktif TKKS/1Variasi (1,168 ± 0,075) dan nilai konstanta dielektrik
Suhu Aktivasi terendah pada frekuensi 400 Hz yaitu (0,959 ±
3 0,065). Sedang pada suhu aktivasi 700oC
k1
2.5
k2 memiliki nilai konstanta dielektrik tertinggi
k3
pada frekuensi 700 Hz yaitu (2,104 ± 0,024) dan
Konstanta Dielektrik
1.5
frekuensi 2000 Hz yaitu (1,658 ± 0,019). Bahan
1 dielektrik seperti karbon, dalam rentang
0.5
frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz
tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai
konstanta dielektriknya.
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)
103
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204
(6) Kurniati, E., 2008, Pemanfaatan Cangkang (12) Sucipto., Riza, D. F. A., dan Hasan, M. L. A.,
Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif, Jurnal 2016, Pengaruh Ukuran Sampel, Frekuensi,
Penelitian Ilmu Teknik, 8(2):96-103. dan Suhu terhadap Sifat Biolistrik Tebu
(7) Mujib, S., dan Muntini, M.S., 2013, (Saccharum officanarum L) untuk Prediksi
Perancangan Sensor Kelembaban Beras Cepat Rendam Tebu. Jurnal Teknologi dan
(8) Berbasis Kapasitor, Jurnal Sains dan Seni Manjemen Agroindustri. 5:(3), 140-148.
Pomits. 1(1):1-6. (13) Umami, Riza., 2018, Karakteristik
(9) Nuzula, Firdausi, Chomsin S. Widodo, dan Konstanta Dielektrik Serbuk Lada Putih
Sucipto. 2014, Studi Pengaruh Campuran Menggunakan Sensor Kapasitor Pelat
Lemak Babi terhadap Kapasitansi dan Sejajar. Universitas Jember (Skripsi)
Konstanta Dielektrik Lemak Sapi dengan (14) Waluyo, H. M., Faryuni, I., dan Abdul. M.,
Metode dielektrik. Jurnal Fisika Indonesia, 2017, Analisis Pengaruh Ukuran Pori
2(1), 297:300. Terhadap Sifat Listrik Karbon Aktif Tandan
(10) Rimafatin, Noer., Bowo, Eko., dan Misto. Kosong Kelapa Sawit pada Prototipe
2019, Analisis Hubungan Suhu dan Baterai. Jurnal Fisika Flux. 14:(1), 27-33.
Frekuensi terhadap Sifat Listrik Lemak (15) Widodo, C. S., Dharmawan, H. A., Sucipto, &
Hewani. Jurnal Fisika Fluks, 2(16), 78:83. Hidayat, A., 2014, Pengukuran Sifat
(11) Robby, M. H. 2013, Kajian Karakteristik Dielektrik Lemak Pangan pada Frekuensi
Biolistrik Kulit Ikan Lele (Clarias batrachus) Rendah. Paper presented at the Simposium
dengan Metode Dielektrik Frekuensi Rendah. Fisika Nasional (SFN) XXVII, Universitas
Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya. Udayana Bandung.
Malang (Skripsi).
104