Anda di halaman 1dari 7

PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal.

98 - 104 ISSN : 2337-8204

Studi Kapasitansi dan Konstanta Dielektrik Pada Karbon Aktif Tandan


Kosong Kelapa Sawit
Parnasari-1a, Mega Nurhanisa-2a,, Bintoro Siswo Nugroho-3a

aProdi
Fisika, FMIPA UniversitasTanjungpura,
*Email :parnasarri@gmail.com
(Diterima 19 April 2022; Disetujui 29 April 2022; Dipublikasi 30 April 2022)

Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang studi kapasitansi dan konstanta dielektrik pada karbon aktif tandan
kosong kelapa sawit. Karakteristik kelistrikan yang diamati yaitu kapasitansi dan konstanta dielektrik
serta mengetahui pengaruh variasi nilai frekuensi terhadap nilai konstanta dielektrik. Pengukuran nilai
konstanta dielektrik menggunakan kapasitor keping sejajar dengan ukuran 9,74 cm × 2 cm berjarak 0,505
cm, ditengahnya diletakkan karbon aktif tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan dielektrik dan
dihubungkan dengan sumber tegangan AC dari frekuensi 100 – 2000 Hz. Nilai konstanta dielektrik pada
suhu aktivasi 700oC memiliki nilai konstanta paling tinggi dibandingkan suhu aktivasi 600 oC dan 500oC.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karbon aktif yang diaktivasi pada suhu 500oC nilai konstanta
dielektrik tertinggi pada frekuensi 400 Hz yaitu (0,539 ± 0,034) dan nilai konstanta dielektrik terendah
pada frekuensi 2000 Hz yaitu (0,421 ± 0,026). Pada suhu aktivasi 600 oC nilai konstanta dielektrik
tertinggi pada frekuensi 100 Hz yaitu (1,168 ± 0,0759) dan nilai konstanta dielektrik terendah pada
frekuensi 400 Hz yaitu (0,959 ± 0,0657). Sedang pada suhu aktivasi 700 oC memiliki nilai konstanta
dielektrik tertinggi pada frekuensi 700 Hz yaitu (2,104 ± 0,0248) dan nilai konstanta dielektrik terendah
pada frekuensi 2000 Hz yaitu (1,658 ± 0,0195). Pada frekuensi rendah nilai konstanta dielektrik
mengalami fluktuasi sehingga nilainya sedikit acak. Bahan dielektrik seperti karbon, dalam rentang
frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai konstanta
dielektriknya.

Kata Kunci : Karbon aktif, konstanta dielektrik, dan kapasitansi

1. Latar Belakang (Masiyati, 2018). Pada kebanyakan kapasitor,


Dewasa ini, kajian sains di bidang ruangan di antara keping kapasitor diisi dengan
material terus mengalami perkembangan yang bahan dielektrik agar dengan ukuran kecil
sangat pesat. Salah satu karakteristik bahan diperoleh kapasitansi yang besar. Hal ini
yang menarik untuk terus dieksplorasi adalah disebabkan nilai kapasitansi akan bertambah
sifat kelistrikannya (Cahyono, 2017). Setiap dengan faktor k (konstanta dielektrik) jika
bahan memiliki sifat listrik berbeda-beda yang seluruh ruang di antara kedua keping diisi
sangat ditentukan oleh kondisi internal bahan dengan bahan dielektrik (Guntoro, 2013).
tersebut, seperti momen dipol listrik, komposisi Konstanta dielektrik merepresentasikan rapat
bahan, kandungan air, keasaman, dan kondisi fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi
internal lainnya (Hermawan, 2015). Bahan yang beda potensial. Dalam dielektrik, konstanta ini
memiliki sifat mampu menyimpan energi listrik sangat penting karena menjadi salah satu
disebut dengan bahan dielektrik (Rimafatin, karakteristik bahan dielektrik tersebut. Faktor
2019). Bahan dielektrik adalah bahan yang yang mempengaruhi sifat dielektrik bahan
memiliki daya hantar arus yang sangat kecil. adalah frekuensi, suhu, kadar air, densitas,
Bahan dielektrik tidak memiliki elektron bebas komposisi, dan struktur material (Nuzula et al,
yang dapat bergerak di seluruh bahan, sehingga 2014). Contoh bahan dielektrik yaitu udara, air,
bahan ini disebut juga isolator yang baik (Mujib, kertas, karet, mika, kaca dan kayu (Halliday,
S. D., 2013). Kapasitor adalah piranti yang 1988). Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) juga
berfungsi untuk menyimpan energi dan muatan merupakan salah satu contoh bahan dielektrik.
listrik. Ukuran kemampuan kapasitor untuk TKKS merupakan salah satu produk
menyimpan muatan disebut kapasitansi (Jati & sampingan berupa padatan dari industri
Priyambodo, 2010). Kapasitor yang sering pengolahan kelapa sawit. Bertambahnya areal
digunakan adalah kapasitor dua keping sejajar perkebunan kelapa sawit mengakibatkan

98
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit Alat-alat yang digunakan dalam
yang menghasilkan produk sampingan atau penelitian ini adalah ayakan 200 mesh, furnace
limbah yang belum dimanfaatkan secara (carbolite), gelas porselin, gelas beaker, hot
maksimal, salah satunya TKKS. Pada TKKS, plate, magnetic stirrer, penggiling/penumbuk,
kandungan lignin mencapai 60%, selulosa 27% timbangan digital, function generator, kabel
dan sisanya adalah kandungan lain (Hambali, tunggal, Printed circuit board (PCB) tembaga,
dkk., 2007). Bahan yang mengandung unsur pemotong PCB, timah, solder, termometer
lignoselulosa sangat baik dijadikan karbon aktif. ruang, dan lem perkat. Bahan yang digunakan
Karbon aktif adalah karbon berpori hasil dari pada penelitian ini adalah akuades, asam fosfat
pirolisis bahan yang mengandung unsur karbon (H3PO4), kertas saring, potasium klorida (KCl)
(Waluyo, 2017). dan TKKS.
Pada penelitian sebelumnya, telah
dilakukan pengukuran kapasitansi karbon aktif 2.2. Preparasi Karbon Aktif TKKS
TKKS pada prototipe baterai. Waluyo (2017), Limbah TKKS yang diperoleh dari
dalam penelitiannya memvariasikan konsentrasi pabrik dibersihkan dari material lain.
larutan aktivator H3PO4 sebesar 5%, 10%, 15%, Dibersihkan dengan mencuci TKKS
20%, dan 25%, dengan suhu aktivasi sebesar menggunakan air bersih kemudian ditiriskan
700oC selama 1 jam. Seiring bertambahnya dan potong menjadi bagian kecil. Kemudian
konsentrasi aktivator, akan bertambah pula ditimbang massa awalnya dengan menggunakan
ukuran pori karbon aktif tersebut. Ukuran pori neraca digital. Proses dehidrasi yang dilakukan
terbaik diperoleh untuk konsentrasi 25% yaitu dengan cara menjemur potongan kecil TKKS di
sebesar 5,43µm dengan kapasitansi sebesar bawah terik sinar matahari selama 6 hari.
5,88mF/g. Namun, penelitian tersebut hanya Setelah dikeringkan TKKS kemudian
mengukur nilai kapasitansi kapasitor. Hasil dari dikarbonisasi dengan suhu 400oC selama 1 jam.
penelitian tersebut berpotensi untuk karbon hasil pirolisis ini kemudian diaktivasi
dilanjutkan ke studi tentang konstanta menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4)
dielektrik pada karbon aktif TKKS sebagai bahan dengan konsentrasi 25%. Proses aktivasi ini
dielektrik. Oleh sebab itu, pada penelitian ini didiamkan selama 24 jam kemudian karbon
dilakukan pengukuran konstanta dielektrik yang telah teraktivasi dinormalkan pH-nya
karbon aktif dari TKKS menggunakan kapasitor hingga netral. Karbon yang telah dicuci
keping sejajar. dikeringkan kembali menggunakan furnace pada
Kapasitor keping sejajar merupakan 105oC selama 3 jam. Karbon aktif yang telah
kapasitor yang terdiri dari dua buah keping kering dikalsinasi kembali menggunakan
logam yang disusun secara paralel dan furnace pada variasi suhu 500oC, 600oC, dan
dipisahkan oleh jarak sebesar d (Guntoro, 2013). 700oC selama 1 jam. Karbon aktif yang telah
Kapasitor keping sejajar telah digunakan untuk dikalsinasi disintesis menggunakan KCl diaduk
mengukur karakteristik kelistrikan lemak sapi menggunakan magnetic stirrer pada suhu 40oC
dan lemak babi pada frekuensi tegangan selama 15 menit. Karbon aktif yang dihasilkan
masukan 800 – 2000 Hz (Nuzula et al, 2014). dikarakterisasi sifat kelistrikannya.
Pada penelitian tersebut, ditemukan bahwa
semakin tinggi nilai frekuensi yang diberikan, 2.3. Pembuatan Plat Kapasitor
maka semakin rendah nilai kapasitansi dan Keping kapasitor terbuat dari PCB
konstanta dielektrik pada bahan. Penelitian tembaga yang dipotong menggunakan
yang dilakukan oleh Rimafatin (2019) pemotong PCB dengan ukuran 9,74 cm × 2 cm
mengukur konstanta dielektrik pada lemak berjarak 0,505 cm.
hewani menggunakan frekuensi 1 – 20 kHz.
2.4. Pengambilan Data
Seiring dengan bertambahnya frekuensi, nilai
Pengujian pada sistem yang bertujuan
konstanta dielektrik pada bahan semakin
untuk mengetahui keakuratan dari sistem
menurun. Dari beberapa penelitian tersebut,
pengukuran. Pemgujian sistem dilakukan
dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin
dengan cara merangkai seperti pada gambar 4.
tinggi frekuensi yang diberikan, semakin rendah
Nilai konstanta dielektrik yang didapatkan
nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik.
kemudian dibandingkan dengan nilai konstanta
Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka
dielektrik udara pada refrensi yaitu sebesar
dilakukan penelitian mengenai sifat listrik pada
1,00054. Jika nilai konstanta dielektrik udara
karbon aktif limbah TKKS pada frekuensi 100 –
yang didapatkan berdasarkan hasil pengukuran
2000 Hz menggunakan kapasitor pelat sejajar.
mendekati nilai konstanta dielektrik udara pada
2. Metodologi referensi, maka alat kapasitor keping sejajar
2.1. Alat dan Bahan tersebut dapat digunakan pada penelitian ini.

99
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

Pengambilan data penelitian dilakukan pada C1 = 𝑉


𝐶2
(5)
suhu ruang Laboratorium Fisika Dasar Jurusan ( 𝑖 −1)
𝑉0
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Nilai kapasitansi yang didapatkan digunakan
Pontianak. Bahan dimasukan ke dalam kapasitor untuk menghitung nilai konstanta dielektrik
keping sejajar sampai penuh. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan
𝐴εo
menyusun desain rangkaian yang akan C=k 𝑑 (6)
digunakan untuk penelitian. Kedua pelat Ketidakpastian pengukuran tunggal konstanta
dihubungkan dengan masukan dan keluaran dielektrik dapat menggunakan persamaan
dari voltmeter dan function generator. Frekuensi 𝑑 𝐶 𝐶 𝑑
yang digunakan dari 100-2000 Hz dengan Δk =√(𝐴𝜀 ∆𝑐1 )2 +(𝐴𝜀1 ∆𝑑)2 +(𝐴21𝜀 ∆𝐴)2 (7)
0 0 0
interval 100 Hz. Sehingga dapat diketahui nilai k = k ± Δk (8)
kapasitansi bahan yang nantinya dapat C1 merupakan kapasitansi kapasitor plat sejajar
digunakan untuk mengetahui konstanta (F), C2 adalah kapasitansi acuan kapasitor (F), V0
dielektrik bahan tersebut. adalah tegangan output (V), Vi adalah tegangan
input (V), d adalah jarak antar keping kapasitor
(m), dan k adalah konstanta dielektrik

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Preparasi Karbon Aktif TKKS
Preparasi karbon aktif limbah TKKS
diawali dengan proses karbonisasi. Proses
karbonisasi untuk mengurai lignin dan selulosa
menjadi karbon dengan cara dibakar
Gambar 1. Rancangan desain pengukuran nilai menggunakan furnance pada suhu 400oC selama
konstanta dielektrik karbon aktif TKKS 1 jam.
Selanjutnya dilakukan dua tahap
(Cahyono, 2017).
aktivasi yaitu aktivasi kimia dan fisika untuk
lebih membuka ukuran pori. Aktivasi kimia
Keterangan: dilakukan dengan merendam karbon pada
1. Function generator larutan H3PO4 dengan konsentrasi 25% selama
2. Sampel penelitian 24 jam. Dilakukan aktivasi kimia dengan tujuan
3. Kapasitor untuk merusak unsur nonkarbon yang masih
4a.Voltmeter sebagai pembaca tegangan tersisa pada saat proses pengkarbonan yang
masukan menutupi pori karbon. Karbon aktif yang telah
4b.Voltmeter sebagai pembaca tegangan diaktivasi kimia kemudian dilakukan aktivasi
keluaran fisika pada variasi suhu 500oC, 600oC dan 700oC
5. Pelat tembaga selama 1 jam. Tujuan dari pemanasan ini untuk
menghilangkan pengotor pada karbon aktif
2.5. Analisis Data sehingga akan menghasilkan ukuran pori
Rangkaian alat kapasitor pada karbon aktif yang baru. Pada suhu 500o-1000oC
penelitian ini berupa kapasitor pelat sejajar merupakan tahap dari pemurnian arang atau
dihubungan secara seri dengan komponen kadar karbon (Kurniati, 2008).
kapasitor dalam suatu rangkaian AC
3.2. Karakteristik Udara Pada Berbagai
Frekuensi

2.5
Konstanta Dielektrik

1.5

0.5
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)
Gambar 2. Rangkaian kapasitor Gambar 3. Grafik hubungan frekuensi terhadap
konstanta dielektrik udara
Berdasarkan gambar 2 besar tegangan yang
terukur setelah melewati kapasitor dihitung Dari Gambar 3, dapat dilihat bahwa
berdasarkan persamaan di bawah ini: pada rentang frekuensi 0 hingga 2000 Hz nilai

100
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

konstanta dielektrik udara relatif konstan yang diaktivasi menggunakan suhu 500oC dapat
dengan sedikit fluktuasi. Bahan dielektrik dilihat pada Gambar 5.
seperti udara, dalam rentang frekuensi sumber
tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu 0.56

menunjukkan perubahan nilai konstanta


0.54

Konstanta Dielektrik
0.52
dielektriknya. Hasil dari pengukuran konstanta 0.5

dielektrik udara digunakan sebagai acuan dari 0.48

pengujian alat yang digunakan. Nilai konstanta 0.46

dielektrik untuk udara, pada frekuensi di bawah 0.44

1000 Hz yaitu sebesar 1,00054 (Halliday, 1988).


0.42

Pada hasil pengukuran konstanta dielektrik


200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)

yang telah dilakukan, nilai yang paling Gambar 5. Grafik hubungan nilai frekuensi
mendekati adalah konstanta dielektrik udara sumber tegangan terhadap nilai konstanta
pada frekuensi 1000 Hz yaitu (0,85 ± 0,098). dielektrikkarbon aktif TKKS pada suhu
Selisih nilai konstanta dielektrik antara hasil aktivasi 500oC (k1)
penelitian dan referensi adalah sebesar 0,14729.
Dari hasil pengukuran konstanta dielektrik Gambar 5 menunjukkan hubungan nilai
udara yang telah dilakukan, dapat dikatakan konstanta dielektrik terhadap frekuensi sumber
bahwa alat dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang diberikan. Nilai konstanta
karakteristik kelistrikan pada karbon aktif dielektrik diperoleh dari perhitungan dengan
TKKS. menggunakan persamaan (3.8). Nilai konstanta
dielektrik karbon aktif TKKS yang diaktivasi
3.3. Karakteristik Karbon Aktif TKKS pada suhu 500oC dapat dilihat pada Gambar 5
Berbagai Frekuensi bahwa pada rentang frekuensi 0 hingga 2000 Hz
Pengukuran data kapasitansi dilakukan pada nilai konstanta dielektrik karbon aktif TKKS
suhu ruang (29°C – 30°C). Sebelum wadah relatif konstan dengan sedikit fluktuasi. Bahan
kapasitor diisi dengan bahan dielektrik karbon dielektrik seperti karbon, dalam rentang
aktif TKKS, terlebih dahulu dilakukan frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz
pengukuran kapasitansi dengan bahan tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai
dielektrik udara. konstanta dielektriknya.
8 Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, hubungan frekuensi sumber
Sampel1
7 Sampel2

tegangan terhadap nilai konstanta dielektrik


Sampel3
6

karbon aktif TKKS yang diaktivasi menggunakan


Kapasitansi (pF)

4 suhu 600oC dapat dilihat pada Gambar 6.


3

2
1.2
1
Konstanta Dielektrik

1.15
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz) 1.1

Gambar 4. Grafik hubungan nilai frekuensi 1.05

terhadap nilai kapasitansi karbon aktif TKKS 1

pada berbagai suhu aktivasi 500oC (Sampel1), 0.95

600oC (Sampel2), dan 700oC (Sampel3)


200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)

Gambar 4 menunjukkan frekuensi Gambar 6. Grafik hubungan frekuensi sumber


berpengaruh pada kapasitansi. Ketika frekuensi tegangan terhadap konstanta dielektrik karbon
yang diberikan semakin besar, nilai kapasitansi aktif TKKS pada suhu aktivasi 600oC (k2)
tampak sedikit menurun. Peningkatan frekuensi,
mengakibatkan semakin banyak gelombang Gambar 6 menunjukkan hubungan nilai
ditransmisikan tiap detik. Sebelum kapasitor konstanta dielektrik karbon aktif TKKS pada
terisi penuh arah arus listrik sudah berbalik, suhu aktivasi 600oC. Dari Gambar 6, dapat
sehingga terjadi pengosongan muatan dalam dilihat bahwa pada rentang frekuensi 0 hingga
kapasitor dengan cepat. Hal ini mengakibatkan 2000 Hz nilai konstanta dielektrik karbon aktif
muatan kapasitor semakin berkurang dan TKKS relatif konstan dengan sedikit fluktuasi.
kemampuan kapasitor menyimpan muatan Bahan dielektrik seperti karbon, dalam rentang
semakin kecil (Robby, 2013). frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai
hubungan frekuensi sumber tegangan terhadap konstanta dielektriknya.
nilai konstanta dielektrik karbon aktif TKKS

101
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

Berdasarkan penelitian yang telah permitivitas relatif yang mempengaruhi nilai


dilakukan, hubungan frekuensi sumber kapasitansi (Hidayat, 2015).
tegangan terhadap nilai konstanta dielektrik Karbon aktif TKKS yang digunakan
karbon aktif TKKS yang diaktivasi menggunakan sebagai bahan dielektrik dipengaruhi oleh
suhu 700oC dapat dilihat pada Gambar 7. medan listrik pada keping kapasitor dan akan
bersifat insulator, sehingga muatan yang ada
2.2 pada karbon aktif akan diam dan tidak bebas
2.1 untuk bergerak akibat pengaruh medan listrik
Konstanta Dielektrik

2 (Nuzula, 2014). Kenaikan frekuensi sumber


1.9
tegangan dapat mengakibatkan osilasi medan
1.8
listrik semakin cepat sehingga hanya beberapa
1.7
muatan yang terlibat dalam proses redistribusi
dan tidak dapat menyearahkan diri dengan arah
1.6
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 medan listrik luar sehingga mengakibatkan
Frekuensi (Hz)

Gambar 7. Grafik hubungan frekuensi sumber berkurangnya polarisasi. Penurunan polarisasi


tegangan terhadap konstanta dielektrik karbon ini mengakibatkan menurunnya nilai
aktif TKKS pada suhu aktivasi 700oC (k3) kapasitansi. Ketika nilai kapasitansi menurun
maka nilai konstanta dielektrik dari suatu bahan
Gambar 7 menunjukkan hubungan nilai juga akan menurun (Widodo, 2014). Semakin
konstanta dielektrik karbon aktif TKKS pada cepat polarisasi menyebab nilai konstanta
suhu aktivasi 700°C dengan penambahan nilai semakin besar. Semakin besar nilai konstanta
frekuensi sumber tegangan yang diberikan. Dari dielektrik, menunjukkan semakin besar
Gambar 7, dapat dilihat bahwa pada rentang kemampuan bahan dalam menyimpan energi
frekuensi 0 hingga 2000 Hz nilai konstanta listrik. Besar kecilnya nilai konstanta dielektrik
dielektrik karbon aktif TKKS relatif konstan disebabkan oleh adanya kandungan yang
dengan sedikit fluktuasi. Bahan dielektrik berbeda-beda pada setiap sampel tersebut
seperti karbon, dalam rentang frekuensi sumber (Cahyono, 2017).
tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu Kapasitor yang telah dihubungkan
menunjukkan perubahan nilai konstanta dengan sumber AC pelatnya terus menerus diisi
dielektriknya. dan dilepas dalam hubungan tegangan sumber
Pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar bolak balik yang diterapkan. Oleh karena itu
7 pada frekuensi rendah terdapat nilai arus pengisian dan pemakaian selalu mengalir
konstanta dielektrik yang cenderung acak. Hal masuk dan keluar dari pelat kapasitor keping
ini karena kemampuan polarisasi berubah sejajar. Apabila arus lebih besar, reaktansinya
sesuai dengan frekuensi yang diberikan dan kecil dan apabila arus yang lebih kecil,
pada frekuensi rendah momen dipol berlawanan reaktansinya besar. Frekuensi pada arus bolak
arus dengan arus listrik. Nilai konstanta balik juga berpengaruh terhadap besarnya
dielektrik pada beberapa frekuensi mengalami reaktansi. Ketika frekuensi rendah, reaktansi
fluktasi sehingga nilainya acak. Hal ini lebih besar. Begitu juga sebaliknya, ketika
disebabkan tegangan masukan dan tegangan frekuensi tinggi reaktansi lebih kecil, reaktansi
keluaran yang dihasilkan bervariasi di setiap akan memiliki sedikit waktu antara siklus
frekuensi yang diberikan dan menyebabkan pengisian dan pengosongan, arus yang dialirkan
nilai konstanta dielektrik juga bervariasi. Bahan lebih besar sehingga reaktansi lebih kecil
dielektrik seperti udara dan karbon yang (Umami, 2018).
bersifat isolator, dalam rentang frekuensi Muatan listrik dan arus listrik berperan
sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz tidak terlalu sebagai sumber untuk medan listrik dan medan
menunjukkan perubahan nilai konstanta magnetik. Medan listrik cenderung bergerak
dielektriknya. dari muatan positif ke muatan negatif. Muatan-
Konstanta dielektrik merupakan muatan tersebut menciptakan medan listrik,
karakteristik kelistrikan pada suatu bahan yang ditanggapi oleh muatan lain melalui gaya
akibat adanya medan luar (Rimafatin, 2019). yang dialami oleh objek bermuatan yang berada
Konstanta dielektrik yaitu kemampuan bahan dalam medan listrik. Perubahan medan listrik
terpolarisasi dan menyimpan energi (Kondo et dapat menimbukan medan magnet dan
al., 2014). Konstanta dielektrik adalah suatu sebaliknya. Dengan demikian, meskipun tidak
bilangan konstanta yang besarnya bergantung ada muatan listrik atau arus listrik, sehingga
pada bahan dan sistem yang digunakan. masih memungkinkan terjadi osilasi medan
Umumnya bahan dielektrik adalah bahan magnet dan medan listrik yang stabil dan dapat
isolator yang tidak memiliki kemampuan untuk menjalar terus menerus (David, 1999).
menghantarkan listrik. Namun bahan memiliki

102
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

Pada bahan dielektrik yang bersifat cair penelitian Waluyo, (2017) yang menyatakan
dalam rentang frekuensi sumber tegangan 100 – bahwa semakin tinggi suhu aktivasi yang
2000 Hz nilai konstanta dielektrik sudah diberikan, semakin besar ukuran pori sehingga
menunjukkan perubahan pada nilai konstanta nilai kapasitansi pada karbon aktif TKKS
dielektriknya. Muatan-muatan yang terkandung semakin besar dan nilai konstanta dielektrik
dalam bahan cair tersebut lebih mudah bergerak juga besar. Hal ini dikarenakan nilai kapasitasi
sehingga nilai konstanta dielektriknya sudah berbanding lurus dengan nilai konstanta
menunjukkan perubahan pada rentang dielektrik (Sucipto, 2016).
frekuensi tersebut (Widodo, 2014). Sedangkan
pada bahan dielektrik yang bersifat padat pada 4. Kesimpulan
rentang frekuensi sumber tegangan 100 – 2000 Nilai konstanta dielektrik karbon aktif
Hz tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai TKKS pada suhu aktivasi 700oC memiliki nilai
konstanta dielektriknya. Muatan-muatan yang konstanta dielektrik yang paling tinggi
ada pada bahan tidak mudah bergerak pada dibandingkan suhu aktivasi 600oC dan 500oC.
rentang frekuensi tersebut. Rentang frekuensi Pada suhu aktivasi 500oC nilai konstanta
yang cukup tinggi dibutuhkan untuk melihat dielektrik tertinggi pada frekuensi 400 Hz yaitu
perubahan frekuensi pada bahan dielektrik yang (0,539 ± 0,034) dan nilai konstanta dielektrik
bersifat padat (Rimafatin, 2019). terendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu (0,421 ±
0,026). Pada suhu aktivasi 600oC nilai konstanta
3.4. Hasil Pengukuran Nilai Konstanta dielektrik tertinggi pada frekuensi 100 Hz yaitu
Dielektrik Karbon Aktif TKKS/1Variasi (1,168 ± 0,075) dan nilai konstanta dielektrik
Suhu Aktivasi terendah pada frekuensi 400 Hz yaitu (0,959 ±
3 0,065). Sedang pada suhu aktivasi 700oC
k1

2.5
k2 memiliki nilai konstanta dielektrik tertinggi
k3
pada frekuensi 700 Hz yaitu (2,104 ± 0,024) dan
Konstanta Dielektrik

nilai konstanta dielektrik terendah pada


2

1.5
frekuensi 2000 Hz yaitu (1,658 ± 0,019). Bahan
1 dielektrik seperti karbon, dalam rentang
0.5
frekuensi sumber tegangan 0 sampai 2000 Hz
tidak terlalu menunjukkan perubahan nilai
konstanta dielektriknya.
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Frekuensi (Hz)

Gambar 8. Grafik hubungan nilai frekuensi


terhadap nilai konstanta dielektrik karbon aktif 5. Ucapan Terima Kasih
TKKS pada suhu aktivasi 500oC (k1), 600oC (k2), Penulis mengucapkan terima kasih
dan 700oC (k3) kepada semua pihak yang sudah membantu
terlaksananya penelitian ini kepada bapak Dr.
Gambar 8 merupakan grafik hubungan Azrul Azwar, S.Si., M.Si, bapak Hasanuddin, S.Si,
antara konstanta dielektrik karbon aktif TKKS M.Si., Ph.D yang telah memberi saran,
pada frekuensi 100 – 2000 Hz dengan variasi Laboratorium Fisika Lanjut dan Fisika Dasar
suhu aktivasi yaitu 500oC, 600oC, dan 700oC. FMIPA UNTAN Pontianak atas pinjaman alat,
Pada suhu aktivasi 500oC nilai konstanta dan Comdev & Outreaching UNTAN karena telah
dielektrik tertinggi pada frekuensi 400 Hz yaitu membantu membiayai penelitian ini sehingga
(0,539 ± 0,034) dan nilai konstanta dielektrik penelitian ini dapat berlangsung.
terendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu (0,421
±0,026). Pada suhu aktivasi 600oC nilai 6. Daftar Pustaka
konstanta dielektrik tertinggi pada frekuensi (1) Cahyono, E., Bowo., 2017, Pengaruh
100 Hz yaitu (1,168 ± 0,075) dan nilai konstanta Penambahan Lemak Margarin terhadap
dielektrik terendah pada frekuensi 400 Hz yaitu Konstanta Dielektrik Minyak Goreng, Jurnal
(0,959 ± 0,065). Sedangkan pada suhu aktivasi Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA).
700oC memiliki nilai konstanta dielektrik (2) Griffiths, D. J., 1999, Introduction to
tertinggi pada frekuensi 700 Hz yaitu (2,104 ± electrodynamics. Edisi ke tiga.
0,024) dan nilai konstanta dielektrik terendah (3) Guntoro, N, A., 2013, Fisika Terapan.
pada frekuensi 2000 Hz yaitu (1,658 ± 0,019). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (4) Halliday, D., 1988, Terjemahan Fisika Edisi
nilai konstanta dielektrik yang paling besar Ketiga. Jakarta: Erlangga.
terjadi pada suhu aktivasi 700oC. Semakin tinggi (5) Kondo, N., Nishizu, T., Hayashi, T., Ogawa,
suhu aktivasi yang diberikan menunjukkan Y., Shimizu, H., Goto, K. 2014, Physical and
bahwa nilai konstata dielektrik karbon aktif Biological Properties of Agricultural
semakin besar. Hasil ini sesuai dengan Products. Kyoto: Kyoto University Press.

103
PRISMA FISIKA, Vol. 10, No. 1 (2022), Hal. 98 - 104 ISSN : 2337-8204

(6) Kurniati, E., 2008, Pemanfaatan Cangkang (12) Sucipto., Riza, D. F. A., dan Hasan, M. L. A.,
Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif, Jurnal 2016, Pengaruh Ukuran Sampel, Frekuensi,
Penelitian Ilmu Teknik, 8(2):96-103. dan Suhu terhadap Sifat Biolistrik Tebu
(7) Mujib, S., dan Muntini, M.S., 2013, (Saccharum officanarum L) untuk Prediksi
Perancangan Sensor Kelembaban Beras Cepat Rendam Tebu. Jurnal Teknologi dan
(8) Berbasis Kapasitor, Jurnal Sains dan Seni Manjemen Agroindustri. 5:(3), 140-148.
Pomits. 1(1):1-6. (13) Umami, Riza., 2018, Karakteristik
(9) Nuzula, Firdausi, Chomsin S. Widodo, dan Konstanta Dielektrik Serbuk Lada Putih
Sucipto. 2014, Studi Pengaruh Campuran Menggunakan Sensor Kapasitor Pelat
Lemak Babi terhadap Kapasitansi dan Sejajar. Universitas Jember (Skripsi)
Konstanta Dielektrik Lemak Sapi dengan (14) Waluyo, H. M., Faryuni, I., dan Abdul. M.,
Metode dielektrik. Jurnal Fisika Indonesia, 2017, Analisis Pengaruh Ukuran Pori
2(1), 297:300. Terhadap Sifat Listrik Karbon Aktif Tandan
(10) Rimafatin, Noer., Bowo, Eko., dan Misto. Kosong Kelapa Sawit pada Prototipe
2019, Analisis Hubungan Suhu dan Baterai. Jurnal Fisika Flux. 14:(1), 27-33.
Frekuensi terhadap Sifat Listrik Lemak (15) Widodo, C. S., Dharmawan, H. A., Sucipto, &
Hewani. Jurnal Fisika Fluks, 2(16), 78:83. Hidayat, A., 2014, Pengukuran Sifat
(11) Robby, M. H. 2013, Kajian Karakteristik Dielektrik Lemak Pangan pada Frekuensi
Biolistrik Kulit Ikan Lele (Clarias batrachus) Rendah. Paper presented at the Simposium
dengan Metode Dielektrik Frekuensi Rendah. Fisika Nasional (SFN) XXVII, Universitas
Fakultas MIPA. Universitas Brawijaya. Udayana Bandung.
Malang (Skripsi).

104

Anda mungkin juga menyukai