NILAI 2:
SEMINAR LITERATUR
JUDUL MAKALAH
………………………………………………
………………………………………………
………………………………………………
PRODI S1-FISIKA
JURUSAN FISIKA FMIPA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU, 2023
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL MAKALAH
…………………………………………………………..……
…………………………………………………………..……
…………………………………………………………..……
Oleh
AGUS SUMANTRI
NIM : xxxxxxxxxxxx
Pekanbaru, dd.mm.2023
.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Buah Jamun
Jamun (syzygium cumini) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam famili Myrtaceae atau
jambu-jambuan. Tumbuhan ini asli dari Indonesia dan India , namun kini telah banyak di tanam di
negara lain, terutama daerah tropis dan subtropis. Jamun juga dikenal dengan nama Blackberry India,
Black plum, Jawa plum, Jamblang,dll. Buah jamun kaya akan senyawa yang mengandung antosianin,
glikosida, asam ellagic, isoquercetin, kaemferol dan Myrecetin.
Selain buahnya limbah biji Jamun juga banyak manfaatnya, salah satunya ialah pembuatan
elektroda sebagai aplikasi untuk superkapasitor. Dalam pembuatan superkapasitor pada makalah ini
ialah menggunakan biji jamun, biji jamun yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu pada suhu
tertentu, kemudian diperkecil permukaannya atau digiling menjadi sekecil permukaan bubuk. Bubuk
biji jamun ini diklaim mengandung alkaloid, jambosine, dan glikosida jambolin atau antimellin, yang
menghentikan konversi diastatik pati menjadi gula, yang mencakup sejumlah besar gugus karbonil,
karboksilat, dan hidroksil dalam senyawa ini. berfungsi sebagai sumber karbon yang baik untuk
produksi karbon aktif (Swathi R). Bubuk biji jamun memiliki kandungan karbon tetap yang rendah
serta kandungan oksigen dan komponen volatil yang tinggi dibandingkan dengan biochar (Nalinee).
2.2 Biokarbon
Biochar adalah padatan yang kaya akan karbon yang mana diperoleh setelah perlakuan panas
biomassa dalam atmosfer inert. Komposisi kimia sangat bergantung pada bahan baku dan parameter
proses biokarbon. Biokarbon dianggap sebagai bahan berharga dengan banyak aplikasi termasuk
remediasi tanah, pengolahan air limbah dan sebagai katalis/pendukung katalis. Biokarbon tidak lain
ialah jenis bahan berbasis karbon yang penting untuk membuat elektroda superkapasitor. Mengonversi
berbagai jenis limbah padat menjadi bahan biokarbon adalah perlakuan yang ramah lingkungan karena
berkurangnya jumlah limbah padat. Sementara itu, struktur berpori yang melekat dan unsur H,P,O dan
N yang relevan dengan sel biologis dalam limbah hayati memberikan potensi untuk diterapkan dalam
superkapasitor. Namun, kelemahan utama bahan biochar adalah kapasitansinya yang rendah. Akan
tetapi kelebihan dari bahan biokarbon adalah harga pasarannya lebih rendah dibandingkan karbon aktif
komersial dan bahan halus lainnya yang sekarang banyak digunakan. Penggunaan biochar sebagai
sumber daya terbarukan untuk aplikasi lapangan, jika memungkinkan, akan mendapatkan peluang
ekonomi yang jelas. Modifikasi menggunakan aktivasi fisika atau kimia untuk meningkatkan sifat
permukaan biokarbon untuk mencapai peningkatan kinerja aplikasi sebagai superkapasitor yang
terbarukan dengan biaya yang lebih ekonomis (Shivam Rawat).
2.3 Superkapasitor
Superkapasitor adalah perangkat elektrostatik dengan kapasitansi tinggi karena karakteristik
strukturalnya, khususnya lapisan ganda elektroaktif. Karena beroperasi seperti kapasitor lainnya,
baterai dapat dikosongkan atau diisi tanpa batas waktu, tidak seperti baterai yang kualitasnya menurun
seiring dengan meningkatnya siklus kerja. Superkapasitor hampir tidak akan kehilangan hingga 80%
dari kapasitas terukurnya seiring berjalannya waktu. Superkapasitor sebanding dengan baterai dalam
hal kepadatan energi yang lebih tinggi dan kapasitor dalam hal kepadatan daya yang lebih tinggi,
sehingga mendapat tempatnya dalam aplikasi penyimpanan energi (naidu). Superkapasitor merupakan
perangkat penyimpan energi listrik yang mampu menyimpan energi diantara penyimpana pada
kapasitor dan baterai. Superkapasitor memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi, waktu pengisian
daya yang singkat, siklus hidup yang lebih lama, dan dapat menyimpan 106 muatan per meter kubik
lebih besar dari kapasitor konvensional.
2.4 Analisis Komposisi
Analisis proksimat adalah sebuah teknik uji sampel yang bergantung pada sifat fisik bahan bakar.
Properti fisik ini adalah kadar air total (moisture), kadar abu (Ash content), zat yang mudah menguap
(volatile), dan karbon yang terikat (fixed carbon). Analisis ultimate adalah analisis bahan bakar dilihat
dari perspektif kimia dalam kadar komposisi kimia. Kadar komposisi kimia yang diperoleh dari hasil
tersebut berupa Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen dan Belerang.
Pada Gambar 3.2 dapat diamati bahwa terdapat dua puncak besar pada 2Ɵ dari 24º dan 44º, yang
menyatakan bahwa bidang kristal dari sampel adalah bidang [002] dan [100].