Anda di halaman 1dari 4

BAB V

HASIL DAN KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan hasil pembahasan

tentang pengaruh proses Heat Treatment dengan variasi temperatur 7000,

8000 dan 9000 menit terhadap material Sekrap Baja Pegas Daun Suzuki

Katana, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada suhu 7000 nilai tegangan tarik sebesar 878.4 MPa, tegangan

luluh pada suhu 7000 sebesar 851.46 MPa. Selanjutnya untuk suhu

8000 nilai tegangan tarik 770.13 MPa, tegangan luluh terjadi sebesar

715.2 MPa. Sedangkan untuk suhu 9000 nilai tegangan tarik terjadi

sebesar 625.86 MPa, tegangan luluh terjadi sebesar 594.4 MPa dan

untuk modulus elastisitas terjadi sebesar 504 MPa. Dan untuk yang

tanpa perlakuan nilai tegangan tariknya sebesar 1352.33 MPa,

tegangan luluh sebesar 1078.66 MPa. Regangan tertinggi terjadi

pada spesimen tanpa perlakuan sebesar 3 % dan regangan

terendah terjadi pada suhu 9000 dengan nilai 1.3 %. Maka bisa

disimpulkan semakin tinggi suhu pada perlakuan panas maka

regangan akan semakin menurun yang diakibatkan struktur material

berubah menjadi getas.

2. Dari hasil pengujian kekerasaan menggunakan metode Vickers

dengan pengambilan 3 spesimen dan pengambilan 5 penetrasi

67
68

disetiap 1 spesimen pada masing-masing perlakuan maka dapat

diperoleh angka nilai kekerasan pada material baja pegas daun yang

dipanaskan pada suhu 7000 sebesar 582.69 HVN, 552.17 HVN dan

393.39 HVN, dan pada suhu 8000 besaran harga kekerasan sebesar

702.03 HVN, 1393.53 HVN dan 1241.09 HVN, sedangkan pada suhu

9000 besaran harga nilai kekerasan 1383.27 HVN, 1575.76 HVN dan

1214.45 HVN. Untuk yang tanpa perlakuan yang dilakukan dengan

1 sampel spesimen dengan 5 penetrasi mendapatkan besaran nilai

angka kekerasan 360.47 HVN. Maka dapat disimpulkan bahwa

harga nilai kekerasan tertinggi pada pengujian kekerasan untuk yang

mendapatkan perlakuan panas terjadi pada suhu 900 0 dengan nilai

1575.7 HVN dan untuk yang terendah ada disuhu 700 0 dengan nilai

393.39 HVN, sedangkan yang tanpa perlakuan mendapatkan nilai

kekerasan sebesaran 360.47 HVN yang mana perubahan struktur

pada material yang sudah mendapatkan perlakuan panas

mengakibatkan sturuktrur material menjadi lebih keras dibandingkan

dengan yang tidak mendapatkan perlakuan.

3. Hasil pengujian struktur mikro, dapat terlihat bahwa material pada


baja pegas daun Suzuki Katana yang belum mengalami proses

perlakuan panas memiliki presipitat ferlite dan perrite yang tersebar

merata dengan jumlah yang banyak dan memiliki ukuran butiran

yang kecil dengan persentase martensite 40 %, pearlite 30%, ferrite


69

30% . Sedangkan pengamatan hasil struktur mikro pada material

setelah mengalami proses heat treatment pada suhu 7000, jarak

butiran cenderung berdekatan dan memilki ukuran yang besar

dengan persentase martensite 30 %, ferrite 20%, bainit 30% dan

pearlite 20%. Hal ini mengakibatkan material dengan variasi

temperatur 7000 memiliki kekerasan yang rendah diantara material

dengan variasi lain tetapi pada pengujian tarik mendapat nilai paling

tinggi diantara variasi yang lain. Pada material dengan variasi suhu

8000 memiliki ukuran presipitat yang besar dan rapat. Ini

mengakibatkan material dengan variasi ini memiliki nilai kekerasan

tinggi dan nilai pengujian Tarik yang cenderung menurun yang mana

diantaranya untuk persentase sebagai berikut martensite 45%,

pearlite 25% dan bainit 35% . Sedangkan material dengan variasi

suhu 9000 terlihat memiliki presipitat berukuran kecil namun dengan

jumlah yang banyak dan jaraknya berdekatan dibandingkan material

dengan variasi suhu 8000. Ini yang mengakibatkan material dengan

variasi holding time 8000 memiliki kekerasan dibawah variasi suhu

9000 namun memiliki tegangan tarik diatas variasi suhu 900 0.

Dengan persentase martensite 55%, pearlite 20% dan bainit 25%,

maka dari hasil pengamatan struktur mikro dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi suhu maka akan menurunkan dari tegangan tarik

pada material baja pegas daun Suzuki Katana akan tetapi sebaliknya
70

nilai pada pengujian kekerasan semakin meningkat dibandingan

dengan material yang tidak mendapatkan heat treatment.

5.2 SARAN

Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran dan masukkan

yang mungkin dapat digunakan agar dapat mengembangkan penilitian

selanjutnya :

1. Ketika proses heat treatment dianjurkan untuk selalu memantau


suhu. Karena jika suhu melonjak terlalu tinggi akan mengakibatkan

hasil penelitian yang tidak akurat.

2. Dalam melakukan etsa, untuk material Baja karbon tinggi

menggunakan larutan HNO3 dengan konsentrasi yang pekat, dan

waktu penahanan dalam proses pencelupan harus selalu

diperhatikan. Karena apabila terlalu pekat larutan, permukaan

material akan rusak. Dalam pencelupan bila terlalu cepat diangkat

struktur mikro tidak terlihat, dan bila terlalu lama permukaan material

akan rusak, maka dari itu diperlukan pengawasan hingga terjadi

sedikit perubahan warna pada permukaan material.

3. Hendaknya berhati-hati dan menggunakan alat pengaman diri, baik

ketika melakukan proses heat treatment maupun proses etsa pada

material.

Anda mungkin juga menyukai