Based, Alumunium (AC4B), Stainless Steel 304, Grey Cast Iron, S45C Heat
Treatment
Eddie Susanto, Arief Rahman Syamsul, Nadiva Rahmah Citra, Ramses Juan, Rana Khansa, Reynaldy Putranto, Zahra
1
Nadia.
1
Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia
Abstrak. Struktur mikro merupakan penentu sifat inheren material, baik mekanis dan properties lainnya. Struktur mikro
pada setiap material berbeda sehingga dibutuhkan metode metallography untuk mengamatinya. Metallography merupakan
merupakan bidang yang memelajari struktur dari material logam dan paduan menggunakan mikroskop (baik optical dan electron)
dan x-ray diffraction. Spesimen perlu di preparasi sebelum dapat diuji dan dilihat miktostrukturnya, preparasi sampel meliputi
beberapa tahap secaera berurut: cutting terutama pada bagian yang ingin diamati, mounting dengan menggunakan castable resin
dan hardener, grinding menggunakan grit 80, 120, 240, 320, 400, 600, 800, 1000, 1200 untuk menghaluskan, meratakan, dan
menyeragamkan arah. Lalu dilakukan polishing menggunakan kovak hingga mengkilap, selanjutnya sampel di etsa dengan
variabel waktu dan zat pengetsa sesuai dengan jenis materialnya agar memermudah pengamatan dibawah mikroskop. Setelahnya
sampel dibilas dan dikeringkan sebelum dapat diamati. Proses pengamatan dilakukan menggunakan optical microscope (OM)
dengan variasi perbesaran. Sampel yang telah diamati akan dibandingkan satu dengan lainnya. Selain proses pengamatan
mikrostruktur pada percobaan juga dilakukan perlakuan panas untuk mengubah mikrostruktur tanpa mengubah komposisi
kimianya, perlakuan panas memiliki beberapa variabel seperti: atmosfir, laju pendinginan suhu, dan waktu. Spesimen perlakuan
panas S45CHT dan jominy test yang disesuaikan dengan standar ASTM. Kedua sampel dipanaskan lalu didinginkan cepat
(quenching) dengan air suling dan secara berurut akan diuji kekerasannya dengan metode: mikro Vickers dan Rockwell-C.
Terdapat juga perhitungan menggunakan Jeffries Planimetric untuk menghitung jumlah dan besar butir.
Kata Kunci : Alumunium , Grey Cast Iron, Cu-Zn, Zn, Stainless Steel 304, S45CHT, Jominy, Vickers, Rockwell
(terdiri atas kadar karbon, paduan lainnya, dan besar butir hingga terlihat mikrostuktur yang akan analisis. Serta
austenite) dan media quenchnya.[5] pada sampel SC45HT akan dilakukan pengujian
kekerasan menggunakan mikro Vickers dimana akan
mengukur diameter rata-rata indentasinya dan metode
2. Metode Penelitian kuantitatif Jeffries Planimetric untuk menghitung ukuran
Pada pengamatan metallography membutuhkan dan jumlah butir, Sedangkan pada Jominy akan
castable resin, hardener, cetakan, kertas amplas/grinding digunakan Rockwell-C pada beberapa titik dari yang
(Dari grit: 80, 120, 240, 400, 800, 1000, 1200, dan 1500), terdekat dengan media quench hingga titik terjauh.
grinding machine, polishing machine, Kovak (TiO2),
larutan etsa, alat elektro-etsa, hair dryer, dan mikroskop. 2.2 Pengujian Jominy
Sedangkan untuk heat treeatment membutuhkan oven,
alat uji kekerasan mikro Vickers dan Rockwell-C. Pengujian jominy dilakukan untuk menentukan
Sampel di dipreparasi mulai dari pemotongan, hardenability dari suatu material yang dipengaruhi oleh
melakukan mounting pada cetakan bersama castable derajat pendinginan. Hardenability akan dilihat dari
resin dan hardener, grinding dari grit nomor terkecil bagian spesimen yang paling dekat dengan media quench
hingga terbesar dengan memerhatikan arah, polishing hingga yang paling jauh. Pada pengujian Jominy
menggunakan kain halus, dan etching tergantung pada mengguankan alat dan bahan yaitu sampel jominy, oven,
jenis sampel sebelum dapat dilakukan pengamatan air, ember, dan rak Jominy. Pengujian kekerasan
dibawah mikroskop. dilakukan dengan Rockwell.
Pada sampel SC45HT dan Jominy dilakukan
pemanasan diatas suhu austenisasi lalu di quenching. Pada pengujian Jominy sampel dilakukan pre heating
Sampel SC45HT mengikuti prosedur diatas dengan ke suhu 438 derajat celcius selama 10 menit untuk
tambahan pengujian mikro Vickers dan perhitungan mencegah thermal shock lalu di heating hingga suhu 730
Jeffries Planimetric sedangkan sampel Jominy diletakan derajat Celcius dengan holding time 60 menit, lalu di
diatas rak Jominy untuk di quench yang akan diuji heating hingga suhu 850 derajat celcius dengan holding
Rockwell-C. time 60 menit agar semua bagian telah berubah menjadi
austenite. Setelah itu dilakukan proses end-quench
2.1 Pengamatan Mikrostruktur menggunakan air selama kurang lebih 2 jam. Lalu sampel
di amplas secara manual untuk menghilangkan crack.
Sampel yang akan diujikan pada percobaan ini ialah: Setelah itu ditentukan 5 titik untuk diamati pada sampel
Cu-Zn, Zn based, Alumunium AC4B, Stainless Steel 304, dan titik yang telah ditandai akan dibebani 150kgf oleh
SC45 HT, Fe Grey Cast iron. Sampel sudah di cutting Rockwel-C dengan indentor berlian 120 derajat.
sesuai daerah yang ingin diamati, lalu di mounting agar
memudahkan penanganan menggunakan castable resin
yang dicampur hardener dengan pengadukan yang stabil
agar tidak terjadi cacat pada mounting. Setelah itu
dilakukan grinding pada grinding maching untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan
memerhatikan arahnya (Dapat diubah ke arah 45 atau 90
derajat untuk menghilangkan goresan dari proses
sebelumnya) menggunakan kertas amplas dengan nomor
grit terkecil hingga terbesar. Tahapan selanjutnya ialah
polishing menggunakan kovak (TiO2) yang diletakan
pada kain yang halus (selvyt, sutera, dan lainnya) hingga
mengkilap dan menghasilkan pantulan gambar yang baik.
Tahapan terakhir ialah etsa, penyerangan batas butir Gambar 1. Grafik perlakuan pemanasan jominy test
secara selektif yang bertujuan untuk memunculkan detail
mikrostruktur material secara jelas untuk memermudah 2.3 Perlakuan Panas
pengamatan. Terdapat berbagai jenis etsa tergantung dari
jenis materialnya. Zat etsa yang digunakan untuk Pada proses perlakuann panas digunakan sampel
Stainless Steel 304 ialah asam oksalat, Zn Based SC45HT yang telah di cutting dan siap untuk di preparasi.
menggunakan HNO3, Fe Nodular menggunakan Nital Proses perlakuan panas hampir serupa dengan Jominy
3%, CuZn Cast menggunakan Ferric Clhoride, ADC12 dengan pengecualian sampel dikeluarkan setelah berada
menggunakan keller, SC45HT menggunakan pikral. pada suhu 730 derajat celcius dengan holding time 60
Waktu etsa harus tepat agar tidak terjadi overetching. menit. Pengujian kekerasan sampel diberi beban 0.3kgf
Sampel yang sudah dietsa akan dibawa ke mikroskop selama 10 detik. Untuk proses pemanasannya pertama
untuk dilihat mikrostrukturnya, apabila terjadi pada Temperature 438 derajat Celcius di hold selama 10
overetching maka sampel akan kembali di polishing dan menit, lalu di quench hingga suhu 730 derajat Celcius dan
di etsa ulang. di hold selama 60 menit.Setelah di hold, heat treatment
Pengamatan mikroskop secara kuantitatif dilakukan dikeluarkan lalu di quench menggunakan air lalu
menggunakan perbesaran 50x, 100x, 200x dan 500x mengikuti proses metalografi untuk pengamatan
Title of the conference
mikrostruktur. Sampel diuji kekerasannya dengan diberi dan poles kurang maksimal sehingga akan menghasilkan
beban 0.3 kgf selama 10 detik oleh alat mikro Vickers sampel yang kurang baik. Selain itu pada saat pengerjaan
dengan indentor piramida intan 136 derajat. Berikut terjadi overetching karena waktu etching berlebih
adalah grafik dari sampel SC45HT dengan asumsi suhu sehingga dapat dilihat pada sampel ada bagian yang
ruang 30 derajat celcius: gosong dibeberapa bagian.
Dalam mikrostruktur wrought Al/ Alumunium tempa
yang telah diroll yang ditunjukkan pada gambar 3 dan 4
dibawah. Terlihat bahwa pada sampel tersebut, butir
butirnya terelongasi/ terorientasi ke arah tertentu karena
diberikan perlakuan rolling dengan batas butir tidak
terlalu jelas. Hal itu disebabkan karena pengaruh etching.
Zat etching dianggap kurang efektif dalam waktu 3 detik
sehingga dijadikan 9 detik dan terjadilah overetching.
Selain overetching, hal lain yang terdapat dalam
mikrostruktur terdapat bulat hitam yang diindikasikan
sebagai substitusi dari solid solution berupa elemen Cu
karena komposisi Al based adalah 99% Al dan maksimal
Gambar 2. Grafik perlakuan pemanasan sampel SC45HT 0.2% Cu [9][10]. Beberapa bagian mikrostruktur terdapat
scractch karena proses grinding dan polishing yang sulit.
bentuk seperti networks yang merupakan delta-ferrite Biasanya bentuk ini dapat ditemukan oleh lapisan
pada matriks yang berasal dari pemanasan austenite. austenite disekitarnya. karena didalam Fe nodular
Pada Gambar 12, pengamatan mikrostruktur SS 304 terdapat grafit, maka tensile strength, modulus elastisitas
ditemukan literatur bahwa gambar mikrostruktur antara maupun impact resistance secara proporsional akan lebih
sampel dan literatur tidak jauh berbeda. Dimana pada rendah dari baja karbon dengan matriks yang serupa [17].
literatur terdapat bulatan berwarna hitam serta adanya
bentuk seperti networks. Bulatan hitam tersebut
merupakan fasa sigma. Sedangkan bentuk networks
merupakan delta ferrite. Bentuk delta ferrite tersebut
dapat terlihat karena adanya pengaruh dari NaOH sebagai
media etsa. [15]
10 mm
39.2 HRC
20 mm
26.5 HRC Gambar 15. Grafik Kemampukerasan Jominy Test (Jarak
Indentasi vs Nilai kekerasan
30 mm
26.7 HRC 3.3 Pengaruh Perlakuan Panas (S45C HT)
⺀ μm μm
D3= = ⺀ μm
⺀ μm ⺀ ⺀ μm ⺀ μm
D =
3
D = ⺀ μm
D = 0 0⺀ ⺀ mm