Anda di halaman 1dari 4

POIN 1

Dinasti Safawi sempat mengalami penurunan kekuasaan => Ismail berusaha merebut dan
mengadakan ekspansi ke wilayah kerajaan Usmani, tetapi dalam peperangan ini Ismail I
mengalami kekalahan dan meruntuhkan kebanggaan serta kepercayaan diri Ismail => lebih
senang menyendiri.
Keadaan itu berdampak negatif bagi kerajaan Safawi dan terjadi persaingan dalam merebut
kepemimpinan dinasti Safawi antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat keturunan Persia dan
Qizibash => diatasi pada masa pemerintahan raja Abbas I.

POIN 2
Langkah langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk memperbaiki situasi adalah :
1. Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbasy => membentuk pasukan baru yang
beranggotakan budak-budak yang berasal dari tawanan perang bangsa Georgia, Armenia dan
Sircassia.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani => Abbas I berjanji tidak akan
menghina tiga khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar, Usman) dalam khutbah
Jumatnya. (Syiah : Ali bin Abu Thalib khalifah yang sah)

POIN 3
Abbas I memperluas wilayah kekuasaan => dengan merebut kembali daerah yang telah lepas
dari Safawi maupun mencari daerah baru.

1. Bidang Politik dan Pemerintahan


Angkatan bersenjata yang tangguh dan diatur oleh suatu pemerintahan yang kuat, serta
berperan dalam politik internasional.
Shah Abbas I membangun angkatan bersenjata dinasti Safawi yang kuat, besar dan modern.
Dia digambarkan berpandangan tajam, berkemauan besar, berani dan mempunyai semangat
yang tinggi.
Kemampuan raja dalam mengatur administrasi negara juga merupakan unsur kemajuan politik
kerajaan Safawi yang tidak bisa diremehkan.
Bentuk administrasi kerajaan Safawi adalah :
1. Syah => Kekuasaan tertinggi
2. Azamat al-Daulah => Perdana menteri
3. Al-Sadr => Menteri Agama (Mengurusi peradilan dan tempat ibadah)
4. Al-Nazir => Menteri Perdagangan dan Logistik
5. Rais al-Khidam => Sekretaris Menteri
6. Nazr al-Maliah => Mengurus Baitul Mal dan perpajakan

2. Bidang Ekonomi
a. Ramainya perdagangan melalui teluk Persi dan meningkatnya ekspor Safawi => terutama
komoditi sutra.
b. Lancarnya perdagangan dengan luar negeri => terutama dengan Inggris, hingga
menimbulkan iri Portugis dan menghalangi kapal-kapal niaga Inggris yang menuju Persia
Safawi.
c. Digalakkannya bidang pertanian => sehingga produktivitas pertanian meningkat.
d. Dibangunnya fasilitas perdagangan yang memadai => seperti sarana transportasi, jembatan,
pusat-pusat perdagangan, dan jalur yang luas.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Sains


Pada masa Safawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di dunia Islam, khususnya di kalangan
orang-orang Persia yang berminat tinggi pada perkembangan kebudayaan.
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majelis istana yaitu :
a. Baha Al-Din Al-Syaerazi => generalis iptek
b. Sadar Al-Din Al-Syaerazi => filsuf
c. Muhammad Baqir bin Muhammad Damad = teolog dan filsuf
Terdapat dua aliran filsafat yang berkembang pada masa Safawi :
a. Perifatetik => dikemukakan oleh Aristoteles dan Al-Farabi
b. Isyraqi => dibawa oleh Syaharawadi

4. Bidang Perkembangan Fisik dan Seni


Para penguasa kerajaan menjadikan Isfahan menjadi kota Kerajaan yang sangat indah.
Di kota Isfahan terdapat bangunan-bangunan besar dan indah seperti masjid, rumah sakit,
jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana Chilil Sutun.
Ketika Abbas I wafat di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 Akademi, 1802 penginapan dan 273
pemandian umum.
Di bidang seni, kemajuan terlihat dalam gaya arsitektur bangunan, seperti pada mesjid Shah
dan mesjid Syaikh Lutf Allah.
Unsur seni lainnya terlihat pula adanya peninggalan => berbentuk kerajinan tangan, keramik,
karpet, permadani, pakaian dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainnya.

Kemunduran dan Kehancuran


Setelah Shah Abbas I tiada, dinasti Safawi diperintah oleh raja-raja yang lemah dan memiliki
perangai yang buruk => Hal ini menyebabkan rakyat kurang respon dan timbul sikap masa
bodoh terhadap pemerintahan. Kondisi dinasti tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang,
tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.

Raja-raja yang memerintah setelah Abbas I, sebagai berikut:


1. Raja Shafi Mirza => memiliki jiwa kepemimpinannya lemah, sangat kejam terhadap para
pembesar kerajaan, dan kota Qandahar lepas dan diduduki kerajaan Mughal serta Baqdad
direbut Turki Utsmani.
2. Raja Abbas II => mempunyai sifat dan moral yang jelek dan pemabuk.
3. Raja Sulaiman => sangat kejam terhadap para pembesar kerajaan apalagi terhadap para
pembesar kerajaan yang dicurigainya, sehingga rakyat tidak bersimpatik kepadanya.
4. Raja Husen => memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syiah namun
disalahgunakan dan sering memaksakan pendapat kepada kelompok aliran Sunni => Orang-
orang Sunni marah dan sering terjadi konflik yang mengakibatkan tidak stabilnya
pemerintahan.
5. Raja Tahmasp => menduduki pemerintahan atas dukungan suku Qazar Rusia yang
memproklamirkan diri sebagai raja yang berkuasa atas Persia dan menjadikan pusat
pemerintahan di Astarabad => bekerjasama dengan Nadhir Khan untuk memerangi bangsa
Afghan yang menduduki kota Isfahan => Isfahan berhasil direbut dan Safawi kembali berdiri
=> dia dipecat oleh Nadhir Khan pada 1732 M.
6. Raja Abbas III => ketika diangkat menjadi raja ia masih kecil sehingga tidak berpengalaman
dalam pemerintahan hal ini membuat ia dilengserkan dari tahta kerajaannya => kerajaan Safawi
diambil oleh Nadhir Khan => kerajaan Safawi berakhir.

Faktor-faktor yang menyebabkan berakhirnya kerajaan Safawi :


a. Konflik panjang dengan kerajaan Turki Usmani => perbedaan mazhab antar kedua kerajaan.
Bagi Kerajaan Usmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang beraliaran Syi’ah merupakan
ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya.
b. Adanya kemerosotan moral yang melanda sebagian para pemimpin Kerajaan Safawi.
c. Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat perang
yang tinggi seperti Qilzibash => pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
melalui proses pendidikan rohani.
d. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga
istana.
e. Pada abad 17 beberapa kalangan Ulama Syiah tidak lagi mau mengakui bahwa Safawi telah
mewakili pemerintahan sang imam tersembunyi.

Anda mungkin juga menyukai