Anda di halaman 1dari 6

Amalia Tri Wahyuni

1706037245

Judul Effect of annealing on microstructure and properties of Er modified 5052


alloy
Jurnal Jurnal Internasional
Volume, Volume 10, Halaman 476 – 480
Halaman
Tahun 2018
Penulis Wang Jinlian, Xu Jun, Pan Feng
Reviewer Amalia Tri Wahyuni
Tanggal 09 November 2019
Abstrak Jurnal yang berjudul Effect of annealing on microstructure and properties of
Er modified 5052 alloy ini berisi tentang struktur mikro paduan 5052+Er pada
continuous casting, hot-rolled, cold-rolled, mengamati dan mempelajari efek
anil pada struktur mikro, sifat mekanik dan sifat pembentukan paduan, serta
mengeksplorasi mekanisme aksinya.
Pendahuluan Alloy 5052 digunakan dalam konstruksi, pengemasan, braket lampu, paku
keling, produk logam, penutup listrik, dan sebagainya karena memiliki sifat
mekanik yang baik, seperti ketahanan terhadap korosi dan kemampuan las.
Unsur utama dari paduan Mg yang kandungannya antara 2,2 - 2,8% adalah
hasil non-heat treatment strengthening Al-Mg. W digunakan untuk
meningkatkan kekuatannya, namun terdapat dislokasi dan vacancy setelah
deformasi yang menyebabkan ketidakstabilan paduan. Annealing lanjut
menyebabkan deformasi dalam recovery dan recrystallization sehingga
hardening berkurang. Membuat paduan Al membutuhkan kekuatan dan sifat
mekanik yang lebih tinggi daripada Al murni. Penambahan elemen dalam
paduan Al-Mg dapat meningkatkan kekuatan paduan dan menstabilkan sifat-
sifat paduan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa elemen
seperti Sc dan Er dapat membentuk partikel fase kedua skala nano dengan
struktur L12 yang berguna untuk memurnikan ukuran butir, meningkatkan
suhu recrystallization dan kekuatan paduan. Masih terdapat penelitian
tentang rolling deformasi dan annealing dari paduan 5052+Er yang
dimodifikasi dan mekanismenya aksinya tidak jelas.
Tujuan Jurnal ini dimulai dari continuous casting dan rolling pada alloy 5052+Er
untuk mempelajari pengaruh perbedaan suhu annealing pada sifat mekanik,
Amalia Tri Wahyuni
1706037245

sifat pembentukan, struktur mikro, dan referensi yang diperlukan untuk


pengembangan dan penerapan kinerja alloy 5052.
Metodologi Preparasi lembaran alloy 5052+Er meliputi: batching, smelting, continuous
casting (cast billet dengan 20mm), hot rolling (4.5mm), dan multi-pass cold
rolling (2.0mm). Komposisi kimia 5052+Er diukur dengan digabungkan
secara induktif spektrometri emisi atom plasma, fraksi massa elemen utama
(%) adalah: 2.60Mg, 0.11Mn, 0.08Cu, 14Si, 0,09Er, 0,12Fe, dan sisanya
adalah Al. Cold roll sheet di-annealing dengan suhu antara 220 ℃ ~ 440 ℃
selama 2,5 jam. Sampel metalografi dipotong dengan metode wire cutting,
dan diikuti oleh pengamplasan, pemolesan mekanik dan korosi dalam reagen
HF 0,5%. Pengamatan struktur mikro dilakukan pada Zeiss Axio Lab.A1
jenis mikroskop optik; Pengujian mekanis di Amerika Serikat MTS-810
hidrolik servo elektronik universal mesin uji tarik dengan tingkat tarik adalah
1.5mm / mnt; Indeks pengerasan regangan ditentukan dengan mengacu pada
standar GB / T 5028-2008. Penentuan indeks tensile strain hardening metode
lembaran logam dan strip tipis; uji Microhardness dilakukan dalam digital
Vivtorinox HVS-1000 hardness tester dengan beban 200g dan waktu
penahanan 10s; Spesimen TEM adalah penipisan mekanik 30 ~ 70μm dan
gandakan perforasi dengan larutan metanol asam nitrat 25% (kontrol suhu di
bawah -35 ℃) yang diamati pada mikroskop elektron transmisi JEOL-2010.
Pembahasan Struktur mikro permukaan atas (a), bawah (b), dan tengah (c) pada alloy
5052+Er dengan continuous casting :

Permukaan atas dan bawah adalah zona butiran halus dengan ukuran butir
rata-rata permukaan atas dan bawah adalah 70,74 μ m dan 70,28 μ m.
Sedangkan pada permukaan tengah adalah butiran kasar equiaxed dengan
ukuran butir rata-rata adalah 93,08 μ m. Selain itu, tidak ditemukan struktur
dendrit dan cacat metalurgi lainnya.
Amalia Tri Wahyuni
1706037245

Struktur mikro optik dari permukaan (a), cross-section (b), dan longitudinal
(c) dari hot rolled 5052+Er dengan ketebalan sekitar 4,5 mm :

Permukaan lempengan hot rolled dari paduan 5052+Er tampak sejumlah


butir recrystallization. Struktur mikro dari cross-section dan bagian elongasi
terlihat dalam bentuk strip di sepanjang arah rolling.

Annealing dari pelat alloy 5052+Er setelah cold rolled dilakukan, sifat
mekanik pada suhu kamar dengan suhu annealing yang berbeda :

Proses annealing dibagi menjadi tiga tahap : tahap pertama pada 220 ℃ - 320
℃ (tensile strength dan yield strength menurun serta elongasi meningkat
perlahan), tahap kedua pada 340 ℃ - 360 ℃ (tensile strength dan yield
strength menurun dengan cepat, tetapi elongasi meningkat dengan cepat), dan
tahap ketiga pada 380 ℃ - 440 ℃ (perubahan tensile strength, yield strength,
dan elongasi cenderung lambat). Hal ini dikarenakan cold rolled sheet
mengalami deformasi plastik besar. Penyimpanan energi deformasi, recovery
dan recrystallization terjadi selama annealing. Recrystallization akan
mengimbangi deformasi dalam hardening dan mengurangi kekuatan serta
meningkatkan plastisitas.

Variasi microhardness dari alloy 5052+Er di bawah suhu annealing yang


berbeda :
Amalia Tri Wahyuni
1706037245

Microhardness menurun perlahan pada 220 ℃ - 320 ℃ dan menurun lebih


cepat pada 320 ℃ hingga 360 ℃. Pada suhu >360 ℃, microhardness
menurun ke tingkat yang lebih rendah dan cenderung stabil. Suhu awal dan
akhir recrystallization adalah 320 ℃ dan 360 ℃. Ketika suhu annealing di
bawah suhu awal recrystallization, recovery menghilangkan internal stress
dalam alloy. Ketika suhu annealing mencapai suhu recrystallization, alloy
mulai membentuk struktur recrystallization. Peningkatan suhu annealing
akan menyebabkan hardening recrystallization dan grain growth di mana
terjadi adalah penurunan hardness dan strength, serta peningkatan plastisitas.

Struktur mikro dari cold rolled dan annealed 5052+Er dengan temperatur
berbeda :
Amalia Tri Wahyuni
1706037245

5052+Er alloy dengan cold-rolled dan annealed (a) pada 220 ℃ (b) struktur
mikro berupa deformasi rolling yang berbentuk fiber. Ketika suhu annealing
naik ke 320 ℃ (c) terdapat partial recrystallization. Pada suhu 360 ℃ (d)
alloy telah mengalami full recrystallization, membentuk fine grains, dan
struktur fiber menghilang. Suhu terus meningkat hingga 400 ℃ (e), tidak ada
hardness untuk fine grain recrystallization, tetapi ketika menjadi 440 ℃ (f),
alloy telah terjadi grain growth.

Struktur mikro TEM dari paduan cold rolled dan anneal 5052+Er dengan
suhu yang berbeda :

Setelah multi-pass cold rolling treatment (a), terjadi elongasi butir dan
dikompresi di sepanjang arah rolling. Setelah annealing pada suhu 220 ℃
(b) selama 2,5 jam, kepadatan dislokasi dalam alloy menurun. Pada suhu
anneal ke 320 ℃ (c) terjadi recrystallization, struktur sub-grain, dan terlihat
keberadaan partikel fase kedua di area lokal. Saat suhu 360 ℃ (d), terjadi
nukleasi recrystallization. Ketika suhu naik ke 440 ℃ (f), butir
recrystallization terjadi sampai tingkat tertentu dari hardening dan growth.
Amalia Tri Wahyuni
1706037245

Partikel fase kedua dalam alloy 5052+Er di-annealing pada 360 ℃ selama
2,5 jam diamati oleh TEM :

Partikel fase kedua berbentuk peanut dengan ukuran sekitar 20-30nm dapat
ditemukan pada sub-grain, jarak rata-rata antara partikel sekitar 0,07μm, area
difraksi elektron menunjukkan bahwa partikel fase kedua adalah fase Al3Er
yang menunjukkan hubungan koheren / semi koheren dengan matriks, dapat
memainkan peran pada grain boundaries.
Kesimpulan 1) Ukuran butiran rata-rata dari permukaan atas, bawah, dan tengah pada
pelat alloy 5052+Er adalah 70,74 μ m, 70.28 μm dan 93.08 μ m. Grain tidak
memiliki karakteristik yang jelas dari dendritik struktur, permukaan 5052+Er
alloy hot rolled slab muncul butir recrystallization, dan butir di cross-section
dan elongasi diratakan dan memanjang.
2) Dengan meningkatnya suhu annealing, tensile strength dan yield strength
menunjukkan penurunan dan elongasi meningkat. Ketika suhu annealing
pada 340 ℃ - 360 ℃, tensile strength dan yield strength alloy 5052+Er
menunjukkan penurunan yang lebih besar, sedangkan elongasi meningkat.
3) Suhu awal recrystallization 5052+Er adalah 320 ℃, sedangkan suhu akhir
recrystallization adalah 360 ℃. Fase Al3Er kedua dengan ukuran sekitar 20-
30nm memiliki hubungan koheren / semi koheren dengan matriks, yang
memainkan peran penghambatan recrystallization.

Anda mungkin juga menyukai