Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Analisa Struktur 2019

Ilman Khairusidqi, Alyssa Adyandra, Aulia Fikri, Kahfi Ihza, Ramadhia Nur, Romega Sianturi, Wilbert F1
1
Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia

Abstrak. Setiap logam memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, yang mana sifat logam ini sangat
dipengaruhi oleh struktur mikro logam tersebut. Suatu proses pengamatan dan penentuan struktur dari suatu logam
dinamakan metalografi. Kali ini dilakukan pengamatan mikrostruktur terhadap sampel Tool Steel non HT, AC4B, Cu-
Zn, Zn-based, Stainless Steel 304, dan S 45C Heat Treated (yang selanjutnya di-qenching dengan medium air). Setiap
sampel dipreparasi dengan dilakukan proses mounting (kecuali S 45C Heat Treated), lalu grinding, polishing, dan
etching. Mounting dilakukan dengan menggunakan castable resin dan grinding dilakukan dengan kertas amplas dengan
grit 800-1500, bertahap mulai dari nilai grit yang kecil hingga besar. Polishing dilakukan dengan media kovak lalu
dilakukan etching. Proses etching yang digunakan untuk sampel Tool steel non HT, AC4B, Cu-Zn, Zn-based, dan S
45C Heat Treated adalah dengan etsa kimia, sedangkan Stainless Steel 304 menggunakan etsa elektrolitik. Masing-
masing sampel yang telah dietsa diamati mikrostrukturnya dengan menggunakan Optical Microscope (OM) lalu
dibandingkan dengan literatur atau dengan hasil dari pengujian sampel serupa lainnya. Selain itu, dilakukan pula
pengujian kekerasan dengan metode Vickers untuk sampel S 45C serta pengujian kemampukerasan (hardenability)
dengan menggunakan metode pengujian Jominy untuk sampel S 45C. Pengujian Jominy dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kekerasan yang secara otomatis menghasilkan data kekerasan material dalam skala Rockwell.
Data kekerasan logam yang diperoleh dari pengujian Vickers dan Jominy lalu dibandingkan dengan literatur sebagai
referensi.

Kata Kunci: Metalografi, mikrostruktur, perlakuan panas, kemampukerasan, pengujian Jominy, Jeffries Planimetric.

1 Pendahuluan suhu tertentu. Kecepatan, nilai suhu, dan lama penahanan


temperatur yang berbeda akan menghasilkan perlakuan
Setiap logam memiliki karakteristik dan sifat yang yang berbeda dan tentu hasil mikrostruktur yang berbeda
berbeda-beda, yang mana sifat logam ini sangat pula[2]. Beberapa contoh perlakuan panas adalah
dipengaruhi oleh struktur mikro logam tersebut. Struktur homogenizing, normalizing, annealing, stress relieveng,
mikro suatu material dapat diamati dengan adanya dan hardening.
pengujian metalografi. Metalografi adalah sebuah Kekerasan adalah ukuran kemampuan suatu material
cabang ilmu yang mengamati dan menentukan struktur untuk menahan gaya mendeformasi yang diberikan oleh
dari sebuah logam. Pengamatan dapat dilakukan dalam material lain yang lebih keras daripada material tersebut.
berbagai variasi skala maupun perbesaran, mulai dari Kekerasan merupakan salah satu sifat logam yang
pengamatan visual yang nilai perbesarannya sekitar 20 penting, karena kekerasan suatu logam dapat
kali hingga menggunakan mikroskop elektron yang nilai berpengaruh kepada sifat-sifat lain dari logam tersebut
perbesarannya dapat mencapai 1.000.000 kali[1]. seperti ketahanan aus, ketahanan korosi akibat erosi,
Metalografi pun dapat digunakan untuk memeriksa ketahanan deformasi, dll. Untuk menguji kekerasan
struktur kristal dengan menggunakan teknik x-ray terdapat berbagai macam metode. Metode pengujian
diffraction. kekerasan berdasarkan skala ujinya dapat dibagi menjadi
Metalografi ini penting untuk dilakukan sebelum dua, yakni makro dan mikro. Metode dengan skala makro
suatu logam diaplikasikan pada industri. Karena dengan adalah metode Vickers, Brinell, dan Rockwell.
melakukan metalografi, kita dapat menentukan adanya Sementara metode dengan skala mikro adalah metode
cacat-cacat pada logam tersebut seperti porosity, micro-Vickers dan Knoop.
shrinkage, seams, dll. Selain itu, metalografi juga Kemampukerasan, atau hardenability, adalah
dilakukan ketika suatu produk mengalami cacat ketika kemampuan suatu baja untuk membentuk martensit.
digunakan. Dengan metalografi, cacat-cacat yang Kemampukerasan diukur dengan dua metode, yaitu
muncul karena kerja seperti crack, korosi akibat erosi, metode Jominy dan Grossman. Metode yang digunakan
dan lain-lain akan terlihat dan dapat ditentukan apa pada pengujian ini adalah metode Jominy. Metode ini
maintenance yang akan dilakukan pada produk dilakukan dengan quenching di salah satu ujung baja,
tersebut[1]. lalu dilakukan pengukuran kekerasan di berbagai titik Commented [U1]: Kalo bisa bagian pendahuluan gausah
Perlakuan panas, atau heat treatment merupakan yang memiliki jarak dari quench-end yang berbeda- sepanjang ini, dikurangin aja 1-2 paragraf. Menurut gue
suatu proses pemanasan maupun pendinginan yang beda. Dengan pengukuran kekerasan ini dapat diketahui bagian ini gausah, karena deteksi cacat lebih ke metode NDT
terkontrol untuk mengubah dan memperbaiki seberapa jauh martensit terbentuk dari permukaan ke inti
mikrostruktur suatu logam. Secara umum perlakuan baja sehingga kemampukerasan baja tersebut dapat
panas memiliki komponen perlakuan berupa pemanasan diketahui. Commented [U2]: Bisa lebih dirampingin lagi tulisannya.
dan pendinginan hingga suhu tertentu dengan kecepatan
tertentu serta penahanan temperatur logam pada suatu
2 Metode Penelitian dengan jenis logam seperti yang dapat dilihat pada tabel
1, dan air. Sampel yang telah dipoles dibersihkan dengan
Secara garis besar, terdapat 3 hal yang dilakukan pada air agar bersih dari pengotor, lalu dicelpkan kedalam
pengujian kali ini, yaitu pengamatan mikrostruktur, larutan etsa selama 5-10 detik. Sampel selanjutnya
pengukuran kemampukerasan, dan perlakuan panas. dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan hair
Pengamatan mikrostruktur dilakukan pada seluruh dryer. Sementara etsa elektrolitik dilakukan dengan
sampel, sementara perlakuan panas dan pengukuran proses yang sama, namun dengan menggunakan arus
kekerasan hanya dilakukan pada S 45C. listrik dengan voltase sekitar 6-8 V pada proses Commented [U3]: Disebut sampelnya apa aja
perendaman sampel dengan larutan etsa. Katoda
diletakkan diatas sampel dengan menyentuh permukaan
2.1 Pengamatan Mikrostruktur
larutan etsa dan anoda diposisikan di larutan etsa tanpa
Pada sampel pengamatan mikrostruktur dilakukan menyentuh wadah dan sampel etsa. Etsa dilakukan
berbagai preparasi sebelum dapat dilakukan pengamatan. selama 2-3 menit lalu sampel dicuci dan dikeringkan.
Preparasi ini berupa mounting, grinding, polishing, dan Setelah etsa selesai dilakukan, mikrostruktur dapat
etching. Semua sampel diberikan mounting kecuali Fe diamati dengan menggunakan mikroskop optik dengan
A36 heat-treated. Mounting sampel dilakukan dengan perbesaran yang bervariasi. Commented [U4]: S45C di-mounting abis di-quench
menggunakan pipa paralon, castable resin, hardener, dan
Tabel 1. Daftar Logam dan Etsa-nya
isolasi. Pertama, salah satu ujung pipa paralon diisolasi
dengan isolasi hingga rapat. Setelah itu, castable resin
dicampurkan dengan 15 tetes hardener dan selanjutnya Logam Etsa
diaduk dengan rata. Campuran ini selanjutnya Tool Steel Nital
dituangkan ke pipa paralon hingga volumenya mencapai
1/3 volume pipa paralon lalu diaduk. Setelahnya, sampel AC4B HF
diletakkan dengan posisi permukaan yang diamati
menyentuh isolasi. Hasil mounting ditunggu hingga Cu-Zn FeCl3
mengeras.
Setelah hasil mounting mengeras, dilakukan grinding Zn-based Zn-based etsa
atau pengamplasan. Pengamplasan dilakukan Asam Oksalat
SS 304
menggunakan kertas amplas dengan ukuran grit 80 (elektrolitik)
hingga 1500. Sebelum dilakukan pengamplasan, kertas S 45C Heat
Nital
amplas harus digunting dan/atau dibentuk terlebih Treated
dahulu. Untuk sampel non-ferrous dilakukan dengan
menggunting sisi-sisi pinggir kertas amplas menjadi 4
bagian, sementara untuk sampel ferrous kertas amplas 2.2 Pengujian Jominy
digunting membentuk lingkaran. Setelah kertas amplas
Pengujian Jominy dilakukan untuk mengetahui
digunting, kertas amplas diletakkan pada mesin amplas
kemampukerasan (hardenability) pada baja. Alat dan
yang kemudian dijepitkan dengan lingkaran (grip)
bahan yang digunakan yaitu sampeln, furnace, penjepit, Commented [U5]: Typo2 jgn lupa di cek ulang lg sebelum
supaya kertas tidak terlempar ketika pengamplasan
dan media kuens berupa air. Sampel yang telah di-print
dilakukan. Setelah itu pengamplasan dilakukan. Selama
dipreparasi selanjutnya dipanaskan di dalam furnace
proses pengamplasan, permukaan kertas amplas wajib
hingga mencapai suhu tertentu. Setelah mencapai suhu
dituangkan dengan air untuk pendinginan, pelumasan,
yang diinginkan, sampel dikeluarkan dari furnace dengan
dan menghilangkan serpihan logam hasil amplas yang
menggunakan penjepit. Sampel setelah itu segera
terletak di permukaan kertas amplas. Pengamplasan
diletakkan pada media pendinginan cepat (quenching).
harus dilakukan konsisten searah pada suatu ukuran
Pendinginan cepat ini dilakukan dengan menyemprotkan
kertas amplas, dengan arah pengamplasan diubah 450
air pada salah satu ujung sampel. Ujung yang
atau 900 terhadap arah sebelumnya ketika kertas amplas
berhubungan langsung dengan medium quench
diganti dengan grit yang lebih tinggi. Pengamplasan
diharapkan akan memiliki kekerasan dan mikrostruktur
terus dilakukan hingga tidak ada lagi bidang yang
yang menandakan adanya martensite. sehingga semakin
terbentuk.
jauh jarak suatu titik pada sampel terhadap ujungnya,
Setelah dilakukan pengamplasan, sampel akan
persentase martensite akan semakin berkurang sehingga
dipoles. Pemolesan dilakukan pada kain selvyt pada
kekerasannya juga berkurang. Commented [U6]: Jelasin sampel jominy di taro ke rak
mesin sampel. Kovak dituangkan pada permukaan kain
Pemanasan pengujian Jominy ini dilakukan pada jominy, yg disambungin ke keran trus ada muncratan airnya
lalu sampel dipoles. Pemolesan dilakukan hingga sampel
furnace yang memilii laju pemanasan 100C/menit dan dari bawah.
mengkilat.
memiliki kalibrasi ±400C. Proses pemanasan yang
Setelah sampel selesai dipoles, pengetsaan dilakukan. Commented [U7]: Ini gmn maksudnya?
dilakukan pada pengujian Jominy ini dilakukan dengan 2
Proses etsa yang dilakukan dibagi menjadi dua, yakni
tahap, yakni pre-heating dan heating. Pre-heating
etsa kimia dan etsa elektrolitik. Sampel Tool Steel non
menaikkan suhu sampai 510⁰C lalu dilakukan holding Commented [U8]: Jelasin kenapa pre heat dinaikin ke
HT, AC4B, Cu-Zn, Zn-based, dan S 45C Heat Treated
selama 10 menit. Pemanasan dilanjutkan setelah holding suhu segitu, dapet dari mana angkanya
diberikan pengetsaan kimia, sementara sampel SS 304
hingga mencapai suhu akhir. Setelah suhu akhir tercapai,
dietsa dengan etsa elektrolitik. Proses etsa kimia
dilakukan holding lagi selama 60 menit.
dilakukan dengan hair dryer, wadah, larutan etsa sesuai
Suhu akhir yang diinginkan adalah 8500C, maka poros dan berbentuk tajam[3]. Berdasarkan literature,
dilakukan proses pemanasan selama 34 menit dengan semakin tinggi kandungan Si maka yield strength,
suhu ditahan selama 60 menit. Setelah baja mencapai Ultimate Tensile Strength, dan Hardness paduan[4].
suhu akhir, baja diquench dengan media air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Al-Si lebih keras
Setelah diquench, sampel dibersihkan dan diamplas disbanding AC4B. Commented [U9]: Bahasa inggris dimiringin (italic)
dengan tahapan yang sama dengan tahapan amplas
sampel lain diatas. Setelah sampel selesai diamplas,
sampel diberi 6 tanda dengan jarak antar tanda sejauh 3
mm. Pengujian kekerasan dengan skala Rockwell
selanjutnya akan dilakukan pada masing-masing titik
sehingga didapatkan nilai kekerasan masing-masing.
Nilai kekerasan ini dapat menentukan kemampukerasan
baja tersebut.

2.3 Perlakuan Panas


Perlakuan panas dilakukan pada sampel S 45C dengan
menggunakan proses yang hampir sama dengan
pemanasan dari sampel pengujian Jominy, yaitu pre-
heating dan heating. Pre-heating dilakukan hingga
Gambar 1. Struktur Mikro Al AC4B hasil Percobaan dengan
mencapai 60% suhu final, lalu dilakukan holding selama Perbesaran 200x
10 menit. Setelah itu heating dilanjutkan hingga
mencapai suhu final yaitu 9500C. Selanjutnya dilakukan
holding selama 30 detik. Kemudian langsung di quench. Commented [U10]: Dibuat grafik pemanasannya.
Setelah sampel mendingin, sampel diamplas dan
dipoles sesuai dengan prosedur amplas dan poles yang
sudah dijelaskan diatas. Setelah selesai dipoles, sampel
dietsa dengan menggunakan nital dengan prosedur yang
juga sama dengan prosedur etsa kimia yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Setelah proses etsa selesai,
sampel diamati mikrostrukturnya dengan mikroskop
optik. Selain itu, sampel juga diuji kekerasannya dengan
metode uji Vickers.

3 Hasil dan Pembahasan


Gambar 2. Struktur Mikro Al-Si dengan Perbesaran 200x
3.1 Pengamatan Mikrostruktur
3.1.2 Tool Steel non HT
3.1.1 Al AC4B
Tool Steel atau baja perkakas adalah baja yang
Pada gambar 1 ditampilkan strruktur mikro Al AC4B biasa digunakan untuk membentuk sebuah barang. Tool
hasil percobaan. Sementara pada gambar 2 ditampilkan Steel mengandung beberapa unsur paduan kompleks
Commented [U11]: rapihin
struktur mikro dari Al-Si kelompok 7. seperti Tungsten (W), Molybdenum (Mo), Vanadium (V),
Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat perbendaan Mangan (Mn) dan (Cr). Kegunaannya tool steel antara lain Commented [U12]: Ilangin indentasinya
mould, dies atau pisau. Umumnya tool Steel digunakan
yang jelas pada warna hitamnya / bentukan silikon. Pada Commented [U13]:
Al-Si struktur hitam (Si) lebih tajam dibanding Si pada Al setelah di-heat treatment, hal ini untuk mendapatkan sifat
AC4B dan juga mikro struktur Al AC4B berbentuk mekanik yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Commented [U15]: Paragraf pertama gaada indentasi,
dendrit sedangkan Al-Si tidak. Hal ini dapat terjadi Pada percobaan kali ini dilakukan pengamatan ikutin formatnya. Spacing di bagian Al ama TS beda,
karena terdapat perbedaan kandungan Si dan Ti didalam mikrostruktur terhadap baja perkakas tanpa perlakuan dirapihin lg formatnya ikutin template.
paduan aluminium. Pada Al AC4B kandungan Si sebesar panas. Hasil pengamatan di bawah mikroskop optik
7-10% dengan Ti max 0,2%, sedangkan pada Al-Si diperoleh mikrostruktur dengan berbagai perbesaran 200X
sebesar 9,6-12% dan tidak memiliki kandungan Ti[3]. seperti terlihat pada Gambar 3. Terlihat adanya struktur
Paduan Ti yang terdapat dalam AC4B bertindak sebagai kasar dan runcing yang diduga merupakan struktur
grain modifier dimana berfungsi untuk mengurangi martensit yang tampak berwarna gelap. Sedangkan bagian
Commented [U14]: Bhs inggris
tegangan permukaan antara Al dan Si yang yang matriks putih diduga merupakan fasa ferit. Selain itu
mengakibatkan Si yang terbentuk dapat bertumbuh ada bintik hitam yang merupakan precipitate berupa
dengan baik dan mikro struktur berbentuk dendrit dengan karbida yang mengeraskan tool steel. Dikarenakan
sisi-sisi yang halus. Sedangkan Al-Si kelompok 7 tidak pengamplasan yang tidak sempurna, didapati gambar yang
memiliki unsur Ti sehingga terjadi tegangan permukaan tidak fokus pada sisi samping gambar. Keburaman
sehingga pertumbuhan Si terhambat sehingga memiliki
disebabkan permukaan amplas yang bidang sehingga
cahaya yang dipantulkan mikroskop optik berbelok.
Untuk melakukan perbandingan, digunakan data
Tool Steel W dari kelompok 7 sebagai data pembanding.
Tool Steel W merupakan tool steel hasil cold work dengan
mekanisme water-hardening, yang memiliki kandungan
karbon sekitar 0.6% - 1.4% dengan tipe low alloy. Tool
steel W memiliki Cr yang berfungsi untuk meningkatkan
hardenability serta ketahanan aus pada baja perkakas
dengan cara membentuk presipitat karbida. Sedangkan
unsur V juga berguna untuk meningkatkan hardenability
dengan cara membentuk ukuran butir austenit yang
halus[5]. Tool Steel W yang mengandung karbon di bawah
titik eutectoid akan memiliki hardenability lebih tinggi
dibanding hypereutectoid nya. Media pendingin air,
mempercepat cooling rate, sehingga baja perkakas tipe W Gambar 4. Struktur Mikro Tool Steel W dengan Perbesaran
200x
rentan terhadap crack saat dilakukan quenching [6].
Pada Gambar 4 yang merupakan mikrostruktur
tool steel W dengan perbesaran 200x tidak terlihat dengan 3.1.3 Cu-Zn Cast
jelas karena mengalami over etching ketika melakukan
etching. Fasa yang terbentuk tidak dapat dibedakan dengan Cu-Zn merupakan paduan dari tembaga (Cu)
jelas karena gambar yang dihasilkan dari mikroskop optik dan seng (Zn) yang dapat dibagi menjadi tiga kategori
tidak menunjukan perbedaan kontras masing-masing berdasarkan tipe fasa yang terbentuk, yakni fasa alpha,
warna. alpha+beta, dan beta. Fasa alpha terbentuk dari paduan
Perbedaan utama dari kedua sampel adalah dengan Zn hingga 35%, fasa alpha+beta terbentuk dari
perlakuan quenching. Sampel kelompok 7 di-quench paduan dengan 35% - 46.6% Zn, dan beta terbentuk
menggunakan media air, struktur martensit yang diperoleh dengan memadukan 46.6% - 50.6% Zn. Penambahan Zn
cenderung lebih banyak karena efek dari perlakuan panas akan meningkatkan kekerasan paduan, sehingga dapat
tadi, hal ini menyebabkan karbon tidak dapat terdifusi disimpulkan bahwa kekerasan fasa beta adalah yang
keluar, sehingga struktur martensit pada Tool Steel W lebih paling keras diantara ketiganya[7]. Commented [U16]: Paragraf pertama jgn lupa
besar dari Tool Steel non HT. Pada gambar 5 yang merupakan struktur mikro
dari Cu-Zn Cast bila dibandingkan dengan gambar 6
yang merupakan struktur mikro dari Cu-Zn Rolled
struktur mikro pada gambar 6 terlihat bentuk butir lebih
pipih dan memanjang dibanding mikro struktur pada
gambar 5 [8], ini terjadi karena terjadi deformasi plastis
pada saat proses rolling. Proses rolling membuat material
menjadi keras melalui mekanisme strain hardening.
Pengerasan ini melalui mekanisme interaksi dislokasi
dalam logam, sehingga mengakibatkan penumpukan
dislokasi yang membuat dislokasi menjadi sulit bergerak
[9]. Proses pengerasan ini terjadi pada saat logam
berdeformasi plastis. Hal ini menyebabkan Cu-Zn rolled
lebih keras dibandingkan Cu-Zn Cast.
Pada gambar 6 mikrostruktur Cu-Zn hasil cast
memiliki bentuk yang bulat dan Panjang, serta ukuran
butir yang agak besar dan arah butir yang tidak searah.
Gambar 3 Struktur Mikro Tool Steel non HT Hasil Percobaan Hal ini terjadi karena pada proses pengecoran terjadi
dengan Perbesaran 200x proses pendinginan yang cepat [10]. Material ini
memiliki sifat mekanik yang lebih ulet, mudah dibentuk,
serta lunak.
pada literatur berwarna hitam. Perbedaan ini terjadi Commented [U19]: Setiap kali nge-refer ke gambar, jgn
karena perbedaan zat etsa yang digunakan, dimana pada lupa sebutin gambar yg mana, contoh: “seperti literatur yang
pengujian digunakan larutan HF/Keller sedangkan pada terlihat pada Gambar 8 …”
literatur menggunakan etsa dari campuran larutan
CrO3+Na2SO4 .

Gambar 5. Struktur Mikro Cu-Zn Cast dengan perbesaran


200x

Gambar 7. Struktur Mikro Zn-Based dengan perbesaran 200x


Commented [U20]: Kalo bisa cari gambarnya yang
format/bentuknya sama dengan yg lain

Gambar 6. Struktur Mikro Cu-Zn Rolled dengan perbesaran


200x.

3.1.4 Zn-Based
Unsur Zn sangat mudah terkontaminasi dengan
pengotor dalam kelarutan yang terbatas. Hasil
Gambar 8. Struktur Mikro UNSZ19001 dengan perbesaran
kontaminasi ini yang menghasilkan perubahan
100x
mikrostruktur dan mempengaruhi sifat mekanik material
Zn. Zinc dengan kemurnian tinggi (UNS Z13002)
memiliki kemurnian hingga 99.99% dengan batas
maksimum 0,003% untuk timbal,besi,dan kadmium serta 3.1.5 Stainless Steel 304
bebas dari mikrosegregasi[11]. Commented [U17]:
Material Stainless Steel 304 memiliki komposisi
Pada gambar 7 menunjukkan mikrostruktur dari paduan dengan <0,08% C, 17,5-20% Cr, <1% Si, 8-11% Commented [U18]: Kalo sebutin gambar atau tabel,
batas butir adalah garis-garis tipis pada matriks berwarna Ni, <0,045% P, <2% Mn, dan <0,03% S dengan unsur hurufnya capital, contoh: Gambar 1, Tabel 2
putih, selain itu terlihat juga holes yang pada literatur utama besi dan tergolong sebagai austenitic stainless
disebutkan sebagai bekas partikel Pb. Holes yang steel[11]. Pada analisis pengamatan mikrostruktur SS
terbentuk diakibatkan karena Pb tertarik keluar selama 304, perbandingan dilakukan antara mikrostruktur SS
berlangsungnya proses polishing,sehingga 304 hasil percobaan dengan SS 304 dari literatur. Sampel
meninggalkan holes yang mana hal ini sesuai dengan dipreparasi dengan preparasi yang sama dengan sampel
literatur. Kelarutan Pb pada Zinc sangat terbatas dan lain. Namun SS ini dietsa dengan etsa elektrolitik yaitu
adanya Pb pada mikrostruktur menandakan material asam oksalat dengan dialiri tegangan listrik. Commented [U21]:
tersebut merupakan Zinc hasil cast atau merupakan Zinc Pada Gambar 9. mikrostruktur stainless steel
alloy[11]. 304 dapat dilihat butir yang gelap adalah austenite dan Commented [U22]: Gausah dikasih titik
gelap adalah pearlite yang berbentuk equiaxed grain.
Perbedaan mikrostruktur Zinc hasil pengujian Bentuk butir yang equiaxed menandakan bahwa ketika
dengan yang terdapat pada literatur didapat perbedaan diberi beban maka akan di didistribusikan secara merata,
dimana garis-garis batas butir serta holes yang terbentuk sehingga memiliki sifat mekanis yang baik [12]. Titik
pada Zn hasil pengujian berwarna ungu sedangkan yang hitam yang ada merupakan fasa ferit yang tidak larut
serta bentuk garis panjang adalah delta ferrite yang Sampel untuk pengujian Jominy telah distandarisasi
merupakan bentuk ferrite yang terbentuk pada dimensinya oleh ASTM A255. Setelah sampel
solidifikasi pada paduan austenitic dengan kadar Cr/Ni dipanaskan, di-quenching, lalu dipreparasi, sampel Commented [U24]: Preparasinya gmn?
ration yang tinggi [13]. Mikrostruktur saat percobaan tersebut diuji kekerasannya dengan menggunakan mesin
memiliki struktur yang sama dengan literature tetapi uji kekerasan Rockwell.
terdapat perbedaan pada ukuran butir dimana pada Di titik pertama yang jaraknya paling dekat dengan
percobaan butirnya lebih kecil dan terlihat buram ujung batang Jominy yang terkena media quench, akan
disbanding literature karena pengamplasan yang kurang memiliki kekerasan yang paling tinggi karena titik
merata. tersebut memiliki kecepatan pendinginan yang paling Commented [U23]: Line spacingnya dirapihin
cepat, sehingga fasa martensit yang terbentuk adalah
100%. Seiring bertambah jauhnya jarak dari ujung Commented [U25]: Harusnya martensit HRCnya brp?
batang Jominy, maka kecepatan pendinginan yang juga Kalo beda ama hasil praktikum analisis kesalahannya.
menurun yang berdampak terhadap berkurangnya fasa
martensit yang terbentuk, sehingga kekerasannya akan
semakin berkurang[13]. Penyimpangan terjadi pada nilai
kekerasan titik kedua dikarenakan kurang maksimalnya
proses pengamplasan yang menyebabkan kekerasan titik
1 lebih rendah dari titik 2
Tabel 2. Jarak Penjejakan dari Quench-end dan kekerasannya

Jarak dari Kekerasan


Quench-end(mm) (HRC)
5 36,8
Gambar 9. Struktur Mikro Stainless Steel 304 hasil
pengamatan perbesaran 500X 15 37,5

25 31,7

35 28,5

55 25,1

Gambar 10. Struktur Mikro Stainless Steel dari literature


perbesaran 500X

3.1.6 S 45C Heat Treated


Grafik 3. Grafik jarak (mm) vs nilai kekerasan (HRC)
Material pada sampel Jominy.
diakibatkan kain poles berlubang. Berlubangnya kain
poles menyebabkan sampel terkena alat pemutar kain 3.3 Pengaruh Perlakuan Panas
poles secara langsung sehingga sampel tidak terpoles
dengan baik. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh Perlakuan panas dilakukan
pengetsaan yang terlalu lama (overetching). sampel di-quenching yang terlalu lama. Suhu dan waktu
yang optimum untuk pembentukan martensit menurut
Gambar 11. Mikrostruktur S 45C Percobaan. dengan literatur adalah 9100C dengan holding time selama 70
Perbesaran 500x menit[14].

3.4 Pengujian Kekerasan Vickers


Gambar 12. Mikrostruktur S 45C kelompok 7 dengan
perbesaran 500x [12]. Pengujian kekerasan Vickers adalah sebuah metode yang
menguji kekerasan dalam skala makroskopis. Indentor
yang digunakan adalah pirmida intan bersudut 136 0.
3.2 Pengujian Jominy
Indentasi diberikan dengan besaran tekanan tertentu dan
diberikan dwelling time dengan waktu tertentu pula.
Kekerasan Vickers dihitung dari beban dibagi dengan
luas permukaan indentasi. Luas permukaan indentasi
dihitung dari hasil kali kedua panjang diagonal hasil
indentasi. Dalam bentuk persamaan, perhitungan dimana:
kekerasan Vickers ditulis dalam
Commented [U26]: Tulis manual aja keterangannya

dengan
P = Beban yang digunakan (kgf)
d = panjang diagonal rata-rata (mm)

Indentasi I
(0.28 × 100) + (0.274 × 100)
𝑑1 = = 55.4 𝜇𝑚
2
Indentasi II
(0.26 × 100) + (0.251 × 100)
𝑑2 = = 51.1 𝜇𝑚
2

Indentasi III
(0.262 × 100) + (0.27 × 100)
𝑑1 = = 53.2 𝜇𝑚
2

dari ketiga nilai diatas, dapat dihitung rata-ratanya


sehingga diperoleh
55.4 + 51.1 + 53.2 Gambar 12. Daerah perhitungan metode Jeffries planimetri
𝑑𝑎𝑣𝑔 = = 53.23 𝜇𝑚
2 pada mikrostruktur Fe A36.

dengan perhitungan rumus Vickers, dimana diketahui Nilai f (Jefferie’s Multiplier) adalah
tekanan (P) adalah 30 kgf, maka diperoleh hasil 𝑀2 1002
1.854(0.3)𝑘𝑔𝑓) 𝑓= = =2
𝑉𝐻𝑁 = = 196.299 𝐻𝑉 5000 5000
(0.05323)𝑚𝑚2
Pada pengujian lain yang digunakan sebagai
pembanding, nilai kekerasannya adalah 181.39 HV. Hal Lingkaran 1
ini berarti sampel hasil pengujian ini memiliki kekerasan Ninside = 98
yang lebih keras daripada pengujian lain. Hasil ini Nintercept = 39,
diakibatkan suhu pemanasan yang lebih tinggi sehingga maka diperoleh
gradien pendinginan akan lebih curam yang berarti 39
pendinginannya lebih baik dan cepat hasil pembanding. 𝑁𝐴 = 2 (98 + ) = 235
2
Pendinginan yang seperti ini membentuk martensit yang dan nilai G sebesar
lebih baik sehingga kekerasannya lebih baik pula[15]. 𝐺 = (3,322 log 235) − 2,954 = 4,9226

3.5 Analisis Metalografi Kuantitatif Lingkaran II


Ninside = 104
Metode analisis metalografi kuantitatif yang dilakukan Nintercept = 40,
adalah metode Jefferies Planimetric. Metode ini maka diperoleh
menggunakan perhitungan dengan membuat lingkaran 40
𝑁𝐴 = 2 (104 + ) = 248
atau persegi pada daerah tertentu pada gambar 2
mikrostruktur, Dimensi dari lingkaran atau persegi ini dengan nilai G sebesar
harus sesuai dengan ASTM E112. Daerah yang akan 𝐺 = (3,322 log 248) − 2,954 = 5,0003
dihitung harus setidaknya memiliki 50 butir.
Perhitungan butir dilakukan dengan menghitung Lingkaran III
berapa banyak butir yang ada di dalam lingkaran atau Ninside `= 110
persegi, lalu butir yang menyinggung garis dihitung Nintercept = 37,
sebagai setengah butir. Berikut ini adalah persamaan maka diperoleh
lengkap dari perhitungan butir metode Jefferies 37
𝑁𝐴 = 2 (110 + ) = 257
Planimetric. 2
dengan nilai G sebesar
𝐺 = (3,322 log 257) − 2,954 = 5,0517
Dari ketiga data ini diperoleh rata-rata sebesar mulai memancarkan elektron. Pistol elektron
4,9226 + 5,0003 + 5,0517 dimulai dengan pemanas kecil, yang sangat
𝐺𝑎𝑣𝑔 = = 4,991
3 mirip dengan filamen panas dan terang bohlam
Dari perhitungan diatas, dapat dimasukkan pada rumusan biasa. Ini memanaskan katoda, yang
, memancarkan awan elektron. Dua anoda
sehingga diperoleh hasil mengubah awan menjadi berkas elektron.
𝑛 = 24,991−1 ≈ 16 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟/𝑖𝑛𝑐ℎ Selama proses pengerasan berkas elektron,
elektron yang dipancarkan diatur dan
difokuskan menggunakan medan magnet.
4 Kesimpulan
Pemfokusan ini memberikan proses pengerasan
berkas elektron kepadatan energi yang
5 Tugas Tambahan dibutuhkan untuk memanaskan material tempat
pekerjaan dilakukan. Balok juga perlu
1. Jelaskan preparasi yang harus dilakukan jika diarahkan melintasi bagian saat proses
ingin melihat mikrostruktur komponen pada
pengerasan berkas elektron sedang dilakukan,
pipa?
Jawab : dan ini dilakukan melalui kombinasi
2. Apa yang dimaksud dengan killed steel? memindahkan berkas elektron dan lebih banyak
Jawab : medan magnet.
3. Jelaskan perbedaan normalizing dan annealing Untuk menghindari kontaminasi filamen dan
dari normalizing? material yang mengalami proses pengerasan
Jawab : berkas elektron, semua pekerjaan yang
4. Jelaskan mekanisme sputtering? dilakukan dilakukan dalam ruang hampa.
Jawab :
5. Apa itu fluidized bed?
Jawab : Referensi
6. Apa itu FIB Milling?
[1] Baldwin, W. (1993). Volume 9. Metallography
Jawab:
and
7. Difference between Electron beam and Laser
Microstructures. ASM Handbook (Vol. 9). ASM
beam hardening?
International
Jawab :
[2] Ericsson, T.(1991). Principles of Heat Treating of
Electron Beam Laser Beam
Steels. In (Ed.), ASM Handbook Volume 4: Heat
Hardening Hardening Treating (Volume 4). ASM International. Commented [U27]: Tolong diraphinin lagi, tulis
Butuh Vacuum Tidak butuh [3] Ccal-Tw.com. (n.d.). Chemical Compositions referensinya pake format APA kalo bisa (ini bisa diliat di
Vacuum of an Aluminum Alloy Ingot (%). Retrieved from internet formatnya).
Jarak antara source Jarak antara source http://ccal-tw.com/en/factory-6137/Chemical-
and component kecil and component Compositions-of-an-Aluminum-Alloy-Ingot-
besar percent.html.
Tidak ada Penyerapan panas [4] Kalhapure, M. G., & Dighe, P. M. (n.d.).
penyerapan panas diperlukan Impact of Silicon Content on Mechanical Properties of
pada lapisan Aluminum Alloys . Retrieved from
Beam guidance by Beam guidance by https://pdfs.semanticscholar.org/0693/36f861f686537cb
electromagnetic coils mirrors and lenses df0e80d490d02556a6ac4.pdf
[5] 2012, AZoM (2013, June 11). Tool Steels -
Komponen bulky Komponen bulky
Water-Hardening Tool Steels. Retrieved November 20,
tidak dapat dapat dengan
2019, from
dikeraskan karena mudah dikeraskan https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=6144. Commented [U28]: Itemin warna hurufnya, ikutin format
ketidakmampuan [6] ASM International. (1990). Asm Handbook : APA untuk masalah nulis2 website kyk gini, gue jg lupa gmn
untuk Properties and Selection : Iron Steels and High pastinya. Cuma kalo emg nulisnya kyk gini, diseragamin
menempatkannya Performance Alloys (10th ed., Vol. 1). Materials Park. referensi yg nulis website kyk gini nulisnya mau “from”
dalam ruang hampa. [7] Mauriciodom. (2012). Microstructure of “retrieved from” “diakses dari”
Efisiensi tinggi Efisiensi rendah Copper Alloys. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/98199272/Microstructures-
8. Electron beam hardening source? of-Copper-Alloys.
Jawab : [8] X. S Zhang, X. Yang, W. Chen, J. Qin, and J.
Pengerasan berkas elektron melibatkan elektron Fouse, “Effects of rolling temperature and subsequent
yang menarik dan memancarkan dari elektroda annealing on mechanical properties of ultrafine-grained
yang biasanya terbuat dari paduan tungsten atau Cu-Zn-Si alloy,” Mater. Charact., vol. 106, pp. 100–
tungsten. Untuk melakukan ini, ribuan volt 107, 2015.
[9] H. Niwa, “Pengertian, Penentuan, Pengerasan
dipindahkan melalui filamen yang kemudian
Regangan, Strain Hardening,” Development, 2007.
[Online].Available:ardra.biz/sainteknologi/metalurgi/pe
mbentukan-logam-metalforming/pengerasan-regang/.
[10] ASM Handbook Vol 15: Casting. 9th Edition.
ASM International (1998).
[11] Voort, G. F. V. (n.d.). Asm Handbook
Volume 9: Metallography and Microstructures (Vol.
9). ASM International W.E. Jominy & A.L. Boegehold,
"A Hardenability Test for Carburizing Steel," Trans.
ASM, Vol. 26, 1938, 574-606.
[12] University of Cambridge. (2013).
Interpretation of The Microstructure of Steels.
[13] W. Callister and D. Rethwisch, “Materials
Science and Engineering,” Wiley, vol. 3, p. 921, 2001.
[14]

Anda mungkin juga menyukai