Disusun Oleh :
SEMESTER 4
JULI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dasar Teori
1.1 Pengertian Metalografi
Metalogafi adalah suatu teknik atau metode persiapan material untuk mengukur, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dari informasi-informasi yang terdapat dalam material
yang dapat diamati, seperi fasa, butir, komposisi kimia, orientasi butir, jarak atom,
dislokasi, topografi, dan lain sebagainya.
Pada Metalografi, secara umum yang akan diamati adalah dua hal yaitu:
1. Struktur Makro, adalah struktur dari logam yang terlihat secara makro pada permukaan
yang dietsa dari specimen yang sudah dipoles.
2. Struktur Mikro, adalah struktur dari sebuah permukaan logam yang telah dipersiapkan
secara khusus yang terlihat dengan pembesaran minimum 25x.
Proses Quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam
sehingga mencapai batas autenit yang homogeny. Untuk mendapatkan kehomogenan
ini maka autenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya, secara cepat baja
tersebut dicelupkan kedalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin
yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Pada waktu pendinginan yang cepat
pada fase austenite tidak sempat berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada
kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenite umtuk
mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementit. Oleh karena itu terjadi fase
martensit, ini berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.
Martensit adalah fasa metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur
paduan masih larut dalam keadaan padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap
(preheating) dan perlahan-lahan memperkecil deformasi maupun resiko retak. Setelah
temperature pengerasan (austenizing) tercapai, maka akan ditahan dalam selang waktu
tertentu (holding time). Kemudian didinginkan secara cepat. Pada saat tempering proses
difusi dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan diri dari martensit berarti keuletan
(ductility) dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik, dan kekerasan menurun. Sifat-sifat
mekanik baja yang telah dicelup, dan di-temper dapat diubah dengan cara mengubah
temperatur tempering.
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukannya heat treatment dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui
perubahan sifat mekanik, khususnya perubahan kekerasan dari beberapa logam yang
mengalami proses perlakuan panas dan pendinginan dengan berbagai media pendingin.
1. Mengamati struktur mikro, butir kristal, batas butir, ukuran butir, dan jumlah butir.
2. Mengamati fasa-fasa yang ada pada logam.
3. Mengamati cacat pada logam.
4. Mengetahui pengaruh etsa dan waktu etsa terhadap struktur mikro.
5. Mengetahui apakah ada perbedaan struktur mikro suatu material sebelum dan sesudah
proses heat treatment.
BAB 3
PROSEDUR PRAKTIKUM
Gambar Alumina
Gambar mikroskop
6. Setelah diamati mikrostrukturnya,langkah selanjuntya yaitu masukkan baja
tersebut kedalam furnace untuk masuk ke proses pemanasan,proses
pemanasan tersebut dilakukan hingga temperatur 900 derajat,setelah 90 derajat
lalu ditahan 20 menit.
Gambar furnace
7. Setelah dilakukan proses pemanasan,baja diambil dari furnace dan dilakukan
perendaman dalam air (proses quenching).
]
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
Pada gambar-gambar tersebut kita bisa melihat garis putih seperti stretcth mark yang
merupakan batas butir dari struktur kristal St.60. Namun batas butir tersebut terlihat
kurang Nampak. Selain itu, terdapat coakan dan ada bekas hitam (karbon) akibat
perlakuan grinda pada permukaan benda.
4.4.2. Setelah Heat Treatment
Setelah St.60 dilakukan heat treatment (hardening) dan diberi perlakuan terhadap
surface lalu dietsa dan dicelup kembali kedalam alkohol, permukaan tersebut tampak
seperti gambar dibawah ini pada saat dilihat di mikroskop.
4.5 Analisa
Baja ST 60 merupakan jenis baja karbon menengah dengan memiliki
kandungan karbonsebesar 0,5012 % (Sarjito, 2009). Ditinjau dari foto metalografi
baja st 60 sebelum dilakukan hardening (pemanasan dan quenching) terdapat gurata
putih dan hitam. Itu menandakan adanya kandungan ferrite dan perlite. Dan pada
foto metalografi baja st 60 setelah dilakukan hardening strukter ferrite yang
berwarna putih lebih nampak dan struktur perlite yang berwarna hitam juga lebih
nampak.
Ferrite merupakan fasa yang memiliki kekuatan rendah namun memiliki
kekuatan ulet yang tinggi. Fasa perlite merupakan campuran dari ferit dan sementit,
dimana 2 fasa ini adalah hasil transformasi dari fasa austenit. Pembentukan fasa
perlite memerlukan pendinginan lambat dari daerah austenit dan juga tergantung dari
komposisi yang terkandung dalam baja.
Proses heat treatment (hardening) yang dilakukan pada baja st 60 yaitu
pemanasan hingga suhu tertentu dan ditahan untuk beberapa waktu. Hal ini bertujuan
untuk menyamaratakan suhu kedalam benda sehingga memberi waktu untuk
berubahnya struktur kristal yang diinginkan, dalam kasus ini, st 60 diharapkan
memiliki struktur austenite homogen. Setelah itu, dilakukan quenching atau rapid
cooling hal ini menyebabkan terperangkapnya karbon kedalam struktur kristal karena
cepatnya waktu pendinginan, dan terbentuknya struktur martensite. Tapi pada
gambar metalografi setelah heat treatment (hardening) yang telah dilakukan, hasil
akhir setelah dilakukan quenching adalah terdapatnya struktur perlite dan ferrite.
Tidak nampak struktur martensite yang biasa ditandai dengan bentuk seperti jarum.
BAB 5
Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian metalografi pada baja st 60 dan menganaalisanya dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari pengujian metalografi dapat diketahui perubahan struktur dan fase pada baja st
60. Pada hal ini didapatkan karbon, ferrite, perlite.
2. Mikrostruktur pada baja st 60 lebih terlihat setelah dilakukannya proses heat
treatment (hardening).
3. Setelah dilakukan heat treatment (hardening) didapatkan bahwa struktur pada baja st
60 ferrite dan perlite dengan struktur ferrite lebih mendominasi yang menyebabkan
sifat ulet, dan ketangguhan baik. Diikuti oleh perlite yang memberi sifat sedikit
stiffness.
JAWABAN PERTANYAAN
Pembahasan :
Metalografi adalah suatu teknik atau metode persiapan material untuk mengukur, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif dari informasi2 yang tedapat dalam material yang dapat diamati,
seperti fasa, butir, komposisi kimia, orientasi butir, jarak atom, dislokasi, topografi, dan
sebagainya.
Pembahasan :
Hardening adalah proses yang dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi dan
kekuatan yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam
baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperatur pemanasan (temperatur
autenitising), holding time dan laju pendinginan yang dilakukan serta seberapa tebal bagian
penampang yang menjadi keras banyak tergantung pada hardenabiliti.
Langkah-langkah proses hardening adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Pemanasan (Heating) Misalnya pemanasan sampai suhu 8500 , tujuanya adalah
untuk mendapatkan struktur Austenite. Dapat kita lihat diagram Fe-Fe3C
2. Penahanan Suhu (Holding) Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan
maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur
pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya
homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur
paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time dari berbagai jenis baja:
a. Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah Yang mengandung karbida
yang mudah larut, diperlukan holding time yang singkat, 5 – 15 menit setelah mencapai
temperatur pemanasannya dianggap sudah memadai.
b. Baja Konstruksi dari Baja Paduan Menengah Dianjurkan menggunakan holding time 15 -
25 menit, tidak tergantung ukuran benda kerja (Haqi, 2006).
3. Apa yang dimaksud dengan Martensit? Pada range temperature berapa martensit
terbentuk?
Pembahasan :
Martensit merupakan salah satu fasa yang dapat terbentuk pada struktur logam. Sifat dari
sturktur pada fasa martensit adalah keras dan getas, jadi logam yang berada pada fasa ini
cepat mengalami perpatahan.
suhu martensite terjadi pada +-200 C hingga dibawah 0 C.
Pembahasan :
karena telah mengalami perlakuan panas hingga mencapai austenit stabil pada suhu kritis
yang kemudian didinginkan dengan cepat dengan media pendingin air garam yang
densitasnya tinggi.
5. Apa yang dimaksud dengan tempering? Apa kegunaan nya pada proses Hardening?
http://gangwakaf666.blogspot.com/2017/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
JURNAL TEKNIK PERKAPALAN :Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Baja ST
60 sebagai Bahan Poros Baling-baling Kapal (Propeller Shaft) setelah Proses
Tempering,Universitas Dipenogoro
Jurnal:PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN
KEKERASAN BAJA CrMoV dengan MEDIA QUENCH YANG BERBEDA,Lapan.
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK PENGUJIAN
METALOGRAFI