Anda di halaman 1dari 46

BEKERJA

ALA JEPANG
MUL AI DARI BUDAYA MASYARAKAT
CAPAI KEMAJUAN I NDUSTRI
Editor:
Muhammad Haris Mahyuddin
Aprillia Norma Ekasari
Farid Triawan
Abdi Pratama
Adrian Rabuna
Editor Teknis:
Norma Juliandi
Berry Juliandi
Perancang Sampul:
Ike Rosana
Ilustrasi:
Ismail Habibi
ISBN: 978-602-17505-8-2
Cetakan 1, Mei 2013
Penerbit:
Pena Nusantara
BEKERJA ALA JEPANG
i
MUL AI DARI BUDAYA MASYARAKAT
CAPAI KEMAJUAN I NDUSTRI
Seluk-beluk budaya kerja masyarakat Jepang dan hubungannya dengan kemajuan suatu in-
dustri dapat ditemukan dalam buku ini. Buku yang ditulis oleh para profesional muda Indone-
sia yang sedang berkarir di Jepang ini diharapkan dapat menginspirasi munculnya bibit-
bibit penggerak yang mampu mendorong putra-putri bangsa Indonesia untuk membangkit-
kan industri nasional yang dikelola secara mandiri.

Sejarah telah membuktikan, dengan terbang perdana pesawat N-250 10 Agustus 1995 kita
telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah mampu secara mandiri memanfaatkan
teknologi canggih untuk membangun industri dirgantara. Sudah tiba saatnya para profe-
sional muda bangkit memberikan dharma bakti terbaiknya untuk kemajuan bangsa dan ne-
gara Indonesia. Semoga buku ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia dalam
rangka menyongsong masa depan bangsa yang maju dan mandiri sejajar dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
--Prof. Dr. -Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie--
Presiden Republik Indonesia Ke-3
Buku ini sangat inspiratif, enak dibaca dan penting bagi para wirausaha Indonesia. Saya
memberikan apresiasi yang tinggi atas kepedulian para profesional muda Indonesia yang
saat ini sedang berkarya di Jepang. Buku ini terbit pada saat yang tepat, ketika pemerintah
Indonesia sedang memacu pertumbuhan dan pengembangan wirausaha baru. Semoga me-
lalui buku ini dapat dijalin interaksi yang lebih produktif untuk kemajuan koperasi dan UKM
di Indonesia.
--Dr. Syarief Hasan--
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia
Kebangkitan dan kemajuan luar biasa yang dicapai Jepang setelah kehancurannya dalam
Perang Dunia II tidak lepas dari budaya kerja keras masyarakatnya. Culture does matter.
Buku ini ditulis oleh orang-orang Indonesia yang berhasil di Jepang dan mengupas secara
rinci filosofi, budaya dan prinsip-prinsip bekerja ala Jepang beserta contoh perilaku kese-
harian masyarakat Jepang dalam dunia kerja. Satu lagi sumbangan berharga dari para pro-
fesional Indonesia di Jepang bagi khasanah pengetahuan yang dapat menjadi inspirasi bagi
upaya membangun industri nasional yang kuat dan mandiri. Buku ini perlu dibaca oleh pela-
jar, mahasiswa, pengusaha atau calon pengusaha, karyawan, profesional dan masyarakat
pada umumnya.
--Muhammad Lutfi--
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang
ii
Kesejatian sebuah sukses itu tidak bisa dikomparasikan, karena memiliki dimensi yang ber-
beda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, ukuran kesuksesan akan sangat bermakna
apabila dikaitkan dengan penciptaan nilai-nilai. Jika Indonesia ingin sukses dalam memba-
ngun industri nasional, maka yang harus dilakukan adalah membangun industri nasional ber-
basis nilai-nilai dan bukannya melakukan eksploitasi terhadap sumber-sumber daya yang
ada.
Buku ini menceritakan bagaimana masyarakat Jepang melakukan sesuatu yang berhu-
bungan dengan penciptaan nilai-nilai yang menjadi landasan bagi kemajuan di segala lini ke-
hidupan bermasyarakat dan bernegara. Buku ini sekaligus juga mengajak kita untuk melaku-
kan refleksi bagi pembangunan industri nasional kembali berorientasi pada nilai-nilai dan bu-
kannya pencapaian pada posisi semata. Try not to become a man of success, but rather a man
of values.
--Abdullah Firman Wibowo--
Wakil Presiden Senior, Kepala Divisi Internasional BNI
Mantan General Manager BNI Tokyo
Buku ini menarik karena merupakan kumpulan kisah nyata kehidupan masyarakat Jepang
yang sarat akan nilai dan norma yang terekam oleh orang-orang Indonesia yang sedang
bekerja di sana. Apa itu Kaizen, Genba Genchi Genbutsu, budaya 5S, serta loyalitas yang
tinggi pada perusahaan. Dengan gaya bahasa masing-masing, para penulis mengajak pem-
baca mencontoh budaya positif masyarakat Jepang seperti: disiplin, tepat waktu, sigap, de-
tail dan teliti, serta bekerja sampai larut malam yang merupakan bagian dari tanggung ja-
wab pekerjaan. Budaya yang berhasil membawa kemajuan bangsa Jepang memasuki jajaran
panggung bangsa-bangsa di dunia. Sangat inspiratif bagi generasi muda. Silahkan dibaca
dan dicoba.
--Sudirman M. Rusdi--
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Presiden Direktur PT. Astra Daihatsu Motor Indonesia
iii
Sebagai alumni Jepang saya sangat bangga dengan kiprah para profesional yang memiliki
tekad berbakti kepada negara, serta ikut membangun kemandirian industri nasional me-
masuki 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jepang tahap kedua.
Buku perdana yang diterbitkan oleh para profesional muda ini termasuk langka, dan berha-
sil dengan baik membeberkan kiat sukses bekerja dalam budaya kerja keras perusahaan Je-
pang. Melalui tulisan yang berlatar belakang pengalaman bekerja di berbagai industri di Je-
pang, buku ini akan menjadi pedoman kepada para karyawan, para lulusan baru yang
ingin bekerja di Jepang dan sangat bermanfaat sebagai petunjuk kerja bagi karyawan yang
bekerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan Jepang yang sudah
beroperasi maupun bagi karyawan yang akan bergabung, serta menjadi pegangan bagi
pengusaha yang akan bermitra dengan perusahaan Jepang, dan tentunya menjadi sumber
informasi tentang dunia kerja di Jepang.
Buku ini juga sangat diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat Indus-
tri di Indonesia melalui pemahaman terhadap nilai-nilai Monozukuri (manajemen pabrik),
seperti penerapan 5S (visualisasi pabrik), Genba Genbutsu Genjitsu (inspeksi lapangan),
Horenso, Safety-K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Kaizen-PDCA yang selalu mengede-
pankan Quality Cost Delivery dengan mengutamakan Customer First, serta Etos Kerja berlan-
daskan Kode Etik Bekerja, Produktivitas yang ditopang budaya Tepat Waktu Tepat Janji.
Membangun masyarakat industri dengan membangun kekuatan pribadi yang berpedoman
pada pemikiran, semangat kerja dan pengetahuan/bijak (Chisiki/Chie) akhirnya menjadi
kekuatan organisasi, perusahaan dan kekuatan industri nasional.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dengan angka di atas 6% dan
inflasi di bawah 5,6% serta banyaknya investasi baru, khususnya perusahaan menengah kecil
dari Jepang merupakan peluang juga bagi para anggota Enjinia Nusantara menjadi MITRA
membangun Industri Pendukung (supporting industry) di tanah air.
Salam Sukses dan Ganbatte Kudasai
--Heru Santoso--
Wakil Ketua Umum II PERSADA (Perhimpunan Alumni dari Jepang)
Ketua Hubungan Internasional Komite Ekonomi Jepang, KADIN Indonesia
Wakil Presiden Direktur PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Kemajuan suatu negara dalam bidang industri, pendidikan, ekonomi, dan
lainnya, tidak pernah lepas dari kemajuan budaya atau pola sikap masyarakat-
nya. Budaya masyarakat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, sedang-
kan budaya masyarakat yang buruk akan menghasilkan sesuatu yang buruk. Seba-
gai contoh di dalam perusahaan, budaya tepat waktu akan secara langsung
meningkatkan efisiensi kerja, sehingga keuntungan perusahaan pun dapat berli-
pat ganda. Sebaliknya, budaya tidak terpuji seperti membuang sampah semba-
rangan, akan mengakibatkan bencana banjir sehingga dapat merugikan banyak
pihak termasuk perusahaan, yaitu seperti terhentinya proses produksi dalam
pabrik.
Jepang adalah salah satu dari beberapa negara yang berhasil mencapai ke-
suksesan di segala lini kehidupan dengan berlandaskan pada keapikan budaya
dan kebiasaan masyarakatnya. Kemajuan industri dan teknologi yang dicapai Je-
pang saat ini tidak lain merupakan hasil transformasi dari sebuah budaya umum
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ke sebuah aturan, norma, maupun
etika kerja yang diterapkan secara ketat dan disiplin tinggi.
Buku ini berisi pengenalan dan penjelasan tentang beberapa budaya
masyarakat Jepang, khususnya budaya kerja yang dinilai memiliki peran penting
dalam mewujudkan kemajuan dan kemandirian industri negara tersebut. Pemba-
hasan dimulai dari bagaimana masyarakat Jepang memaknai arti sebuah peker-
jaan, bagaimana mereka mencari dan pindah pekerjaan, etika-etika umum dalam
bekerja, inti pokok budaya kerja di pabrik maupun di kantor seperti budaya ka-
izen dan 5S yang sangat mendunia, hingga cerita tentang dinamika kehidupan
sehari-hari di luar kantor, yang disajikan berdasarkan pengalaman dan kisah
nyata para profesional Indonesia yang bekerja di Jepang. Semoga dengan mem-
baca dan mempelajarinya, pembaca akan mendapatkan gambaran tentang bagai-
mana sesungguhnya budaya kerja masyarakat dapat memiliki peran penting da-
lam mewujudkan kemajuan industri sebuah negara.
Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah mendorong se-
mangat kami untuk mewujudkan buku ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kami berikan kepada para penulis, kontributor, dan seluruh anggota En-
jinia Nusantara yang telah banyak meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan
pengetahuan sehingga ide dan tulisannya bisa terajut menjadi sebuah buku.
Terima kasih kepada penerbit Pena Nusantara yang telah memberikan banyak sa-
v
ran dan bantuan sehingga buku ini bisa terbit dengan sangat baik dan lancar. Se-
moga buku ini bisa memberikan kebaikan, manfaat, dan kesadaran bagi kema-
juan budaya masyarakat Indonesia, serta menjadi salah satu pemicu kebangkitan
industri nasional.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan buku ini yang
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh pembaca untuk
memberikan saran, kritik ataupun harapan yang ingin disampaikan kepada En-
jinia Nusantara melalui alamat e-mail: redaksi@enjinianusantara.org atau situs
Enjinia Nusantara: http://www.enjinianusantara.org.
Majulah Indonesiaku, majulah industri nasional!
Osaka, Mei 2013
Hormat kami,
Tim Editor
vi
vii
halaman
Profil Enjinia Nusantara Profil Enjinia Nusantara x
Bagian I. Makna Dari Sebuah Pekerjaan Bagian I. Makna Dari Sebuah Pekerjaan 1
1. Pegawai (,/ Shakaijin) 2
Oleh: Abdi Pratama
2. Empat Prinsip Kerja (;]l| Kodo Yon Gensoku) 9
Oleh: Farid Triawan
3. Aktifitas Mencari Kerja (@] Shusyoku Katsudo) 17
Oleh: Muhammad Haris Mahyuddin
4. Pindah Kerja ( Tenshoku) 26
Oleh: Dodik Kurniawan
Bagian II. Budaya Kerja Sebagai Pilar Perusahaan Bagian II. Budaya Kerja Sebagai Pilar Perusahaan 34
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (/| Jinzai
Kaihatsu)
35
Oleh: Jeffry Bonar Fernando Nainggolan
dan Adrian Rabuna
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (/9 Anzen Dai-
ichi)
44
Oleh: Nadhif Rahmawan
3. Jam Kerja ((||| Rodo Jikan) 56
Oleh: Muhammad Haris Mahyuddin
4. Lapor, Kontak, Konsultasi (|| Horenso) 65
Oleh: Muhammad Arif Kurniawan
DAFTAR ISI
viii
5. Strict Deadline (|]) Noki Genshu) 79
Oleh: Abdi Pratama
6. Quality Control (QC ] QC Katsudo) 84
Oleh: Fahmi Mukhlis
Bagian III. Budaya Kerja Only in Japan Bagian III. Budaya Kerja Only in Japan 93
1. Pegawai Seumur Hidup ()|j Shushin Koyo) 94
Oleh: Sonny Kurniawan
2. Continuous Improvement (( Kaizen) 99
Oleh: Rachman Shaufun Shufyani
3. Budaya 5S (]|,]},],,, ( Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
110
Oleh: Aulia Averroes
4. Budaya Detail dan Teliti (,{`|| Shosai to Tettei) 116
Oleh: Aulia Raubien
5. Senior Junior (u]u Senpai Kohai) 124
Oleh: Sonny Kurniawan
6. Terjun Langsung ke Lapangan (}]}| Genchi
Genbutsu)
132
Oleh: Fidens Simanjuntak
7. Komunikasi Sambil Minum-minum (7``
Nominikesyon)
137
Oleh: Abdi Pratama
ix
Bagian IV. Dinamika Kehidupan di Luar Kantor Bagian IV. Dinamika Kehidupan di Luar Kantor 146
1. Perbedaan Budaya (;] Ibunka) 147
Oleh: Farid Triawan
2. Bekerja Sambil Sekolah S3 (,/+ Shakaijin
Dokuta)
157
Oleh: Dodik Kurniawan
3. Kehidupan di Asrama Kantor ()v" Ryo No
Seikatsu)
165
Oleh: Jeffry Bonar Fernando Nainggolan
4. Surat Izin Mengemudi () Unten Menkyo) 173
Oleh: Abdi Pratama
Profil Penulis dan Editor Profil Penulis dan Editor 181
PROFIL ENJINIA NUSANTARA
Enjinia Nusantara (EN) adalah komunitas yang beranggotakan para profe-
sional yang bekerja dan berkarya di dunia industri di Jepang. Komunitas ini
resmi didirikan pada tanggal 1 September 2012 di kota Hamamatsu, Jepang.
Enjinia Nusantara terdiri dari 2 kata, yaitu "Enjinia" yang berarti engineer
dan engine (insinyur dan mesin penggerak) dan "Nusantara" yaitu tanah air Indo-
nesia. Sehingga EN mempuyai arti komunitas yang ingin menjadi salah satu mo-
tor penggerak bagi kemajuan bangsa.
EN dibentuk dalam sebuah kesatuan visi, yaitu ikut memajukan bangsa me-
lalui kontribusi di dalam merealisasikan Independency of National Industry dan
menjadi duta penghubung antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang
keindustrian.
Komunitas EN beranggotakan putra-putri nusantara yang pernah
mengenyam pendidikan baik Diploma, Sarjana, Master, ataupun Doktor di salah
satu universtas di Jepang dan kemudian melanjutkan bekerja sebagai profesional
di industri Jepang.
Pendirian EN dilatarbelakangi oleh adanya urgensi perwujudan
kemandirian industri nasional sebagai negara dengan kekayaan sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Indonesia mempunyai potensi
yang luar biasa dari segi pendayagunaan sumber bahan mentah hingga pangsa
pasar yang besar. Namun, sayangnya semua itu belum ditopang oleh kuatnya
industri-industri nasional, sehingga hasilnya belum dapat dirasakan penuh oleh
rakyat Indonesia. Di satu sisi, semangat membangun industri nasional sudah ter-
lihat tumbuh walaupun belum terorganisasi dengan baik. Keberadaan EN di luar
negeri ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan diri bahwa nusantara bisa
dan siap untuk membangun industri di atas kaki sendiri demi kemanfaatan dan
kemakmuran yang sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia.
Kemandirian industri nasional bukan sebuah impian lagi namun sudah men-
jadi tantangan di depan mata yang harus segera direalisasikan. Melalui kerja
sama dan sinergi dengan seluruh elemen kami berharap EN dapat menjadi
bagian dari gerakan pewujudan itu.
Abdi Pratama
Ketua Enjinia Nusantara
x
Siapa yang tidak ingin memiliki karir sukses dalam pekerjaan? Sama halnya dengan
lomba pacu lari, setiap orang berusaha sekuat tenaga agar menjadi yang terdepan.
Akan tetapi, modal tenaga saja tentulah tidak cukup. Untuk bisa mencapai kesuksesan
dalam pekerjaan harus diiringi juga dengan pemahaman aturan main, mengetahui
langkah jitu dalam bekerja, melakukan persiapan yang matang, hingga melakukan
pengaturan dan perubahan strategi jika diperlukan. Bagian pertama ini menjelaskan
semua hal di atas melalui kacamata masyarakat Jepang.
MAKNA DARI SEBUAH
PEKERJAAN
I
1
Pegawai
Oleh: Abdi Pratama
Istilah shakaijin berasal dari kata shakai yang berarti so-
sial masyarakat dan jin yang berarti orang, sehingga secara
harfiah shakaijin dapat diartikan sebagai orang yang berso-
sial masyarakat. Istilah ini telah menjadi sesuatu yang dihor-
mati dan dijunjung tinggi dalam tatanan sosial masyarakat Je-
pang, sehingga jika seseorang berkunjung ke Jepang untuk be-
lajar atau bekerja, dia pasti akan sangat sering mendengar isti-
lah ini. Hal ini dikarenakan seseorang yang telah menjadi
shakaijin identik dengan seseorang yang sudah mencapai
tingkat kemampuan untuk memahami dan menjalankan se-
gala macam bentuk kewajiban dan norma yang berlaku di da-
lam masyarakat.
Mari kita lihat Gambar 1 untuk mengerti betul posisi se-
orang shakaijin di dalam masyarakat hingga istilah ini menda-
patkan predikat yang tinggi di masyakat Jepang. Pada Gam-
bar 1 terlihat jelas bahwa adanya hubungan timbal balik
antara negara, perusahaan, masyarakat sebagai pegawai
(shakaijin), dan masyarakat sebagai konsumen. Sebuah ne-
gara tidak akan bisa memberikan kesejahteraan berupa fasili-
tas dan kenyaman hidup kepada masyarakat jika perusahaan
berserta pegawainya tidak membayar pajak. Begitu pula peru-
sahaan, dia tidak bisa memproduksi dan menawarkan pro-
duknya kepada konsumen jika pegawai tidak bekerja dengan
baik, dan negara tidak menyediakan infrastruktur. Dengan
kata lain, seorang pegawai, baik itu yang bekerja di perusa-
haan, pemerintahan, atau institusi pendidikan, merupakan
penggerak utama kehidupan bermasyarakat. Dengan mende-
dikasikan diri untuk bekerja dengan baik, maka seorang pega-
wai secara tidak langsung telah menopang berdirinya sebuah
bangsa dan negara.
2

Shakai-
jin
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Aktifitas Mencari
Kerja
Oleh: Muhammad Haris Mahyuddin
Aktifitas mencari kerja (job hunting) di Jepang
(shusyoku katsudo), sangatlah unik karena proses pencarian
kerja justru dimulai dua tahun sebelum lulus universitas/
sekolah, dan bahkan ada sistem perekrutan dengan rekomen-
dasi dari sekolah. Anda mungkin terkejut jika hal serupa ter-
jadi di Indonesia. Jangankan mencari kerja, kuliah saja masih
keteteran, bagaimana mungkin sekolah bisa memberi re-
komendasi. Mari kita lihat mengapa dan bagaimana
keunikan-keunikan tersebut bisa diterapkan di Jepang.

Gambar 3. Suasana job fair (kiri) dan seminar (kanan).
Sejak kecil masyarakat Jepang berlomba-lomba untuk
masuk ke sekolah top dan berusaha untuk selalu naik kelas
demi membuat riwayat akademik yang sempurna. Tidak pe-
duli sekecil apa nilai yang diraihnya, yang penting lolos dan
masuk sekolah top. Oleh karena itu, jika anda melihat format
standar penulisan curriculum vitae (CV) orang Jepang, anda
pasti tidak akan pernah menemukan kolom isian nilai indeks
prestasi kumulatif (IPK) atau nilai ujian akhir nasional
(UAN). Yang ada hanyalah kolom riwayat akademik (di mana
17

Shusyo-
ku
Katsudo
Mencari kerja
dua tahun
sebelum lulus
universitas
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Bagaimana jadinya sebuah perusahaan yang memiliki banyak pegawai berkemam-
puan tinggi, tapi jarang berada di kantor karena tidak adanya aturan jam kerja? Bagai-
mana pula jadinya sebuah perusahaan yang dikenal memiliki kualitas produk yang
baik tapi angka kecelakaan pegawainya tinggi? Timpang bukan? Agar ketimpangan
seperti itu tidak terjadi, setiap perusahaan ditopang oleh pilar-pilar yang di antaranya
terdiri dari tenaga kerja, keselamatan kerja, jam kerja, komunikasi, deadline, dan
kualitas. Bagian kedua ini menjelaskan dengan lebih detail dan konkret tentang bagai-
mana budaya kerja masyarakat memiliki peranan penting dalam mengontrol perusa-
haan menuju kesuksesan.
BUDAYA KERJA SEBAGAI
PILAR PERUSAHAAN
I I
34
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Quality Control

Oleh: Fahmi Azhari Mukhlis
Bagi perindustrian di Jepang, semangat perbaikan atau
kaizen (baca lebih detail mengenai kaizen pada artikel
berikutnya dalam buku ini) sepertinya sudah mendarah da-
ging dan menjadi gaya hidup pelaku industri itu sendiri mulai
dari level buruh sampai direksi. Kemudian muncul perta-
nyaan, bagaimanakah langkah konkret mereka dalam menge-
jawantahkan semangat kaizen (perbaikan) tersebut? Jawaban-
nya adalah dengan melakukan Quality Control (QC). Dalam
artian luas, QC berarti sebuah sistem untuk memastikan
bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar,
baik standar yang ditetapkan konsumen (pasar) maupun stan-
dar yang ditetapkan oleh produsen itu sendiri. Namun yang
dimaksud QC dalam artikel kali ini adalah QC dalam artian
sempitnya, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh sebuah
kelompok kecil untuk melakukan kaizen (perbaikan).
Secara umum ada tiga metode QC yaitu:
1. Metode penyelesaian masalah
Digunakan untuk mencari penyebab dari suatu masalah
yang muncul, kemudian melakukan countermeasure ber-
dasarkan penyebab tersebut. Countermeasure adalah sebuah
aksi, langkah, metode, prosedur untuk melawan sebuah kon-
disi atau aksi lain. Dalam artikel ini diartikan sebagai sebuah
langkah untuk memperbaiki suatu kondisi.
2. Metode pencapaian target
Digunakan untuk mencari metode dalam mencapai su-
atu target yang telah ditetapkan.
3. Metode pelaksanaan countermeasure
Jika penyebab dan countermeasure dari suatu masalah
sudah terlihat, metode ini dipakai untuk menjalankannya se-
cara rasional.
QC
QC
Katsudo
84
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Tahukah Anda bahwa orang Jepang pada umumnya bekerja hanya pada satu perusa-
haan hingga pensiun? Atau tahukah Anda bahwa membuat slide power point dengan
ukuran huruf yang sangat kecil seperti 6 pt adalah hal yang biasa di Jepang? Bagian
ketiga ini menjelaskan keunikan-keunikan budaya kerja yang mungkin hanya bisa dite-
mui di Jepang.
BUDAYA KERJA
ONLY IN JAPAN
I I I
93
Pegawai Seumur
Hidup
Oleh: Sonny Kurniawan
Saat ini Jepang dilanda masalah ekonomi yang sangat
berat dan dampaknya dirasakan oleh banyak orang di berba-
gai lapisan masyarakat. Salah satu dampak yang mulai terli-
hat adalah banyaknya pengumuman PHK (pemutusan hu-
bungan kerja) oleh perusahaan-perusahaan besar di Jepang.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai lesunya kondisi
ekonomi perusahaan Jepang dan salah satu penyebabnya,
yaitu runtuhnya sistem perekrutan pegawai seumur hidup
yang sudah menjadi ciri khas dunia kerja Jepang selama pu-
luhan tahun. Selain itu, akan dibahas juga sedikit tentang isti-
lah Madogiwa atau yang secara harfiah diartikan sebagai di
sebelah jendela. Maksud istilah ini adalah pegawai yang ker-
janya kebanyakan hanya membaca koran dan tugas-tugas ad-
ministrasi rutin dan tidak memiliki nilai kreativitas yang
tinggi.
Sistem pegawai seumur hidup ini cukup unik dan ra-
sanya tidak ada negara lain yang memberlakukan sistem se-
rupa. Seperti yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya
yang berjudul Pindah Kerja, umumnya pegawai di Jepang
tidak tertarik untuk berpindah pekerjaan dan akan tetap setia
di perusahaan yang sama. Pegawai akan bekerja keras
meskipun mereka tahu bahwa suatu saat mereka akan mene-
rima gaji yang lebih tinggi dan naik ke posisi yang lebih tinggi
jika usianya sudah memenuhi syarat. Ini dikarenakan adanya
sistem senioritas yang menjamin kesejahteraan pegawai ber-
dasarkan usia dan lama masa pekerjaan di perusahaan terse-
but. Perusahaan juga akan berusaha untuk menjamin kesta-
bilan karir pegawainya dengan adanya aturan tidak tertulis
yang menyatakan bahwa selama seorang pegawai tidak

Shushin
Koyo
94
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Continuous
Improvement
Oleh: Rachman Shaufun Shufyani
Di dalam sebuah perusahaan, perubahan besar akan su-
lit sekali untuk dilakukan secara sekaligus. Namun akan jauh
berbeda jika perubahan itu dibiasakan dalam skala kecil,
yang dilakukan secara terus-menerus. Cara tersebut disebut
sebagai budaya kaizen. Budaya inilah yang memberikan poin
penting terhadap keberhasilan sebuah industri, terutama di
bidang manufaktur di Jepang. Perusahaan yang membi-
asakan pegawainya dengan budaya kaizen akan memuncul-
kan suasana pekerjaan yang dinamis karena orang di da-
lamnya terbiasa untuk bekerja efektif. Mereka senantiasa
menghilangkan sesuatu yang tidak diperlukan dan mengganti-
nya dengan ide-ide cemerlang yang mendukung kemajuan pe-
rusahaan. Dalam tulisan ini akan dijelaskan cara-cara membi-
asakan pegawai dengan prinsi-prinsip kaizen dalam kese-
harian pekerjaannya yang berdasarkan pengalaman pribadi
di sebuah industri otomotif.
Kaizen berarti improvement atau perbaikan yang dilaku-
kan secara terus-menerus. Kata ini akan sangat sering Anda
jumpai dalam perusahaan-perusahaan Jepang karena bagi
orang Jepang kaizen ini merupakan satu bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari pekerjaan mereka. Kaizen bukanlah se-
buah plus ! atau tugas tambahan dari sebuah pekerjaan dan
bukan juga hal yang bisa dikerjakan jika ada keluangan
waktu. Namun kaizen adalah bagian dari pekerjaan itu sen-
diri. Dengan kata lain, pekerjaan adalah tugas + kaizen yang
menjadi satu kesatuan.
Definisi kaizen
99

Kaizen
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Budaya 5S
Oleh: Aulia Averroes
Tak bisa dipungkiri bahwa semua perusahaan berusaha
untuk meningkatkan efektifitas kerja sehingga mendatang-
kan profit yang selanjutnya bisa diputar kembali untuk
menghasilkan produk baru, namun tak jarang terhambat oleh
kurangnya modal. Di Jepang, terdapat beberapa resep ampuh
untuk meningkatkan efisiensi kerja tanpa modal yang tinggi.
Salah satu resep tersebut adalah budaya 5S, yaitu Seiri, Sei-
ton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Konsep 5S ini diusung per-
tama kali oleh insinyur Jepang bernama Shingo Shigeo (Ja-
pan Management Association) saat memberi training untuk
pegawai Toyota di tahun 1954 yang ditujukan untuk mening-
katkan efektifitas dan keamanan produksi, namun istilah ini
telah menjadi kosakata yang dipakai secara luas sejak tahun
1980-an dan menjadi budaya yang diterapkan masyarakat Je-
pang selama bertahun-tahun dan ditanamkan pula kepada
anak-anak.
Secara gamblang 5S atau dalam bahasa Indonesia bisa
disingkat menjadi 5R adalah:
Seiri (Ringkas), yang berarti memisahkan antara barang
yang diperlukan dan yang tidak, lalu membuang barang-
barang yang tidak diperlukan.
Seiton (Rapi), yang berarti menempatkan barang pada tem-
pat yang telah ditentukan sehingga siapapun mudah untuk
mengeluarkan dan menggunakannya lagi.
Seiso (Resik), yang berarti selalu menjaga kebersihan dan
kerapian tempat kerja sehingga bersih dari debu, sampah,
dan kotoran.
Seiketsu (Rawat), yang berarti selalu melakukan 3S sebe-
lumnya (Seiri, Seiton, Seiso) secara kontinu sehingga men-
jadi sebuah kebiasaan dan kebersihan tempat kerja selalu
terjaga.





Seiri,
Seiton,
Seiso,
Seiketsu,
Shitsuke
110
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Budaya Detail dan
Teliti
Oleh: Aulia Raubien
Anda mungkin pernah mendengar tentang bagaimana
ketelitian dan fokusnya orang Jepang dalam berbagai hal, mu-
lai dari masalah waktu sampai dengan tata cara melak-
sanakan sesuatu karena mereka sangat menghargai ketelitian
dan hal-hal yang mendetail. Sebelum membahas lebih jauh
tentang budaya ketelitian di Jepang, akan dijelaskan dulu se-
dikit tentang satu konsep penting yang berhubungan erat de-
ngan budaya ini, yaitu (kata).
Kata artinya adalah bentuk atau aturan dan tata cara.
Aturan inilah yang mengikat masyarakat, sehingga sesuatu ha-
rus dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.
Aturan kata ini muncul dalam beragam bentuk seperti dalam
bela diri karate, upacara minum teh, seni merangkai bunga
(ikebana), dan bahkan cara menulis kanji. Jika Anda pernah
belajar menulis kanji, Anda pasti masih ingat ketika guru Ba-
hasa Jepang Anda memarahi Anda ketika Anda menulis kanji
tidak sesuai dengan urutan coretan yang baku.
Akibat dari aturan kata ini, melakukan sesuatu sesuai
dengan tata cara sepertinya telah menjadi nilai yang sangat
terintegrasi dalam masyarakat Jepang. Melakukan sesuatu
dengan tata cara yang benar berarti menunjukkan bahwa sese-
orang telah selaras dengan aturan kata, dan ini akan mem-
berikan rasa ketenangan dalam hati masyarakat Jepang. Nilai
yang tertanam inilah yang akhirnya membuat orang Jepang
sangat menaruh perhatian tentang apakah sesuatu sudah be-
nar atau sesuatu sudah berjalan sesuai dengan tata cara. Hal
inilah yang mendorong timbulnya penghargaan terhadap har-
moni, kesempurnaan, dan budaya ketelitian.


Shosai
to
Tettei
116
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Komunikasi Sambil
Minum-minum
Oleh: Abdi Pratama
Nominikesyon berasal dari dua suku kata yaitu Nomi
atau Nomu yang berarti minum dan Communication
yang berarti komunikasi. Sehingga secara harfiah nominike-
syon dapat diartikan sebagai sebuah cara membangun komu-
nikasi dengan menggunakan cara atau acara minum-minum
yang dalam hal ini adalah minuman keras seperti minuman
khas Jepang sake, bir, wine, ataupun jenis-jenis minuman
beralkohol lainnya. Acara minum minuman keras ini sendiri
lebih dikenal dengan istilah Nomikai.
Kata nominikesyon adalah kata serapan yang belum
baku di dalam bahasa Jepang. Namun kata nominikesyon sa-
ngat tren di tengah kehidupan masyarakat Jepang. Baik di
sekolah, perusahaan, ataupun di komunitas-komunitas for-
mal maupun informal lainnya.
Orang Jepang terkenal dengan karakter yang tertutup
dan pemalu. Di antara teman sejawat sekantor pun komuni-
kasi nyaris hanya sebatas permasalahan kerja. Itupun tidak
seluruhnya terbangun. Apalagi sekadar berbincang dan ber-
komunikasi mengenai masalah kehidupan, keluarga, ataupun
kehidupan sosial di tengah masyarakat. Bisa jadi karakter ter-
tutup dan pemalu ini menjadikan orang Jepang enggan ber-
komunikasi dengan lingkungan sekitar.
Sifat pemalu ini sedikit berbeda dengan sifat pemalu
orang Indonesia. Sebut saja orang Jawa yang terkenal pe-
malu. Misalnya ketika ditawari Mau minum?, jawabnya Ti-
dak terimakasih. Padahal haus dan ingin minum. Sifat pe-
malu yang lebih dekat dengan istilah basa-basi. Namun, sifat
tertutup dan pemalu orang Jepang lebih kepada untuk memu-
lai komunikasi pun enggan dan malu apalagi obrolan ringan
137

Nomini-
kesyon
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Meningkatkan efektifitas kerja seorang pegawai tidak mesti dilakukan di dalam kan-
tor. Nyatanya, kegiatan sehari-hari seseorang di dalam masyarakat riil seperti mema-
hami perbedaan budaya dan kebiasaan orang lain, hidup berdampingan bersama pega-
wai lainnya di dalam satu atap yang sama, menimba ilmu sambil bekerja hingga
meraih gelar Doktor, dan memahami aturan kemasyarakatan dalam berlalu-lintas
pun secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas kerja. Bagian keempat ini
menceritakan beberapa pengalaman menarik beberapa pegawai Indonesia di Jepang
dalam kehidupan bermasyarakat riil di luar kantor.
DINAMIKA KEHIDUPAN
DI LUAR KANTOR
I V
146
Perbedaan Budaya
Oleh: Farid Triawan
Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Begitu-
lah kata pepatah tua untuk mereka yang sedang merantau di
negeri orang. Pepatah ini menasihatkan agar kita selalu beru-
saha untuk beradaptasi dengan budaya asing atau kebiasaan
masyarakat lokal di tempat kita merantau. Dengan demikian
diharapkan akan tercipta hubungan yang harmonis sehingga
hidup pun menjadi lebih mudah dan nyaman.
Namun, apa jadinya jika budaya asing itu tidak cocok
dengan diri kita, atau bahkan menyalahi prinsip hidup kita.
Jalan terbaik apa yang harus diambil agar hidup bisa tetap
nyaman, namun tidak sampai harus mengorbankan prinsip
hidup. Tulisan ini bercerita tentang beberapa permasalahan
yang muncul akibat perbedaan budaya antara Indonesia de-
ngan Jepang, yang penulis alami selama hidup dan bekerja di
Jepang. Mudah-mudahan dapat diambil hikmah dan pela-
jaran untuk bekal bagi teman-teman yang ingin pergi meran-
tau ke negeri sakura.
Orang Jepang tidak mengakui agama dalam negaranya.
Hal ini membuat banyak orang Jepang tidak familier dengan
adanya budaya perbedaan agama. Bagi kebanyakan orang Je-
pang, fungsi agama itu sepertinya hanya satu saja, yaitu un-
tuk meminta peruntungan kepada Tuhan, Dewa, atau roh le-
luhur terhadap permasalahan hidup yang mereka hadapi.
Mereka seakan tidak peduli apa definisi Tuhan itu, seperti
apa ajarannya, dan lain-lain. Jadi, jangan heran jika Anda me-
lihat orang Jepang ada yang menikah dengan tata cara umat
Kristiani di gereja, namun ketika meninggal jasadnya dibakar
mengikuti budaya agama Budha. Atau jika Anda datang ke Je-

Ibunka
147
1. Budaya
beragama
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Bekerja Sambil
Sekolah S3
Oleh: Dodik Kurniawan
Bagi negara industri seperti Jepang, divisi penelitian
dan pengembangan (R&D) merupakan tulang punggung
masa depan perusahaan dan sekaligus merupakan beban
yang sangat besar apabila hasilnya tidak sesuai dengan hara-
pan. Di tengah-tengah kompetisi yang semakin ketat di dunia
industri dan ketidakpastian akan keberhasilan suatu peneli-
tian, setiap individu di dalam perusahaan termasuk para pe-
neliti selalu dituntut untuk mampu menuangkan ide-ide baru
yang dapat direalisasikan dalam bentuk sebuah produk. Un-
tuk mencapai itu, tidak sedikit biaya dan waktu yang digelon-
torkan perusahaan untuk melakukan penelitian dan pengem-
bangan. Sebagai contoh, Toyota, SONY, Sumitomo Chemical,
dan Takeda Pharmaceutical masing-masing menganggarkan
3,8%, 6,0%, 7,2%, dan 20,2% dari total pendapatannya untuk
biaya penellitian (sumber: Elsevier Japan, 2011). Begitu pula
dengan waktu yang dihabiskannya, diperlukan waktu lebih
dari tiga tahun untuk menyelesaikan suatu penelitian yang si-
fatnya lebih cenderung kepada ilmu dasar dan kurang dari
tiga tahun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pengembangan yang sifatnya lebih cenderung kepada perba-
ikan suatu teknologi yang sudah ada.
Kebutuhan terhadap penelitian dan pengembangan
yang besar di dunia industri memicu perusahaan untuk mela-
kukan kerjasama riset dengan berbagai universitas. Seorang
peneliti di sebuah perusahaan kerap kali diikutsertakan da-
lam berbagai macam bentuk pelatihan untuk mendapatkan
ilmu dan teknik dari para ahli di bidangnya seperti profesor
di universitas, dan lain-lain. Selain itu, ada pula kerjasama
yang sifatnya mengikat seperti kolaborasi riset dengan univer-


Shakai-
jin
Dokuta
157
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Kehidupan
di Asrama Kantor
Oleh: Jeffry Bonar Fernando Nainggolan
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan di Jepang
menyediakan asrama untuk karyawan baru yang masih single
atau belum menikah. Penyediaan asrama oleh perusahaan ini
merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan terha-
dap kesejahteraan pegawainya. Dengan diberikannya harga
sewa yang relatif murah beserta berbagai fasilitas dan kenya-
manan di dalam asrama, perusahaan berharap pegawai baru
tidak perlu memikirkan masalah kehidupan sehari-hari
seperti laundry, masak, tempat istirahat, dan lain-lain, se-
hingga para pegawai dapat lebih fokus pada pekerjaannya
dan produktivitas kerjanya dapat meningkat.
Jangka waktu yang diperbolehkan untuk bisa tinggal di
asrama bervariasi, biasanya berkisar 1-5 tahun. Artinya, se-
orang pegawai boleh tinggal di asrama hingga jangka waktu
maksimal habis atau boleh juga meninggalkan asrama sebe-
lum jangka waktu maksimal tersebut habis. Contohnya, apa-
bila seorang karyawan akan menikah atau dia ingin tinggal di
tempat yang lebih dekat dengan kantor atau dia menemukan
sebuah apartemen yang cocok untuk dia, maka dia diperbo-
lehkan untuk meninggalkan asrama.
Tipikal sebuah asrama di Jepang adalah adanya kantor
administrasi di dekat pintu masuk gedung. Di dalam ruangan
itulah satu atau dua orang administrator asrama bekerja de-
ngan sistem rotasi untuk mengelola asrama. Jika di Indone-
sia kita mengenal ibu/bapak kos, administrator asrama inilah
yang mengurusi segala tentang asrama mulai dari perawatan
fasilitas asrama hingga keberlangsungan hidup pegawai yang

Ryo No
Seikatsu
165
Suasana
asrama kantor
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
Surat Izin Mengemudi
Oleh: Abdi Pratama
Pada saat memasuki dunia kerja, tidak sedikit perusa-
haan yang menanyakan kepemilikan Surat Izin Mengemudi
(SIM), baik itu SIM mobil ataupun SIM motor. Bahkan untuk
beberapa perusahaan otomotif ada yang mensyaratkan para
pelamar kerja harus memiliki SIM.
Di negara manapun SIM merupakan salah satu syarat
untuk dapat mengendarai kendaraan bermotor. Setiap negara
tentunya mempunyai kekhasan tersendiri, mulai dari jenis
kategori SIM sampai syarat-syarat batas muatan kendaraan,
dan sejenisnya. SIM Jepang secara sederhana dapat dikatego-
rikan menjadi dua jenis. SIM kendaraan roda empat atau le-
bih dan SIM roda dua. Pada umumnya SIM dikelaskan sesuai
dengan jumlah kapasitas muatan kendaraan tersebut. Untuk
SIM motor, Jepang memiliki sedikit keunikan, karena dimu-
lai dari SIM motor kecil sekali (hingga 50 cc), kemudian SIM
motor kecil (hingga 125cc), SIM motor sedang (250 - 400 cc),
dan SIM motor besar (lebih dari 400 cc). Sedangkan untuk
kategori SIM mobil, SIM dikategorikan berdasarkan kapasi-
tas muatan, yaitu SIM Biasa < 3 ton, SIM Sedang 3 - 6,5 ton,
dan SIM Besar > 6,5 ton. Jenis-jenis SIM lain misalnya ada-
lah SIM untuk beberapa kekhususan misalnya para penyan-
dang cacat atau SIM untuk jenis-jenis mobil yang memerlu-
kan keahlian tersendiri seperti SIM untuk kendaraan traktor.
SIM di Jepang cukup hanya satu lembar kartu saja. SIM
motor kecil, SIM motor sedang, dan SIM mobil semuanya
menjadi satu lembar SIM. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 24. Ada kolom keterangan tambahan di dalam lem-
bar SIM, sehingga lebih efektif sekaligus dapat menghemat
biaya dan tentunya juga tidak membuat dompet menjadi te-
bal karena banyaknya jumlah kartu. Selain itu, dengan sistem
satu kartu ini, petugas kepolisian dapat dengan mudah
173

Unten
Menkyo
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs
PROFIL PENULIS DAN EDITOR
ABDI PRATAMA, S.T., M.Eng.
Lahir di Trisnomulyo, Lampung Timur pada tahun 1983. Setelah lulus dari SMU
Taruna Nusantara Magelang pada tahun 2001, melanjutkan pendidikan S1 di Teknik
Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sempat mengikuti program OUSSEP
(Osaka University Short-Term Student Exchange Program) selama 1 tahun di Osaka
University. Lulus S1 pada tahun 2006 dilanjutkan dengan program S2 di Osaka Uni-
versity dengan beasiswa pemerintah Jepang (Monbukagakusho). Setelah menyelesai-
kan studi S2, kemudian dilanjutkan masuk ke dunia industri dengan bekerja di perusa-
haan otomotif Daihatsu hingga sekarang.
ADRIAN RABUNA, B.Eng.
Lahir di Pekanbaru, Riau pada bulan September 1985 sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara. Setelah menamatkan sekolah di SMUN 1 Pekanbaru, kemudian me-
lanjutkan pendidikan ke University of Fukui, Jepang pada tahun 2004 untuk mengam-
bil program S1 di bidang Teknik Informatika dengan beasiswa dari Pemda Riau. Sete-
lah lulus pada tahun 2009, melanjutkan ke program S2 di universitas yang sama na-
mun tidak menyelesaikannya dan memilih untuk bekerja karena diterima di Pana-
sonic Corp. Saat ini bekerja di divisi Production Engineering khususnya di bidang
Measurement and Control mesin produksi.
APRILLIA NORMA EKASARI, B.Ec., MBA.
Kelahiran Surabaya tahun 1985. Menamatkan sekolah di SMUN 1 Sidoarjo dan
lulus S1 Ekonomi dan S2 Manajemen Bisnis dari Osaka University melalui program
S1/S2 Monbukagakusho tahun 2004. Bergabung dengan Yamaha Corporation sejak
April 2011 di bagian administrasi keuangan, khususnya penyajian data keuangan dan
penganalisisan untung/ rugi dari salah satu divisi yang ada di Yamaha.
AULIA AVERROES, Dr.Eng.
Lahir di Lumajang, Jawa Timur pada tahun 1982. Setelah lulus dari SMU Insan
Cendekia Serpong pada tahun 2002, melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Teknik
Sipil Universitas Indonesia. Memutuskan untuk mengambil beasiswa pemerintah Je-
pang (Monbukagakusho) program D3 di Ichinoseki College of Technology di prefek-
tur Iwate. Lulus D3 pada tahun 2006 dilanjutkan dengan program S1 di Tokyo Insti-
181
tute of Technology. Setelah menyelesaikan studi S2, dilanjutkan ke jenjang S3 dan lu-
lus pada tahun 2012 dengan disertasi berjudul The Treatment of Asbestos with At-
mospheric Pressure Microwave Air Plasma. Masuk ke dunia industri dengan bekerja
di perusahaan bahan-bahan kimia KANEKA hingga sekarang.
AULIA RAUBIEN, B.Hum.Sc.
Setelah menamatkan pendidikan di SMUN 28 Jakarta, masuk ke Jurusan Kimia
FMIPA UI. Setahun setelahnya, mencoba ujian beasiswa Monbukagakusho ke Jepang
dan setengah tahun kemudian berangkat ke Osaka untuk kuliah program sarjana.
Menghabiskan tahun pertama di Osaka dengan belajar bahasa Jepang di Osaka Uni-
versity of Foreign Studies (sekarang Osaka University). Empat tahun berikutnya ku-
liah S1 di Faculty of Human Sciences Osaka University jurusan Empirical Sociology,
dan fokus pada metode penelitian kuantitatif untuk ilmu sosial. Setelah mendapatkan
gelar sarjana dari Osaka University, bekerja di NEC Corporation di divisi Corporate
Planning (bidang Management Accounting) dan kini di divisi Sales and Marketing
Indonesia.
DODIK KURNIAWAN, B.Eng., M.Sc., Dr.Eng.
Dilahirkan di Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 20 Juni 1979. Lebih dari 1/3 usi-
anya dihabiskan di Jepang. Setelah lulus SMU 1 Sidoarjo pada tahun 1998, melanjut-
kan ke STAN Jakarta. Pada tahun 2000 memperoleh beasiswa dari Monbukagakusho
Jepang untuk program D3 di Toyama National College of Technology. S1, S2, dan S3
masing-masing diperoleh melalui Tokyo University of Agriculture and Technology, Ja-
pan Advanced Institute of Science and Technology, dan Nagoya University di bidang
polymer chemistry. Masuk di dunia industri pada tahun 2007 melalui Aisin Chemical
pada divisi R&D untuk produk-produk kimia otomotif. Sejak 2011 sampai sekarang
bekerja di Lord Inc. pada divisi yang sama. Bidang yang digeluti adalah polymer, rub-
ber, coating/painting, adhesive dan baterai (lithium, fuel cell). Saat ini juga dipercaya
sebagai konsultan untuk beberapa perusahaan kimia di tanah air dan luar negeri.
FAHMI AZHARI MUKHLIS, B.Eng., M.Eng.
Lahir di Bandung pada Maret 1981 sebagai anak kedua dari empat bersaudara.
Setelah menamatkan pendidikan menengah dari SMUN 3 Bandung pada tahun 1999,
sempat mengenyam bangku kuliah di Teknik Material ITB selama 1 semester, sebelum
kemudian berangkat ke Jepang pada tahun 2000 dengan beasiswa Monbukagakusho.
Di Jepang, setelah mengikuti kursus bahasa Jepang selama satu tahun, masuk Osaka
182
University untuk mengambil program S1 di bidang Teknik Material, kemudian melan-
jutkan magister pada bidang dan universitas yang sama. Selama mengenyam pendi-
dikan di Jepang, aktif di organisasi PPI Jepang Osaka-Nara dan sempat menjabat se-
bagai Ketua, juga ikut andil dalam pendirian Organisasi Mahasiswa Asing di Osaka
University. Lulus dari Osaka University pada tahun 2007, langsung bergabung dengan
Komatsu Ltd. sampai sekarang. Saat ini menjabat sebagai staff engineer di Quality As-
surance.
FARID TRIAWAN, S.T., M.Eng., Dr.Eng.
Selepas lulus dari SMU 1 Bekasi pada tahun 2001, putra berdarah Sumatra yang
lahir dan dibesarkan di Bekasi, Jawa Barat, ini mengenyam pendidikan S1-nya di Insti-
tut Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Mesin. Kemudian, sempat bergabung dengan
salah satu raksasa perusahaan otomotif Jepang di Indonesia selama satu tahun seba-
gai Engineer. Pada tahun 2006, berangkat ke Jepang untuk melanjutkan pendidikan
S2 dan S3 di Tokyo Institute of Technology dengan beasiswa pemerintah Jepang (Mon-
bukagakusho). Setelah menerima gelar Doctor of Engineering dibidang Mechanics of
Material pada tahun 2012, saat ini ia bekerja di sebuah perusahaan alat-alat berat ter-
nama di Jepang sebagai peneliti.
FIDENS SIMANJUNTAK, B.Eng., M.Eng.
Lahir di Jakarta tahun 1980. Lulus dari SMU Negeri 8 Jakarta di tahun 1997 dan
bertolak ke Jepang pada tahun 1998 setelah berhasil meraih beasiswa Monbukaga-
kusho dari pemerintah Jepang. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas
Osaka, bergabung dengan kantor pusat Toyota di Jepang pada tahun 2006. Selama di
Toyota berkecimpung di bidang manajemen produksi dan riset market. Pada tahun
2012 memutuskan untuk meninggalkan Toyota dan memulai perusahaannya sendiri,
Alpha Inc., yang berbasis di Jepang. Selain itu, merintis juga beberapa bisnis di Indo-
nesia, yaitu diantaranya adalah usaha rekrutmen tenaga kerja yang detilnya bisa dili-
hat di www.jmaxindo.com.
JEFFRY BONAR FERNANDO NAINGGOLAN, B.Eng., M.Inf.Sc.
Lahir di Semarang pada tahun 1982. Menempuh pendidikan S1 di Universitas To-
hoku (Jepang) jurusan Teknik Informatika dengan beasiswa Monbukagakusho dan lu-
lus pada tahun 2007. Melanjutkan sekolah S2 di universitas yang sama juga dengan
beasiswa Monbukagakusho dan lulus pada tahun 2009. Selepas tamat dari S2,
183
bekerja di salah satu perusahaan elektronik ternama Jepang. Hingga saat ini aktif da-
lam riset yang berhubungan dengan pemrosesan sinyal digital.
MUHAMMAD ARIF KURNIAWAN, B.Ec.
Lahir di Makassar pada tahun 1976. Setamat SMA Pesantren IMMIM di Makas-
sar sempat kuliah di STT Telkom Bandung (sekarang IT Telkom) namun berhenti di
tahun ketiga. Pada tahun 2000 hingga 2003 mengikuti program magang (kenshusei)
di daerah Fukui, Jepang, yang diadakan oleh Depnakertrans bekerja sama dengan ya-
yasan IMM Jepang. Selepas magang dengan biaya sendiri dan beasiswa dari
Nishimura Foundation (Osaka) di tahun kedua dan ketiga, melanjutkan pendidikan di
University of Hyogo, Kobe, dan menyelesaikan S1 di bidang Ekonomi Internasional.
Tahun 2008 mulai bekerja di Mandom Corporation, Osaka, sebuah perusahaan yang
memproduksi kosmetik dan toiletris. Sejak April 2012 ditugaskan di anak perusahaan
Mandom Group di Indonesia, yaitu PT Mandom Indonesia Tbk., di Jakarta.
MUHAMMAD HARIS MAHYUDDIN, S.T., M.Eng.
Dilahirkan kembar di Bandung pada tahun 1986. Setelah tamat sekolah dari
SMAN 8 Bandung, melanjutkan program S1 pada tahun 2004 di Institut Teknologi
Bandung (ITB) jurusan Teknik Fisika. Sebelum lulus pada April 2009, sempat me-
ngikuti program pertukaran pelajar bernama FrontierLab ke Osaka University Jepang
selama 6 bulan dengan beasiswa JASSO dari pemerintah Jepang. Tidak sempat me-
ngikuti perayaan wisuda, awal April 2009 sudah harus berangkat kembali ke Jepang
untuk melanjutkan program pascasarjana S2 dengan beasiswa pemerintah Jepang
(Monbukagakusho) di Tohoku University jurusan Materials Science dengan spesial-
isasi pada bidang Materials Design by Computer Simulation. Sejak Oktober 2011 ber-
gabung dengan Panasonic Corporation Osaka dan bertugas melakukan analisis dan
pengembangan terhadap suatu produk menggunakan Computer-aided Engineering
(CAE). Pada April 2013 memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan kembali ke
tanah air untuk membangun bangsa dan negara.
NADHIF RAHMAWAN, S.T., M.Eng.
Anak ke-2 dari 3 bersaudara, lahir di kota Sidoarjo pada tahun 1987. Menyelesai-
kan studi S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya jurusan Teknik Mate-
rial dan Metalurgi pada tahun 2008. Kemudian pada tahun itu pula memutuskan un-
tuk hijrah ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di
bidang industri alat berat. Genap 2 tahun bekerja di perusahaan tersebut, tepatnya
184
April 2010 mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan S2 di Osaka University de-
ngan beasiswa perusahaan yang kemudian dilanjutkan dengan training selama 2 ta-
hun di salah satu pabrik utamanya di Jepang. Lulus S2 dari Osaka University di
bidang Business and Management pada bulan Maret 2012 dan saat ini sedang men-
jalankan training tentang automatic robot welding di Departemen Research and
Technology selama dua tahun sebelum akhirnya kembali ke Indonesia pada tahun
2014 dan bekerja di perusahaan yang sama.
RACHMAN SHAUFUN SHUFYANI, B.Eng.
Lahir di Temanggung. Lulus tahun 2000 dari SMA Taruna Nusantara Magelang.
Sempat mengenyam pendidikan di Teknik Fisika ITB satu semester sebelum akhirnya
mengundurkan diri karena mendapat beasiswa dari pemerintah Jepang pada tahun
2001. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Engineering Science Osaka University, dan
sekarang bekerja di bidang coldstorage dan refrigerasi industri di Mayekawa, Tokyo.
SONNY KURNIAWAN, M.Eng.
Mendalami bidang mekanika dan robotika di Tohoku University, Sendai dan ber-
gabung dengan Sony Corporation setelah lulus pada tahun 2009. Saat ini bertugas
menggabungkan analisis pasar dengan perkembangan software di Departemen R&D
Sony Corp. Sebelumnya pernah menjadi project manager untuk software develop-
ment komputer VAIO. Sehari-hari berfokus kepada topik-topik seputar web, internet
dan teknologi pendukung seperti HTML5, browser, dan lain-lain.
185
Eninia Nusantara
7>:7T >5
lni hanyaIah preview buku.
Buku ini dapat dibaca
secara utuh seteIah pembeIian
meIaIui situs

Anda mungkin juga menyukai