PRODUKSI
A. SISTEM PRODUKSI
Manajemen Produksi dan Operasi merupakan
manajemen dari suatu sistem transformasi yang
mengkonversikan masukan (inputs) menjadi keluaran
(outputs) yang berupa barang atau jasa.
Masukan Transformasi Kelluaran
- Bahan,
Barang
- Tenaga Kerja,
Proses Konversi Atau
- Mesin,
Jasa
- Energi,
- Modal,
- Informasi,
Informasi Umpan Balik
Secara singkat ruang lingkup sistem produksi :
1. Metode Perencanaan Produksi (production planning)
2. Pelaksanaan Produksi.
3. Pengendalian Produksi.
- Tenaga Kerja
Berdasarkan perencanaan jenis dan skala produksi dapat dihitung kebutuhan modal.
Dengan modal yang tersedia, selanjutnya dapat menyediakan atau membeli
berbagai faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan teknologi, bahan baku,
bahan penolong, tanah, gedung dan sebagainya.
Contoh – Contoh Sistem Produksi
Produksi & Operasi Masukan: Keluaran:
Peralatan, perlengkapan,
Pabrik Manufaktur. tenaga kerja, energi dan Hasil produksi
bahan baku
B. PROSES PRODUKSI
Gudang
Gudang Rangkaian Mesin Pengolah (Assembly Lines)
Proses Produksi
Mesin I
Mesin II MP
Mesin III
Peng-
Penyim- Penyim-
Penyim- Peng- Angkutan
Panan Perakitan Panan
panan Angkutan Proses Barang
Barang Barang Jadi
Barang Bahan ½ jadi
½ Jadi
Gudang 1
Produk A Mesin – mesin
Bahan I Pemotong (R-1)
Gudang 2
Bahan II Produk B Mesin – mesin
Pemotong (R-2)
Gudang
Bahan III
Produk A
Produk B
3
Produk A
Tahap pertama
Melihat kemungkinan daerah-daerah yang dapat ditentukan sebagai daerah-
daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah setempat
mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan untuk mendirikan pabrik
tertentu.
Tahap kedua
Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam
menentukan lokasi suatu pabrik
Tahap ketiga
Mempertimbangkan nilai-nilai masyarakat dari daerah yang telah dipilih pada
tahap kedua.
D. ANALISIS BIAYA
1 . Biaya
Biaya adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran
dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang
diserahkan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan dalam hubungannya dengan
barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh.
2. Penggolongan Biaya
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan
volume produksi pada periode dan tingkat tertentu. Namun pada biaya tetap ini biaya
satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi
Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya satuannya. Sebaliknya, semakin
rendah volume produksi semakin tinggi biaya persatuannya.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) sesua
dengan perubahan volume produksi. Semakin besar volume produksi semakin besar pula
jumlah total biaya variabel yang dikeluarkan. Sebaliknya semakin kecil volume produks
semakin kecil pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai
dengan perubahan volume produksi, namun perubahannya tidak
proporsional.
3. Break Event Point (BEP)
Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekadar menetapkan pada
tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi keadaan impas,
dimana total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan.
Titik impas terjadi pada waktu total biaya atau ”total cost” sama dengan total
penghasilan (total revenue). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa titik
impas terjadi pada waktu : TC = TR.
Analisis BEP Berdasarkan Laporan Laba Rugi
Dikurangi :
Harga pokok penjualan variabel (variabel cost of good sold) Rp. …….. –
Marjinal kontribusi kotor (gross contribution margin) Rp. …….
Dikurangi :
Dikurangi :
Rp. …….. -
Laba bersih sebelum pajak (net income before tax) Rp. ……..
Dikurangi :
• Kekurangan
a. Permintaannya besar & stabil
b. Style produk tidak mudah berubah
c. Proses produksi mudah berhenti
d. Terdapat kesukaran dalam menghadap perubahan tingkat permintaan
karena tingkat produksinya telah ditentukan ketika pemesanan
2. Sistem Produksi Menurut Tipe Produksi
Tindakan untuk Dilakukan dengan Dilakukan dengan Persediaan Tidak ada (siklus ada
mengulang setup meningkatkan meningkatkan produk jadi pemesanan besar)
efisiensi setup dan efisiensi setup
mengatur order
yang akan Saat mulai Jika ada pesanan Sesuai hasil
diproses proses peramalan
produksi
• Produksi Massa
• Produksi Batch
Flow shop
Proses Job Shop (Oden, HW, 1993)
Kelebihan Kualitas tinggi Kualitas tinggi Kualitas tinggi Biaya bersaing Biaya rendah
Variasi Fleksibilitas tinggi Fleksibilitas sedang Fleksibilitas sedang Fleksibilitas rendah Standard
Permesinan Berfungsi umum Berfungsi umum Berfungsi umum Berfungsi khusus Berfungsi khusus
Strategi Make to Order Assemble to Order Assemble to Order Make to Stock Make to Stock
Fixed position layout
Process Layout
• Flow Shop
• Continuous
• Job Shop
• Batch
• Proyek
Sistem Produksi Menurut Variasi Produk
K
U
A
PROSES
N KONTINYU
T
I
T PRODUKSI
A MASSAL
S
P PRODUKSI
R BATCH
O PRODUKSI
D
U JOB SHOP
K
VARIASI PRODUK
PIM eNVIRONMENT
Production & Inventory
management environment
• Introduksi
• Strategi Product Positioning
• Strategi Process Positioning
introduksi
Perubahan wajah manfacturing secara significant telah terjadi
pada TEKNOLOGI manufctur dan MANAJEMEN manufactur.
Pada Teknologi manufactur lahir :
» CNC (Computerized Numerical Control)
» FMS (Flexible Manufacturing System)
Pada Manajemen manufactruing lahir MPC (Manufacturing
Planning & Control) yang terdiri atas
» MRP (Material Requirement Planning)
» MRP Closed Loop
» MRP II (Manufacturing Resource Planning)
» OPT (Optimized Production Technology)
» JIT (Just In Time)
Perubahan tidak saja terjadi pada formulasi, tapi juga pada
integrasi horizontal/vertical
introduksi
Sukses MPC tergantung pada :
• 1. Good Planning
• - Production Planning
• 2. Good Execution
• - Purchasing
• - JIT - FMS
Definisi pim
Suatu aktivitas yang meliputi design, operation dan control suatu sistem
manufactur sampai dengan distribusi produk jadi.
Adalah serangkaian rantai logistik yang meliputi :
• - Tingkat retail
• - Tingkat warehouse
• - Tingkat manufacturing
Logistik
•Adalah proses pengadaan bahan baku dimulai pengadaan, distribusi ke
proses produksi, distribusi ke gudang sampai distribusi barang jadi ke
konsumen.
Faktor penentu keberhasilan pim
Kedekatan hubungan dengan orang
KEBIJAKAN PIM
Strategi product positioning
Strategi process positioning
Strategi pemilihan teknologi
Strategi product positioning
Adalah kebijakan yang dipilih suatu industri dalam pembuatan produk.
• 1. MAKE TO STOCK
• Adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan. Kebutuhan
konsumen diambil dari persediaan di gudang. Ciri-ciri Make to Stock :
• 2. MAKE TO ORDER
• Adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi pesanan. Ciri-
ciri Make to Order :
• Inputnya komponen
• Untuk supply item dengan banyak jenis
• Harganya cukup mahal
• Lead time ditetapkan oleh konsumen
• 4. ENGINEER TO ORDER
• Untuk part diskrit. Satu fasilitas tapi bisa untuk banyak jenis produk.
Waktu set up hampir nol. Urutan pengerjaan berbeda. Misal:
• Karakteristik:
• Produk diskrit, urutan dan ukuran berbeda. Lay out by process. Set
up tinggi sehingga ongkos produksi tinggi. Keahlian pekerja dituntut
tinggi. Mesin termasuk general purpose. Ukuran pesanan kecil (small
batch). Mampu menerima pesanan apapun. Contoh: Bengkel,
membuat prototype, jig, fixture. Karakteristik:
• Karakteristik:
• Volume kecil
FLOW SHOP :
1. Continous by product produk Make to Stock (MTS)
2. Dedicated Repetitive by product produk Make to Order (MTO)
3. Batch/intermitten by product produk MTO/MTS
4. Mixed Model by product produk MTO/MTS/ATO
• Bagi Engineering
– Dibuat sebagai bahan dari perancangan proses produksi
– Digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus
dibeli atau dibuat sendiri
• Bagi PPC
– Digabung dengan MPS digunakan untuk menentukan item-item
dalam daftar pembelian danorder produksi yang harus dilepas
• Bagi Accounting
– Digunakan dalam menghitung biaya produksi dan harga jual
Penomoran Komponen
TOTAL 0.330
INDENTED BOM EXPLOSION (MULTI LEVEL BOM)
INDUK : 43-208 Pencil
Level Component Description Qty/Assy UOM
1 16-108 Lead ¾” long 4 EA
.2 16-100 Long Lead 0.264 FT
1 18-108 Eraser Assembly 1 EA
.2 18-109 Eraser 1/2” long 1 EA
.. 3 18-101 Eraser material 1/4” 0.525 INCH
.2 18-110 Eraser Socket 1 EA
..3 12-108 Steel Eraser Socket 0.001 POUND
1 20-201 Upper Barrel 1 EA
.2 20-211 Upper Barrel Clip 1 EA
..3 12-113 Steel Spring Clip 1 EA
.2 20-429 Outer Sleeve 0.133 FT
..3 20-213 Upper Barrel Tube 1 EA
...4 10-103 Tubing Outer Casing 1 EA
..3 12-113 Steel Spring Clip 0.003 POUND
.2 20-429 Outer Sleeve 1 EA
..3 20-213 Upper Barrel Tube 1 EA
...4 10-103 Tubing Outer Casing 0.133 FT
..3 22-212 Upper Barrel Top 1 EA
1 20-241 Lower Pencil 1 EA
.2 16-108 Lead ¾” long 1 EA
..3 16-100 Long Thin Lead 0.066 FT
.2 20-235 Inner Sleeve 1 EA
..3 10-104 Tubing Inner 0.489 FT
SINGLE LEVEL IMPLOSION
KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4” long
Parent Sequenc Description Qty/Assy UOM
e
16-108 010 Lead ¾” long 0.066 FT
• Untuk material yang tidak untuk disimpan atau hanya lewat saja
• Tidak pernah dibuat Planned Ordernya (Order Release dan Order
Completion)
• Lead time = 0
• Lot size = lot for lot
• Contoh : menjual pencil dengan logo yang berbeda
• Phantom tanpa stock :
– MRP logic akan melewatkan phantom item
– MRP logic dari induk langsung ke komponennya
Master Production Schedulling (MPS)
Peramalan
Kebutuhan Produksi
Resources
TK, HK, Lembur, Perencanaan Produksi Agregat
Biaya
No
Item > 1
Yes
Faktor Konversi Proses Disagregat
JIP
Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
• MPC (Manufacturing
Planning & Control) System
• MRP (Material Requirement
Planning) System
MPC System
Marketing Planning
Resource Top
Demand Mgt Production Planning Planning Mgt
- Forcasting P
- Order e (Kepala)
r
e
Master Production Rough Cut n Opr
Schedule Capacity c Mgt
Planning a
n (Jantung)
Bill of Material a
Capacity a
Material Requirement Requirement n
Planning Planning
Inventory Status
Business Planning
• Biasanya dinyatakan dalam dollar
• Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan
perusahaan
• Sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran
Marketing Planning
Production Planning
• Rencana tentang berapa yang akan dibuat pada tiap periode
• Dinyatakan dalam satuan Aggregat
• Dibuat berdasarkan Marketing Planning
• Diturunkan ke MPS atau JIP (Jadwal Induk Produksi)
• Divalidasi dengan Resouce Planning
Master Production Schedule
• Rencana berapa end item yang harus dibuat pada tiap periode
selama 1 – 5 tahun
• End item adalah produk akhir
• Merupakan dekomposisi dari Production Planning
• Diturunkan menjadi MRP (Material Requirement Planning)
• Divalidasi dengan RCCP (Rough Cut Capacity Planning
Resource Planning
• Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi
Production Plan
• Dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin
• Merupakan bahan pertimbangan untuk ekspansi orang, mesin,
pabrik dll
• Ditetapkan berdasarkan kapasitas tersedia
• Jika kapasitas tersedia tidak mencukupi, maka Production
Plan diubah sehingga secara otomatis Business Plan berubah
Rough Cut Capacity Planning
• Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk
memenuhi MPS
• Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap
work centre pada setiap periode
• Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau
subkontrak
Demand Management
• Aktivitas memprediksi kebutuhan dimasa datang dikaitkan
dengan kapasitas
• Terdiri dari aktivitas Forecasting, Distribution requirement
planning, Order entry, Shipment dan Service part requirement
• Sebagai dasar untuk menentukan Marketing, Purchasing, MPS
Planning
Material Requirement Planning
• Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS
• MRP menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah, due date, release date
• Merupakan dasar untuk purchasing dan PAC atau SFC (Shop Floor Control)
Purchasing
• Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order
pembelian, menjadwalkan vendor sampai mengejar vendor.
• Merupakan dasar PAC.
Performance Measurement
• Evaluasi sistem MPC untuk melihat seberapa jauh
hasil yang diperoleh dengan rencana yang telah
ditetapkan
• Sebagai bahan evaluasi pencapaian Business
Planning
Keberhasilan System
• Ditentukan oleh adanya:
• Hirarki yang terstruktur
• Feedback
• Komputer
• Database tunggal
• Integrasi
• Mampu memperbaiki respons
• Transparan
• Ketelitian
Teknologi Baru Manufacturing
Marketing
Coordination
Manufacturing
Engineering CAD
Quality
Control
Design Maintenance
CAM
Process Control
Engineering
Activities Quality Assurance