TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik
OLEH :
WAHYU HIDAYAT
NIM : 080425048
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, kemampuan dan kesabaran kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester
Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit berkapasitas 50 ton/hari.
Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian
Sarjana Teknik di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Penulis berterima kasih kepada Orang Tua dan keluarga Penulis atas doa,
bimbingan dan materi yang diberikan hingga saat ini, Dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai
pihak yaitu:
1. Ibu Ir. Renita manurung, MT, selaku Dosen Pembimbing I dan juga Ketua
Departemen Teknik Kimia yang telah banyak memberikan masukan, arahan
dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Maya Sarah, ST.MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, MSi, selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
4. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada
Penulis sehingga Penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.
5. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan
administratif yang diberikan.
6. Rekan Penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir yakni Royan Fadlah
(Kakaroto).
7. Sahabat Penulis Bang Jen, bang rudi, Rusdi Fauzan, Zulham Effendi, Jumri
Prico, Ardi, Afridjal, Sandra Maylini Hanastasya, Hamida pohan dan Rini Tri
Astuti yang selalu ada pada saat Penulis membutuhkan pertolongan.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
8. Teman-teman Teknik Kimia Extension Stambuk 2005/06 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang juga telah memberikan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Penulis, untuk itu Penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca.
(Wahyu Hidayat)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
INTISARI
Ada 4 tahapan proses pada proses pemurnian metil ester ini. Pertama proses
pemisahan, yaitu metil ester di endapkan (settling ) didalam tangki pemisah dan akan
terbentuk dua lapisan, lapisan atas metil ester dan lapisan bawah gliserol. Selanjutnya
proses pencucian, setelah dipisahkan dari gliserol metil ester dicuci dengan air yang
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa gliserol dan senyawa-senyawa lainya.
Proses pengeringan, dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan air yang
tercampur didalam metil ester untuk mendapatkan kemurnian 99,99%. Akhir dari
proses ini adalah filtrasi, proses ini bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel
pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 100
orang karyawan dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) dan struktur
organisasi adalah sistem garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
g. Return on Investment (ROI) : 24,48 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa Pra-
perancangan pabrik pemurnian metil ester hasil transesterifikasi menjadi biodiesel
sawit berkapasitas 17.500 ton/tahun layak untuk didirikan.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. i
INTISARI iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR.. xi
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2.6.3 Mono-, Di-, dan Trigliserida ........................................................... II-13
2.6.4 Metanol...................................... ..................................................... II-14
2.6.5 Bilangan Iodin................................................................................... II-14
2.6.6 Bilangan Asam.................................................................................. II-14
2.7 Sifat-sifat Bahan................................................................................ II-15
2.8 Deskripsi Proses................................................................................ II-18
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Perkiraan Konsumsi Biodiesel dan BBM Tiap tahun......................... I-1
Tabel 2.1 Syarat utama biodiesel ester alkil....................................................... II-2
Tabel 2.2 Sifat-sifat Metil Ester.......................................................................... II-3
Tabel 2.3 Sifat Fisika-Kimia Biodiesel dan Petrodiesel..................................... II-4
Tabel 2.4 Kondisi Proses Transesterifikasi........................................................ II-5
Tabel 2.5 Komposisi Asam Lemak dari CPO, Olein, Stearin, PKO.................. II-10
Tabel 3.1 Neraca Massa di Tangki Pemisah (H-110)......................................... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa di Tangki Pencuci I (M-210)....................................... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa di Tangki Pemisah I (H-212)...................................... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa di Tangki Pencuci II (M-220)..................................... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa di Tangki Pemisah II (H-222)..................................... III-3
Tabel 3.6 Neraca Massa di Tangki Pencuci III (M-230).................................... III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa di Tangki Pemisah IV (H-232).................................... III-4
Tabel 3.8 Neraca Massa di Vibrating Filter (P-410).......................................... III-4
Tabel 4.1 Neraca Panas di Vacuum Dryer (VD-310)......................................... IV-2
Tabel 4.2 Neraca Panas di Cooler (E-312)........................................................ IV-2
Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra Rancangan
Pabrik Pemurnian Metil Ester............................................................. VI-4
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap pada Alat................................... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Proses pada berbagai alat........................................... VII-2
Tabel 7.3 Sifat Fisika air bawah tanah di KIM II Medan................................... VII-3
Tabel 7.4 Kandungan Bahan Kimia air bawah tanah......................................... VII-3
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah....................................... VIII-4
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya...... IX-8
Tabel 9.2 Jadwal Kerja Shift. IX-10
Tabel 9.3 Gaji Karyawan........ IX-11
Tabel LB.1 Harga Cp Setiap Gugusan............................................................... LB-2
Tabel LE.1 Harga Indeks Marshall dan Swift........ LE-2
Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses......... LE-5
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Utilitas........ LE-6
Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Dalam Negeri........ LE-7
Tabel LE.5 Perincian Harga Bangunan dan Sarana Lainnya...... LE-9
Tabel LE.6 Rincian Biaya Sarana Transportasi...... LE-10
Tabel LE.7 Perincian Gaji Pegawai Pabrik Pemurnian Metil Ester..... LE-15
Tabel LE.8 Perincian Biaya Kas......... LE-17
Tabel LE.9 Perincian Modal Kerja......... LE-18
Tabel LE.10 Aturan Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000..... LE-20
Tabel LE.11 Perhitungan Biaya Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000... LE-19
Tabel LE.12 Data Hasil Perhitungan Internal Rate Of Return (IRR)... LE-27
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Di tengah krisis bahan bakar saat ini, bermunculan berbagai pemikiran untuk
mengembangkan sumber energi alternatif, salah satunya adalah biodiesel. Biodiesel
merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak
diesel atau solar. Selain merupakan sumber energi alternatif, biodiesel juga
merupakan sumber energi yang dapat mengeliminasi emisi gas buang dan efek
rumah kaca (Hambali, 2006).
Jumlah kebutuhan biodiesel akan sangat besar di dalam negri dan luar negri.
Direktorat Jendral Energi dan Sumber Daya Mineral, melaporkan perkiraan
konsumsi tiap tahun di Indonesia seperti pada tabel 1.1 dibawah ini.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 1.2 Perkiraan Konsumsi Biodiesel dan BBM di Indonesia Tiap Tahun
1 Industri 6 20 1,2
2 PLN 12 20 2,4
3 Transportasi 26 2 0,52
Total Konsumsi 44 42 4,12
(Sumber : Irawan, G. 2006)
Dari tabel diatas, di Indonesia diperkirakan pemakaian solar per tahun 44 juta
kiloliter dengan total kebutuhan biodiesel secara nasional mencapai 4.120.000
kiloliter. Sementara kemampuan produksi biodiesel pada tahun 2006 baru 110.000
kiloliter/tahun. Pada 2007 baru akan ditingkatkan kapasitasnya sekitar 200.000
kiloliter/tahun sampai 400.000 kiloliter/tahun. (Irawan, G. 2006).
Melihat kelangkaan bahan bakar solar yang akhir akhir melanda Indonesia,
maka perlu di cari alternatif lain yang dapat diperbaharui (renewable) dan dapat
mengeliminasi emisi gas buang dan efek rumah kaca, dan bahan bakar yang
memenuhi kriteria itu ialah biodiesel walaupun harga yang dihasilkan biasanya
relatif lebih mahal ataupun hampir sama dari bahan bakar solar. Untuk itu diadakan
studi rancangan unit pemurnian metil ester menjadi biodiesel sawit.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
operasi teknik kimia serta tidak ketinggalan pula aspek ekonomi dari pembuatan
biodiesel tersebut.
Manfaat lain yang mungkin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan
memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metil ester asam lemak adalah senyawa yang berumus molekul Cn-1H2(n-1)CO-
OCH3 dengan nilai n yang umum adalah angka genap diantara 8 sampai 24 dan nilai
r (jumlah ikatan rangkap) lazimnya 0, 1, 2, dan 3.
Pada awalnya metil ester dan turunannya dapat digunakan sebagai surfaktan
untuk bahan makanan dan non makanan. Beberapa industri hilir menggunakan metil
ester sebagai bahan kosmetika, deterjen, sabun mandi, farmasi, plastik dan barang
jadi karet. Namun dalam dua dekade terakhir, metil ester banyak direkomendasikan
sebagai komponen minyak diesel alternatif atau yang lebih dikenal dengan nama
biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar. Secara kimia biodiesel termasuk dalam golongan
monoalkil ester atau metil ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20
yang mengandung oksigen.
Biodiesel mempunyai sifat fisika dan kimia yang sama dengan petroleum diesel
sehingga dapat digunakan langsung pada mesin diesel atau dicampur dengan
petroleum diesel. Walaupun kandungan kalori biodiesel serupa dengan petroleum
diesel, tetapi karena biodiesel mengandung oksigen, maka flash pointnya lebih tinggi
sehingga tidak mudah terbakar. Disamping itu biodiesel tidak mengandung sulfur
dan senyawa benzene yang karsinogenik sehingga biodiesel merupakan bahan bakar
yang lebih bersih dan lebih mudah ditangani dari pada petroleum diesel.
o
4 Titik nyala (mangkok tertutup) C Min. 100
o
5 Titik kabut C Maks.18
Residu karbon
o
9 Temperatur distilasi 90% C Maks.360
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
12 Fosfor ppm-m (mg/kg) Maks. 10
%-massa (g-
17 Angka iodium Maks. 115
I2/100g)
Sedangkan sifat-sifat metil ester dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
PARAMETER NILAI
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Biodiesel sawit secara kimia didefenisikan sebagai metil ester turunan
minyak nabati dengan rantai C antara 12-20. biodiesel memiliki kesamaan sifat fisika
dan kimia dengan minyak diesel baik secara murni biodiesel atau dalam bentuk
campuran dengan petrodiesel.
Saat ini pengembangan produk biodiesel lebih diarahkan pada bentuk metil
ester dari minyak nabati. Dalam bentuk metil ester maka berat molekul, titik beku,
titik didih, dan viskositas minyak akan menjadi lebih rendah. Teknologi produksi
yang intensif dikembangkan adalah proses transesterifikasi antara minyak nabati
dengan alkohol. Disamping produksi biodiesel, proses ini juga menghasilkan
senyawa gliserin (12%) yang merupakan produksi samping yang bernilai ekonomi
tinggi.
10 Lebih mudah
Penyimpanan Tidak mudah terbakar
terbakar
11 Sifat Terbarukan Tidak terbarukan
(Sumber : Pakpahan, 2001)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Biodiesel dapat diproduksi dengan beberapa proses antara lain (Mittelbach, 2004) :
Pirolisis
Transesterifikasi
Adapun uraian prosesnya adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pirolisis
2.2.2 Transesterifikasi
CH2-O- COR3
CH2 -OH
Trigliserida Metanol Digliserida Metil ester
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
CH2- O - COR1 CH2 -O- COR1
Low Pressure
High Pressure Transesterification
Transesterification
Tekanan Sampai 90 bar Sampai 10 bar
suhu Sampai 250oC Sampai 100oC
Alkali (homogen)
Katalis Asam (homogen)
Oksida (heterogen)
( Sumber : Ahn, dkk (1995) dan Auld, dkk (1995))
Proses transesterifikasi pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis asam
memiliki konversi yang tinggi dan sangat cocok untuk bahan baku minyak nabati
yang mengandung asam lemak bebas tinggi, namun proses ini memerlukan biaya
produksi yang tinggi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
temperatur dan tekanan reaksi yang tinggi tanpa katalis dapat menghasilkan metil
ester dan gliserol tanpa memerlukan proses pemurnian, dan asam lemak bebas yang
terdapat dalam kandungan minyak juga terkonversi menjadi metil ester.
CH2-O-COR1 CH2-OH
CH2-OH CH2-OH
Reaksi menyeluruh :
CH2-O-COR1 CH2-OH
CH2-O-COR3 CH2-OH
Trigliserida Metanol Gliserol Metil Ester
Proses ini adalah reaksi gliserida dengan alkohol. Reaksi ini menghasilkan
metil ester dan gliserol dengan menggunakan katalis asam atau basa. Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi yang dapat balik (reversible) sehingga
pengendalian terhadap jalannya reaksi adalah sangat penting. Produksi
transesterifikasi ini adalah gliserol (12%) sebagai hasil samping.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Produksi biodiesel dengan proses transesterifikasi dapat diaplikasikan langsung
pada minyak sawit mentah maupun minyak sawit yang sudah terolah.
Transesterifikasi yang menggunakan bahan baku minyak sawit mentah dengan kadar
asam lemak bebas tinggi memerlukan dua tahapan proses yaitu esterifikasi dengan
menggunakan katalis asam, kemudian gliserida yang sudah netral ditransesterifikasi
dengan katalis basa.
2.3 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tidak beracun
dan dibuat dari minyak nabati. Secara kimia biodiesel termasuk dalam golongan
mono alkil ester atau metil ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20.
hal ini yang membedakannya dengan petroleum diesel yang komponen utamanya
adalah hidrokarbon (Darnoko, 2003).
Biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan petroleum
diesel sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan
petroleum diesel. Walaupun kandungan kalori biodiesel serupa dengan petroleum
diesel, tetapi karena biodiesel mengandung oksigen, maka flash point nya lebih
tinggi sehingga tidak mudah terbakar. Disamping itu, biodiesel tidak mengandung
sulfur dan senyawa benzene yang karsinogenik sehingga biodiesel merupakan bahan
bakar yang lebih bersih dan lebih mudah ditangani dibandingkan dengan petroleum
diesel (Darnoko, 2003).
a. Merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang
jauh lebih baik (free sulphur, smoke number rendah), sesuai dengan isu-isu global
(Didiek, 2004).
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
b. Cetane number lebih tinggi (51-62) dibandingkan dengan petroleum diesel (42)
sehingga menghasilkan suara mesin yang lebih halus (Darnoko, 2003).
c. Energi yang dihasilkan oleh biodiesel serupa dengan petroleum diesel (128.000
BTU vs 130.000 BTU), sehingga engine torque dan tenaga kuda yang dihasilkan
juga sama (Darno, 2003).
d. Menghasilkan tingkat pelumasan mesin yang lebih tinggi dibandingkan
petroleum diesel (Darnoko, 2003).
e. Pada dasarnya tidak perlu ada modifikasi mesin diesel apabila bahan bakarnya
menggunakan biodiesel (Darnoko, 2003).
f. Biodiesel tidak menghasilkan uap yang berbahaya pada suhu kamar dan dapat
disimpan pada tangki yang sama dengan petroleum diesel (Darnoko, 2003).
g. Biodiesel dibuat dari bahan terbarukan (renewable) sehingga dapat mengurangi
impor dan penggunaan bahan bakar minyak bumi (Darnoko, 2003).
h. Biodiesel dapat mengurangi emisi karbon monoksida, hidroksida total, partikel,
dan sulfur dioksida (Darnoko, 2003).
Ide penggunaan minyak nabati sebagai pengganti untuk bahan bakar diesel
telah dipertunjukan oleh seorang penemu mesin diesel, Rudolph Diesel, pada tahun
1900an. Sejak itu, penelitian di daerah ini dilanjutkan dengan berbagai bahan bakar
yang diturunkan dari lemak hewani dan lemak nabati (biofuel) yang telah diuji secara
luas sebagai bahan bakar alternatif (Foglia, 2000).
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Biodiesel sawit dapat dibuat dari hampir semua fraksi sawit seperti Crude Palm
Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Refined Bleached and Deodorized Palm Oil
(RBDPO), dan Olein. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
baku adalah kandungan asam lemak bebasnya dan harganya. Untuk minyak sawit
yang mengandung asam lemak bebas > 1% perlu dilakukan perlakuan pendahuluan
berupa penetralan atau penghilangan asam lemak (deasidifikasi). Proses ini dapat
dilakukan dengan penguapan, saponifikasi, atau esterifikasi asam dengan katalis
padat (Darnoko, 2003).
Adapun bahan baku berbasis CPO yang berpeluang menjadi bahan baku
biodiesel adalah sebagai berikut :
Berikut ini adalah beberapa komposisi asam lemak dari minyak sawit, fraksi
olein, dan fraksi stearin dari minyak sawit serta minyak inti sawit pada table 2.1
berikut.
Tabel 2.5 Komposisi Asam Lemak dari CPO, Olein, stearin, dan PKO
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Asam Lenak jenuh
C6 : 0 - - - 0-0,8
C8 : 0 - - - 2,4-6,2
C10 : 0 - - - 2,6-5,0
C16 : 1
0-0,6 0,1-0,3 <0,05-0,1 -
C18 : 1
38,2-43,5 40,7-43,9 15,6-33,9 12,0-19,0
C18 : 2
6,6-11,9 10,4-13,4 3,2-8,5 1,0-3,5
C18 : 3
0-0,5 0,1-0,6 0,1-0,5 -
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2.5 Variabel Proses yang mepengaruhi produksi biodiesel dengan proses
transesterifikasi
2.5.1 Katalis
Senyawa alkoksida yaitu senyawa campuran alkohol dengan katalis logam basa
jauh lebih reaktif dalam menyerang rantai karbonil karbon gliserida dibanding
senyawa campuran katalis asam dan alkohol. Inisiasi nukleofilik ini menghasilkan
senyawa intermediet tetrahedral.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
O O
R1 C OR2 + -
OCH3 R1 C OR2
OCH3
O O
R1 C OR2 R1 C OCH3 + -
OR2
OCH3
-
OR2 + CH3OH R2OH
-
+ OCH3
2.5.3 Pengadukan
Homogenasi antara gliserida dan alkohol merupakan masalah yang sangat
perlu diperhatikan pada reaksi transesterifikasi, pada kenyataannya alkohol
merupakan pelarut yang sangat buruk untuk gliserida (Mittelbach, 2004) sehingga
reaksi transesterifikasi tidak berlangsung baik terutama pada awal reaksi.
Pengadukan (virgous mixing) dilaporkan sebagai salah satu cara untuk mencapai
homogenasi antara gliserida dan alkohol.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Sifat immisicible antara gliserida dan alkohol sangat tidak menguntungkan
pada proses perpindahan massa antara komponen alkohol dan gliserida. Besar
pengadukan dengan nilai 3100, 6200 dan 12.400 pada variasi suhu 50, 60 dan 70
C memberikan konversi pembentukan biodiesel 80-90% pada akhir reaksi
(Noureddini dan Zhu, 1997). Pengaruh pengadukan terutama pada awal reaksi
transesterifikasi, unutk = 3100 pembentukan biodiesel berjalan lambat hanya
mencapai 5-10% untuk 5 menit pertama, peningkatan bilangan menghasilkan
peningkatan pembentukan biodiesel. Turbulensi mempengaruhi homogenitas fasa
minyak dan alkohol yang mempercepat perpindahan massa.
Asam lemak bebas lebih reaktif bereaksi dengan katalis basa menghasilkan
sabun dibandingkan trigliserida dan rekasi berlangsung secara nonreversible (Yurcel
dan Turkay, 2003). Reaksi asam lemak bebas dengan katalis logam basa
menghasilkan reaksi safonifikasi. Hal ini akan memberikan masalah baru pada tahap
pemurnian biodiesel, dimana gliserol akan sulit dipisahkan dari biodiesel hasil reaksi
safonifikasi menghasilkan sabun yang dapat mengemulsi campuran biodiesel dan
gliserol.
Secara kimia, biodiesel termasuk dalam golongan mono alkyl atau metil ester
dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2.6.1 Kandungan ester
2.6.4 Metanol
Besar bilangan iodin adalah 120 (g I 2/100 g). bilangan iodin menunjukkan
total ikatan tidak jenuh di dalam senyawa asam lemak. Biodiesel dengan kandungan
bilangan iodin yang tinggi akan mengakibatkan tendensi polimerisasi dan
pembentukan deposit pada injector, nozzle dan cincin piston pada saat mulai
pembakaran. Senyawa tidak jenuh juga dapat menurunkan stabilitas biodiesel
terhadap oksidasi yang dapat menurunkan kualitas lubrikasi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
11. Kandungan abu : 0,01% massa
12. Bilangan Setana : 59,7
( www.nist.com )
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2. Spesifik Gravity : 2,044 gr/ml
3. Titik Lebur : 38oC (1 atm)
4. Titik Didih : 1320oC (1 atm)
5. Kelarutan dalam air Dingin : 97 cc (0oC)
6. Kelarutan dalam air panas : 178 cc (100oC)
7. Tidak berwarna
8. larut dalam air
9. Larut dalam alkohol dan metil ester
10. Mampu menyerap CO2 dari udara
11. Dapat digunakan sebagai regensia
12. Tidak larut dalam NH3
( Orthmer, 1987 )
1. Warna : Bening
2. Densitas dD20 : 0,7893
3. Titik beku : -114,1 oC ( 1 atm )
4. Titik didih : 78,32 oC ( 1 atm )
5. Temperatur kritis : 243,1 oC ( 1 atm )
6. Tekanan kritis : 63 atm
7. Volum kritis : 0,167 lt/mol
8. Viskositas ( 20 oC ) : 1,17 cp
9. Indeks Bias nD20 : 1,36143
10. Panas penguapan : 200,6 kal/gr
11. Titik nyala : 70oF
12. Kapasitas panas cairan : Cp = 0,54247 + 1314 x 10-6t + 485 x 10-8 t2
13. Merupakan cairan yang mudah menguap
14. Mudah terbakar
15. Merupakan hasil sintesis kimia dan fermentasi atau proses biosintetik
16. Bereaksi dengan asam sulfat pekat dan alkil halide
( Orthmer, 1987 )
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2.7.6 Gliserol
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
NERACA MASSA
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
4 Gliserol 364,583 72,917 291,666
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah 5168,245 5168,245
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
1 Metil Ester 3211,245 - 3211,245
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
6 Sabun 0,399 0,36 0,039
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
NO Komponen
Alur 13 Alur 14 Alur 15
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah 3243,358 3243,358
BAB IV
NERACA PANAS
Q = mi . Cp i . dT ......................(4-1)
BP T
Q = Fi Cp l i dT + H vl + BPCp g i dT .................(4-2)
298
Keterangan : Persamaan (2) di atas merupakan perhitungan panas bahan yang disertai
perubahan fasa (phase transition) (Reklaitis,1983).
Dimana :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
4.1.1 VACUUM DRYER (VD-310)
103628,911 103628,911
22662,444 22662,444
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
Jumlah : 3 unit
Volume : 4049,843 m3
Tebal tangki : 1 in
Jumlah : 3 unit
Volume : 112,372 m3
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Fungsi :Menampung air dari utilitas yang akan dialirkan ke
tangki pencuci
Jumlah : 3 unit
Tebal tangki : 1 in
Jumlah : 1 unit
Volume : 5,829 m3
Diameter : 1,594 m
Tinggi : 2,391 m
Tebal : in
Daya pengaduk : Hp
Jumlah : 1 unit
Volume : 24,588 m3
Diameter : 2,575 m
Tinggi : 3,863 m
Tebal : in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
5.7 Tangki Pencuci-II (M-220)
Daya pengaduk : Hp
Jumlah : 1 unit
Volume : 33,161 m3
Diameter : 2,846 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tinggi : 4,269 m
Tebal : in
Daya pengaduk : Hp
Jumlah : 1 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Volume : 35,043 m3
Diameter : 2,898 m
Tinggi : 4,347 m
Tebal : in
Fungsi : Mengurangi kandungan air pada metil ester yang tidak dapat
dipisahkan di dekanter.
Dipakai : 2 x 1 in IPS
Panjang : 60 ft
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Fungsi : Memisahkan partikel-partikel pengotor dari metil ester
Jumlah : 1 unit
-Tekanan = 1 atm
Kondisi fisik :
- Tekanan : 21 kg/cm2
- Berat : 13,2 kg
Jumlah : 5 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tebal tangki : 1 in
Jumlah : 1 unit
Laju alir volumetrik : 1,302.10-3 m3/s
Diameter pipa : 0,044 m
Daya pompa : Hp
Jumlah : 1 unit
Laju alir volumetrik : 1,245 x 10-3 m3/s
Diameter pipa : 0,043 m
Daya pompa : Hp
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Laju alir volumetrik : 9,061.10-4 m3/s
Diameter pipa : 0,038 m
Daya pompa : Hp
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jenis : Centrifugal pump
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah : 1 unit
Jumlah : 1 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB VI
6.1 Instrumentasi
Alat instrumentasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam suatu
pabrik. Instrumentasi adalah rangkaian peralatan yang dipakai didalam suatu proses
kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan adanya alat kontrol maka dapat diketahui dan dikoreksi segala
kesalahan ataupun penyimpangan proses yang mungkin terjadi.
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain :
1. Temperature Controller (TC), yaitu alat untuk mengetahui suhu aliran atau
suhu operasi suatu alat dan dapat mengendalikan suhu operasi sesuai dengan
kondisi yang diinginkan.
2. Pressure Control (PC), yaitu alat untuk mengetahui tekanan suatu aliran dan
tekanan pada peralatan yang sedang beroperasi dan sebagai alat untuk
mengendalikan tekanan operasi sesuai yang diinginkan.
3. Flow Controller (FC), yaitu alat untuk mengukur debit aliran sesuai dengan
yang diinginkan.
4. Level Controller (LC), yaitu alat untuk mengendalikan tinggi cairan dalam
suatu alat sehingga tidak melebihi yang diinginkan.
Secara umum, kerja dari alat-alat instrumentasi dapat dibagi dua bagian yaitu operasi
secara manual dan operasi secara otomatis. Penggunaan instrumentasi pada suatu
peralatan proses bergantung pada pertimbangan ekonomis dan sistem peralatan itu
sendiri. Pada pemakain alat-alat instrumentasi juga harus ditentukan apakah alat-alat
itu dipasang pada peralatan proses ( manual control) atau disatukan dalam suatu
ruang kontrol yang dihubungkan dengan bagian peralatan (automatic control).
Menurut sifatnya konsep dasar pengendalian proses ada dua jenis, yaitu :
1. Pengendalian secara manual
Tindakan pengendalian yang dilakukan oleh manusia. Sistem pengendalian
ini merupakan sistem yang ekonomis karena tidak membutuhkan begitu banyak
instrumentasi dan instalasinya. Namun pengendalian ini berpotensi tidak praktis dan
tidak aman karena sebagai pengendalinya adalah manusia yang tidak lepas dari
kesalahan.
2. Pengendalian secara otomatis
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Berbeda dengan pengendalian secara manual, pengendalian secara otomatis
menggunakan instrumentasi sebagai pengendali proses, namun manusia masih
terlibat sebagai otak pengendali. Banyak pekerjaan manusia dalam pengendalian
secara manual diambil alih oleh instrumentasi sehingga membuat sistem
pengendalian ini sangat praktis dan menguntungkan.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
6.1.2 Jenis-Jenis Pengendalian dan Alat Pengendali
1. Feedback control
Perubahan pada sistem diukur (setelah adanya gangguan), hasil pengukuran
dibandingkan dengan set point, hasil perbandingan digunakan untuk mengendalikan
variabel yang dimanipulasi.
2. Feedforward control
Besarnya gangguan diukur (sensor pada input), hasil pengukuran digunakan
untuk mengendalikan variabel yang dimanipulasi.
3. Adaptive control
Sistem pengendalian yang dapat menyesuaikan parameternya secara otomatis
sedemikian rupa untuk mengatasi perubahan yang terjadi dalam proses yang
dikendalikannya, umumnya ditandai dengan adanya reset input pada controller
(selain set point pada input dari sensor)
4. Inferential control
Seringkali variabel yang ingin dikendalikan tidak dapat diukur secara langsung,
sebagai solusinya digunakan sistem pengendalian dimana variabel yang terukur
digunakan untuk mengestimasi variabel yang akan dikendalikan, variabel terukur dan
variabel tak terukur tersebut dihubungkan dengan suatu persamaan matematika.
Pengendalian yang banyak digunakan adalah jenis feedback (umpan balik)
berdasarkan pertimbangan kemudahan pengendalian. Diagram balok untuk sistem
pengendalian ini secara umum dapat dilihat pada Gambar 6.1. berikut ini.
gangguan
(disturbances)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009. Elemen
+
USU Repository 2009 controller Pengendali Proses
Akhir
measuring
Gambar 6.1 Diagram Balok Sistem Pengendalian Feedback
Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran (flow rate). Untuk
mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow controller (FC) yang berfungsi
untuk mengendalikan aliran agar kecepatan alirnya seperti yang diharapkan. Jika laju
aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup
pengendali (control valve) akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.
FC
Tangki dapat berfungsi untuk tempat penyimpanan atau penampungan zat cair.
Pada tangki ini dilengkapi dengan level control (LC) yang berfungsi untuk
mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level control (LC)
ini adalah dengan menggunakan pelampung (floater) sehingga isi tangki dapat
terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung.
Pengontrolan ketinggian permukaan cairan ini dilakukan dengan mengatur laju
cairan yang masuk atau keluar dari tangki. Jika isi tangki tinggal sedikit, maka diisi
dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai
flow control (FC).
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
LC
FC
3. Instrumentasi dekanter
Ventilasi
ZB
LC ZT
ZA1 ZA2
4. Vacuum dryer
Pada alat ini instrumen yang terpasang adalah pengontrol suhu, tekanan, dan
ketinggian. Pressure indicator control alarm (PICA) merupakan alat yang memiliki
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
tiga fungsi yaitu mengatur tekanan di dalam vacuum drier dengan cara mengatur
jumlah fluida yang keluar dari alat ini sehingga valve akan terbuka/tertutup, memberi
sinyal pada pressure control (PC) untuk mengukur tekanan sesuai dengan tekanan set
point dan membunyikan alarm ketika tekanan tidak sesuai dengan takanan set point.
Sedangkan pemasangan temperature indicator (TI) bertujuan untuk memberikan
sinyal ketika temperatur sistem tidak berada pada temperatur set point. Selain itu
dengan adanya kedua alat pengontrol tersebut maka tekanan dan temperatur dapat
dipertahankan. Pada alat ini juga terdapat level control (LC) yang bertujuan untuk
mengendalikan ketinggian cairan di dalam vacuum dryer sehingga tidak terjadi
kelebihan muatan cairan.
PICA
LC
TI
5. Cooler
Temperature controler (TC) pada cooler berfungsi untuk mengatur besarnya
suhu didalam cooler dengan cara mengatur banyaknya air pendingin yang dialirkan.
Jika temperatur dibawah kondisi yang diharapkan (set point)., maka valve akan
terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve
akan terbuka lebih kecil.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
TC
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dari 330 peristiwa
28 Cedera ringan
Kerusakan (badan atau benda) dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa dikehendaki
dan diduga sebelumnya. Keadaan atau tindakan yang bertentangan dengan aturan
keselamatan kerja dapat memancing bahaya yang akut dan mengakibatkan terjadinya
kerusakan.
Lokasi pabrik
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Bahaya dan tindakan-tindakan yang tidak memperhatikan keselamatan akan
mengakibatkan kerusakan. Yang menjamin keselamatan kerja sebetulnya adalah
pengetahuan mengenai bahaya sedini mungkin, sehingga pencegahan dapat
diupayakan sebelum bahaya tersebut terjadi.
Pakaian pelindung
Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan
asbes. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan
keadaan badan atas terbuka.
Sepatu pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan
panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya
terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan.
Topi pengaman
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan
perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila
bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun
tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor.
Sarung tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para
operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya
ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup.
(Bernasconi, 1995)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi
dengan penangkal petir yang dibumikan.
(Bernasconi, 1995)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Instalasi pemadam dengan CO2
CO2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung
gas yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozel-nozel.
Instalasi ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti
pada tempat tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik.
BAB VII
UTILITAS
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada
unit pemurnian metil ester hasil transesterifikasi menjadi biodiesel sawit dapat dilihat
dari tabel di bawah ini.
Total 43,841
Steam yang digunakan adalah saturated liquid dengan temperatur 100oC dan
tekanan 1 atm. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 43,841 kg/jam.
Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor kebocoran sebesar
10% (Perry, 1999) maka :
= 42,087 kg/jam
= 10,521 kg/jam
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk
kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Adapun kebutuhan air pada unit
pemurnian metil ester hasil transesterifikasi menjadi biodiesel sawit dapat di lihat
dari tabel dibawah ini.
Cooler 187,816
Total 3402,477
1hari
Diambil 100 ltr/hari x = 4.16 4 liter/jam
24 jam
Maka total air domestik = 4 x 100 = 400 ltr/jam x 1 kg/liter = 400 kg/jam
Maka total kebutuhan air yang diperlukan pada pengolahan awal tiap jamnya adalah :
1. Pengendapan
2. Klarifikasi
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Deaerasi
Kebutuhan air untuk perancangan pabrik biodiesel ini diperoleh dari air
bawah tanah. Kualitas air tanah dapat dilihat pada tabel 7.3 dan 7.4.
3 Suhu 30,60 oC
5 pH 7,100
Tabel 7.4 Kandungan bahan kimia air bawah tanah di KIM II Medan
1 Alumunium 0,020
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2 Besi 2,250
3 Flourida 0,200
4 Klorida 4,000
5 Mangan 0,150
6 Nitrat 0,470
8 Seng 0,040
9 Sulfat 0,000
10 Sulfit 0,065
11 Tembaga 0,000
12 BOD 6,000
13 COD 14,000
14 Alkalinitas 29,000
15 Kesadahan 36,000
16 Nitrit 0,003
7.3.1 Pengendapan
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
7.3.2 Klarifikasi
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu
= 1 : 0,54 (Bauman,1971).
7.3.3 Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut
bersama air. Pada proses ini juga dilakukan penghilangan warna air dengan
menambahkan karbon aktif pada lapisan pertama yaitu lapisan pasir. Penyaring pasir
(sandfilter) yang digunakan terdiri dari tiga lapisan yaitu :
Untuk air umpan ketel masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
demineralisasi (softener) dan deaerasi. Untuk air domestik (laboratorium, kantin dan
tempat ibadah, poliklinik serta perkantoran) dilakukan proses klorinasi, yaitu
mereaksikan air dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang
digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah
dilakukan proses klorinasi diteruskan ke penyaring air (water treatment system)
sehingga air yang keluar dari penyaring merupakan air sehat dan memenuhi syarat-
syarat air minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Saat ini telah tersedia
beberapa jenis water treatment system di pasaran, sehingga dapat dipilih salah satu
yang memenuhi persyaratan.
Total kebutuhan kaporit = (2.10-6 x 400 kg/jam) / 0,7 = 1,143 x 10-3 kg/jam
7.3.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut.
Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan
mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran
antara kation Al, Fe, Mn dan Zn yang larut dalam air dengan kation hidrogen dari
resin. Resin yang digunakan bermerek Doulite C-20. Reaksi yang terjadi:
(Tabel 7.4).
1 gr / galon
= 2,46 ppm x
17,1 ppm
= 0,1438 gr/galon
= 2,779 galon/jam
= 9,592 gr/hari
= 0,009 kg/hari
Kesadahan Total
Volume Cation Exchanger =
EC
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
(Resin x EC )
= x jumlah air umpan
Total kesadahan air
= 1272,620 kg
Untuk regenerasi digunakan NaCl yang pemakaiannya sebanyak 6 lb/ft3 untuk setiap
regenerasi (Larry & Barron, 1982), maka:
Kebutuhan NaCl = 6 lb/ ft3 x 0,021ft3/ hari x 1 hari/24 jam x 1 kg/ 2,2046 lbm
= 0,0023 kg/regenerasi
1 gr / galon
= 4,738 ppm x = 0,2771 gr/gallon
17,1 ppm
= 2,779 galon/jam
Kesadahan total
Volume cation exchanger:= = 0,018 kg/hari / 0,9072 = 0,019
EC
ft3/hari
= 1272,983kg
Kebutuhan NaOH
= 0,0017 kg/regenerasi
7.3.5 Deaerasi
1. Unit proses = 6 hp
2. Unit utilitas = 11,5 hp
3. Ruang kontrol dan laboratorium = 20 hp
4. Penerangan dan Kantor = 20 hp
5. Bengkel = 30 hp
6. Perumahan = 40 hp
Total kebutuhan listrik = 6 + 11,5 + 20 + 20 + 30 + 40
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Listrik yang dibutuhkan = 1,2 x 95,076 kW
= 114,092 kW
Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah minyak
solar karena solar mempunyai nilai bakar yang tinggi.
= 486.744,995Btu/jam
= 11,116 kg/jam
= 12,490 liter/jam
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
7.7 Unit Pengolahan Limbah
Limbah suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau
atmosfer, karena limbah mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitarnya maupun manusia itu sendiri, seperti : metil ester,
gliserol, etanol, sabun, KOH, trigliserida, asam palmitat, dan lain-lain. Demi
kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan
limbah.
3. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang
digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan untuk
penelitian dan pengembangan proses.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Total air buangan = 100 + 50 + 31,792
Dari nilai BOD5 di atas, maka dipilihlah pengolahan limbah cair pabrik
pembuatan etil ester dengan menggunakan activated sludge (sistem Lumpur aktif).
Selain itu, metode ini mudah dalam penggunaannya dan murah dalam pengadaannya.
Juga mengingat cara ini dapat menghasilkan effluent dengan BOD yang lebih rendah
(20-30 mg/l) dan karakteristik limbah proses yang mayoritas campuran berjenis
limbah organik (Perry, 1997).
Direncanakan digunakan 1 buah bak penampungan, dengan bak terisi 90% bagian.
33,786 = 2L x L x L
L = 2,565 m = 2,6 m
Sehingga :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Panjang bak = 2.L = 5,2 m
Luas = 13,520 m2
Direncanakan digunakan 1 buah bak penampungan, dengan bak terisi 90% bagian.
14,48 = 2L x L x L
L = 1,934m 2 m
Sehingga :
Panjang bak = 2L = 4 m
Luas = 8 m2
Direncanakan digunakan 1 buah bak penampungan, dengan bak terisi 90% bagian.
9,653 = 2L x L x L
L = 1,689 m 1,7 m
Sehingga :
Luas = 5,78 m2
Hukum Stokes
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
( s ) g Dp 2
V= (Foust,1960)
18
Dimana :
sehingga;
= 0,0216 cm/s
H x100
Waktu pengendapan (W) =
V x 60
Proses lumpur aktif merupakan proses aerobik, pada proses ini mikroba
tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi, pada flok inilah akan terjadi proses
degradasi. Proses lumpur aktif berlangsung dalam reaktor dengan pencampuran
sempurna dilengkapi dengan umpan balik (recycle) lumpur dan cairannya. Biasanya,
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
mikroba yang digunakan merupakan kultur campuran. Flok biologis tersebut akan
diresirkulasi kembali ke tangki aerasi.
Data :
Koefisien cell yield (Y) : 0,8 mg VSS/mg BOD5 (Metcalf at.al, 1991)
Direncanakan:
V =PxLxT
44,635 m3 = 2 L x L x L
L = 2,815m
Panjang = 5,63 m
Lebar = 2,815 m
Q Tangki Aerasi
Q + Qr Qe
Xe
Qw
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Qr,Xr Qw, Xr
Asumsi:
Xe = Konsentrasi volatile suspended solid pada effluent
(Xe diperkirakan 0,1 % dari konsentrasi volatile suspended solid pada tangki aerasi)
(Metcalf et.al, 1991)
(Xr diperkirakan 99,9 % dari konsentrasi volatile suspended solid pada tangki aerasi)
(Metcalf et.al, 1991)
Dimana :
Y
Yobs =
1+ (kd x c )
0,8
Yobs = = 0,64
1+ (0,025 hari 1 )(10 hari )
= 1339,064m3.mg/ltr.hari
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Neraca massa pada tangki sedimentasi
Sudut pada tangki sedimentasi = 30o
= 0,123 m3 / hari
Vr 44,635 m 3
= = =10,275 hari
Q 4,344 m 3 /hari
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kondisi operasi : kondisi ruang
= 4,467 m3/hari
0,413 m3 =2TxTxT
T = 0,591 m 0,6 m
Sehingga :
Panjang bak = 2 x T = 1,2 m
Lebar bak = 0,6 m
Luas bak = 0,72 m2
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB VIII
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
c) Kebutuhan Air
Kebutuhan air diperoleh dari Sungai Deli yang mengalir di sekitar pabrik
untuk proses, sarana utilitas dan keperluan domestik.
d) Kebutuhan Tenaga Listrik dan Bahan Bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor
penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah
menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari
pertamina. Selain itu, kebutuhan listrik juga dapat diperoleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) Medan.
e) Tenaga Kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para
pencari kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari
berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Lahan yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang terjangkau.
b) Kondisi Iklim dan Cuaca
Indonesia sebagai negara tropis hanya memiliki 2 musim yakni : musim
kemarau dan musim hujan. Kondisi iklim dan cuaca di lokasi pabrik juga
relatif stabil. Sehingga pada saat penyimpanan bahan baku tidak memiliki
kendala. Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan
lainnya hampir tidak pernah terjadi sehingga memungkinkan pengoperasian
pabrik berjalan lancar.
c) Sosial Masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian Pabrik Pemurnian
Metil Ester karena akan menambah penghasilan dan tersedianya lapangan
kerja bagi penduduk sekitar. Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak
akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya.
8.2 Tata Letak Pabrik
Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik
yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan
dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat
diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh
perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian.
Tata letak pabrik disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan jalannya
proses produksi serta turut mempertimbangkan aspek keamanan dan lingkungan.
Untuk mempermudah jalannya proses produksi, unit-unit dalam pabrik diatur
sedemikian rupa sehingga unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan.
Dengan demikian pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang
dibutuhkan untuk mendistribusikan aliran dapat diminimalisir. Untuk keamanan, area
perkantoran terletak cukup jauh dari areal proses.
Desain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses, storage
(persediaan) dan lahan alternatif (areal handling) dalam posisi yang efisien dan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
a) Urutan proses produksi
b) Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam, proses, tenaga listrik dan
bahan baku
c) Pemeliharaan dan perbaikan
d) Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan
kerja
e) Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya
yang memenuhi syarat
f) Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
g) Masalah pembuangan limbah cair.
h) Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya
diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja
Fasilitas
- Kantor 20 x 20 400
- Musholla 5 x 10 50
6 - Poliklinik 10 x 5 50
- Kantin 10 x 10 100
- Perpustakaan 10 x 10 100
- Aula 30 x 10 300
- Lapangan Olah Raga 20 x 35 700
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
7 Gudang 20 x 10 200
8 Bengkel 15 x 10 150
9 Unit Pemadam Kebakaran 10 x 10 100
10 Pos Satpam 2,5 x 2 5
11 Parkir/Taman - 275
12 Jalan/Parit - 400
Total 9830
BAB IX
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
Masalah organisasi merupakan hal yang penting di dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektifitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
meningkatkan efektifitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan
ada organisasi yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur
baik dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada secara
organisasi akan berkembang.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
9.1 Organisasi Perusahaan
Perkataan organisasi berasal dari kata latin Organum yang dapat berarti alat,
anggota tubuh. James D Mooney, mengatakan organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dari pendapat ahli yang
dikemukakan di atas dapat diambil arti kata organisasi, yaitu kelompok orang yang
secara sadar bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menekankan
wewenang dan tanggungjawab masing masing. (Sutarto, 2002)
Secara ringkas ada tiga unsur utama dalam organisasi yaitu sebagai berikut :
1. Adanya sekelompok orang
2. Adanya hubungan dan pembagian tugas
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggungjawab,
maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan atas (Siagian, 1992) :
1. Bentuk organisasi garis
2. Bentuk organisasi fungsional
3. Bentuk organisasi garis dan staf
4. Bentuk organisasi fungsional dan staf
Ciri dari organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah karyawan
sedikit, pimpinan dan semua karyawan saling kenal dan spesialisasi kerja belum
begitu tinggi.
Kebaikan bentuk organisasi garis, yaitu
a) Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan berada diatas satu
tangan.
b) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang diajak berdiskusi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
c) Rasa solidaritas diantara para karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
Kekurangan bentuk organisasi garis, yaitu :
a) Seluruh kegiatan dalam organisasi terlalu bergantung kepada satu orang
sehingga kalau seseorang itu tidak mampu maka seluruh organisasi akan
terancam kehancuran
b) Kecenderugan pimpinan bertindak secara otoriter
c) Karyawan tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
b) Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah diambil, karena adanya staf
ahli
Keburukan bentuk organisasi garis dan staf, adalah sebagai berikut :
a) Karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.
b) Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi kadang-
kadang sukar diharapkan
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan,
dicadangkan, atau ditanamkan kembali.
9.2.3 Manager
Manager merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan
Komisaris. Adapun tugas-tugas Manager adalah sebagai berikut :
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien
2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan
kebijaksanaan RUPS
3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan
4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian-
perjanjian dengan pihak ketiga
5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang
bekerja pada perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manager dibantu oleh Kepala Bagian Finansial
dan Marketing, Kepala Bagian SDM/Umum, Kepala Bagian Teknik dan Kepala
Bagian Produksi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kepala Bagian Utilitas bertanggung jawab kepada Manager Produksi.
Tugasnya adalah untuk mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan utilitas
meliputi pengolahan air dan limbah.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
9.2.14 Kepala Seksi General Affair
Kepala seksi General Affair bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
SDM/Umum. Tugasnya untuk menjalin hubungan perusahaan dengan masyarakat
setempat dan hubungan perusahaan dengan karyawan.
9.2.19 Sekretaris
Sekretaris di angkat oleh direktur untuk mengenai masalah-masalah
administrasi perusahaan. Sekretris bertanggung jawab langsung kepada direktur
perusahaan. Tugas, tanggung jawab serta hubungan antara masing-masing jabatan
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
yag terdapat pada pabrik unit pemurnian metil ester ini digambarkan dalam suatu
struktur organisasi.
9.3 Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil
Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit ini direncanakan sebanyak 100 orang.
Status tenaga kerja pada perusahaan ini dibagi atas :
1. Tenaga kerja bulanan dengan pembayaran gaji sebulan sekali
2. Tenaga kerja harian dengan upah yang dibayar 2 minggu sekali
3. Tenaka kerja honorer/kontrak dengan upah dibayar sesuai perjanjian kontrak
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kepala Seksi Maintenance dan Listrik 1 Teknik Elektro (S1)
Kepala Seksi Instrumentasi 1 Teknik Mesin (S1)
Kepala Seksi Laboratorium 1 Kimia FMIPA (S1)
Kepala Seksi Proses 1 Teknik Kimia (S1) / (DIV)
Kepala Seksi Utilitas 1 Teknik Kimia (S1) / (DIV)
Kepala Seksi Keuangan 1 Akuntansi/Managemen (S1)
Karyawan Produksi 24 T.Kimia (DIV)/Politeknik
Karyawan Teknik 15 T.Kimia (DIV)/Politeknik
Karyawan Keuangan dan Personalia 7 Keuangan (D3)
Karyawan Pemasaran dan Penjualan 7 Keuangan (D3)
Dokter 1 Kedokteran (S1)
Perawat 2 Akademi Perawat (D3)
Petugas Kebersihan 6 SMU
Petugas Keamanan 9 SMU/Pensiunan TNI
Supir 4 STM/SMU
Buruh Angkat 6 SMU
Jumlah 100 -
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Senin-Kamis
- Pukul 09.00 12.00 WIB Waktu kerja
- Pukul 12.00 13.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 13.00 16.00 WIB Waktu kerja
Jumat
- Pukul 08.30 11.30 WIB Waktu kerja
- Pukul 11.30 14.00 WIB Waktu istirahat
- Pukul 14.00 17.00 WIB Waktu kerja
2. Karyawan shift, yaitu karyawan yang berhubungan langsung dengan proses
produksi yang memerlukan pengawasan secara terus-menerus selama 24 jam,
misalnya : bagian utilitas, dan keamanan. Perincian jam kerja shift adalah
sebagai berikut :
- Shift I : Pukul 07.00 15.00 WIB
- Shift II : Pukul 15.00 23.00 WIB
- Shift III : Pukul 23.00 07.00 WIB
Jam kerja bergiliran berlaku bagi karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan
pabrik, setiap karyawan shift dibagi menjadi empat regu dimana tiga regu
kerja dan satu regu istirahat. Pada hari minggu dan libur nasional karyawan
shift tetap bekerja dan libur 1 hari setelah tiga kali shift. Jadwal kerja
karyawan shift dapat dilihat pada tabel 9.2 dibawah ini.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Besarnya gaji dan fasilitas kesejahteraan tenaga kerja tergantung pada tingkat
pendidikan, jumlah jam kerja dan resiko kerja. Untuk mendapatkan hasil kerja yang
maksimal dari setiap tenaga kerja diperlukan dukungan fasilitas yang memadai.
Fasilitas yang tersedia pada Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil
Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit ini adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas cuti tahunan
2. Tunjangan hari raya dan bonus
3. Tunjangan kecelakaan kerja
4. Tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal dunia baik karena kecelakaan bekerja maupun di luar pekerjaan
5. Penyediaan sarana transportasi/bus karyawan
6. Penyediaan tempat ibadah, balai pertemuan dan sarana olahraga
7. Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma
8. Penyedian seragam dan alat-alat pengaman (sepatu, seragam, helm, kaca
mata dan sarung tangan).
9. Beasiswa kepada anak-anak karyawan yang berprestasi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
BAB X
ANALISIS EKONOMI
Estimasi profitabilitas dari suatu rancangan pabrik kimia perlu dilakukan guna
mengetahui kelayakan berdirinya suatu pabrik kimia. Selain berorientasi pada profit,
uji kelayakan suatu pabrik secara ekonomi dapat dilihat dari parameterparameter
sebagai berikut :
1. Modal Investasi / Capital Investment (CI)
2. Biaya Produksi Total / Total Cost (TC)
3. Margin Keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik Impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju Pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu Pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju Pengembalian Internal / Internal Rate of Return (IRR)
= Rp. 175.666.152.700,-
Rp. 97.835.722.960,-
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Modal ini berasal dari :
1. Modal Sendiri
Besarnya modal sendiri adalah 60% dari total modal investasi, sehingga
modal sendiri adalah sebesar Rp. 164.101.125.400.,-
95.632.881.220
= x 100 %
158.659.187.400
= 60,27 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 60,27 %. Maka Pra-
rancangan Pabrik Pemurnian Biodiesel ini memberikan keuntungan.
48.074.901.320
BEP = x 100 % = 33,45 %
158.659.187.400 14.951.404.860
66.960.516.850
ROI = x 100 %
273.501.875.700
= 24,48 %
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total
dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah sebagai
berikut :
ROI 15 %, resiko pengembalian modal rendah
15 % ROI 45 %, resiko pengembalian modal rata-rata
ROI 45 %, resiko pengembalian modal tinggi.
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 24,48 % sehingga pabrik yang
akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
10.5.4 Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal, dihitung pada lampiran E.5.4 dengan membandingkan besar
total investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap
beroperasi pada kapasitas setiap tahun.
1
POT = x 1 Tahun
ROI
1
POT = x 1 Tahun
0,2448
POT = 4,08 Tahun
Dari hasil perhitungan didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali
setelah 4,08 tahun operasi.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal
sendiri. Perhitungan yang ada pada Lampiran E.5.5 sebagai berikut :
Laba setelah pajak
RON = x 100 %
Modal sendiri
66.960.516.850
RON = x 100 %
164.101.125.400
RON = 40,80 %
BAB XI
KESIMPULAN
Dari hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Pemurnian Metil
Ester hasil Transesterifikasi menjadi Biodiesel Sawit ini diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Pabrik direncanakan beroperasi selama 350 hari pertahun, 24 jam sehari dengan
kapasitas bahan baku metil ester 17.500 ton/tahun.
2. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di daerah Kecamatan Labuhan Deli yang
merupakan hilir Sungai Deli, Sumatera Utara dengan luas 9830 m2.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
3. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dan
bentuk organisasi yang direncanakan adalah sistem garis dan staff, dengan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 100 orang.
4. Hasil analisa ekonomi :
a. Total modal investasi : Rp. 273.501.875.700,-
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Brownell, L.E., and Young, E.H. 1979. Process Equipment Design. Wiley Eastern
Limited. New Delhi.
Foust, Alan S. 1980. Process of Unit Operation. John Wiley and Sons. New York.
Geankoplis, Chistie J. 1997. Transport Process, Momentum, Heat and Mass, Allyn
and Bacon. Boston.
Hammer, M.J. 1986. Water and Wastewater Technology. Edisi 3. Prenticehall. New
York.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Metcalf & Eddy. 1991. Waste Water Engineering Treatment, Dispsosal, Reuse.
McGraw Hill Book Company : New Delhi.
Nalco. 1979. The Nalco Water Hanbook. McGraw-Hill Book Company. New York.
Pakpahan, A. 2001. Palm Biodiesel : Its Potency, Teknology, Business Prospect And
Environmental Implications in Indonesia. Proccedings International Biodiesel
Workshop. Indonesia, hal 1-12.
Perry, J.H. 1999. Chemical Engineering Handbook. Edisi 7, McGraw-Hill Book Co.
New York.
Peters, M.S., Timmerhaus, K.P., 2004. Plant Design and Economic for Chemical
Engineers. Edisi 4. McGraw-Hill Book Co. Tokyo.
Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energy Balance. John Wiley and
Sons. New York.
Rusdji, M. 2004. PPN dan PPnBM : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Barang
Mewah. Penerbit PT Indeks Gramedia : Jakarta.
Majalahpengusaha.com, 2009
http://www.americanpalmoil.com/pdf/biodiesel/green%20and%20renewable%20fuel.pdf
http://www.epu.jpm.my/new%20folder/seminar/industri/(3)%20-
%20(MPOB%201%20-%203.40pm).pdf (12 Maret 2008).
http://macklin.tmip-unpad.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=332
http://www.sentrapolimer.com/index.php?option=com_content&task=view&id=24&
Itemid=50 (25 Februari 2008).
LAMPIRAN A
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kapasitas produksi : 50 ton/hari
Komposisi produk :
Pada proses pemisahan ini, pemisahan terjadi sebanyak 80 % pada layer atas dan
20 % pada layer bawah. (Sumber, Warta PPKS 2005, vol. 13 (2) : 7-12)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Alur 1 :
77,07
F1metil ester = x 4166,66 = 3211,245 kg/jam
100
9,94
F1metanol = x 4166,66 = 414,166 kg/jam
100
3,18
F1TG = x 4166,66 = 132,499 kg/jam
100
8,75
F1Gliserol = x 4166,66 = 364,583 kg/jam
100
0,78
F1KOH = x 4166,66 = 32,499 kg/jam
100
0,12
F1sabun = x 4166,66 = 4,999 kg/jam
100
0,16
F1air = x 4166,66 = 6,666 kg/jam
100
Alur 3 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Alur 2 :
F2sabun = 1 kg/jam
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2. Tangki Pencuci I (M-210)
Pada tangki pencuci I (M-210) air yang digunakan adalah sebanyak 30 % dari
banyaknya bahan yang akan dicuci. (Sumber, Warta PPKS 2005, vol. 13 (2) : 7-12)
30
x 3975,573 = 1192,672 kg/jam
100
4 Air
Alur 4 :
F4air = 0,3 F3
Alur 5 :
Metil ester diasumsikan seluruhnya keluar pada alur 7. Dari Foust, Allan. 1979,
air yang keluar 5-10 %. Maka diasumsikan air yang keluar pada alur 7 adalah 10 %.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Metil Ester Metil Ester
Metanol 5 Tangki 7 Metanol
Trigliserida Pemisahan Trigliserida
Gliserol Gliserol
KOH 6 KOH
Sabun Metanol Sabun
Air Trigliserida Air
Gliserol
KOH
Sabun
Air
Alur 7 :
10
F7metanol = x 331,332 = 33,133 kg/jam
100
10
F7TG = x 105,999 = 10,599 kg/jam
100
10
F7gliserol = x 291,666 = 29,167 kg/jam
100
10
F7KOH = x 25,999 = 2,599 kg/jam
100
10
F7sabun = x 3,999 = 0,399 kg/jam
100
10
F7air = x 1198,005 = 119,801 kg/jam
100
Alur 6 :
Pada tangki pencuci II (M-220) air yang digunakan adalah sebanyak 30 % dari
banyaknya bahan yang akan dicuci.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
8 Air
Metil Ester Metil Ester
Metanol 7 Tangki 9 Metanol
Trigliserida Pencucian Trigliserida
Gliserol Gliserol
KOH KOH
Sabun Sabun
Air Air
Alur 8 :
Alur 9 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
5 KOH 2,599 - 2,599
Metil ester diasumsikan seluruhnya keluar pada alur 11. Dari Foust, Allan. 1979,
air yang keluar 5-10 %. Maka diasumsikan air yang keluar pada alur 11 adalah 10 %.
Alur 11 :
Alur 10 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah 4429,026 1096,006 3333,02
Pada tangki pencuci III (M-230) air yang digunakan adalah sebanyak 30 % dari
banyaknya bahan yang akan dicuci.
12 Air
Metil Ester Metil Ester
Metanol 11 Tangki 13 Metanol
Trigliserida Pencucian Trigliserida
Gliserol Gliserol
KOH KOH
Sabun Sabun
Air Air
Alur 12 :
Alur 13 :
Metil Ester
Metanol 13 Tangki 15 99% Metil ester
Trigliserida Pemisahan 1% Air
Gliserol
KOH 14
Sabun Metanol
Air Trigliserida
Gliserol
KOH
Sabun
Air
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Alur 15 :
F 15 H 2O
1% =
F 15 H 2O + 3211,245
Alur 14 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
4 Gliserol 2,917 2,917 -
4
Air
21 Tangki air 8
Air Air
panas
Air
12
Alur 21 :
9. Vaccum Drier
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Air 16
Alur 17 :
F 17 H 2O
0,01% = 17
F H 2O + 3211,245
Alur 16 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Akhir dari proses adalah filtrasi, proses ini bertujuan untuk menghilangkan
partikel-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung.
18 20
Vibrating
Biodiesel filter Biodiesel
Air Air
19
Zat-zat -pengotor
0,1%
Alur 18 :
Alur 19 :
0,1
F19 = x 3211,245 = 3,211 kg/jam
100
Alur 20 :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
1 Biodiesel 3211,245 - 3208,034
LAMPIRAN B
Q = N i . Cp i . dT
BP T
Q = Fi Cp l i dT + H vl + Cp V i dT
298 BP
Keterangan : Persamaan (2) di atas merupakan perhitungan panas bahan yang disertai
perubahan fasa (phase transition) (Reklaitis,1983).
Dimana :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Gugus Harga kkal/kmol.K
- CH3 8,8
- CH2 - 7,26
|
5,10
= CH -
- COOH 19,1
C 1,76
-H 3,49
- CH2OH 17,5
- CHO 12,65
- COO - 14,49
-O- 8,39
|
C=O 12,66
|
CH=CH 5,10
CH 5
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Biodiesel (Metil Ester)
= 122,28 kkal/kmol.oC
= 0,1206 kJ/kg.K
= 136,8 kkal/kmol.oC
= 0,1209 kJ/kg.K
= 151,32 kkal/kmol.oC
= 0,1212 kJ/kg.K
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= 141,9 kkal/kmol.oC
= 0,1144 kJ/kg.K
= 0,1172 kJ/kg.K
Komponen a b c d e
Sumber : Reklaitis,1983.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kapasitas Panas Liquid (Cairan),Cpl = a + bT + cT2 + dT3 (J/mol oK)
Komponen a b c d
= 2258,67 kJ/kg
T = 1000C
P = 0,5 atm
T = 850C
Steam 18 Uap air P = 0,5 atm
16
15 Metil ester
Metil ester 17
Vaccum Drier Air
Air
T = 300C T = 850C
P = 0,5 atm P = 0,5 atm
19
Kondensat P = 0,5 atm
T = 1000C
Panas masuk
Q = m .Cp. t
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah panas masuk (Qmasuk) pada 300C
3243,358 2553,111
Panas Keluar
358 358
3,4047 .101 9,65064 .10 3 T + 3,29983 .10 5 T 2 2,04467 .10 8 T 3
373CpV dT = 373 + 4,30228 .10 12 T 4 dT
9,65064.10 3
3,4047.10 . (358 373)
1
2
(
358 2 373 2 )
5
3,29983.10 2,04467.10 8
= +
3
(
358 3 3733 )
4
358 4 373 4 ( )
12
4,30228.10
+ (
358 5 3735 )
5
= (-510,0995) J/mol
- 510,0995 kJ/kmol
= = -28,3389 kJ/kg
18 kg/kmol
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
373 358
Panas keluar uap air = F16air Cplair.dT + Hvl + Cpvair.dT
298 373
= 31,792 [2546,756]
= 80966,467 kj/jam
3211,566 22662,444
Qs = Qk - Qm
= 101075,8 kJ/jam
Q = Hv - Hl
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Qs
m=
Q
101075,8
=
2305,5
= 43,841 kg/jam
103628,911 103628,911
2. Cooler (E-312)
Air proses
30oC
Air sisa
50oC
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Biodiesel 3211,245 0,1172 60 22581,475
Total 22662,444
Total 3021,6
Qs = Qk - Qm
= 3021,6 22662,444
Cooler dilengkapi dengan air proses yang masuk pada suhu 300C dan air sisa keluar
pada suhu 500C
50 0 C
Cp .dT
0
l = 104,575 kj/kg (Geankoplis, A.2-5)
25 C
Qs 19640,844kj / jam
m= o
50 C
=
104,575kj / kg
CP .dTl
25o C
= 187,816 kg/jam
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT
Jumlah : 3 unit
Perhitungan :
a. Volume :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
kg jam
= 4166,660 x 24
jam hari
= 99999,840 kg/hari
kg
Kebutuhan untuk 2 hari = 99999,840 x 30 hari
hari
= 2.999.995,2 kg
4166,660 1,000
2999995,2kg
Volume metil ester (Vl) =
888,922kg / m 3
= 3374,869 m3
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Volume tangki, Vt = (1 + 0,2) x 3374,869 m3
= 4049,843 m3
4049,843
Vt = = 1349,947 m3
3
Hh
Hc Dt Hs
L
3
D t = 1,1775 D t
3 3
Maka Vs =
8
1 1
Hh = x Dt = x 10,104 m = 2,526
4 4
Tinggi total tangki (Ht)
Ht = Hs + Hh = 15,156 + 2,526 = 17,682 m
1
D t H cs
2
Vl =
4
1
1124,956 m3 = (10,104)2 Hcs
4
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Poperasi = Po + Phidrostatis = 14,696 psia + 17,736 psia = 32,432 psia
S = 13.750 psia
Ej = 0,85
n = 10 tahun
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
Dimana :
Ej = Joint effeciency
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
(38,918 psia ).(198,912in)
= + 0,4 in
(13750 psiax0,85) (0,6).(38,918 psia )
= 1,063 in
D = 397,788 in
Sehingga :
= 1,063 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1 in. Tutup terbuat
dari bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
Jumlah : 3 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30oC
Lj Massa % Berat
Komponen
(kg/jam) (%) (kg/m3) (cP)
191,084 1,0000
Perhitungan :
a. Volume tangki:
24 jam
191,084kg / jamx30harix
Volume larutan, Vl = hari = 93,643 m3
kg
1469,207
m3
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= 112,372 m3
112,372m 3
VT = = 37,457 m 3
3
Volume silinder
1
V = Dt2 Hs (Hs : Dt = 3 : 2)
4
3
Vs = Dt3
8
3
37,457 m3 = Dt3
8
Dt = 3,168 m = 124,723 in
r = x Dt = 62,362 in
1
D t H cs
2
Vl =
4
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
1
31,214 m3 = (3,168)2 Hcs
4
S = 13.750 psia
Ej = 0,85
n = 10 tahun
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
Dimana :
Ej = Joint effeciency
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,547 in
D = 124,723 in
Sehingga :
= 0,547 in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 5/8 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
Jumlah : 3 unit
Data desain :
Perhitungan :
a. Volum tangki
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
kg jam
3214,661 x15harix 24
jam hari
Volum larutan, V1 =
kg
985,696 3
m
= 1174,072 m3
= 1408,886 m3
1408,886
VT = = 469,629 m3
3
1
V = Dt 2 Hs ( Hs : Dt = 3 : 2 )
4
3
Vs = Dt 3
8
3
469,629 = Dt 3
8
r = x 289,799 = 144,899 in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tinggi silinder (Hs) :
3 3
Hs = xDt = x 7,361 = 11,042 m
2 2
Ht = Hs = 11,042 m
V1 = Vs
1
V1 = Dt 2 Hcs
4
1
391,357 = (7,361) 2 Hcs
4
Hcs = 9,201 m
Hc = Hcs = 9,201 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Untuk bahan konstruksi Stainless , SA-240 Tipe 316 (Timmerhaus, 2004)
S = 11.501 psia
Ej = 0,85
n = 10 tahun
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
Dimana :
Ej = Joint effeciency
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,892 in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tebal ellipsoidal head, te
P.D
te = + Cc (Timmerhaus, 2004)
2S.Ej 0,2.P
D = 289,799 in
Sehingga :
= 0,891 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
Ventilasi
ZB
ZT ZA2
ZA1
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Bahan : Carbon steel, SA-285, Gr. C
Jumlah : 1 Unit
Kondisi operasi
Temperatur : 30oC
Lj Massa Lj Massa
Lj Massa
Komponen Fasa atas Fasa bawah
3
(kg/jam) (kg/m ) (cP)
(kg/jam) (kg/jam)
Terdiri dari metil ester, metanol, trigliserida, gliserol, KOH, sabun, dan air
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 17,219 cp
6,24
t =
A B
dimana :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Maka :
(6,24).(17,219)
t = = 1,057 jam
(63,675 165,267)lbm / ft 3
a. Volume tangki
kg
4166,66 x1,057 jam
jam
Volume larutan, Vl = = 4,955 m3
kg
888,902 3
m
4,955m 3
Vt = = 5,829 m3
0,85
3
Maka Vs = D 3 = 1,1775 D 3
8
5
sehingga : L = D = 5 x 1,594 m = 7,97 m = 313,779 in
1
Tekanan hidrostatik :
P = gh
Poperasi = Po + Phidrostatik
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
(Tabel 18.5, Walas,1988)
n = 10 tahun
PR
ts = + Cc
SE - 0,6 P
191,084kg / jam
Tinggi zat cair berat, ZA1 = x1,275m = 0,059 m
4166,66
Z A2 - Z T ( B / A )
ZA1 =
1 - B / A
Z A 2 Z T (2647,332 / 1019,977)
0,059 m =
1 (2647,332 / 1019,977)
ZA2 = 3,215 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
LC.5 Tangki Pencuci-I (M-210)
Kondisi operasi :
Tekanan : 1 atm
Suhu : 33oC
Tabel LC.5 Komposisi Umpan Masuk tangki Pencuci pada alur 3, dan 4
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
5168,245 1,000
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 5,675 cp
Kondisi Operasi :
Tekanan : 1 atm
Perhitungan :
a. Volume Tangki
5168,245kg / jamx1 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 5,707 m3
905,652kg / m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dt 2
V= Hs , (Hs : Dt = 3 : 2) (Brownell, 1959)
4
3
maka, Vs = Dt 3
8
1
Ve = Dt 3 (Brownell, 1959)
24
Vt = Vs + Ve
10
6,848 m3 = Dt 3
24
Dt = 1,736 m = 68,346 in
r = x 68,346 in = 34,173 in
3 3
Hs = x Dt = x 1,736 m = 2,604 m
2 2
1 1
He = x Dt = x 1,736 m = 0,434 m
4 4
Ht = Hs + He
= 2,604 m + 0,434 m
= 3,038 m
1
Vl = Dt2 Hcs
4
1
5,707 m3 = (1,736 m )2 Hcs
4
Hcs = 1,964 m
Untuk bahan konstruksi Stainless Steel, SA-240 Tipe 304 (Timmerhaus, 2004)
S = 18.700 psia
n = 10 tahun
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Untuk cylindrical shells :
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
maka :
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,049 in
D = 68,346 in
Sehingga :
= 0,049 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1/20 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
d. Pengaduk
Jenis : Marine propeller tiga daun
Da : Dt = 1 : 3 J : Dt = 1 : 12
W : Da = 1 : 5 L : Da = 1 : 4 E : Da = 1 : 1
Jadi :
N = 60 rpm = 1 rps
N x Da 2 x
NRe =
1rpsx(0,578) 2 x905,652kg / m 3
= = 53315,215
5,675.10 3 kg / m.dtk
P .g c
Np = (Geankoplis,1997)
. N 3 . Da 5
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
5.(56,538lbm / ft 3 ).(1) 3 .(1,896 ft ) 5
P= = 215,273 lbf/ft.s
32,174lbm ft / lb f .s 2
Efisiensi 80 %
215,273
P= = 269,091 lbf/ft.s = 0,489 Hp
0,8
Ventilasi
ZB
ZT ZA2
ZA1
Fungsi : Memisahkan metil ester dari air pencuci dan zat-zat sisa
seperti gliserol dan senyawa-senyawa lainya
Jumlah : 1 Unit
Kondisi operasi
Temperatur : 33oC
Lj Massa Lj Massa
Lj Massa
Komponen Fasa atas Fasa bawah
(kg/jam) (kg/m3) (cP)
(kg/jam) (kg/jam)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Lapisan Atas (B)
Terdiri dari metil ester, metanol, trigliserida, gliserol, KOH, sabun, dan air
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 6,037 cp
6,24
t =
A B
dimana :
Maka :
6,24 6,24.6,037
t = = = 4,125 jam
A B 62,637 53,506
a. Volume tangki
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
5168,245kg / jamx 4,125 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 23,496 m3
907,353kg / m
23,496
Vt = = 24,588 m3
0,95
3
Maka Vs = D 3 = 1,1775 D 3
8
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tinggi cairan dalam silinder (Hcs)
Dari Fig. 18.16, Walas, 1988, di dapat harga H/D = 0,8
5
sehingga : L = D = 5 x 2,575 m = 12,875 m = 506,883 in
1
Tekanan hidrostatik :
P = gh
Poperasi = Po + Phidrostatik
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Ef. Sambungan, Ej = 0,85
n = 10 tahun
PR
ts = + Cc
SE - 0,6 P
1761,302kg / jam
Tinggi zat cair berat, ZA1 = x 2,06m = 0,702 m
5168,245kg / jam
Z A2 - Z T ( B / A )
ZA1 =
1 - B / A
Z A 2 2,06(857,06 / 1003,319)
0,702 m =
1 (857,06 / 1003,319)
ZA2 = 1,861 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Fungsi : Tempat tercampurnya metil ester hasil keluaran dekanter
dengan air.
Kondisi operasi :
Tekanan : 1 atm
Suhu : 33oC
Tabel LC.7 Komposisi Umpan Masuk tangki Pencuci pada alur 7, dan 8
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Air 1141,884 0,258 985,696 0,504 -0,176
4429,026 1,000
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 4,836 cp
Kondisi Operasi :
Tekanan : 1 atm
Perhitungan :
a. Volume Tangki
4429,026kg / jamx1 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 4,992 m3
887,219kg / m
Dt 2
V= Hs , (Hs : Dt = 3 : 2) (Brownell, 1959)
4
3
maka, Vs = Dt 3
8
1
Ve = Dt 3 (Brownell, 1959)
24
Vt = Vs + Ve
10
5,990 m3 = Dt 3
24
Dt = 1,661 m = 65,393 in
r = x 65,393 in = 32,696 in
3 3
Hs = x Dt = x 1,661 m = 2,492 m
2 2
1 1
He = x Dt = x 1,661 m = 0,415 m
4 4
Ht = Hs + He
= 2,492 m + 0,415 m
= 2,907 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tinggi cairan dalam silinder (Hcs)
Vl = Vs
1
Vl = Dt2 Hcs
4
1
4,992 m3 = (1,661 m )2 Hcs
4
Hcs = 2,305 m
Untuk bahan konstruksi Stainless Steel, SA-240 Tipe 304 (Timmerhaus, 2004)
S = 18.700 psia
n = 10 tahun
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tebal dinding tangki, tt
Untuk cylindrical shells :
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
maka :
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,047 in
D = 65,393 in
Sehingga :
= 0,047 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1/20 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
d. Pengaduk
Jenis : Marine propeller tiga daun
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Effisiensi motor = 80%
Da : Dt = 1 : 3 J : Dt = 1 : 12
W : Da = 1 : 5 L : Da = 1 : 4 E : Da = 1 : 1
Jadi :
N = 60 rpm = 1 rps
N x Da 2 x
NRe =
1rpsx(0,554m) 2 x887,219kg / m 3
= = 56307,218
4,836.10 3
P .g c
Np = (Geankoplis,1997)
. N 3 . Da 5
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Np. .N 3 .Da 5 5(55,389lbm / ft 3 ).(1) 3 .(1,816 ft ) 5
P= = = 170,007 lbf/ft.s
gc 32,174lbm. ft / lbf .s 2
Efisiensi 80 %
170,007
P= = 212,508 lbf/ft.s = 0,386 Hp
0,8
Ventilasi
ZB
ZT ZA2
ZA1
Jumlah : 1 Unit
Kondisi operasi
Temperatur : 33oC
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Tabel LC.8 Komposisi Umpan Masuk Dekanter
Lj Massa Lj Massa
Lj Massa
Komponen Fasa atas Fasa bawah
3
(kg/jam) (kg/m ) (cP)
(kg/jam) (kg/jam)
Terdiri dari metil ester, metanol, trigliserida, gliserol, KOH, sabun, dan air
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 8,989 cp
6,24
t =
A B
dimana :
Maka :
6,24 6,24.8,989
t = = = 6,327 jam
A B 62,191 53,326
a. Volume tangki
4429,026kg / jamx6,327 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 31,503 m3
889,518kg / m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dekanter 95% penuh, maka volume dekanter yang diperlukan :
31,503
Vt = = 33,161 m3
0,95
3
Maka Vs = D 3 = 1,1775 D 3
8
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= 2,277 m = 7,469 ft = 89,637 in
5
sehingga : L = D = 5 x 2,846 m = 14,230 m = 560,229 in
1
Tekanan hidrostatik :
P = gh
Poperasi = Po + Phidrostatik
n = 10 tahun
1096,006kg / jam
Tinggi zat cair berat, ZA1 = x 2,277 m = 0,563 m
4429,026kg / jam
Z A2 - Z T ( B / A )
ZA1 =
1 - B / A
Z A 2 2,277(854,208 / 996,210)
0,563 m =
1 (854,208 / 996,210)
ZA2 = 2,032 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Waktu tinggal : 1 jam
Kondisi operasi :
Tekanan : 1 atm
Suhu : 33oC
Tabel LC.9 Komposisi Umpan Masuk tangki Pencuci pada alur 11, dan 12
4332,926 1,000
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 4,879 cp
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kondisi Operasi :
Tekanan : 1 atm
Perhitungan :
a. Volume Tangki
4332,926kg / jamx1 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 4,896 m3
885,060kg / m
Dt 2
V= Hs , (Hs : Dt = 3 : 2) (Brownell, 1959)
4
3
maka, Vs = Dt 3
8
1
Ve = Dt 3 (Brownell, 1959)
24
Vt = Vs + Ve
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
10
5,875 m3 = Dt 3
24
Dt = 1,649 m = 64,957 in
r = x 64,957 in = 32,478 in
3 3
Hs = x Dt = x 1,649 m = 2,473 m
2 2
1 1
He = x Dt = x 1,649 m = 0,412 m
4 4
Ht = Hs + He
= 2,473 m + 0,412 m
= 2,885 m
Vl = Vs
Untuk bahan konstruksi Stainless Steel, SA-240 Tipe 304 (Timmerhaus, 2004)
S = 18.700 psia
n = 10 tahun
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
maka :
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,046 in
D = 64,957 in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Sehingga :
= 0,046 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1/20 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
d. Pengaduk
Jenis : Marine propeller tiga daun
Da : Dt = 1 : 3 J : Dt = 1 : 12
W : Da = 1 : 5 L : Da = 1 : 4 E : Da = 1 : 1
Jadi :
N = 60 rpm = 1 rps
1rps.(0,549m) 2 .(885,060kg / m 3 )
= = 54674,722
4,879.10 3 kg / m.s
P .g c
Np = (Geankoplis,1997)
. N 3 . Da 5
Efisiensi 80 %
163,603
P= = 204,504 lbf/ft.s = 0,372 Hp
0,8
Ventilasi
ZB
ZT ZA2
ZA1
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Zat cair Zat cair
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009. Ringan Berat
USU Repository 2009
Fungsi : Memisahkan metil ester dari air pencuci dan zat-zat sisa
seperti gliserol dan senyawa-senyawa lainya
Jumlah : 1 Unit
Kondisi operasi
Temperatur : 33oC
Lj Massa Lj Massa
Lj Massa
Komponen Fasa atas Fasa bawah
(kg/jam) (kg/m3) (cP)
(kg/jam) (kg/jam)
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
4332,926 3243,358 1089,568
lncampuran = (% berat x ln )
campuran = 9,796 cp
6,24
t =
A B
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
dimana :
Maka :
6,24 (6,24).(9,796)
t = = = 6,818 jam
A B 62,098 53,133
a. Volume tangki
4332,926kg / jamx6,818 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 33,291 m3
887,372kg / m
33,291
Vt = = 35,043 m3
0,95
3
Maka Vs = D 3 = 1,1775 D 3
8
5
sehingga : L = D = 5 x 2,898 m = 14,49 m = 570,465 in
1
Tekanan hidrostatik :
P = gh
Poperasi = Po + Phidrostatik
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dimana, Po = 1 atm = 14,696 psi
n = 10 tahun
PR
ts = + Cc
SE - 0,6 P
1089,568kg / jam
Tinggi zat cair berat, ZA1 = = 0,251 m
4332,926kg / jam
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Z A2 - Z T ( B / A )
ZA1 =
1 - B / A
Z A 2 2,318(851,104 / 994,724)
0,251 m =
1 (851,104 994,724)
ZA2 = 2,020 m
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,552lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,046 ft3/s = 1,302 x 10-3 m3/s
55,493lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
Q 0,046 ft 3 / s
v= = = 1,974 ft/s
A 0,0233 ft 2
Sehingga :
= 1712,857
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
= 56,974 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,02).(1,974) 2 (56,974)
F= = = 0,039 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= (7,902 x 0,046 x 55,493)/550
= 0,036 Hp
0,036
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,065 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,435lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,044 ft3/s = 1,245 x 10-3 m3/s
55,075lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
Q 0,044 ft 3 / s
v= = = 1,888 ft/s
A 0,0233 ft 2
Sehingga :
= 1625,894
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 54 (App.C-2a, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 54 x 0,172 = 9,288 ft
= 56,974 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0085).(1,888) 2 (56,974)
F= = = 0,156 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= (10,123 x 0,044 x 55,075)/550
= 0,045 Hp
0,045
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,082 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 1,968lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,032 ft3/s = 9,061 x 10-4 m3/s
61,535lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
= 0,038 m = 1,496 in
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Dipilih material pipa commercial steel 11/2 in Schedule 40, dengan :
Q 0,032 ft 3 / s
v= = = 2,263 ft/s
A 0,01414 ft 2
Sehingga :
= 62199.988
= 0,0003 (Geankoplis, 1997)
D
= 51,635 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0035).(2,263) 2 .(51,635)
F= = = 0,107 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,134)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,036 Hp
0,036
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,07 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 3,165lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,056 ft3/s = 1,585 x 10-3 m3/s
56,538lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
= 0,048 m = 1,889 in
Q 0,056 ft 3 / s
v= = = 2,403 ft/s
A 0,0233 ft 2
Sehingga :
= 4673,612
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 2 x 30 x 0,172 = 10,32 ft
= 43,851 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,003).(2,403) 2 .(43,851)
F= = = 0,069 ft.lb.f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,057 Hp
0,057
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,104 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,086lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,039 ft3/s = 1,104 x 10-3 m3/s
53,592lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Diameter pipa ekonomis :
= 0,041 m = 1,614 in
Q 0,039 ft 3 / s
v= = = 1,674 ft/s
A 0,0233 ft 2
Sehingga :
= 1285,886
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
2 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 2 x 30 x 0,172 = 10,32 ft
= 43,851 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0026).(1,674) 2 .(43,851)
F= = = 0,029 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,031 Hp
0,031
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,056 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,712lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,049 ft3/s = 1,387 x 10-3 m3/s
55,462lbm / ft 3
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Perencanaan Pompa :
= 0,046 m = 1,811 in
Q 0,049 ft 3 / s
v= = = 2,103 ft/s
A 0,0233 ft 2
Sehingga :
= 4012,298
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
L2 = 1 x 13 x 0,172 = 2,236 ft
= 43,851 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0029).(2,103) 2 .(43,851)
F= = = 0,051 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,065 Hp
0,065
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,118 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,041lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,038 ft3/s = 1,076 x 10-3 m3/s
53,326lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Diameter pipa ekonomis :
= 0,040 m = 1,574 in
Q 0,038 ft 3 / s
v= = = 2,687 ft/s
A 0,01414 ft 2
Sehingga :
= 3200,075
= 0,0003 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
L2 = 1 x 13 x 0,134 = 1,742 ft
= 38,512 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0036).(2,687) 2 .(38,512)
F= = = 0,116 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,134)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Maka, -Wf = 8,202 + 0 + 0 + 0,116 = 8,318 ft.lbf/lbm
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,031 Hp
0,031
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,056 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
F 2,653lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,048 ft3/s = 1,359 x 10-3 m3/s
55,252lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
= 0,045 m = 1,760 in
Q 0,048 ft 3 / s
v= = = 2,060 ft/s
A 0,02330 ft 2
Sehingga :
= 6525,629
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
A. Panjang Pipa Ekivalen Total Perpipaan ( L )
= 43,851 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0028).(2,060) 2 .(43,851)
F= = = 0,047 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
P
Pressure Head, =0
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,064 Hp
0,064
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,115 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 1,986lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,037 ft3/s = 1,048 x 10-3 m3/s
53,133lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
= 0,040 m = 1,574 in
Q 0,037 ft 3 / s
v= = = 2,617 ft/s
A 0,01414 ft 2
Sehingga :
= 2661,796
= 0,0003 (Geankoplis, 1997)
D
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
A. Panjang Pipa Ekivalen Total Perpipaan ( L )
= 68,039 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0034)(2,617) 2 .(68,039)
F= = = 0,184 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,134)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,053 Hp
0,053
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,096 Hp
0,55
menuju utilitas.
Jumlah : 1 unit
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Kondisi Operasi :
F 2,417lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,039 ft3/s = 1,104 x 10-3 m3/s
62,308lbm / ft 2
Perencanaan Pompa :
= 0,042 m = 1,654 in
Q 0,037 ft 3 / s
v= = = 2,617 ft/s
A 0,01414 ft 2
Sehingga :
= 2661,796
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= 0,0003 (Geankoplis, 1997)
D
= 89,782 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,0035).(2,617) 2 .(89,782)
F= = = 0,194 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
D. Power Pompa
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,073 Hp
0,073
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,133 Hp
0,55
Fungsi : Mengurangi kandungan air pada metil ester yang tidak dapat
dipisahkan di dekanter.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Lj Massa % Berat Densitas, Viskositas,
Komponen
(kg/jam) (%) (kg/m3) (cp)
3243,358 1,0000
Perhitungan :
a. Volume Tangki
3243,358kg / jamx1 jam
Volume larutan, Vl = 3
= 3,849 m3
842,648kg / m
Dt 2
V= Hs , (Hs : Dt = 3 : 2) (Brownell, 1959)
4
3
maka, Vs = Dt 3
8
1
Ve = Dt 3 (Brownell, 1959)
24
Vt = Vs + 2 Ve
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
11
5,004 m3 = Dt 3
24
Dt = 1,515 m = 59,645 in
r = x 59,645 in = 29,823 in
3 3
Hs = x Dt = x 1,515 m = 2,273 m
2 2
1 1
He = x Dt = x 1,515 m = 0,379 m
4 4
Ht = Hs + 2 He
= 2,273 m + 0,758 m
= 3,031 m
Vl = Vs + Ve
1 1
Vl = Dt2 Hcs + Dt 3
4 24
1 1
3,849 m3 = (1,515 m )2 Hcs + (1,515)3
4 24
Hcs = 1,705 m
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
c. Tebal shell dan head
Po = 1 atm = 14,696 psia
S = 20.000 psia
n = 10 tahun
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
dimana :
r = jari-jari tangki
Ej = joint efficiency
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
maka :
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,540 in
D = 59,645 in
Sehingga :
= 0,540 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 5/8 in. Tutup terbuat dari bahan
yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
Dipakai : 2 x 1 in IPS
Air Proses
30oC
50oC
Air buangan
Fluida panas
Fluida dingin
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Temperatur yang lebih
T2 = 91,4 oF t1 = 86oF t2 = 5,4oF
rendah
t2 - t1 = -57,6oF
t 2 t1 57
LMTD = = = 23,227 oF
t 5,4
2,3 log 2 2,3 log
t1 63
T1 + T2 185 + 91,4
Tav = = = 138,2 oF
2 2
t 2 + t1 86 + 122
t av = = = 104 oF
2 2
Dari tabel ukuran HE (tabel 6.2 Kern), luas aliran anulus = 1,19 in2 dan luas
aliran pipa = 1,5 in2. Aliran fluida panas > aliran fluida dingin, sehingga fluida
panas dilewatkan melalui pipa dan aliran dingin melalui anulus.
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Fluida Dingin : annulus, air D e Ga [Pers. (7.3),
Re a =
aa = (0,1725 0,138 )
2 2
= 0,00827
4 (7) Pada tc = 104oF
ft2
c = 1,10 Btu/lbm.0F [Fig. 2,
2 2
De = (D 2 - D1 ) = Kern]
D1
k = 0,356 Btu/jam.ft.0F [Tabel 4,
(0,1725 2 0,138 2 )
0,138 Kern]
C
1/ 3 1/ 3
= 0,0762 ft = 1,10 x1,6698
k 0,356
= 1,718
(4) Kecepatan massa (Ga)
1 0 ,14
(8) h o = jH. k c. 3
W
De k w
Ga = [Pers. (7.2),
aa
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
D = 1,38/12 = 0,115 ft (6) jH = 510 [Fig. 24,
Kern]
= (0,115)
2
Luas aliran, ap = D2
4 4 (7) Pada Tc = 138,2oF
= 0,0104 ft2
c = 0,64 Btu/lbm.0F [Fig. 2,
Kern]
C = 0,64 x 2,033
1/ 3
k 0,093
49961,624 = 4804002,308
0,0104
= 2,207
lbm/jam.ft2
1 0 ,14
(8) h i = jH. k c.
3
o
(5) Pada 138,2 F, = 0,84 cp [Fig.
D k w
14, Kern]
= 510
0,093
(2,207 )(1)
= 0,84 x 2,42 = 2,033 lb/(ft.jam) 0,115
hio x ho
Uc =
hio + ho
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
= 36,659 Btu/(jm.ft2.oF)
1/UD = 1/Uc + Rd
Rd = 0,003
UD = 33 Btu
jam.ft 2 0 F
Q = UD.A.t atau A = Q
U D .t
18615,855
=
(33)(23,227 )
= 24,287 ft2
Dari tabel 11 untuk 1 in IPS, luas permukaan luar per ft panjang pipa = 0,435
ft2/ft
24,287
Panjang yang dibutuhkan = = 56 ft
0,435
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
(13) Luas permukaan baru = 60 x 0,435 = 26,1 ft2
18615,855
UD = Q = = 30,708 Btu/(jam.ft2.oF)
A.t (26,1)(23,227 )
36,659 30,708
Rd = (U C U D ) = = 0,005 (jam.ft2.oF)/Btu
(U C .U D ) 36,659 x30,708
Wahyu Hidayat : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit
Dengan Kapasitas 50 Ton/Hari, 2009.
USU Repository 2009
Pressure Drop
De = D2 D1
Rea = De'.Ga
0,0345 x50043,388
=
1,6698
= 1033,954
f = 0,0005
2
(2)Fa = 4 fGa L
2 g 2 De'
= 4(0,0005)(50043,388 )2 (60)
( )
2 4,18.10 8 (62,5) (0,0345)
2
= 0,0026 ft
(3) V = G/(3600.)
Fl = 3 (V2/2g)
= 3 (0,222)2/(2 x 32,2) = 0,002 ft
Pa = (Fa + Fl ).
144
=
(0,0026 + 0,002)62,5
144
= 0,0019 psi
= 0,115 x 4804002
2,033
= 271746
f = 0,00013
[Fig. 6, Kern]
2
(2) Fp = 4 fGp L
2 g 2 D
4(0,00013)(4804002 ) (60)
2
=
2(4,18.10 ) (51,875) (0,115)
8 2
= 2,78 ft
Pp = (2,78)(51,875)
144
= 1,001 psi
Kesimpulan :
filter
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
F 2,181lbm / s
Laju alir volumetrik, Q = = = 0,042 ft3/s = 1,189 x 10-3 m3/s
51,481lbm / ft 3
Perencanaan Pompa :
= 0,042 m = 1,652 in
Q 0,037 ft 3 / s
v= = = 2,617 ft/s
A 0,01414 ft 2
Sehingga :
= 1330,423
= 0,0002 (Geankoplis, 1997)
D
= 89,782 ft
B. Friksi
f .V 2 .L (0,014).(1,803) 2 .(89,782)
F= = = 0,369 ft.lb. f/lbm
2 gc.D 2.(32,174).(0,172)
g V 2 P
-Wf = Z + + + F (Peters, 2004)
g c 2ag c
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
Ws = -Wf x w
= (-Wf x Q x )/550
= 0,034 Hp
0,034
Jika Efisiensi pompa, = 55% : P = = 0,061 Hp
0,55
Jumlah : 1 unit
3243,358kg / jam
Laju alir volume, Q = 3
= 3,849 m3/jam
842,648kg / m
= 3849 l/jam = 38,49 l/min
= 4,619 m3
Jumlah : 5 unit
Lj Massa % Berat
Komponen
(kg/jam) (%) (kg/m3) (cP)
3208,355 1,0000
Perhitungan :
a. Volume tangki:
jam
3208,355kg / jamx15harix 24
Volume larutan, Vl = hari
kg
861,538
m3
= 1340,635 m3
= 1608,762 m3
1608,762
Vt = = 321,752 m3
5
Volume silinder
1
V = Dt2 Hs (Hs : Dt = 3 : 2)
4
3
Vs = Dt3
8
3
321,752 m3 = Dt3
8
Dt = 6,489 m = 255,469 in
r = x Dt = 127,735 in
1
D t H cs
2
Vl =
4
1
268,127 m3 = (6,489)2 Hcs
4
S = 13.750 psia
Ej = 0,85
n = 10 tahun
P.r
tt = + Cc (Timmerhaus, 2004)
S.Ej 0,6.P
Dimana :
Ej = Joint effeciency
P.r
tdesain = + Cc
S.Ej 0,6.P
= 0,695 in
Tebal ellipsoidal head, te
P.D
te = + Cc (Timmerhaus, 2004)
2S.Ej 0,2.P
D = 255,469 in
Sehingga :
= 0,695 in
Dari Brownell & Young (1959) dipilih tebal tangki 1 in. Tutup terbuat dari
bahan yang sama dan tebal yang sama dengan dinding tangki.
LAMPIRAN D
SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS
Q = 0,0010 m3/s
Desain Pompa
D i,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (0,0010 m3/s)0,45 (1000 kg/m3) 0,13
= 0,038 m = 1,496 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendiks A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1,5 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 1,610 in = 0,04089 m = 0,134 ft
Diameter Luar (OD) = 1,900 in = 0,04826 m = 0,158 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,01414 ft2
Q 0,037 ft 3 / s
Kecepatan linier, v = = = 2,616 ft / s = 0,797 m/s
At 0,01414 ft 2
Bilangan Reynold,
V D (1000 kg / m 3 ) (0,797 m / s ) (0,04089 m)
NRe = = = 36.465,626
0,8937.10 3 Pa.s
Karena NRe > 2100, maka aliran turbulen
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,000046 m
(Fig.2.10-3, Geankoplis, 1997)
Instalasi pipa
= 68,967 ft
f .V 2 .L (0,0065).(2,616) 2 .(68,961)
F= = = 0,356
2 gc.D 2.(32,174).(0,134)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 250 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g 32,174 ft / s 2
Static head, Z = 250 ft = 250 ft.lbf/lbm
gc 32,174 ft.lbm / lb f .s 2
Daya Pompa
P = W Q = (250,356 ft.lbf/lbm)(0,037 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 575,762
581,249
Efisiensi pompa 80% : P = = 1,308 Hp
550 x0,8
Digunakan pompa dengan daya standar 1 Hp.
Kebutuhan : 3 hari
Faktor Kelonggaran : 20 %
Perhitungan :
a. Volume Bak
3.823,833kg / jam x 3 hari x 24 jam
Volume larutan,Vl = 3
= 275,315 m 3
1000 kg / m
Volume bak, Vt = (1 + 0,2) x 275,315 m3 = 330,379 m3
b. Spesifikasi Bak
Asumsi apabila :
Panjang Bak (P) = 2 x Lebar Bak (L) = Dalam Bak (T)
Maka :
Volume Bak = P x L x T
330,379 m3 = P x (0,5 P) x (P)
P3 = 660,758 m3
Maka : P = 8,709 m 9 m
L = 0,5 L = 0,5 (9) = 4,5 m
T =L=9m
Q = 0,0010 m3/s
Desain Pompa
D i,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (0,0010 m3/s)0,45 (1000 kg/m3) 0,13
= 0,038 m = 1,496 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendiks A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1,5 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 1,610 in = 0,04089 m = 0,134 ft
Diameter Luar (OD) = 1,900 in = 0,04826 m = 0,158 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,01414 ft2
Q 0,037 ft 3 / s
Kecepatan linier, v = = = 2,616 ft / s = 0,797 m/s
At 0,01414 ft 2
Bilangan Reynold,
V D (1000 kg / m 3 ) (0,797 m / s ) (0,04089 m)
NRe = = = 36.465,626
0,8937.10 3 Pa.s
Karena NRe > 2100, maka aliran turbulen
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,000046 m
(Fig.2.10-3 Geankoplis,1997)
o v2 (2,616 ft / s ) 2
3 elbow 90 , hf = n.Kf. = (3)(0,75)
2.g c 2 (32,174 lbm . ft / lb f .s 2 )
= 0,239t.lbf/lbm
v2 (2,616 ft / s ) 2
1 check valve, hf = n.Kf. = (1)(2,0)
2.g c 2 (32,174 lbm . ft / lb f .s 2 )
= 0,212f.lbf/lbm
L. v 2
Pipa Lurus 50 ft = Ff = 4f.
D.2.g c
50 (2,616 ft / s ) 2
= (4)(0,0065)
(0,134) .2. (32,174 lbm . ft / lb f .s 2 )
= 1,031.lbf/lbm
A v2
1 Sharp edge exit = hex = 1 2
A1 2. .g c
(2,616 ft / s ) 2
= (1-0) = 0,106ft.lbf/lbm
2 (32,174 lbm . ft / lb f .s 2 )
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 250 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g 32,174 ft / s 2
Static head, Z = 250 ft = 250 ft.lbf/lbm
gc 32,174 ft.lbm / lb f .s 2
Volume tangki
Al2(SO4)3 yang digunakan = 50 ppm
Al2(SO4)3 yang digunakan berupa larutan 30% (% berat)
Laju massa [Al2(SO4)3] = 0,191 kg/jam
Densitas Al2(SO4)3 30% = 1363 kg/m3 = 85,093 lbm/ft3 (Perry, 1997)
Kebutuhan perancangan = 30 hari
0,191kg / jamx 24 jamx30hari
Volume larutan, (V1) =
0,3 x1363kg / m 3
= 0,336 m3
Faktor kelonggaran = 20%, maka :
Volume tangki= 1,2 x 0,336 m3 = 0,401 m3
Diameter dan tebal tangki
Volume silinder tangki (Vs)
Di 2 Hs
Vs = (Brownell & Young, 1959)
4
Dimana : Vs = Volume silinder (ft3)
Di = Diameter dalam silinder (ft)
Hs = Tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan : Perbandingan tinggi tangki dengan diameter
tangki
Hs : Di = 3 : 2
Maka : Vs =
(
Di 2 3 2 Di )
4
Di 2 (3Di )
0,401=
8
Di = 0,778 m = 2,552 ft = 30,629 in
Hs = 3/2 Di = 3/2 (0,778)
= 1,167 m = 3,828 ft
Tinggi cairan dalam tangki
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki =
volume silinder
= 0,336m3 x 1,167 m / 0,401 m3
= 0,134 m
Phidrostatis = x g x h
E/Da = 1 ; E = 0,259m
Dt = diameter tangki
Da = diameter impeller
J = lebar baffle
Kecepatan pengadukan, N = 2 rps
Bilangan reynold :
N ( Da) 2
NRe =
KT .n3 .Da 5 .
P = (McCabe, 1999)
gc
Kondisi Operasi
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Densitas alum () = 1.363 kg/m3 = 85,093 lbm/ft3 (Geankoplis, 1997)
Viskositas alum () = 6,72.10-4 lbm/ft.s (Kirk Othmer,1967)
Laju alir massa (F) = 0,191 kg/jam = 0,00011 lbm/s
F 0,00011 lb m /s
Laju alir volumetrik, Q = = = 1,374.10 5 ft 3 /s = 3,890.10-7 m3/s
85,093 lb m /ft 3
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (3,890.10-7 m3/s)0,45.(1.363 kg/m3) 0,13
= 1,210.10-3 m = 0,0476 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1/8 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0068 m = 0,0224 ft
Diameter Luar (OD) = 0,405 in = 0,0103 m = 0,0338 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0004 ft2
Kecepatan linier, v = Q / At = 1,374.10-5 ft3/s / 0,0004 ft2
= 0,034 ft/s = 0,0103 m/s
Bilangan Reynold,
v D (85,093 lb m /ft 3 ) (0,034 ft/s) (0,0224 ft)
NRe = = = 96,438
6,72.10 4 lb m /ft.s
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh :
f = 16/NRe = 16 / 96,438 = 0,165
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,0224 = 0,2912 ft
- 1 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 30 x 0,0224 = 0,672 ft
- 1 buah sharp edge entrance ;K = 0,5; L/D = 15 (App.C-2a, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 15 x 0,0224 = 0,168 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 30 x 0,0224 = 0,672 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2912 + 0,672 + 0,168 + 0,672 = 16,8032 ft
Faktor gesekan,
f.v 2 . L (0,165) (0,034 ) 2 (16,8032)
F= = = 2,2233 ft.lbf /lb m
2g c .D 2(32,174)(0,0224)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 10 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 10 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 10 + 0 + 0 + 2,223.10-3 = 10,00223 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (10,00223 ft.lbf/lbm)(1,374.10-5 ft3/s)(85,093 lbm/ft3)
= 0,011 ft.lbf/s
0,011
Efisiensi pompa 80% : P = = 2,657.10-5 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
Bilangan Reynold,
.N.D 2 (85,842)(1)(0,191 x 3,2808) 2
NRe = = = 91.348,139
(3,69.10 4 )
NRe > 10.000, maka perhitungan dengan pengadukan menggunakan rumus :
K T .N 3 .Da 5 .
P = (McCabe, 1994)
gc
KT = 6,3 (McCabe, 1994)
(6,3)(1)3 (0,191 x 3,2808)5 (85,842) 1 Hp
P= = 1,581 ft.lbf /dtk x = 0,002 Hp
32,174 550 ft.lbf /dtk
Efesiensi motor penggerak = 80%
0,002
Daya penggerak motor = = 0,0035 Hp
0,8
Maka daya motor standar yang dipakai Hp.
Kondisi Operasi
Temperatur = 30oC
Tekanan = 1 atm
Densitas Na2CO3 30% = 1.327 kg/m3 = 85,842 lbm/ft3 (Perry, 1999)
Viskositas Na2CO3 30 % = 3,69 x 10-4 lbm/ft.det (Kirk Othmer, 1967)
Laju alir massa (F) = 0,103 kg/jam = 6,307.10-5 lbm/s
F 6,307.10 -5 lb m /s
Laju alir volumetrik, Q = = = 7,340.10 7 ft 3 /s = 2,00.10-8 m3/s
85,842 lb m /ft 3
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (2,00.10-8 m3/s)0,45.(1.327 kg/m3) 0,13
= 3,229.10-4 m = 0,012 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1/8 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0068 m = 0,0224 ft
Diameter Luar (OD) = 0,405 in = 0,0103 m = 0,0338 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0004 ft2
Q 7,340.10-7 ft 3 /s
Kecepatan linier, v = = 2
=1,835.10-3 ft/s
At 0,0004 ft
= 5,593.10-4m/s
Bilangan Reynold,
v D (85,842 lb m /ft 3 ) (1,835.10-3 ft/s) (0,0224 ft)
NRe = = = 9,562
3,69.10 4 lb m /ft.s
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh :
f = 16/NRe = 16 / 9,562 = 1,673
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,0224 = 0,2912 ft
- 1 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 30 x 0,0224 = 0,672 ft
- 1 buah sharp edge entrance ; K = 0,5; L/D = 13 (App.C-2c, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 13 x 0,0224 = 0,1456 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 28 (App.C-2c, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 28 x 0,0224 = 0,6272 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2912 + 0,672 + 0,1456 + 0,6272 = 16,736 ft
Faktor gesekan,
f.v 2 . L (1,673) (1,835.10-3 ) 2 (16,736)
F= = = 6,542 5 ft.lbf /lb m
2g c .D 2(32,174)(0,0224)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 10 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 10 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 10 + 0 + 0 + 6,542.10-5 = 10,00006542 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (10,00006542 ft.lbf/lbm)(7,340.10-7 ft3/s)(85,842 lbm/ft3)
= 6,300.10-4 ft.lbf/s
6,300.10-4
Efisiensi pompa 80% : P = = 1,432.10-6 Hp
550 x 0,8
Maka daya motor yang dipilih Hp.
Reaksi koagulasi:
Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 3CO2
Perhitungan:
Dari Water Treatment Principles and Design, diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial) :
Kedalaman air = 3 5 m
Settling time = 1 3 jam
Dipilih : kedalaman air (H) = 3m
Waktu pengendapan = 1 jam
Diameter dan Tinggi Clarifier
Terminal settling velocity menurut Hukum Stokes :
( s )gDp 2
Us = (Ulrich,1984)
18
dimana :
s = kecepatan terminal pengendapan (cm/s)
Dp = diameter partikel = 0,002 cm (Perry, 1999)
s = densitas partikel campuran pada 300C
= densitas larutan pada 300C
= viskositas larutan pada 300C = 0,0345 (gr/cm.s)
g = percepatan gravitasi = 980 cm/cm.s
Densitas larutan,
=
(3.824,127 )
3.823,833 0,191 0,103
+ +
995,68 2,710 2,533
= 967,749 kg/m3 = 0,965 gr/cm3 = 60,362 lbm/ft
Densitas partikel,
=
(0,191 + 0,103) = 2.645,242 kg/m3 = 2,645 gr/cm3 = 165,142 lbm/ft
0,191 0,103
+
2,710 2,533
Sehingga,
Ut =
(2,645 0,996) 980 0,002 2 =
0,006
= 0,009 cm/s
18 0,0345 0,621
Ukuran Clarifier
F 1,062 kg/detik
Laju alir volumetrik, Q = = = 1,097.10-3 m3/detik
967,749 kg/m 3
= 0,038 ft3/s
Sehingga : Q = 4.10-4 x D2 (Ulrich, 1984)
Dimana :
Q = laju alir volumetrik umpan, m3/detik
D = diameter clarifier, m
Sehingga :
1 1
Q 2 1,097.10 2
-3
D= 4 =
4.10 4 = 1,656 m = 5,433 ft
4.10
Tinggi clarifier :
3 3
Ht = D = (1,656) = 2,484 m = 8,149 ft
2 2
Waktu Pengendapan
Ht 2,484 m x 100 cm/m
t= = = 27.600 detik = 7,666 jam
Us 0,009 cm/detik
Daya Clarifier
P = 0,006 D2 (Ulrich, 1984)
Dimana :
P = daya yang dibutuhkan, Hp
Sehingga,
P = 0,006 (1,656m)2 = 0,016 Hp.
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (0,0010 m3/s)0,45 (1000 kg/m3) 0,13
= 0,038 m = 1,496 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1,5 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 1,610 in = 0,04089 m = 0,134 ft
Diameter Luar (OD) = 1,900 in = 0,04826 m = 0,158 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,01414 ft2
Q 0,037 ft 3 / s
Kecepatan linier, v = = = 2,616 ft / s = 0,797 m/s
At 0,01414 ft 2
Bilangan Reynold,
V D (1000 kg / m 3 ) (0,797 m / s ) (0,04089 m)
NRe = = = 36.465,626
0,8937.10 3 Pa.s
Karena NRe > 4100, maka aliran turbulen
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 75 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,134 = 1,742 ft
- 2 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 2 x 30 x 0,134 = 8,040 ft
- 1 buah sharp edge entrance ;K = 0,5; L/D = 27 (App.C-2a, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 27 x 0,134 = 1,809 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 55 (App.C-2a, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 55 x 0,134 = 7,370 ft
Panjang pipa total (L) = 18,961 ft
Faktor gesekan,
f .v 2 . L (0,0065) (2,616) 2 (18,961)
F= = = 0,097 ft.lbf /lb m
2 g c .D 2(32,174)(0,134)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 30 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 30 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 30 + 0 + 0 + 0,097= 30,097 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (30,097 ft.lbf/lbm)(0,037 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 62,520 ft.lbf/s
69,520
Efisiensi pompa 80% : P = = 0,142 Hp
550 x 0,8
Digunakan pompa dengan daya standar Hp.
Faktor keamanan = 20 %
Sand filter dirancang untuk penampungan jam operasi
Sand filter dirancang untuk volume bahan penyaring 1/3 volume tangki
Perhitungan :
a. Volume Tangki
3.823,833 kg / jam x 0,25 jam
Volume air, Vl = = 0,955 m 3
1000 kg / m 3
Volume tangki, Vt = (1 + 0,2) x 0,955 m3 = 1,146 m3
Volume total, Vtotal = (1 + 1/3) x 1,146 m3 = 1,528 m3
b. Spesifikasi Tangki
Silinder (Shell)
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi, D : H = 3 : 4
D2
Vs = H (Brownell, 1959)
4
D2 4
Maka, Vs = D
4 3
D3
Vs =
3
D3
1,528 m3 =
3
Maka, D = 1,134 m 1,2 m
Dan H = 1,512 m 1,6 m
PD
Tebal Shell, t = (Peters,2004)
2 SE 1,2 P
PD
Tebal Shell, t = (Peters,2004)
2 SE 1,2 P
Maka, tebal shell :
(133,829 kPa) (2,4 m)
t= = 0,0021 m = 0,085 in
2 (87.218,714 kPa)(0,85) 1,2(133,829)
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,085 in + 1/8 in = 0,210 in
Tebal Shell standard yang digunakan = in (Brownell,1959)
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup in
Faktor gesekan,
f .v 2 . L (0,0065) (2,616) 2 (18,961)
F= = = 0,097 ft.lbf /lb m
2 g c .D 2(32,174)(0,134)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 30 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 30 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 30 + 0 + 0 + 0,097 = 30,097 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (30,097 ft.lbf/lbm)(0,037 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 69,521ft.lbf/s
69,521
Efisiensi pompa 80% : P = = 0,158 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
LD.13 Tangki Pelarut NaCl (TP- 513)
Fungsi : Membuat larutan NaCl
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA283, Grade C
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30C
Tekanan = 1 atm
NaCl yang digunakan mempunyai konsentrasi 50% (% berat)
Laju massa NaCl (F) = 0,0023 kg/hari
Densitas NaCl 50% = 1.575 kg/m3 = 98,3236 lbm/ft3 (Perry, 1999)
Kebutuhan perancangan = 90 hari
Faktor keamanan = 20%
Perhitungan:
Ukuran Tangki
0,0007 kg/hari 90 hari
Volume larutan, Vl = = 0,00026 m3
0,5 1.575 kg/m 3
1 Hp
= 8,581.10-4 ft.lbf/s
550 ft.lb f /s
= 1,560.10-6 Hp
Efisiensi 80 %
P = 1,560.10-6 Hp / 0,8= 1,950.10-6
Digunakan motor penggerak dengan daya Hp.
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (1,690.10-11 m3/s)0,45.(1.575 kg/m3) 0,13
= 1,343.10-5 m = 5,287.10-4 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5, Geankoplis, 1997 dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut:
Ukuran pipa nominal = 1/8 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0068 m = 0,0224 ft
Diameter Luar (OD) = 0,405 in = 0,0103 m = 0,0338 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0004 ft2
Q 5,968.10-10 ft 3 /s
Kecepatan linier, v = = =1,492.10-6 ft/s
At 0,0004 ft 2
= 4,540.10-7 m/s
Bilangan Reynold,
v D (98,3236 lb m /ft 3 ) (1,492.10-6 ft/s) (0,0224 ft)
NRe = = 3
= 7,866.10 4
4,1775.10 lb m /ft.s
Aliran adalah laminar, maka dari Appendix C-3, Foust, 1980, diperoleh :
f = 16/NRe = 16 / 7,866.10-4 = 20.340,706
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 15 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,0224 = 0,2912 ft
- 1 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 30 x 0,0224 = 0,672 ft
- 1 buah sharp edge entrance ;K = 0,5; L/D = 15 (App.C-2c, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 13 x 0,0224 = 0,1456 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 30 (App.C-2c, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 30 x 0,0224 = 0,672 ft
Panjang pipa total (L) = 15 + 0,2912 + 0,672 + 0,1456 + 0,672 = 16,736 ft
Faktor gesekan,
f.v 2 . L (20.340,706) (1,492.10-6 ) 2 (16,736)
F= = = 5,250.10 7 ft.lbf /lb m
2g c .D 2(32,174)(0,0224)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 10 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 10 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 10 + 0 + 0 + 5,250.10-7 = 10,00000052 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (10,00000052 ft.lbf/lbm)(5,968.10-10 ft3/s)(98,3236 lbm/ft3)
= 5,860.10-7 ft.lbf/s
5,860.10-7
Efisiensi pompa 80% : P = = 1,00.10-9 Hp
550 x 0,8
Maka daya pompa standar yang digunakan sebesar Hp.
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15,Peters, 2004)
= 0,363 (2,922.10-6 m3/s)0,45.(1000 kg/m3) 0,13
= 2,880.10-3 m = 0,113 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1/8 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0068 m = 0,0224 ft
Diameter Luar (OD) = 0,405 in = 0,0103 m = 0,0338 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0004 ft2
Q 1,032.10-4 ft 3 /s
Kecepatan linier, v = = = 0,258 ft/s
At 0,0004 ft 2
= 0,078 m/s
Bilangan Reynold,
v D (1000 kg/m 3 ) (0,078 m/s) (0,0068 m)
NRe = = = 667,850
0,8007.10 3 kg/m.s
Karena NRe < 2100, maka aliran laminar
Maka harga f = 0,03 (Fig.2.10-3, Geankoplis, 1997)
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 10 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,0224 = 0,291 ft
- 2 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 2 x 30 x 0,0224 = 1,344 ft
- 1 buah sharp edge entrance ;K = 0,5; L/D = 27 (App.C-2a, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 27 x 0,0224 = 0,302 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 55 (App.C-2a, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 55 x 0,0224 = 1,232 ft
Panjang pipa total (L) = 13,169 ft
Faktor gesekan,
f.v 2 . L (0,03) (0,258) 2 (13,169)
F= = = 0,018 ft.lbf /lb m
2g c .D 2(32,174)(0,0224)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 15 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 15 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 15 + 0 + 0 + 0,018 = 15,018 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (15,018 ft.lbf/lbm)(1,032.10-4 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 0,096 ft.lbf/s
0,096
Efisiensi pompa 80% : P = = 2,198.10-4 Hp
550 x 0,8
Digunakan pompa dengan daya standar Hp.
Ukuran Tangki
0,0017 kg/jam 24 jam 90 hari
Volume larutan, Vl = = 4,837.10-3 m3
0,5 1.518 kg/m 3
Data Perhitungan :
N = 1 putaran/dtk
Densitas NaOH = 94,577 lbm/ft3
Viskositas NaOH 50% () = 4,302.10-4 lbm/ft.s (Perry, 1999)
Bilangan Reynold (NRe) :
N . Da 2 .
NRe = (Pers. 3.4-1, Geankoplis,1983)
1 Hp
= 2,933.10-4 ft.lbf/s
550 ft.lb f /s
= 5,330.10-7 Hp
Efisiensi 80 %
P = 5,330.10-7 Hp / 0,8= 6,660.10-7
Digunakan motor penggerak dengan daya Hp
Kondisi Operasi :
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Densitas NaOH 50% = 1.518 kg/m3 = 94,577 lbm/ft3 (Perry, 1999)
Viskositas NaOH 50% () = 4,302.10-4 lbm/ft.s (Perry, 1999)
Laju massa NaOH (F) = 0,0017 kg/jam = 1,041.10-6 lbm/s
1,041.10 -6 lb m /s
F
Laju alir volumetrik, Q = = = 1,100.10 8 ft 3 /s = 3,117.10-10 m3/s
94,577 lb m /ft 3
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (3,117.10-10 m3/s)0,45.(1.518 kg/m3) 0,13
= 4,961.10-5 m = 1,953.10-3 in
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 10 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 10 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 10 + 0 + 0 + 1,040.10-6 = 10,0000104 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (10,0000104 ft.lbf/lbm)(1,100.10-8 ft3/s)(94,577 lbm/ft3) = 1,040.10-5 ft.lbf/s
1,040.10-5
Efisiensi pompa 80% : P = = 2,300.10-8 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
= 2,922.10-6 m3/s
Kebutuhan perancangan = 1 jam
Faktor keamanan = 20 %
Ukuran Anion Exchanger
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, diperoleh:
- Diameter penukar anion = 2 ft = 0,6096 m
- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2
Tinggi resin dalam anion exchanger = 2,5 ft
Tinggi silinder = 1,2 2,5 ft
= 3 ft = 0,9144 m
Diameter tutup = diameter tangki = 0,6096 m
Direncanakan perbandingan diameter dengan tutup, D : H = 2 : 1
1 0,6096
Tinggi tutup = = 0,1524 m (Brownell,1959)
2 2
Sehingga, tinggi anion exchanger = 0,9144 m + 0,1524 m = 1,0668 m
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 15 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 15 + 0 + 0 + 0,018 = 15,018 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (15,018 ft.lbf/lbm)(1,032.10-4 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 0,096 ft.lbf/s
0,096
Efisiensi pompa 80% : P = = 2,198.10-4 Hp
550 x 0,8
Digunakan pompa dengan daya standar Hp.
Faktor keamanan = 20 %
Kebutuhan Perancangan = 24 jam
Perhitungan :
a. Volume Tangki
400,00114 kg/jam x 24 jam
Volume air, Vl = = 9,600 m 3
1000 kg/m 3
Volume tangki, Vt = (1 + 0,2) x 9,600 m3 = 11,520 m3
b. Spesifikasi Tangki
Silinder (Shell)
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi, D : H = 3 : 4
D2
Vs = H (Brownell, 1959)
4
D2 4
Maka, Vs = D
4 3
D3
Vs =
3
D3
11,520 m3 =
3
Maka, D = 2,190 m 2,2 m = 7,184 ft
H = 2,921 m 3 m = 9,583 ft
vl 9,600
Tinggi air dalam tangki (Hs) = x H= x 3 m = 2,500 m
v total 11,520
Tebal Dinding Tangki
Tekanan hidrostatik
P air = x g x Hs
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 2,500 m
= 24,500 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 24,500 kPa + 101,325 kPa = 125,825 kPa
Faktor kelonggaran 5 %
Maka, P desain = (1,05) x 125,825 kPa = 132,116 kPa
Joint Efficiency (E) = 0,85 (Peters,2004)
Allowable stress (S) = 12.650 psi = 87.218,714 (Brownell,1959)
PD
Tebal Shell, t =
2SE 1,2P
(Peters,2004)
Maka, tebal shell :
(132,116 kPa) (2,2 m)
t= = 1,962.10-3m= 0,077 in
2 (87.218,714 kPa)(0,85) 1,2(132,116 kPa)
Faktor korosi = 1/5 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,077 in + 1/5 in = 0,277 in
Dari Tabel 5.4, Brownell & Young, 1959, dipilih tebal tangki standar yang
digunakan in.
c. Pengaduk
Jenis Pengaduk : turbin vertical blade daun 6 (non baffles)
Spesifikasi :
Da
= 0,3 ; Da = 0,3 x 7,184 ft = 2,155 ft
Dt
C 1
= ; C = 1 x 2,155 = 0,718 ft
Da 3 3
W 1
= ; W = 1 x 2,155 = 0,269 ft
Da 8 8
L 1
= ; L = 1 x 2,155 = 0,538 ft
Da 4 4
Data Perhitungan :
N = 190 rpm = 3,17 rps
Densitas air () = 1000 kg/m3 = 62,428 lbm/ft3
Viskositas air () = 0,8034 cP = 0,0005399 lbm/ft.s
Kondisi Operasi :
Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm
Densitas Kaporit 70% = 1.272 kg/m3 = 79,411 lbm/ft3 (Perry, 1999)
Viskositas Kaporit () = 6,720.10-4 lbm/ft.s (Perry, 1999)
Laju massa Kaporit (F) = 0,00114 kg/jam = 6,980.10-7 lbm/s
6,980.10-7 lb m /s
F
Laju alir volumetrik, Q = = = 8,00.10 9 ft 3 /s = 2,489.10-10 m3/s
79,411 lb m /ft 3
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (2,489.10-10 m3/s)0,45.(1.272 kg/m3) 0,13
= 4,382.10-5 m = 1,725.10-3 in
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 10 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 10 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 10 + 0 + 0 + 1,429.10-6 = 10,0000014 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (10,0000014 ft.lbf/lbm)(8,00.10-9 ft3/s)(79,411 lbm/ft3) = 6,352.10-6 ft.lbf/s
6,352.10-6
Efisiensi pompa 80% : P = = 1,400.10-8 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
= 2,922.10-6 m3/s
Desain Pompa :
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (2,922.10-6 m3/s)0,45.(1000 kg/m3) 0,13
= 2,880.10-3 m = 0,113 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1/8 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 0,269 in = 0,0068 m = 0,0224 ft
Diameter Luar (OD) = 0,405 in = 0,0103 m = 0,0338 ft Luas
Penampang dalam (At) = 0,0004 ft2
Q 1,032.10-4 ft 3 /s
Kecepatan linier, v = = = 0,258 ft/s = 0,078 m/s
At 0,0004 ft 2
Bilangan Reynold,
v D (1000 kg/m 3 ) (0,078 m/s) (0,0068 m)
NRe = = = 667,850
0,8007.10 3 kg/m.s
Karena NRe < 2100, maka aliran laminar
Maka harga f = 0,03 (Fig.2.10-3, Geankoplis, 1997)
Instalasi pipa
- Panjang pipa lurus, L1 = 10 ft
- 1 buah gate valve fully open ; L/D = 13 (App.C-2a, Foust,1980)
L2 = 1 x 13 x 0,0224 = 0,291 ft
- 2 buah standard elbow 90o ; L/D = 30 (App.C-2a, Foust,1980)
L3 = 2 x 30 x 0,0224 = 1,344 ft
- 1 buah sharp edge entrance ;K = 0,5; L/D = 27 (App.C-2a, Foust,1980)
L4 = 0,5 x 27 x 0,0224 = 0,302 ft
- 1 buah sharp edge exit ; K = 1,0 ; L/D = 55 (App.C-2a, Foust,1980)
L5 = 1,0 x 55 x 0,0224 = 1,232 ft
Panjang pipa total (L) = 13,169 ft
Faktor gesekan,
f.v 2 . L (0,03) (0,258) 2 (13,169)
F= = = 0,018 ft.lbf /lb m
2g c .D 2(32,174)(0,0224)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 15 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 15 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 15 + 0 + 0 + 0,018 = 15,018 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (15,018 ft.lbf/lbm)(1,032.10-4 ft3/s)(62,428 lbm/ft3) = 0,096 ft.lbf/s
0,096
Efisiensi pompa 80% : P = = 2,198.10-4 Hp
550 x 0,8
Digunakan pompa dengan daya standar Hp.
34,5 x P x 970,3
W = (Elwalkil, 1984)
H
(115,981 lbm/jam)(970,3093 Btu/lbm)
P = = 3,361 Hp
(34,5)(970,3)
Menghitung jumlah tube
Dari ASTM Boiler Code, permukaan bidang pemanas = 10 ft2/hp.
Luas permukaan perpindahan panas,
A = P x 10 ft2/hp
A = 3,361 hp x 10 ft2/hp
A = 33,61 ft2
Direncanakan menggunakan tube dengan spesifikasi :
- Panjang tube = 12 ft
- Diameter tube = 3 in
- Luas permukaan pipa, a = 0,917 ft2 / ft (Kern, 1965)
A (33,610 ft 2 )
Sehingga jumlah tube = Nt = =
L x a' 12 ft x 0,917 ft 2 /ft
= 3,054 = 3 buah
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (0,0010 m3/s)0,45 (1000 kg/m3) 0,13
= 0,038 m = 1,496 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1,5 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 1,610 in = 0,04089 m = 0,134 ft
Diameter Luar (OD) = 1,900 in = 0,04826 m = 0,158 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,01414 ft3/s
Q 0,037 ft 3 / s
Kecepatan linier, v = = = 2,616 ft / s = 0,797 m/s
At 0,01414 ft 2
Bilangan Reynold,
V D (1000 kg / m 3 ) (0,797 m / s ) (0,04089 m)
NRe = = = 36.465,626
0,8937.10 3 Pa.s
Karena NRe > 4100, maka aliran turbulen
Faktor gesekan,
f .v 2 . L (0,0065) (2,616) 2 (18,961)
F= = = 0,097 ft.lbf /lb m
2 g c .D 2(32,174)(0,134)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 30 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 30 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 30 + 0 + 0 + 0,097 = 30,097 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (30,097 ft.lbf/lbm)(0,0371t3/s)(62,428 lbm/ft3) = 39,370t.lbf/s
69,520
Efisiensi pompa 80% : P = = 0,089 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
Faktor keamanan = 20 %
Kebutuhan Perancangan = 1 hari
Perhitungan :
c. Volume Tangki
400 kg / jam x 24 jam / hari
Volume air, Vl = 3
= 9,600 m 3
1000 kg / m
Volume tangki, Vt = (1 + 0,2) x 9,600 m3 = 11,520 m3
d. Spesifikasi Tangki
Silinder (Shell)
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi, D : H = 3 : 4
Vs = (Brownell, 1959)
D2 4
Maka, Vs = D
4 3
D3
Vs =
3
3 D3
11,520 m =
3
Maka, D = 2,224 m
Dan H = 2,965 m
vl 9,600
Tinggi air dalam tangki (Hs) = x H= x 2,965 m = 2,470 m
vtotal 11,520
Tebal Tangki
Tekanan hidrostatik
P air = x g x Hs
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 2,470 m
= 24,214 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 24,214 kPa + 101,325 kPa = 125,539 kPa
Faktor kelonggaran 5 %
Maka, P desain = (1,05) x 125,539 kPa = 131,816 kPa
Joint Efficiency (E) =0,85 (Peters,2004)
Allowable stress (S) = 12.650 psi = 87.218,71 (Brownell,1959)
PD
Tebal Shell, t = (Peters,2004)
2 SE 1,2 P
Maka, tebal shell :
(131,816 kPa) (2,224 m)
t= = 0,0019 m = 0,077 in
2 (87.218,714 kPa)(0,85) 1,2(131,816)
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,077 in + 1/8 in = 0,202 in
Tebal Shell standard yang digunakan = in (Brownell,1959)
Tutup terbuat dari bahan yang sama dengan dinding tangki dan ditetapkan
tebal tutup in
Kondisi operasi :
- Temperatur = 30C
- Densitas air = 1000 kg/m3 = 62,428 lbm/ft3 (Perry, 1997)
- Viskositas air = 0,8034 Cp = 0,0005399 lbm/ft.s (Perry, 1997)
- Laju alir massa = 400kg/jam = 0,2449 lbm/detik
F 0,2449
Laju alir volume, Q = = = 0,0039 ft3 /s = 0,0001 m3/s
62,428
= 0,014 m = 0,555 in
Bilangan Reynold,
vD (62,428)(0,563)(0,051)
NRe = = = 3.327,846
0,000539
Untuk bahan pipa commercial steel dan diameter pipa 1/5 in, diperoleh /D =
0,0030 (fig,2.10-3, Geankoplis, 1997)
Instalasi pipa
L2 = 1 x 13 x 0,051 = 0,663 ft
L3 = 2 x 30 x 0,051 = 3,060 ft
Faktor gesekan,
Kerja Pompa
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 30 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 30 ft.lbf/lbm
gc
Daya Pompa
Desain Pompa
Di,opt = 0,363 (Q) 0,45 () 0,13 (Per.12-15, Peters, 2004)
= 0,363 (0,0010 m3/s)0,45 (1000 kg/m3) 0,13
= 0,038 m = 1,496 in
Ukuran Spesifikasi Pipa
Dari Appendix A.5 Geankoplis, 1997, dipilih pipa commercial steel dengan
ukuran sebagai berikut :
Ukuran pipa nominal = 1,5 in
Schedule number = 40
Diameter dalam (ID) = 1,610 in = 0,04089 m = 0,134 ft
Diameter Luar (OD) = 1,900 in = 0,04826 m = 0,158 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,01414 ft3/s
Q 0,037 ft 3 / s
Kecepatan linier, v = = = 2,616 ft / s = 0,797 m/s
At 0,01414 ft 2
Bilangan Reynold,
V D (1000 kg / m 3 ) (0,797 m / s ) (0,04089 m)
NRe = = = 36.465,626
0,8937.10 3 Pa.s
Karena NRe > 4100, maka aliran turbulen
Faktor gesekan,
f .v 2 . L (0,0065) (2,616) 2 (18,961)
F= = = 0,097 ft.lbf /lb m
2 g c .D 2(32,174)(0,134)
Kerja Pompa
Dari persamaan Bernoulli :
V2
+ (Pv ) + F
g
W = Z + (Peters, 2004)
gc 2ag c
Tinggi pemompaan, Z = 30 ft
V 2
Velocity Head, =0
2g c
P
Pressure Head, =0
g
Static head, Z = 30 ft.lbf/lbm
gc
Maka, W = 30 + 0 + 0 + 0,097 = 30,097 ft.lbf/lbm
Daya Pompa
P = W Q = (30,097 ft.lbf/lbm)(0,037t3/s)(62,428 lbm/ft3) = 69,521t.lbf/s
69,521
Efisiensi pompa 80% : P = = 0,158 Hp
550 x 0,8
Digunakan daya pompa standar Hp.
LAMPIRAN E
PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI
LE-1
r =
[n. X .Y X . Y ]
i i i i
(n. X ( X ) ) x (n . Y ( Y ) )
(Montgomery, 1992)
2 2 2 2
i i i i
Harga indeks Marshall dan Swift dapat dilihat pada tabel LE.1 dibawah ini.
Tabel LE.1 Harga Indeks Marshall dan Swift
Tahun Indeks
n Xi2 Yi2 XiYi
X1 (Y1)
Data :
n = 16
Xi = 31912
Yi = 15846,4
Xi.Yi = 31612010,5
Xi2 = 63648824
Yi2 = 15818164
Dengan memasukkan hargaharga pada tabel LE1 ke persamaan diatas, maka
diperoleh harga koefiseien korelasi sebagai berikut :
[(16)(31612010,5) (31912)(15846,4)]
r=
[(16)(63648824) (31912) 2 ]x[(16)(15818164) (15846,4) 2 ]
r = 1
Harga koefisien yang +1 menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antar
variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah persamaan
regresi linier.
Persamaan umum regresi linier adalah sebagai berikut :
Y = a + b.X (Timmerhaus, 2004)
Dimana :
Y = Indeks harga pada tahun yang dicari (2009)
X = Variabel tahun ke n-1
a, b = Tetapan persamaan regresi
Tetapan regresi dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut (Montgomery,
1992) :
(n . X .Y ) ( X . Y )
b=
i i i i
(n. X ) ( X )
2 2
(Montgomery, 1992)
i i
Y . X X . X
2
. Yi
a=
i i i i
(Montgomery, 1992)
n . X ( X )
2 2
i i
Maka :
a =
[63648824 x15846,4] [31912 x 31612010,5)] = -36351,919
(16 x 63648824) (31912) 2
b=
[16 x 31612010,5] [31912 x 15846,4)] = 18,7226
(16 x 63648824) (31912) 2
Kapasitas tangki, (X2) = 5,875 m3. Dari fig. 1252, Timmerhaus, 2004.
diperoleh untuk harga kapasitas tangki (X1) = 1 m3 adalah (Cy) = US$ 9500. Dari
Tabel 6-4, Timmerhaus, 2004, faktor eksponen tangki adalah (m) = 0,6. Indeks harga
pada tahun 2002 (Iy) = 1102,5 Indeks harga tahun 2009 (Ix) adalah 1261,7844. Maka
estimasi harga tangki untuk (X2) adalah sebagai berikut :
0, 6
5,875 1261,7844
Cx = US$ 9500 x 1102,5
1
Cx = US$ 31.458/unit
Cx = Rp. 326.219.460 / unit
Dengan cara yang sama diperoleh perkiraan harga alat lainnya yang dapat
dilihat pada Tabel LE.2 untuk perkiraan peralatan proses dan Tabel LE.4 untuk
perkiraan peralatan utilitas.
Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses
Harga Harga Total
No Kode Unit
(Rp) / Unit (Rp)
1. F-111 3 3.018.281.830 9.054.845.490
2. H-110 1 182.989.020 182.989.020
3. F-113 3 608428640 1.825.285.920
4. F-214 3 2.571.573.340 7.714.720.020
5. M-210 1 357.640.560 357.640.560
6. H-212 1 370468250 370468250
7. M-220 1 330.035.620 330.035.620
8. H-222 1 428944680 428944680
9. M-230 1 326.219.460 326.219.460
10. H-232 1 440704260 440704260
11. VD-310 1 383337420 383.337.420
12. P-410 1 16.723.245 16.723.245
Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses(Lanjutan)
Harga Harga Total
No Kode Unit
(Rp) / Unit (Rp)
13. E-312 1 28.631.570 28.631.570
14. L-112 1 13.792.100 13.792.100
15. L-114 1 13.792.100 13.792.100
16. L-215 1 13.792.100 13.792.100
17. L-211 1 13.792.600 13.792.600
18. L-213 1 10.992.200 10.992.200
19. L-221 1 13.792.100 13.792.100
20. L-223 1 10.992.200 10.992.200
21. L-231 1 13.792.100 13.792.100
22. L-233 1 137.92.100 137.92.100
23. L- 234 1 18.147.500 18.147.500
24. L-313 1 18.147.500 18.147.500
25. L-311 1 18.147.500 18.147.500
Total 21.622.006.420
Harga peralatan impor di atas masih merupakan harga indeks. Untuk harga alat
sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut (Timmerhaus, 2004):
- Biaya transportasi = 12 %
- Biaya asuransi = 1%
- Bea masuk = 15 %
- PPn = 10 %
- Biaya gudang di pelabuhan = 0,5 %
- Biaya administrasi pelabuhan = 0,5 %
- Biaya tak terduga = 0,5 %
Total = 39,5 %
Untuk harga alat non impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai
berikut (Timmerhaus, 2004):
- PPn = 10 %
- PPh = 10 %
- Transportasi lokal = 0,5 %
- Biaya tak terduga = 0,5 %
Total = 21 %
= Rp 3.453.836.413,-
= Rp 3.039.376.043.-
Total 700.000.000
= Rp.11.065.584.420,-
Total MITTL = L + M + N + O
= (Rp. 9.682.386.371,- + Rp. 11.065.584.420,- +
Rp. 2.766.396.106,- + Rp. 13.831.980.530,-)
= Rp. 37.346.347.430,-
= Rp. 175.666.152.700,-
E.2 Modal Kerja
Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 90 hari kerja
E.2.1 Persediaan Bahan Baku
E.2.1.1 Bahan Baku Proses
1. Crude Metil Ester
Kebutuhan = 4166,666 kg/jam
Harga = Rp. 4000,-/kg (Gianie/litbang kompas)
Harga total = 90 hari x 24 jam/hari x 4166,666 kg/jam x Rp. 4000,-/kg
= Rp. 35.999.942.400,-
Total biaya bahan baku proses dan utilitas selama 3 bulan = Rp. 36.152.667.790,-
Total biaya bahan baku dan utilitas selama 1 tahun :
12
= x36.152.667.790
3
= Rp144.610.671.200
E.2.2 Kas
E.2.2.1 Gaji Pegawai
Perincian gaji pegawai dapat dilihat pada Tabel LE.7 dibawah ini.
Tabel LE.7 Perincian Gaji Pegawai Pabrik pemurnian metil ester
Jabatan Jlh Gaji/bln (Rp) Total gaji/bln (Rp)
Dewan Komisaris 2 18.000.000 36.000.000
Manager 1 7.000.000 7.000.000
Sekretaris 1 5.000.000 5.000.000
Kepala Bagian Financial Marketing 1 5.000.000 5.000.000
Kepala Bagian SDM/umum 1 5.000.000 5.000.000
Kepala Bagian Teknik 1 5.000.000 5.000.000
Kepala Bagian Produksi 1 5.000.000 5.000.000
Kepala Seksi Marketing 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Pembelian 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Personalia 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi General Affair 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Keamanan 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Maintenance dan listrik 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Instrumentasi 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Instrumentasi 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Laboratorium 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Proses 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Utilitas 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Seksi Keuangan 1 4.000.000 4.000.000
Karyawan Produksi 24 2.000.000 48.000.000
Karyawan Tenik 15 2.000.000 30.000.000
Karyawan Keuangan dan Personalia 7 2.000.000 14.000.000
Karyawan Pemasaran dan Penjualan 7 2.000.000 14.000.000
Dokter 1 3.500.000 3.500.000
Perawat 2 1.500.000 3.000.000
Petugas Kebersihan 6 1.000.000 6.000.000
Petugas Keamanan 9 1.500.000 13.500.000
Supir 4 1.250.000 1.250.000
Buruh Angkat 6 900.000 5.400.000
Total 938.320.000,-
Dimana :
PD : Piutang Dagang
IP : Jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)
HPT : Hasil Penjualan Tahunan
Produksi Biodiesel = 3208,355 kg/jam
Harga jual Biodiesel = Rp.5.500/kg (Gianie/litbang kompas)
Hasil penjualan Biodiesel tahunan :
= 3208,355 kg/jam x 24 jam/hari x 350 hari/tahun x Rp.5.500,- /kg
= Rp. 148.226.001.000,-
Perincian modal kerja dapat dilihat pada Tabel LE.9 dibawah ini.
Tabel LE.9 Perincian Modal Kerja
No Perincian Jumlah (Rp)
1 Bahan Baku 36.152.667.790,-
2 Kas 938.320.000,-
3 Start Up 21.079.938.320,-
4 Piutang Dagang 39.664.796.850,-
Total Rp. 97.835.722.960,-
Total 9.196.784.119,-
= Rp. 10.317.174.540,-
3. Perawatan kendaraan
Diperkirakan 5% dari harga kendaraan (Timmerhaus, 2004).
Perawatan kendaraan = 0,05 x Rp. 700.000.000,- = Rp. 35.000.000,-
4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol
Diperkirakan 5% dari harga instrumentasi dan alat kontrol (Timmerhaus, 2004).
Perawatan instrumen = 0,05 x Rp. 11.397.660.160,-
= Rp. 569.883.008,-
5. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 5% dari harga perpipaan (Timmerhaus, 2004).
Perawatan perpipaan = 0,05 x Rp. 26.594.540.380,-
= Rp. 1.329.727.019,-
6. Perawatan instalasi listrik
Diperkirakan 5% dari harga instalasi listrik (Timmerhaus, 2004).
Perawatan listrik = 0,05 x Rp. 3.799.220.054,-
= Rp. 189.961.002,-
7. Perawatan insulasi
Diperkirakan 5% dari harga insulasi (Timmerhaus, 2004).
Perawatan insulasi = 0,05 x Rp. 3.039.376.043,-
= Rp. 151.968.802,-
8. Perawatan inventaris kantor
Diperkirakan 5% dari harga inventaris kantor (Timmerhaus, 2004).
Perawatan inventaris = 0,05 x Rp. 379.922.005,-
= Rp. 949.805,-
9. Perawatan fasilitas servis
Diperkirakan 5 % dari harga fasilitas servis (Timmerhaus, 2004).
Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,05 x Rp. 379.922.005,-
= Rp. 18.996.100,-
= Rp. 48.074.901.320,-
E.3.2 Variabel
E.3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan Utilitas per tahun
Diperkirakan 10% dari Biaya bahan baku proses dan utilitas
Biaya variabel Bahan baku proses dan utilitas per tahun
= 0,1 x Rp. 144.610.671.200,-
= Rp. 14.461.067.120,-
95.632.881.220
= x100%
158.659.187.400
= 60,27 %
48.074.901.320
BEP = x100% = 33,45 %
158.659.187.400 14.951.404.860
66.960.516.850
ROI = x100%
273.501.875.700
= 24,48 %
POT selama 4,08 tahun merupakan jangka waktu pengembalian modal dengan
asumsi bahwa perusahaan beroperasi dengan kapasitas penuh tiap tahun.
E.5.5 Return On Network (RON)
Laba setelah pajak
RON = x 100 %
Modal sendiri
66.960.516.850
RON = x 100 %
164.101.125.400
RON = 40,80 %
LE-27