PENDAHULUAN
1
gas sisa proses sebagai media panas dan meminimalisir gas NOx yang di
hasilkan. Selain NOx perusahaan ini juga mengahsilkan limbah padat,
cair, gas dan Limbah B3.
Dalam pengelolaan limbah B3 PT MNK mengacu UU No 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 59.
Pasal ini menyatakan bahwa setiap orang yang mengasilkan limbah B3
wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkanya Limbah B3
yang dihasilkan oleh PT MNK diantara lain oli bekas, resin, aditif sisa, dan
chemical cleaning. Tujuan pengelolaan Limbah B3 ialah mencegah dan
menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah B3 agar kualitas lingkungan hidup yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kerja praktik ini ialah :
1. Mengetahui sumber timbulan limbah B3 di PT MNK
2. Memahami jenis, karakteristik limbah B3 yang dihasilkan di PT MNK
3. Memahami proses pengelolaan limbah B3 di PT MNK
1.3 Ruang lingkup masalah
Ruang lingkup permasalahan yang diuraikan dalam laporan saya sebagai
berikut :
1. Sumber timbulan limbah B3 PT MNK
2. Jenis dan karakteristik limbah B3 PT MNK
3. Proses pengelolaan limbah B3 PT MNK
1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan pada :
1. Tanggal : 2 Juli – 14 Agustus 2018
2. Tempat : PT MNK, Cikampek Jawa Barat, Indonesia
3. Waktu pelaksanaan : Senin – Jumat
Senin (07.00 - 16.00) istirahat (11.30-12.30)
Jumat (07.00 – 16.30) istirahat (11.30-13.00)
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.1. Sejarah
Berdirinya Perusahaan ini diawali dengan penandatanganan
perjanjian usaha pada tanggal 10 februari 1987 oleh ketiga mitra usaha,
masing-masing ialah PT Bimantara Citra, PT Pupuk Kujang dan Yayasan
Dana Abadi Karya Bakti (DAKAB). Tanggal 10 April 1987 dibentuklah
badan usaha Perseroan Terbatas dengan nama PT Multi Nitrotama Kimia
(PT MNK) berdasarkan akta notaris Imas fatimah SH, nomor 84 di Jakarta
dengan status Penenaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Produksi
perdana pabrik Asam nitrat tanggal 20 juni 1990 dan pabrik Ammonium
nitrate tanggal 5 Juli 1990. Kedua unit pabrik ini terletak di kawasan
Industri Pupuk Kujang Cikampek dengan menempati lahan seluas 5
hektar. Kapasitas masing-masing pabrik, untuk asam nitrat 55.000
MT/tahun dan amonium nitrat 37.000 MT/tahun.
Pada tahun 1994 PT MNK memulai perluasan bisnisnya dengan
melakuakan suplai asesoris peledakan sekaligus melakukan jasa
peledakan di area tambang pelanggan. Pada tahun 2000 PT MNK
melakukan perubahan lingkup bisnisnya, yang semula sebagai pelaku
industri berbasis nitrat, menjadi “explosive manufacturer & mining
services. Secara resmi pada tanggal 10 april 2007, PT MNK melakukan
lagi perubahan fokus bisnisnya menjadi “PT MNK Mining Services” di
bidang explosive secara terintegrasi.
Pada tahun 2007 Bimantara menjual saham mereka di PT.MNK ke
PT Sumber Daya Ancora Indonesia (AIR). Kemudian pada tahun 2009
PT.AIR melakukan injeksi modal ke PT.MNK sehingga komposisi
pemegang saham sebesar 50% untuk PT.AIR, 25% untuk Yayasan
DAKAB dan PT.Pupuk Kujang. Pada tahun 2010 PT MNK mulai
melakukan pembangunan pabrik Ammonium nitrate dengan kapasitas
produksi 100.000 MT/Tahun
3
Pada tanggal 17 januari 2011 PT MNK berhasil mendapatkan
sertifikasi standar SNI ISO : 2008 , ISO 14001:2004,&OHSAS 18001:2007
dari badan sertifikasi Sucofindo International Certificate Service.Pabrik
Amonium Nitrat baru (MNK-2) mulai berproduksi secara komersial pada
bulan Februari 2012.
Sumber : PT MNK
Gambar 2.1 Logo PT Multi Nitrotamakimia
4
High Density Ammonium Nitrat (HDAN),
Low Density Ammonium Nitrat (LDAN),
Chemical Pure Ammonium Nitrate
(CPNA). PT MNK juga menawarkan jasa
peledakan di lokasi jasa pertambangan.
5
mencapai visi.
Strategi
1. Meningkatkan kepasitas dan efisiensi
produksi
2. Mengembangkan kemampuan jasa
peledakan yang berwawasan
lingkungan dan keselamatan &
kesehatan kerja
3. Mengembangkan industri Explosive
Accessories
4. Mengembangkan sistem logistik yang
efektif
5. Mengembangkan dan meningkatkan
SDM yang berkualitas tinggi dan
berkompeten.
Sumber : PT MNK
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT MNK
6
Sumber : PT MNK
7
4. Memberikan “induction program” kepada karyawan baru, tamu, dan
pihak terkait lainnya agar timbul kesadaran mereka untuk mengikuti
standar prosedur yang telah ditetapkan dalam hal yang terkait
dengan “Safety, Health, dan Environment” (EHS)
13. Membuat laporan UPL dan UKL setiap 6 bulan dan melaporkannya
8
ke KLH Setempat.
9
lebih kecil dari pada MNK 2. MNK 1 memproduksi AN sebesar 50.000 MT
per tahun. Sedangkan MNK 2 mampu memproduksi 100.0000 MT per
tahun.
10
Kebutuhan udara PT MNK disuplai dari udara atmosfer kemudian
dialirkan memasuki Air Intake Filter (NA-F-001). Udara kemudian
dikompresi dalam kompreseor udara 4 tahap Multi Stage Air Compressor
(NA-C-001). Dalam setiap tahapnya terjadi proses pendinginan pada
udara yang di kompresi. Pendinginan udara ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja kompresor dan mengurangi kemungkinan kenaikan
temperatur yang berlebihan. Setelah melalui kompresor udara di alirkan
menjadi dua iatu aliran process air (udara proses) dan bleach air (udara
pemucat). Sebelum dialirkan udara disaringng dalam compressed Air
Filter ((NA-F-006) untuk menghilangkan kotoran dari pipa dan kotoran
lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi pada katalis.
Pembagian udaranya adalh 80% untuk udara proses dan 20% untuk
udara pemucat.
Kebutuhan air PT MNK disuplai dari PT Pupuk Kujang Cikampek.
Air di alirkan melewati Filtered water kemudian diolah di Demineralized
water untuk dijadikan air demin. Air demin digunakan untuk umpan pada
Absorption tower (NA-V-002) dan Massar Tower (NA-V-003).
2.3.1.2 Persiapan Media Pendingin
Media pendingin menggunakan campuran air deminerlisasi
dengan etilen glikol 10%. Media pendingin disiapkan didalam heat
exchanger jenis shell & tube. Media pendingin mengalir pada tube,
sedangkan amonia mengalir di dalam shell. Media pendingin ini juga
digunakan untuk mendinginkan bagian atas Absoprtion Tower.
2.4.1.3 Persiapan Katalis
Katalis yang digunakan merupakan campuran 90% rodium,
rodium 50% dan paladium 5% tipe nitro-loc kniited catalyst yang berbentuk
kawat. Katalis dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan
menggunakan gas hidrogen hingga berwarna merah dan mencapai suhu
651̊C. Pada temperatur tersebut merupakan titik nyala amonia sehingga
amonia dapat menyala di sekitar katalis. Katalis digunakan untuk oksidasi
amonia pada Ammonia Converter cone (NA-R-001).
2.3.1.3 Oksidasi Amonia
11
Pada unit ini terjadi reaksi pembentukan gas NOx dan uap air
dari percampuran uap amonia dan udara. Uap amonia dan udara di
campur pada Ammonia Air Static Mixer. Mixer ini berupa pipa dengan
baffle sehingga akan terbentuk aliran yang turbulen. Perbandingan antara
uap amonia dan udara adalah 1:10,5 persen volume. Campuran kemudian
dialirkan menuju Ammmonia Converter Cone (NA-R-001). Pada
Ammmonia Converter Cone (NA-R-001) terjadi reaksi eksoterm oksidasi
amonia. Rekasi ini dibantu dengan katalis platina,rodium dan paladium
12
Absorpsi yang dimaksudkan disini adalah mengontakkan kembali
NO2 yang belum beraksi dengan H2O untuk menghasilkan asam nitrat.
Proses absorpsi terjadi pada Absorption Tower (NA-V-002) dan Masar
Tower (2-V-003). Reaksi yang terjadi pada Absorption Tower (NA-V-002)
dan Masar Tower (2-V-003) merupakan reaksi eksotermik dengan
efisiensi reaksi tinggi apabila berlangsung pada temperatur rendah.
Dengan temperatur rendah juga akan menurunkan kadar NO x pada tail
gas.
Pada bagian bawah Absorption Tower (NA-V-002), gas proses
yang masih mengandung NOx dikontakan dengan udara pemucat (Beach
air) sehingga menghasilkan gasNO2. Sebelum masuk kedalam Absorption
Tower (NA-V-002) Udara pemucat akan mengalami pendinginan di bleach
air cooler (NA-E-012). Udara pemucat bergerak ke atas dan mengalami
kontak dengan aliran weak acid menghasilkan reaksi (3) sehingga NO
yang tersissa berubah menjadi NO2. Asam itrat yang terbentuk dari proses
absorpsi memiliki konsentrasi 58%. Asam nitrat kemudian dikumpulkan di
dasar Absorption Tower (NA-V-002) dan kemudian masuk ke Nitric Acid
Storage Tank (NA-T-001) setalh mealaui Product Acid Filter (2-F-008).
2.4.1.8 Pengolahan Tail gas
Proses absoprsi gas NO2 di Absorption Tower (NA-V-002)
menghasilkan tail gas. Tail gas mengandung NO2 dan NO sekitar0,22%.
Sebelum dilepaskan ke atmosfer kandungan NOx pada tail gas harus
dikurangi sampai ambang batas yang diperbolehkan. Tail gas mengalami
pemanasan di Tail gas preHeater (NA-E-014) agar temperatur tail gas
berada di atas dew point. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari korosi
pada Tail gas Heater (NA-E-008). Kemudian tail gas mengalami
pemanasan lanjutan padaNitric Acid Heat train melalui pengambilan
panas aliran NOx. Selanjutnya tail gas masuk ke Turbine Gas Heater (NA-
E-010). Disini tail gas mengalami pemanasan dengan gas panasdari
Amonia Converter (NA-R-001).
Tail gas keluaran Turbine Gas Heater (NA-E-010) memilki
temepratur 475 C dan kandungan NOX sekitar 2200 ppm. Kandungan NOx
13
yang masih tinggi masih harus dikurangi kembali. Tail gas dicampurkan
dengan gas alam (CH4) pada Static Mixer (NA-z-002). Hal ini
mengakibatkan terjadinya reaksi antara oksigen dengan NO x dengan
bantuan akatalis platina menghasilkan nitrogen, karbon dioksida, dan uap
air. Kondesat bersih ditambahkan ke Static Mixer (NA-Z-002) dengan
tujuan menghindari perengkahan gas alam yang menyebabkan
terbentuknya karbon. Campuran gas alam dan tail gas kemudian dibakar
di Catalytic Combuster (NA-R-002). Saat pembakaran terjadi reaksi (5),
(6) dan (7). Selama proses ditambahkan Boiler feed water dengan
temperatur 105̊C untuk menjaga temperatur di dalam combuster tidak
terlalu tinggi.
CH4(g) + 4NO2(g) → CO29() + 2H2O(g) + 4 NO(g) ∆H650̊C=-49,45kcal/gmol
(5)
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆H650̊C=-
175,37kcal/gmol (6)
CH4(g) + 4NO(g) → CO29g) + 2H2O(g) + 2 N2(g) ∆H650̊C=-233,17kcal/gmol (7)
Akibat reaksi pembakaran tersebut,kadar NOx turun sampai
mendekati nol sesuai dengan kadar yang diperbolehkan. Selanjutnya,tail
dialirkan ke Hot gas expander (NA-GT-001). Tail gas akan mengalami
ekspansi dan menghasilkan daya. Daya yang ada dimanfaatkan untuk
menggerakkan Multistage Air compressor (NA-C-001). Sementara itu
temperatur tail gas yang masih cukup tinggi dimanfaatkan untuk
memanaskan Turbine gas Boiler (NA-E015). Gas keluar kemudian
dilepaskan ke atsmosfer melalui Tail gas Stack (NA-J-001).
2.3.2 Unit Produksi Amonium Nitrat
MNK-2 menggunakann teknologi Kaltenbanch Thuring dari
Perancis untuk produksi Amonium nitratnhya. Secara garis besar, unit
produksi amonium nitrat terbagi menjadi dua yaitu tahap operasi basah
dan tahap operasi kering.
2.3.2.1 Tahap Operasi Basah
14
Amonium nitrat dari bahan baku berupa asam nitrat dan amonia.
Asam nitrat diproduksi oleh PT MNK dan amonia dipasok dari PT Pupuk
Kujang Cikampek. Amonia cair disaring dengan filter (AN-z-020 A/B) untuk
menyairng pengotor berupal oil. Amonia cair kemudian dievaporasi di
Amonia Evaporator (AN-E-002) sehingga amonia menjadi fasa gas. Gas
amoni kemudian dinaikkaan temperaturnya dalam Amonia SuperHeater
(AN-E-001) dengan menggunakn proses steam.
2.3.2.1.2 Netralisasi
Netralisasi merupakan proses reaksi gas amonia dengan asam
nitrat cair 57,5% menghsailkan amonium nitrat di dalam Neutrallizer (AN-
R-001). Amonia dengan temperatur 70̊C dan tekanan 6,3 bar dan asam
nirat dengan temperatur 35,1̊C dan tekanan 7,5 bar di masukkan ke
Neutrallizer (AN-R-001) dengan perbandingan mol 1:1. Reaksi
pembentukan amonium nitrat ditunjukkan pada persamaan (8). Reaksi
bersifat eksotermis pada temperatur 180̊C dan tekanan 4,7 bar . Amonium
nitrat yang dihasilkan memilki konsentrasi 78%.
15
Evaporator bekerja dalam kondisi tekan vakum (0,32 bar) dan
temperatur 160̊C. Media pemanas yang digunakan Evaporator adalah
processs steam dari Neutralizer (AN-R-001). Pada prosesnya amonium
nitrat 97,5% dihasilkaan saat titik didih dan proces steam (170 C) berada
pada kesetimbangan. Amonium nitrat 97,5% kemudian masuk ke
Evaporator Separator (AN-E-003B) untuk memisahkan amonium nitrat
yang masih mengandung uap air. Pemisahan amonium nitrat dengan uap
air didasari prinsip perbedaan massa jenis. Uap air akan mengalir ke
bagian atas separator menuju Evaporator condenser (AN-E-004),
sedangkan larutan amonium nitrat pekat akan mengalir ke bagian bawah
separator menuju Remelt tank (AN-T-002).
16
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
kering 120 oC. kadar prill mengalami penurunan hingga 0,1 % pada
bagian dryer struktur prill yang mengkerut akan kembali mengembang dan
membentuk pori-pori. Temperatur prill pada tahap ini berkisar 90-95 oC.
prill keluaran pre dryer & dryer dipindahkan dengan Prill Conveyor (AN-
L-002/1) dan Dyer Conveyor (AN-L-002/2) dan Screen Feed Bucked
Elevator (AN-L-003) menuju proses pengayakan.
2.3.2.2.3 Pengayakan prill
Pada tahap ini prill akan diayak dengan screen ( AN-S-001) hingga
diperoleh prill 0.01-0.4 mm) dan ukuran terbaik sekitar 1-2 mm. prill yang
memenuhi spesifikasi di kembalikan ke remel tank (AN-T-002) untuk di
leleehkan dan diumpankan kembali ke prilling tower(AN V-002). Prill yang
sesuai standar akan didinginkan pada fuidized Cooler (AN-E-011).
2.3.2.2.4 Pendinginan Prill
Prill pada tahap ini akan mengalami penurunan temperature akibat
di dinginkan pada Fuidized Cooler (AN-E-011). Udara pendinginan
dihembuskan pada 1st dan 2nd Table Blower (AN-C-001) & (AN-C-003).
Proses fluidisasi mengasilkan perpindahan panas antara udara pendingin
dengan prill. Prill yang semula bertemperatur 80 oC akan menurun jadi 30o
C , dan udara yang akan meninggalkan alat dilepaskan oleh 1st dan 2nd
Table Exhauster (AN-C-005) dan (AN-C-006) kemudian dikeluarkan
menuju Pre Dryer dan Dryer (AN-E-014).
2.3.2.2.5 Pelapisan Prill
Prill pada tahap ini dilapisi dengan coating oil dengan tujuan agar
tidak terjadi penggumpalan saat penyimpanan maupun saat
peendistribusian. Coating oil mulanya berbentukn padatan kemudian
dilelehkan oleh Coating Agen Melter ( AN-E-012) dan ditampung oleh
Coating Oil Tank (AN-T-011) ke Coating Drum (AN-T-011) . Drum akan
berotasi dan pril akan disemprotkan oleh coating oil dalam bentuk spray
dan prill selanjutnya akan dikemas.
2.3.2.2.6 Pengemasan prill
Prill dari Coating Drum (AN-T-011) akan dibawa oleh Storage
Elevator (AN-L-005) dan Discharge Conveyor (AN-L-006) ke tempat
penyimpanan prill yaitu Prill Silo (AN-V008). Prill ini harus dijaga
temperature dan kelembabanya dengan air humidity karena prill bersifat
higroskopis agar dapat bertahan selama 12 jam sebelum pegemasan. Prill
kemudian dikemas dengan bagging machine (AN-Z-032) dengan
kapasitas tiap kemasan 1000 kg. selanjutnya prill disimpan pada prill
warehouse. Pada penyimpanan ini prill dibatasi menjadi dua tumpuk untuk
mencegah pengerasan pada bagian kemasan bawah.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2.4.1.2 Filter
umpan boiler dengan panas yang dibawa gas proses ammonia converter.
Sedangkan Tail Gas Heater berfungsi memanaskan gas buang.
2.4.1.5 Absorpsi
Tail Gas merupakan gas hasil produksi yang memiliki kadar NOx
yang tinggi. NOx harus diolah terlebih dahulu agar tidak berbahaya saat
dilepaskan ke atmosfer. Perlatan pengolahan ini meliputi Natural Gas
Filter, Tail Gas –Natural Gas Static Mixer, Catalytic Combuster dan
Exhause Stack.
2.5.2.4 Scrubbing
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan selama 1.5 bulan yaitu dari
tanggal 2 Juli hingga 14 Agustus 2018. Bertempat di PT MNK, Cikampek,
Jawa Barat. Sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
transmigrasi no 102 tahun 2004 jam kerja seorang karyawan adalh 40
jam/minggu untuk 5 hari kerja. Apabila lebih dari ketentuan tersebut maka
waktu dianggap jam lembur. Jadwal kerja praktik ini dilaksanakan setiap
hari Senin-Jumat dengan rincian sebagai berikut :
Uraian kegiatan selama kerja praktik di PT MNK dapat dilihat pada tabel
3.1 sebagai berikut :
Jam Kerja
No Tanggal Kegiatan
(WIB)
1 2 Juli 2018 07.00 - 16.00 Safety Induksi
2 3 Juli 2018 07.00 - 16.00 Kunjungan Ruang Control
3 4 Juli 2018 07.00 - 16.00 Mempelajari Proses Produksi
4 5 Juli 2018 07.00 - 16.00 Kunjungan Pabrik MNK 1 & 2
5 6 Juli 2018 07.00 - 16.30 Mempelajari Data Timbulan LB3
Mengamati Sampling Air Limbah
6 9 Juli 2018 07.00 - 16.00
Kunjungan TPS LB3
7 10 Juli 2018 07.00 - 16.00 Mengumpulkan profil perusahaan
8 11 Juli 2018 07.00 - 16.00 Kunjungan unit utilitas
Kunjungan unit produksi ammonium
9 12 Juli 2018 07.00 - 16.00 nitrat
10 13 Juli 2018 07.00 - 16.30 Mengamati proses Bagging
11 16 Juli 2018 07.00 - 16.00 Melanjutkan pembuatan laporan
12 17 Juli 2018 07.00 - 16.00 Melanjutkan pembuatan laporan
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
BAB IV
PEMBAHASAN TOPIK KERJA PRAKTEK
d. Infeksius
Merupakan limbah yang menyebabkan infeksi berasal dari bagian
tubuh manusia dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi kuman
penyakit yang dapat menular.
e. Korosif
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat
perkaratan pada logam atau lempeng baja.
f. Beracun
Limbah yang mengandung pencemar bersifat racun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
apabila masuk dalam tubuh baik melalui pernapasan, kulit atau mulut.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : www.google.com
Gambar 4.1 Simbol Klasifikasi Limbah B3
b) Label
Label limbah B3 merupakan keterangan mengenai limbah B3 yang
berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai penghasil limbah
B3, waktu pengemasan, alamat penghasil limbah B3, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3. Label
merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan
informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : www.google.com
Gambar 4.2 Pelabelan Limbah B3
4.1.5.3 Tahapan penyimpanan
A. Penyimpananan kemasanan
a) Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok
terdiri atas dua kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan
menyeluruh jika terjadi kerusakan, kecelakaan dapat segera ditangani.
b) Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukanya.
Lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift)
disesuaikan dengan kelayakn pengoperasianya.
c) Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan
kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam isi
200 liter, maka tumpukan maksimum adalah 3 lapis dengan tiap lapis
dialasi palet setiap palet mealasi 4 drum , jika tumpukan lebih dari 3
lapis atau kemasan terbuat dari plastik maka harus dipergunakan rak.
d) Jarak tumpuan kemasan tertingggi dan jarak balok kemasan terluar
terhadap tinggi atap dinding bangunan penyimpan tidak boleh kurang
dari 1 meter
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
limbah B3
a) Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai
dengan jenis karakteristik, dan jumlah B3 yang dihasilkan/ akan
disimpan.
b) Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
c) Dibuat tanpa plafon dan memiliki system ventilasi udara yang memadai
untuk mencegah terjadinya akumulasi gas didalam ruang penyimpanan,
serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya
burung atau binatang kecil lainya kedalam ruang penyimpanan.
d) Memiliki system penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai
untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : PT MNK
Gambar 4.3 Pola penyimpanan kemasan drum diatas palet dengan jarak
minimum antar blok
Sumber : PT MNK
Gambar 4.4 Tempat penyimpanan limbah B3 cair dalam jumlah besar
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : PT MNK
Gambar 4.3 Pola penyimpanan limbah B3 menggunakan rak
Sumber : PT MNK
Gambar 4.5 Contoh tata letak penyimpanan limbah B3
Sumber : PT MNK
Gambar 4.6 Sirkulasi udara penyimpanan limbah B3
4.1.5.4 Pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan
alat angkut yang tertutup untuk limbah kategori 1 dan alat angkut terbuka
untuk kategori 2. Untuk mengangkut timbulan limbah B3 dari penghasil ke
pengolah diperlukan rekomendasi limbah B3 dan izin pengelolaan limbah
B3 untuk kegiatan pengangkutan limbah B3. Untuk menjaga keamanan
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
timbulan spesifik dihasilkan oleh proses produksi seperti oli bekas, bag
bekas, asam nitrat terkontaminasi, aki bekas, filter, konveyor, karbon
aktif bekas, jerican ex chemical, resin bekas, sludge N pond, majun
bekas, spent catalis gause, solar terkontaminasi, asbes, rockwool, dan
coating oil. Sedangkan sumber timbulan limbah tidak spesifik berasal
dari kegiatan kantor dan laboratorium seperti bahan kimia kadluarsa,
reffrigrant ac, limbah elektronik, lampu TL, batu baterai, toner bekas,
chemical industri cleaner dan catridge
4.3.2 Jenis Dan Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
Berdasarkan PP 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun Bab 2 pasal karakteristik limbah bahan
berbahaya terbagi menjadi mudah menyala, mudah meledak, reaktif
,infeksius, korosif dan beracun. Adapun limbah bahan beracun yang
dihasilkan oleh PT MNK seperti Asam nitrat terkontaminasi, aki bekas,
bahan kimia kadaluarsa, filter, konveyor, karbon aktif bekas, refrigerant
Ac, jerican ex chemical, oli, grease, resin bekas, limbah elektronik,
lampu TL, sludge N pond, majun bekas, spent catalis gause, batu
baterai, chemical industry, cleaner, solar terkontaminasi, asbes putih,
catridge, rockwool, coating oil. Karakteristik limbah bahan berbahaya
yang dihasilkan oleh PT Multi Nitrotama Kimia ialah mudah menyala,
beracun, dan korosif.
Tabel 4.1 Jenis Dan Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Sumber : PT MNK
Kode
No Jenis Limbah Limbah Karakteristik Sumber
1 Na Terkontaminasi A105c korosif Plant
2 Aki Bekas A102d beracun Plant
3 Bahan Kimia Kadaluarsa A106d beracun Lab
4 Filter, Konveyor A108d beracun Plant
5 Karbon Aktif Bekas A110d beracun Plant
6 Refriggrant Ac A111d beracun kantor
7 Jerican Ex Chemical B104d beracun Plant
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : PT MNK
Gambar 4.7 Bagan pengelolaan limbah B3 PT MNK
4.3.3.1 Reduksi limbah B3
Merupakan salah satu upaya mengurangi timbulan limbah B3.
Upaya dilakukan dengan cara pengolahan bahan, subtitusi bahan,
pengaturan operasi kegiatan, dan digunakan teknologi bersih. Pada
tahapan pengurangan limbah B3 yang dihasilkan PT Multi Nitrotama
Kimia drum bekas bahan kimia yng telah dibersihkan difungsikan
sebagai tempat sampah guna mengurangi timbulan limbah B3. Selain
mengurangi timbulan limbah B3 pemanfaatan drum bekas dapat
mengurangi anggaran pembelian tempat sampah bagi pabrik.
Sumber : PT MNK
Sumber: PT MNK
Gambar 4.8 Pengemasan limbah B3
4.3.3.3 Penyimpanan limbah B3
Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3
yang dilakukan oleh penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan
sementara limbah B3 yang dihasilkan. Penyimpanan limbah B3 PT
MNK berada di TPS Limbah Berbahaa dan Beracun Kawasan Industri
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber: PT MNK
Gambar 4.9 TPS Limbah B3 PT MNK
4.3.3.4 Pengangkutan dan penyimpanan limbah B3
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : www.google.com
Gambar 4.10 alat pengangkut limbah B3
Sumber : PT MNK
Gambar 4.11 Manifest limbah B3
4.3.5 Log Sheet
Logsheet dicatat setiap ada limbah yang masuk ke TPS. Pencatatan
limbah B3 meliputi limbah padat dan limbah cair. Adapun beberapa
limbah B3 akan direkap melalui log sheet excel. Log book excel dibuat
dari log manual dengan bantuan M.S. Office Excel. Data dari log book
excel dilaporkan setiap bulanya kepada Dinas Lingkungan Hidup
Karawang. Logsheet ini sangat penting guna mengetahui rekap
perkembangan pengelolaan limbah B3 di PT MNK.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Sumber : PT MNK
Gambar 4.12 Logsheet Limbah B3 PT MNK
Sumber : PT MNK
Gambar 4.13 Neraca Limbah
B3
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kerja praktik yang dilaksanakan di PT
Multi Nitrotama Kimia ialah sebagai berikut :
1. Sumber timbulan limbah B3 pada PT Multi Nitrotama Kimia berasal dari
kegiatan kantor, kegiatan Produksi (plant), kegiatan pemeliharaan, dan
kegiatan pendukung.
2. Jenis limbah yang dihasilkan PT Multi Nitrotama Kimia meliputi Asam
nitrat terkontaminasi, aki bekas, bahan kimia kadaluarsa, filter, konveyor,
karbon aktif bekas, refrigerant Ac, jerican ex chemical, oli, grease, resin
bekas, limbah elektronik, lampu TL, sludge N pond, majun bekas, spent
catalis gause, batu baterai, chemical industry, cleaner, solar
terkontaminasi, asbes putih, catridge, rockwool, coating oil.. Karakteristik
timbulan limbah B3 yang dihasilkan oleh PT Multi Nitrotama kimia ialah
beracun, mudah meledak dan korosif
3. Pengelolalaan limbah B3 PT Multi nitrotama kimia ialah semua timbulan
limbah B3 di kumpulkan di TPS limbah B3 sesuai jenis dan
karakteristiknya. Limbah B3 akan diangkut oleh transporter PT LJA Trans
menuju pihak ke-3 yaitu PT Pengolah Limbah Industri Bekasi.
5.2 Saran
PT Multi Nitrotam Kimia perlu meningkatkan kualitas manajemen
pengelolaan limbah B3 mulai dari tahap pengemasan hingga proses
pengangkutan. Proses Pengelolaan limbah B3 yang di laksanakan di PT
Multi Nitrotama Kimia masih belum sesuai standar yang diterapkan oleh
peraturan dan perundangan. PT multi nitrotama dapat menambahkan
tenaga ahli di bidang lingkungan agar manajemen pengelolaan limbah B3
dapat berjalan lebih baik lagi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Aktivitas produksi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
Limbah B3
Pemberian simbol
Identifikasi limbah B3 limbah B3
Aspek 3 R Pengemasan
Pallet ,Log sheet
R
dan neraca limbah
Pengumpulan dan
B3 , pelabelan
penyimpanan
Pelabelan limbah
B3
Pengangkutan oleh
PT Trans LJA Bekasi
Pengiriman