Anda di halaman 1dari 6

UJI KEKUATAN PUNTIR MATERIAL BAJA

ST 60 DENGAN PERLAKUAN PANAS DAN


TANPA PERLAKUAN PANAS

M. Sulung Hayat1), Fadli Ahmad Kurniawan,ST,MT 2)


1
Sekolah Tingggi Teknik Harapan
(1,2)
Jurusan Teknik Mesin
E mail : sulunghayat@gmail.com

Abstrak
Baja ST 60 banyak digunakan untuk kontruksi umum karena mempunyai sifat mampu las
dan kepekaan terhadap retak las. Baja ST 60 adalah berarti baja yang mempunyai kekuatan tarik
60 Kg/mm2 atau 600N/mm2. Untuk mengetahui sifat–sifat suatu bahan tentu kita harus
mengadakan pengujian terhadap bahan tersebut, salah satunya dengan uji Torsi. Pada pada
pengujian Baja ST 60 harus dihitung nilai Momen inersia (j), Tegangan geser (τ), Regangan Geser
(ϒ), Modulus elastisitas Geser (G), Peritungan material Baja ST 60 menghasilkan nilai rata-rata,
momen inersia (J) sebelum dipanaskan 2,03 x sedangkan sesudah dipanaskan 2,03 x
, tegangan geser sebelum dipanaskan 557,4 MPa sedangkan sesudah dipanaskan
5,57 MPa, modulus elastisitas sebelum dipanaskan 14.48 MPa sedangkan sesudah dipanaskan
126,3 MPa, regangan geser sebelum dipanaskan 14,48 MPa sedangkan sesudah dipanaskan
0,88 MPa. Dari perbandingan diatas unuk tegangan geser material sebelum dipanaskan
memiliki teganngan geser yang lebih tinggi 5,09 MPa, untuk modulus elastisitas nilai maksimum
terdapat pada material yang sudah dipanaskan dengan nilai 5,46 MPa, regangan geser maksimum
terdapat pada material sebelum dipanaskan dengan 1,23 MPa. Baja ST 60 memiliki sifat ductile
bila dilihat dari hasil pengujian torsi.

Kata kunci : Baja ST 60 heat treatmen, kekuatan puntir, uji puntir

Abstract
Steel ST 60 is widely used for general construction because it has properties of weldability
and sensitivity to weld cracking. Steel ST 60 is means steel which has a tensile strength of 60 Kg /
mm2 or 600N / mm2. To determine the properties of a material of course we must conduct testing
of these materials, one of them with a torque test. In the testing Steel ST 60 must be calculated
value of moment of inertia (j), strain friction (τ), Strain Slide (Υ), Modulus of elasticity Slide (G),
Peritungan material Steel ST 60 generates an average value, moment of inertia (J) before heated
2,03 x while after heated 2,03 x , the shear stress (τ) before heated 557,4
MPa while heated after 5.57 MPa, modulus of elasticity (γ) before 14:48 heated MPa while after
heated 126,3 MPa, shear strain (γ) before heated while 14,48 MPa 0.88 MPa after heated. From the
above comparison transform and shear stress (τ) before heated material has a higher shear strain
friction 5.09 MPa, for the modulus of elasticity of the maximum value contained in the material
that is heated with a value of 5.46 MPa, maximum shear strain contained in the material before it
is heated with 1.23 MPa. Steel ST 60 has ductile properties when viewed from the test results of
torque.

Keywords: Steel ST 60 heat treatments, the torsional strength, kinking

1. PENDAHULUAN besar kekuatan puntir yang dapat dilakukan


Pembebanan utama poros adalah pada saat pengujian poros. Hal tersebut
puntiran yang terjadi pada elemen mesin dapat dilakukan dengan memuntir batang uji
ataupun beban gabungan. Kekuatan poros terus-menerus sampai batang uji
haruslah diketahui menggunakan alat uji patah/putus. Alat uji puntir digunakan
puntir.Alat uji puntir merupakan suatu alat industri untuk pengukuran dan mendapatkan
yang dirancang untuk mengukur seberapa data kekuatan puntir, sehingga kekuatan

1
yang ingin diketahui dapat diterima dan harga impact 24,52 J/cm2 . Sedangkan
diketahui. Benda uji puntir umumnya dengan suhu 0 0C menghasilkan sifat
memiliki penampang lintang silinder, karena mekanik dalam pengujian yang
bentuk ini mewakili geometri paling menghasilkan kuat tarik 696,68 N/mm2 ,
sederhana dalam penghitungan tegangan kekerasan 200 HB, dan harga impact 30,35
yang terjadi pada material. Dalam batas j/cm2 . pada perlakuan suhu 500 0C
elastis tegangan geser bervariasi secara linier menghasilkan sifat mekanik dalam
dari nol di bagian pusat lingkaran hingga pengujian yang menghasilkan kuat tarik
perangkat model uji torsi digunakan untuk sebesar 685,82 N/mm2 , kekerasan sebesar
melakukan simulasi terhadap berbagai 198,00 HB, dan harga impact 41,70 J/cm2 ,
perubahan parameter dalam puntiran dan dan dengan suhu 1000 0C.
nilai menentukan sifat-sifat seperti modulus Menghasilkan sifat mekanik dalam
lastisitas geser secara eksperimental, dengan pengujian yang menghasilkan kuat tarik
asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam 672,89 N/mm2 , kekerasan sebesar 195,56
proses puntir seperti: Poros lurus dengan HB, dan harga impact 37,69 J/cm2 . Proses
penampang lingkaran, Torsi bekerja konstan pengujian dengan suhu 1000 0C akan
sepanjang batang pada sumbu polar, mengubah karakteristik baja karbon sedang
Pemantang lintang akan kembali lagi pada ST 60 dengan terjadinya bergesernya atom-
posisi semula setelah kembali. Uji puntir atom pada baja yang berpengaruh pada sifat
pada suatu bahan teknik dilakukan untuk mekanik, kekuatan tarik dengan rendaman
menentukan sifat-sifat seperti modulus air dengan suhu 1000 0C lebih besar - 2,35%
geser, kekuatan luluh puntir, dan modulus yang mengakibatkan perpanjangan
pecah. Uji puntir sering digunakan untuk bertambah dan keuletan bahan naik dan
menguji bahan-bahan getas. Deformasi yang kekuatan tarik juga naik, sehingga
terjadi pada benda uji diukur dari penampang patahan akan terlihat lebih kasar
perpindahan sudut puntir suatu titik didekan dan lebih getas sedangkan hasil kekerasan
ujung suatu benda, dibandingkan pada suatu sebesar - 1,51% dan harga impact 10,63%.
titik pada elemen memanjang yang sama Melihat hasil penelitian diatas telah
pada arah berlawanan. Dalam pengujian memberikan gambaran yang jelas bahwa
puntir biasanya digunakan benda dengan kelompok penelitian dari perlakuan suhu
penampang bulat, dikarenakan hal tersebut pada baja karbon sedang ST 60 yang
merupakan geometri paling sederhana dalam direndam air dengan suhu 1000C, suhu
perhitungan tegangan yang terjadi. ruang dengan suhu 2600C, lalu yang
Sarjito, jokosisworo melakukan direndam air es dengan suhu 0 0C dan yang
pengujian Quenching terhadap Baja ST 60 direndam air dengan suhu 500 0C
berdasarkan pengujian dapat disimpulkan memberikan hasil yang baik pada perlakuan
bahwa Baja ST 60 tanpa Quenching bersifat suhu air yang direndam dengan suhu 1000
0
ulet (Ductile). Baja ST 60 digunakan sebagai C dibanding dengan suhu 00 , 260 , 500 .
bahan alternatif dalam pembuatan pros Dilihat dari kejadian pengujian diatas
baling-baling kapal tetapi harus melalui menunjukan bahwa dengan proses
proses perlakuan panas seperti Quenching. perendaman air dengan suhu 1000 0C bahan
Hasil yang dicapai bahwa baja ST 60 akan keras dan cenderung getas sehingga
memenuhi persyaratan BKI ditinjau dari perpanjangan dan reduksi penampang
kekuatan tarik (706,47 Mpa) dan komposisi hampir tidak ada dan bentuk penampang
materialnya C (0,473%), Mn (0,71%), Si patahannya flat. Sehingga kekuatan tariknya
(0,274%), P (0,0014%), S (0,0034%). tinggi dibandingkan dengan suhu 0 0 , 260 ,
Sedangkan untuk uji lentur putar diperoleh 500 . Spesimen mengalami kenaikan
nilai batas maksimum aman untuk beban kekuatan tarik, kekerasan dan harga impact.
tekuk yaitu 283,95 Mpa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lagiyono, suwandono, nukhamar perbandingan suhu 1000 0C, 500 0C.
masykur melakukan beberapa pengujian Dimas suryo widodo,siswanto
terhadap sifat mekanik pada Baja ST 60 melakukan pengujian ketangguhan Baja ST
berdasarkan hasil penelitian dari pengujian 60 akibat heat treatment. Tujuan dalam
dan evaluasi data serta pembahasan pada penelitian ini adalah untuk menganalisa: (1)
Proses pengujian dengan suhu 260 0C Ketangguhan baja St 60 akibat heat
menghasilkan sifat mekanik dalam treatment dengan suhu 600 °C dan dengan
pengujian yang menghasilkan kuat tarik variasi sudut α = 90° dan α = 120°. (2)
694,47 N/mm2 , kekerasan 200,11 HB, dan Ketangguhan baja St 60 akibat heat

2
treatment dengan suhu 900 °C dan dengan
variasi sudut α = 90° dan α = 120°. (3)
Bentuk patahan baja St 60 setelah
mengalami perlakuan panas dan uji
ketangguhan dengan variasi sudut α = 90°
dan α = 120°. Desain penelitiannya adalah
penelitian eksperimental yang dilakukan di
laboratorium. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif. Hasil
penelitian adalah baja St 60 setelah
dipanaskan, ketangguhan baja akan
meningkat. Serta pada struktur mikro Gambar 3.1. Bahan Baja ST 60
patahan baja St 60 terjadi fenomena ductile
to brittle transition, salah satu penyebab Peralatan Pengujian
fenomena ini adalah laju regangan tinggi. Dalam melaksanakan penelitian, alat uji
awalnya merupakan material ulet tetapi torsi digunakan untuk mengukur torsi bahan
mengalami patah getas. Transisinya juga Baja ST 60 sesuai dengan standart ASTM.
bisa diamati dari permukaan patahan, akan Gambar 3.3 merupakan alat uji torsi skala
tampak serabut-serabut pada patahan yang laboratorium.
benar-benar bersifat ulet, dan tampak
butiran-butiran kecil yang terlihat mengkilap
pada patahan yang benar-benar bersifat
getas.
Tujuan Penelitian
Merujuk kepada hal yang telah dibahas
pada bagian perumusan dan batasan masalah
sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk menghitung nilai kekuatan
material Baja ST 60 anatara lain:
a. Tegangan geser ( Gambar 3.3. Alat uji Torsi.
b. Tegangan geser ( Alat ini terdiri dari beberapa bagian, antara
c. Momen inersia (J) lain :
d. Modulus elastisitas geser (G) a. Display Load Cell, adalah suatu
2. Melakukan perbandingan kekuatan perangkat elektronik yang digunakan
material Baja ST 60 dengan perlakuan sebagai monitor pembacaan pembebanan
panas dan tanpa perlakuan panas. yang terjadi pada Load cell
b. Inverter, berfungsi untuk mengubah
METODE PENELITIAN kecepatan motor Alternating Current
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium (AC)
Fenomena Dasar Mesin Teknik Mesin c. Rotary Encorder berfungsi sebagai alat
Sekolah Tingggi Teknik Harapan pengukur sudut putaran yang akan di
Medan.Waktu penelitian dilaksanakan input
setelah memperoleh persetujuan, yaitu sejak d. Counter, berfungsi sebagai rangkaian
tanggal pengesahan usulan oleh pengelola untuk mengkodekan data input menjadi
Program Studi sampai dengan dinyatakan data
selesai. Bahan material yang dipakai pada e. Three-jou chuck (cekam), terbuat dari
pengujian ini adalah bahan Baja ST 60. besi baja ancuran dengan diameter
Gambar 3.1 merupakan bahan Baja ST 60. dimensi 6” dan mampu menjepit sampai
diameter 3” digunakan sebagai
pengikat/penjepit benda uji specimen
selama proses penelitian.
f. Motor 1 HP 3 phasa 220/240 Volt
berfungsi untuk memberikn putaran pada
gear box kemudian putaran tersebut
diteruskan ke bahan specimen melalui
three-jou

3
g. Dalam beberapa unit mesin memiliki Perhitungan spesimen uji Puntir Stainless
sistem pemindah tenaga yaitu Gear Box Steel 304 sebelum dipanaskan
yang berfungsi untuk menyalurkan Perhitungan rata-rata pada sudut
tenaga atau daya mesin ke salah satu 1. Momen Inersia
bagian mesin lainnya, sehingga unit
tersebut dapat bergerak menghasilkan
sebuah pergerakan baik putaran maupun
pergeseran.
h. Kopling, adalah alat yang digunakan J = 2,03 x 10-9 m4
untuk menghubungkan dua poros pada
kedua ujungnya dengan tujuan untuk 2. Tegangan Geser (τ)
mentransmisikan daya mekanis.
i. Load cell, adalah sebuah alat uji
perangkat listrik yang dapat mengubah
suatu energi menjadi energi lainnya yang
biasa digunakan untuk mengubah suatu
gaya menjadi sinyal listrik.
j. Jangka Sorong (Vernier Caliper), 3. Modulus Elastisitas Geser (G)
berfungsi sebagai alat pengukur bahan
spesimen Stainless Steel 304 yang sesuai
dengan standart ASTM E8.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN G = 2,10 Mpa


Dalam pengujian ini variable yang akan
diamati adalah: 4. Regangan Geser (γ)
1. Gaya/force (N.m)
2. Diameter specimen (mm)
3. Sudut Radian (θ°)
Mpa
Data Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian Torsi dengan
bahan material Baja ST 60 dengan variasi Grafik hasil pengujian Torsi
bahan spesimen yang sudah di panaskan dan
yang tidak di panaskan diperoleh data hasil
pengujian seperti diperlihatkan pada tabel
3.1.
Tabel 3.1. Data hasil pengujian Torsi Baja
ST 60 yang sudah dipanaskan
NO SUDUT θ FORCE(N/m)
1 5 12.6
10 50 102.8
20 100 135.6
30 150 159.4
40 200 174.2
50 250 184.2
60 300 191 Gambar 4.1 Grafik hubungan antara Torsi
70 350 196.8 (N.m) dengan sudut puntir (θ) material
80 400 201 sebelum dipanaskan
90 450 204.8
100 500 207.6
110 550 210.8
120 600 212.2
130 650 213.8
140 700 216
147 735 217

4
dipanaskan 2,10 MPa sedangkan sesudah
dipanaskan 1,32 MPa, regangan geser
sebelum dipanaskan 1,47 MPa sedangkan
sesudah dipanaskan 126,3 M.
Dari perbandingan diatas unuk tegangan
geser material sebelum dipanaskan
memiliki teganngan geser yang lebih tinggi
5,09 MPa, untuk modulus elastisitas nilai
maksimum terdapat pada material yang
sudah dipanaskan dengan nilai 1,32 MPa,
regangan geser maksimum terdapat pada
Gambar 4.2 memperlihatkan material Baja material sebelum dipanaskan dengan 2,25
ST 60 setelah dipanaskan MPa.

4.2 Saran
Pada saat pembuatan material uji, bahan
uji harus benar-benar tepat dengan ukuran
yang sudah ditentukan dengan standart
ASTM E8M. Pengujian harus benar-benar
kuat saat mengikat/ mengunci material pada
alat uji puntir. Pada saat pengambilan data
harus benar-benar cermat agar data yang
dihasilkan lebih akurat. Dan sebaiknya
kampus SEKOLAH TINGGI TEKNIK
HARAPAN mempunyai laboratorium yang
standart untuk pengujian agar seluruh
mahasiswa dapat melakukan pengujian di
laboratorium SEKOLAH TINGGI TEKNIK
HARAPAN MEDAN.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan kekuatan 5. DAFTAR PUSTAKA


puntir material dengan perlakuan material
Jokosisworo,sarjito.2011."Program Studi
Baja ST 60 sebelum dipanaskan dan sesudah
Teknik Perkapalan Fakultas
dipanaskan.
Teknik UNDIP‟‟ Analisa
Keekuatan Puntir dan Lentur
4. PENUTUP Putar Poros Bja ST60 Sebagai
4.1 Kesimpulan Aplikasi Perancangan Bahan
Berdasarkan hasil pengujian dan Poros Baling-Baling Kapal.
pembahasan diatas, Uji Torsi dengan Widodo Surya „‟Jurnal Teknik Mesin,April
material Baja ST 60 dengan sebelum 2014 : Analisa Ketangguhan Dan
dipanaskan dan sesudah dipanaskan Perubahan Struktur Mikro
mempunyai beberapa kesimpulan sebagai Patahan Akibat Heat Treatment
berikut: Dan Variasi Sudut Impact Pada
1. Pada pengujian puntir material Baja Baja ST60 „„pendidikan Teknik
ST 60 sebelum dipanaskan menghasilkan Mesin Universitas Negeri
nilai rata-rata, momen inersia(J)= 2,03 x Malang‟‟
,tegangan geser = 557,4 MPa, Sutresman O.S. 2012 „„Kaji Ekspeimental
modulus elastisitas geser (G) = 2.10 Dan Numerik Lendutan Material
MPa,regangan geser ( = 1,47 MPa Baja Karbon ST60 Dengan
2. Pada perbandingan pengujian puntir tumpuan jepit-Rol‟‟ Jurusan
material Baja ST 60 menghasilkan nilai rata- Teknik Mesin Fakultas Teknik
rata, momen inersia (J) sebelum dipanaskan Universitas Hassanuddin
2,03 x sedangkan sesudah Harjanto, Agus Sri, 2005, “Jurnal :
dipanaskan 2,03 x , tegangan Rancang Bangun Alat Uji Puntir
geser sebelum dipanaskan 557,4 MPa Statis dan Uji Fatik dengan
sedangkan sesudah dipanaskan 5,57 MPa, Beban Torsi”, Undip
modulus elastisitas geser sebelum Semarang.Popov, E.P, 1995,

5
“Mechanic of Material”, edisi ASTMStandart, Volume 03.01.
terjemahan oleh Zainul,A.T, MetalMechanical Testing;
Erlangga,Ciracas, Jakarta. Elevated and LowTemperature”
Priyoko, Nanang A, 2005, “Jurnal : America Standart Material Hand
Pengaruh Pengkombinasian Book; Race Street, Philadelphia.
Frekuensi Beban Impak Terhadap Budiman, Anton dan Bambang P, 1999,
Kekuatan Lelah Spesimen Pada “Elemen Mesin Jilid I Disain dan
Beban Lentur Putar (Rotary Kalkulasidari Sambungan,
Bending)”, Undip Semarang. Bantalan dan Poros”, Erlangga,
Timoshenko, S, 1976, “Strength of Materials Ciracas, Jakarta
Part II”, Robert E. Krieger Callister Jr, W.D, 1994, “Material Science
Publishing Co,New York. andEngineering”, John Willey
Totok Surdia, Saito S, 1992, “Pengetahuan and Sons, Inc, New York.
Bahan Teknik Cetakan Kedua” Collins, J.A, 1981, “Failure of Material
PT PradnaParamita, Jakarta. inMechanical Design”, John
Anonimous, 1984, “Annual Book of Willey and Sons, Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai