BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Blast Furnace (BF).
2. Untuk mengetahui bagaimana kontruksi Blast Furnace dan prinsip kerja Blast Furnace.
3. Untuk mengetahui bahan baku dan bahan tambahan BF.
4. Untuk mengetahui reaksi kimia dalam BF dan efisiensi gas BF.
5. Untuk mengetahui hasil produksi dan manfaat dapur tinggi dalam dunia teknik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Blast Furnace (BF)
Blast furnace (dapur tinggi) adalah tanur metalurgi digunakan untuk peleburan untuk
memproduksi industri logam, umumnya ferro. Dalam dapur tinggi, bahan bakar, bijih, dan
kapur terus dipasok melalui bagian atas tanur, sementara udara (kadang-kadang dengan
pengayaan oksigen) yang ditiupkan ke bagian bawah tanur, sehingga reaksi kimia
berlangsung sepanjang tanur sebagian bahan bergerak ke bawah pada bagian tanur. Produk
dari dapur tinggi biasanya berupa logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan gas
buang yang keluar dari bagian atas tanur. Aliran ke bawah dari bijih besi dan fluks dalam
kontak dengan upflow panas, karbon monoksida yang kaya gas pembakaran merupakan
proses pertukaran perlawanan.
Blast furnace atau dapur tinggi harus dikontraskan dengan tanur udara (seperti tanur
reverberatory) oleh konveksi dari gas panas di buang cerobong asap. Menurut pengertian
dalam arti luas, bloomeries untuk ferro, rumah meniup untuk timah, dan pabrik smelt untuk
memimpin akan diklasifikasikan sebagai dapur tinggi atau blast furnace. Namun, sebutan ini
biasanya terbatas dengan digunakannya untuk peleburan iron ores untuk memproduksi pig
iron, bahan antara yang digunakan dalam produksi besi dan baja komersia.
Dapur tinggi digunakan untuk mengolah iron ores menjadi besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi tersebut dimasukkan kedalam dapur/ konverter, untuk dijadikan
baja, baja tuang, atau besi tuang. Bahan - bahan yang diperlukan dalam proses dapur tinggi
untuk mengubah biji besi menjadi besi kasar, antara lain : Batu kapur (fluks), Bijih besi,
bahan bakar (kokas) dan udara panas.
Iron ores diperoleh dari proses penambangan dan proses pemisahan (extraction), iron ores
merupakan bahan utama yang akan diubah menjadi besi kasar.
1. Batu kapur : batu kapur bertindak sebagai pengikat kotoran (fluks), jadi pengotor
pengotor yang ikut tercampur pada cairan besi yang akan mengurangi kualitas besi kasar
akan diikat oleh batu kapur dan dibuang menjadi terak.
2. Bahan Bakar : Bahan bakar yang umum diqunakan dalam proses dapur tinggi biasanya
adalah kokas. Tapi bahan bakar lain seperti arang kayu juga antrasit juga bisa digunakan.
3. Udara panas : Digunakan untuk melangsungkan pembakaran dengan bahan bakar menjadi
CO2 dan gas CO untuk menghasilkan panas, Udara panas dihembuskan dengan maksud agar
pembakaran sempurna, lebih cepat, sehingga kebutuhan kokas berkurang. Udara panas
dihasilkan oleh dapur cowper.
Dapur tinggi pada umumnya diletakkan tidak jauh dari daerah penyimpanan atau
pengadaan bahan yang akan diolah, seperti iron ores atau bijih besi, bahan bakar, dan batu
kapur. Tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat proses pengisian bahan mentah ke
dalam dapur tinggi sehingga dapat memperlancar produksi besi kasar.
Blast firnace atau dapur tinggi terdiri dari kerangka baja yang terdiri tegak lurus
hampir membentuk seperti sebuah silinder. Tanur ini mempunyai tinggi sekitar 30 meter dan
diameter sekitar 6 meter. Pada bagian dalam tanur telah disediakan batu tahan api dan
dilengkapi dengan alat yang digunakan untuk memasukan bahan bahan di bagian atas,
sedangkan di bagian bawah terdapat tempat pengumpulan besi dan terak cair.
2.2 Konstruksi Dapur tinggi atau blast furnace dan cara kerjanya
Dapur tinggi atau blast furnace mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri
menjadi satu di atas yang lain pada alasnya. Di bagian atas adalah tanurnya yang melebar ke
bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur ke bawah dan tidak terjadi hambatan.
Bagian bawah melebar ke atas dengan tujuan agar muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi atau blast furnace terbuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja
pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Tanur ini diisi dari atas dengan alat pengisi.
Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan iron ores. Kokas adalah
arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung
belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan
membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan
cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar,
dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen
Martin. Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-
batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak
itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur
yang terurai akan mengikat batu-batu yang terangkut dan unsur-unsur lainnya.
3. Proses pencairan
1) Proses Pemasukan Muatan : Yang dimaksud dengan muatan dapur tinggi adalah isi dari
dapur tinggi yang terdiri atas bahan bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu
kapur.
2) Proses Reduksi : Reduksi yaitu Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C. Proses ini
terjadi sangat cepat. Pada proses reduksi terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah pengeringan
b. Daerah reduksi
Muatan akan mulai melebur dan bergerak kebawah mendekati daerah pencairan
c. Daerah pencairan
3) Proses Pencairan : Muatan dapur tinggi yang berisi kokas, biji besi dan batu kapur setelah
mengalami pemanasan akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari atas ke bawah
mengalami proses reduksi.
4) Hasil produksi dapur tinggi : Besi kasar sebagai bahan dasar pembuatan bajada gas
dapur tinggi.
2. Batu Kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur dalam cairan besi
untuk menjadikan terak. Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini,
terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan
batu kapur (CaCO3) murni, kadang Pula dolomit yang merupakan campuran dari CaCO3 dan
MgCO3.
3. Bahan Bakar yang digunakan dalam proses dapur tinggi ialah kokas, arang kayu, juga
antrasit.
4. Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi
CO2 dan gas CO guna menimbulkan panas,juga untuk mereduksi bijih-bijih besi. Udara
panas dihembuskan dengan maksud agar pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas
berkurang. Pemanasan udara dilakukan pada dapur pemanas cowper.
Sementara besi spong memperoleh kandungan karbon yang menurunkan titik lebur dan
dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama scmakin banyak.Batu kapur
mengikat kotoran-kotoran bijih besi dan abu kokas.Semakin ke bawah suhu semakin
meningkat dan terjadi reduksi langsung paduan dan metalloid dean reaksi sbb
Besi kasar : Ada dua macam besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi yaitu besi kasar
putih dan besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu (Kishy pig iron) Nama besi kasar ini didapat
berdasarkan warna bidang patahnya,yang berwarna kelabu muda sampai tua hampir hitam.
Besi kasar kelabu lebih halus lebih liat dibandingkan dengan besi kasar putih,Titik Cairnya ->
1300OC dan berat jenisnya 7 Sampai 7,2, kg/dm3. Besi kasar kelabu ada 2 macam yaitu
Besi kasar kelabu muda : Besi kasar ini mengandung silisium % 1 % dan
butirbutirnya halus baik untuk silinder mesin.
-Besi kasar kelabu tua : Sifat-sifatnya mudah dituang butir-butirnya kasar juga tahan
terhadap tekanan tinggi
10 Besi kasar putih (Forge pig iron).Nama besi kasar ini juga didapat dari warna bidang
patahnya.Pada besi kasar ini zat arangnya sebagian besar berbentuk karbid besi (Fe3C),
sehingga sifatnya keras dan getas. Titik cairnya + 1100 C. Kadar karbonnya 2,3 % 3,5 %,
dan kadar mangannya agak besar. Besi kasar ini paling baik untuk digunakan untuk baja berat
jenisnya 7,58 7,73. kg/dm3.
4. Dapur Aduk
5. Dapur Listrik
3. Baja karbon tinggi (Hoght Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan karbon 0,7%
s/d 1,3% C. Banyak digunakan untuk alat-alat yang mengalami temperatur tinggi, misalnya
karena gesekan
Contoh : pahat potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iron ores atau bijih besi adalah bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa
senyawa oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya silikon.
Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar. Besi kasar
adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan
(baja (steel). Ketigaa macam bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik.
Blast Furnace/ Dapur tinggi pada diletakkan di dekat daerah penyimpanan atau
pengadaan bahan yang akan diolah, seperti bijih besi, bahan bakar, dan batu kapur.
Tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat proses pengisian bahan mentah ke dalam
dapur tinggi sehingga dapat memperlancar produksi besi kasar. Dapur tinggi terdiri dari
kerangka baja yang terdiri tegal lurus dan mendekati bentuk silinder. Dapur itu mempunyai
tinggi sekitar 30 meter dan diameter sekitar 6 meter. Pada bagian dalam dapur disediakan
batu tahan api dan dilengkapi dengan alat pemasukan bahan bahan pada bagian atas,
sedangkan pada bagian bawah terdapat tempat pengumpulan besi dan terak cair. Pemanfaatan
hasil produk dalam dunia teknik antara lain : plat baja, mur baut, poros engkol, batang torak,
roda gigi, palu/martil, alat-alat penjepit/klem, untuk membuat pegas, pahat potong, gergaji,
bantalan, peluru.
DAPUR TINGGI
Didalam perut bumi tempat kita tinggal ternyata banyak sekali mengandung zat-zat yang berguna
untuk keperluan hidup kita sehari-hari, misalnya minyak tanah, bensin, solar dan lain-lainnya yang
disebut minyak bumi. Disamping itu juga terdapat unsur-unsur kimia yang berguna bagi manusia
seperti bijih besi, nikel, tembaga, uranium, titanium, timah dan masih banyak lagi, beserta mineral
dan batu-batuan. Salah satu zat yang terdapat di dalam bumi yang sangat berguna bagi manusia
ialah air dengan rumus kimianya H2O, sebab tanpa air manusia sukar sekali mempertahankan
kehidupannya. Mineral adalah suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai
bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Sedangkan batu-batuan
merupakan gabungan antara dua macam atau lebih mineral-mineral dan tidak mempunyai susunan
kimia yang tetap. Bijih ialah mineral atau batu-batuan yang mengandung satu macam atau beberapa
macam logam dalam prosentase yang cukup banyak untuk dijadikan bahan tambang. Banyaknya
logam yang terkandung dalam bijih itu berbeda-beda. Logam dalam keadaan murni jarang sekali
terdapat di dalam bumi, kebanyakan merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan
sulfat yang merupakan bijih logam yang perlu diproses menjadi bahan logam yang bermanfaat bagi
manusia.
Pembuatan Besi Kasar
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi yang terdapat
di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut.
1. Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
2. Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar 50%.
3. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan mengandung
besi berkisar 60%.
4. Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung besi berkisar
40%.
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batu-batuan dalam
bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi,
bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih
dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi
tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijihbesi halus dan butir-butir yang kecil
diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai
isi dapur. Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur
yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi
kasar.
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar dari dapur tinggi
diperlukan bahan-bahan antara lain : Bijih besi, batu kapur, bahan bakar dan udara panas.
1. Bijih Besi.
Bijih besi didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Bijih besi merupakan bahan
pokok dari dapur tinggi.
2. Batu Kapur.
Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur dalam cairan besi untuk
menjadikan terak. Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini, terjadinya
oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur
(CaCO3) murni, kadang Pula dolomit yang merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
3. Bahan Bakar.
Dahan bakar yang diqunakan dalam proses dapur tinggi ialah kokas, arang kayu, juga antrasit.
4. Udara panas.
Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2 dan gas
CO guna menimbulkan panas,juga untuk mereduksi bijih-bijih besi. Udara panas dihembuskan
dengan maksud agar pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas berkurang. Pemanasan udara
dilakukan pada dapur pemanas cowper.
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya.
Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah
meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar
muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi
selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi.
Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang
batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang
sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang
banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu
dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam bentuk
balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di
dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam
konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin. Batu kapur sebagai bahan
tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang
dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai
pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena
terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-
unsur lain.