NIM : 5201419005
Rombel : PTM A
Bahan Bakar yang digunakan untuk peleburan logam dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Energi minyak
Dalam proses peleburannya minyak sebagai bahan bakar di semprotkan dengan bantuan
udara bertekanan. Bahan bakar yang sering digunakan untuk peleburan ini, adalah minyak
solar dan minyak tanah. Perubahan dari bahan bakar minyak menjadi gas melalui proses
pengabutan sehingga didapatkan nilai panas yang tinggi (sekitar 42.000 kj/kg).
2. Energi Kokas
Kokas merupakan bahan baku peleburan yang berasal dari batu bara. Kokas merupakan
sumber energi peleburan utama tanur kupola dan khusus untuk tujuan tersebut diolah
menjadi kokas yang memiliki kandungan kelembaban dan belerang yang rendah.
Kandungan karbonnya mencapai 98%. Kokas memiliki nilai panas 27.000 – 30.000 kj/kg,
batu bara yang belum diolah menjadi kokas memiliki nilai panas 20.000 – 35.000 kj/kg.
Bahan dasar awal arang kayu adalah kayu, melalui pembakaran dan memiliki kandungan
karbon di atas 80%, sampai menghasilkan arang kayu yang bisa digunakan untuk melebur
logam bukan besi. Dalam proses peleburannya penggunaan arang kayu sangat banyak
karena panas yang dihasilkan kurang bagus dan cepat habis. Arang karbon yang terbakar
menghasilkan CO dan CO2 selain abu, dengan nilai panas 8.000 – 16.000 kj/kg. Karena
nilai panas yang rendah, arang kayu tidak lagi dipergunakan sebagai sumber energi
peleburan, namun masih dipergunakan sebagai bahan pelindung permukaan pada peleburan
tembaga dan tembaga paduan, sebab pada suhu peleburan 1000 derajat Celcius, hasil
pembakaran arang kayu hanyalah CO dan meredukasi oksigen dari dalam cairan.
4. Energi gas
Gas merupakan sumber energi utama tungku pelebur terutama gas Acetylen (C2H2) dan
gas prophan (C3H8). Acetylen dihasilkan dari reaksi batu karbit (CaC2) dengan air (H2O).
Sebagai sumber energi memiliki nilai panas 57000kj /m3 dan tidak berwarna.
5. Energi listrik
Peleburan logam dengan energi listrik dalam industri sekarang menjadi meluas. Sebab-
sebabnya adalah:
Untuk mencairkan besi dan baja cor terdapat dua tipe tanur listrik yang populer
dipergunakan, yaitu pertama adalah tanur induksi dan kedua adalah tanur busur listrik.
Tanur yang menggunakan bahan bakar solar sering disebut sebagai tanur krusible. Prinsip
kerja dari tanur krusibel ini adalah solar yang disemburkan oleh udara dari blower dengan
prinsif pipa venturi pada saat masuk ruang tanur akan menyala dan terus masuk kedalam
tanur. Api yang masuk kedalam ruang tanur tersebut akan memanaskan ruangan dalam
tanur yang didalamnya ada pot sebagai penampung material yang akan dilebur. Dari panas
ruang tungku tersebut akan merambat memanaskan pot dan material yang ada dalam pot
setelah mencapai suhu lebur perlahan-lahan material dalam akan mencair. 3 jenis dapur
krusibel yang biasa digunakan antara lain :
Tanur krusible dapat digunakan untuk peleburan logam bukan besi mulai dari tembaga,
kuningan, alumunium dll. Dalam proses peleburan tanur ini terdapat tiga jenis pengapian
yang bisa dihasilkan :
• Pengapian Oksidasi
• Pengapian Netral
• Pengapian Reduksi
Bahan pot krucibel terdiri dari beberapa macam:
• Pot krucibel dengan bahan Grafit
Pot ini merupakan pot yang paling baik karena dengan penggunaan bahan dari grafit
memiliki ketahanan suhu yang tinggi dan tidak terjadi reaksi antara cairan yang dilebur
dengan bahan pot.
Pot ini dibandingkan dengan pot grafit memiliki ketahanan suhu yang lebih rendah
tetapi untuk penggunaan peleburan alumunium bisa berusia lebih panjang tergantung
dari penanganannya (2 sampai 4 kalinya).
• Pot krucible dengan bahan besi tuang atau baja.
Pot ini dapat berfungsi selain pot pelebur juga sebagai pot penghantar panas.
Ciri khas dari furnace ini adalah memiliki tiga elektroda dengan alternating current.
Penampang elektroda berbentuk bulat, dan pada umumnya terdapat penghubung terhadap
setiap bagian, sehingga ketika elektroda mengalami pengausan, dapat ditambahkan
elektroda baru. Arc terbentuk diantara material pengisi dengan elektroda, dan material
tersebut dipanaskan oleh arus yang melaluinya serta oleh radiasi dari arc. Elektroda-
elektroda itu secara otomatis diangkat dan yang diturunkan oleh suatu sistim pengaturan
kedudukan, yang mana menggunakan kerekan atau hidrolik silinder. Suatu sistim
memelihara agar arus dan energi listrik masuk secara konstan selama pelelehan.
Tanur ini baik sekali untuk peleburan baja dan selama berlangsungnya peleburan, dapat
langsung dilakukan beberapa pekerjaan penting, yaitu :
• Peleburan – Pemurnian
• Deoksidasi awal (dengan pertukaran terak) – Penghalusan
• Pemaduan sekaligus deoksidasi akhir
Keuntungan dari penggunaan tanur busur api adalah :
• Busur api yang terbentuk merupakan sumber panas tanpa resiko terkena
kontaminasi, sehingga kemurnian cairan logam dapat terjaga.
• Penggunan panas dapat dikendalikan dengan mudah
• Efisiensi panas sangat baik yaitu sekitar 70%, disamping muncul biaya yang
tinggi akibat kebutuhan listrik merupakan kerugian dari penggunaan tanur jenis
ini.
• Lapisan udara diatas cairan laogam mudah untuk dikendalikan
• Kehilangan (losses) dari bahan paduan seperti crom, nikel, dan tungsten yang
rendah.
Tanur dilapisis oleh material tahan api (refractory) yang dibedakan menjadi jenis asam, basa
dan netral. Pada umumnya bahan pelapis yang digunakan pada tanur busur api adalah jenis
basa dan netral, tetapi bahan pelapis jenis asam ada kalanya digunakan bila bahan yang akan
dilebur bersifat asam, seperti contohnya pada peleburan baja dengan kandungan silisium tinggi.
Sumber
Tim BSE. (2013). Teknik Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas. Penerbit: Buku Sekolah
Elektronik