Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Daftar isi
Sejarah
Arus listrik
Deskripsi
Tanur Busur Api (Arc Furnace)
Prinsip Dasar Pemanasan Material Pada Tanur
Busur Api
A schematic cross-section through an
Elektrode EAF. Three electrodes (yellow), molten
Proses Pemuatan bath (gold), tapping spout at left,
refractory brick movable roof, brick shell,
Proses peleburan
and a refractory-lined bowl-shaped hearth.
Tahap pencairan
Tahap Pembersihan
Tahap Penyelesaian
Peralatan Pendukung Pada Tanur Busur Listrik
Dampak pemakaian
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Sejarah
Bentuk dasar dari tanur busur listrik dapat mulai dirancang setelah V.V. Petrov menemukan penggunaan
pengaruh busur listrik untuk melebur logam. Penemuan ini merupakan hasil penelitiannya selama tahun 1802–
1803. Setelah konsep ini ditemukan, tanur busur listrik pertama berhasil dibuat 50 tahun kemudian. Energi
listrik yang dihasilkannya masih sangat kecil sehingga masih diuji-coba di dalam laboratorium. Pembuatan
tanur dalam skala industri baru berhasil dilakukan pada akhir abad ke-19 Masehi. Tanur busur listrik ini
memanfaatkan pembakaran tidak langsung dan pembakaran langsung dengan bantuan busur listrik.
Pembakaran terjadi di antara elektrode yang serenjang dengan permukaan logam dan slag. Pada desain klasik,
cairan logam mengalir sambil membawa arus listrik melalui saluran bawah dan menyebaban cairan logam
tercampur. Pembakaran tidak langsung tidak digunakan lagi pada desain yang lebih modern. Sistem saluran
bawah juga teah digantikan dengan merancang tanur yang lebih sederhana. Tanur busur listrik modern kini
mampu mencapai kapasitas kerja seberat 360 ton dalam sekali peleburan logam.[2]
Arus listrik
Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses peleburan dengan EAF, yaitu arus searah
(direct current ) dan arus bolak – balik ( alternating current). Dan yang biasa digunakan dalam proses
peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase menggunakan electroda graphite.
Salah satu kelebihan EAF dari basic oxygen furnance adalah kemampuan EAF untuk mengolah scrap menjadi
100 % baja cair. Menurut survei sebanyak 33% dari produksi baja kasar (crude steel) diproduksi menggunakan
Tanur busur listrik (EAF). Sedangkan kapasitas porduksi dari EAF bisa mencapai 400 ton. Kelebihan lain dari
EAF ini adalah energi yang dikeluarkan busur listrik terhadap logam bahan baku sangant besar, menyebabkan
terjadinya okisdasi besar pada logam cair. Hal ini menyebabkan karbon yang terkandung di dalam logam
bahan baku teroksidasi sehingga kadar karbon dalam logam tersebut menjadi berkurang. Bentuk fisik dari
dapur (EAF) ini cukup rendah sehingga dalam hal pengisian bahan bakunya pun sangat mudah. Dalam hal
pengoperasiannya pun EAF juga tidak terlalu sulit karena hanya memerlukan beberapa orang operator yang
memantau proses peleburan dan penggunaan listrik pada dapur tersebut.
Deskripsi
Struktur dari Tanur busur listrik adalah Tungku oval (bagian bawah), dinding tanur yang berbentuk selinder,
dan tutup tanur yang bisa bergerak menutup dan membuka untuk proses pengisian. Pada tutup tanur terdapat 3
buah lubang yang merupakan dudukan elektrode grafit, yang terdiri dari mekanisme penjepit elektrode.
Sedangkan elektrode tidak bertopang pada tutup tanur melainkan bertopang pada rangka tersendiri dan rangka
tersebut memiliki mekanisme pengangkat dan untuk menurunkan elektrode pada posisi – posisi yang dapat
diatur pada waktu pengoperasian. Untuk mengurangi rugi kalor (heat loses) pada tutup tanur, maka tutup tanur
dilapis dengan isolator panas.
Pada dinding pelindung tanur terdapat batu tahan api sebagai isolator panas bagian dalam yang dihasilkan
tanur tersbut. Pada dinding tanur ini tidak diperlukan lagi lining karena pada bagian ini tidak lagi bersentuhan
dengan cairan. Sedangkan kotruksi luar dari dinding di tutupi oleh pelat baja dengan ketebalan tertentu. Pada
dinding bagian luar ini juga terdapat sistem pendingin yang menggunakan fluida air sebagai media
pendinginan.
Pada bagian tungku oval (spherical hearth) terdapat 3 lapisan yaitu lapisan lining kemudian lapisan batu tahan
api dan sebagai kontruksi bagian luar digunakan pelat baja dengan ketebalan tertentu. Pada bagian ini juga
terdapat tapping spout atau yang lebih dikenal dengan istilah saluran penuangan, yang digunakan untuk proses
penungan cairan yang akan di cetak atau diatur komposisinya di ladle furnance. Pada bagian yang berhadapan
dengan tapping spout adalah slaging door atau yang lebih dikenal dengan pintu slag, yang digunakan untuk
mengeluarkan slag. Untuk mengatur posisi penuangan dan pengeluaran slag, terdapat mekanisme pada dasar
bagian luar tanur yang berbentuk roda gigi berpasangan yang digerakkan oleh screw bar.
Banyak tipe dapur listrik yang digunakan, tetapi secara praktik hanya tipe berikut yang digunakan dalam
industry pembuatan baja:
Pada dapur busur listrik – arus bolak balik, arus melewati suatu elektrode turun ke bahan logam melalui suatu
busur listrik, kemudian arus tersebut dari bahan logam mengalir keatas melalui busur listrik melalui busur
listrik menuju elektrode lainnya. Untuk peleburan baja dapat dilakukan arus satu, dua atau tiga fasa. Umumnya
digunakan arus 3 fasa.
Dalam dapur listrik – arus searah, arus listrik melewati satu elektrode turun kebahan yang akan dilebur melelui
busur listrik, yang kemudian mengalir menuju elektrode pasangannya yang berada dibawah dapur.
Dapur listrik ini dikembangkan oleh Dr. Paul Heroult ( USA ). Dapur busur listrik Heroult yang pertama
dibuat untuk memproduksi baja, dibangun oleh Halcomb steel company di Syracuse, New York pada tahun
1906.
Pada dapur induksi, arus listrik diinduksikan kedalam baja dengan osilasi medan magnet. Berdasarkan
frekwensinya, dapur induksi dikelompokkan sebagai berikut:
Dapur induksi frekwensi rendah. Menggunakan prinsip trafo, dimana bahan logam yang akan
dilebur bertindak sebagai kumparan sekunder, sedang gulungan dengan inti besi bertindak
sebagai kumparan primer.
Dapur induksi frekwensi medium atau tinggi. Arus dengan frekwensi mediumatau tinggi
dilewatkan kumparan yang meliliti bejana ( crucible ) yang berisi bahan logam yang akan
dilebur.
Dapur listrik dapat digunakan untuk pembuatan baja, baik dengan proses asam maupun basa. Hampir semua
dapur listrik yang digunakan untuk melayani produksi ingot baja, baja cetak kontinya dan industry pengecoran
saat ini menggunakan pelapis bata tahan api basa.
Dapur listrik dapat digunakan untuk memproduksi hampir semua jenis baja. Untuk kapasitas dibawah
1.500.000 ton/tahun, dapur listrik lebih ekonomis digunakan daripada kombinasi blast furnace dan proses
oxygen steel making basa. Hal tersebut khususnya berlaku pada daerah dimana tersedia banyak scrap dan
harga tenaga listrik yang murah. Dapur listrik lebuh fleksibel untuk melayani operasi produksi yang
intermittent ( misal, akibat permintaan pasar yang fluktuatif ).
Tidak mampu memproduksi baja dengan kandungan unsure residual rendah dari scrap yang
mempunyai unsure residual yang tinggi.
Satu dapur listrik tidak dapat melayani secara kontinu dan berurutan satu mesin cetak kontinu (
minimum diperlukan 2 dapur listrik )
Dapur listrik tidak ekonomis digunakan untuk produksi melebihi 1.500.000 ton baja/tahun,
pada satu daerah.
Kandungan nitrogen dalam baja biasanya dua kali lebih tinggi daripada baja yang dihasilkan oleh proses
oxygen steel making, baik basa maupun asam.
busur api yang terbentuk merupakan sumber panas tanpa risiko terkena kontaminasi, sehingga
kemurnian cairan logam dapat terjaga.
penggunan panas dapat dikendalikan dengan mudah
efisiensi panas sangat baik sekitar 70%, disamping muncul biaya yang tinggi akibat kebutuhan
listrik merupakan kerugian dari penggunaan tanur jenis ini.
lapisan udara diatas cairan logam mudah untuk dikendalikan
kehilangan (losses) bahan paduan seperti crom, nikel, dan tungsten yang rendah.
Material logam dapat mencair karena adanya elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian listrik (electrical
circuit) yang akan membentuk suatu busur api yang akan mencairkan logam. Electric arc-furnace
menggunakan tiga buah elektrode yaitu sesuai dengan jumlah phase dari aliran listrik yang digunakan. Arus
yang digunakan adalah arus bolak-balik 3 phase ( 3 alternating current). Pada electric arc-furnace ini bahan
isian akan dipanaskan dan dicairkan oleh adanya radiasi dari busur listrik (electric arc) yang terjadi antara
electrode-electrode yang digunakan. Pada instalasi electric arc furnace ini digunakan step-down transformer
yang berguna menurunkan tegangan (voltage) aliran listrik yang tinggi yang akan digunakan memanaskan dan
mencairkan bahan isian.
Tanur busur api memiliki lapisan baja berbentuk silinder dengan landasan berbentuk lengkung atau datar yang
ditopang rol penahan yang memungkinkan tanur untuk dimiringkan. Sebagai gambaran, tanur busur api yang
memiliki kapasitas 10 ton memiliki diameter luar sebesar 3 meter, diameter dalam bahan tahan api sebesar 2,4
meter, tinggi 2,25 meter dan memiliki lapisan baja setebal 25 mm, sedangkan power input sebesar 850 kva
sampai dengan 30.000 kva.
Panas dihasilkan oleh loncatan electron (busur api) dengan aliran listrik dengan adanya aliran listrik ini maka,
akan menimbulkan aliran induksi dalam cairan yang akan menyebabkan terjadinya gerak cairan,sehingga
homogenisasi cairan dapat terjadi.
Elektrode
Elektodenya dibuat dari bahan Carbon atau grafit dimana elektrode dari bahan grafit lebih menguntungkan
sebab lebih tahan terhadap temperatur tinggi. Ketiga elektrode yang digunakan, semakin lama akan semakin
pendek di bagian ujung bawahnya disebabkan panas yang terjadi pada ujung tersebut. Pada saat
operasi/bekerja, ketiga elektrode diturunkan secara bersama-sama hingga menyinggung bahan isian.
Agar terbentuk busur api, tiga elektrode dipasang secara vertical dalam formasi segitiga. Elektrode dikelilingi
pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan mengurangi gas yang keluar lewat elektrode. Ketiga
elektrode yang digunakan dapat dinaikan atau diturunkan secara otomatis dengan menggunakan perangkat
pengendali listrik atau hidraulis. Sistem kendali manual dan otomatis digunakan untuk menaikkan,
menurunkan, dan menggeser elektrode saat proses peleburan berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah
pendek, perlu diganti yang baru.
Proses Pemuatan
Saat proses pemuatan penutup tanur dibuka, dan setelah material dimuatkan kedalam tanur, kemudian penutup
ditutup kembali, elektrode diturunkan, dan aliran listrik diberikan. Elektrode diturunkan sampai dasar sampai
cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik. Elektrode kemudian dinaikan secara bertahap seiring dengan
kenaikan permukaan cairan logam.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan tanur busur api dapat
dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian pemuatan yang baik. Secara umum
komposisi pemuatan adalah sebagai berikut:
Penggunaan sistem saluran dengan ukuran yang besar ( tebal ) akan mengakibatkan proses peleburan menjadi
semakin lama. Pemuatan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Proses peleburan
Proses peleburan baja dengan tanur busur api terbagi menjadi dua proses, yaitu:
Terak asam pada dasarnya mengandung Silika yang terdapat dalam ikatan ikatan kimia FeMnS (iron
manganese silicate).Terak ini terbentuk akibat reaksi oksidasi. Pada tahapan ini terjadi proses pemurnian dari
cairan logam yang dilakukan dengan pengendalian dalam penghilangan (reduksi) beberapa unsur seperti
carbon, mangan dan silicon melalui proses oksidasi.
Proses penghilangan phosphor dan sulfur sulit dilakukan. Pengontrolan kandungan kedua unsur tersebut
hanya dapat dilakukan dengan pemilihan secara ketat bahan yang dimuat, dimana bahan yang dimuat harus
memiliki kandungan rendah dari kedua unsur tersebut.
Pada proses terak basa, perhatian pada kandungan sulfur dan phosphor tidak perlu dilakukan selama kedua
unsur tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan pemilihan material yang tepat. Pada peleburan baja paduan,
dapat dilakukan dengan melakukan pemuatan menggunakan bahan baku dengan kandungan karbon yang
rendah, dan untuk mencapai kandungan kimia akhir dilakukan dengan menambahkan bahan paduan.
Pada tahap ini untuk pengikatan terak dilakukan dengan penambahan bijih besi dan batu kapur yang
ditambahkan pada saat pemuatan awal atau pada saat bahan baku telah mencair. Penambahan bijih besi dan
batu kapur saat awal proses peleburan dapat mengakibatkan hilangnya unsur phosphor. Yang harus
diperhatikan pada pemberian bijih besi dan batu kapur adalah:
Komposisi aktual dari terak yang terbentuk pada saat pendidihan tergantung dari kandungan carbon pada
cairan logam serta proses desulphurisasi dan dephosporisasi.
Tahap pencairan
Yaitu tahap pertama peleburan dimana bahan baku pada diubah menjadi material cai hingga temperature
15500C – 16000C. Disini reaksi-reaksi dalam terhadap elemen-elemen yang dikandungnya (C, Mn, S, Si, P,
Cr) mulai berlangsung dengan pembubuhan besi oksid, sebagai pereaksi.
Tahap ini berlangsung selama 1,5 jam dan diakhiri dengan pembuangan terak.
Tahap Pembersihan
Dilakukan dengan pembubuhan bahan pembawa CaO dan FeO sebanyak 3% - 4% dari seluruh berat bahan
baku. Pada temperatur tinggi, reaksi C + FeO ----> Fe + CO akan mengakibatkan terjadi pendidihan.
Penambahan CaO akan terjadi pengikatan elemen Cr, V, Ni, W, Al, Zn dan B menjadi terak. Lama dari tahap
ini sekitar 30 menit setelah pembersihan ini akan menghasilkan:C turun sampai 0,5%, Si < 0,1%, Mn < 0,1%,
P = 0,02 %, S = 0,04 %, Cairan mengandung O2 yang tidak mengambil kotoran ( tidak ada yang dioksidasi ).
Tahap Penyelesaian
Dampak pemakaian
Penggunaan tanur busur listrik menyebabkan terjadinya fluktuasi tegangan listrik pada sistem tenaga listrik.
Bagian dari sistem yang terkena pengaruh langsung ialah bagian distribusi tenaga listrik dan transmisi tenaga
listrik. Fluktuasi tegangan mengakibatkan terjadinya kedip cahaya pada penerangan listrik. Cahaya yang
dihasilkan secara kedap-kedip ini dapat mengganggu mata manusia dengan sensitivitas yang tinggi.[3]
Lihat pula
Tungku pembakaran
Tungku induksi
Fabrikasi logam
Pengecoran
Logam paduan
Logam
Peleburan (metalurgi)
Pemurnian
Referensi
1. ^ Purwanto, R. E., Murdani, A., dan Nurchajat (2016). Teknologi Bahan 1: Teori (https://www.re
searchgate.net/profile/Raden-Purwanto/publication/318561373_Teknologi_Bahan_I/links/5970
45bfa6fdccc6c96c20ac/Teknologi-Bahan-I.pdf) (PDF). Malang: Polinema Press. hlm. 37–38.
ISBN 978-602-19379-5-2.
2. ^ Kerkhoven, Sofyan Asmadiredja (2019). Elektro Metalurgi Besi-Baja dan Paduan Besi:
Peleburan Besi, Baja dan Logam Non-Ferrous dalam Tanur-tanur Listrik/Elektro. Bandung:
Alfabeta. hlm. 1. ISBN 978-602-289-529-9.
3. ^ Armasnyah, dkk. (2012). Panduan Penanganan Gejala Kualitas Daya untuk Sektor Industri
(https://studylibid.com/download/125724). Jakarta: BPPT Press. hlm. 22. ISBN 978-979-3733-
69-2.
Bacaan lanjutan
J.A.T. Jones, B. Bowman, P.A. Lefrank, "Electric Furnace Steelmaking", in The Making,
Shaping and Treating of Steel, R.J. Fruehan, Editor. 1998, The AISE Steel Foundation:
Pittsburgh. p. 525–660.
Thomas Commerford Martin and Stephen Leidy Coles, The Story of Electricity, New York 1919,
no ISBN, Chapter 13 "The Electric Furnace", available on the Internet Archive
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Electric arc furnaces.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Dengan menggunakan situs ini, anda menyetujui Ketentuan Penggunaan dan Kebijakan Privasi. Wikipedia® adalah
merek dagang terdaftar dari Wikimedia Foundation, Inc., sebuah organisasi nirlaba.