Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303684531

RANCANG BANGUN TUNGKU BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN VOLUME


RUANG BAKAR 1 M 3 SUHU BAKAR MAKSIMUM 1300 0 C UNTUK PEMBAKARAN
KERAMIK

Article · January 2004

CITATIONS READS
0 2,813

1 author:

Mochammad Dachyar Effendi


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
28 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

REKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI MATERIAL BALISTIK HIBRID KOMPOSIT UNTUK BODY HULL KENDARAAN TEKTIS View project

Inovasi Teknologi Biocompatible Material untuk Industri Alat Kesehatan View project

All content following this page was uploaded by Mochammad Dachyar Effendi on 31 May 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang
Bakar 1 M3 Suhu Bakar Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN,
BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera
diatas
RANCANG BANGUN TUNGKU BERBAHAN BAKAR LPG
DENGAN VOLUME RUANG BAKAR 1 M3 SUHU BAKAR
MAKSIMUM 13000C UNTUK PEMBAKARAN KERAMIK
M. Dachyar Effendi
UPT-PSTKP - BPPT

Abstract
3
A downdraft kiln using LPG as energy source with capacity 1 m and maximum firing
0
temperature 1300 C has been constructed. For firing ceramic process, most of
Balinese and Lombok craftsmen use firewood as energy source. This method is
inefficient from the production rate. Point of view, downdraft kiln can help the craftsmen
to process ceramic easier, faster and cheaper. Downdraft kiln using LPG has been
selected as an alternative kiln due to minimum pollutant produced compare with
updraft kiln using coal or firewood.
The kiln constructed has fulfilled the requirement of kiln firing process quality in which
the firing causes sintering process in the ceramics body. The kiln with a capacity of
3 0
1m can reach a maximum firing temperature which of 1300 C.

Katakunci: tungku hemat energi, keramik, rancang bangun

1. PENDAHULUAN produksi sampai 25% yang disebabkan oleh biaya


bahan bakar. Keuntungan lain dari jenis tungku ini
Pembakaran keramik dalam proses pembuatan dibandingkan dengan tungku berbahan bakar kayu
keramik adalah bagian terpenting dari proses adalah mampu mereduksi waktu pembakaran,
pembuatan keramik itu sendiri. Banyak daerah di waktu pendinginan dan peningkatan kualitas
4)
Indonesia, Bali dan Lombok khususnya barang
menggunakan kayu sebagai bahan bakar Namun pengadaan batubara khususnya di Bali
tungkunya. Beberapa jenis keramik memerlukan dan Lombok merupakan faktor kesulitan tersendiri.
proses sintering yang sempurna untuk mencapai Hasil kunjungan lapangan ke sentra perajin di
kualitas yang diinginkanm seperti misalnya keramik Lombok didapatkan kenyataan bahwa kebanyakan
stoneware maupun porselin. Keramik jenis ini paling batubara didatangkan dari Surabaya. Perlu
tidak memerlukan pembakaran suhu tinggi diatas diperhitungkan juga waktu pengiriman dan jumlah
0
1100 C agar kualitas yang diinginkan tercapai. minimal yang harus dikirim. Kebanyakan perajin
Sumber daya alam berupa kayu bakar tidak bergabung dalam satu wadah yang
merupakan masalah tersendiri bagi perajin keramik. memungkinkan mereka untuk memesan suatu
Karena di beberapa tempat kayu bakar sulit barang secara kolektif, khususnya untuk perajin
1)
didapat, apalagi pada musim penghujan. Kejadian tradisional .
ini menjadi kendala bagi kecepatan produksi yang LPG yang diproduksi oleh PERTAMINA
diinginkan.Selain itu, kesulitan mendapatkan kayu kebanyakan telah terdistribusi sampai ke pelosok-
bakar berpengaruh pula pada ongkos produksi pelosok daerah di Indonesia. Memanfaatkan LPG
pembuatan keramik itu sendiri. sebagai bahan bakar tungku pengganti kayu bakar
Tungku berbahan bakar kayu, sesuai dengan merupakan alternatif yang baik mengingat
konstruksinya yang open Kiln dan kapasitas panas pengadaan LPG lebih mudah dilakukan oleh perajin
yang dihasilkan, tidak dapat digunakan untuk daripada batubara.Tungku gas yang berdisain
pembakaran suhu tinggi. Kreativitas yang dapat Downdraft Kiln mampu memberikan keuntungan
dihasilkan perajin juga menjadi terbatas. yang sama dengan tungku berbahan bakar
Kebanyakan perajin yang menggunakan tungku ini batubara. Ditambah lagi bahwa tungku gas mudah
menghasilkan gerabah sebagai produk utamanya, dalam pengoperasiannya, paling bebas polusi dan
seperti terjadi di Plered, Jawa Timur, Banyumulek dapat dipakai untuk pembakaran reduksi maupun
1)
dan Penujak di Lombok . oksidasi. Namun mengingat kemampuan finansial
Tungku berbahan bakar batubara merupakan perajin keramik pada umumnya, rancangan tungku
salah satu alternatif yang mampu mereduksi biaya gas yang murah serta mudah pembuatannya perlu

1/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

diusahakan agar perajin dapat merekonstruksi Tungku dapat dilukiskan sebagai peralatan
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemanas. Banyak jenis tungku yang digunakan
finansialnya. untuk perlakuan pembakaran produk-produk
Hal yang mendasar dalam perancangan ini khusus. Banyak katagori digunakan untuk
adalah, kemudahan mendapatkan LPG. Serta mengklasifikasi tungku. Tabel 1 menunjukkan salah
didukung oleh keberadaan peralatan seperti satu cara klasifikasi.
burner, penukar panas, bahan refraktori ringan
hemat energi (wool keramik) dan berbagai jenis alat Tabel 1. Klasifikasi tungku
kontrol otomatis, sebagai komponen penyusun kiln,
yang mudah didapat dan teknologinya sudah Dasar Klasifikasi Uraian
dikuasai. • Sumber panas • Tungku bakar kayu
• Tungku bakar arang
2. TEORI DAN METODE EKSPERIMEN • Tungku bakar minyak
• Tungku bakar gas
2.1. TEORI • Tungku listrik
Teknik produksi keramik mengalami kemajuan
• Metode aliran gas • Tungku Updraft
secara signifikan di Eropa dengan digunakannya
pembakaran • Tungku crossdraft
updraft rektangular kiln dan round kiln. Pada abad
ke 19, dikembangkan downdraft rektangular kiln. • Tungku downdraft
Downdraft rektangular kiln memungkinkan • Metode gas • Tungku api langsung
pengaturan tekanan dan distribusi penyebaran kontak dengan • Tungku semi muffle
panas yang signifikan. Lapisan dinding tungku yang produk • Tungku muffle
menggunakan bata tahan api menandai langkah
awal menuju kiln modern. Selama periode ini kayu 2.2. METODE EKSPERIMEN
yang digunakan sebelumnya digantikan dengan Metode yang dipakai adalah mengumpulkan data
arang yang kemudian gas arang sebagai bahan perancangan downdraft kiln, menguji coba kekuatan
bakar. Ini satu langkah untuk mencapai pengaturan bakar tungku dengan melihat proses sintering yang
pembakaran yang lebih sesuai. terjadi pada keramik uji. Terakhir adalah menguji
Bagian tengah dari downdraft rektangular kiln, karakteristik sampel keramik yang dibakar dalam
kemudian diganti dengan “kiln car” sehingga tungku hasil rancangan pada berbagai tingkatan
pekerjaan penyusunan/pemuatan (loading) dan suhu dengan melihat mengamati kematangan bakar
pembongkaran (unloading) dapat dilakukan diluar dan kualitas keramik uji berpatokan pada nilai-nilai
kiln. Inilah awal mulanya shuttle kiln. shuttle Kiln Susut Kering (SNI 15-0255-1984), Susut Bakar (SNI
yang munculnya pada awal abad ke 20, adalah tipe 15-0255-1984), peresapan air (SNI 12-2580-92) dan
tungku yang sangat umum digunakan sekarang. penentuan warna.
Shuttle kiln digunakan secara luas tidak hanya Penentuan rancangan tungku menurut metode
untuk pembakaran keramik konvensional tetapi juga sebagai berikut :
untuk keramik maju. Tungku yang dilukiskan diatas • Ditentukan ukuran / dimensi tungku yang
adalah tungku intermiten yang pembakarannya dinginkan, dalam hal ini ruang bakar tungku
3
berulang. Pengembangan tunnel kiln adalah awal ditetapkan 1m
dari pembuatan tungku yang beroperasi secara • Ditentukan jenis isolasi dan bahan
kontinyu sehingga mampu menangani produk konstruksi tungku, dalam hal ini sebagai
dalam jumlah besar. isolasi dipakai bata tahan api(k =
0
Tungku pertama yang beroperasi kontinyu 1,07W/(m K), glasswool
adalah tungku Hoffmann yang diperkirakan • Perhitungan distribusi suhu pada dinding
pemakaiannya praktis pada pertengahan abad ke untuk menentukan tebal dinding ideal
19. Tungku Hoffmann menggunakan fixedheart. dengan menggunakan rumus perpindahan
Tunnel kiln dipelajari untuk produksi komersial pada panas konduksi pada keadaan ajeg dua dan
pertengahan akhir abad ke 19 dan mencapai tiga arah, dengan menggunakan
keberhasilan pada abad ke 20. Lebih dari 100 tahun persamaan-persamaan untuk berbagai
terakhir, tungku telah mengalami banyak perbaikan bentuk benda dan kedudukan pada
yang meliputi fungsi dan aspek penghematan perpindahan secara konduksi (Daftar 2 – 4a.
energi, kontrol otomatis temperatur/tekanan dan Perpindahan Panas Konduksi dan radiasi,
otomatisasi operasi “kiln car”. Warnijati)

2/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

Cara kerja persiapan sampel dan pengujian yang diberikan ialah hasil rata-rata susut kering
sampel keramik adalah sebagai berikut : Sampel yang diukur.
a). Pengolahan bahan mentah untuk mencapai • Penentuan Susut Bakar (SNI 15-0255-1984)
kehalusan butiran lolos ayakan ukuran lubang 0,125 Sampel yang telah diukur jarak tanda garisnya p cm,
mm. Bahan badan keramik dibuat dengan komposisi untuk mengetahui susut kering, dibakar dalam
Ballclay Bantur 10%, Kaolin Belitung 4%, Felspar tungku laboratorium sampai suhu yang telah
RRC 14%, Tanah putih Kalimantan 70%, Semen ditentukan untuk setiap pembakaran. Kondisi
Tahan Api 2% pembakaran sebaiknya netral atau tidak dibuat
b). Pembuatan sampel untuk penentuan tingkat dengan kondisi pembakaran reduksi ataupun
keplastisan, susut kering, susut bakar, susut jumlah, oksidasi,dalam arti, jumlah oksigen yang diperlukan
peresapan air, keporian semu, berat isi, berat jenis dalam pembakaran tersebut sesuai secara teoritis.
semu, warna, tekstur dan suara. Bila tidak memakai tungku listrik, Sampel
Bahan baku kering udara dengan kehalusan dimasukkan dalam kapsel atau wadah pelindung
butiran dibawah 0,125 mm ditambahkan air supaya terlindung dari api langsung. Kecepatan
sehingga mencapai air pembentukan optimum. kenaikan suhu diatur sedemikian, sehingga suhu
o
Kemudian ditutup dengan lap basah dan dibiarkan 900 C dapat dicapai dalam waktu 4 - 5 jam, sesudah
selama ± 2 jam, supaya terjadi pemerataan kadar
o
itu setiap kenaikan 100 C dicapai dalam waktu 1
air. Campuran lalu diremas-remas dan dibanting- jam.
banting cukup lama, supaya airnya merata betul dan Setelah pembakaran selesai, sampel dibiarkan
terbentuk masa plastis (tidak ada gelembung udara). menjadi dingin dalam tungku. Jarak tanda garis
Sifat plastis ditandai dengan sifat masa yang tidak ditentukan dengan mikrometer tepat sampai 0,1 mm
lengket ketika ditekan dengan jari tangan dan dapat (p1 cm).
o
membentuk lingkaran 360 dengan keliling 10 cm, Susut bakar = (p – p1)/p x 100% dan Susut
tebalnya 1 cm tanpa terjadi retak. Dari masa plastis jumlahnya = (10 - p1)/10 x 100%.
itu dibentuk sampel dengan menggunakan cetakan Susut bakar atau susut jumlah diberikan sebagai
kayu yang sebelumnya bagian dalamnya diolesi hasil rata-rata semua susut bakar atau susut jumlah
minyak mineral supaya sampel tidak melekat pada Sampel yang diukur.
cetakan dan mudah dikeluarkan. Ukuran sampel ± • Penentuan peresapan air (SNI 12-2580-92)
12 cm x 2,5 cm x 1,5 cm. Untuk penentuan susut Mula-mula sampel pasca bakar dikeringkan dalam
o
kering dan susut bakar pada tiap tingkat oven pada suhu 105 –110 C, sehingga beratnya
pembakaran digunakan paling sedikit 6 sampel. tetap. Kemudian didinginkan dalam desikator dan
Masa plastis yang dimasukkan dalam cetakan ditentukan berat keringnya (D gram) dengan
sedikit lebih banyak dari yang diperlukan untuk ketelitian 0,01 g. Sampel dipanaskan dalam wadah
pembentukan benda ujinya, panjangnya dan berisi air sampai mendidih dan dibiarkan selama 5
lebarnya sedikit kurang, tetapi tebalnya lebih. jam. Pasang penyekat atau semacamnya sebagai
Masanya ditekan dari tengah ketepi hingga pemisah antara sampel dengan dinding atau dasar
cetakannya berisi penuh. Kelebihan masa kemudian wadah, begitupun antara sampel satu dengan
dipotong dan permukaannya dibuat licin dengan lainnya agar tidak bersentuhan. Kemudian dinginkan
pisau atau potongan kayu, yang dibasahi. Setelah selama 24 jam di dalam air, lalu keluarkan dan dilap
dibentuk, pada permukaannya diberi tanda garis 10 dengan kain lembab. Sampel segera ditimbang
cm. Sampel ditimbang lalu dibiarkan pada udara dengan neraca yang ketelitiannya 0,01 g ( W gram)
terbuka sampai menjadi kering pada papan yang maka, peresapan airnya adalan = (W – D)/D x 100%.
diberi sedikit berminyak. Untuk menentukan keporian semu (KS), berat isi
• Penentuan Susut Kering (SNI 15-0255-1984) (BI) dan berat jenis semu (BJS) dilakukan
Sampel yang dikeringkan pada papan, pada waktu- penimbangan sampel dalam air (W1 gram), dan
waktu tertentu dibalik supaya pengeringannya selanjutnya dilakukan perhitungan KS, BJI dan BJS
merata dan mengurangi terjadi kelengkungan. dengan persamaan KS =(W-D)/(W-W1)x100%,
3 3
Setelah Sampel menjadi kering (dikontrol dengan BI=D/(W-W1) g/cm dan BJS=D/(D-W1) g/cm
penimbangan , selisih berat kurang dari 0,5 g untuk • Penentuan warna, tekstur dan suara
2 hari berturut-turut), jarak tanda garis ditentukan Selain melakukan pengukuran untuk menentukan
dengan mikrometer tepat sampai 0,1 mm (p cm), susut kering, susut bakar, susut jumlah, peresapan
maka susut kering = (10 – p)/10 x 100. Susut kering air, keporian semu, berat isi, berat jenis semu, juga
dilakukan penentuan warna, tekstur dan suara.

3/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

0 0
Warna dan tekstur ditentukan dengan pengamatan 1300 C dan suhu permukaan luar 30 C, maka
secara visual dan penentuan suara dengan ditetapkan tebal isolasi jenis glasswool 12,5 cm (5
memukul salah satu ujung Sampel dengan lapis x 2,5 cm tebal glasswool sesuai pabrik), bata
sesamanya atau benda pejal lainnya. Suara yang isolasi setebal 15 cm juga disesuaikan dengan
terdengar dinyatakan nyaring, agak nyaring atau dimensi bata tahan api di pasaran. Frame dibuat dari
tidak nyaring yang menyatakan kepadatan badan. baja setebal 3 mm dua lapis pada bagian tutup dan
satu lapis pada dasar dan dinding bawah tungku
3. HASIL DAN PEMBAHASAN (lihat gambar 2)
Tungku dilengkapi dengan alat kontrol untuk
Tungku dirancang mempunyai kapasitas muat mengatur suhu pembakaran dan waktu pembakaran
3
barang 1 m . Ukuran ini lebih fleksibel dalam dengan pengaturan dan peletakan alat kontrol
menempati ruang produksi, karena kebanyakan seperti ditunjukkan dalam skema berikut :
perajin tidak mempunyai cukup ruang untuk
menempatkan peralatan produksi. Kebanyakan Body tungku
ruang produksi terpakai oleh proses pembentukan
keramik. Oleh karena itu perlu dirancang tungku Skrup
untuk
yang berukuran kecil namun juga efisien dalam 13 cm memegang
pemakaian bahan bakar. probe ke
Tungku mempunyai 6 bagian utama sebagai Lubang di 1,7 cm body
berikut : tungku tungku
1. Ruang bakar untuk tempat
masuk probe
2. lorong api
2,1 cm
3. cerobong asap 2 cm
4. tutup tungku
5. burner
6. dinding tungku
Burner diletakkan di bagian bawah yang
langsung berhubungan dengan lorong api yang Probe
dibuat berada di sisi atas dan bawah dari ruang berdiameter
bakar. Jarak antara cerobong asap dengan dinding 13,9 cm 5,5 mm dan
tungku sebesar 0,65 meter. Penampang luar tungku panjang 13,9
cm
berukuran 1 m x 1 m dengan ruang bakar berbentuk
3
kubus sebesar 1m . Untuk tungku modifikasi tutup Gambar 1. Skema alat kontrol pada tungku
dengan bentuk silinder, ada penambahan ruang
bakar yang luasnya tidak signifikan untuk Gambar rancangan tungku, bagian-bagian, serta
penambahan volume ruang bakar, sehingga dalam ukurannya , dapat dilihat dibawah ini :
perhitungan volume ruang bakar dianggap tetap 1
3
m . Tutup tungku dimodifikasi dengan harapan
terjadi aliran berbalik tanpa halangan sudut pada
bagian dalam tungku. Aliran berbalik akan menuju
kebawah mengikuti lorong api di sisi bawah tungku
dan keluar melalui cerobong asap. Juga diharapkan
aliran gas panas dari atas ke bawah akan memasuki
keramik yang dibentuk berongga sehingga terjadi
proses pematangan menyeluruh pada benda
keramik yang dibakar. (lihat gambar 2)
Untuk menentukan tebal isolasi dan distribusi
panas pada dinding tungku, dipakai pendekatan
perpindahan panas konduksi ajeg dua dan tiga arah,
dengan menyelesaikan perhitungan faktor untuk
berbagai bentuk benda dan kedudukan pada
9)
perpindahan secara konduksi dengan asumsi 1)
sistem dalam keadaan ajeg 2) sifat-sifat bahan tetap,
suhu permukaan dalam tungku diambil suhu tertinggi

4/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

3
Gambar 2. Rancangan Tungku 1m

Tabel 2. Karakteristik sampel yang dibakar dalam tungku rancangan pada level pembakaran 1100, 1150, 1200
0
dan 1250 C
o
Suhu Bakar ( C)
Karakteristik
1100 1150 1200 1250
Warna Putih pucat Putih pucat Putih pucat Putih pucat
Tekstur Halus- Halus-padat Halus-padat Halus-
padat padat
Suara Agak Nyaring Nyaring Nyaring
nyaring
Susut Bakar (%) 10,0 10,0 10,0 10,0
Susut Jumlah (%) 19,0 19,0 19,0 19,0
Peresapan Air (%) 7,79 5,97 5,07 2,58
Keporian Semu (%) 15,92 110 11,50 5,95
3
Berat Isi (g/cm ) 2,10 2,06 2,23 2,30
3
Berat Jenis Semu (g/cm ) 2,52 2,35 2,50 2,47

Untuk melihat unjuk kerja tungku hasil rancangan Semen Tahan 2%


dibuat contoh keramik dengan komposisi seperti Api
dalam tabel 3, yang dibakar pada beberapa level Tanah putih 70%
suhu. Hasil yang didapat dicantumkan dalam tabel Kalimantan
2.
Secara teknis, penyalaan tungku tidak menemui
Tabel 3. Komposisi badan keramik sampel hambatan. Sampel dibakar dalam ruang bakar
tungku hasil rancangan pada berbagai sudut
Kode Komposisi (% berat) ruangan dengan tingkat pembakaran 1100, 1150,
0
CKR Ballclay Bantur 10% 1200 dan 1250 C.
Kaolin Belitung 4% Mutu atau kualitas badan keramik contoh dapat
Felspar RRC 14% ditentukan dari susut bakar, susut jumlah,
peresapan air, suara ketukan pada badan, dan
warna badan keramik setelah dibakar. Adanya

5/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

susut bakar bakar ini disebabkan karena terjadinya dengan ketentuan peresapan air 0,5-3% menurut
penguapan sisa air pembentukan (air mekanis) ASTM (Oishi, T) adalah dengan suhu bakar
o o
yang belum keluar sempurna waktu pengeringan, 1250 C. Jadi pada suhu 1250 C tingkat kepadatan
pelepasan air kimia, dekomposisi senyawa badan ini dapat dianggap sudah memenuhi
karbonat, oksidasi senyawa organik (karbon), persyaratan secara teknis untuk badan keramik
peleburan feldspar dan kuarsa yang mengakibatkan stoneware. Hal ini juga menandakan bahwa tungku
perubahan ukuran butiran pori. Setelah proses ini hasil rancangan cukup layak untuk dipakai
selesai, penyusutan tidak terjadi lagi. menghasilkan keramik stoneware dengan suhu
o 0
Pada suhu bakar 1100-1250 C, badan bakar optimum 1250 C.
mengalami penyusutan sebesar 10,0% atau angka
yang termasuk mempunyai resiko tinggi dalam level
penyusutan yang dianggap ideal yaitu maksimum
sebesar 6% (Rhodes, 1953). Namun angka ini
dapat ditoleransi oleh unsur-unsur kekuatan badan
sehingga cacat badan tidak terjadi secara nyata.
Sedangkan susut jumlah adalah penyusutan yang
terjadi dari keadaan basah (plastis) sampai
pembakaran akhir 19,0%. Angka ini diperlukan
berkaitan dengan disain produk. Namun hal ini
tidak berakibat merugikan pada badan secara
signifikan. Terbukti juga dari penampakan visual
tidak tampak adanya perubahan bentuk, retak,
pecah maupun kecenderungan buruk lainnya
Warna badan pada keadaan kering adalah
krem karena pengaruh unsur pengotor pada bahan
baku. Warna pascabakar memegang peranan Gambar 3. Tungku tampak samping - belakang
penting. Warna putih atau gading disukai untuk
barang pecah belah dan warna gelap disukai untuk
barang seni, genteng dan sebagainya karena
menghendaki penampilan bersifat alami. Tetapi
dengan adanya teknologi glasir rasanya tidak ada
masalah dengan warna putih, putih gading, krem
atau gelap, karena penampilan dapat ditutup
dengan penerapan glasir. Untuk semua level suhu
bakar diperoleh warna putih pucat karena pada
bahan dalam komposisi mengandung
ketidakmurnian yang dapat mempengaruhi tingkat
kecerahan warna.
Suara merupakan indikator kepadatan suatu
badan keramik. makin padat suatu badan suara
makin nyaring. Hasil pengamatan dengan memukul
badan uji dengan sesama atau logam menghasilkan
o
suara yang agak nyaring (suhu bakar 1100 C) dan
o
nyaring (suhu bakar 1150-1250 C). Hal ini sesuai Gambar 4. Tungku tampak samping – depan
dengan hasil pengujian peresapan air yang
menghasilkan angka untuk mengindikasikan tingkat 4. KESIMPULAN
kepadatan. Peresapan air berkaitan tingkat
3
kepadatan badan. Makin kecil peresapan airnya Tungku dengan kapasitas 1 m berbahan bakar
berarti badan semakin padat. Kepadatan LPG dapat dipakai sebagai tungku alternatif
merupakan indikator kekuatan suatu bahan. Pada pengganti tungku kayu yang banyak dipakai oleh
o
suhu bakar 1100, 1150, 1200 dan 1250 C dicapai perajin terutama di Bali dan Lombok. Pemilihan gas
peresapan air bertutu-turut 7,79%, 5,97%, 5,07% sebagai sumber energi tungku disebabkan
dan 2,58%. Dalam hal ini angka yang termasuk kemudahan diperolehnya LPG melalui distributor
dalam level peresapan air untuk keramik stoneware PERTAMINA yang sudah merambah sampai ke

6/7
M. Dachyar Effendi, Rancang Bangun Tungku Berbahan Bakar Lpg Dengan Volume Ruang Bakar 1 M3 Suhu Bakar
Maksimum 13000c Untuk Pembakaran Keramik, Prosiding STUN, BPPT, 2004
Diperbolehkan mengutip isi dari tulisan ini dengan mencantumkan sumbernya spt tertera diatas

daerah-daerah. Tungku berbahan bakar LPG relatif Peningkatan Mutu Industri Kerajinan
tidak menimbulkan polusi berupa asap dan jelaga, Keramik di Bali”, Panitia Jubilium Perak,
sehingga kualitas keramik hasil produksi lebih bisa Universitas Udayana, Denpasar-Bali, 21-25
diperteanggung jawabkan.Hasil pengujian pada September 1987
sampel keramik yang dibakar pada tungku hasil
rancangan menunjukkan bahwa tungku dapat RIWAYAT PENULIS
0
membakar keramik sampai suhu 1250 C sebagi
suhu maksimum operasional sedikit dibawah suhu M. Dachyar Effendi, lahir di Jakarta pada tanggal
0
maksimum perancangan 1300 C dengan 9 Januari 1971. Menamatkan Pendidikan S1 di
pertimbangan faktor keamanan. Pada suhu Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
tersebut, sampel mempunyai karakteristik sebagai Yogyakarta dalam bidang Teknik Kimia dan S2 di
keramik stoneware yang memenuhi syarat ASTM Universitas Indonesia jurusan ilmu bahan FMIPA.
yaitu suara nyaring, terjadi proses sintering, tekstur Mengikuti training Characterization of Ceramic
padat-halus, susut bakar 10%, susut jumlah 19%, Traditional Raw material di Faenza, Italia pada
penyerapan air 2,24% bulan September s/d November 2002. Saat ini
bekerja sebagai peneliti dan staf program UPT
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan
Porselin Bali
1. Anynomous, “Peningkatan Teknologi Dan
Pemberdayaan Industri Kecil Keramik Desa
Penujak - Lombok”, Laporan IPTEKDA t.a.
2002, hal 3 – 8, 2002
2. Hartono, YMV., “Bahan Mentah Untuk
Pembuatan Keramik”, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri
Keramik, Bandung, 1983
3. Haryanto, “Teknik Penulisan Laporan
Teknis Interen”, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Jakarta, 1995
4. Hidayat, Herman., “Utilization of Coal in
Updraft Kiln for Traditional Fired ClayTiles
Industries”, Coal tech Proceedings, 2002
5. Supomo, Karakterisasi dan Pengendalian
Bahan mentah Keramik, Diklat Quality
Control Supervisor Industri Keramik Saniter
dan Tableware, BBIK, 1998
6. Sulistari, Naniek., ”Penuntun Praktikum
Bahan Mentah Untuk Bata, genteng, Pipa
dan Kapur”, Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Keramik,
Bandung,1983
7. Suparta, AR., Hamzah, F., Soesilowati,
“Hitung Keramik”, Balai Besar Industri
Keramik, Bandung1997
8. T. Oishi, “Ceramic Body”, Gifu Perfectural
Ceramic Research Institut, Nagoya,
International training Center, Japan
International Cooperation Agency.
9. Warnijati, Sri.,”Perpindahan Panas
Konduksi dan Radiasi”, PAU UGM, 1988
10. Yasana I Made, Sunarta I Nyoman, Rai
Kalam AA, “Pengembangan Teknologi
Dalam Penganekaragaman Disain Dan

7/7

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai