Anda di halaman 1dari 12

RANCANG BANGUN DAPUR PELEBURAN ALUMUNIUM

BAHAN BAKAR GAS LPG

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya Industry di Indonesia menjadikan kebutuhan akan industri logam juga semakin
meningkat. Salah satunya adalah industri logam alumunium sebagai pengganti logam non
ferrous.Alumunium dinilai memiliki sifat lembut,ringan dan merupakan konduktor listrik dan konduktor
panas yang baik,serta memiliki sifat tahan panas serta tahan korosi lebih baik daripada logam baja.
Alumunium dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan
dengan bermacam-macam penampang, Alumunium digunakan dalam banyak hal,Umumnya digunakan
dalam kabel bertegangan tinggi.Selain itu,juga digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang.

Untuk menghasilkan aluminium berkualitas tinggi, diperlukan proses pengecoran aluminium


berkualitas tinggi yang dapat bersaing dalam industri logam yang semakin menuntut,Pekerjaan
pengecoran logam aluminium meliputi beberapa tahapan, antara lain: persiapan bahan baku, pembuatan
cetakan, proses peleburan, pengecoran pengecoran, pembongkaran, pembersihan dan pemeriksaan hasil
pengecoran.Proses peleburan sendiri adalah proses pemanasan dan peleburan material (cast iron) di dalam
tungku peleburan sampai pada titik lebur logam.Setelah bahan mencair lalu dituangkan ke dalam
cetakan.Dalam proses peleburan aluminium,kenapa menggunakan logam alumunium karena selain titik
lebur nya yang rendah alumunium juga sangat mudah ditemukan.

Peleburan alumunium skala kecil dan sedang biasanya dilakukan dengan tungku krusibel. Ciri khas
tungku krusibel adalah digunakan wadah untuk menempatkan logam yang akan dilebur. Wadah tersebut
berbentuk krus yaitu menyerupai pot yang diameter atasnya lebih lebar sehingga disebut krusibel atau
dikenal sebagai kowi. Tungku ini dibedakan menurut jenis bahan bakar yang digunakan yaitu; kokas atau
arang, minyak dan gas. Sedang berdasar kontruksinya tungku dibedakan menjadi tungku dengan kowi tidak
tetap, tungku dengan kowi tetap dan tungku tungkik. (Arianto dkk, 2017).

Penggunaan proses pengecoran selain untuk mencairkan logam, juga dipakai untuk proses
pembentukan logam sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan. Pengecoran adalah untuk mencairkan suatu
logam setelah itu dituangkan kedalam cetakan dan cara ini banyak digunakan pada masa kini. Pengecoran
logam tersebut digunakan dapur peleburan yang berfungsi untuk mencairkan logam. (Supriyanto, 2009).

Pada penelitian ini bertujuan untuk membuat desain rancang bangun tungku krusibel dalam skala kecil
berbahan bakar gas khususnya gas LPG.Untuk keperluan industry rumah tangga ataupun sarana praktikum
pada pembelajaran.

Kata kunci: krusibel, aluminium dan bahan bakar

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses perencaaan tungku krusibel/dapur peleburan?
2. Bagaimana proses pembuatan tungku krusibel/dapur peleburan?
3. Bagaimana proses tungku krusibel terhadap peleburan logam alumunium?
4. Berapa bahan bakar yang diperlukan untuk proses peleburan?
5. Berapa waktu peleburan yang diperlukan?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan yang diinginkan dan tidak meluas pada pembahasan yang lain, maka
penelitian memiliki batasan masalah yaitu:
1. Mendesain tungku krusibel dengan media 2D
2. Pembuatan tungku menggunakan batu bata tahan api,semen,pasir serta tanah lempung
3. Menggunakan bahan bakar gas LPG
4. Cetakan menggunakan pasir hitam
5. Material yang dilebur adalah alumunium bekas/rongsok
1.4 Tujuan Penelitian
1. Merencanakan tungku krusibel/dapur peleburan
2. Membuat tungku krusibel/dapur peleburan
3. Mengamati proses peleburan logam alumunium
4. Menghitung bahan bakar yang diperlukan dalam proses peleburan
5. Menghitung waktu yang diperlukan dalam proses peleburan
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011

RANCANG BANGUN DAPUR PELEBURAN ALUMUNIUM


BAHAN BAKAR GAS

Ella Sundari
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

RINGKASAN

Proses peleburan adalah proses pencairan bahan (besi cor) dengan jalan
pemanasan di dalam sebuah dapur peleburan. Setelah bahan mencair
kemudian dituang ke dalam sebuah cetakan. Pada proses peleburan
alumunium digunakan dapur jenis crucible. Dapur jenis ini digunakan untuk
penggunaan dalam skala kecil sedangkan untuk skala besar digunakan dapur
reverberatory. Crucible yang ada dalam dapur berbentuk pot yang terbuat dari
lempung dicampur dengan pasir. Terdapat tiga macam crucible menurut jenis
bahan bakar, yaitu gas, minyak dan kokas. Crucible dengan bahan bakar kokas
jarang digunakan karena kurang efisien. Disini digunakan dapur peleburan
dengan menggunakan bahan bakar gas. Hasil pembakaran bahan bakar akan
memanaskan dinding crucible yang kemudian akan dialirkan ke logam yang
akan dilebur. Dengan demikian logam tidak mengalami kontak langsung
dengan api pembakaran.

Kata Kunci : Cruicible, Aluminium dan bahan bakar

PENDAHULUAN Di rumah, alumunium dapat kita


Berkembangnya industri di Indonesia temukan sebagai panci, botol
menjadikan kebutuhan akan industri minuman ringan, tutup botol susu dan
logam juga semakin meningkat. lain sebagainya. Aluminium juga
Salah satunya adalah industri logam digunakan untuk melapisi lampu mobil
alumunium sebagai pengganti logam dan compact disc. Untuk
non ferrous. Alumunium bersifat menghasilkan kualitas alumunium
lembut, ringan dan merupakan yang baik diperlukan suatu
konduktor listrik dan konduktor panas pengerjaan pengecoran almunium
yang baik. yang berkualitas dan dapat bersaing
dalam industri logam yang semakin
Alumunium dapat ditempa menjadi ketat. Pengerjaan dalam pengecoran
lembaran, ditarik menjadi kawat dan logam alumunium meliputi beberapa
diekstrusi menjadi batangan dengan tahap diantaranya; persiapan bahan
bermacam-macam penampang. baku, pembuatan cetakan, proses
Selain itu, alumunium juga tahan peleburan, penuangan coran,
terhadap korosi. Alumunium pembongkaran, pembersihan serta
digunakan dalam banyak hal. pemeriksaan hasil coran.
Umumnya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Selain itu, juga Industri logam khususnya pengecoran
digunakan dalam bingkai jendela dan logam mempunyai peranan yang
badan pesawat terbang. sangat penting dalam menunjang
pembangunan saat ini. Untuk

17
dq
VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011 JURNAL AUSTENIT

mewujudkan hal tersebut maka Karakteristik Alumunium


diperlukan sebuah tungku/dapur Sifat-sifat dari alumunium yaitu ringan,
untuk proses peleburan logam non tahan korosi, penghantar panas
ferrous khususnya alumunium. dan listrik yang baik. Berat jenisnya
hanya 2,7 sehingga walaupun
METODOLOGI PENELITIAN kekuatannya rendah tetapi
Dalammenyelesaikan penelitian ini, perbandingan kekuatan terhadap
dilakukan pengamatan lapangan beratnya masih lebih tinggi daripada
terhadap dapur peleburan aluminium baja, sehingga banyak digunakan
pada industri rumah tangga. Dimana, pada konstruksi yang menuntut
umumnya industri rumah tangga sifat ringan seperti alat-alat transport
menggunakan bahan bakar minyak terutama pesawat terbang. Sifat
sebagai bahan bakar pada dapur tahan korosi pada alumunium
peleburannya. Selain itu juga diperoleh karena terbentuknya lapisan
dilakukan kajian pustaka oksida alumunium pada permukaaan
s e b a g a i bahan pertimbangan untuk alumunium.
melihat kemungkinan dilakukan
perbaikan-perbaikan. Lapisan oksida ini melekat pada
permukaan dengan kuat dan rapat
TINJAUAN PUSTAKA serta sangat stabil (tidak
Alumunium bereaksi dengan lingkungannya)
Aluminium merupakan logam sehingga melindungi bagian yang
ringan mempunyaiketahanan korosi lebih dalam. Adanya lapisan oksida ini
yang baik. Berat jenis alumunium disatu sisi menyebabkan tahan
adalah 2,643 kg/m 3 cukup ringan korosi tetapi dilain sisi
dibandingkan logam lain. Kekuatan menyebabkan alumunium menjadi
alumunium yang berkisar 83-310 sukar dilas dan disolder. Alumunium
Mpa dapat melalui pengerjaan dingin komersial selalu mengandung
atau pengerjaan panas. beberapa impurity (0,8%), biasanya
Dipasaran Alumunium ditemukan berupa besi, silikon, tembaga dan
dalam bentuk kawat foil, lembaran, lain-lain. Adanya impurity ini bisa
pelat dan profit. Semua paduan menurunkan sifat hantar listrik dan
alumunium ini dapat mampu dibentuk, sifat tahan korosi (walaupun tidak
dimesin, dilas atau dipatri. begitu besar) tetapi juga akan
menaikkan kekuatannya hampir
dua kali lipat dari alumunium murni.

Tabel 1. Sifat-sifat fisik aluminium

Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat
99,996 >99,0
Massa jenis (200 ° C) 2,6989 2,71
Titik cair 660,2 653 – 657
Panas jenis (cal/g. 0 ° C) (1000 ° C) 0,2226 0,2297
Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil)
Tahanan listrik koefisien temperature (10 °C) 0,00429 0,0115
Koefisien pemuaian (200 ° C – 1000 ° C) 23,86 x 10-6 23,5 x 10-6
Jenis kristal, konstanta kisi fcc, a = 4,013 kX fcc, a = 4,04 kX

18
dq
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011

Tabel 2. Sifat-sifat mekanik alumunium

Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat 99,996 >99,0
Dianil 75 % dirol dingin Dianil H 18
Kekuatan tarik (kg/mm2) 4,9 11,6 9,3 16,9
Kekuatan mulur (0,2%) (kg/mm2) 1,3 11,0 3,5 14,8
Perpanjangan ( % ) 48,8 5,5 35 5
Kekerasan Brinell 17 27 23 44

Kekuatan dan kekerasan alumunium dilebur. Dengan demikian api


memang tidak terlalu tinggi, tetapi pembakaran tidak langsung kontak
dapat diperbaikidengan pemaduan dan dengan logam.Temperatur lebur
perlakuan panas. Keburukan yang Alumunium diperkirakan antara
paling serius dilihat dari segi teknik 660oC-760oC. Pada penelitian kali ini
adalah sifat elastisitasnya yang sangat peleburan alumunium dilakukan pada
rendah, hampir tidak dapat diperbaiki temperatur 8300C yang mana
baik dengan pemaduan maupun temperatur ini diasumsikan sebagai
dengan perlakuan panas. Sifat lain temperatur superheating pada
yang menguntungkan pada penelitian ini, yaitu pemanasan hingga
aluminium adalah sangat mudah temperatur di atas titik lebur
difabrikasi. Dapat dituang dengan cara sebagaimana rentang temperatur
penuangan apapun, dapat dibentuk yang diperbolehkan.
dengan berbagai cara seperti di-
rolling, stamping, drawing, forging, Dapur Crucible
extruding dan lain-lain. Bahkan Dapur crucible adalah dapur yang
menjadi bentuk rumit yang cukup rumit paling tua digunakan. Dapur ini
sekalipun. kontruksinya paling sederhana dan
menggunakan kedudukan tetap
Dapur Peleburan Alumunium dimana pengambilan logam cair
Proses peleburan adalah proses dilakukan dengan menggunakan ladle
pencairan bahan (besi cor) atau gayung. Dapur ini sangat
dengan jalan dipanaskan didalam fleksibel dan serba guna untuk
sebuah dapur peleburan, setelah peleburan dengan skala kecil dan
bahan mencair kemudian dituang ke sedang. Bahan bakar dapur ini adalah
dalam cetakan. Pada proses gas atau bahan bakar minyak, karena
peleburan alumunium digunakan dapur mudah mengawasi operasinya.
jenis crucible. Crucible yang ada dalam
dapur berbentuk pot yang terbuat Proes Peleburan
dari lempung dicampur dengan Proses peleburan alumunium pada
pasir. Terdapat tiga macam crucible dapur peleburan untuk mendapatkan
menurut jenis bahan bakar: gas, alumunium cair yang berkualitas baik
minyak dan kokas. Crucible dengan harus melewati beberapa tahapan
bahan bakar kokas jarang digunakan yaitu:
karena kurang efisien.
a. Charging
Dapur peleburan yang digunakan Pada proses ini material yang
dalam penelitian ini menggunakan berbentuk retum scrap dimasukkan
bahan bakar gas. Hasil pembakaran terlebih dahulu ke dalam tungku. Hal
bahan bakar akan memanaskan ini dilakukan untuk mencegah terjadi
dinding krusibel yang kemudian akan kerusakan pada lantai atau dinding
mengalirkannya kelogam yang akan furnace. Pada proses charging ini

19
dq
VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011 JURNAL AUSTENIT

perbandingan antara return scrap HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan ingot adalah 45%-55%
55% pada Perencanaan Dapur
0
suhu 680 C. Dapur yang digunakan untuk
peleburan ini dirancang unt
untuk
b. Fluxing meleburkan logam alumunium. Dapur
Fluxing adalah proses pemasukan ini memakai bahan bakar gas LPG
paduan kimia pada saat peleburan untuk memanasi sebuah cawan lebur
alumunium, yaitu suhu peleburan yang terletak di tengah
tengah-tengah ruang
mencapai 720oC - 750oC. Proses ini bakar yang dindingnya dilapisi dengan
bertujuan untuk: susunan batu bata dan lapisan tanah
 Mencegah terjadinya oksidasid dan liat.
gas.
 Melepaskan gas hidrogen. Kapasitas Cawan
 Mengikat kotoran. Pada perencanaan inii cawan lebur
 Memperbaiki struktur cairan yang dipakai adalah pipa silinder yang
alumunium. terbuat dari baja karbon rendah
dengan ukuran diameter 220 mm,
c. Killing Time tebal 8 mm dan tinggi 300 mm. Pada
Setelah fluks diaduk didiamkan sekitar bagian atas pipa baja tersebut dibuat
5-10
10 menit dengan tujuan untuk berlubang sedangkan bagian bawah
memberikan waktu pada kotoran-
kotoran dibuat alas atau tertutup. Kapasit
Kapasitas
kotoran agar mengambang dari logam cair yang dapat ditampung
kepermukaan cairan. di dalam cawan lebur dapat dicari
dengan menggunakan rumus berikut:
d. Dis Lagging
Kotoran-kotoran
kotoran yang mengambang
ditarik keluar dari cairan dan
ditampung pada karet slug, kemudian
Dimana:
diaduk-aduk
aduk untuk memisahkan cairan
dengan kotoran pada karet yang al = massa jenis alumunium
dilengkapi dengan saringan (filter).
( V = Volume cawan
Sehingga didapat kapasitas dari
e. Tapping cawan lebur sebesar 30,85 kg.
Tapping adalah proses penuangan
cairan logam tungku ke ladle dan
dilakukan pada suhu 720oC-
750oC.Sebelum proses tapping, ladle
harus dipanaskan terlebih dahulu
selama kurang lebih 15 menit dengan
tujuan:
 Untuk menghindari ledakan pada
saat tapping.
 Untuk menghindari
ari penurunan
temperatur cairan pada saat
dipindahkan.

f. Distribusi Molten Gambar 1.. Bentuk Cawan Lebur


Setelah cairan berada dalam
ladle,cairan didistribusikan kedalam Pemilihan Alat Pemanas
masing-masing cetakan Alat pemanas berfungsi untuk
mencukupi kebutuhan panas yang
diperlukan pada proses

20
dq
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011

peleburan.Pada dapur peleburan yang Kalor untuk melebur alumunium


direncanakan ini, alat pemanas yang (Q1)
digunakan berupa nozzle yang Kalor yang dibutuhkan untuk melebur
dilengkapi dengan selang dan Alumunium dengan berat 30 kg terdiri
regulator dengan menggunakan dari:
bahan bakar gas. QA yaitu kalor yang menaikkan
temperatur Alumunium padat dari
Ruang Bakar 27oC (suhu kamar) hingga mencapai
Ruang bakar adalah tempat dimana titik cair alumunium 660oC.
nyala api membakar dinding cawan. QB yaitu kalor yang merubah fase
Ruang bakar ini dindingnya dilapisi alumunium padat menjadi cair (kalor
dengan batu bata dan campuran dari latent) pada suhu 660oC.
tanah liat dan pasir, agar pada saat QC yaitu kalor yang menaikkan
proses pembakaran terjadi suhu temperatur alumunium cair dari 660oC
panas dari pembakaran yang keluar ke temperatur penuangan 750oC.
tidak terlalu besar. Maka kalor yang dibutuhkan adalah:

Gambar 2. Bentuk Ruang Bakar

Perhitungan Pemakaian Bahan


Bakar
Bahan bakar yang dipakai untuk
proses peleburan pada tungku Maka kalor yang dibutuhkan untuk
krusibel ini adalah bahan bakar gas meleburkan Alumunium sebesar :
LPG. Untuk mendapatkan jumlah Q1 = 7634,85 kkal
bahan bakar maka harus diketahui = 31944,21 KJ
jumlah panas yang terpakai dan yang
terbuang. Saat proses peleburan, Kalor yang diserap batu bata (Q2)
panas yang dibutuhkan meliputi: Batu bata digunakan sebagai alat
- Kalor yang dibutuhkan untuk penyerap panas sehingga panas dari
meleburkan Alumunium (Q1) ruang bakar hanya sedikit yang akan
- Kalor yang diserap Batubata (Q2) sampai ke dinding luar dapur. Suhu
- Kalor yang diserap dinding tertinggi pada dinding plat dapur
pelatluar (Q3) adalah 45 oC. Tetapi tidak seluruh
- Kalor yang diserap cawan lebur(Q4) batubata akan menyerap dan
menerima panas.
- Kalor yang diserap pelat atas (Q5)

21
dq
VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011 JURNAL AUSTENIT

Panass sebagian akan keluar dari pelat yang diserap dinding pelat luar
atas secara konduksi, sebagian keluar adalah:
melalui lubang pembuangan dan
sebagian akan merambat keluar
dinding, sehingga suhu dinding yang
tertinggi adalah pada bagian atas.
Pada bagian bawah dinding tidak
mengalami perubahan suhu. uhu. Kalor
yang diterima batu bata selama
proses peleburan dapat dihitung
dengan rumus:

Q 2 =m b .Cp 3 .dt

Dimana :
mb = B e r a t b a t u b a t a yang
menerima panas (kg)

Sehingga didapat berat pelat :


m = 6,86 kg

Suhu pada pelat yang tertinggi adalah


45 oC, dan suhu pada titik 0,49 m
adalah 27 oC. Maka suhu rata rata-rata
yang dialami dinding pelat ini sebesar
Sehingga didapat: 36 oC. Sehingga perubahan suhu (d 1)
m = 108,51 kg yang terjadi sebesar 9 oC.
Cp3 = Panas Jenis Batu Bata
o
(kkal/kg C) Didapat, Q3 = 28,40 kkal= 118,82 kJ
dt = Perubahan suhu di batu bata Kalor yang Diserap Cawan Lebur
= Suhu rata-rata
rata batu bata bagian (Q4)
luar 36oC. Cawan lebur adalah bagian yang
= Suhu rata-rata
rata bata bagian paling besar mengalami perubahan
dalam 620oC. suhu. Besarnya kalor yang diserap
= 3280C -270C = 3010C cawan lebur ini adalah :

Sehingga banyak panas yang


diserapbata adalah :
Q2 = 27435,66 kkal
= 114790,83 kJ

Kalor yang diserap dinding pelat


luar (Q3)
Bidang yang mengalami perubahan sehingga didapat,
suhu pada dinding luar sama dengan Q4 = 5692,96 kkal = 23819,34 kJ
yang dialami bata dimana hanya 0,49
meter saja dari atas yang mengalami Kalor yang diserap pelat atas (Q 5)
perubahan suhu. Maka besarnya kalor Dapat dicari dengan menggunakan
persamaan:

22
dq
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011

Q5 = mpa . Cp5. Dt
Waktu yang dibutuhkan untuk logam
Dimana : alumunium padat menjadi cair pada
Dpa = Diameter plat atas = 0,57 m dapur peleburan ini dapat diketahui
Xpa = 0,0015 m dari besarnya angka perbandingan
p = 7833 kg/m3 antara kalor yang dibutuhkan logam
alumunium untuk dapat melebur
maka: dengan laju aliran kalor yang diterima
m = 2,9966 kg oleh cawan lebur, yaitu:

Plat akan mengalami perubahan suhu


dari 27 oC sampai ke 620 oC. Maka
besarnya perubahan suhu yang terjadi
adalah:
Q5 = 809'06 kkal = 3385,12 kJ

Kalor Total yang diserap (Qtotal)


Dapur pelebur ini sebelum mulai
Banyaknya kalor total ialah jumlah
melebur logam alumunium harus
darikeseluruhan kalor yang terserap
mengalami panas terlebih dahulu.
oleh bahan dapur yaitu :
Untuk pemanasan mula diperlukan
waktu 30 menit, maka dengan
Qtot = 174058,32 kJ
demikian untuk meleburkan 30 kg
alumunium diperlukan lamanya waktu
Waktu Peleburan
peleburan harus ditambah dengan
Untuk mengetahui waktu yang
pemanasan mula yaitu :
dibutuhkan untuk dapat meleburkan
alumunium dalam dapur peleburan ini
t = (30+ 52,27 )menit
maka harus mengetahui berapa besar
= 82,27 menit
laju aliran panas ke cawan lebur. Laju
= 1 jam 37 menit
aliran panas ke cawan lebur dapat
dicari dengan rumus berikut:
Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang dipakai dalam
proses peleburan ini adalah gas. Gas
ini mempunyai nilai pembakaran tinggi
(HHV) yaitu 50400 kJ/kg. Maka jumlah
bahan bakar yang dibutuhkan adalah
perbandingan dari jumlah kalor yang
terserap dan jumlah keseluruhan laju
aliran kalor dengan jumlah energi per
massa bahan bakar (HHV) yaitu:

Maka kebutuhan bahan bakar untuk


meleburkan satu kilogram alumunium
adalah:
,
Kebutuhan bahan bakar = =
0,12
23
dq
VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011 JURNAL AUSTENIT

PEMBAHASAN Langkah-Langkah Pembuatan


Proses Pengeriaan Tungku.
Sebelum membuat tungku, maka 1. Langkah pertama, potong drum
sebaiknya terlebih dahulu menjadi dua dengan tinggi 490mm,
dipersiapkan alat dan bahan apa saja bagian drum yang berukuran 560
yang diperlukan untuk membuat mm. Dan bagian bawahnya sudahd
tungku tersebut. Sehingga dalam ilubangi dengan ukuran 120mm x
pembuatanya bisa terlaksana dengan 120mm, kemudian saluran
baik tanpa ada hambatan sama keluarnya dilubangi dengan ukuran
sekali. Bahan-bahan yang digunakan 90mmx90mm.
dalam pembuatan tungku adalah
sebagai berikut:

1. Drum
Drum yang digunakan adalah drum
bekas oli. Drum ini dipotong
kemudian dijadikan ukuran 
400mmx400 mm. Pada sisi drum
dibuat sedemikian rupa lubang
ukuran  15O mm. Fungsi dari
lubang ini adalah untuk
memasukkan pipa bahan bakar.
Drum ini merupakan tungku bagian
luar.
2. Cawan lebur
Gambar 3. Ukuran dan bentuk drum
Cawan lebur digunakan sebagai
tempat meletakkan bahan cairan 2. Setelah batu bata tersusun rapi,
logam atau alumuniumnya selama susunan batu bata tersebut diberi
proses berlangsung dan tungku adukan pasir dan tanah lempung
inilah yang dipanaskan untuk agar terikat dengan kuat dan rapi,
mencairkan bahan alumuniumnya. kemudian masukan susunan batu
3. Pasir bata tersebut kedalam drum yang
Pasir disini berfungsi sebagai salah sudah disediakan tadi, kemudian
satu pengikat yang dicampur dioleskan dengan adukan pasir
dengan tanah lempung. Selain itu dan tanah lempung tepat pada
pasir juga berguna sebagai bahan susunan batu bata biar padat dan
peredam panas, pasir ini diperlukan kuat.
secukupnya.
4. Tanah Lempung.
Tanah lempung yang digunakan
adalah tanah yang didapat
disekeliling rumah kita yang biasa
disebut dengan tanah liat, tanah
lempung digunakan secukupnya.
5. Batu-Bata
Batu-bata digunakan sebagai
dinding untuk pembentukan tungku
dan diletakkan didalam drum. Batu
bata yang diperlukan sebanyak 40
buah.

Gambar 4. Susunan batu bata

24
dq
JURNAL AUSTENIT VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011

3. Setelah tungku terakit dan selesai


dibuat maka tungku tersebut sudah
bisa dikeringkan selama kurang
lebih 3 hari, setelah 3 hari maka
tungku tungku sudah bisa
digunakan. Bila akan melakukan
proses pengecoran maka didalam
tungku harus dimasukkan cawan
sebagai tempat bahan alumunium
yang akan dicairkan dan tungku Gambar 6. Tutup Tungku
pun sudah siap untuk dipakai
untukp roses pengecoran. 6. Bila tungku sudah selesai dibuat
maka akan dibuat kerangka untuk
4. Setelah tungku terakit atau sudah menyangga nozzle dan merakit
selesai dibuat maka disiapkan pipa yang akan mengalirkan bahan
cawan yang akan dipakai, disini bakar tersebut.
digunakan cawan yang terbuat dari
pipa dan berukuran diameter luar 7. Bahan yang akan digunakan
kuali  220 mm dan diameter dalam sebagai penyangga adalah besi
ukuran  208 cm. Pada bagian panjang. dengan masing-masing
bawah pipa kita dengan pelat yang ukuran 280 mm dengan  8 mm
berukuran 8 mm pipa dan plat ini sebanyak 4 buah, plat dengan lebar
kita sambung las agar kuat dan dan panjangnya adalah 200 mm 2
tidak lepas.Guna dari plat ini adalah buah dan pipa dengan ukuran  50
untuk menahan cairan yang yang mm.
akan dicairkan pada saat
melakukan proses pengecoran. 8. Yang pertama dirakit adalah belah
dua pipa silinder denganukuran
50mm dengan menggunakan
mesinp emotong, sehingga akan
menjadi ukuran masing-masing 24
mm yang sudah menjadi 2 buah.
Kemudian langkah berikutnya
hubungkan 2 buah besi ke plat
yang berukuran 200 mm dengan
menggunakanl as listrik. Setelah
dilas kemudian hubungkan lagi besi
yang sudah dilas tadi dengan pipa
yang dipotong menjadi dua bagian
tadi, lakukan halyang sama pada
Gambar 5. Cawan Lebur bagian penyangga yang lainnya.
Jika telah selesai maka penyangga
5. Siapkan plat bulat dengan ukuran siap untuk digunakan.
570 mm. Setelah itu Lubangi
bagian tengah pelat dengan Proses Peleburan Alumunium
berbentuk bulat dengan ukuran  Bila tungku sudah selesai dibuat,maka
250 mm dengan menggunakan las dapat dilakukan proses peleburan
gas, kemudian kikir sisi-sisi pada alumunium, Adapun langkah-langkah
bagian yang di las untuk dalam peleburan alumunium yaitu:
menghilangkan bagian-bagian yang 1. Siapkan tungku terlebih
tajam setelah dilas. dahulu,kemudian hubungkan
nozzle bahan bakar gas tersebut

25
dq
VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2011 JURNAL AUSTENIT

kesaluran masuk bahan dan aduk alumunium secara terus


bakar.Sebelum itu periksa terlebih menerus pada saat inilah proses
dahulu apakah selang bahan-bakar pengecoran dapat dilakukan pada
sudah terpasang dengan baik. cetakan yang telah disiapkan
sebelumnya, dengan catatan cetakan
2. Setelah itu masukan cawan pipa dipanaskan terlebih dahulu diatas
kedalam tungku dengan terlebih tungku, hal ini agar cairan logam tidak
dahulu memeriksa pipa apakah mengeras bila cetakannya dipanas
terjadi kebocoran dan bersihkan
pipa dari kotoran, ini dimaksudkan DAFTAR PUSTAKA
agar kualitas alumunium pada 1. Holman,J.P., 1994, “Perpindahan
proses peleburan tidak tercampur Kalor”, Jakarta, Erlangga
dengan kotoran ataupun benda
asing yang dapat rendahnya 2. Holman, J.P., 1985, “Metode
kualitas alumunium yang telah Pengukuran Teknik”,
dilebur. Jika selesai maka mulailah Jakarta, Erlangga
untuk menghidupkan bahan
bakarnya. 3. Surdia, Tata dan Saito Sinkoru,
2000, “Pengetahun Bahan
3. Pada saat proses awal pemanasan Teknik”, Jakarta, Pradnya
cawan, masukan alumunium Paramita
kedalam cawan, setelah alumunium
dimasukan kedalam cawan, tutup 4. Lawrence, Van Vlack, 1991, "Ilmu
cawan agar pemanasan yang Bahan dan Teknologi
terjadid idalam cawan tersebut Bahan",Jakarta Erlangga.
tidak menyebar keluar sehingga
panas didalam cawan akan cepat
panas dan lebih efisiensi waktu. 5. Archie W. Culp, Jr, Darwin
Sitompul, 1976, "Prinsip-
4. Bila cawan sudah panas dan Prinsip Konversi Energi",
berwarna merah kekuningan, New York Mc Graw Hill.
6. Supriyanto, 2004, FISIKA, Jakarta
alumunium akan menyusut dan terjadi Erlangga.
proses peleburan alumunium didalam
cawan tersebut. Jika alumunium 7. Wikipedia, 2008, http : // google.
mencair, maka buang sisa alumunium com/index.wikipedia.

26
dq

Anda mungkin juga menyukai