Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM

3.1 Tujuan.
1. Mempelajari Cara Kerja Tungku Peleburan Krusibel Untuk Logam-
Logam Almunium.
2. Mengetahui Cara Operasi Untuk Berbagi Proses Peleburan Dan
Pengecoran Logam Almunium.

3.2 Teori Dasar


3.2.1 Prinsip Pencarian Muatan Pada Tungku Krusibel
Prinsip kerja pencairan muatan pada tungku jenis krusibel dengan
sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang /kokas (padat)
adalah dengan cara bahan bakar dimasukkan kedalam ruang reaksi (burner)
sehingga akan menimbulkan panas dialirkan secara radiasi kedinding
krusibel.
Reaksi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen (O 2) dalam
udara menghasilkan gas Co2 dan H2O serta energi panas. Energi panas
tersebut yang diperlukan untuk mencairkan muatan dalam krusibel hingga
mencair.
Proses pencampuran antara bahan bakar dan oksigen dalam udara,
berlangsung sangat pendek. Pemanasan bahan bakar dan dara dilakukan
sangat cepat, karena pemanasan cepat inilah senyawa-senyawa hidro karbon
tersebut terurai menjadi senyaa-senyawa yang lebih ringan dengan unsur
dasar karbon dan hidrogen. Sebagai hasil dekomposisi thermal ini, sebagian
besar pembakaran terjadi antara hidrogen dan karbon elemental. Unsur
hidrogen terbakar dengan nyala api yang tidak terlihat ( luminous flame ),
sementara unsur karbon terbakar dengan nyala api kuning yang khas (yellow
flame).
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

3.2.2 Peleburan Aluminium Dan Paduannya


Aluminium murni dan paduan aluminium dapat dicairkan dengan
berbagai cara. Tungku coreless, channel induction, Crusible, open-heart
reveratory furnaces yang memeakai sumber panas dari gas atau bahan bakar
minyak, dan tungku electric resistanece serta electric radiation adalah jenis-
jenis tungku yang biasa digunakan.
Salah satu jenis tungku peleburan logam yang banyak digunakkan
yaitu, sealed crusible furnance dengan kerangka yang terbuat dari baja yang
dilas, bagian atas ditutup lembaran baja yang dilapisi dengan bata tahan api,
bagian lining terbuat bata tahan api setebal 3-4 in. tungku crusible biasanya
digunakkan untuk peleburan logam non ferrous, seperti aluminium, seng,
tembaga dan timah. Pada tungku peleburan ini , pada tungku peleburan ini,
crusible biasanya terbuat dari tanah liat atau grafit yang diletakan didalam
ruang pembakaran.

Gambar 3.1 Tungku yang digunakan dalam proses peleburan alumunium


(https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Ftungkulogam.files.wordpress.com%2F2008%2F07%2Fproses-peleburan-
logam1.jpg%.mulya.2008)
Crusible yang terbuat dari besi cor atau baja digunakkan dengan
tujuan untuk menyediakan panas yang cukup bagi logam sehingga
temperature logam cair konstan. Crusible jenis ini mempunyai konduktivitas

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 2


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

panas dan kekuatan mekanik yang baik. Tetapi crusible yang terbuat dari
besi cor atau baja mempuanyai kelemahan, yaitu unsur Fe dapat larut
kedalam logam aluminium cair. Untuk menanggulangi hal ini tungku harus
sering dibersihkan dan dilapisi dengan refractory wash.
Tabel 4.1 Titik cair dan temperature penuangan dari paduan alumunium
(http://eprints.umm.ac.id/40326/3/BAB%20II.pdf,umm,2012)

3.2.3 Proses Laku Cair Pada Aluminium.


Pada proses pencairan aluminium, pembentukan oksida dan pengotor
nonmetalik sering terjadi. Pengotor bisa berbentuk cair dan padat yang
terbentuk selama proses pencairan sampai kecetakan. Penyebab kotoran
dapat berasal dari peralatan yang kotor, runtuhan pasir dari cetakan, pelumas
dan korosi.
Ada empat prinsip pemberian flux pada logam aluminium, yaitu
Covering Flixe, Cleaning Fluxes, Drossing-of Fluxes, dan degassing Fluxes.
a. Covering Fluxes, biasa digunakan pada tungku kecil (pot, crusible)
yang berfungsi melindungi logam cair dari oksidasi, mengurangi
terbentuknya dros dan sebagai cleanser (pembersih).
b. Cleaning Fluxes, biasanya mengandung senyawa chlorida yang tinggi
dan itu memudahkan pemisahan oksida dari logam cair.
c. Degassing Fluxes, ditambahkan pada logam cair untuk mengeluarkan
gas yang terperangkap didalam logam cair.
d. Drossing Fluxes, berguna untuk memisahkan logam berharga yang
terdapat atau terperangkap didalam dross.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 3


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

Logam cair dari paduan aluminium mudah teroksidasi. Oksidasi dalam


logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil reaksi oksidasi
pada saat peleburan terkumpul sebagai dross.pada permukaan atau bagian
dalam coran.
Untuk menghilangkan Dross pada produk coran dapat dilakukan :
1. Pembersihan kotoran pada muatan yang akan dilebur.
2. Pemberian Fluxing dan degassing pada saat peleburan.
3. Pembuangan terak sebelum logam cair dituangkan.
4. Pembuatan gating system yang mampu menangkap dros.
5. Usahakan aliran logam cair agar tidak turbulen.
6. Lakukan pemanasan pada cetakan ± 150 0C.

Tabel 3.2 Beberapa karakteristik material


yang biasa digunakan sebagai flux untuk
alumunium(http://eprints.undip.ac.id/46893/3/BAB_II.pdf ga kurniawan,2015)

3.2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


1. Sumber Bahaya

Tingkat bahaya yang dijumpai di lingkungan pengecoran logam


ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya termasuk jumlah
karyawan, jenis logam dan bahan lain yang digunakan, ukuran benda
yang akan dicetak, mekanisme kontrol terhadap sumber bahaya, sistem
ventilasi, desain bangunan, dan lain-lain.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 4


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

Sumber bahaya terhadap kesehatan di proses pengecoran logam


dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Bahaya dari penggunaan bahan zat kimia seperti debu silica,
debu dan asap metal, carbon monoksida, dan senyawa kimia
lain yang dilibatkan dalam proses.
b. bahaya dari faktor fisika di lingkungan kerja, seperti
kebisingan, getaran, dan iklim panas.

2. Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Melalui berbagai penelitian, baik epidemiologi atau


eksperimental, telah diketahui beberapa penyakit yang dicurigai
berhubungan dengan proses pengecoran logam. Penyakit-pnyakit
tersebut seperti :
a. Penyakit saluran pernafasan
Termasuk diantaranya yang paling umum adalah
pneumoconiosis, bronchitis, dan kanker paru. Penyakit-penyakit
ini dihubungkan dengan paparan terhadap debu silica, dan debu
metal/non metal lain yang terhirup selama bekerja. Debu-debu ini
apabila terhirup dalam waktu yang lama akan berakumulasi
dalam paru dan merangsang proses inflamasi. Akumulasi debu
ini bersifat fibrogenik – merangsang pembentukan jaringan ikat,
dan pada tingkat lanjut bisa bersifat karsinogenik – merangsang
pembentukan sel kanker.
b. Penyakit diluar saluran pernafasan
Termasuk diantaranya intoksikasi Timbal (Pb), karbon
monoksida, dan Beryllium (Berylliosis).
c. Thermal Stress
Stress tubuh akibat suhu tinggi yang dihasilkan proses
pengecoran logam.
d. Gangguan pendengaran.
Merupakan akibat dari tingginya tingkat kebisingan terutama
yang berasal dari mesin-mesin. Tanpa kontrol yang baik, tingkat

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 5


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

kebisingan dapat mencapai 85 – 120 dBA; nilai ini diatas NAB


(Nilai Ambang Batas) 85 dB yang diperbolehkan.

e. Gangguan muskuloskeletal
Sebagai akibat dari posisi tubuh yang salah atau tuntutan
aktivitas fisik yang berat selama bekerja.
f. Sindrom akibat getaran
Dikenal dengan istilah Raynaud’s Phenomenon of Occupational
Origin. Penyakit ini timbul akibat penggunaan alat-alat yang
bergetar dalam jangka waktu yang lama.
g. Kecelakaan Kerja
Selain berpotensi menyebabkan PAK, proses pengecoran logam
juga menempatkan pekerja dalam posisi yang rentan terhadap
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja di tempat pengecoran logam
dapat terjadi akibat : pekerjaan manual, penggunaan mesin,
permukaan tempat kerja atau jalan, benda asing yang mengenai
mata, dan paparan dengan benda panas.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 6


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

3.3 Metodologi Penelitian.


3.3.1 Skema proses.

Siapkan alat dan bahan

Panaskan tungku

Peleburan Alumunium

Cek temperature pouring

Tuang logam cair pada cetakan

Buka cetakan

Ambil dan Bersihkan pasir dari produk

Analisa

Kesimpulan

Gambar 3.2 Skema Proses Praktikum

3.3.2 Penjelasan Skema Proses.


1. Siapkan Alat dan Bahan.
Proses ini merupakan proses menyiapkan alat dan bahan,alat seperti tungku
pelebur ,penjepit,besi,dan untuk bahan nya alumunium,pasir silika,gula
tetes,air dan bentonit,ketiga bahan tersebut di campurkan dari pasir
silika bekas dicampur dengan pasir silika baru dicampurkan dalam
mesin selama lima menit,setelah dicampurkan lalu masukan bentonit

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 7


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

kedalam pasir yang telah dicampur yaitu pasir silika bekas dan baru
lalu aduk kembali selama lima menit dalam mesin pencampur,setelah
diaduk selama lima menit lalu campurkan gula tetes kedalam pasir
aduk dan ratakan hingga menyampur dan masukan pada cetakan yang
telah disediakan drag dan cop.
2. Panaskan Tungku.
Pada tahap ini merupakan tahap pemanasan tungku,pemansan tungku ini
tersendiri dipanaskan menggunakan api dari Gas LPG.
3. Peleburan Alumunium
Setelah tungku memanas, masukan alumunium untuk dilebur menjadi logam
cair dan aduk alumunium yang sudah cair didalam tungku peleburan.
4. Pengecekan temperature pouring.
Pada tahap ini, material cair sebelum dituang ke dalam cetakan, temperature
pouring dicek terlebih dahulu saat akan ke proses penuangan.
5. Tuang logam cair pada cetakan
Pada tahap ini, logam cair dituangkan ke dalam cetakan, dimana pada proses
ini dilakukan oleh 3 orang, agar mempermudah proses penuangannya.
6. Buka cetakan.
Pada tahap ini, logam cair yang telah padat didalam cetakan mulai diambil
atau dibuka dengan cara membongkar cetakan pasir yang sebelumnya
digunakan.
7. Analisa.
Lakukan analisa pada produk atau bahan yang telah dipraktikan atau diuji.
8. Kesimpulan.
Lakukan kesimpulan pada produk atau bahan yang telah di praktikan atau di
uji.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 8


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

3.3.3 Gambar proses

Pada saat siapkan alat dan bahan

Saat pemanasan tungku

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 9


BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

Saat peleburan logam

Saat pengecekan temperature pouring

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


0
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

Tuang logam cair pada cetakan

Saat membuka cetakan

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


1
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

Saat menganalisa dan kesimpulan.

Gambar 3.3 Gambar proses

3.4 Alat Dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Tungku peleburan. : 1 buah .
2. Tang. : 1 buah.
3. Sarung tangan. : 1 buah.
4. Apron. : 1 buah.
5. Penjepit. : 1 buah.
6. Busur derajat. : 1 buah.
7. Palu baja. : 1 buah.
8. Palu karet. : 1 buah.
9. Mistar baja. : 1 buah.
10. Meteran. : 1 buah.
3.4.2 Bahan
1. Alumunium. : 1 buah.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


2
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

2. Pasir silika baru : 7.1 kg


3. Pasir silika lama : 10.65 kg.
4. Gula tetes. : 350 g.
5. Air. : 710 g.
6. Bentonit. : 1.77 kg.
7. Cetakan. : 1 buah.
8. Drag. : 1 buah.
9. Cop. : 1 buah.
3.5 Pengumpulan Data.
3.5.1 Pengumpulan data

Tabel 3.3 Pengumpulan data peleburan dan pengecoran logam


Temperatur tapping (0C) 6970
temperature Pouring (0C) 7130
Waktu pouring (s) 29

3.6 Analisa Dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini yaitu praktikum peleburan dan pengecoran logam
menggunakan tungku pelebur dengan menggunakan api dari Gas
LPG,tungku peleburan ini digunakan untuk material alumunium atau non
ferro.
Karena menggunakan bahan aluminium yang memiliki temperatur
lebur 6970C pada temperature tapping dan pada temperature pouring
didapat pada-7130C dan didapat juga waktu pouring selama 29 detik,sesaat
alumunium dimasukan pada tungku peleburan kita sebagai praktikan harus
selalu focus mengutamakan keselamatan kerja atau SOP yang
ada,dikarenakan alumunium cair yang sangat panas bersuhu tinggi akan
berbahaya ketika mengenai kulit kita untuk mencegah hal itu kita
menggunakan masker,apron,dan sarung tangan anti panas,dan praktikan pun
harus selalu memperhatikan alumunium yang sedang dileburkan dan
mengukur suhunya apakah sudah mencapai suhu yang telah
ditentukan.Tapping adalah proses pengangkatam cairan alumunium atau
logam yang telah dileburkan dari tungku dan, pouring adalah proses
lanjutan dari tapping,yaitu proses penuangan cairan alumunium atau logam

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


3
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

yang telah dileburkan terhadap cetakan,agar tidak terjadi pembekuan dini


dan cairan logam atau almunium tidak mengalir secara turbulen dimana
praktikan agar harus bisa lebih cepat atau gesit mengapa karena dikarenakan
cairan logam atau alumunium yang telah dileburkan mudah membeku atau
menjadi padat tidak lagi cai,dan saat penuangan terhadap cetakan praktikan
bersama rekanya harus bisa berkerjasama agar cairan yang telah dileburkan
tidak meluber atau masuk pada pouring basin dengan benar,sesaat
menuangkan cairan logam atau alumunium praktikan dan rekan mengalami
turbulen atau luber tidak memasuki pouring basin dengan baik dan
benar,pouring basin berfungsi untuk mengalirkan logam cair atau
alumunium cair yang telah dileburkan.Parameter harus biru atau api harus
biru yang dari LPG mengapa karena dikarenakan agar pembakaran
sempurna yang membutuhkan O2. Flux adalah pembersih kimia,zat yang
mengalir,flux berfungsi sebagai mengurangi oksida yang mencegah dari
pembentukan pada permukaan logam cair,jenis-jenis flux sebagai berikut
jenis oksida titan, jenis titania kapur,  jenis limenit, jenis hidrogen rendah,
jenis selolusa. jenis oksidasi besi,  jenis serbuk oksidasi,  jenis serbuk besi
titania,flux yang digunakan nacl dikarenakan untuk mengikat logam
pengotor dan untuk mengurangi unsur mg,tujuan ditambahkan flux adalah
membersihkan logam dari kotoran kimiawi seperti fosfor,jenis-jenis tungku
krusible yaitu jenis kupola,jenis busur listik,tungku induksi dan tungku
crucible.Fungsi tungku crucible ialah digunakan untuk peleburan non ferro
seperti aluminium,parameter yang mempengaruhi saat proses pengecoran
adalah volume cairan logam,temperatur tuang dan kecepatan
pengisian,perbedaan proses peleburan logam fero dan non fero ialah tahap
penghalusan mineral,tahap pemisahan antara logam dengan kotoran,tahap
peleburan,mengapa saat pemberian fluks harus dilapisi alumunium foil
bertujuan untuk menutupi atau covering permukaan logam Aluminium cair
agar terhindar dari masuknya gas hidrogen kedalam logam aluminium.
Akibat yang terjadi jika pada saat penuangan logam cair tidak konstan atau
continuous adalah pembekuan pada cairan atau meluber.Mekanisme
solidifikasi alumunium adalah dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


4
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

distribusi temperatur laju pendingin dan paduanya.tungku yang digunakan


jenis lift out dikarenakan harus sesuai dengan bahan baku yang akan dilebur
yaitu alumunium.ingot dapat mengurangi pemakaian ingot standar dengan
tidak megurangi kualitas yang dipersyaratkan.tujuan killing time ialah
memberikan waktu pada pengotor agar mengambang,fungsi ladle adalah
untuk menuangkan logam cair,transfer heat yang terjadi yaitu saat
terjadi bila perubahan materi dari padat ke lebur.Bahan bakar yang
digunakan pada tungku krusible yaitu gas lpg tiga kilogram.Slag terbentuk
apabila adanya bahan pengotor, mengapa Nacl berbentuk padat yaitu
dikarenakan menghantar listrik karena ion – ionnya tidak dapat bergerak
bebas disebabkan terperangkap dalam bentuk padatan atau kristal yang
terikat kuat dan rapat. Sedangkan dalam bentuk lelehan (liquid) NaCl dapat
menghantarkan listrik karena ion – ion nya dapat bergerak bebas,fungsi pre
heating yaitu untuk mendapatkan hasil yang bagus,denrite yaitu pohon-
seperti struktur karakteristik kristal tumbuh sebagai logam cair
membeku,laju pertumbuhan butir pada proses solidifikasi ialah tegak lurus
terhadap cetakan,kelebihan tungku lift out yaitu banyak digunakan pada
industri pengecoran,pengaruh permeabilitas pasir terhadap pembekuan
logam yaitu menyebabkan cacat porositas paling banyak karena udara sulit
disalurkan keluar ke udara yang bebas, sehingga sebagian udara
terperangkap di dalam hasil pengecoran,pengaruh temperatur terhadap
cetakan dan proses peleburanya dan pengaruh temperatur terhadap laju
pembekuan yaitu sama yaitu berpengaruh pada logam cair nya akan cepat
o
membeku,temperature maksimum tungku krusible yaitu 1100 C,bahan
bakar tungku krusible yang bisa digunakan adalah Gas lpg,untuk warna api
saat terjadinya peleburan adalah untuk mempercepat pembakaran atau
peleburan saja,kapasitas tungku krusible adalah 50kg alumunium,fungsi apd
agar tetap safety, Pengaruh konduktivitas panas yang dimiliki cetakan
terhadap hasil produk pengecoran yaitu membuat pembekuan logam cepat

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


5
BAB III PELEBURAN DAN PENGECORAN LOGAM
KELOMPOK 4

3.7 Kesimpulan Dan Saran


3.7.1 Kesimpulan.
1. Penuangan cairan logam atau tahap pemisahan antara logam dengan
kotoran au almunium yang telah dileburkan usahakan dengan
kecepatan yang konstan atau hati-hati dan tidak boleh terlalu lama
dikarenkan agar tidak cepat membeku.
2. Temperatur tapping 6970C
3. Temperatur pouring 7130C dan waktu pouring 29 detik
4. Utamakan keselamatan kerja saat proses penuangan logam cair atau
alumunium cair sesuai dengan standar yang digunakkan.
3.7.2 Saran
1. Harus lebih kondusif ketika proses pencairan logam.

Laboratorium Teknik Produksi 2020/2021 1


6

Anda mungkin juga menyukai