Anda di halaman 1dari 52

MAINTENANCE

PADA MESIN PENCETAK SABUN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktek

Disusun Oleh :
Nama : Reza Arwinda
NIM : 2113181007

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI MANUFAKTUR
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2021
iii Universitas Jenderal Achmad Yani
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek
ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang di kutip maupun dirujuk
telah dinyatakan dengan benar.

Nama : Reza Arwinda.A


NIM : 2113181007
Tanda Tangan :
Tanggal : 13-07-21

iv Universitas Jenderal Achmad Yani


ABSTRAK

Laporan ini di latar belakangi oleh kewajiban terpenuhinya tugas mata kuliah
kerja praktek. Dimana isi dari laporan ini adalah tentang maintenance pada mesin
pembuat sabun dan stamping.Aktifitas produksi sering mengalami hambatan
dikarenakan tidak berfungsinya mesin-mesin produksi yang dalam industri
manufaktur merupakan komponen utama. Kegagalan beroperasi mesin
mengakibatkan downtime yang akhirnya menurunkan produktifitas perusahaan.
Oleh karenanya diperlukan sebuah sistem perencanaan pemeliharaan yaitu
maintenance agar menghasilkan availability ( ketersediaan ) mesin yang optimal,
intansi tempat kerja praktek yang penulis analisa adalah CV. LOHJINAWI
merupakan CV yang bergerak dalam bidang konversi,produksi dan rekontruksi
dimana sistem pemeliharaan mesin, khususnya mesin pencetak sabun dan
stamping salah satunya menggunakan metode maintenance corrective
maintenance,tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja
pada mesin pencetak sabun, untuk mengetahui proses maintenance pada
pencetak sabun dan stamping, untuk mengetahui komponen-komponen pada
mesin pencetak sabun dan stamping, untuk mengetahui proses apa saja yang
sering terjadi kerusakan pada mesin pencetak sabun dan stamping. Dari metode
analisis,hasil dan kesimpulan diperoleh komponen-komponen yang paling sering
mengalami kerusakan pada mesin pencetak sabun dan stamping.

Kata kunci : Perawatan,sabun,stamping,availability

v Universitas Jenderal Achmad Yani


ABSTRAK

This report is motivated by the obligation to fulfill practical work course assignments. Where
the content of this report is about maintenance on soap making and stamping machines.
Production activities often experience obstacles due to malfunctioning of production
machines which in the manufacturing industry are the main components. Failure to operate
the machine causes downtime which ultimately reduces the company's productivity.
Therefore we need a maintenance planning system, namely maintenance in order to produce
optimal machine availability. LOHJINAWI is a CV that is engaged in conversion, production
and reconstruction where the machine maintenance system, especially soap printing and
stamping machines, one of which uses the corrective maintenance method, the purpose of
this study is to determine the working principle of the soap printing machine, to determine
the maintenance process on soap molding and stamping, to find out the components of a soap
molding and stamping machine, to find out what processes often cause damage to soap
printing and stamping machines. From the analysis method, the results and conclusions
obtained are the components that are most often damaged in soap printing and stamping
machines

Keywords: Maintenance, soap, stamping, availability

vi Universitas Jenderal Achmad Yani


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan. Kerja Praktek di industri
merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh di semester VI berdasarkan kurikulum
pada program S1 Jurusan Teknik Mesin Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.

Laporan Kerja Praktek sangat penting bagi mahasiswa dalam melatih


kemampuan membuat karya tulis ilmiah dengan menggunakan tata tulis yang benar.
Laporan Kerja Praktek ini dimaksudkan untuk memberikan bukti bagi mahasiswa
yang telah menyelesaikan Kerja Praktek di CV. Lohjinawi. Laporan Kerja Praktek ini
diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum dalam melaksanakan rangkaian
kegiatan Kerja Praktek agar terarah dan selesai tepat waktu. Laporan Kerja Praktek ini
akan ditinjau secara berkala untuk penyempurnaan sesuai dengan perkembangan serta
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku. Kritik dan saran dari berbagai pihak akan
sangat bermanfaat untuk penyempurnaan Laporan ini dimasa mendatang.

Rasa syukur dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini memberikan manfaat bagi kita semua.
1. ALLAH Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan
kepada penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek,
2. Pak Aji Gumilar, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan juga mengoreksi kesalahan – kesalahan dalam
penulisan Laporan Kerja Praktek,
3. Seluruh karyawan CV Lohjinawi.
Akhirnya segala puji hanyalah milik-Nya semata, dan hanya atas petunjuk serta rahmat-
Nya Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan dan semoga pula dapat memberikan
manfaat pada seluruh pembaca.

Bandung, Juli

Penulis

vii Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….….iii
LEMBAR ORISINALITAS…………………………………………………….iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR……………………………………………………… …vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum .....................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ....................................................................................2
1.3 Manfaat Yang Dicapai ..................................................................................2
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktik .............................................................2
BAB 2 TINJAUAN UMUM ..................................................................................4
2.1 Company Profile ...........................................................................................4
2.1.1 Visi Misi..............................................................................................4
2.1.2 Sasaran ................................................................................................4
2.1.3 Kebijakanmutu ....................................................................................4
2.1.4 Sumber Daya Manusia ........................................................................4
2.1.5 Produk dan Jasa...................................................................................5
2.1.6 Our Costumer......................................................................................5
2.1.7 Data Perusahaan ..................................................................................5
2.2 Kegiatan Kerja Praktek .................................................................................6
2.3 Stuktur Organisasi CV.LOHJINAWI ...........................................................6
2.4 Tugas dan Fungsi Instansi .............................................................................7
2.4.1 Tugas Instansi .....................................................................................7
2.4.2 Fungsi Instansi ....................................................................................7

viii Universitas Jenderal Achmad Yani


2.5 Sistem Kerja ..................................................................................................7
BAB 3 LANDASAN TEORI .................................................................................9
3.1 Teori dasar.....................................................................................................9
3.2 Pemeliharaan ...............................................................................................17
BAB 4 HASIL PELAKSANAAN KERJ PRAKTEK………………………...21
4.1 Data Hasil Observasi …………………………………………………...21
4.1.1 Komponen pada mesin pencetak sabun …………………………..22
4.1.2 Kerusakan komponen yang sering terjadi………………………......22
4.1.3 Jadwal pemeliharaan pada mesin pencetak sabun……………….....22
4.1.4 Preventive Maintenance Process…………………………………….....22
4.1.5 Flowchart Maintenance Process…………………………………..23
4.1.6 Penjelasan Flowchart………………………………………………24
4.1.7 Biaya Maintenance Keseluruhan…………………………………..25
4.2 Analisis Masalah………………………………………………………...27
4.3 Penyelesaian Masalah…………………………………………………...29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..32
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………..32
5.2 Saran………………………………………………………………………32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…xii
LAMPIRAN……………………………………………………………………….xii

ix Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Mesin pencetak sabun dan stamping…………………………………11

GAMBAR 3.2 solenoid valve………………………………………………………11

GAMBAR 3.3 Relay…………………………………………………………..........12

GAMBAR 3.4 Camshaft……………………………………………………………12

GAMBAR 3.5 Dinamo……………………………………………………………..13

GAMBAR 3.6 Air Cylinder………………………………………………………...13

GAMBAR 3.7 Switch on dan off……………………………………………...…….13

GAMBAR 3.8 Heater dan thermoheater..………………………………………….14

GAMBAR 3.9 Pegas……………………..…………………………………………14

GAMBAR 3.10 Seal Air Cylinder………………………………………………….15

GAMBAR 3.11 Pressure Gauge……………………………………………...……15

GAMBAR 3.12 Penjepit……………………………………………………………16

GAMBAR 4.1 Preventive maintenance………………………………………….....22

GAMBAR 4.2 Flowchart maintenance……………………………………………..23

x Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Jadwal pemeliharaan mesin pencetak sabun……………………………..16


TABEL 4.1 Data kerusakan komponen pada mesin pencetak sabun…………………22
TABEL 4.2 Jadwal pemeliharaan pada mesin sabun………………………………….22
TABEL 4.3 Biaya tenaga kerja perawatan…………………………………………….25
TABEL 4.4 Biaya per komponen yang sering terjadi kerusakan……………………...25
TABEL 4.5 Hasil biaya perbaikan komponen mesin pencetak sabun…………………26

xi Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era yang serba cepat sekarang ini, pada aktivitas manusia semua ingin secara
instan, waktu dianggap suatu hal yang mahal. Keefektifan dalam mengelola dan
memanajemen semua manusia secara langsung maupun tidak langsung dituntut
untuk selalu berkreativitas menemukan sebuah inovasi terbaru untuk menunjang
hidupnya adanya kebutuhan akan sabun mandi cair terus lancar dimasyarakat, baik
dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu usaha jangka panjang yang dilakukan
Indonesia sebagai negara berkembang adalah dengan menitik-beratkan pada
kemajuan bidang industri. Hal itu dilakukan demi menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang. Salah satu industrinya adalah industri pemesinan
untuk kebutuhan masyarakat sendiri yaitu sabun batang. Perkembangan teknologi
sangat cepat dimuka bumi ini dengan adanya semua dahulu serba manual sekarang
semua serba instanSabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang
lalu. Sabun merupakan salah satu kebutuhan manusia. Selain membersihkan kotoran,
sabun juga digunakan untuk melindungi manusia dari kuman, bakteri dan virus yang
bisa mengancam kesehatan tubuh. Sabun mandi juga merupakan salah satu produk
kimia yang paling dibutuhkan di dunia termasuk di Indonesia, hal ini tentu bisa
menjadi kesempatan bagi negara-negara yang memiliki sumber daya alam untuk
bahan sabun seperti Indonesia Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak
berbeda jauh dengan metode yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas
produk yang dihasilkan saat ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan metode
saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida dengan soda kaustik (NaOH) sehingga
menghasilkan sabun dan produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan
sabun dapat berupa lemak hewani maupun lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun
dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi
utamanya yaitu membersihkan. Berbagai jenis sabun ditawarkan dengan beragam
bentuk mulai dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun
tangan (cair) serta sabun pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair). Sabun
tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu mengandung ikatan
tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya
bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi oksidasi diperlukan
bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat atau

1 Universitas Jenderal Achmad Yani


mencegah terjadinya oksidasi pada substrat yang mudah teroksidasi dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat
menghambat reaksi radikal bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler
dan penuaan dalam tubuh manusia serta menangkal radikal bebas yang berasal dari
polusi, radiasi dan asap rokok.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Kerja Praktek ini adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktek.
b. Untuk membuktikan teori yang di pelajari di perkuliahan dengan dunia
industri.
1.2.2.Tujuan Khusus
Tujuan khusu dari Kerja Praktek ini adalah :
a. Untuk mengetahui prinsip kerja pada mesin pencetak sabun.
b. Untuk mengetahui proses maintenance pada pencetak sabun dan stamping.
c. Untuk mengetahui komponen-komponen pada mesin pencetak sabun dan
stamping.
d. Untuk mengetahui proses apa saja yang sering terjadi kerusakan pada mesin
pencetak sabun dan stamping.
1.3 Manfaat Yang Dicapai
Manfaat yang dicapai oleh penulis adalah :
a. Mampu mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu yang di peroleh selama
masa kuliah di bidang industri.
b. Dapat mengetahui prinsip kerja pada mesin pencetak sabun.
c. Dapat mengetahui komponen-komponen pada mesin pencetak sabun.
d. Dapat mengetahui perbaikan sesuai SOP yang ada pada perbaikan mesin pencetak
sabun.

2 Universitas Jenderal Achmad Yani


1.4 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Dalam kerja praktek ini kami melaksanakan selama kurang lebih tiga bulan yakni
pada :
Tempat : CV. LOHJINAWI, Kp. Pasir Pari rt04/11, Des. Cimekar, Kec.
Cileunyi, Kab. Bandung
Waktu : 20 Maret sampai dengan 20 juni 2021. Pada waktu yang disebutkan
penulis melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Waktu
1. Pengantar Lingkungan Kerja :
a) Informasi umum mengenai perusahaan.
b) Pendeskripsian unit kerja.
c) Company Rulles.
d) Etika Mahasiswa KP.
2. Pemfokusan unit kerja sesuai pengetahuan Sesuai dengan
yang ingin di eksplorasi dan interaksi kebijakan Perusahaan
dengan pembimbing serta personel lain. CV. LOHJINAWI
3. Kerja Praktek (KP)
4. Observasi dan langsung turun kelapangan.
5. Pengambilan data
6. Penyusunan laporan KP
Rencana Kerja Praktek yang telah dibuat di atas merupakan rencana secara umum
untuk memperjelas dan bersifat relatif, karena kami menyadari bahwa perilaku kerja
dan peraturan dari tiap perusahaan berbeda, dan tidak menutup kemungkinan rencana
jadwal diatas sesuai perencanaan yang ditentukan perusahaan yang bersangkutan.

3 Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Company Profile


2.1.1. Visi Misi
Visi
“Memanfaatkan Teknologi untuk menjalin kemitraan demi kemajuan dan
kesejahteraan bersama”
Misi
“Mengembangkan industri manufaktur logam dan permesinan berbasis
teknologi dan menajemen manufaktur modern, sehingga mampu
menghasilkan”
Produk yang :
- Bekualitas tinggi (Quality)
- Harga kompetitif (Cost)
- Ketepatan waktu pengiriman (Delivery)
- Mampu berdaptasi terhadap perubahan (Flexibility)
2.1.2. Sasaran
Hadir sebagai mitra bagi industri Otomotive, Industri Elektronika,
Industri Telekomunikasi, Industri Farmasi, Industri makanan, dan
minuman, Industri alat berat, Industri Tekstil, Industri pengolahan hasil
bumi dan teknologi pedesaan serta penyediaan sarana pelayanan umum
dan jasa.”
2.1.3. Kebijakanmutu
1. Mutu produk yang terbaik.
2. Pengiriman barang tepat waktu.
3. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
2.1.4. Sumberdaya Manusia
Sumber daya yang dimiliki terdiri dari alumni Politeknik
Manufaktur (POLMAN), Politeknik Negeri Bandung (POLBAN),
Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Sekolah Tinggi Teknologi
Mandala, dan Sekolah Teknologi Menengah (STM) yang telah
berpengalaman. Mereka telah memiliki keterampilan serta memiliki
kemampuan dalam spesifikasi bidang yang akan menjadi produk kami,
baik dalam design Engineering maupun proses produksi. Mereka telah

4 Universitas Jenderal Achmad Yani


mengikuti berbagai pelatihan di berbagai industri dalam bidang usaha yang
kami jalankan.
2.1.5. Produk dan Jasa
1. General Machinery
2. Pharmaceutikal Machinery
3. Precision Engineering Component
4. General Mechanics
5. Maintenance Service
6. Mineral Water
7. Water Threatment Plant (WTP)
8. Programmable Logic Controllers (PLC)
9. Industrial Automation Design
10. Consulting Engineering
11. Bulding
2.1.6. Our Costumer
1. PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK, Bandung & Mojokerto
2. PT. LF BEUTY MANUFACTURING IND, Jakarta
3. PT. REGI JAYA, Surabaya
4. PT. WIKA, Jakarta
5. PT. FUMAKILA INDONESIA, Karawang
6. PT. LOTUS MAS, Jakarta
7. PT. MENARINI INDRIA LABORATORIES, Cikarang
8. PT. KRAKATAU BANDAR SAMUDERA, Cilegon
9. PT. GOLDEN INOVA, Bandung
10. PT. SOLAS, Bandung
11. PT. AMIDA FARMA, Bumi Ayu
12. PT. LOTTE INDONESIA, Cibitung
13. PT. FENANZA PUTRA, Sumedang
14. PLTU BOLOK, Kupang Nusa Tenggara Timur
15. CV.SUKSES BERSAMA, Bandung
16. PT. GLOBAL MULTI PHARMA, Semarang

5 Universitas Jenderal Achmad Yani


2.1.7. Data Perusahaan
Nama Perusahaan : CV. Lohjinawi
Didirikan : 2012
Alamat : Jl. Pasir Pari No. 75 RT04/11,
Des. Cimekar, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung

Telepon/FAX : 022-87883806
Email : Eljinawi@gmail.com
NPWP : 03.245.848.1-444.000
Rekening : 1320009003030 Bank Mandiri
a.n CV.LOHINAWI

2.2. Kegiatan Kerja Praktek


Pertama, penulis melakukan kegiatan yaitu dengan cara berdikusi dengan
salah satu pegawai yang ada di tempat, didalam diskusi itu penulis menayakan
perihal tentang perusahaan bekerja di bidang apa saja, dari hasil diskusi
tersebut mendapatkan jawaban yaitu bekerja di bidang kontruksi mesin,
rekontruksi mesin, dan produksi.
Kedua, penulis mengobservasi salah satu mesin yang sedang dibuat lalu
mengalisa prinsip kerja mesin, cara merawat mesin tersebut, dan mencari tau
fungsi dari setiap komponennya.

2.3. Stuktur Organisasi


Struktur organisasi yang dimaksud adalah pencerminan lalu lintas
wewenang dan tanggung jawa di dalam suatu perusahaan secara vertikal dan
pencerminan hubungan secara horisontal. Struktur organisasi CV Lohjinawi.

Direktur
Prayoga

Wakil Direktur
Sugiarto

Keuangan Administrasi
Desti Rahayu S.S Desti Rahayu S.S

Pemasaran Staff
6 Universitas Jenderal Achmad Yani
Doni Romdoni Doni Romdoni
2.4. Tugas dan Fungsi Instansi
Tugas :
1. Memproduksi mesin yang yang dibutuhkan di bidang industri, maupun
non industri,
2. Memperbaiki mesin yang tidak bekerja dengan baik,
3. Menyediakan jasa merancang sebuah mesin, dll.
Fungsi :
1. Hadir sebagai mitra pemesinan dan teknologi dibidang industri mau non
industri.

2.5. Sistem Kerja


Berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah diberlakukan, dan ketentuan
sanksi-sanksi yang mengacu pada Peraturan Perusahaan tersebut maka demi
ketertiban bersama, Direksi telah menetapkan TATA TERTIB ABSENSI
KARYAWAN sebagai berikut ini :
1. Karyawan adalah semua orang dengan jabatan, kedudukan dan posisi kerja
masing-masing,baik karyawan tetap, kontrak maupun tenaga out-sourcing
yang dipekerjakan di lingkungan kerja CV Lohjinawi.
2. Karyawan masuk kerja harus sesuai dengan tugas dan jadwal yang sudah
ditentukan oleh atasan langsung di masing-masing bagian.
3. Karyawan diperkenankan untuk tidak masuk kerja yang sesuai tugas atau
jadwal yang ditentukan hanya dengan penyebab ; sakit, anggota keluarga
meninggal, anggota keluarga sakit, melangsungkan acara pernikahan,
khitan anak kandung, menjalankan ibadah dan/atau menghadiri wisuda anak
kandung.
4. Untuk menguatkan penyebab tersebut pada nomor 3 di atas, karyawan wajib
membuat surat tertulis dan dilengkapi dengan bukti yang menguatkan.
5. Selain dari hal yang tertera pada nomor 3 di atas, maka akan dianggap
bahwa karyawan tersebut mengambil ijin cuti, sehingga akan memengaruhi
hak cuti tahunan masing-masing karyawan.
6. Karyawan bisa melaksanakan pekerjaan lembur atau melebih waktu yang
ditentukan hanya atas seijin atasannya langsung, paling lambat 2 (dua) jam
sebelum jam kerja pada hari itu berakhir.
7. Karyawan wajib melakukan absensi di mesin finger-print yang telah
disediakan di tempat tempat yang terdekat dengan bagian kerja masing-
masing karyawan.

7 Universitas Jenderal Achmad Yani


8. Karyawan melakukan absensi dengan tertib, tanpa berebut dan tanpa
membuat kegaduhan yang tidak perlu.
9. Apabila karyawan saat melakukan absensi mengalami kendala teknis pada
perangkat maka karyawan tersebut harus segera menghubungi personalia.
10. Bila perangkat absensi ada kendala teknis dalam pengoperasiannya, selain
karyawan yang ditunjuk, semua karyawan dilarang keras untuk merusak,
berusaha memperbaiki sendiri dan atau mengambil tindakan yang tidak
perlu hingga dapat merugikan banyak pihak. Segera laporkan ke personalia
apabila ada kendala teknis pada mesin perangkat.
11. Karyawan harus menjaga dan merawat kebersihan dan kerapian area sekitar
perangkat absensi, dengan tidak melakukan pencoretan pada dinding,
membuang sampah sembarangan dan/atau membuang puntung rokok tidak
pada tempatnya.

8 Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Teori Dasar


Alat Pencetak Sabun Alami ini memiliki sistem yang berbeda dengan sistem yang manual.
Perbedaan tersebut terletak pada proses pengisian sabun pada cetakan yang ingin diisi dan proses
pendinginan sabun. Pada alat ini, proses pengisian sabun bekerja secara otomatis setelah ditentukan
terlebih dahulu oleh operator besarnya berat sabun, suhu pemanas dan suhu pendingin. Sistem bekerja
secara otomatis maksudnya adalah proses pengisian akan berhenti dengan sendirinya setelah
mencapai berat yang telah ditentukan sebelumnya pada alat. Setelah proses pengisian dalam cetakan
maka cetakan masuk ke dalam proses pendinginan sabun. Pada proses ini cetakan yang berisi sabun
didinginkan hingga menjadi sabun padat.
Prinsip kerja mesin pencetak sabun yaitu :
Pada prinsipnya Sistem kerja pada mesin pencetak sabun dimulai dari fluida pada
kompressor,(fluida air,fluida angin,fluida oil),fluida tersebut masuk pada regulator yang
dimana fungsi regulator(tabung eliminator,tabung oil) tersebut untuk mengstabilkan ketiga
fluida,setelah distabilkan angin yang sudah tidak mengandung air masuk kedalam presaure
gauge untuk mengetahui tekanan yang dibutuhkan.fluida masuk dalam selang selenoid untuk
menggerakan abung silinder,fluida dikompresi dtabung silinder sehingga tabung berkerja
untuk memompa angin dan hasilnyasabun dapat dicetak cara Pengisian sabun berisi
penampung adonan sabun dan alat penakar adonan sabun. Penampung Adonan sabun
sebelumnya sudah dijaga suhunya pada suhu ± 40oC agar adonan sabun tidak membeku
sebelum dicetakan. Penampung sabun tersebut terdapat solenoid valve untuk mengisi adonan
sabun dari penampung sabun ke alat penakar adonan sabun.
Alat penakar adonan sabun berbentuk corong atau pipa sebagai penampungnya dan
solenoid valve di ujung sebagai katup ke cetakan setelah berat terpenuhi. Disekeliling corong
tersebut menempel element pemanas yang menjaga agar adonan sabun tidak membeku.
Adonan sabun tersebut ditakar mengunakan loadcell sebagai alat penakar. Berat yang
diinginkan antara 10 gram – 200 gram mengunakan keypad untuk mengubah takaran sabun.

9 Universitas Jenderal Achmad Yani


Pencetak yang telah berisi adonan sabun akan masuk proses pendinginan. Proses pendinginan
harus mendekati suhu ± 15oC agar sabun membeku. Proses pendinginan ini memerlukan
pendingin dan ruangan tertutup. Ruangan berupa konveryor yang tertutup yang berpendingin.
Setelah proses pendinginan selesai maka proses pencetakan telah selesai.
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.
Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kemungkinan sabun ditemukan oleh orang
Mesir kuno beberapa tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan
oleh Julius Caesar. Teknik pembuatan sabun mulai dilupakan orang dalam zaman kegelapan
(Dark Ages), namun ditemukan kembali selama masa Renaissance. Penggunaan sabun mulai
meluas pada abad ke -18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang
digunakan pada masa lampau. Lelehan lemak dipanaskan dengan lindi (natrium hidroksida)
dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak.Ada
beberapa cara untuk mengklasifikasikan sabun. Salah satunya adalah penggolongan
berdasarkan bentuk fisik dan fungsi.
Jenis-Jenis Sabun
a. Sabun batang Sabun jenis ini biasanya mengandung sodium hydroxide yang
diperlukan untuk mengubah lemak nabati atau hewani cair menjadi sabun keras
melalui proses hidrogenasi dan sukar larut dalam air. Sabun jenis ini bisa digunakan
untuk segala jenis kulit dan kebutuhan. Adapun keunggulan dari sabun padat adalah
lebih ekonomis, lebih cocok untuk kulit berminyak, kadar pH lebih tinggi
dibandingkan sabun cair, lebih mudah membuat kulit kering, sabun padat memiliki
kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim.
b. Sabun Cair Sabun jenis ini dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaann alkali
yang berbeda yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada
suhu kamar.
c. Shower gel Sabun dengan kandungan emulsi berupa cocamide DEA, lauramide
DEA, linoleamide DEA, dan oleamide DEA ini berfungsi sebagai substansi
pengental untuk mendapatkan tekstur gel.

10 Universitas Jenderal Achmad Yani


Mesin produksi sabun dan stamping ini menggunakan katup solenoid atau solenoid valve
atau katup listrik adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai koil
sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat
digerakan oleh arus AC maupun DC.SV mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan dan lubang exhaust.Lubang masukan diberi kode P, berfungsi sebagai
terminal atau tempat udara masuk atau supply.Lubang keluaran, diberi kode A
dan B, berfungsi sebagai terminal atau tempat udara keluar yang dihubungkan
ke beban, sedangkan lubang exhaustdiberi kode R, berfungsi sebagai saluran untuk
mengeluarkan udara terjebak saat piston bergerak atau pindah posisi ketika
solenoid bekerja

Gambar 3.1 Mesin pencetak sabun dan stamping


Komponen – Komponen Pada Mesin Sabun beserta fungsinya :
a. Solenoid dan selang
Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam fluidics.
Tugas dari solenoid valve dalah untuk mematikan, release, dose, distribute atau mix
fluids digunakan untuk menggerakan piston valve.digunakan untuk menggerakan
blowzet valve dan fungsi selang solenoid yaitu untuk menjaga kebocoran udara.

Gambar 3.2 solenoid valve.

11 Universitas Jenderal Achmad Yani


b. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet
(Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar atau Switch). Relay menggunakan
Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus
listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi.

Gambar 3.3 Relay


c. Camshaft
Fungsi Camshaft yang pertama adalah untuk melakukan proses buka dan tutup katup
pendeteksian posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran sinyal rotor yang
digerakkan langsung oleh camshaft.

Gambar 3.4 Chamshaft

12 Universitas Jenderal Achmad Yani


d. Dinamo
Fungsi dinamo adalah komponen utama pada kendaraan atau suatu mesin, terutama
saat mesin akan dinyalakan. Selain itu, komponen ini dapat bekerja untuk
menggerakkan maupun memutar roda dan menjalankan kendaraan bermesin.

Gambar 3.5 Dinamo.


e. Air Cylinder
Silinder pneumatik biasa digunakan untuk menjepit benda, mendorong mesin
pemotong, penekan mesin pengepresan, peredam getaran, pintu penyortiran.

Gambar 3.6 Air Cylinder Switch on dan off


f. Fungsi Switch on dan off adalah untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan
pada sebuah rangkaian.

Gambar 3.7 Switch on dan off.

13 Universitas Jenderal Achmad Yani


g. Heater dan thermoheater
Fungsi heater pada mesin sabun adalah pemanas untuk membuat merk atau
fungsinya sebagai saat proses stamping terjadi dan fungsi thermoheater adalah untuk
mendeteksi suhu.

Gambar 3.8 Heater


h. Pegas
Fungsi pegas adalah pada bagian dalam silinder kerja tunggal terdapat pegas yang
digunakan untuk mengembalikan posisi silinder yang awalnya maju menjadi
mundur, jadi peran pegas tersebut supaya silinder bisa bergerak mundur ketika
batang piston dalam posisi maju. Untuk membuat silinder bergerak maju, silinder
diberi udara bertekanan.

Gambar 3.9 Pegas

14 Universitas Jenderal Achmad Yani


i. Seal Cylinder
Seal cylinder merupakan Seal utama yang berfungsi untuk menjaga agar unsur
media penggerak seperti angin maupun oli hydrolik tidak terjadi kebocoran pada saat
proses pergerakan yang di lakukan oleh cylinder tersebut.

Gambar 3.10 Seal air cylinder.

j. Pressure Gauge
Berguna untuk membaca perubahan yang terjadi pada tekanan udara.

Gambar 3.11 Pressure Gauge.

15 Universitas Jenderal Achmad Yani


k. Penjepit
Fungsi dari penjepit adalah untuk menahan sabun tidak keluar dari cetakan.

Gambar 3.12 Penjepit.


Berikut ini jadwal maintenance pada mesin produksi sabun :

Tabel 3.1 Jadwal pemeliharaan mesin pencetak sabun

NO KOMPONEN PERAWATAN YANG DI LAKUKAN 3 BULAN 6 BULAN 12 BULAN


1 Solenoid Periksa lubang in dan out udara P B G
2 Selang selenoid Periksa selang ,apakah ada kebocoran P P p
3 Relay periksa relay,cek arus tegangan pada relay P P P
4 Camshaft Periksa fungsi kerjanya P P P
5 Dinamo Periksa menyeluruh p B G
6 Air cylinder Periksa menyeluruh P P P
7 Switch on dan off periksa menyeluruh B P G
8 Heater dan thermoheater Periksa menyeluruh P P P
9 pegas Periksa secara visual P P p
10 seal cylinder Periksa apakah terjadi kebocoran pelumas G G G
11 baro meter Periksa secara visual apakah tekanan masih akurat atau tidak P p P
12 penjepit Periksa secara visual P P P
KET : P PERIKSA B BERSIHKAN G GANTI

16 Universitas Jenderal Achmad Yani


3.2 Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin
kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan
menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Pemeliharaan adalah segala
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai
dengan pesanan. Perawatan juga didefinisikan sebagai suatu aktivitas untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian
dan penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang
memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan
perawatan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan agar dapat
melaksanakan kegiatan produksi dengan efektif dan efisien dengan hasil produk yang
berkualitas. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi,
dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka
perawatan akan lebih intensif (Ahmadi 2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan pemeliharaan sebagai penjagaan harta kekayaan, terutama alat produksi
agar tahan lama dan tetap dalam kondisi yang baik. Jadi tujuan pemeliharaan menjaga
mesin dan peralatan terhadap kerusakan dan kegagalan mesin dalam berproduksi. Secara
umum kata pemeliharaan tidak akan terlepas dengan pekerjaan memperbaiki,
membongkar, atau memeriksa mesin secara saksama dan menyeluruh (Maintenance,
Repair, and Overhaul – MRO). Sistem pemeliharaan sendiri mencakup pengerian
memperbaiki perangkat mekanik dan kelistrikan yang menjadi rusak (Ngadiyono, 2010).
Kegiatan pemeliharaan fasilitas pabrik serta pembetulan, pengaturan atau penggantian
yang dibutuhkan agar aktivitas produksi sesuai dengan yang dijadwalkan adalah suatu
bentuk perawatan (Assauri, 1993). Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu II-2 barang dalam atau memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Corder, 1992) (Sari, 2016). Yang dimaksud
dengan perawatan (maintenance) adalah suatu metode untuk menjaga serta memelihara
mesin agar tidak mengalami gangguan dan kerusakan dengan cara melakukan perawatan
yang dilaksanakan secara rutin dan teratur (Jono, 2006). Perawatan merupakan suatu
fungsi utama dalam suatu perusahaan yang dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

17 Universitas Jenderal Achmad Yani


merawat fasilitas sehingga peralatan tersebut berada dalam kondisi yang siap pakai sesuai
dengan kebutuhan (Widyasputri, 2010). Ada beberapa faktor penyebab kerusakan mesin,
yaitu : keausan (wear out), korosi (corrocion) dan kelelahan (fatigue) (Widyasputri,
2010). Pada dasarnya perawatan yang dilakukan adalah agar mesin selalu dalam kondisi
bagus dan baik, sehingga tetap siap pakai kapanpun serta membantu ketahanan yang lebih
lama (usia mesin menjadi lebih panjang) (Jono, 2015). Perawatan adalah sebuah operasi
atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melakukan
pergantian kerusakan peralatan dengan resource yang ada. Perawatan juga ditujukan
untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin.
Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah kebijakan mengenai
aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian manajemen
kedalam sebuah program perawatan. Pada umunya, semakin tingginya aktivitas
perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian
diperawatan menjadi semakin penting. (Kusnadi, 2016). Pemeliharaan juga bermakna
melakukan tindakan rutin guna menjaga perangkat (dikenal sebagai pemeliharaan
terjadwal) atau mencegah timbulnya gangguan (pemeliharaan pencegahan). Jadi MRO
dapat didefinisikan sebagai, “semua tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau
memulihkan komponen atau mesin keadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya
sesuai kebutuhan perusahaan. Tindakannya mencakup kombinasi dari semua manajerial
teknis, administratif dan tindakan pengawasan yang sesuai” (Ngadiyono, 2010). II-3
Secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai berikut: (Ngadiyono, 2010) 1.
Menjaga (Keep), 2. Mempertahankan (Preserve), 3. Melindungi (Protect). Pekerjaan
rutin berkelanjutan yang dilakukan untuk menjaga fasilitas (perencanaan, bangunan,
struktur, fasilitas tanah, sistem utilitas, atau properti riil lainnya) dalam kondisi
sedemikian rupa sehingga dapat terus digunakan, dengan kapasitas asli rancangan dan
untuk efisiensi perusahaan sesuai tujuan yang dimaksudkan (Ngadiyono, 2010). Berbagai
kegiatan, seperti: tes, pengukuran, penggantian, penyesuaian dan perbaikan yang
bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi komponen atau unit dalam
atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan perusahaan

18 Universitas Jenderal Achmad Yani


(Ngadiyono, 2010). Semua tindakan yang diambil untuk melindungi aset perusahaan dari
berbagai gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja optimal. Kegiatannya mencakup
inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi untuk servis, perbaikan reklamasi,
membangun kembali, dan semua tindakan pasokan dan perbaikan yang diambil untuk
menjaga kekuatan dalam kondisi untuk melaksanakan misinya (Ngadiyono, 2010). Tidak
ada mesin maupun peralatan yang mampu berproduksi selamanya, beberapa mampu
bertahan atau bekerja sesuai standar operasional. Kebutuhan pemeliharaan umumnya
juga didasarkan pada prediksi kegagalan nyata atau standar idealnya. Kegagalan periode
awal pada umumnya berkaitan dengan lemahnya perencanaan, lemahnya pemasangan,
atau aplikasi yang keliru.Periode kegagalan awal dilanjutkan oleh laju periode kegagalan
konstan dan dikenal sebagai umur efektif.Ada banyak teori tentang mengapa komponen
gagal dalam wilayah ini, sebagian besar mengakui bahwa lemahnya managemen sering
memainkan peran yang signifikan.Hal ini juga umumnya disetujui bahwa praktek-
praktek pemeliharaan luar biasa yang mencakup unsur-unsur pencegahan dan prediktif
dapat memperpanjang periode ini. Periode kegagalan (wear-out) dicirikan dengan tingkat
kegagalan yang cepat meningkat mengikuti waktu. Kegagalan pada periode ini
dikarenakan buruknya perawatan dan atau telah melampui umur efektif alat (Ngadiyono,
2010).

Suatu fasilitas atau mesin produksi aktivitas pemeliharaan yang dapat dilakukan
dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perawatan terencana (planned maintenance)


Merupakan cara perawatan yang diorganisir dan dilakukan dengan disadarkan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
2. Perawatan tidak terencana (unplanned maintenance)
Merupakan perawatan yang tidak direncanakan terlebih dahulu, disebabkan
peralatan dan fasilitas produksi tidak memiliki rencana serta jadwal perawatan.
Berikut ini macam – macam bentuk pemeliharaan :

19 Universitas Jenderal Achmad Yani


1. Preventive Maintenance
Merupakan perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga pada saat beroperasi mesin terhindar dari
kerusakan.
2. Corrective Maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilkukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
3. Predictive Maintenance
Merupakan bagian perawatan pencegahan.Perawatan prediktif ini dapat
diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya didasarkan kondisi
mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan
pemeriksaan atau monitoring secara rutin.
4. Breakdown Maintenance
Merupakan perawatan dengan cara mesin atau peralatan dioperasikan hingga
rusak, kemudian baru diperbaiki atau diganti.
Dibawah ini adalah tujuan dan manfaat pemeliharaan :
a. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal
mungkin, dengan biaya perawatan seminimal mungkin.
b. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat mesin
akan digunakan.
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan
mesin/peralatan.
e. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
f. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.

20 Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB IV
HASIL PELAKSAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Data Hasil Observasi

4.1.1 Komponen pada mesin pencetak sabun

Data yang diperoleh saat turun kelapangan secara langsung dari mewancarai serta,
mengamati pembimbing ditempat kerja praktek ,dapat mengetahui dari mulai prinsip kerja
mesin pencetak sabun,mengoprasikan mesin dengan benar,mengetahui kerusakan yang
terjadi pada mesin pencetak sabun tersebut, mengetahui komponen beserta fungsinya,
mengetahui kapan perawatan mesin pencetak sabun atau maintenance dan memecahkan
masalah untuk perbaikan maintenance pada mesin sabun.

Berikut adalah komponen – komponen yang ada pada mesin pencetak sabun :

a. Material Stainless Steel ( 1 set )


b. Solenoid ( 3 buah )
c. Relay ( 2 buah )
d. Camshaft ( 1 buah )
e. Dynamo ( 1 buah )
f. Air Cylinder ( 3 buah )
g. Seal Air Cylinder ( 3 buah )
h. Terminal ( 2 buah )
i. Saklar ( 2 buah )
j. Heater ( 1 buah )
k. Thermo Heater ( 1 buah )
l. Pressure Gauge ( 1 buah )
m. Valve 5/3 ( 3 buah )
n. Penjepit ( 2 buah )

21 Universitas Jenderal Achmad Yani


o. Switch on Off ( 1 buah )
p. Spring ( 1 buah )
4.1.2 Kerusakan komponen yang sering terjadi pada mesin pencetak sabun
Tabel 4.1 Data kerusakan komponen pada mesin pencetak sabun

NO KOMPONEN BIAYA KOMPONEN KERUGIAN PRODUKSI PERJAM


1 Solenoid Kebocoran Tidak Terjadi Kebocoran
2 Selang selenoid kebocoran Tidak Terjadi Kebocoran
3 Relay Tidak adanya arus atau tegangan Normal / adanya arus
4 Camshaft Sensor sering error Normal
5 Dinamo Brush stater Normal
6 Air cylinder Seal Cylinder Normal
7 Switch on dan off Adanya Kotoran Normal
8 Heater dan thermoheater Suhu tidak bisa di setting Normal
9 Pegas Berkarat Normal
10 Pressure Gauge Tekanan sudah tidak akurat Normal

4.1.3 Jadwal Pemeliharaan pada mesin sabun


Tabel 4.2 Jadwal Pemeliharaan pada mesin sabun

NO KOMPONEN PERAWATAN YANG DI LAKUKAN 3 BULAN 6 BULAN 12 BULAN


1 Solenoid Periksa lubang in dan out udara P B G
2 Selang selenoid Periksa selang ,apakah ada kebocoran P P p
3 Relay periksa relay,cek arus tegangan pada relay P P P
4 Camshaft Periksa fungsi kerjanya P P P
5 Dinamo Periksa menyeluruh p B G
6 Air cylinder Periksa menyeluruh P P P
7 Switch on dan off periksa menyeluruh B P G
8 Heater dan thermoheater Periksa menyeluruh P P P
9 pegas Periksa secara visual P P p
10 seal cylinder Periksa apakah terjadi kebocoran pelumas G G G
11 baro meter Periksa secara visual apakah tekanan masih akurat atau tidak P p P
12 penjepit Periksa secara visual P P P
KET : P PERIKSA B BERSIHKAN G GANTI

4.1.4 Preventive Maintenance Procees

Gambar 4.1 Prevemtive Maintenance

22 Universitas Jenderal Achmad Yani


4.1.5 Flowchart maintenance

MULAI

Data Observasi

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Penyelesaian Masalah

Hasil Penyelesaian Masalah

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.2 flowchart maintenance

23 Universitas Jenderal Achmad Yani


4.1.6 Penjelasan flowchart
a) Mulai
b) Mencari data hasil observasi dilakukan oleh penulis dengan cara mewancarai
tenaga kerja CV lohjinawi, dan menganalisa secara visual.
c) Identifikasi masalah yaitu mengidentifikasi masalah yang akan dikerjakan
dengan tujuan sebagai dasar dari pengerjaan masalah pada pelaksanaan
mencari data yang akan di observasi.
d) Pengumpulan data, pengumpulan data dilakukan melalui internet, hasil
obsevasi dengan metoda wawancara, analisis secara visual, membaca
beberapa jurnal yang berkaitan dengan masalah yang dilaksanakan pada
observasi dan turun langsung pada tempat kerja praktek.
e) Penyelesaian masalah, pada penyelesaian masalah ini dilakukan analisis dan
pembuatan jadwal maintenance, identifikasi komponen yang sering terjadi
kerusakan pada mesin sabun seperti mencegah, mengganti, dan perhitungan
biaya yang dikeluarkan pada saat proses maintenance mesin sabun dengan
metode yang tentu berdasarkan data yang telah terkumpul.
f) Kesimpulan, setelah melakukan penyelesaian masalah jika hasil dilakukan
analisis dan pembuatan jadwal maintenance, identifikasi komponen yang
sering terjadi kerusakan pada mesin sabun seperti mencegah, mengganti, dan
perhitungan biaya yang dikeluarkan pada saat proses maintenance mesin
sabun dapat diterima maka akan dijadikan acuan dari masalah observasi
praktek kerja lapangan ini, namun jika hasil dan analisa dianggap belum
sesuai dengan standard an keingin maka kembali pada point c yaitu
identifikasi masalah.
g) Selesai.

24 Universitas Jenderal Achmad Yani


4.1.7 Biaya Maintenance Keseluruhan

Biaya tenaga kerja merupakan biaya pekerja yang melakukan tindakan maintenance selama
terjadi kerusakan pada mesin pencetak sabun.Dimana jumlah jam kerja selama satu hari
adalah 8 jam. Perhitungan biaya tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Biaya tenaga kerja perawatan

NO TENAGA KERJA BIAYA PER JUMLAH JUMLAH


PERAWATAN HARI GAJI / JAM TENAGA
KERJA
1 Tenaga teknisi 105.000 13.125 2 orang
JUMLAH 210.000 26.250 2 orang

Biaya Pergantian Komponen Biaya ini timbul akibat adanya kerusakan komponen yang
membutuhkan penggantian komponen yang sering terjadi kerusakan pada mesin pencetak
sabun dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Biaya per komponen yang sering terjadi kerusakan

NO NAMA KOMPONEN HARGA KOMPONEN


1 Solenoid 400.000
2 Selang Solenoid 150.000
3 Relay 65.000
4 Camshaft 600.000
5 Dinamo 215.000
6 Air Cylinder 900.000
7 Switch On dan Off 50.000
8 Heater dan Thermo Heater 350.000
9 Pegas 50.000
10 Pressure Gauge 175.000

25 Universitas Jenderal Achmad Yani


Biaya Perbaikan merupakan biaya yang dikeluarkan bila terjadi kerusakan komponen. Biaya
ini meliputi biaya komponen, biaya kerugian produksi akibat penggantian dan biaya tenaga
kerja perawatan.

Tabel 4.5 Hasil biaya perbaikan komponen mesin pencetak sabun

BIAYA MAINTENANCE KESELURUHAN


NO KOMPONEN BIAYA KOMPONEN (Cr) KERUGIAN PRODUKSI PERJAM (Co) BIAYA TENAGA TEKNISI / jam (cw) Tf (waktu) Tp (waktu) Cf corrective (Rp) CM RP
1 Solenoid 400000 3.200.000 26000 60 menit 40 menit 192.426.000 128.426.000
2 Selang selenoid 150000 3.200.000 26000 40 menit 30 menit 128.176.000 96.176.000
3 Relay 65000 3.200.000 26000 20menit 10 menit 64.091.000 32.091.000
4 Camshaft 600000 3.200.000 26000 50 menit 35 menit 160.626.000 112.626.000
5 Dinamo 215000 3.200.000 26000 45 menit 20 menit 144.241.000 64.241.000
6 Air cylinder 900000 3.200.000 26000 120 menit 100 menit 384.926.000 320.926.000
7 Switch on dan off 50000 3.200.000 26000 15 menit 10 menit 48.076.000 32.076.000
8 Heater dan thermoheater 350000 3.200.000 26000 60 menit 40 menit 192.376.000 128.376.000
9 Pegas 50000 3.200.000 26000 10 menit 7 menit 32.076.00 22.476.00
10 Pressure Gauge 175000 3.200.000 26000 10 menit 5 menit 32.201.000 16.201.000

Keterangan :

(Tf) : Waktu Standar Perbaikan Failure


(Tp) :Waktu Standar Perbaikan Preventive
CM : Biaya yang timbul karena adanya perawatan mesin yang dijadwalkan (Preventive
Maintenance)
CF : Biaya yang timbul karena adanya perawatan mesin yang diluar perkiraan yang
menyebabkan mesin berhenti

26 Universitas Jenderal Achmad Yani


4.2 Analisis Masalah

Penulis menganalisa permasalahan yang terjadi pada mesin pencetak sabun di


CV.LOHJINAWI, yang pertama tidak tepat waktunya jadwal maintenance pada mesin
pencetak sabun, penulis membuat jadwal maintenance yaitu preventive maintenance process
pada tahapan awal membuat jadwal preventive maintenance , yaitu membuat jadwal
maintenance atau maintenance planner,setelah membuat jadwal maintenance kemudian
mengidentifikasi setiap komponen yang ada pada mesin pencetak sabun ,setelah berhasil
mengidentifikasi setiap komponen ,berik utnya lalu melakukan maintenance yang pertama
melakukan preventive maintenance membuat tasklist dari masing-masing equipment
tersebut, dimana setiap mesin memiliki tasklist yang berbeda satu sama lain, kegiatan
preventive maintenance di CV.LOHJINAWI ini memiliki jadwal perawatan 3 bulan , 6 bulan,
dan 12 bulan,dimana jadwal itu termasuk pada preventive.Preventive Merupakan perawatan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Ruang lingkup pekerjaan preventif
termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga pada saat beroperasi
mesin terhindar dari kerusakan, disetiap jadwal berkala 3 bulan , 6 bulan , dan 12 bulan
tersebut tidak hanya melakukan pemeriksaan pada mesin atau pada komponen mesin tetapi
juga melakukan penggantian komponen pada mesin sabun dan pembersihan pada komponen
mesin sabun, jadi tidak hanya melakukan kegiatan preventive maintenance.Predictive
maintenance Merupakan bagian perawatan pencegahan. Perawatan prediktif ini dapat
diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya didasarkan kondisi mesin itu
sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan pemeriksaan atau monitoring
secara rutin, seperti halnyaa preventive maintenance, predictive maintenance sama saja
seperti preventive maintenance hanya yang membedakan nya saat pelaksaanaan kegiatanya
berdasarkan kondisi mesin pencetak sabun itu sendiri lalu yang terakhir , breakdown
maintenance Merupakan perawatan dengan cara mesin atau peralatan dioperasikan hingga
rusak, kemudian baru diperbaiki atau diganti. Dilihat dari tabel 4.2 diatas menjelaskan
tentang pemeliharaan mesin pencetak sabun dimana ada kolom komponen,perawatan yang
dilakukan seperti apa, kolom jangka waktu perawatan , dan keterangan, kita dapat
menganalisa mana komponen yang sering terjadi kerusakan atau penggantian dengan

27 Universitas Jenderal Achmad Yani


komponen baru diwaktu pemeliharaan yang telah ditentukan yaitu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan
terjadi pada komponen seal cylinder, diberi tanda huruf G dan berwarna merah, untuk warna
kuning B yaitu bersihkan dari hasil yang telah di analisa terdapat pada komponen switch on
off, dynamo dan solenoid, dari tabel 4.2 diatas menunjukan metode maintenance preventive
ditunjukan pada komponen solenoid di jangka perawatan 6 bulan, dynamo pada jangka
perawatan 6 bulan dan switch on off itu untuk mencegah terjadi kerusakan dimana preventive
itu menjadwalkan waktu atau kegiatan maintenance, dan untuk breakdown maintenance atau
pengantian komponen pada mesin pencetak sabun dilambangkan dengan huru G merah
terjadi pada komponen sealcylinder jangka waktu 3 bulan , 6 bulan , 12 bulan, switch on off
, dynamo pada waktu pemeliharaan 12 bulan, dan solenoid 12 bulan.Untuk predictive
maintenance itu hanya melakukan pemeriksaan pada komponen mesin pencetak sabun
dilambangkan dengan huruf P warna putih atau abu.Untuk kerusakan yang terjadi pada mesin
ini bisa dilihat pada tabel 4.2 data tersebut sudah penulis analisis secara visual sesuai dengan
kondisi mesin atau komponen pada tempat kerja praktek.Biaya maintenance Biaya tenaga
kerja merupakan biaya pekerja atau teknisi yang melakukan tindakan maintenance selama
terjadi kerusakan pada mesin pencetak sabun.Dimana jumlah jam kerja selama satu hari
adalah 8 jam sesuai dengan SOP, untuk jumlah teknisi maintenance pada mesin sabun
berjumlah 2 orang dapat kita ketahui biaya teknisi maintenance ini per satu orang dibutuhkan
biaya 105.000.2 = 210.000 gaji teknisi perjam yaitu 26.250.00, biaya Pergantian Komponen
Biaya ini timbul akibat adanya kerusakan komponen yang membutuhkan penggantian
komponen yang sering terjadi kerusakan pada mesin pencetak sabun dapat dilihat pada Tabel
4.4 dapat kita lihat untuk biaya penggantian komponen yang sudah tidak layak atau
membutuhkan perawatan biaya yang harus dikeluarkan cukup besar dan data tersebut penulis
mengambil data dari komponen yang sering terjadi kerusakan yaitu 10 komponen yang sering
terjadi keruskan, dari data tersebut harga komponen paling tinggi yaitu komponen air
cylinder yaitu 900.000 mengapa bisa harga nya mahal dikarenakan air cylinder tersebut susah
didapatkan dipasaran.Biaya Perbaikan merupakan biaya yang dikeluarkan bila terjadi
kerusakan komponen. Biaya ini meliputi biaya komponen, biaya kerugian produksi akibat
penggantian dan biaya tenaga kerja perawatan untuk mengetahui biaya perbaikan, biaya
kerugian produksi mesin sabun ini bisa dilihat pada table 4.5 untuk kerugian produksi yang

28 Universitas Jenderal Achmad Yani


diakibatkan kerusakan pada komponen – komponen yang sering terjadi kerusakan yaitu
sebesar 3.200.000, dapat kita ketahui keterangan pada table 4.5 yaitu (Tf) : Waktu Standar
Perbaikan Failure (Tp) :Waktu Standar Perbaikan Preventive CM : Biaya yang timbul karena
adanya perawatan mesin yang dijadwalkan (Preventive Maintenance) CF : Biaya yang timbul
karena adanya perawatan mesin yang diluar perkiraan yang menyebabkan mesin berhenti,
untuk mencari hasil Cf corrective menggunakan hasil penjumlahan atau rumus sebagai
berikut yaitu (Biaya Komponen + (Biaya Tenaga Teknisi +Biaya Kerugian Produksi) x Tf),
dan untuk mencari CM Preventive=(Biaya Komponen + (Biaya Tenaga Teknisi +Biaya
Kerugian Produksi) x Tp).
4.3 Penyelesaian Masalah

Untuk penyelasaian masalah pada untuk perbaikan pada komponen yang rusak pada
mesin pencetak sabun ini yang pertama pada metode pemeliharaan breakdown maintenance
itu penggantian komponen pada sealcylinder mengapa seringnya terjadi kerusakan pada
komponen sealcylinder , karna jarangnya melakukan pembersihan pada as cylinder maka
terjadi keausan pada sealcylinder ( terkena debu ), switch on off terjadi kerusakan lalu adanya
pergantian karena jarangnya merawat atau membersihkan pada area switch on off misalnya
terkena air hingga terjadi karat atau adanya kotoran pada socket switch on off, lalu untuk
bersihkan komponen kendala awalnya kurangnya stock cairan pembersih untuk komponen
seperti pada pembersihan komponen switch on off , dynamo dan solenoid, terkendala tidak
tertatanya juga lokasi tools pada lokasi tempat kerja praktek.Penggunaan air cylinder ini pada
mesin pencetak sabun sering terjadinya kerusakan,mengapa dikarenakan pada saat fluida
yang ada pada compressor yaitu fluida angin, fluida oli, fluida air, fluida tersebut masuk pada
regulator yang dimana fungsi regulator tersebut untuk menstabilkan, atau sebagai adjustable
pada tekanan fluida pada compressor, pada regulator terdapat tabung eliminator, tabung oil
(untuk menstabilkan ketiga fluida), setelah distablilkan angin yang mengandung pelumas
masuk pada kedalam pressure gauge untuk mengetahui tekanan yang dibutuhkan.Fluida
masuk pada selang solenoid untuk menggerakan tabung cylinder, fluida di compression pada
tabung cylinder untuk memompa angin yang hasilnya sabun dapat dicetak, apabila mesin ini
tidak menggunakan regulator maka tekanan fluida untuk menggerakan mesin ini sangatlah

29 Universitas Jenderal Achmad Yani


besar,solenoid ini tidak membutuhkan tekanan yang sangat besar , tetapi solenoid ini
membutuhkan tekanan yang konstan, didapat hasil 6 bar. Apabila tekanan fluida sangat besar
maka kerusakan komponen akan ada atau terjadi contohnya pada kerusakan lubang in dan
out pada solenoid, kerusakan sealcylinder, fluida yang sudah distabilkan pada regulator
difungsikan sebagai eliminator atau eliminasi pada fluida yang mengandung pelumas dan
air.Untuk menyelesaikan masalah pada biaya pengeluaran yang cukup besar pada perawatan
mesin sabun ini yaitu harus mempunyai program perawatan harus dibuat dengan jangka
waktu yang fleksibel, ditentukan berdasarkan periode tahunan. Bila pengoperasian pabrik
dapat berlangsung selama dua tahun atau tiga tahun, maka rencana program untuk pekerjaan
perawatanperawatan yang besar (overhaul) dapat diperpanjang periode waktunya. Dalam
mempersiapkan program perawatan ini perlu dikonsultasikan bersama departemen produksi
untuk dipertimbangkan dengan jadwal produksi. Sehingga dengan demikian kegiatan
perawatan tidak menganggu pelaksanaan kegiatan produksi. Pelayanan perawatan pada
masing-masing peralatan perlu diseimbangkan, tidak terlalu kurang dan tidak terlalu lebih.
Perawatan terlalu kurang (under maintained) dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan
yang lebih awal, sedangkan terlalu banyaknya perawatan (over maintained) dapat
menimbulkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak diperlukan sehingga terjadi pemborosan.
Menurut skala waktu kalender, misalnya: Mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan,.Menurut
waktu operasi: Jam operasi, jumlah putaran operasi , jarak tempuh.Berikut ini adalah
beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang dilaksanakan dengan
baik.Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang, berkurangnya pembayaran kerja
lembur bagi tenaga perawatan, berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang
dibutuhkan, berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan., penggantian suku cadang
yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di
gudang setiap waktu.keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.
Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada
mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang
akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan instruksi yang ditujukan
kepada para operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan
sungguh-sungguh. Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh

30 Universitas Jenderal Achmad Yani


tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode waktu
perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat
keterangannya. Dalam hal ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh
operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin
dengan segera dilaporkan kepada tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi.
Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.

31 Universitas Jenderal Achmad Yani


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
a. Mesin sabun ini menggunakan prinsip kerja system pneumatic.
b. Metode perawatan yang digunakan pada tempat praktek kerja ini yaitu selalu
menggunakan preventive maintenance.
c. Kerusakan yang sering terjadi yaitu pada komponen seal cylinder.
d. Jadwal perawatan berkala pada mesin pencetak sabun ini yaitu pada 3 bulan, 6 bulan
dan 12 bulan.
e. Dibutuhkan teknisi ahli untuk melakukan perawatan atau maintenance ini.

5.2 Saran

a. Sebaiknya untuk perawatan maintenance ini menggunakan ahli pada bidang


maintenance
b. Sebaiknya penempatan toolkit pada tempat praktek kerja lebih tertata.

32 Universitas Jenderal Achmad Yani


DAFTAR PUSTAKA

http://imammulyono002.blogspot.com/2013/06/perencanaanmaintenance.html
(Jenderal et al., 2020)Jenderal, U., Yani, A., Mesin, J. T., Manufaktur, F. T., Jenderal, U.,
& Yani, A. (2020). Pedoman penulisan laporan kerja praktek. November.
CV. Lohjinawi. (2019). Legalitas Perusahaan - Identitas perusahaan.

xii Universitas Jenderal Achmad Yani


LAMPIRAN

xiii Universitas Jenderal Achmad Yani


xiv Universitas Jenderal Achmad Yani
xv Universitas Jenderal Achmad Yani
xvi Universitas Jenderal Achmad Yani
xvii Universitas Jenderal Achmad Yani
xviii Universitas Jenderal Achmad Yani
xix Universitas Jenderal Achmad Yani
xx Universitas Jenderal Achmad Yani
xxi Universitas Jenderal Achmad Yani

Anda mungkin juga menyukai