Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK MANUFAKTUR II

FRAIS KONVENSIONAL

Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok :6

LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR JURUSAN


TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR II

FRAIS KONVENSIONAL

Disiapkan dan disusun oleh:


Nama: Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM: 3331190063
Telah disahkan oleh
Asisten Laboratorium Teknologi Manufaktur FT. Untirta, pada:

Pengumpulan Laporan Pengumpulan Revisi Laporan

Tanggal : 6 Juni 2021 Jam: Tanggal : Jam:

Keterangan : Keterangan :

Mengetahui:
Asisten
Laboratorium

M. RAFLI GUMAY P.
3331170071

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. kita panjatkan karena atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya Laporan Praktikum Teknik Manufaktur 2 Modul Frais Konvensional
ini dapat saya susun dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktikum Teknik Manufaktur 2. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang frais konvensional
bagi penulis serta para pembaca.

Dalam pelaksanaannya, praktikum di saat wabah Covid-19 membuat


proses transfer ilmu menjadi agak terhambat. Kami hanya bisa melaksanakan
praktikum secara daring lewat media video conference. Selain kami tidak dapat
bertatap muka langsung, kami juga tidak dapat menggunakan alat praktikum yang
semesti dapat dicoba di laboratorium. Walaupun begitu, penulisan laporan ini
dapat diwujudkan karena materi-materi masih tetap bisa disampaikan kepada
kami. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Asisten Laboratorium
Teknologi Manufaktur yang telah memfasilitasi jalannya praktikum agar dapat
terlaksana dengan efektif di tengah situasi ini.

Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempuerna. Oleh sebab itu, saya secara terbuka menerima semua kritik serta saran
yang membangun supaya laporan ini dapat disusun dengan lebih baik lagi.
Semoga tulisan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cilegon, 4 Juni 2021

Penulis

iii
ABSTRAK

Era globalisasi sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya
mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk
mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Salah satu
bekal untuk menanamkan nilai serta keterampilan tersebut adalah dengan
mengikuti praktikum teknik manufaktur. Mesin frais (milling machine) adalah
mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau
memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar.
Prinsip kerja mesin frais konvensional adalah gesekan antara pisau frais dengan
permukaan benda kerja akan melepaskan bahan benda kerja sehingga dapat
dihasilkan suatu bentuk. Praktikum kali ini dilakukan dengan metode tidak
langsung untuk membuat benda kerja roda gigi dengan jumlah gigi sebanyak 18
buah. Hasil perhitungan pembagian plat indeks yaitu 2 putaran engkol, lubang ke
4, dan jalur ke 18.

Kata Kunci: Frais Konvensional, Metode Tidak Langsung, Plat Indeks, Roda Gigi

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................ii
ABSTRAK ......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ...............................................................................1
1.3 Sistematika Penulisan .........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................3
2.1 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan Mesin Frais Kovensional.......3
2.2 Bagian-Bagian Mesin Frais Konvensional..........................................3
2.3 Metode Perhitungan pada Plat Indeks ................................................4
2.4 Pengertian dan Fungsi Roda Gigi .......................................................5
2.5 Bagian-Bagian Roda Gigi ..................................................................6
2.6 Macam-Macam Roda Gigi .................................................................7
2.7 Macam-Macam Modul Standar ..........................................................7
2.8 Mekanisme Hubungan antara Roda Gigi ...........................................7
2.9 Aplikasi Roda Gigi di Dunia Industri .................................................9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ...........................................14
3.1 Diagram Alir Praktikum......................................................................14
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan.........................................................15
3.3 Prosedur Praktikum.............................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................19
4.1 Gambar Benda Kerja ..........................................................................19
4.2 Perhitungan Benda Kerja ....................................................................19
4.3 Analisa Benda Kerja ...........................................................................20

v
BAB V PENUTUP .......................................................................................23
5.1 Kesimpulan .........................................................................................23
5.2 Saran ...................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................24


LAMPIRAN ...................................................................................................25
1. Form Work Instructon
2. Gambar Benda Kerja Menggunakan Solidworks
3. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus
4. Screenshot pertemuan

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persumbuan Mesin Frsai Konvensional............................................3


Gambar 2.2 Kepala Frais Horizontal....................................................................4
Gambar 2.3 Base Mesin Frais Universal..............................................................4
Gambar 2.4 Saddle Mesin Frais Konvensional.....................................................5
Gambar 2.5 Meja Mesin Frais..............................................................................5
Gambar 2.6 Arbor.................................................................................................6
Gambar 2.7 Kepala Pembagi................................................................................6
Gambar 2.8 Kepala Pembagi dengan Piring Pembagi..........................................7
Gambar 2.9 Bagian-Bagian Roda Gigi.................................................................9
Gambar 2.10 Jenis-Jenis Roda Gigi....................................................................13
Gambar 2.11 Transmisi Helikopter.....................................................................16
Gambar 2.12 Jam................................................................................................17
Gambar 2.13 Roda Gigi Planetary......................................................................17
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Frais Konvensional.................................19
Gambar 4.1 Benda Kerja Frais Konvensional....................................................21

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Modul Standar JIS B 1701-1973........................................................14


Tabel 2.2 Modul Standar NEN 1630..................................................................14
Tabel 2.3 Modul Standar DIN 780.....................................................................15

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring kemajuan dunia industri yang pesat, maka setiap industri –
industri yang ada terutama di bidang manufaktur berkompetisi ingin
menjadikan usahanya maju dengan pesat, berdaya saing dunia. Untuk
imencapai hal tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas, handal,
mandiri dan berdisiplin tinggi. Tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori
suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan
maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.
Salah satu bekal untuk menanamkan nilai serta keterampilan tersebut
adalah dengan mengikuti praktikum teknik manufaktur. Pada praktikum
teknik manufaktur diajarkan proses pemesinan salah satunya yaitu pemesinan
konvensional atau tradisional. Proses belajar dari praktikum manufaktur
dapat memberikan wawasan dan pemahaman mengenai proses produksi
dengan menggunakan mesin-mesin tersebut secara efektif dan efisien sebagai
dasar sebelum masuk ke bidang manufaktur sesungguhnya

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum frais konvensional ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu memahami tahapan yang harus dilakukan dalam membuat roda
gigi.
2. Mampu mengoperasikan alat-alat yang berhubungan dengan mesin frais
dengan benar
3. Mampu membuat roda gigi dengan mesin frais konvensional.

1.3 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan ini, terdapat sebanyak lima bab. Bab I
yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan
praktikum, manfaat praktikum dan sistematika penulisan. Bab II yaitu teori

1
dasar yang berupa definisi dan pengertian yang dikutip dari sejumlah jurnal
yang memiliki kaitan dengan penyusunan laporan praktikum serta dari
beberapa literatur yang juga relevan dan berhubungan dengan penelitian. Bab
III yaitu metodologi praktikum yang mencakup di antaranya diagram alir, alat
dan bahan serta prosedur percobaan. Bab IV yaitu pembahasan data yang telah
didapatkan dari percobaan. Bab V yaitu kesimpulan dan saran. Berikutnya
terdapat daftar pustaka berisi referensi materi dan terdapat pula lampiran yang
berisi tentang Form Work Instruction.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan Mesin Frais Konvensional


Mesin perkakas frais dan bubut memiliki kesamaan yaitu menyayat
benda kerja. Walau begitu, keduanya memiliki perbedaan kontras yang
sangat mempengaruhi bagaimana mesin ini bisa menghasilkan suatu produk.
Seperti yang diketahui, mesin bubut akan memutar benda kerja, sedangkan
pahat potongnya tidak berputar. Pada mesin frais, benda kerja dalam posisi
diam pada meja kerja, sedangkan mata potong yang berputar pada spindel
mesin.
Prinsip kerja mesin frais konvensional adalah benda kerja yang dijepit
oleh cekam akan dihantarkan ke pisau pemotong yang berputar. Gerakan
putar pisau akan melepaskan bahan benda kerja akibat gesekan antara mata
potong dan permukaan benda kerja. Dengan mengatur gerakan dari pisau
pemotong dan juga meja kerja mesin frais konvensional maka kita dapat
memotong benda dan membuat profil sesuai kebutuhan kita.
Untuk persumbuan geraknya, mesin frais konvensional menggunakan
tiga sumbu, yaitu sumbu X, Y, dan Z. Sumbu X digunakan untuk
menggerakkan meja kerja kearah kanan-kiri, sumbu Y digunakan untuk
menggerakkan meja kerja ke arah depan-belakang, dan sumbu Z digunakan
untuk gerakan naik-turunnya kepala frais yang terhubung dengan pisau
pemotong. Dengan begitu, mesin frais konvensional dapat menghasilkan
berbagai produk tiga dimensi dengan efisien.

Gambar 2.1 Persumbuan Mesin Frais Konvensional

3
(Sumber: http://www.ucarecdn.com)
.

2.2 Bagian-Bagian Mesin Frais Konvensional


Mesin frais konvensional merupakan satu unit alat produksi yang
terdiri dari beberapa komponen atau bagian dengan tugas serta fungsi
masing-masing. Bagian-bagian utama yang berperan sebagai penyusun mesin
frais konvensional terdiri dari berikut:
1) Kepala Frais (Head)
Head memiliki fungsi yaitu tempat motor listrik sebagai sumber
tenaga mesin untuk memutar spindel dan mengatur kecepatannya.

Gambar 2.2 Kepala Frais


(Sumber: www.holzmann-maschinen.at)

2) Alas (Base)
Base adalah bagian paling bawah yang memijak tanah dan sebagai
tempat berdirinya struktur mesin frais konvensional

Gambar 2.3 Base Mesin Frias


(Sumber: Sukardi, Teori Dasar dan Praktik Perawatan)

4
3) Saddle
Saddle bagian yang bergerak sejajar sumbu Y berfungsi sebagai
pemangku dan penahan meja kerja.

Gambar 2.4 Saddle Mesin Frais


(Sumber: www.teknikkita.com)

4) Meja
Meja bergergak sejajar sumbu X fungsinya menahan kepala
pembagi dan ragum yang akan dipakai menjepit benda kerja
selama pengoperasian mesin frais konvensional.

Gambar 2.5 Meja Mesin Frais Konvensional


(Sumber: www.teknikkita.com)

5) Arbor
Arbor berfungsi sebagai tempat menaruh pisau frais dan terletak
di sumbu utama spindel yang berputar pada mesin frais
konvensonal

5
Gambar 2.6 Arbor
(Sumber: www.pengelasan.net)

6) Kepala Pembagi
Kepala pembagi mesin frais konvensional berfungsi untuk
membagi muka lingkaran menjadi beberapa bagian untuk
pembuatan profil.

Gambar 2.7 Kepala Pembagi


(Sumber: Sukardi, Teori Dasar dan Praktik Perawatan)

2.3 Metode Perhitungan pada Plat Indeks


Mesin frais konvensional memiliki suatu alat bantu yang dibutuhkan
dan tidak bisa terlewatkan ketika akan membuat produk tertentu. Alat yang
disebut sebagai kepala pembagi (indexing head) mesin frais digunakan untuk
membagi lingkaran atau keliling benda kerja menjadi bagian yang sama
secara teliti dan akurat, seperti pada pembuatan roda gigi, segi empat,
segienam, segidelapan dan lainnya. Alat ini juga dapat pula digunakan untuk
memutar benda kerja dengan perbandingan relatif terhadap meja seperti pada
pembuatan helik dan pereameran.

6
Gambar 2.8 Kepala Pembagi dengan Piring Pembagi
(Sumber: achmadarifin.com)

Pada pembuatan roda gigi, mesin frais akan menyayat benda kerja,
membuat alur-alur pada keliling benda kerja dengan jarak dan bentuk tertentu
sehingga membentuk hasil akhir yaitu roda gigi. Jarak dari alur satu ke alur
lainnya harus sama. Oleh karena itu pada pembuatan roda gigi dengan mesin
frais diperlukan alat pembagi keliling benda kerja. Pembagian ini terikat
dengan bilangan-bilangan ganjil yang harus dikalikan dengan suatu factor
denominator dari jumlah pembagian pada piringan. Batasan pembagian ini
bisa diperbanyak bila suatu roda-gigi reduksi dipakai untuk memutar poros,
sehingga perhitungan rode gigi menggunakan metode pembagian tidak
langsung. Hal ini dilakukan dengan sebuah penggerak cacing (Worm single
tread). Hal ini dilakukan dengan sebuah pengggerak cacing, biasanya dengan
perbandingan 40:1 yang berarti sekali putaran engkol sama dengan 40 gigi
pada roda cacing. Rumus perhitungannya dapat ditulis ebagai berikut.

40
N=
Z
Dimana:
N = putaran engkol
Z = jumlah pembagian yang akan dibuat

2.4 Pengertian dan Fungsi Roda Gigi


Menurut Yefrichan (2007) pengertian roda gigi adalah salah satu
bentuk sistem. Mesin uji kinerja roda gigi yang mempunyai fungsi

7
mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan
putaran/kecepatan. Secara umum roda gigi memiliki bentukbentuk silindris
pejal atau pipih, dimana di bagian tepi terdapat bentukan yang menyerupai
gigi (bergerigi). Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan
pasangan gerak. Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip,
sehingga penyaluran putaran dan daya dapat berlangsung dengan baik
(Yefrichan, 2007). Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga prosese
treansfer tenaga dilakukan oleh gigi-gigi yang terlibat kontak yang saling
berkait.
Roda gigi diciptakan dengan tujuan sebagai pesawat yang mampu
memudahkan berbagai aktivitas manusia. Kegunaan dari roda gigi dirasakan
secara luas pada berbagai aspek seperti industri, pertanian, otomotif, dan lain
sebagainya. Fungsi dari roda gigi secara umum yang sering diaplikasikan
yaitu:
a) Meneruskan daya dari penggerak ke benda yang akan digerakkan
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan tenaga berupa putaran
dengan mengaitkan gigi-gigi pada dua roda gigi tanpa adanya selip.
Contohnya yaitu pada sepeda yang menyalurkan tenaga dari pedal
yang dikayuh oleh pengendaranya munuju as roda belakang
dengan bantuan rantai.
b) Mengatur kecepatan putaran
Roda gigi digunakan untuk mengatur kecepatan putaran suatu
daya. Hal ini dapat kita temukan pada system gearbox kendaraan
yang cara kerjanya dengan rasio gir untuk mnaikan atau
menurunkan putaran mesin.
c) Mengubah besar torsi
Torsi sebagai gaya putar pada mesin dapat diatur dengan
memberikan roda gigi atau system roda gigi. Caranya yaitu dengan
memberi roda gigi dengan rasio perandingan tertentu atau
menghubungkannya ke roda gigi dengan diameter tertentu.

8
2.5 Bagian-Bagian Roda Gigi
Roda gigi yang banyak dikenal adalah roda gigi yang memiliki bentuk
silinder yang tipis dan pipih serta memiliki gerigi pada sekeliling
pinggirannya. Produsen roda gigi oleh perusahaan manufaktur komponen
memiliki varian bentuk roda gigi dan kualitas yang berkaitan dengan
prosesnya. Roda gigi yang berkualitas pasti akan memperhatikan batas
toleransi pada pengukuran dimensi bagian-bagian roda giginya. Bagian-
nagiannya yaitu sebagai berikut.

Gambar 2.9 Bagian-Bagian Roda Gigi


(Sumber: http://pusat-lingkaran.blogspot.com)

1) Lingkaran Pitch
Disebut juga lingkaran jarak bagi atau lingkaran referensi adalah
lingkaran khayal yang saling bersinggungan dan berputar bersama
lingkaran pitch roda gigi pasangannya
2) Diameter Lingkaran Pitch
Diameter lingkaran pitchi atau sering juga disebut diameter pitch saja
adalah diameter dari lingkaran pitch
3) Titik Pitch
Titik kontak antara lingkungan pitch dari kedua roda gigi yang
berpasangan. Agar roda gigi tidak bergetar dalam pengoperasiannya

9
maka titik kontak antara kedua gigi ini harus selalu terletak pada satu
titik yang tetap
4) Permukaan Pitch
Permukaan pitch adalah permukaan dari silinder atau roda poros yang
menggelinding di mana gigi-gigi roda gir akan ditempatkan
5) Pitch
Pitch atau jarak bagi adalah jarak dari suatu titik pada sebuah gigi ke
titik yang setara pada gigi di sebelahnya yang diukur terhadap garis
referensi
6) Pitch Sirkular
Pitch sirkular atau sering disebut jarak bagi lingkar merupakan pitch
yang terletak pada lingkaran pitch, yang mana adalah jarak dari satu
titik pada sebuah gigi ke titik yang bersesuaian pada gigi sebelahnya
yang diukur terhadap keliling lingkaran pitch
7) Modul
Modul adalah satuan ukuran yang menunjukan seberapa besar atau
kecil ukuran gigi dari sebuah roda gigi. Besar ini juga ditentukan dari
nilai pitch sirkular, anmun tidak lagi berlaku karena kurang praktis,
sehingga digunakanlah ukuran modul. Modul didefinisikan sebagai
diameter lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi, dapat ditulis
sebagai:
D
m=
Z
8) Addendum
Addendum atau tinggi kepala merupakan jarak radial dari gigi mulai
dari lingkaran pitch sampai ke puncak gigi
9) Dedendum
Dedendum atau tinggi kaki merupakan jarak radial dari gigi mulai
dari lingkaran pitch ke bagian bawah gigi
10) Lingkaran Addendum dan Dedendum
Lingkaran addendum atau lingkaran luar adalah lingkaran yang
melalui bagian puncak gigi. Lingkaran dedendum atau lingkaran kaki
merupakan lingkaran yang melalui bagian bawah gigi.

10
11) Lingkaran Dasar
Lingkaran dasar adalah lingkaran letak kurva profil gigi dihasilkan
12) Tinggi Gigi
Tinggi gigi atau kedalaman total adalah jarak radial dari bagian
puncak gigi ke bagian bawah gigi, dapat ditulis sebagai jumlah
addendum ditambah dedendum
13) Tebal Gigi
Ketebalan gigi merupakan panjang busur dari satu sisi ke sisi lainnya
dari sebuah gigi yang diukur pada lingkaran pitch
14) Ruang Gigi
Ruang gigi merupakan lebar ruang antara dua gigi yang bersebelahan
yang diukur pada lingkaran pitch. Ruang gigi pada praktek
pembuatannya dibuat lebih lebar dari pada tebal gigi atau dengan kata
lain bukan suaian pas tetapi diberi sedikit ruang
15) Lebar Gigi
Lebar gigi adalah jarak sisi depan ke sisi belakang bentuk ggi yang
diukur sejajar dengan sumbu roda igig
16) Sisi Kepala, Kaki, dan Puncak Gigi
Sisi kepala atau muka adalah permukaan sis gigi mulai dari lingkaran
pitch sampai lingkaran kepala. Sisi kaki merupakan permukaan sisi
gigi mulai dari lingkaran pitch sampai lingkaran kaki. Puncak gigi
merupakan permukaan dari bagian puncak atau atas gigi.
17) Sudut Tekanan
Sudut tekanan merupakan sudut kemiringan gigi yang menentukan
profil dari gigi. Pada roda gigi yang berpasangan, garis singgung
antara kedua lingkaran dasar disebut sebagai garis tekanan (pressure
line), dan sudut yang terbentuk antara garis tekanan tersebut dengan
garis mendatar disebut sebagai sudut tekanan (pressure angle).

2.6 Macam-Macam Roda Gigi


Roda gigi secara umum akan mempunyai gerigi pada sekeliling
pinggiran poros silendernya. Bentuk dari roda gigi dalam dunia industri saat
ini bermacam-macam. Masing-masing bentuk roda gigi tersebut memiliki

11
fungsi dan kelebihan yang tentu dapat menguntungkan saat digunakan untuk
pekerjaan tertentu. Jenis-jenis roda gigi berdasarkan bentuknya dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Roda Gigi Lurus
Roda gigi lurus atau disebut spur gear memiliki profil gigi lurus
dengan sumbu aksial dan dipasangkan dengan roda gigi lurus juga.
Sering digunakan untuk memindahkan daya dari poros yang sejajar
seperti pada sistem transmisi mobil.
2) Roda Gigi Rack dan Pinion
Roda gigi jenis ini terdiri dari sebuah roda gigi lurus dengan sebuah
rack batang bergerigi. Fungsi mereka ketika disatukan akan
menghasilkan mekanisme transmisi torsi dari gaya putar menjadi
translasi
3) Roda Gigi Heliks
Profil giginya membentuk sudut terhadap sumbu aksial rotasi roda
gigi. Bentuk ini memberi beberapa keunggulan dibandingkan spur
gear yaitu kemampuan pembebenan lebih besar
4) Roda Gigi Herringbone
Roda gigi yang disebut roda gigi heliks ganda dibuat untuk
menyempurnakan masalah penyaluran daya pada roda gigi heliks
tunggal. Herringbone gear memiliki bentuk spiral yang lebih rumit
dibandingkan yang tunggal
5) Roda Gigi Bevel Lurus dan Spiral
Roda gigi bevel memiliki bentuk seperti kerucut terpotong dengan
gigi-gigi pada permukaan selimut kerucutnya. Profil gigi dapat
berbentuk lurus aataupun spiral. Digunakan untuk menyalurkan
tenaga dan mengubah arah poros yang digerakkan.
6) Roda Gigi Hypoid
Roda gigi ini mempunya alur gigi spiral pada permukaan kercut yang
sumbunya bersilangan dengan perpindahan daya secara meluncur dan
menggelinding pada permukaan giginya. Bentuk ini sering digunakan
pada diferensial mobil.

12
7) Roda Gigi Mahkota
Roda gigi mahkota adalah roda gigi bevel yang profil giginya sejajar
dan tidak menyudut terhadap sumbu serta memiliki bentuk seperti
mahkota.
8) Roda Gigi Cacing
Worm gear terdiri dari pasangan roda gigi dengan potongan screw
atau ulir pada poros. Mekanisme ini sering dijumpai salah satunya ada
pada roda pembagi mesin frais konvensional
9) Roda Gigi Internal
Roda gigi internal memiliki ciri yaitu bagian giginya terletak di
bagian dalam sebuah silinder atau bisa juga kerucut. Roda gigi
internal selalu dipasangkan dengan roda gigi eksternal di tengahnya.
Berfungsi untuk mengubah kecepatan putaran.
10) Roda Gigi Elipsiklik
Roda gigi yang dikenal sebagai planetary gear merupakan kombinasi
antara roda gigi internal dan roda gigi lurus dan memiliki ciri khas
yaitu pergerakannya menyerupai gerakan benda langit yang mengitari
matahari.

Gambar 2.10 Jenis-Jenis Roda Gigi


(Sumber: http://engineer-indo.blogspot.com/)

13
2.7 Macam-Macam Modul Standar
Mesin perkakas frais konvensional penggunaanya sebagai alat
produksi roda gigi cukup sering dijumpai di sekitar. Bengkel manufaktur
yang membuat roda gigi biasanya menyediakan pahat potong yang digunakan
khusus untuk kegiatan tersebut. Perancangan desain dari bagian-bagian roda
gigi telah dibahas sebelumnya bahwa memiliki standar dimensinya, salah
satunya adalah system modul roda gigi. Bagian modul sering dirancang
dengan mengacu pada system Internasional seperti pada negara Belanda,
Jerman, dan Jepang. Standar ini digunakan ketika menentukan ukuran dari
pahat potong dalam pembuatan roda gigi standar. Sistem modul standar yaitu
sebagai berikut.

Tabel 2.1 Modul Standar JIS B 1701-1973

Tabel 2.2 Modul Standar NEN 1630

14
Tabel 2.3 Modul Standar DIN 780

2.8 Mekanisme Hubungan antara Roda Gigi


Pada pengaplikasiannya, roda gigi tidaklah dipasang sendiri,
melainkan selalu dihubungkan satu sama lain membentuk mekanisme
penyalur tenaga. Roda gigi dapat dipasangkan dengan bermacam-macam
metode. Masing-masing memiliki fungsi ketika diterapkan sesuai
peruntukannya. Hubungan antar roda gigi yaitu:
1) Roda Gigi Seporos
Dua roda gigi yang satu pusat dengan roda gigi lainnya akan berputar
dengan kecepatan sudut yang sama, tetapi memiliki kecepatan liner
yang berbeda. Jika keduanya memiliki ukuran jari-jari yang berbeda,
maka semakin besar jari-jari roda gigi semakin besar pula kecepatan
linernya. Arah putaran kedua roda gigi adalah searah. Persamaannya:
ω A=ωB
2) Roda Gigi Dihubungkan dengan Rantai
Dua roda gigi yang dihubungkan dengan rantai atau sabuk akan
berputar dengan kecepatan linier yang sama. Hal ini terjadi karena
keduanya berputar mengikuti kecepatan gerak rantai atau sabuk
penghubungnya. Selain itu, arah putaranya dua roda juga sama.
V A =V B

15
3) Roda Gigi Bersinggungan
Jika dua buah roda gigi dipasang saling bersinggungan maka mereka
akan berputar dengan kecepatan linier yang sama. Hanya saja arah
putarannya akan saling berlawanan. Persamaannya dapat ditulis
berikut
V A =V B

2.9 Aplikasi Roda Gigi di Dunia Industri


Roda gigi memiliki tingkat pemanfataan yang sangat tinggi karena
kegunaannya dalam industry sebagai komponen penyalur tenaga. Roda gigi
termasuk penemuan yang sangat berguna untuk berbagai bidang teknik. Dari
sekian banyak aplikasinya, beberapa contoh pemanfataan mekanisme roda
gigi adalah sebagai berikut:
1) Transmisi pada segala macam kendaraan bermotor kebanyakan
menggunakan roda gigi. Salah satunya dapat pada dunia penerbangan
seperti mesin helicopter yang menyalurkan putaran mesin menuju
baling-baling utama dan ekor.

Gambar 2.11 Transmisi Helikopter


(Sumber: www.altramotion.com)

2) Jam analog sebagai alat penunjuk waktu menggunakan mekanisme


roda gigi rumit yang digunakan untuk memutar jarum jamnya sesuai
dengan standar definisi waktu yang berlaku di seluruh dunia.

16
Gambar 2.12 Jam
(Sumber: www.bedbathandbeyond.ca)

3) Beberapa mesin-mesin berat banyak menggunakan roda gigi episiklik


sebagai mekanisme gear reduction untuk mengubah kecepatan
putaran pada mesin.

Gambar 2.13 Roda Gigi Planetary


(Sumber: www.lancereal.com )

17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Praktikum


Diagram alir pada pelaksanaan praktikum frais konvensional dapat dilihat
pada gambar 3.1

Mempelajari Modul
Praktikum dan Materi

Literatur

Alat dan Bahan Serta Atribut Keselamatan Diri Dipersiapkan

Mesin Frais dan Alat Penunjangnya Diperiksa dan Dipastikan


sudah Siap Digunakan

Mesin Frais Dinyalakan dan Dilakukan Penyayatan Awal

Benda Kerja Dipasang ke Chuck dengan Rata dan Kuat

Piringan Pembagi Diatur Sesuai Perhitungan

18
Jarak Benda Kerja dengan Mata Pisau Diatur dan Dilebihkan
±10 mm

Meja Dinaikkan Sesuai dengan Ukuran Benda yang Dikerjakan

Penyayatan Dilakukan hingga Selesai

Data Pengamatan

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Frais Konvensional

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan


Adapun perlengkapan yang wajib digunakan pada praktikum frais
konvensional kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sepatu
2. Sarung Tangan
3. Wearpack
4. Kaca Mata (Safety Glass)
Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan untuk praktikum frais
konvensional kali ini adalah sebagai berikut:
1. Benda Kerja
2. Penggaris atau Jangka Sorong

19
3. Pisau Frais
4. Cairan Pendingin (coolant)
5. Kuas dan majun

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur pada praktikum frais konvensional kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghidupkan mesin
2. Memastikan posisi pisau frais bebas (tidak menyentuh benda
kerja)
3. Melakukan pemeriksaan jarak pengefraisan
4. Melakukan penyayatan awal
5. Memasang benda kerja pada chuck dan memastikan jepit rata dan
kuat
6. Mengatur jarak benda kerja dengan mata pisau frais
7. Melakukan penyayatan hingga selesai
8. Memutar kepala pembagi sesuai dengan lubang-lubang
pengefraisan yang telah dihitung sebelumnya
9. Mengulangi pemakanan sampai jumlah gigi sesuai dengan FWI
10.

20
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Rancangan Benda Kerja


Benda kerja untuk praktikum frais konvensional kali ini adalah sebagai
berikut.

Gambar 4.1 Benda Kerja Frais Konvensional


(Sumber: Dokumen Pribadi)

4.2 Perhitungan Benda Kerja


Sebelum memulai proses pengefraisan, telah dilakukan perhitungan
terlebih dahulu untuk mengetahui berapa banyak pengulangan proses frais
dan berapa jauh kita memutar engkol pada plat indeks. Pada praktikum ini
digunakan metode tak langsung yaitu dengan membagi jumlah alur pada
kepala pembagi dengan banyak profil gigi sebanyak 18. Berdasarkan rumus
metode tidak langsung, maka perhitungan angka penambahannya dapat
ditulis sebagai berikut:
40
N=
z

40 4
¿ =2
18 18

21
N merupakan angka penambahan pada saat memutar piringan
pembagi pada proses pengefraisan roda gigi. Hasil perhitungan haruslah
dalam bentuk pecahan campuran supaya memudahkan operator dalam
melaksanakan proses frais. Perhatikan pada piringan pembaginya, angka 2
menunjukkan engkol diputar sebanyak 2 putaran penuh, angka 4
menunjukkan lubang ke 4, dan angka 18 menunjukkan jalur ke 18.

4.3 Analisa Benda Kerja


Setelah selesai melaksanakan proses pembuatan benda kerja
menggunakan mesin frais konvensional, lepaskan benda kerja dari kepala
pembagi kemudian dilakukan analisa benda kerja. Benda kerja mula-mula
memiliki diameter 30 mm kemudian pada praktikum telah dibuat sesuai
dengan instruksi pada Form Work Instruction yaitu memiliki profil gigi
sebanyak 18 buah yang dimesin menggunakan frais konvensional dengan
kedalaman pemotongan 2 mm. Pada proses pengefraisan yang telah
dilakukan, benda kerja dijepit dan terhubung dengan kepala pembagi
sehingga profil yang akan dibentuk dapat dibagi dengan proporsional dan
simetris. Secara singkatnya, benda dihantarkan ke pahat laluterjadi
pemakanan gigi pertama benda kerja, setelah itu benda kerja akan diputar
oleh kepala pembagi untuk memposisikan permukaan gigi berikutnya yang
akan dimakan dengan angka penambahan pada indicator piringan pembagi
sebanyak 2 putaran, lubang ke 4, dan jalur ke 18 angka. Proses pemakanan
dilakukan berulang sebanyak 18 kali sampai didapatkan bentuk benda kerja
yang dikehendaki. Tidak lupa unthuk memberikan cairan pendingin agar
panas yang timbul akibat gesekan pahat dan benda kerja tidak membuat pahat
menjadi aus dan memperpendek umur pahat

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum frais konvensional kali ini dapat disimpulkan:
1. Mesin frais dapat menghasilkan produk tiga dimensi salah satunya adalah
bentuk roda gigi dengan 18 buah gigi dengan metode tidak langsung.
2. Pembuatan roda gigi menggunakan mesin frais konvensional memerlukan
piringan pembagi supaya letak gigi yang dibuat memiliki jarak yang
simetris dan sama sekeliling silinder benda kerja.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum frais konvensional kali ini terdapat
beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu:
1. Sebaiknya perlengkapan yang ada lebih dirawat dan dibersihkan
atau bisa diganti apabila sudah tidak dapat digunakan lagi untuk
kegiatan praktikum
2. Sebaiknya asisten dapat memberikan pemahaman materi yang lebih
mendalam lagi dengan video peragaan mesin frais konvensional
yang lebih informatif dan lengkap.

23
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2020. Jenis-Jenis Mesin Frais. https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-


frais/, diakses pada 4 Juni 2021

Bm. Surbakty & Kasman, Barus. 1984. Petunjuk Kerja Frais. Madiun: CV Sinar
Harapan Madiun

Hardjoko W, Sri, & Yuwana, Yatna.1985. Mesin Perkakas. Bandung : Penerbit


ITB.

Modul Praktikum Teknik Manufaktur II 2021. Laboratorium Teknologi


Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Siregar, R., I Isranuri, & Suherman. (2015). Kajian Perilaku Getaran Torsional
Untuk Deteksi Kerusakan Roda Gigi Lurus. Widya Teknika, 30-34.

Syammsudin, R. 1997. Teknologi Mekanika Mesin Freis. Jakarta: Galia Indonesia

24
LAMPIRAN

25
 Gambar Benda Kerja Menggunakan SOLIDWORKS

 Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus


1. Cari table standar roda gigi!
2. Hitunglah kecepatan angular roda berikut.

3. Apakah perbedaan dari metode langsung dan tidak langsung?


JAWABAN
1. Roda gigi mengikuti standar pembuatan yaitu sistem modul dan sistem
diameter pitch. Tabel sistem modul salah satu contohnya yaitu standar
JIS B 1701-1973, dan juga table diameter pitch terhadap cicular pitch.

26
2. Diketahui: RA= 20 cm, RB= 8 cm, RC= 4 cm, ωB = 10 rpm, dan ωB = ωA
Ditanya: nilai ωC?

Roda yang dihubungkan oleh rantai


VA = VC
ωA. RA = ωC . RC
10 rpm . 20 cm = ωC . . 4 cm
ωC = 50 rpm

3. Metode langsung adalah Metode langsung yaitu dengan melakukan


pembagian untuk pembuatan segi jumlah tertentu yang menggunakan
kepala pembagi dengap jumlah pembagian sebanyak 24 (dari 0 sampai
23). Perhitungannya dirumuskan sebagai berikut.
24
N=
z
Dimana : N = Angka penambahan yang digunakan sebagai indicator
z = Jumlah segi atau profil yang ingin dibuat

Selanjutnya, metode tidak langsung adalah metode pembagian segi


banyak dengan menggunakan plat indeks yang berlubang sebagai

27
acuan. Metode ini dilakukan apabila segi yang akan dibuat tidak bisa
dibagi engan metode langsung. Dalam plat ini terdapat beberapa angka
tertentu. Metode ini memanfaatkan kombinasi roda gigi cacing dengan
jumlah 40 gigi. Adapaun prinsip kerjanya adalah 1:40, dimana 1
putaran benda kerja sama dengan 40 gigi pada roda gigi cacing.
Metode ini digunakan untuk membuat benda berprofil banyak seperti
roda gigi
 Screenshot Pertemuan

28
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon

Asisten: M. Rafli
Asisten : Agung Gumay P.
Setiawan FORM WORK INTRUCTION
Nama : Muhammad Yusuf Alfarizqi

NPM : 3331190063

Kelompok : 6
Tanggal
: 2 Juni 2021
Praktikum

MESIN FRAIS KONVENSIONAL

Data
Data :: Alat dan Bahan yang Digunakan :

ZElektroda
= 18 E 6014
1. Benda Kerja
2. Penggaris atau Jangka
D = 30 mm Sorong
3. Pisau Frais
Kedalaman = 2mm 4. Cairan Pendingin
5. Kuas

29

Anda mungkin juga menyukai