TEKNIK MANUFAKTUR II
FRAIS KONVENSIONAL
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok :6
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK MANUFAKTUR II
FRAIS KONVENSIONAL
Keterangan : Keterangan :
Mengetahui:
Asisten
Laboratorium
M. RAFLI GUMAY P.
3331170071
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. kita panjatkan karena atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya Laporan Praktikum Teknik Manufaktur 2 Modul Frais Konvensional
ini dapat saya susun dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan pada mata kuliah Praktikum Teknik Manufaktur 2. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang frais konvensional
bagi penulis serta para pembaca.
Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempuerna. Oleh sebab itu, saya secara terbuka menerima semua kritik serta saran
yang membangun supaya laporan ini dapat disusun dengan lebih baik lagi.
Semoga tulisan hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
ABSTRAK
Era globalisasi sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya
mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk
mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Salah satu
bekal untuk menanamkan nilai serta keterampilan tersebut adalah dengan
mengikuti praktikum teknik manufaktur. Mesin frais (milling machine) adalah
mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau
memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar.
Prinsip kerja mesin frais konvensional adalah gesekan antara pisau frais dengan
permukaan benda kerja akan melepaskan bahan benda kerja sehingga dapat
dihasilkan suatu bentuk. Praktikum kali ini dilakukan dengan metode tidak
langsung untuk membuat benda kerja roda gigi dengan jumlah gigi sebanyak 18
buah. Hasil perhitungan pembagian plat indeks yaitu 2 putaran engkol, lubang ke
4, dan jalur ke 18.
Kata Kunci: Frais Konvensional, Metode Tidak Langsung, Plat Indeks, Roda Gigi
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................ii
ABSTRAK ......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ...............................................................................1
1.3 Sistematika Penulisan .........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................3
2.1 Prinsip Kerja dan Sistem Persumbuan Mesin Frais Kovensional.......3
2.2 Bagian-Bagian Mesin Frais Konvensional..........................................3
2.3 Metode Perhitungan pada Plat Indeks ................................................4
2.4 Pengertian dan Fungsi Roda Gigi .......................................................5
2.5 Bagian-Bagian Roda Gigi ..................................................................6
2.6 Macam-Macam Roda Gigi .................................................................7
2.7 Macam-Macam Modul Standar ..........................................................7
2.8 Mekanisme Hubungan antara Roda Gigi ...........................................7
2.9 Aplikasi Roda Gigi di Dunia Industri .................................................9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ...........................................14
3.1 Diagram Alir Praktikum......................................................................14
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan.........................................................15
3.3 Prosedur Praktikum.............................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................19
4.1 Gambar Benda Kerja ..........................................................................19
4.2 Perhitungan Benda Kerja ....................................................................19
4.3 Analisa Benda Kerja ...........................................................................20
v
BAB V PENUTUP .......................................................................................23
5.1 Kesimpulan .........................................................................................23
5.2 Saran ...................................................................................................23
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dasar yang berupa definisi dan pengertian yang dikutip dari sejumlah jurnal
yang memiliki kaitan dengan penyusunan laporan praktikum serta dari
beberapa literatur yang juga relevan dan berhubungan dengan penelitian. Bab
III yaitu metodologi praktikum yang mencakup di antaranya diagram alir, alat
dan bahan serta prosedur percobaan. Bab IV yaitu pembahasan data yang telah
didapatkan dari percobaan. Bab V yaitu kesimpulan dan saran. Berikutnya
terdapat daftar pustaka berisi referensi materi dan terdapat pula lampiran yang
berisi tentang Form Work Instruction.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
(Sumber: http://www.ucarecdn.com)
.
2) Alas (Base)
Base adalah bagian paling bawah yang memijak tanah dan sebagai
tempat berdirinya struktur mesin frais konvensional
4
3) Saddle
Saddle bagian yang bergerak sejajar sumbu Y berfungsi sebagai
pemangku dan penahan meja kerja.
4) Meja
Meja bergergak sejajar sumbu X fungsinya menahan kepala
pembagi dan ragum yang akan dipakai menjepit benda kerja
selama pengoperasian mesin frais konvensional.
5) Arbor
Arbor berfungsi sebagai tempat menaruh pisau frais dan terletak
di sumbu utama spindel yang berputar pada mesin frais
konvensonal
5
Gambar 2.6 Arbor
(Sumber: www.pengelasan.net)
6) Kepala Pembagi
Kepala pembagi mesin frais konvensional berfungsi untuk
membagi muka lingkaran menjadi beberapa bagian untuk
pembuatan profil.
6
Gambar 2.8 Kepala Pembagi dengan Piring Pembagi
(Sumber: achmadarifin.com)
Pada pembuatan roda gigi, mesin frais akan menyayat benda kerja,
membuat alur-alur pada keliling benda kerja dengan jarak dan bentuk tertentu
sehingga membentuk hasil akhir yaitu roda gigi. Jarak dari alur satu ke alur
lainnya harus sama. Oleh karena itu pada pembuatan roda gigi dengan mesin
frais diperlukan alat pembagi keliling benda kerja. Pembagian ini terikat
dengan bilangan-bilangan ganjil yang harus dikalikan dengan suatu factor
denominator dari jumlah pembagian pada piringan. Batasan pembagian ini
bisa diperbanyak bila suatu roda-gigi reduksi dipakai untuk memutar poros,
sehingga perhitungan rode gigi menggunakan metode pembagian tidak
langsung. Hal ini dilakukan dengan sebuah penggerak cacing (Worm single
tread). Hal ini dilakukan dengan sebuah pengggerak cacing, biasanya dengan
perbandingan 40:1 yang berarti sekali putaran engkol sama dengan 40 gigi
pada roda cacing. Rumus perhitungannya dapat ditulis ebagai berikut.
40
N=
Z
Dimana:
N = putaran engkol
Z = jumlah pembagian yang akan dibuat
7
mentransmisikan gaya, membalikkan putaran, mereduksi atau menaikkan
putaran/kecepatan. Secara umum roda gigi memiliki bentukbentuk silindris
pejal atau pipih, dimana di bagian tepi terdapat bentukan yang menyerupai
gigi (bergerigi). Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan
pasangan gerak. Bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip,
sehingga penyaluran putaran dan daya dapat berlangsung dengan baik
(Yefrichan, 2007). Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga prosese
treansfer tenaga dilakukan oleh gigi-gigi yang terlibat kontak yang saling
berkait.
Roda gigi diciptakan dengan tujuan sebagai pesawat yang mampu
memudahkan berbagai aktivitas manusia. Kegunaan dari roda gigi dirasakan
secara luas pada berbagai aspek seperti industri, pertanian, otomotif, dan lain
sebagainya. Fungsi dari roda gigi secara umum yang sering diaplikasikan
yaitu:
a) Meneruskan daya dari penggerak ke benda yang akan digerakkan
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan tenaga berupa putaran
dengan mengaitkan gigi-gigi pada dua roda gigi tanpa adanya selip.
Contohnya yaitu pada sepeda yang menyalurkan tenaga dari pedal
yang dikayuh oleh pengendaranya munuju as roda belakang
dengan bantuan rantai.
b) Mengatur kecepatan putaran
Roda gigi digunakan untuk mengatur kecepatan putaran suatu
daya. Hal ini dapat kita temukan pada system gearbox kendaraan
yang cara kerjanya dengan rasio gir untuk mnaikan atau
menurunkan putaran mesin.
c) Mengubah besar torsi
Torsi sebagai gaya putar pada mesin dapat diatur dengan
memberikan roda gigi atau system roda gigi. Caranya yaitu dengan
memberi roda gigi dengan rasio perandingan tertentu atau
menghubungkannya ke roda gigi dengan diameter tertentu.
8
2.5 Bagian-Bagian Roda Gigi
Roda gigi yang banyak dikenal adalah roda gigi yang memiliki bentuk
silinder yang tipis dan pipih serta memiliki gerigi pada sekeliling
pinggirannya. Produsen roda gigi oleh perusahaan manufaktur komponen
memiliki varian bentuk roda gigi dan kualitas yang berkaitan dengan
prosesnya. Roda gigi yang berkualitas pasti akan memperhatikan batas
toleransi pada pengukuran dimensi bagian-bagian roda giginya. Bagian-
nagiannya yaitu sebagai berikut.
1) Lingkaran Pitch
Disebut juga lingkaran jarak bagi atau lingkaran referensi adalah
lingkaran khayal yang saling bersinggungan dan berputar bersama
lingkaran pitch roda gigi pasangannya
2) Diameter Lingkaran Pitch
Diameter lingkaran pitchi atau sering juga disebut diameter pitch saja
adalah diameter dari lingkaran pitch
3) Titik Pitch
Titik kontak antara lingkungan pitch dari kedua roda gigi yang
berpasangan. Agar roda gigi tidak bergetar dalam pengoperasiannya
9
maka titik kontak antara kedua gigi ini harus selalu terletak pada satu
titik yang tetap
4) Permukaan Pitch
Permukaan pitch adalah permukaan dari silinder atau roda poros yang
menggelinding di mana gigi-gigi roda gir akan ditempatkan
5) Pitch
Pitch atau jarak bagi adalah jarak dari suatu titik pada sebuah gigi ke
titik yang setara pada gigi di sebelahnya yang diukur terhadap garis
referensi
6) Pitch Sirkular
Pitch sirkular atau sering disebut jarak bagi lingkar merupakan pitch
yang terletak pada lingkaran pitch, yang mana adalah jarak dari satu
titik pada sebuah gigi ke titik yang bersesuaian pada gigi sebelahnya
yang diukur terhadap keliling lingkaran pitch
7) Modul
Modul adalah satuan ukuran yang menunjukan seberapa besar atau
kecil ukuran gigi dari sebuah roda gigi. Besar ini juga ditentukan dari
nilai pitch sirkular, anmun tidak lagi berlaku karena kurang praktis,
sehingga digunakanlah ukuran modul. Modul didefinisikan sebagai
diameter lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi, dapat ditulis
sebagai:
D
m=
Z
8) Addendum
Addendum atau tinggi kepala merupakan jarak radial dari gigi mulai
dari lingkaran pitch sampai ke puncak gigi
9) Dedendum
Dedendum atau tinggi kaki merupakan jarak radial dari gigi mulai
dari lingkaran pitch ke bagian bawah gigi
10) Lingkaran Addendum dan Dedendum
Lingkaran addendum atau lingkaran luar adalah lingkaran yang
melalui bagian puncak gigi. Lingkaran dedendum atau lingkaran kaki
merupakan lingkaran yang melalui bagian bawah gigi.
10
11) Lingkaran Dasar
Lingkaran dasar adalah lingkaran letak kurva profil gigi dihasilkan
12) Tinggi Gigi
Tinggi gigi atau kedalaman total adalah jarak radial dari bagian
puncak gigi ke bagian bawah gigi, dapat ditulis sebagai jumlah
addendum ditambah dedendum
13) Tebal Gigi
Ketebalan gigi merupakan panjang busur dari satu sisi ke sisi lainnya
dari sebuah gigi yang diukur pada lingkaran pitch
14) Ruang Gigi
Ruang gigi merupakan lebar ruang antara dua gigi yang bersebelahan
yang diukur pada lingkaran pitch. Ruang gigi pada praktek
pembuatannya dibuat lebih lebar dari pada tebal gigi atau dengan kata
lain bukan suaian pas tetapi diberi sedikit ruang
15) Lebar Gigi
Lebar gigi adalah jarak sisi depan ke sisi belakang bentuk ggi yang
diukur sejajar dengan sumbu roda igig
16) Sisi Kepala, Kaki, dan Puncak Gigi
Sisi kepala atau muka adalah permukaan sis gigi mulai dari lingkaran
pitch sampai lingkaran kepala. Sisi kaki merupakan permukaan sisi
gigi mulai dari lingkaran pitch sampai lingkaran kaki. Puncak gigi
merupakan permukaan dari bagian puncak atau atas gigi.
17) Sudut Tekanan
Sudut tekanan merupakan sudut kemiringan gigi yang menentukan
profil dari gigi. Pada roda gigi yang berpasangan, garis singgung
antara kedua lingkaran dasar disebut sebagai garis tekanan (pressure
line), dan sudut yang terbentuk antara garis tekanan tersebut dengan
garis mendatar disebut sebagai sudut tekanan (pressure angle).
11
fungsi dan kelebihan yang tentu dapat menguntungkan saat digunakan untuk
pekerjaan tertentu. Jenis-jenis roda gigi berdasarkan bentuknya dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Roda Gigi Lurus
Roda gigi lurus atau disebut spur gear memiliki profil gigi lurus
dengan sumbu aksial dan dipasangkan dengan roda gigi lurus juga.
Sering digunakan untuk memindahkan daya dari poros yang sejajar
seperti pada sistem transmisi mobil.
2) Roda Gigi Rack dan Pinion
Roda gigi jenis ini terdiri dari sebuah roda gigi lurus dengan sebuah
rack batang bergerigi. Fungsi mereka ketika disatukan akan
menghasilkan mekanisme transmisi torsi dari gaya putar menjadi
translasi
3) Roda Gigi Heliks
Profil giginya membentuk sudut terhadap sumbu aksial rotasi roda
gigi. Bentuk ini memberi beberapa keunggulan dibandingkan spur
gear yaitu kemampuan pembebenan lebih besar
4) Roda Gigi Herringbone
Roda gigi yang disebut roda gigi heliks ganda dibuat untuk
menyempurnakan masalah penyaluran daya pada roda gigi heliks
tunggal. Herringbone gear memiliki bentuk spiral yang lebih rumit
dibandingkan yang tunggal
5) Roda Gigi Bevel Lurus dan Spiral
Roda gigi bevel memiliki bentuk seperti kerucut terpotong dengan
gigi-gigi pada permukaan selimut kerucutnya. Profil gigi dapat
berbentuk lurus aataupun spiral. Digunakan untuk menyalurkan
tenaga dan mengubah arah poros yang digerakkan.
6) Roda Gigi Hypoid
Roda gigi ini mempunya alur gigi spiral pada permukaan kercut yang
sumbunya bersilangan dengan perpindahan daya secara meluncur dan
menggelinding pada permukaan giginya. Bentuk ini sering digunakan
pada diferensial mobil.
12
7) Roda Gigi Mahkota
Roda gigi mahkota adalah roda gigi bevel yang profil giginya sejajar
dan tidak menyudut terhadap sumbu serta memiliki bentuk seperti
mahkota.
8) Roda Gigi Cacing
Worm gear terdiri dari pasangan roda gigi dengan potongan screw
atau ulir pada poros. Mekanisme ini sering dijumpai salah satunya ada
pada roda pembagi mesin frais konvensional
9) Roda Gigi Internal
Roda gigi internal memiliki ciri yaitu bagian giginya terletak di
bagian dalam sebuah silinder atau bisa juga kerucut. Roda gigi
internal selalu dipasangkan dengan roda gigi eksternal di tengahnya.
Berfungsi untuk mengubah kecepatan putaran.
10) Roda Gigi Elipsiklik
Roda gigi yang dikenal sebagai planetary gear merupakan kombinasi
antara roda gigi internal dan roda gigi lurus dan memiliki ciri khas
yaitu pergerakannya menyerupai gerakan benda langit yang mengitari
matahari.
13
2.7 Macam-Macam Modul Standar
Mesin perkakas frais konvensional penggunaanya sebagai alat
produksi roda gigi cukup sering dijumpai di sekitar. Bengkel manufaktur
yang membuat roda gigi biasanya menyediakan pahat potong yang digunakan
khusus untuk kegiatan tersebut. Perancangan desain dari bagian-bagian roda
gigi telah dibahas sebelumnya bahwa memiliki standar dimensinya, salah
satunya adalah system modul roda gigi. Bagian modul sering dirancang
dengan mengacu pada system Internasional seperti pada negara Belanda,
Jerman, dan Jepang. Standar ini digunakan ketika menentukan ukuran dari
pahat potong dalam pembuatan roda gigi standar. Sistem modul standar yaitu
sebagai berikut.
14
Tabel 2.3 Modul Standar DIN 780
15
3) Roda Gigi Bersinggungan
Jika dua buah roda gigi dipasang saling bersinggungan maka mereka
akan berputar dengan kecepatan linier yang sama. Hanya saja arah
putarannya akan saling berlawanan. Persamaannya dapat ditulis
berikut
V A =V B
16
Gambar 2.12 Jam
(Sumber: www.bedbathandbeyond.ca)
17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mempelajari Modul
Praktikum dan Materi
Literatur
18
Jarak Benda Kerja dengan Mata Pisau Diatur dan Dilebihkan
±10 mm
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
19
3. Pisau Frais
4. Cairan Pendingin (coolant)
5. Kuas dan majun
20
BAB IV
PEMBAHASAN
40 4
¿ =2
18 18
21
N merupakan angka penambahan pada saat memutar piringan
pembagi pada proses pengefraisan roda gigi. Hasil perhitungan haruslah
dalam bentuk pecahan campuran supaya memudahkan operator dalam
melaksanakan proses frais. Perhatikan pada piringan pembaginya, angka 2
menunjukkan engkol diputar sebanyak 2 putaran penuh, angka 4
menunjukkan lubang ke 4, dan angka 18 menunjukkan jalur ke 18.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum frais konvensional kali ini dapat disimpulkan:
1. Mesin frais dapat menghasilkan produk tiga dimensi salah satunya adalah
bentuk roda gigi dengan 18 buah gigi dengan metode tidak langsung.
2. Pembuatan roda gigi menggunakan mesin frais konvensional memerlukan
piringan pembagi supaya letak gigi yang dibuat memiliki jarak yang
simetris dan sama sekeliling silinder benda kerja.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktikum frais konvensional kali ini terdapat
beberapa hal yang perlu ditingkatkan yaitu:
1. Sebaiknya perlengkapan yang ada lebih dirawat dan dibersihkan
atau bisa diganti apabila sudah tidak dapat digunakan lagi untuk
kegiatan praktikum
2. Sebaiknya asisten dapat memberikan pemahaman materi yang lebih
mendalam lagi dengan video peragaan mesin frais konvensional
yang lebih informatif dan lengkap.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bm. Surbakty & Kasman, Barus. 1984. Petunjuk Kerja Frais. Madiun: CV Sinar
Harapan Madiun
Siregar, R., I Isranuri, & Suherman. (2015). Kajian Perilaku Getaran Torsional
Untuk Deteksi Kerusakan Roda Gigi Lurus. Widya Teknika, 30-34.
24
LAMPIRAN
25
Gambar Benda Kerja Menggunakan SOLIDWORKS
26
2. Diketahui: RA= 20 cm, RB= 8 cm, RC= 4 cm, ωB = 10 rpm, dan ωB = ωA
Ditanya: nilai ωC?
27
acuan. Metode ini dilakukan apabila segi yang akan dibuat tidak bisa
dibagi engan metode langsung. Dalam plat ini terdapat beberapa angka
tertentu. Metode ini memanfaatkan kombinasi roda gigi cacing dengan
jumlah 40 gigi. Adapaun prinsip kerjanya adalah 1:40, dimana 1
putaran benda kerja sama dengan 40 gigi pada roda gigi cacing.
Metode ini digunakan untuk membuat benda berprofil banyak seperti
roda gigi
Screenshot Pertemuan
28
LABORATORIUM TEKNOLOGI MANUFAKTUR
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km 3 Cilegon
Asisten: M. Rafli
Asisten : Agung Gumay P.
Setiawan FORM WORK INTRUCTION
Nama : Muhammad Yusuf Alfarizqi
NPM : 3331190063
Kelompok : 6
Tanggal
: 2 Juni 2021
Praktikum
Data
Data :: Alat dan Bahan yang Digunakan :
ZElektroda
= 18 E 6014
1. Benda Kerja
2. Penggaris atau Jangka
D = 30 mm Sorong
3. Pisau Frais
Kedalaman = 2mm 4. Cairan Pendingin
5. Kuas
29