Oleh:
AIZA RAHMAN
160534611687
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rakhmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek industri dengan judul “Sistem Proteksi Bay line Pada Typical
Busbar 1.5 Breaker Gis” dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat pendidikan S1 di Program Studi Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga laporan kegiatan
praktek ini dapat terselesaikan dengan lancar.
2. Prof. Dr. Marji, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang.
3. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.M.T., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
4. Shofiyah Al Idrus, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Praktek Industri
Universitas Negeri Malang
5. Adapureddy Rajesh selaku EAC director yang telah mengizinkan mengikuti
kegiatan praktek industri di PT. Schneider Indonesia
6. Gege Tharistiawan selaku Pembimbing Praktek Industri dan Mukhlis
Sunaryadi serta kepada seluruh kru Schneder Indonesia yang telah
memberikan ilmu, bantuan dan dorongan semangat tanpa terkecuali
7. Orang tua, keluarga dan teman-teman Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang yang telah membantu dan memberi kritik dan saran yang
membangun.
8. Daniel Yudya Pasarella dan Chandra Wahyu Nur Khamdan selaku teman
kelompok yang telah memberi dorongan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan Praktek Industri
secara langsung maupun tidak langsung.
ii
Penulis sadar bahwa laporan yang telah penulis susun memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
dari semua pihak.
Penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Pendidikan ............................................................................. 2
C. Manfaat .............................................................................................. 2
D. Waktu dan Tempat Praktek Industri .................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan .......................................................................... 4
B. Sejarah Perusahaan ............................................................................ 4
C. Visi ..................................................................................................... 5
D. Misi .................................................................................................... 6
E. Struktur Organisasi ............................................................................ 6
BAB III TINJUAN PUSTAKA
A. Gas Insulated Switchgear .................................................................. 7
B. Peralatan Utama GIS.......................................................................... 8
C. Typical Busbar 1.5 breaker GIS ........................................................ 9
D. Sistem Proteksi .................................................................................. 11
E. Sistem Proteksi Bay line pada Typical Busbar 1.5 Breaker.............. 12
BAB IV KEGIATAN KHUSUS
A. Deskripsi Sistem ................................................................................ 17
B. Kebutuhan Dalam Sistem .................................................................. 19
C. Pembuatan dan Penerapan Sistem ..................................................... 21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 22
B.Saran ................................................................................................... 30
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. 31
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Industri (PI) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang
dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar dan dilaksanakan pada
perusahaan/industri atau instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan
program PI ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa dibidang teknologi, penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya,
mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan
tujuan khusus. Setelah mahasiswa melaksanakan program PI secara khusus
mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjuan tentang
perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan
teknologi.
1
breaker. Sistem proteksi transmisi pada rancangan ini menggunakan jenis relai
pengaman jarak dan arus yang diproduksi oleh PT. Schneider Indonesia , di
gunakannya pengaman jarak karena transmisi memiliki penyulang listrik panjang
sehingga dapat merasakan atau mendeteksi adanya gangguan pada daerah operasi
relai arus yang berguna sebagai pengaman saat terjadi gangguan arus lebih pada
penyulang listrik, kedua pengaman ini saling koordinasi karena relai yang
digunakan memiliki kemampuan untuk saling berkomunikasi, pengaman jarak
sebagai pengaman utama dari transmisi dan pengaman arus lebih sebagai back up
dari pengaman utama membuat pengamanan pada jaringan transmisi lebih
mutakhir saat mendeteksi atau mengisolasi gangguan yang terjadi.
2
2
A. Identitas Perusahaan
PT Schneider Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang elektrik. Beberapa bagian dari PT Schneider Indonesia
tersebar Indonesia, salah satunya PT Schneider Indonesia yang beralamat
di Gedung Ventura 7th Floor Suite 701, Jl RA. Kartini Kav 26, Cilandak
Barat, Jakarta Selatan.
B. Sejarah Perusahaan
Schneider Electric merupakan perusahaan dari Perancis yang
didirikan oleh dua bersaudara pada tahun 1836. Dua saudara tersebut
bernama Eugène dan Adolphe Schneider. Pada tahun 1981, grup Schneider
terbagi menjadi dua titik focus yaitu di elektrik dan pengontrolan industri.
Pada tahun 1999, Groupe Schneider berganti nama menjadi Schneider
Electric. CEO dari Schneider Electric dari tahun 2000-sekarang bernama
Jean-Pascal Tricoire.
4
5
C. Visi
PT. Schneider Indonesia memiliki visi menjadi global specialist in
energy management agar penggunaan energy listrik menjadi Safe (lebih
aman), reliable, efficient, productive, dan green, artinya bahwa PT. Schneider
Indonesia lebih memfokuskan pada energy management antara sisi
pembangkitan dan sisi pengguna. Jadi PT. Schneider Indonesia tidak bergerak
pada energy production (produsen pembangkit), dan energy usage (produsen
6
D. Misi
Misi PT. Schneider Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Schneider Electric berpegang pada ;
1. Distribusi Electric
2. Otomasi Industri
3. Jasa yang Terkait
b. Membantu pelanggan kita dalam mengoptimalkan penggunaan energi
mereka.
E. Struktur Organisasi
EAC Director
Adapureddy Rajesh
Administration/Secretary
Ide Rohayu
Oleh karena itu yang dimaksud Proteksi bay line adalah sistem pengamanan
terhadap gangguan-gangguan yang terjadi pada transmisi tenaga listrik.
7
fungsi dari arsitektur IED adalah :
a. CPU (Central Processing Unit) untuk menginterpretasikan instruksi dan
meproses data yang telah diisikan pada proteksi dan control.
b. PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association)
merupakan standard untuk Portable Computer Card. PC Card adalah
peripheral dimana mampu menambah fungsi perangkat keras. Dalam
masalah yang khusus, dikomunikasikan ke sistem dengan level yang lebih
tinggi seperti Station Level Computer.
c. RAM (Random Acces Memory) Menyimpan data sepanjang power supply
tersedia. Dalam IED, RAM diperguanakan sebagai media penyimpanan
data saat berhubungan dengan komputasi real time seperti perhitungan
dan fungsi penyelesaian instruksi pada proteksi.
b. EPROM Data disimpan dalam Eraseble Programmable Read Only
Memory. Data dapat dihapus hanya dengan memaparkan Dalam IED,
EPROM digunakan sebagai media penyimpanan untuk program-program.
Saat IED mati karena tidak mendapatkan suplay maka EPROM akan
tidak mati
c. Filter A/D Converter pengukuran analog A/D mengkonversi sinyal
analog kedalam bentuk digital yang sesuai untuk diproses oleh IED.
d. Interface to HMI, kebanyakan IED dapat berkomunikasi dengan HMI,
berupa perintah atau control melalui HMI
8
2 Relai
Relai adalah komoponen yang digunakan sebagai sakelar yang
digerakkan oleh arus listrik, relai merupakan komponen yang diibaratkan sebagai
indera perasa, apabila menagalamai gangguan pada suatu sistem maka relai dapat
merasakan gangguan tersebut seperti gangguan teganagan, arus, impedansi
maupun hambatan dari rangkaian tenaga listrik tersebut, serta berkerja dengan
menarik kontak dengan waktu tunda dan memberikan perintah command untuk
mentripkan sebuah coil atau PMT pada relai proteksi yang digunakan pada gardu
induk yaitu jenis relai proteksi IED ( Intelligent Electronic Device).
Jenis jenis relai :
a. Relai jarak/relay distance
Pada prinsipnya rele jarak adalah mengukur nilai arus dan nilai tegangan
pada suatu titik tertentu untuk mendapatkan impedansi saluran dan kemudian
membandingkannya dengan suatu nilai setting tertentu untuk menentukan
apakah rele harus bekerja atau tidak. Jika impedansi yang terukur didalam batas
settingnya, maka rele akan bekerja. Disebut rele jarak, karena impedansi pada
saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele
jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergantung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rela proteksi. (Tobing,
2008). Relai jarak adalah sebuah perangakat yang digunakan sebagai pengaman
utama atau main protection unit pada suatu sistem transmisi tenaga listrik
disebut relai jarak karena pada relai ini membandingkan impedansi pada saluran
denagan panjang saluran, Relai jarak bekerja dengan membagi daerah cakupan
pengamanan yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3, serta dilengkapi dengan
teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif
didalam daerah pengamanannya. Masalah pengukuran impedansi sistem
transmisi dibagi menjadi beberapa daerahcakupan pengamanan yaitu zone -1,
zone -2, zone -3 karena dalamskemaperlindunganukuranimpedansi rele jarak
9
hanya bergantung pada panjang garis penghantar yang terkena gangguan pada
titik rele (G.R.Barse. 2015).
b. Relai Arus
Relai arus adalah suatu perangkat pengamanan berdasarkan adanya
gangguan arus pada suatu rangkaian yang nilai arus tersebut tidak sesuai
dengan settingan arus normal pada suatu rangakain energy tenaga listrik, pada
relai ini juga digunakan sebagai proteksi jika terjadinya over current atau arus
hubung singkat sehingga tidak merusak pada komponen-komponen yang
terdapat pada rangkaian tenaga listrik tersebut
Relai dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Standard Inverse
2) Very Inverse
3) Extremely Inverse
4) Long Time Inverse
10
Gambar 3.6 BCU (Bay Control Unit)
Sumber : sumber pribadi
11
Pembahasan diatas merupakan bagian-bagian dari sitem proteksi terdapat
jenis relai jarak dan arus dan BCU yang digunakan pada proteksi transmisi tenaga
listrik memiliki jenis IED yang dapat melakukan penerima dan mengirim sinyal atau
data kepada HMI yang akan menampilkan data atau sinyal di pusat kontrol.
Gas Insulated Switchgear atau Gas Insulated Substation biasa disebut dengan
istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang
dikemas dengan menggunakan gas SF6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik
dan pemadaman busur api. GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk
yang menggunakan isolasi Gas GIIS adalah suatu gardu induk yang semua peralatan
switchgearnya berisolasikan gas SF6 , karena sebagian besar peralatannya terpasang
di dalam gedung dan dikemas dalam tabung.
Gardu induk yang menggunakan gas SF6 sebagai isolasi antara bagian yang
bertegangan dengan bagian lain yang bertegangan, ataupun antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.. Gardu induk ini disebut Gas
Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit (Kemendikbud,
2013: 7).
GIS terbagi menjadi dua, yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan
(outdoor). GIS biasa ditempatkan pada perkotaan karena luas wilayah yang terpakai
lebih kecil dibandingkan dengan yang konvensional. Pada awalnya GIS merupakan
sebuah konsep dari “ ruang yang tertutup ” oleh bahan logam pada tahun 1920
dimana minyak digunakan sebagai bahan isolasi di dalamnya. Kemudian pada tahun
1930-an, digunakanlah gas untuk pertama kalinya sebagai media isolasi , dimana
Freon merupakan gas pertama yang dipakai saat itu . Dengan munculnya teknologi
untuk menghasilkan Gas SF6, maka digunakanlah gas SF6 sebagai media untuk
mengisolasi sistem tegangan tinggi pada GIS.
12
8
peralatan dari tegangan sisa yang timbul dari SUTT yang telah diputuskan, dapat
juga untuk mengamankan dari tegangan induksi yang berasal dari kabel
pengahantar atau kabel kabel yang lainnya.
Sedangkan Dalam buku yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013) menerangkan fungsi-fungsi PMS
yaitu :
a. Pemisah tanah
Pemisah tanah memliki kegunaan utama untuk meproteksi gangguan yang
berakibat kerusakan sesuadah proses SUTT. Hal ini bertujuan untuk
memberikan safety untuk pekerja
b. Pemisah peralatan.
Pemisah peralatan merupakan jenis pemisah yang diaplikasikan tanpa
memiliki beban. Pemisah jenis ini memiliki kegunaan utama untuk
memberikan sket pada alat atau komponen yang memiliki tegangan.
3. Earth Switch
Earth switch merupakan alat pengaman atau proteksi yang menghubungkan
bagian-bagian hidup/kabel line pada tenaga listrik yang digunakan sebagai
mentanahkan bagian aktif ke tanah selama proses pemeliharaan dan pengujian,
meskipun saat DS disconnecting switch terbuka atau CB masih terdapat tegangan
sisa yang masih ada pada rangkaian, maka dari itu untuk memberikan keamanan
saat proses pemeliharaan maupun pengujian menutup earth switch sehinggga
aliran tegangan sisa pada Line akan masuk ke pentanahan Muhammad
Nurhuda(2018:21) mengemukakan bahwa saklar grounding earth switch memiliki
fungsi sebagai mengalirkan arus dan tegangan sisa ke tanah sehingga sistem aman
saat dilakukannya pemeliharaan dan pengujian.
11
Pada proses kerjanya sakelar pembumian atau earth swtich dapat ditutup
hanya saat sakelar PMS atau DS dalam kondisi terbuka dan tidak adanya busur
api. Karena fenomena dari busur api dapat membahayakan peralatan sistem
tenaga listrik.
D. Sistem Proteksi
Pada gambar diatas merupakan arsitektur dari SOGI (Sistem Otomasi Gardu
Induk) yaitu kemampuan dalam mengontrol sistem gardu induk secara otomatis.
Sistem Otomasi Gardu Induk terdiri dari peralatan proteksi kontrol dan pengukuran
yang dapat berkomunikasi satu sama lain komunikasi yang berawal pada peralatan
seperti relai pada setiap bay pada ruang IED di GI yang dihubungkan menggunakan
Ethernet switch untuk saling komunikasi, sehingga semua peralatan yang ada pada GI
dapat dikontrol melalui control center pada pusat kendali, sehingga membentuk
sebuah satu kesatuan dan mudah dalam melakukan pengecekan serta pengawasan.
Sistem proteksi bay line merupakan sistem proteksi transmisi tenaga listrik proteksi
tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi sistem tenaga, karena
saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit dan pusat-pusat
beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah dengan
bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi
merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada
sistem tenaga Gangguan pada saluran udara biasanya yang sering terjadi adalah
hubung singkat, beban lebih, petir, dan lainlain (Sepannur Bandri 2016).
Jadi sistem Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem
berarti sistem tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau
14
pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang
sangat singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat
gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
1. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
2. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
Setiap kontruksi Bay level dapat dikontrol dan di cek pada Control center melalui
HMI setiap adanya gangguan maupun adanya sebuah kerusakan pada setiap
komponen yang akan menerima siyal dari BCU dan Relai pada setiap CB di typical
busbar 1.5 breaker
BAB IV
KEGIATAN KHUSUS
A. Deskripsi Sistem
Skema one and half busbar yang terdapat dua feeder yaitu dari transformator
pembangkit serta feeder untuk penyaluran tenaga listrik atau transmisi yang bisa
disebut bay line, pada pembahasan kali ini yaitu sistem proteksi pada bay line atau
transmisi pada typical busbar 1.5 breaker, pada one and half breaker ini memiliki 3
pemutus tenaga (PMT) circuit breaker terhubung pada dua bus, setiap pemutus
tenaga (PMT) circuit breaker dilengkapi dengan dua DS(disconeting switch) dan dua
ES (Earth Switch) yang memiliki kegunaan untuk mengisolasi setiap pemutus tenaga
(PMT) circuit breaker saat dilakukannya pemeliharaan dan perbaikan. Koordinasi
pada Skema One dan Half Breaker diatas memiliki 3 zona atau wilayah dimana setiap
zona saling keterkaitan antara satu dengan yang lain. Kita asumsikan apabila terjadi
gangguan maupun perawatan, katakanlah pada zona 1 yaitu pada CB-1 akan
dilaksanakan perawatan rutinan sehingga CB-1 akan terbuka, dan saat dilakukanya
pada zona 2 yaitu pada CB-2 dalam hal ini saat melakukan pemeliharaan tanpa
mengganggu pasokan daya di Feeder sehingga salah satu bus dapat diambil tanpa
mempengaruhi pasokan daya, memungkinkan untuk pemeliharaan lebih dari satu
pemutus tanpa kehilangan daya.
Setiap CB pada typical busbar 1.5 breaker masing-masing memiliki alat
proteksi tersendiri pada pembhasan kali ini akan membahas proteksi bay line yang
meliputi CB-3, pada CB-3 terdapat relai proteksi yang terpasang yang akan dibahas
pada bab ini, relai proteksi ini akan menagtur apabila merasakan dan mendeteksi
adanya gangguan maka akan mengirim sinyal trip pada CB-3 dan akan diteruskan ke
CB-2 yang akan ditripkan oleh lockout relai yang terpasang pada CB-2
19
20
ES-1
CB-1
ES-2
DS-2
DS-3
ES-3
CB-2
ES-4
DS-4
DS-5
ES-5
Bay line
CB-3
ES-6
DS-6
BUS-2
Gambar 4.1 skema typical busbar 1.5 busbar
Sumber : wiring diagram Schneider
21
Ethernet switch
BP MP BCU
U U
Pada proteksi bay line terdapat komponen yang terdiri dari main protection
unit, dan back up protetection unit dan BCU dihubungkan pada Ethernet switch.
Bay line memiliki komponen proteksi yaitu relai jarak sebagai (MPU), relai
over current sebagai (BPU) dan BCU (bay control unit), setiap komponen ini
memiliki fungsi untuk memonitoring serta menggerakkan peralatan HV equipment
22
yang ada pada bay line, dimana semua peralatan HV equipment berada pada ruang
panel LCC.
- Supervisory Control
- Perekaman kejadian
- Metering/Measurement
- Relai Proteksi
- Sensor/Monitoring (Early Warning System), Instrument Trafo (arus
dan tegangan), Instrument PMT / PMS
Komunikasi
23
Pada gambar a, merupakan inputan atau masukan tegangan dari panel LCC
kepada relai jarak, sedangkan pada gambar b merupakan inputan atau masukan arus
dari panel LCC kepada relai jarak,
- Prinsip kerja relai jarak
Pengaturan relai jarak berdasarkan pada daerah zona dari saluran transmisi,
zona ini memproyeksikan seberapa panjang saluran transmisi yang diproteksi oleh
relai, pada relai ini membagi zona sebagai daerah cakupan pengaman atau zona
proteksinya.
Zona tersebut digunakan relai untuk membagi wilayah kerjanya yang akan
menentukan time setting atau time delay relai itu untuk berkerja, zona tersebut terbagi
menjadi 3 zona yaitu Zona 1, Zona 2,dan Zona 3, serta dilengkapi dengan fitur
teleportasi (TP), fitur ini berfungsi sebagai upaya agar proteksi berkerja dengan cepat
dan selektif pada daerah pengamanannya
24
B B B
NEW TANGERANG II U U U
CB CB CB CB
LINE#1 S S S
1 2 3
MPU
Setiap gangguan yang terjadi maka relai pada bay line akan
mengirimkan perintah trip ke CB-3 dan lockout relai pada CB-2 lockout relai
berguna sebagai menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian
meneruskan signal trip ke PMT, sehingga pada bay line tidak teraliri daya,
sinyal yang dikirim bukan hanya pada CB saja, melainkan terkirim ke HMI
sehingga operator bisa melihat ada gangguan yang terjadi pada saluran
transmisi serta merekam kejadian dan dikirim ke data base.
Gambar 4.8 merupakan contoh gambar HMI bay line apabila terjadi
gangguan maka indikator pada HMI akan berubah menjadi merah karena
mendapat sinyal dari MPU saat mendeteksi adanya gangguan.
26
Pada gambar diatas relai mengambil masukan arus pada panel LCC,
saat kondisi normal arus yang mengalir pada penghantar lebih kecil jika
dibandingkan nilai arus setting pada OCR, sehingga relai OCR tidak bekerja.
Namun, pada saat terjadi gangguan arus lebih dan proteksi utama pada
penghantar gagal bekerja nilai arus yang mengalir pada penghantar akan
27
melonjak sangat besar hingga melebihi nilai setting OCR yang telah
ditetapkan sehingga relai akan memerintahkan PMT untuk trip.
BPU
Sama halnya pada MPU ketika relai mendeteksi gangguan pada bay
line maka mengirimkan perintah TRIP pada CB-3 dan dan lockout relai pada
CB-2, dan mengirimkan sinyal alarm pada HMI.
Gambar diatas merupakan contoh alarm HMI bay line apabila terjadi
gangguan maka indikator pada HMI akan berubah menjadi merah karena
mendapat sinyal dari BPU saat mendeteksi adanya gangguan.
28
Gas detector
Gas detector
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktek industri yang telah disampaikan, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Sistem proteksi bay line typical busbar 1.5 breaker efektif untuk digunakan
pada tegangan tinggi
2. Mampu mendeteksi dan mengisolasi daerah gangguan dengan mudah dan
efisien.
3. Proses pengiriman data cepat dan akurat karena relai dan BCU terintegrasi
IED .
4. Tiga PMT Pada typical busbar 1.5 breaker saling berkesinambungan untuk
mengisolasi setiap zona .
5. Relai jarak dapat digunakan seagai back up proteksi dari GI selanjutnya.
6. Relai OCR atau arus lebih digunakan sebagai pengaman cadangan dari MPU
7. Deteksi kebocoran gas SF6 saat proses pengoperasian menggunakan gas
detector yang dipasang pada tempat gas SF6.
B. Saran
1. Kedala dalam pembuatan sistem proteksi ini adalaah kurangnya perhitungan
settingan pada setiap relai dapat dikembangkan dengan menambahkan
perhitungan.
2. Sitem proteksi yang dipakai dapat dirubah dengan menambahkan proteksi
laiinnya, sesuai dengan perubahan spesifikasi yang diperlukan.
3. Mahasiswa yang melakukan praktek industri di PT Schneider Indonesia dapat
mengembangkan sitem proteksi transmisi tenaga listrik dengan setting relai
berdasarkan gangguan penyulang dengan bantuan pembimbing industri agar
menambah pengetahuannya.
30
31
DAFTAR RUJUKAN