Diajukan untuk memenuhi salah saatu tugas Mata Kuliah Perancaangan dan Aplikasi Sistem
Teknik Industri (PASTI 2)
Disusunoleh :
LAPORAN I
PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 2
(Analisa Kelayakan Pabrik)
Disusunoleh :
Mengetahui,
Dosen
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan Laporan I Perancangan & Aplikasi Sistem Teknik
Industri 2 ini.
Laporan I Perancangan & Aplikasi Sistem Teknik Industri 2 ini dikerjakan sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Perancangan & Aplikasi Sistem Teknik Industri 2. Laporan Perancangan
& Aplikasi Sistem Teknik Industri 2 ini menjadi suatu pengukuran pembelajaran serta bukti bahwa
para mahasiswa telah mengerti betul karena telah mempraktekkannya secara langsung serta nanti
dapat mempermudah mahasiswa dalam pengerjaan Tugas Akhir.
Dari pengalaman praktikum ini diharapkan agar para mahasiswa mampu menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kuliah, khususnya pada mata kuliah Perancangan & Aplikasi Sistem
Teknik Industri 2. Untuk selanjutnya diharapkan para mahasiswa mengenal dan memahami teori-
teori yang pernah dipelajari, juga diharapkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikannya pada
kehidupan nyata dan dalam perkembangan industri..
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan laporan
akhir ini, namun kiranya laporan akhir ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................................... iv
iv
3.2.3.Prosedur Pendaftaran Perusahaan ........................................................................ 23
3.2.4. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan ...................................................... 24
3.3. Data AMDAL .............................................................................................................. 24
3.3.1. Dokumen AMDAL ............................................................................................. 26
3.3.2. Fungsi AMDAL .................................................................................................. 26
3.3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses AMDAL ............................................. 26
3.3.4. Persyaratan Kompetensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL ...................... 27
3.4. Tingkat Suku Bunga Bank ........................................................................................... 27
3.5. Data Peluang Pasar ...................................................................................................... 27
3.5.1.Segmentasi ........................................................................................................... 27
3.5.2.Penargetan ........................................................................................................... 28
3.5.3.Pemosisian ........................................................................................................... 28
3.6. Data Peraturan Perpajakan ........................................................................................... 30
3.7. Data Mesin dan Peralatan ............................................................................................ 34
3.8. Data Harga Komponen ................................................................................................ 35
3.8.1. Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost) ................................................................. 35
3.8.2. Komponen Biaya Berubah (Variable Cost) ........................................................ 36
3.8.3. Investasi .............................................................................................................. 37
3.9. Data Bahan Baku ......................................................................................................... 38
3.10. Analisa Peluang Pasar ................................................................................................ 39
3.10.1. Perhitungan BEP (Break Event Point) .............................................................. 43
3.10.2. Perhitungan NPV (Net Present value) dan IRR (Internal Rate of Return) ...... 51
v
4.2.2. Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan ................................................................ 54
4.2.3. Evaluasi Break Even Point (BEP) ...................................................................... 55
4.2.4. Evaluasi Internal Rate of Return (IRR) .............................................................. 55
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1
1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk ini.
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini.
3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk WaistPill.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi
perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa,
menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan
dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.
Misalnya, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non migas, maka
proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya, dan tidak banyak memakai
komponen impor akan lebih disukai pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa
perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai fasilitas apabila sektor yang
digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.
4
2. Aspek teknis
Aspek teknis dan produksi menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:
a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?
b. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata atau akan
memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
c. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?
Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk
yang sama. Misalnya, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering,
soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis atau metode kimia.
d. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat?
Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau
terjadi kerusakan mesin.
e. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan telah
dilakukan?
Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas, dan
sebagainya perlu diperhatikan juga.
f. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?
g. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?
h. Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan site produksi?
3. Aspek manajemen
Aspek manajemen mempelajari tentang:
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek
Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek? Siapa yang
melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya.
b. Manajemen dalam operasi
Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan,
dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci, jumlah tenaga kerja
dan jadwal tenaga kerja yang akan digunakan. Sebuah struktur akan menunjukkan
rancangan organisasi yang utama.
5
4. Aspek keuangan
Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti:
a. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
b. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal yang
berupa dana sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan
berapa yang jangka panjang.
c. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasional.
d. Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti rate of return on investment, net present
value, internal rate of return, profitability index, dan payback period. Estimasi
terhadap resiko proyek, resiko dalam arti total, atau kalau mungkin yang hanya
sistematis.
e. Proyeksi keuangan.
Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.
5. Aspek hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
a. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.
b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika menggunkaan sumber dana yang berupa
pinjaman.
c. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya.
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik
6
dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi
merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total
benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value
selama umur ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak,
pelaksanaannya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena
faktor-faktor uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah,
disamping data yang digunakan tidak relevan.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang
menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat
kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan
usaha/proyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal
dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank
dan lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan
atas 3 bagian:
7
Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial
terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk
pesaing. Pelanggan diharapkan mau membeli dengan harga yang mahal karena
adanya perbedaan itu.
2. Strategi kepemimpinan dengan biaya menyeluruh
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk
yang murak untuk menekan biaya produksi, promosi, maupun riset. Jika perlu,
produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing.
3. Strategi focus
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk
menghindar dari pesaing.
8
Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat
digolongkan atas 3bagian:
a. Menerima atau menolak proyek.
b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
atau
𝑛
𝑁𝐵
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑖)𝑛
𝑖=1
atau
𝑛 𝑛
Dimana:
NB = Net Benefit = Benefit – Cost
B = Benefit yang telah didiskon
C = Cost yang telah didiskon
I = Discount Faktor
N = Tahun (waktu)
9
Apabila hasil perhitungan net present value lebih besar dari 0 (nol),
dikatakan usaha/proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil
dari 0 (nol) tidak layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitnungan net present
value sama dengan 0 (nol) berarti proyek tersebutberada dalam keadaan Break
Even Point (BEP) dimana total pendapatan sama dengan total biaya dalam
bentuk present value.
Untuk menghitung NPV dalam sebuah gagasan usaha (proyek),
diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
𝑁𝑃𝑉
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖 − 𝑖1 )
(𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 ) 2
Dimana:
3. Profitability Ratio
10
of Capital yang berlaku dalam masyarakat, dapat ditulis dalam formula sebagai
berikut:
Dimana:
11
𝐼𝑖̅ = Jumlah investasi yang telah di discount
𝐵̅𝑡𝑒𝑝−1 = Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Pay Back Period
Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama
dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek,
terjadinya titik pulang pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah
proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya
modal lainnya.
Sebagai contoh, usaha perkebunan sawit, dimana proyek ini baru mulai
produksi pada tahun kelima atau tahun keenam dan diperkirakan diatas tahun
12
kesepuluh baru mencapai BEP. Dilihat dari perkiraan benefit, karena waktu
produksi yang cukup lama dan biaya operasi cenderung menurun, mungkin
proyek ini dilihat dari segi analisis ekonomi dalam jangka panjang akan
memberikan benefit yang cukup layak. Dilihat dari kemampuan investor dalam
pengadaan dan serta prospek usaha di masa yang akan datang, memilih proyek
perkebunan adalah salah satu alternatif yang tepat dalam penanaman investasi.
Berdasarkan pada uraian diatas, layak tidaknya suatu proyek atas suatu
gagasan usaha yang akan dikembangkan juga tergantung pada kemampuan
investor dalam pengadaan dana, disamping hasil analisis ekonomi yang cukup
mendukung.
Dimana:
̅̅̅̅𝑖
𝑇𝐶 = Jumlah total cost yang telah di discount
13
a. Biaya berubah (variabel cost), yaitu biaya yang besarnya tergantung
kepada banyaknya produksi seperti biaya bahan, sebagian besar biaya
energi, sebagian besar biaya perawatan, sebagian sewa-sewa dan upah
karyawan lepas. Biaya berubah umumnya diasumsikan fungsi linear:
y = ax
b. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tetap walaupun
tidak ada produksi, seperti gaji karyawan tetap, depresiasi, amortisasi,
asuransi, PBB, seluruh atau sebagian sewa-sewa, sebagian biaya
energi, sebagian biaya perawatan.
y=b
y = ax + b ......................................................(1)
y = sx .............................................................(2)
14
Perpotongan antara persamaan (1) dan (2) merupakan titik impas
(BEP) yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1.
Apabila kapasitas produksi lebih kecil dari BEP maka perusahaan akan
merugi dan apabila kapasitas di atas BEP maka perusahaan akan berlaba.
15
BAB III
PENGOLAHAN DATA
16
3.1.2. Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri
3.1.2.1. Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri melalui Tahap Persetujuan
Prinsip
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip,
yaitu :
1. Pengajuan permintaan persetujuan prinsip menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip
menggunakan formulir.
3. Permintaan persetujuan prinsip diajukan oleh pemohon kepada Kepala
Dinas Perindag dengan menggunakan formulir.
4. Setelah formulir diterima secara lengkap dan benar, selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja Kepala Dinas Perindag wajib memberikan
persetujuan prinsip dengan menggunakan formulir.
17
Tata cara permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu :
1. Setiap pendirian perusahaan industri yang nilai investasi perusahaan
seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
2. Perusahaan industri untuk memperoleh Izin Usaha Industri tidak diperlukan
tahap persetujuan prinsip.
3. Permintaan Izin Usaha Industri kecil diajukan langsung oleh pemohon
kepada Kepala Dinas Perindag dengan menggunakan formulir.
4. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
Permintaan Izin Usaha Industri kecil secara lengkap dan benar, Kepala
Dinas Perindag setempat wajib memberikan Izin Usaha Industri Kecil
dengan menggunakan formulir.
18
6. Fotokopi NPWP.
7. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
9. Fotokopi Nama Direksi dan Dewan Komisaris.
10. Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL.
11. Fotokopi Izin Lokasi.
12. Fotokopi Undang-Undang Gangguan atau AMDAL.
19
1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib
menyampaikan informasi industri secara berkala kepada pejabat yang
berwenang memberikan Izin Usaha Industri.
2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.
20
Kabupaten/Kota/Kotamadya dengan melampirkan dokumen-dokumen
persyaratan.
4. Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku
ketentuan sesuai dengan bentuk perusahaannya.
5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Perseroan Terbatas (PT)
ditandatangani oleh pengurus atau penanggungjawab perusahaan.
6. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Koperasi, Persekutuan Komanditer
(CV), Firma (Fa), Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL)
ditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau penanggungjawab perusahaan.
7. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya mengesahkan pendaftaran
perusahaan dan menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak formulir pendaftaran dan dokumen persyaratan diterima secara benar dan
lengkap.
8. Pendaftaran dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 0,00 (nol rupiah).
9. TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko
warna.
10. Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP di tempat yang
mudah dibaca dan dilihat oleh umum, dan nomor TDP harus dicantumkan pada
papan nama dan dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan dalam
kegiatan usahanya.
11. TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal
diterbitkan dan wajib diperbaharui paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir.
12. Penolakan Pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran
perusahaan belum benar dan/atau dokumen belum lengkap.
13. Penolakan Pendaftaran disampaikan oleh KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya
secara tertulis kepada perusahaan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak diterimanya isian formulir pendaftaran perusahaan disertai alasan
penolakan dengan menggunakan format surat penolakan.
14. Apabila perusahaan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan
21
dan/atau melengkapi dokumen persyaratan, wajib melakukan pendaftaran
ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.
15. Pembaharuan TDP dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dengan
melampirkan dokumen asli TDP yang akan diperbaharui, tanpa melampirkan
dokumen persyaratan yang telah disampaikan pada waktu pendaftaran
sebelumnya.
16. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya menerbitkan TDP paling lambat 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara
benar dan lengkap.
17. Pembaharuan TDP dikenakan biaya administrasi.
22
2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor
apabila Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
23
3.2.4. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
Rincian biaya pengurusan TDP dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
Biaya Sudah
No Status Biaya (Rp.) Proses Termasuk
Pengambilan Formulir
BUL 2.500.000,00
1. 14 Hari Kerja dan Persyaratannya
Persiapan dan
PT 2.500.000,00 14 Hari Kerja Pemeriksaan
2.
Pengajuan Permohonan
KOPERASI 2.000.000,00 14 Hari Kerja TDP
3.
24
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan”.
Daru ke-23 pasal tersebut, terdapat pasal-pasal penting yang sebelumnya tidak
termuat dalam UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No. 27 Tahun 1999 dan memberikan
implikasi yang besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk pejabat pemberi ijin.
Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam UU No.
32 Tahun 2009, antara lain :
1. AMDAL dan RKL/RPL merupakan salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun
dokumen AMDAL.
3. Komisi penilai AMDAL pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota wajib memiliki
lisensi AMDAL.
4. AMDAL dan RKL/RPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin
lingkungan.
5. Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
kewenangannya.
Selain kelima hal tersebut, terdapat pengaturan yang tegas yang diamanatkan
dalam UU No. 32 Tahun 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait
pelanggaran bidang AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi
tersebut, yaitu :
1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin
lingkungan.
2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki
sertifikat kompetensi.
3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan tanpa dilengkapi
dengan dokumen AMDAL atau RKL/RPL.
25
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (KA-
AMDAL).
2. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
3. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL).
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
26
2. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat meminta bantuan
kepada lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL yang telah
mendapatkan tanda registrasi kompetensi.
3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi.
4. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, penyusun dokumen AMDAL wajib
menggunakan data dan/atau informasi yang sahih dan sesuai dengan kaidah
ilmiah.
5. Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang
penyusunannya tidak memenuhi ketentuan.
27
3. Segmentasi Psikografis
Kelas Sosial : Menengah ke atas
Gaya Hidup : Sederhana dan Mewah
28
Strategi harga (price)
Strategi harga yang dilakukan adalah mengacu kepada seberapa besar
pengeluaran untuk membeli material yang dibutuhkan
Strategi promosi (promotion)
Promosi yang dilakukan adalah Setiap pembelian 1 kodi (20 Pcs) waistpill
akan mendapat potongan harga 10%. Serta menggunakan media internet
seperti website dan media sosial untuk mempromosikan produk kami.
Strategi tempat/distribusi (place)
Distribusi yang dilakukan adalah one level distribution, dimana konsumen
langsung bertemu dengan produsen. Dan dengan menggunakan sistem
online internet untuk promosi lebih luas.
29
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, danpemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai saranadalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitasWajib Pajak dalam melaksanakan dan kewajiban
perpajakannya.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan
diri pada kantorDirektorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukanWajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok
Wajib Pajak.
2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
PajakPertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor DirektoratJenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Pengusaha,dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan Wajib Pajakbadan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan
itikad baikdan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun
30
dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan.
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak,
alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan usaha Wajib
Pajak.
2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak
secara nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
atau Kantor Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak, penerimaan pajak
per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak
terdaftar, register permohonan Wajib Pajak, tunggakan pajak secara nasional, dan
tunggakan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor
Pelayanan Pajak.
1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi
30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun
memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi
dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp. 500.000.000,00.
2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%,
15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.
3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan
pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011, semua
31
masyarakat yang wajib memiliki NPWP telah memiliki NPWP sehingga kewajiban
pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.
4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21
yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif
normal.
5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23
yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari tarif
normal.
6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai
NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.
Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :
Tabel 2.4. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
32
Peredaaran bruto saampai dengan Rp. Pengurangan 50% dari
4 50.000.000.000,00 yang seharusnyaa
Kelompok 50%
4 25%
Bukan II
1 Bangunan Kelompok 25%
8 12,5%
III
Kelompok 20%
10 10%
IV
Permanen 10 10% -
Bangunan Tidak
2 40%
5 20%
Pemanen
Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses
pembuatan WaistPill. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 2.6, sedangkan untuk
data peralatan dapat dilihat pada tabel 2.7
33
Tabel 2.6 Mesin yang digunakan dalam pembuatan WaistPill
Lama
Harga/Unit Jumlah yang
No Mesin pemakaian per Total Harga
(Rp) dibutuhkan
unit
2 Mesin 5 Menit Rp 5 Rp
Bordir 4.000.000 20.000.000
3 Mesin 10 Menit Rp 5 Rp
Obras 2.000.000 10.000.000
4 Mesin 5 Menit Rp 2 Rp
Potong 2.400.000 4.800.000
Kain
Jumlah yang
Total Harga
No Peralatan Harga/Unit (Rp) dibutuhkan
(Rp)
(Unit)
34
7 Cutter Rp 10.000 10 Rp 100.000
Total Rp 820.000
35
Harga Total
No Komponen Banyak Satuan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
36
Tabel 3.1 Komponen diluar produk yang mendukung pembuatan
WaistPill
Harga Total
No Komponen Banyak Satuan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
3.8.3. Investasi
Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan
peralatan, alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat
dilihat Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Investasi
No Keterangan
Ijin Rp 1.150.000
Pra Operasi
1 Rp 1.000.000
Konsultan
37
Komputer (1 Rp 3.000.000
Unit)
Keyboard (1 Rp 110.000
Unit)
Mouse (1 Unit) Rp 219.000
AC (1 Unit) Rp 4.000.000
38
Kain Rp 28.000
0,8 1 meter Rp 35.000
1. Kodura
Kain Rp 20.000
0,8 1 meter Rp 25.000
2. Furing
Webbing 4.000
1 1 meter Rp 4.000
3. Cotton
Resleting 0,5 1 meter Rp 2.000 1.000
4.
Spons 0,3 1 Rp 9.000 2.700
5.
Pengait 1 1 Rp 2.000 2.000
6.
Benang 1 1 Rp 13.000 Rp 13.000
7.
Ring Rp 500
1 1 Rp 500
8. Headset
Kancing Rp 600
3 3 Rp 200
9. Resleting
Paper Bag 1 1 Rp 5.000 Rp 5.000
10.
Rp 76.800
Total
Harta Berwujud
39
Mesin Potong Kain Rp 4.800.000
Gunting Rp 140.000
Penggaris Rp 100.000
Jarum Rp 300.000
Meteran Rp 30.000
Pensil Rp 50.000
Cutter Rp 100.000
Rp 3.000.000
Komputer
Rp 500.000
Printer
Total Rp 69.020.000
Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Sewa Tempat
Rp 50.000 Rp 600.000
Biaya Air
Rp 2.000.000 Rp 24.000.000
Upah Tenaga Kerja
Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Biaya Listrik Mesin
Rp 500.000 Rp 6.000.000
Biaya Penerangan
Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Biaya perawatan
Rp 500.000 Rp 6.000.000
Biaya Pemeliharaan
Rp 800.000 Rp 9.600.000
Sewa Mobil
40
Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Administrasi
Rp 94.200.000
Total
Rp 28.000
Kain Kodura
Rp 20.000
Kain Furing
4.000
Webbing Cotton
1.000
Resleting
2.700
Spons
2.000
Pengait
Rp 13.000
Benang
Rp 500
Ring Headset
Rp 600
Kancing Resleting
Rp 5.000
Paper Bag
Rp 6.800
Oli Mesin
Rp 3.000
1 set Sepatu Mesin Jahit
Rp 10.000
Spool
Rp 15.000
Sekoci
Rp 111.600
Total
Jika kapasitas produksi per bulan adalah 3000 unit maka biaya
variabel per tahun menjadi = Rp 111.600 x 3.000 x 12 = Rp 4.017.600.000,.
Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba
41
dan juga tidak mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break
Even Point :
1. Apabila TR>TC maka memperoleh laba.
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.
3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian
≈ Rp 138.000
42
Keterangan :
TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun
TC = Total Cost (total biaya) per tahun
TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun
TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun
Q = Quantity (total unit produksi) per tahun
P = Price (harga jual) per unit
43
a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11,
besar tarif penyusutan untuk kelompok bukan bangunan
yang masa manfaatnya mencapai 10 tahun adalah sebesar
12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11,
besar tarif penyusutan untuk kelompok bangunan permanen
adalah sebesar 5%.
Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase
tetap ditunjukkan pada Tabel 3.21
Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:
Tahun 1: 0,125 x Rp 69.020.000 = Rp 8.627.500
Tahun 2: 0,125 x (Rp 69.020.000 – Rp 8.627.500) = 0.125 x
Rp 60.392.500 = Rp 7.549.063
Tahun 3: 0,125 x (60.392.500 – 7.549.062,5) = 0.125 x Rp
52.843.437,5 = Rp 6.605.430 dst.
Perhitungan Depresiasi Bangunan:
Tahun 1: 0,05 x 12.000.000 = 600.000
Tahun 2: 0,05 x (12.000.000 – 600.000) = 0,05 x 11.400.000
= 570.000
Tahun 3: 0,05 x (11.400.000 – 570.000) = 0,05 x 10.830.000
= 541.500, dst
Total Depresiasi = Depresiasi Non Bangunan + Depresiasi
Bangunan
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Depresiasi
Depesiasi Total
Depresiasi
Non Depresiasi
Tahun Bangunan
Bangunan (Rp)
(Rp)
(Rp)
44
2 52.843.438 10.830.000 63.673.438
Rp
TOTAL 447.525.644
2) Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak
(intangible assets), misalnya nama merk perusahaan.
Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus
ditunjukkan pada Tabel 3.22
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.150.000/10 = Rp.
115.000/tahun
45
1 115.000
2 115.000
3 115.000
4 115.000
5 115.000
6 115.000
7 115.000
8 115.000
9 115.000
10 115.000
46
25.342.320 115.000 25.457.320
47
= Rp. 752.790.984
Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun
berikutnya maka diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.10 Perhitungan Laba Bersih per Tahun
Total
Laba Kotor Pajak Laba Bersih
Penyusutan
Rp71.907.500 Rp784.292.500 Rp39,214,625 Rp745,077,875
Rp63.788.438 Rp792.411.563 Rp39,620,578 Rp752,790,984
Rp56.641.508 Rp799.558.492 Rp39,977,925 Rp759,580,568
Rp50.347.332 Rp805.852.668 Rp40,292,633 Rp765,560,035
Rp44.801.346 Rp811.398.654 Rp40,569,933 Rp770,828,721
Rp39.911.956 Rp816.288.044 Rp40,814,402 Rp775,473,642
Rp35.598.919 Rp820.601.081 Rp41,030,054 Rp779,571,027
Rp31.791.933 Rp824.408.067 Rp41,220,403 Rp783,187,664
Rp28.429.394 Rp827.770.606 Rp41,388,530 Rp786,382,075
Rp25.457.320 Rp830.742.680 Rp41,537,134 Rp789,205,546
total Rp7.707.658.138
𝐴⁄ = 770.765.814 = 8,9654
𝑃 85.971.000
48
Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i
antara 2% (8,9826) dan 2,5% (8,7521). Dengan metode ”Trial dan
Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika :
∑ 𝑃𝑉𝑁𝐶𝐹 = 0
Keterangan:
Untuk i = 2%
∑ NPV = -85.971.000 + 745.077.875 (P/F,2%,1) + 752.790.984
(P/F,2%,2) + 759.580.568 (P/F,2%,3) +
765.560.035 (P/F,2%,4) + 770.828.721
(P/F,2%,5) + 775.473.642 (P/F,2%,6) +
779.571.027 (P/F,2%,7) + 783.187.664
(P/F,2%,8) + 786.382.075 (P/F,2%,9) +
789.205.546 (P/F,2%,10)
= -85.971.000 + 745.077.875 (0,9804) +
752.790.984 (0,9612) + 759.580.568 (0,9423) +
765.560.035 (0,9238) + 770.828.721 (0,9057) +
775.473.642 (0,8880) + 779.571.027 (0,8706) +
783.187.664 (0,8535) + 786.382.075 (0,8368) +
49
789.205.546 (0,8203) = + 6.832.529.231 layak
ekonomis
Untuk i = 2,5%
∑ NPV = -85.971.000 + 745.077.875 (P/F,2.5%,1) +
752.790.984 (P/F,2.5%,2) + 759.580.568
(P/F,2.5%,3) + 765.560.035 (P/F,2.5%,4) +
770.828.721 (P/F,2.5%,5) + 775.473.642
(P/F,2.5%,6) + 779.571.027 (P/F,2.5%,7) +
783.187.664 (P/F,2.5%,8) + 786.382.075
(P/F,2.5%,9) + 789.205.546 (P/F,2.5%,10)
= -85.971.000 + 745.077.875 (0,9756) +
752.790.984 (0,9518) + 759.580.568 (0,9286) +
765.560.035 (0,9060) + 770.828.721 (0,8839) +
775.473.642 (0,8623) + 779.571.027 (0,8413) +
783.187.664 (0,8207) + 786.382.075 (0,8007) +
789.205.546 (0,7812) = + 6.651.202.489 layak
ekonomis
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek
sama dengan nol. Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada
diantara 2 % dan 2.5 %, maka dengan interpolasi didapatkan
𝑁𝑃𝑉𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 −𝑁𝑃𝑉𝑥
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 + (𝑖𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑖𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 ) [ ]
𝑁𝑃𝑉𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑁𝑃𝑉𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
6.832.529.231 − 0
𝐼𝑅𝑅 = 2% + (2.5% − 2%) [ ]
6.832.529.231 − 6.651.202.489
50
𝐼𝑅𝑅 = 2% + 0.5% [37,68] = 21%
Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari
investasi. Perhitungan pay back period dapat dilihat pada Tabel
3.12.
85.971.00
0 - - - - -85.971.000
0
51
38.796.95 815.385.59 4.810.738.90
6 775,473,642 115.000 0
6 8 4
85.971.000
𝑃𝑎𝑦 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = + 1 = 1,10
(85.971.000 + 731.014.375)
52
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
4.1. Analisis
4.1.1. Analisis Aspek Yuridis Perusahaan
Dalam membangun sebuah perusahaan, ada prosedur pengurusan izin dan persyaratan
untuk mendapatkan izin pendirian tersebut, salah satu persyaratannya yaitu
persyaratan yuridis. Persyaratan yuridis adalah persyaratan berdasarkan aturan-aturan
hukum yang berlaku didaerah tersebut. Adapaun syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk permintaan pendaftaran perusahaan perseorangan, yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila
Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4.1.2. Analisis Dampak Lingkungan
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk
menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif
yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak
lingkungan. Analisis dampak lingkungan dari perusahaan WaistPill yang dapat
dilakukan adalah dengan cara :
1. Dari segi lokasi
Untuk lokasi saat ini pembuatan WaistPill menyatu dengan ruang kantor dan
sekaligus sebagai tempat penjualan produk. Maka dari itu perlu alokasi
pembuangan limbah yang terdekat agar tidak mencemari lingkungan.
2. Dari segi pembuangan limbah
53
Hasil limbah berupa limbah Kain dan limbah busa dari produk akan dibuang pada
tempat pembuangan limbah yang diharuskan atau akan didaur ulang maupun dijual
kembali kepada produsen lain yang membutuhkan.
4.1.3. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) produksi WaistPill adalah sebesar 3.569 𝑢𝑛𝑖𝑡/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛.
Dengan harga pokok produk sebesar Rp. 138.000/unit maka pihak produsen
mendapat keuntungan 20%. Dari titik BEP yang dihitung berdasarkan kesamaan dari
pengeluaran dengan pendapatan, BEP menunjukkan titik dimana perusahaan tidak
merugi atau berlaba. Untuk itu, dalam setahun pihak perusahaan harus mampu
melakukan penjualan lebih dari 3.569 unit WaistPill bila ingin mendapatkan
keuntungan.
4.1.4. Internal Rate of Return (IRR)
IRR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak. IRR
menunjukkan tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan. IRR dihitung
dari pertumbuhan aliran tunai bersih. Aliran tunai bersih ini dihitung tingkat
pertumbuhannya dan didapatkan IRR sebesar 21 %. Usaha produksi WaistPill ini
dikatakan layak karena IRR (21 % > tingkat suku bunga (6 %). Sedangkan untuk pay
back period dicapai pada 1 tahun 1 bulan.
4.2. Evaluasi
4.2.1. Evaluasi Aspek Yuridis Perusahaan
Perusahaan yang memproduksi produk WaistPill ini telah memenuhi semua
persyaratan yuridis, maka dengan ini perusahaan layak untuk didirikan. Apabila
perusahaan ini nantinya mampu mendapatkan keuntungan seperti yang telah
diperhitungkan, maka perusahaan akan dapat mengembangkan usahanya di masa
yang akan datang.
4.2.2. Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan
Walaupun perusahaan sebagian besar tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak
lingkungan, namun diharapkan perusahaan lebih baik lagi dalam menjaga
ketermungkinan limbah yang tercecer hingga mengganggu pemukiman penduduk
yang ada di sekitar. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan analisis dampak
54
lingkungan, maka perusahaan ini dapat dikategorikan tidak memberikan dampak
negatif yang berarti terhadap lingkungan.
4.2.3. Evaluasi Break Even Point (BEP)
Meskipun nilai BEP sudah menunjukkan nilai yang cukup baik, namun masih perlu
dilakukan beberapa langkah untuk membawa usaha ke arah kondisi yang lebih
menguntungkan antara lain dengan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.
4.2.4. Evaluasi Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungan IRR menunjukkan kelayakan usaha karena IRR (21%) lebih besar dari
tingkat suku bunga (6 %). IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi
bersih asalkan setiap Net Present Value yang diperoleh bernilai positif. Untuk itu,
IRR perusahaan harus ditingkatkan, antara lain dengan jalan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.
e. Meningkatkan strategi pemasaran.
f. Mengatur penggunaan mesin dan tenaga kerja yang optimal.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
analisa kelayakan sebagai berikut :
1. Investasi awal yang diperlukan untuk pendirian usaha baru adalah sebesar Rp.
85.971.000
2. Total biaya tetap (Total Fixed Cost) yang terdiri dari upah tenaga kerja, biaya listrik,
biaya penerangan, biaya air, biaya perawatan, biaya administrasi, biaya sewa mobil
dan pajak (PBB) adalah sebesar Rp 94.200.000per tahun.
4. Total biaya berubah (Total Variable Cost) yang terdiri dari bahan-bahan utama untuk
memproduksi satu Waistpill sebesar Rp 111.600
5. Produk WaistPill yang telah diproduksi dijual per unitnya dengan harga Rp 138.000
dengan laba yang akan diperoleh sebesar 20 %.
6. Break even point (BEP) adalah sebesar 3.569 unit/tahun.
7. Tingkat pertumbuhan uang rata-rata (IRR) adalah sebesar 21 % yang berarti tingkat
pertumbuhan lebih besar dari suku bunga bank (MARR) yang ada (6 %) sehingga
usaha dikatakan layak.
8. Pay Back Period dicapai pada 1 tahun 3 bulan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data mengenai spesifikasi mesin dan peralatan sebaiknya dilakukan
sedetail mungkin untuk menghasilkan informasi yang akurat.
2. Sebaiknya praktikum ini mendatangkan konsultan yang ahli di bidang studi
kelayakan sehingga praktikan dapat mengetahui bagaimana penyusunan studi
kelayakan yang sebenarnya di lapangan.
3. Sebaiknya ditambahkan beberapa aspek lainnya untuk dipertimbangkan dalam studi
kelayakan misalnya aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan aspek sumber
daya manusia untuk lebih mendukung penentuan kelayakan suatu usaha.
56
4. Sebaiknya ditambahkan beberapa perhitungan rasio finansial lainnya untuk lebih
mengetahui kelayakan suatu usaha dari segi ekonomi dan finansial.
57