Anda di halaman 1dari 14

KOROSI (PERKARATAN)

DISUSUN OLEH :

RAMA ADI IRWANSYAH

28
XII MIPA 2

SMA NEGERI 1 PENEBEL

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa. Karena atas
berkat dan anugrah-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan tentang korosi (perkaratan)
sampai selesai dengan sedemikian rupa dan semaksimal mungkin. Adapun tujuan penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi ujian praktik mata pelajaran kimia dari guru
pembimbing yaitu bapak I Nyoman Seridana, S.Pd., M.Pd pada bidang studi kimia. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang korosi atau perkaratan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak I Nyoman
Seridana, S.Pd., M.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya selaku penulis atau penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan di dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian. Karena melalui kritik serta saran
yang pembaca sekalian berikan, saya dapat belajar untuk terus memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang ada, sehingga ke depannya bila ada tugas membuat makalah seperti ini dapat
lebih baik lagi serta dapat saya jadikan referensi dalam belajar.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah.
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Praktikum 1

1.4 Manfaat Penulisan 1

BAB 2 Kajian Teori 2


2.1 Landasan Teori 2

2.1.1 Korosi 2

2.1.2 Besi 4

BAB 3 Metode Penelitian 5

3.1 Alat dan Bahan 5

3.3 Cara Kerja 5

BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan 7

4.1 Hasil Pengamatan 7

4.2 Pembahasan 9

4.3 Pertanyaan 9

4.3 Jawaban Pertanyaan 10

BAB 5 Simpulan dan Saran 11

5.1 Simpulan 11

5.2 Saran 11

Lampiran Foto
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari, korosi atau yang biasa disebut karat sangat merugikan.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian
peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak
langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi
yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung. Dalam kehidupan sehari-hari,
korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun
peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan
sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain pada perkakas logam ukuran
besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada komponen-komponen renik
peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer serta peralatan canggih lainnya
yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik dalam kegiatan industri maupun
di dalam rumah tangga. Oleh karena itu, cara pencegahan dari korosi sangat diperlukan untuk
menghindari kerugian yang ditimbulkan oleh korosi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkaratan besi?

2. Apa saja solusi untuk mencegah perkaratan pada besi?

1.3 Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkaratan besi.

2. Mampu menemukan solusi untuk mencegah atau mengatasi terjadinya perkaratan pada
besi.

1.4 Manfaat

Kita dapat mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perkaratan besi dan mampu
menemukan solusi untuk mencegah terjadinya perkaratan.

1
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logamdengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada peristiwa
korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna_coklat-merah. Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda, dimana
besi mengalami oksidasi. Fe(s)→ Fe2+(aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir
ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode,dimana oksigen tereduksi. O 2(g)
+ 4H+(aq) + 4e → 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) Ion besi (II) yang terbentuk
pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk
senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anoda dan bagian mana yang bertindak sebagai katoda, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah
kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral
logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau
baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst
akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi
sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena
lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan
sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
➢ Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
2
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri
atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan- bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat proses
korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida
beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenals ebagai bahan korosif. Dalam
industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak
(NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri.
Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara
➢ Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu
mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air.
Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua
sifat tersebut.
• Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
besi dengan udara dan air.
• Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin, oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
• Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
• Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut
electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah
tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air.
Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi
lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan
membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian,
timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga
kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
3
• Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan
berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal Itu terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katoda. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Dengan demikian, besi
terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
• Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya
untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama
seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu
ada yang rusak.
• Sacrificial protection (pengorbanan anoda). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
2.1.2 Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi
juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.Besi adalah logam yang paling banyak dan
paling beragam penggunaannya Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya Relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Salah satu
kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi
atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat
(stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

4
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen atau percobaan. Eksperimen ini
akan didukung oleh hasil pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan proses
perkororosian.
3.1 Alat dan Bahan

1. Paku (10 buah)

2. Air

3. Air garam

4. Air cuka

5. Minyak goreng

6. Gelas plastik bening (10 buah)

7. Plastik

8. Karet/tali

3.2 Langkah Kerja


1) Menyiapkan 10 buah gelas plastik.

2) Mengisi gelas dengan air, air garam, air cuka, dan minyak goreng. Kemudian
memasukkan 1 buah paku ke dalam masing-masing gelas seperti petunjuk berikut.

Gelas Kondisi

A Paku diletakkan dalam gelas kosong

B Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air

C Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air garam

D Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air cuka

E Paku diletakkan dalam gelas yang berisi minyak goreng

F Paku diletakkan dalam gelas kosong dengan tutup

G Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air dengan tutup

H Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air garam dengan tutup

I Paku diletakkan dalam gelas yang berisi air cuka dengan tutup

J Paku diletakkan dalam gelas yang berisi minyak goreng dengan tutup

5
3) Amati perubahan yang terjadi setiap hari, selama 1 minggu.
4) Catatlah hasil pengamatan.

6
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perubahan yang terjadi
No Identitas Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
Hari ke 7
1 2 3 4 5 6
Berkarat
pada ujung
paku
A Mulai Sedikit Sedikit Sedikit Berkarat Berkarat sampai
1
(terbuka) berkarat berkarat berkarat berkarat sebagian sebagian tengah paku
dan kepala
paku
berkarat
Cukup
Normal/ berkarat,
B Mulai Sedikit Sedikit Berkarat Cukup
2 belum terutama
(terbuka) berkarat berkarat berkarat sebagian berkarat
berkarat pada bagian
tengah paku
Semua
bagian paku
Semua
berkarat dan
C Normal/ Mulai Sedikit Sedikit Berkarat bagian
3 warna air
(terbuka) belum berkarat berkarat berkarat sebagian paku
berubah
berkarat berkarat
menjadi
hitam pekat
Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Mulai
belum belum belum belum belum belum berkarat dan
D
4 berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat sedikit
(terbuka)
mengalami
korosi
E Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/
5
(terbuka) belum belum belum belum belum belum belum

7
Perubahan yang terjadi
No Identitas Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
Hari ke 7
1 2 3 4 5 6
berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat
Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Cukup
berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat,
(perkara (perkara (perkara (perkara perkaratan
F Mulai Sedikit
6 tan tan tan tan banyak
(tertutup) berkarat berkarat
berlang berlang berlang berlang terjadi di
sung sung sung sung bagian
lambat) lambat) lambat) lambat) tengah paku
Berkarat
Normal/ Normal/ Normal/ dan air
G Mulai Sedikit Cukup
7 belum belum belum berwarna
(tertutup) berkarat berkarat berkarat
berkarat berkarat berkarat hitam
kekuningan
Berkarat
Perkaratan
pada
cukup
bagian
Normal/ Normal/ Normal/ cepat, paku
H Mulai Sedikit ujung
8 belum belum belum sangat
(tertutup) berkarat berkarat paku
berkarat berkarat berkarat berkarat dan
sampai
warna air
kepala
hitam pekat
paku
Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Berkarat
berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat
dan air
(perkara (perkara (perkara (perkara (perkara
I Mulai berwarna
9 tan tan tan tan tan
(tertutup) berkarat kuning
berlang berlang berlang berlang berlang
kecoklatan
sung sung sung sung sung
lambat) lambat) lambat) lambat) lambat)
J Normal/ Normal/ Nomal/ Normal/ Normal/ Normal/ Normal/
10
(tertutup) belum belum tidak belum belum belum belum

8
Perubahan yang terjadi
No Identitas Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
Hari ke 7
1 2 3 4 5 6
berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat berkarat

4.2 Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan selama tujuh hari tersebut, dapat diketahui bahwa pada
gelas tanpa isi air (pada gelas terbuka & tertutup), yang berisi air garam (pada gelas tertutup),
dan yang berisi air cuka (pada gelas tertutup) mengalami korosi dimulai pada hari pertama
dan berlanjut sampai hari ketujuh dengan jumlah korosi yang terus bertambah, sedangkan
pada gelas yang berisi minyak goreng (pada gelas terbuka) tidak mengalami korosi. Pada
paku yang mengalami korosi memiliki kecepatan korosi yang berbeda pada setiap cairan.
Berdasarkan kecepatan dan jumlah korosi yang ditimbulkan, dapat ditulis cairan yang
menyebabkan korosi dari yang tercepat adalah 1. Air garam 2. Air biasa 3. Udara 4. Air cuka
5. Minyak goreng. Pada air biasa, penyebab terjadinya korosi adalah adanya air yang
mengandung oksigen terlarut sehingga menyebabkan korosi pada paku. Pada gelas yang
tidak ditambahkan cairan tidak mengalami korosi dikarenakan kadar oksigen yang berada
pada gelas tertutup tersebut hanya sedikit dan tidak adanya faktor pendorong untuk terjadinya
korosi, sehinga tidak terjadi korosi. Pada gelas yang berisi minyak goreng tidak mengalami
korosi karena minyak goreng tidak mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan
oksigen di udara, sehingga paku dalam keadaan bebas oksigen dan tidak dapat mengalami
perkaratan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa, untuk melindungi bahan besi
dari korosi dapat dilakukan dengan cara melakukan pelapisan pada besi dengan bahan yang
tidak mengalami perkorosian atau bahan yang tidak dapat bereaksi dengan oksigen, sehingga
besi dalam keadaan bebas oksigen dan tidak mengalami korosi.

4.3 Pertanyaan
1. Pada gelas manakah yang berkarat?
2. Samakah kecepatan terjadinya karat pada tiap paku? Jika berbeda, urutkan berdasarkan
kecepatan terbentuknya karat!
3. Faktor apa saja yang menyebabkan besi berkarat?
4. Berikanlah gagasan kalian terkait cara untuk mencegah atau mengatasi perkaratan pada
besi!

9
4.4 Jawaban pertanyaan
1. Pada gelas A, B, C, D, F, G, H, I
2. Berbeda, dapat ditulis cairan yang menyebabkan korosi dari yang tercepat adalah air
garam, air biasa, udara, air cuka, minyak goreng.
3. H2O (air) dan O2 (udara).
4. Cara untuk mencegah atau mengatasi perkaratan pada besi ialah dengan cara melakukan
pelapisan pada besi dengan bahan yang tidak mengalami perkorosian atau bahan yang
tidak dapat bereaksi dengan oksigen, sehingga besi dalam keadaan bebas oksigen dan
tidak mengalami korosi

10
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1) Korosi pada logam besi disebabkan karena adanya oksigen dan air.
2) Kecepatan dan jumlah korosi didukung oleh berbagai faktor.
3) Korosi dapat dicegah dengan melapisi dengan bahan anti korosi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, saran yang dapat disampaikan oleh penulis:
1) Melakukan percobaan sesuai dengan Langkah kerja yang telah tertulis agar hasil
yang didapatkan sesuai
2) Menyiapkan penutup gelas yang baik sehingga tidak ada celah oksigen yang masuk
ke dalam gelas.
3) Melakukan pengamatan dan pencatatan pada kondisi paku di dalam gelas setiap hari
secara berturut-turut dalam waktu yang sama

11

Anda mungkin juga menyukai